HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN RESILIENSI PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN KELUARGA YATIM MUHAMMADIYAH Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Resiliensi Pada Remaja Di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN RESILIENSI PADA
REMAJA DI PANTI ASUHAN KELUARGA YATIM MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Strata (S-1) Psikologi

Diajukan Oleh :
Tyas Triatmi Hadiningsih
F100100016

Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
2014

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN RESILIENSI PADA
REMAJA DI PANTI ASUHAN KELUARGA YATIM MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
Abstraksi
Tyas Triatmi Hadiningsih

Susatyo Yuwono
Email : tyas.triatmi@yahoo.com
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Para anak – anak di panti asuhan harus bisa bertahan berada di lingkungan
panti asuhan dengan segala peraturan, aktivitas, serta keterbatasan yang ada. Panti
asuhan sebagian besar dihuni oleh remaja. Remaja memiliki emosi yang belum stabil,
rasa ingin tahu yang besar, agresif, cenderung menantang dengan aturan-aturan dan
mengabaikan peraturan yang diterapkan di panti. Maka apabila terjadi permasalahan
dan pelanggaran yang dilakukan oleh penghuni panti asuhan, hal tersebut sangatlah
wajar terjadi. Resiliensi merupakan suatu kemampuan individu untuk mengatasi
kesulitan dan melanjutkan perkembangan normalnya seperti semula. Berdasarkan
hasil wawancara, resiliensi remaja di panti asuhan tergolong rendah. Salah satu faktor
yang mempengaruhi resiliensi adalah dukungan sosial. Dukungan sosial yang tinggi
akan menghasilkan resiliensi yang tinggi, begitu juga sebaliknya dukungan sosial
yang rendah akan menghasilkan resiliensi yang rendah pula. Saat ini dukungan sosial
pada remaja di panti asuhan sedang mengalami penurunan.
Tujuan dalam penelitian ini, yaitu : Untuk mengetahui hubungan antara
dukungan sosial dengan resiliensi pada remaja di Panti Asuhan Keluarga Yatim
Muhammadiyah Surakarta. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif
antara dukungan sosial dengan resiliensi remaja di panti asuhan. Subjek dalam

penelitian ini 50 orang remaja di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah.
Penelitian ini memakai studi populasi dimana seluruh populasi menjadi subjek
penelitian karena seluruh populasi tersebut memenuhi karakteristik sebagai subjek
penelitian. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala dukungan
sosial dan skala resiliensi. Teknik analisis data menggunakan korelasi product
moment.
Hasil analisis yang diperoleh dari penelitian ini yaitu ada hubungan positif
yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan resiliensi remaja di Panti
Asuhan keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta, dukungan sosial berperan sebesar
32,9% dan koefisien determinan ( ) = 0,329 dalam mempengaruhi resiliensi remaja
di panti asuhan, tingkat dukungan sosial tergolong tinggi dan tingkat resiliensi
tergolong tinggi.
Kata kunci : dukungan sosial, resiliensi, remaja, panti asuhan.

1

THE RELATION BETWEEN SOCIAL SUPPORT AND RESILIENCY IN
TEENAGERS OF KELUARGA YATIM MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ORPHANAGE
ABSTRACT

Tyas Triatmi Hadiningsih
Susyatno Yuwono
Email: tyas.triatmi@yahoo.com
Faculty of Psychology, University of Muhammadiyah Surakarta
The foster children of an orphanage must be able to survive in the orphanage
environment with all its rules, activities, and limitations. The orphanage is mostly
populated by teenager. Teenager has an unstable emotion, huge curiosity, aggressive
and tends to break rules and ignore regulations established in orphanage. Therefore, if
there is a problem or infraction conducted by the inhabitant of orphanage, it is very
naturally to happen. Resiliency is an individual ability to solve the difficulty and to
continue its normal development as before. According to the interview result,
teenagers’ resiliency in orphanage is categorized low. One factor that affects
resiliency is social support. The higher level of the social support will produce the
higher level of resiliency, and vice versa, the lower level of the social support will
also produce the lower level of resiliency. Nowadays the social support in teenager of
Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta orphanage is facing derivation.
The objective of this research is to understand the relation between social
support and resiliency in teenager of Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta
orphanage. The suggested hypothesis in research is there is a positive relation
between social support and resiliency in teenager of Keluarga Yatim Muhammadiyah

