Materi IPA SMP Kelas 8 (Bagian bagian Darah)

Materi IPA SMP Kelas 8 (Bagian-bagian Darah)
http://gurubangkit.blogspot.com

1. Bagian-bagian darah
a. Sel-sel darah
Sel-sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping-keping
darah (trombosit). Setiap jenis sel darah tersebut mempunyai perbedaan sifat, bentuk, dan fungsi,
namun ketiganya menyatu dalam bagian darah. Keadaan sel-sel darah memengaruhi kesehatan
seseorang. Beberapa penyakit dapat didiagnosis oleh adanya perubahan dalam jumlah, bentuk,
dan ukuran dari bermacam-macam sel darah.
1) Sel darah merah
Pada saat manusia masih berbentuk janin sebagian besar sel-sel darah dibentuk di limfa (kura).
Setelah dewasa pembentukan sel-sel darah merah terjadi di sumsum merah tulang pipih. Di
dalam tubuh, sel darah merah dapat hidup dan berfungsi dengan baik selama lebih kurang 120
hari (tiga bulan). Setelah itu sel darah merah akan rusak atau mati dan dibawa ke hati untuk
dirombak menjadi zat warna empedu (bilirubin). Sedangkan zat besi hasil perombakan
hemoglobin digunakan lagi untuk membentuk sel darah merah yang baru.

Pada awal terbentuknya, sel darah merah memiliki inti. Namun, inti sel tersebut hilang setelah
sel darah merah matang. Sel darah merah yang matang memiliki susunan kerangka yang disebut
stroma yang terdiri atas protein dan zat-zat lemak. Sel-sel darah merah ini membentuk jaringjaring yang memanjang ke dalam sel sehingga memberi bentuk sel dan kekenyalannya. Sel darah

merah bentuknya bulat pipih atau bikonkaf yang artinya cekung di bagian tengah dan tidak
mempunyai inti.
Setiap 1 mm3 darah terdapat kira-kira 5 juta sel darah merah. Sel darah merah mengandung zat
yang disebut hemoglobin atau Hb. Hemoglobin adalah protein yang mengandung senyawa besi,
yaitu hemin. Hemoglobin mempunyai daya ikat terhadap O2 sehingga berwarna merah dan
terhadap CO2 sehingga darah berwarna kebiru-biruan. Darah yang berwarna merah jernih berarti
mengandung O2, sedangkan jika berwarna merah kebiruan mengandung CO2. Hemoglobin
berada di dalam sel darah merah, maka sel darah merah berwarna merah pula. Oleh karena itu,
apabila kita kekurangan darah, wajah kita akan tampak pucat. Penyakit yang disebabkan oleh
kekurangan darah disebut anemia.
Dalam peredarannya, setelah sel-sel darah merah sampai di paru-paru (gelembung paru-paru)
akan mengikat gas oksigen (O2) dan melepaskan gas karbon dioksida (CO2) bersama uap air ke
dalam gelembung-gelembung paru-paru. Jadi, pada dinding gelembung paru-paru yang
mempunyai kapiler-kapiler darah ini terjadi pertukaran gas. Sel-sel darah yang mengikat gas O2
akan berwarna merah jernih atau disebut darah bersih. Darah bersih (banyak mengandung O2)
dari paru-paru dikirim ke jantung untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh.
Setelah sampai pada jaringan tubuh, sel-sel darah melepaskan gas oksigen dan menangkap gas
karbon dioksida serta air yang dikeluarkan oleh sel-sel jaringan hasil metabolisme. Sel-sel darah
yang mengikat gas karbon dioksida dan air ini menyebabkan darah menjadi kotor (darah kotor)
dan berwarna merah kebiruan.

Darah kotor adalah darah yang mengandung sedikit oksigen dan kaya karbon dioksida. Oleh
karena itu darah yang kaya karbon dioksida tersebut melepaskannya ke dalam paru-paru,
tepatnya pada alveolus untuk diganti dengan oksigen dari udara luar yang masuk melalui saluran
pernapasan dan gas karbon dioksida bersama-sama air dihembuskan keluar dari paru-paru keluar
tubuh melalui hidung. Orang-orang yang hidupnya di daerah pegunungan atau dataran tinggi

mempunyai jumlah sel darah merah yang lebih banyak daripada orang yang tinggal di dataran
rendah. Hal ini disebabkan di dataran tinggi atau di pegunungan kadar oksigennya lebih sedikit,
sehingga tubuh terpacu untuk memproduksi sel-sel darah merah, agar kemampuan untuk
mengikat oksigen yang kadarnya sedikit tersebut dapat lebih besar.
Hal ini merupakan adaptasi dari tubuh terhadap lingkungan sekitarnya.

2) Sel darah putih (leukosit)
Sel darah putih jumlahnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan sel darah merah tetapi sel
darah putih memiliki ukuran yang lebih besar, bentuknya tidak teratur, mempunyai inti, dan
dapat bergerak aktif secara amoeboid (seperti Amoeba). Jumlah sel darah putih tiap 1 mm3 kirakira 8.000 sampai 9.000 sel.

