T1 802008018 Full text

HUBUNGAN PENERIMAAN DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA
PENDERITA TUNA DAKSA

Leoni Dwi Andini
Christiana Hari Soetjiningsih

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015

LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN PENERIMAAN DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA
PENDERITA TUNA DAKSA
Oleh
Leoni Dwi Andini
802008018
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk

Mencapai Gelar Sarjana Psikologi
Disetujui pada tanggal: 18 Agustus 2015
Oleh:
Pembimbing Utama

Dr. Chr. Hari Soetjiningsih, MS

Diketahui oleh,
Kaprogdi

Disahkan oleh,
Dekan

Dr. Chr. Hari Soetjiningsih, MS

Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA

FKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACAN
SALATIGA

2015

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Yang bertandatangan dibawah ini:
Nama

: Leoni Dwi Andini

Nim

: 802008018

Program Studi

: Psikologi

Fakultas

: Psikologi, Universitas Satya Wacana


Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul:
HUBUNGAN PENERIMAAN DIRI DENGAN PENYESUAIAN
DIRI PADA PENDERITA TUNA DAKSA
Yang dibimbing oleh:
1. Dr. Chr. Hari Soetjiningsih, MS.
Adalah benar – benar hasil karya saya.
Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan
orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat
atau gambar serta simbol yang saya akui seolah-olah sebagai karya sensiri tanpa memberikan
pengakuan kepada penulis atau sumber aslinya.
Salatiga,18 Agustus 2015
Yang memberi pernyataan

Leoni Dwi Andini

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang bertanda
tangan dibawah ini:

Nama
Nim
Program Studi
Fakultas
Jenis Karya

:
:
:
:
:

Leoni Dwi Andini
802008018
Psikologi
Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana
Tugas Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk diberikan kepada UKSW hal bebas
royalty non-eksklusif (non-exclusive free right) atas karya ilmiah saya berjudul :

HUBUNGAN PENERIMAAN DIRI DENGAN PENYESUAIAN
DIRI PADA ANAK TUNA DAKSA
Dengan hak bebas royalty-non exclusive ini, UKSW berhak menyimpan mengalih
media/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Salatiga
Pada tanggal 18 Agustus 2015
Yang menyatakan,

Leoni Dwi Andini

Mengetahui
Pembimbing Utama

Dr.Chr.Hari.S.MS.

HUBUNGAN PENERIMAAN DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA
PENDERITA TUNA DAKSA


Leoni Dwi Andini
Christiana Hari Soetjiningsih

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari hubungan antara penerimaan diri dengan
penyesuaian diri pada anak tuna daksa. Hipotesis yang diajukan oleh peneliti yaitu ada hubungan
positif antara penerimaan diri dengan penyesuaian diri pada anak tuna daksa. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan jumlah responden
sebanyak 30 anak. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala penerimaan diri
yang berjumlah 36 item, dan skala penyesuaian diri sebanyak 22 item. Berdasarkan hasil analisis
data diperoleh koefisien korelasi (r) 0,361; p=0,025 (p 0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebaran data
variabel penerimaan diri dan variabel penyesuaian diri memenuhi distribusi normal. Berdasarkan

data tersebut dapat disimpulkan bahwa subjek dapat mewakili populasinya.

23

Tabel 4.4
Uji Linieritas
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Penerimaan_Diri
Source

Type III Sum

Df

Mean

of Squares

F


Sig.

Square

Corrected
2405.967a

17

146415.002

1

2405.967

17

141.527

Error


3148.833

12

262.403

Total

175206.000

30

5554.800

29

141.527

.539


.881

146415.002 557.978

.000

Model
Intercept
Penyesuaian_di
.539

.881

ri

Corrected Total

a. R Squared = .433 (Adjusted R Squared = -.370)


Berdasarkan data dalam table tersebut dihasilkan nilai Fbeda linieritas = 557.978 dengan
signifikansi (p) = 0.000 (p < 0,000). Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel penerimaan diri
mempunyai hubungan yang searah (positif) dengan variabel penyesuaian diri.