Surakarta orphanage. The subject of this research is 50 teenagers in Keluarga Yatim
Muhammadiyah Surakarta orphanage. This study is using population study which all
the population is being the subject of research because the population is fulfill all the
characteristics of being research subject. The data collecting tools in this research are
the scale of social support and the scale of resiliency.
The analysis result obtained in this research is there is a significant positive
relation between social support and resiliency in teenager of Keluarga Yatim
Muhammadiyah Surakarta orphanage, the social support contributes 32.9% and
determinant coefficient (r 2) = 0.329 in influencing teenagers’ resiliency of orphanage.
The level of social support is categorized high and the level of resiliency is
considered high.

Keywords: social support, resiliency, teenager, orphanage

2

perkembangan

PENDAHULUAN
Panti


asuhan

semula.

merupakan

kembali

untuk membantu anak-anak yang tidak

negatif,

keterpurukan penting untuk dimiliki

bertahan

berada

mekanisme


mampu

beradaptasi

(Holaday,

1997).

perlindungan

yang

memodifikasi respon individu terhadap
situasi-situasi yang beresiko pada titik

yang ada. Panti asuhan sebagian besar

– titik kritis sepanjang kehidupan


dihuni oleh remaja sehingga emosi

seseorang.

mereka belum stabil, rasa ingin tahu
agresif,

sebelum

(2006) melihat resiliensi sebagai suatu

di

peraturan, aktivitas, serta keterbatasan

besar,

kondisi

Newcomb dalam LaFramboise dkk.,


lingkungan panti asuhan dengan segala

yang

serta

kesengsaraan

memiliki

permasalahan masing-masing. Mereka
bisa

kepada

terhadap stress yang ekstrim dan

oleh setiap individu. Setiap penghuni


harus

memiliki

peristiwa-peristiwa kehidupan yang

kekuatan untuk bangkit dari suatu

ini

yang

trauma, terlihat kebal dari berbagai

memiliki orang tua. Resiliensi atau

asuhan

Individu


seperti

resiliensi mampu untuk secara cepat

lembaga yang bergerak dibidang sosial

panti

normalnya

cenderung

Faktor

dari

luar

seperti


menantang dengan aturan-aturan dan

tingginya

mengabaikan

yang

pengasuh Panti Asuhan dan teman

diterapkan di panti. Maka dari itu

sebaya dapat mempengaruhi resiliensi

apabila terjadi permasalahan ataupun

seorang remaja yang tinggal di panti

pelanggaran

oleh

asuhan. Dukungan sosial tersebut juga

penghuni panti asuhan, hal tersebut

bisa berasal dari sumber yang berbeda,

sangatlah wajar terjadi.

seperti orang yang dicintai, keluarga,

peraturan

yang

Menurut

dilakukan

Ungar

kemampuan

individu

sosial

dari

teman, rekan kerja atau organisasi

(2008),

masyarakat. Orang yang mendapatkan

resiliensi memiliki makna sebagai
suatu

dukungan

dukungan sosial ini percaya bahwa

untuk

mereka

mengatasi kesulitan dan melanjutkan
3

dicintai,

dipedulikan,

dihormati

dan

dihargai,

merasa

Menurut Benson (dalam Dewi,

menjadi bagian dari jaringan sosial,

2004) resiliensi merupakan salah satu

seperti

bentuk kesadaran seseorang untuk

keluarga

dan

organisasi

masyarakat, dan mendapatkan bantuan

mengubah

fisik

mampu

menghadapi permasalahan sehingga

bertahan pada saat yang dibutuhkan

tidak mudah putus asa. Reivich &

atau dalam keadaan bahaya (Sarafino,

Shatte (2002) memaparkan tujuh aspek

2006).

dari resiliensi, aspek-aspek tersebut

maupun

jasa,

Berdasarkan
permasalahan
diajukan

dan

latar

diatas,

rumusan

adalah

belakang

maka

dapat

masalah

yaitu

tersebut,

maka

optimisme,

kemampuan

menganalisis

masalah,

kemampuan kognitif, konsep diri,
harga diri, kompetensi sosial yang
dimiliki

Dengan Resiliensi Pada Remaja di
Keluarga

impuls,

(eksternal). Faktor internal meliputi,

peneliti

“Hubungan Antara Dukungan Sosial
Asuhan

terhadap

kontrol

dan faktor-faktor dari luar individu

Dari

melakukan penelitian dengan judul

Panti

emosi,

faktor dari dalam individu (internal)

remaja di panti asuhan keluarga yatim

uraian

dalam

resiliensi dipengaruhi oleh faktor-

dukungan sosial dengan resiliensi pada
Surakarta?”.

pengaturan

pikir

empati, efikasi diri, dan pencapaian.