Sel darah putih dibuat di sumsum tulang merah, limpa, kelenjar-kelenjar limfa, dan sistem
jaringan retikulo endotik. Sel darah putih dapat berumur sekitar 12 -13 hari.
Berdasarkan kondisi inti dan granula (butiran) di dalam sitoplasma, sel darah putih dapat

dibedakan menjadi:
a. Eosinofil, mempunyai granula berwarna merah.
b. Basofil, mempunyai granula biru
c. Netrofil, mempunyai inti yang bentuknya seperti batang, bengkok, dan bercabang-cabang.

d. Monosit, mempunyai inti bulat atau bulat panjang.
e. Limfosit, mempunyai ukuran paling kecil (sedikit lebih besar dari sel darah merah)

Sifat sel darah putih adalah fagosit, artinya pemakan mangsa. Jumlah sel darah putihdapat
mencapai 20.000 tiap 1 mm3. Hal ini dapat terjadi karena infeksi cacing atau radang paru-paru.
Di samping itu, sel darah putih dapat berkurang menjadi 3.000 per mm3, misalnya karena
terserang penyakit tifus. Jika jumlah sel darah putih melebihi normal disebut leukositosis, tetapi
jika kurang dari normal disebut leukopeni. Pada penderita kanker darah (leukemia), produksi sel
darah putih tidak terkendali sehingga jumlah sel darah putih melebihi normal (leukositosis).
Dengan adanya sifat fagosit dari sel darah putih akan menyebabkan tubuh kekurangan sel darah
merah. Jika kondisi tubuh mengalami leukositosis terus-menerus, maka dapat terjadi kematian
karena kehabisan sel darah merah.
Jika terjadi luka dan bakteri berada di tempat tersebut, maka sel darah putih yang berada di
dalam pembuluh darah akan menembus dinding pembuluh kemudian bergerak menuju
mangsanya. Kemampuan sel darah putih menembus dinding pembuluh-pembuluh darah disebut

diapedesis.
Apabila sel darah putih mati karena tugasnya, maka akan timbul nanah. Jadi, nanah merupakan
campuran dari sel darah putih yang mati, bakteri, dan sel-sel lain yang rusak. Jenis sel darah
putih ada yang mampu menghasilkan zat antibodi (zat penolak) sehingga penting peranannya
dalam membunuh bakteri dan benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

3) Trombosit (keping-keping darah)
Trombosit atau keping darah mempunyai bentuk cakram kecil bulat atau oval. Ukurannya lebih
kecil dari ukuran sel darah merah dan tidak berinti. Trombosit dibuat di dalam sumsum tulang
yang disebut megakariosit. Trombosit orang dewasa berjumlah lebih kurang 200.000 sampai
500.000 untuk setiap mm3 darah.

Trombosit berperan dalam proses pembekuan darah. Apabila tubuh terluka, darah akan keluar,
bersamaan dengan itu trombosit ikut keluar dan menyentuh dinding bekas luka yang kasar.
Trombosit pecah dan keluarlah enzim tromboplastin atau trombokinase. Enzim ini kemudian
bercampur dengan plasma darah yang mengandung protrombin. Protrombin yang terkena enzim
trombokinase akan berubah menjadi trombin. Trombin yang aktif ini bersama-sama ion kalsium
yang ada dalam plasma akan mengubah fibrinogen dalam plasma menjadi benang-benang fibrin
yang dapat mencegah keluarnya darah, darah membeku dan luka tertutup.


b. Plasma darah
Plasma darah adalah bagian darah yang berbentuk cairan berwarna jernih kekuning-kuningan
atau darah yang telah dihilangkan sel-sel darahnya. Plasma darah terdiri dari 90% air dan 10%
zat-zat yang terlarut. Zat-zat yang terlarut dalam plasma darah yaitu sari-sari makanan, zat-zat
sisa oksidasi, enzim, hormon, protein, dan garam-garam mineral. Protein dalam plasma darah
terdiri atas fibrinogen, globulin, dan albumin.

Molekul-molekul protein ini cukup besar sehingga tidak dapat menembus dinding kapiler.
Albumin berperan dalam mengatur tekanan darah, sedangkan fibrinogen diperlukan dalam
proses pembekuan darah.
Garam-garam kalsium juga bermanfaat untuk mempercepat proses pembekuan darah. Sel-sel
darah dan protein-protein darah dalam larutan darah dapat diendapkan dengan menggunakan alat
pemusing atau sentrifuse, sehingga didapatkan cairan sisa di lapisan atasnya yang berwarna
jernih dan mengandung zat antibodi (zat pelawan kuman). Serum sebagai antibodi dapat
dibedakan atas: presipitin, yang dapat menggumpalkan antigen: lisin, yang dapat menguraikan
protein asing; dan antitoksin, yang dapat menawarkan racun.
http://gurubangkit.blogspot.com