24

Uji Hipotesis
Analisis data untuk uji hipotesis menggunakan teknik korelasi product moment dari
Pearson.
Tabel 4.3
Uji Korelasi
Correlations
Penyesuaian_diri Penerimaan_Diri
Pearson Correlation

1

Penyesuaian_diri Sig. (1-tailed)

.025

N
Pearson Correlation
Penerimaan_Diri Sig. (1-tailed)

.361*

30

30

.361*

1

.025

N

30

30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).

Berdasarkan tabel tersebut dihasilkan nilai korelasi (r) = 0.361 dengan signifikansi (p) =
0.025 (p < 0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan dan positif
antara penerimaan diri dengan penyesuaian diri anak tuna daksa di SLB Wahid Hasyim Bringin.
Dengan hasil ini, maka hipotesis yang diajukan oleh peneliti diterima, yaitu ada hubungan yang
positif dan signifikan antara penerimaan diri dengan penyesuaian diri anak tuna daksa.

25

PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menguatkan penelitian yang dilakukan oleh Wardhani(2012) yang
menemukan bahwa terdapat hubungan yang sangat tinggi antara penerimaan diri dengan
penyesuaian diri terhadap anak yang mengalami cacat fisik (tuna daksa). Penelitian yang
dilakukan oleh Agung Septian (2005) juga menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif
yang berarti antara penerimaan diri dan penyesuaian diri.
Berdasarkan penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa seorang anak dengan tuna
daksa jika memiliki penerimaan diri yang positif akan menaikkan penyesuaian diri dalam diri
sendiri. Sehingga anak tuna daksa yang memiliki penerimaan diri yang positif akan lebih bisa
menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan bisa menerima diri apa adanya, tidak merasa berbeda
dengan anak-anak lainnya.
Hal ini disebabkan oleh anak tuna daksa yang mempunyai penerimaan diri yang baik
akan lebih mudah memahami realitas yang ada pada dirinya, yang disebabkan oleh anak tuna
daksa

dapat

menerima

kekurangan

dan

kelebihan

yang

dmilikinya

serta

mampu

mengembangkannya. Anak tuna daksa seperti ini akan mampu membuka diri terhadap jejaring
sosial, sebab mereka memiliki kemampuan untuk menjalin hubungan sosial dengan lingkungan
sekitar.
Hubungan antara penerimaan diri dengan penyesuaian diri sesuai dengan pendapat yang
dilakukan oleh Cathoun dan Acocella (dalam Carson, 2006) bahwa penerimaan diri merupakan
asset pribadi yang sangat berharga, oleh karena itu penerimaan diri akan membantu dalam hal
penyesuaian diri sehingga seimbang dan terintegritas. Diperkuat oleh pendapat Sari (2002) yang
menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri adalah penerimaan diri,yaitu
individu yang memiliki penerimaan diri yang tinggi akan memiliki tingkat kesadaran yang tinggi

26

pula dalam memandang dan memahami keadaan dirinya, sehingga akan menimbulkan perasaan,
memiliki kepercayaan serta rasa aman di dalam diri jika seseorang dapat diterima dalam
lingkungannya. Hal ini menjelaskan apabila anak tuna daksa dapat menerima kenyataankenyataan yang dirasakan pada setiap keaadaan, maka anak tuna daksa tersebut
dapatmemberikan kesempatan pada dirisendiri untuk menyadari sepenuhnyaserta menyadari
pilihan dan tindakanyang diambil, sehingga anaktunadaksa tidak terhambat atau tidak
merasakesulitan dalam hal penyesuaian diri.
Hasil penelitian ini menujukkan bahwa penerimaan diri dengan segala aspek yang
terkandung di dalamnya memang memberikan kontribusi untuk penyesuaian diri pada anak tuna
daksa, meskipun penyesuaian diri anak tuna daksa tidak hanya dipengaruhi oleh variabel
tersebut. Penerimaan diri memberikan kontribusi positif terhadap penyesuaian diri, yang artinya
semakin tinggi penerimaan diri maka akan semakin tinggi pula penyesuaian diri, sebaliknya
semakin rendah penerimaan diri maka akan semakin rendah pula penyesuaian diri. Sehingga hal
tersebut mencerminkan bahwa memiliki penerimaan diri yang tinggi menjadi salah satu hal yang
dapat memunculkan perilaku penyesuaian diri yang tinggi pada anak tuna daksa.
Sesuai