“Apakah terdapat hubungan antara

muhammadiyah

pola

individu,

gender,

serta

keterikatan individu dengan budaya.

Yatim

Faktor eksternal mencakup struktur

Muhammadiyah Surakarta”.

dan aturan rumah, role models, dan

Tujuan dalam penelitian ini,

dukungan sosial yang bersumber dari

yaitu untuk mengetahui hubungan

keluarga, komunitas serta lingkungan

antara

sekitar.

dukungan

sosial

dengan

resiliensi pada remaja di Panti Asuhan
Keluarga

Yatim

Dukungan sosial merupakan

Muhammadiyah

salah satu istilah yang digunakan

Surakarta.

untuk

4

menerangkan

bagaimana

hubungan sosial menyumbang manfaat

atau kesan yang menyenangkan pada

bagi kesehatan mental atau kesehatan

dirinya.

fisik individu (Maslihah, S. 2011).
House

(Smet,

1999)

Berdasarkan hasil penelitian

menyatakan

yang dilakukan oleh Swastika (2010)

adanya beberapa aspek yang terlibat

diketahui bahwa remaja yang memiliki

dalam pemberian dukungan sosial
yaitu

aspek

emosional,

resiliensi baik dapat dilihat melalui

aspek

kemampuannya

informatif, aspek instrumental dan
aspek

penilaian.

(2007),

Menurut


faktor

faktor

meregulasi

emosi, mengendalikan impuls-impuls

Stanley

negatif yang muncul, seorang individu

yang

yang

mempengaruhi dukungan sosial adalah

optimis,

mampu

berempati,

memiliki harapan dan keyakinan yang

kebutuhan fisik, kebutuhan sosial dan

kuat untuk bangkit, memiliki efikasi

kebutuhan psikis.
Menurut

untuk

diri yang baik, serta aspek-aspek
Kuntjoro

(dalam

positif dalam hidupnya meningkat. Hal

Maharani, dkk., 2012) dukungan sosial

ini juga didukung oleh faktor-faktor

adalah

atau

dari dalam diri dan dari luar diri

nonverbal, bantuan yang nyata atau

individu yang mempengaruhi individu

tingkah laku yang diberikan oleh

untuk menjadi seorang yang resilien.

orang-orang

dengan

Faktor-faktor dari luar diri individu

lingkungan

antara lain hubungan sosial yang baik

sosialnya atau yang berupa kehadiran

antara individu dengan orangtua dan

dan hal-hal yang dapat memberikan

lingkungan sekitarnya, mendapatkan

keuntungan

atau

dukungan yang positif dari orang-

laku

orang disekitarnya, sedangkan faktor

penerimanya. Dalam hal ini, orang

dari dalam diri individu yaitu memiliki

yang merasa memperoleh dukungan

perasaan dicintai dan mampu untuk

sosial secara emosional merasa lega

mencintai

karena diperhatikan, mendapat saran

hubungan baru, dan mampu berempati.

informasi

individu

yang
di

berpengaruh

verbal

akrab

dalam

emosional
pada

tingkah

5

orang

lain,

menjalin

Remaja juga memiliki keyakinan dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

harapan yang besar akan kehidupannya

Berdasarkan hasil perhitungan

di masa yang akan datang, sehingga

teknik product moment dari Pearson

mampu bangkit dari kondisi sulit dan

dengan menggunakan program SPSS

pengalaman emosional negatif yang

17 for windows dapat diketahui nilai

dialaminya.

korelasi ( r ) sebesar 0,574; p = 0,000

Hipotesis yang diajukan adalah

(p < 0,01) yang artinya ada hubungan

ada hubungan positif antara dukungan

positif yang sangat signifikan antara

sosial dengan resiliensi remaja di panti

dukungan sosial dengan resiliensi.

asuhan.

Semakin tinggi nilai dukungan sosial
maka semakin tinggi resiliensinya.

METODE PENELITIAN

Sebaliknya

Populasi dalam penelitian ini

Keluarga

Muhammadiyah

Hasil ini sesuai dengan hasil

Jumlah

penelitian yang dilakukan oleh Lestari

populasi dalam penelitian ini adalah

(2007) yaitu terdapat hubungan positif

sebanyak 50 orang. Penelitian ini

antara bentuk – bentuk dukungan

menggunakan studi populasi karena
seluruh

populasi

sosial

memenuhi

pengumpulan

dengan

tingkat

resiliensi.

Individu tidak akan terlepas dari

karakteristik sebagai subjek penelitian.
Metode

nilai

juga nilai resiliensinya.

Yatim

Surakarta.

rendah

dukungan sosial maka semakin rendah

adalah remaja yang berada di Panti
Asuhan

semakin

berbagai

data

kemalangan

kehidupannya.

dalam

Kemalangan

bisa

yang digunakan dalam penelitian ini

terjadi pada waktu dan tempat yang

adalah dengan menggunakan skala

kadang

psikologis.

Individu

Ada

dua

data

yang

sulit

untuk

dituntut

diprediksikan.

untuk

memiliki

dikumpulkan dalam penelitian ini,

kemampuan

yaitu data tentang skala resiliensi dan

bangkit dari kemalangan – kemalangan

skala dukungan sosial.

tersebut atau yang disini disebut
6

untuk

bertahan

dan

sebagai resiliensi. Dukungan sosial

dialami oleh remaja terutama berkaitan

menjadi salah satu penyangga bagi

dengan prestasi akademik atau prestasi

individu saat menghadapi kesulitan.

di sekolah dan berbagai masalah
lainnya. Untuk dapat mengatasi masa

Menurut Everall (2006) faktor

krisis

individual, faktor keluarga dan faktor

individual

resiliensi.

meliputi

remaja

membutuhkan

pengertian dan bantuan dari orang-

komunitas merupakan tiga faktor yang
mempengaruhi

ini

orang

Faktor

disekitarnya

baik

secara

langsung maupun tidak langsung.

kemampuan

Hasil

kognitif individu, konsep diri, harga

analisis

diri, dan kompetensi sosial yang

bahwa

dimiliki individu. Faktor keluarga

memiliki rerata empirik (RE) sebesar

meliputi dukungan yang bersumber

112,72 dan rerata hipotetik (RH)

dari orang tua, yaitu bagaimana cara

sebesar 102,5 yang berarti dukungan

orang tua untuk memperlakukan dan

sosial yang dimiliki oleh remaja di

melayani anak. Selain dukungan dari

Panti

orang tua struktur keluarga juga

Muhammadiyah termasuk tinggi. Dari

berperan penting bagi individu. Faktor

hasil kategorisasi dukungan sosial

komunitas meliputi kemiskinan dan

diketahui bahwa tidak terdapat remaja

keterbatasan kesempatan kerja.

di

Menurut
Widanardi,

Monks

dkk.,

2002)

panti

asuhan

Keluarga

yang

sosial

Yatim

memiliki

ditunjukkan dengan skor 0% (0 orang);

remaja

terdapat 18% (9 orang) yang memiliki
dukungan

lain saat dia memasuki masa krisis

sosial

yang

tergolong

rendah; 20% (10 orang) yang memiliki

yaitu pada usia 15–17 tahun. Menurut

dukungan sosial sedang; 60% (30

Remplein masa krisis adalah suatu

orang) yang memiliki dukungan sosial

masa dengan gejala-gejala krisis yang
adanya

Asuhan

dukungan

dukungan sosial yang sangat rendah,

(dalam

membutuhkan dukungan dari orang

menunjukkan

variabel

menyebutkan

tinggi; 2% (1 orang) yang memiliki

pembelokan

dukungan sosial sangat tinggi. Dari

dalam perkembangan. Krisis yang
7

penjelasan tersebut dapat diketahui

yang dimiiki oleh remaja di panti

bahwa

jumlah

asuhan tergolong tinggi. Dari hasil

terbanyak berada pada posisi tinggi.