yangdikemukakan oleh Sheerer (dalamSambu, 2011) anak tuna daksa yang

mampu menerima diri adalah anak yang bisa mempunyai perasaan sederajat,percaya kemampuan
sendiri,bertanggungjawab,

berorientasi

keluar,berpendirian,

menyadari

keterbatasan,dan

menerima sifat kemanusiaan. Perasaan sederajat adalah individu menganggap bahwa dirinya
berharga sebagai manusia yang sederajat dengan orang lain. Percaya terhadap kemampuan diri
adalah individu yang memiliki kemampuan untuk menghadapi kehidupan terlihat dari sikap
individu yang percaya diri, mengembangkan sikap baiknya dan menghindari sikap buruknya,
serta puas menjadi dirisendiri. Bertanggung jawab adalah individu yang mampu bertanggung

27

jawab terhadap perilakunya. Orientasi keluar diri adalah individu yang senang dan tidak malu
untuk mengaktualisasikan diri.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, koefisien
korelasi antara penerimaan diri dengan penyesuaian diri dari anak yang menderita tuna daksa di
SLB Wahid Hasyim terdapat hubungan positif dan signifikan antara penerimaan diri dengan
penyesuaian diri pada anak yang mengalami tuna daksa
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka peneliti member saran sebagai
berikut :
1. Bagi anak yang menderita tuna daksa
Diharapkan dapat meningkatkan sikap menerima keadaan dirinya sendIrI bagaimanapun
keadaannya, sebab seseorang yang mampu untuk menerima keadaan dirinya apa adanya
akan mampu pula untuk menyesuaiakan dirinya pada lingkungan
2.Bagi penelitian selanjutnya
a. Penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan, mencari factor-faktor lain yang
mempengaruhi penyesuaian diri
b. Peneliti yang berikutnya diharapkan untuk lebih spesifik dalam memilih subjek anak
tuna daksa

28

DAFTAR PUSTAKA
Machdan, D. M., dkk (2012). Hubungan antara penerimaan diri dengan kecemasaan menghadapi
dunia kerja pada tunadaksa di UPT rehabilitasu sosial cacat tubuh pasuruan.Jurnal
Psikologi Universitas Gunadarma
Putri, G. G., dkk (2013). Perbedaan self-acceptance (penerimaan diri) pada anak panti asuhan
Ani, N. S.(2014). Dinamika penyesuaian diri penyadnag disabilitas ditempat kerja.Jurnal
Komunikasi Dakwah Universitas Islam Negeri Kartasura
Santrock, J. W. (2007). Perkembangan anak (vol 11). Jakarta : Erlangga
Sarwono, S. (2003). Psikologi kepribadian. Jakarta : UMM Persada
Wibowo, M. A. (n.d). penerimaan diri pada individu yang mengalami prekognisi. Jakarta:
Universitas Gunadarma
Hendriati, A. (1990). Psikologi perkembangan. Jakarta : Adita
Renaldhi, A. P. (2014). Hubungan antara penerimaan diri dengan penyesuaian diri pada tuna
daksa. Jurnal Psikologi Muhamadiyah
Dahlia, N. P. S (2012). Hubungan antara bodu image dan self-esteem pada dewasa awal tuna
daksa. Jurnal ilmiah mahasiswa universitas Surabaya I(1)
Denmark, K. L. (1973). Self-Acceptance and Leader Effectiveness. Journal Extensions. Texas
A&M University
Arif K., N. (n.d). Self-esteem pada penyandang tuna daksa. Surakarta: ProgramStudiPsikologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Armatas,
V. (2009). Mental
retardation:
definitions,
etiology,
anddiagnosis.Journal of Sport and Health Research. 1(2):112-122