kategorisasi diketahui bahwa tidak

Hal ini dapat diartikan bahwa remaja

terdapat

di panti asuhan sudah memenuhi

resiliensi yang sangat rendah dan

aspek-aspek dari dukungan sosial,

rendah. Ditunjukkan dengan skor 0%

yaitu aspek emosional, informatif,

(0 orang); terdapat 16% (8 orang) yang

instrumental dan penlaian. Dengan

memiliki resiliensi yang tergolong

terpenuhinya semua aspek – aspek dari

sedang; terdapat 76% (38 orang) yang

dukungan sosial tersebut maka secara

memiliki resiliensi yang tergolong

tidak langsung remaja di panti asuhan

tinggi; 8% (4 orang) yang memiliki

akan memiliki tingkat dukungan sosial

resiliensi yang tergolong sangat tinggi.

yang

tentang

Hal ini dapat diartikan bahwa remaja

dapat

di panti asuhan telah memenuhi aspek

prosentase

tinggi.

prosentase

dan

Gambaran

dukungan

sosial

remaja

yang

memiliki

– aspek dari resiliensi itu sendiri, yaitu

dilihat pada tabel berikut :

pengaturan emosi, kontrol terhadap
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

impuls,

optimisme,

kemampuan

menganalisis masalah, empati, efikasi
diri, dan pencapaian atau reaching out.

Serie…

Gambaran tentang prosentase resiliensi
dapat dilihat pada tabel berikut :
80%
60%

Berdasarkan

hasil

40%

analisis

20%

didapatkan bahwa variabel resiliensi

0%

memiliki rerata empirik (RE) sebesar
156,60 dan rerata hipotetik (RH)
sebesar 127,5 yang berarti resiliensi

8

Series 1

Sumbangan

efektif

(SE)

menaikkan

perasaan

positif

serta

variabel dukungan sosial terhadap

mengangkat harga diri. 2) Kemampuan

resiliensi remaja di Panti Asuhan

merupakan salah satu faktor yang

Keluarga

berpengaruh penting pada resiliensi

sebesar

Yatim
32,9%

koefisien

Muhammadiyah
ditunjukkan

determinan

( )

oleh

individu. Inteligensi minimal rata-rata
dibutuhkan

sebesar

bagi

pertumbuhan

0,329. Hal ini memiliki arti bahwa

resiliensi pada diri individu karena

terdapat

yang

resiliensi sangat terkait erat dengan

mempengaruhi diluar faktor dukungan

kemampuan untuk memahami dan

sosial seperti self-esteem, konsep diri,

menyampaikan sesuatu lewat bahasa

kemampuan kognitif individu. Hasil

yang tepat, kemampuan membaca, dan

penelitian ini menyebutkan bahwa

komunikasi non verbal. Resiliensi juga

dukungan

sosial

dihubungkan

didalamnya

memberikan kontribusi

67,1%

faktor

lain

disertai

aspek

dengan

kemampuan

untuk melepaskan pikiran dari trauma

bagi resiliensi remaja di Panti Asuhan

dengan

Keluarga

harapan-harapan yang ditumbuhkan

Yatim

Surakarta.

Muhammadiyah

Faktor

Dukungan

Dukungan sosial yang merupakan
dan

dukungan

Yatim

membantu

apabila

akan

terjadi

suatu

sosial

menimbulkan

bantuan

tersebut

masalah
dirasakan

Muhammadiyah

maka

resiliensinya,

Surakarta.

semakin
sebaliknya

tinggi
senakin

rendah nilai dukungan sosial maka

keadaan atau peristiwa yang dipandang
akan

memiliki

Semakin tinggi nilai positif dukungan

timbul oleh adanya persepsi bahwa
yang

sosial

pada remaja di Panti Asuhan Keluarga

dengan orang lain. Dukungan sosial

orang-orang

dan

kontribusi positif terhadap resiliensi

yang

diperoleh seseorang dari interaksinya

terdapat

fantasi

pada diri individu yang bersangkutan.

yang

mempengaruhinya antara lain : 1)

pertolongan

menggunakan

semakin rendah resiliensinya pula. Hal

dan

ini senada dengan hasil penelitian

dapat

Hasyim (2009) bahwa ada pengaruh

9

yang positif atau signifikan antara

mendapatkan

dukungan sosial dengan resiliensi.

komprehensif. Bagi peneliti lain yang

Dukungan sosial merupakan salah satu

akan melakukan penelitian dengan

faktor yang dapat membuat seseorang

tema yang berkaitan dengan resiliensi ,

bertahan dalam situasi apapun atau

diharapkan memperhatikan faktor –

dalam psikologi dikategorikan sebagai

faktor

manifestai dari resiliensi.

mempengaruhi

memprediksi resiliensi pada remaja di
Asuhan

Keluarga

Yatim

bab

penelitian

Muhammadiyah Surakarta.

ini

2. Peran dukungan sosial terhadap
resiiensi sebesar 32,9%.

peneliti menjadi kurang mendalam

3. Tingkat dukungan sosial remaja di

dalam mengungkap variabel – variabel
Kemudian

dapat

Panti Asuhan Keluarga Yatim

yaitu skala, dimana keterbatasan dari

diukur.

maka

dengan resiliensi pada remaja di

penelitian

instrument untuk mengumpulkan data

yang

sebelumnya,

signifikan antara dukungan sosial

tentunya terdapat kelemahan, adapun
dalam

terhadap

1. Ada hubungan positif yang sangat

Yatim

Muhammadiyah Surakarta.

kelemahan

besar

disimpulkan bahwa :

predictor resiliensi remaja di Panti

sebuah

yang

memberikan

pembahasan yang telah diuraikan pada

sosial dapat dijasikan sebagai variabel

Dalam

dan

Berdasarkan Hasil penelitian dan

dapat disimpulkan bahwa dukungan

Keluarga

diperkirakan

Simpulan

Muhammadiyah. Dari uraian diatas

Asuhan

lebih

resiliensi remaja di panti asuhan.

salah satu hal yang penting dalam

Panti

yang

yang

sumbangan

Dukungan sosial dapat menjadi

hasil

panti asuhan tergolong tinggi.

jumlah
4. Tingkat resiliensi remaja di panti

responden yang minim sehingga jika

asuhan tergolong tinggi.

dalam penelitian ini melibatkan lebih
banyak responden kemungkinan akan
10

merasa terlindungi, teranyomi dan

Saran
1. Bagi

subjek

penelitian,

mengembangkan

merasa nyaman untuk tinggal di

untuk

panti asuhan.

kemampuan

3. Bagi

resiliensinya salah satunya dengan
lebih

peka

terhadap

disarankan

sesama

yang

dukungan

dibutuhkan

serta

sosial

dengan

lebih

Sehingga

akan

terungkap dalam penelitian ini.
Selain itu dapat mencari variabel

akan membuat individu mampu

lain yang mempengaruhi resiliensi

diri,

remaja serta memperhatikan faktor

masalah-masalah

psikologis,

atau

mengungkap hal – hal yang belum

atau resiliensi. Dukungan sosial

meminimalkan

lebih

menyusun

skala

mendalam.

bangkit dari suatu keterpurukan

harga

dapat

dalam

membuat

untuk

meningkatkan kemampuan untuk

mengembangkan

selanjutnya,

memperbanyak subjek penelitian

penghuni panti asuhan agar dapat
meningkatkan

peneliti



kemampuan

faktor

lain

mempengaruhi

pemecahan masalah yang adaptif,

yang

juga

resiliensi

pada

remaja di panti asuhan.

dan membuat individu menjadi
sehat secara fisik.
2. Bagi

Pengasuh

Panti

Asuhan,

DAFTAR PUSTAKA

untuk dapat mempertahankan serta
meningkatkan

dukungan

Bishop, G. D. 1997. Health
Psychology: Integrating Mind
and Body. Boston: Allyn &
Bacon.

sosial

pada anak asuh dengan lebih
memperhatikan keadaan psikologis
penghuni

panti

Dewi.

asuhan,

memberikan perhatian yang lebih
terhadap kondisi anak asuhnya,
memposisikan

diri

sebagai

orangtua kedua sehingga anak asuh

11

(2004). Hubungan Antara
Resiliensi Dengan Depresi
Pada
Perempuan
Pasca
Pengangkatan
Payudara
(Mastektomi).
Jurnal
Psikologi. Vol. 2 No. 2, 101120.