epidemiology

Arikunto S. (1998). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, edisi revisi IV.
Jakarta:PTRineka Cipta
Azwar, S. (1997).Metode penelitian.Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Azwar, S. (2012).Penyusunan skala psikologi, Edisi Kedua.Yogyakarta : PustakaPelajar
Azwar, S. (2012).Reliabilitas dan validitas, Edisi 4. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Cozby, Paul C. (2009). Methods in behavioral research, Edisi 9. Yogyakarta: PustakaPelajar

29

Cutrona, C. E., & Russell, D. W. (1987). The provisions of social relationship andAdaptation to
stress.Advances in personal relationship, 1(37-67)
Denmark, Kenneth L. (1973). “Self-Acceptance and Leader Effectiveness”. Journal Extensions.
Texas A & M University
Fausiah, Fitri., Widury, Julianti. (2005). Psikologi abnormal : klinis dewasa. Jakarta:UI-Press
Handayani, M.M., dkk. (1998). Efektifitas pelatihan pengenalan diri terhadappeningkatan
penerimaan diri dan harga diri. Jurnal psikologi, No. 2, hal 47-55
Hendriani, W., dkk. (2006). Penerimaan keluarga
mengalamiketerbelakanganmental. INSAN, 8(2)

terhadap

individu

yang

Hendrianti, A. (2006). Psikologi perkembangan pendekatan ekologi kaitannya dengankonsep diri
dan penyesuaian diri pada remaja. Bandung: PT Refika Aditama
Hurlock, E. B. (1999). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjangrentang kehidupan,
edisi kelima. Jakarta: Erlangga
Hurlock, E. B. (2004). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentangkehidupan.
In R. M. Sijabat (Ed.). Jakarta: Erlangga.
Kartono, K. (1990). Psikologi anak (psikologi perkembangan). Bandung: MandarMaju
Machdan, D. M., dkk. (2012). Hubungan antara penerimaan diri dengan kecemasanmenghadapi
dunia kerja pada tunadaksa di UPT rehabilitasi sosial cacat tubuhPasuruan. Jurnal
psikologi klinis dan kesehatan mental, 1(2)
Moningsih, Indah. (n.d). Penerimaan orangtua pada anak mental retardation. Skripsi(tidak
diterbitkan). Jakarta: Universitas Gunadarma
Notosoedirdjo, M. dan Latipun. (2001). Kesehatan mental :konsep dan penerapan,
EdisiKetiga.Malang : UMM Press
Putri, Getrudis G., dkk. (2013). Perbedaan self-acceptance (penerimaan diri) pada anakpanti
asuhan ditinjau dari segi usia
Rachmayanti, S., Anita Z. (n.d). Penerimaan diri orangtua terhadap anak autism danperanannya
dalam terapi autism. Jakarta: Fakultas Psikologi UniversitasGunadarma
Rahmawati, N. A., dkk. (n.d). Hubungan antara penerimaan diri dan dukungan sosialdengan stres
pada ibu yang memiliki anak autis di SLB Autis di Surakarta.Surakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Suryabrata, S. (2000).Pengembangan alat ukur psikologis, edisi pertama. Yogyakarta:ANDI

30

Suryabrata, S. (2005).Pengembangan alat ukur psikologis, edisi 3. Yogyakarta: ANDI
Wardhani, Mira K., dkk. (2012). Hubungan antara “personal adjustment” denganpenerimaan
terhadap anak berkebutuhan khusus pada ibu yang memiliki anakberkebutuhan khusus di
rsud x. Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, danHumaniora. Bandung: Fakultas
Psikologi Universitas Islam Bandung
Wibowo, M. A. (n.d). Penerimaan diri pada individu yang mengalami prekognisi.
Jakarta:Universitas Gunadarma