Lingkungan
Sekolah
dan
Prestasi
Akademik
Siswa
SMIPIT Assyfa Boarding
School Subang Jawa Barat.
Jurnal Psikologi Undip. Vol 10
No. 2, 103-114.

Everall, R.D. (2006). Creating a
Future: A Study of Resilience
in Suicidal Female Adolescent.
Journal of Cuonseling and
Development, 84, 461-470.
Hasyim, Rizkia Nur Faizza., (2009).
Pengaruh Dukungan Sosial
Terhadap
Resiliensi
Napi
Remaja
di
Lembaga
Pemasyarakatan Anak Blitar.
Skripsi Fakultas Psikologi UIN
Malang.

Reivich,K. & Shatte, A. 2002. The
Resilience Factor. New York:
Broadway Books
Sarafino, E. P. 2006. Health
Psychology: Biopsychososial
Interaction Fift Edition. USA:
John Wiley & Sons.

Helton, L.R & Smith, M. K. 2004.
Mental Health Practice with
Children and Youth. New York
: The Hawort Social Work
Practice Press

Smet,

Bart.
1999.
Psikologi
Kesehatan. Jakarta : Grasindo

Swastika. (2010). Resiliensi Pada
Remaja
yang
Mengalami
Broken
Home.
Jurnal
Psikologi. No. 2, 1-13.

Holaday, Morgot. (1997). Resilience
and Severe Burns. Journal of
Counseling and Development,
75, 346-357.

Tampi, dkk., (2013). Hubungan Sikap
Dukungan Sosial
Dengan
Tingkat Resiliensi
Stress
Penyintas Banjir di Kelurahan
Taas kecamatan Tikala Kota
Manado. Ejurnal Keperawatan
(e-Kp). Vol II. No. 1, 1-8.

La Framboise, T. D. (2006). Family,
Communiy,
and
School
Influences
On
Resilience
Among
American
Indian
Adolescents In The Upper
Midwest. Journal of Social
Psychology, 34, 193-209.

Ungar, M. 2008. Resilience Across
Culture. British Journal of
Social Work, 38, 218-325.

Maharani, dkk. (2012). Hubungan
Dukungan Sosial
Dengan
Konsep Diri Pada Anak
Jalanan di Rumah Singgah
Sanggar
Alang-Alang
Surabaya. Jurnal Keperawatan.
Vol 2 No 1, 1-8.

Widanardi, dkk., (2002). Hubungan
Antara
Dukungan
Sosial
Dengan Self Efficacy Pada
Remaja di SMU negeri 9
Yogyakarta. Jurnal Psikologi.
Vol 1 No. 2, 112-123.

Maslihah, S. (2011). Studi Tentang
Hubungan Dukungan Sosial,
Penyesuaian
Sosial
di

12

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENERIMAAN DIRI REMAJA DHUAFA DI PANTI ASUHAN Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penerimaan Diri Remaja Dhuafa Di Panti Asuhan.

0 3 18

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENERIMAAN DIRI REMAJA DHUAFA DI PANTI ASUHAN Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penerimaan Diri Remaja Dhuafa Di Panti Asuhan.

0 2 19

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN RESILIENSI PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN KELUARGA YATIM Hubungan Antara Religiusitas Dengan Resiliensi Pada Remaja Di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta.

0 2 17

PENDAHULUAN Hubungan Antara Religiusitas Dengan Resiliensi Pada Remaja Di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta.

0 2 9

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN RESILIENSI Hubungan Antara Religiusitas Dengan Resiliensi Pada Remaja Di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta.

0 1 18

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN RESILIENSI Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Resiliensi Pada Remaja Di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta.

0 2 16

BAB 1 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Resiliensi Pada Remaja Di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta.

1 3 10

HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN KELUARGA YATIM Hubungan Antara Self-Esteem Dengan Resiliensi Pada Remaja Di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta.

1 3 17

PENDAHULUAN Hubungan Antara Self-Esteem Dengan Resiliensi Pada Remaja Di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta.

0 2 9

HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN KELUARGA YATIM Hubungan Antara Self-Esteem Dengan Resiliensi Pada Remaja Di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta.

0 2 17