Teknologi Pengembangan Padi Pada Lahan Sawah Terkena Tsunami di Kabupaten Bireuen
Teknologi Pengembangan Padi Pada Lahan Sawah Terkena
Tsunami di Kabupaten Bireuen Provinsi NAD
Oleh : M. Nasir dan Chairunas
(Masing-masing sebagai penyuluh dan peneliti pada BPTP NAD)
Kesesuaian Inovasi/ Karakteristik Lokasi:
• Ketinggian tempat 2 - 4 m di atas permukaan laut
• Irigasi dan drainase mendukung
• Tekstur tanah liat berlempung
• Kedalaman lapisan olah 20 -25 cm
• Kandungan bahan organik > dari 2 %.
• Kandungan N tanah sedang sampai tinggi
• P dan K tersedia sedang sampai tinggi
• Keasaman tanah (pH) 5,0 - 6,9
Keunggulan/nilai tambah inovasi
-
Hasil kegiatan pengkajian padi pada lahan terkena tsunami di Kabupaten Bireuen pada
MH (Desember – April) tahun 2006 dapat meningkatkan hasil secara nyata.
-
Teknologi yang diterapkan meliputi pencucian 2 kali, pemupukan Urea 200 kg/ ha, SP36 100 kg/ ha dan KCl 75 kg/ ha,
-
Varietas yang digunakan adalah Ciherang, umur tanam 15 hari setelah sebar (HSS).
-
Pada lahan terkena tsunami mampu berproduksi padi 8,6 ton/ha gabah kering giling.
Uraian Inovasi
Varietas; Ciherang, Cibogo, Mekongga dan Cigeulis.
• Pupuk N-P-K dosis 200 kg/ha masing-masing untuk Urea, SP36 100 kg dan KCl
75 kg)
•
Pupuk kandang (ayam, sapi, kerbau) 2 ton/ha
Cara Penggunaan Inovasi
•
Penyiapan lahan
Lahan sawah diolah sedalam lebih kurang 20 cm dalam kondisi air macak-macak.
Air dianjurkan tidak keluar masuk dan biarkan lahan 2 minggu tetap macak1
macak. Pengolahan tanah kedua untuk melumpurkan dan meratakan lahan sawah.
Pemberian pupuk kandang yang sudah matang diberikan dua minggu sebelum
tanam dengan cara disebar rata dan diaduk dengan tanah.
•
Persemaian
Luas persemaian 4 % dari luas tanam, sekam padi atau pupuk kompos 2 kg/ m2,
Bedeng persemaian lebar 120 cm panjang disesuaikan dengan petakan sawah, saluran
antar bedengan 50 cm dan permukaan bedeng persemaian rata. Pemupukan di
persemaian dapat dilakukan 5% dari dosis anjuran dan diberikan sebelum benih
ditabur.
•
Penanaman
Bibit yang sudah dicabut segera ditanam, bibit padi ditempatkan pada tempat yang
berair. Penanaman dilakukan dengan jarak 20 cm x 20 cm, 1 batang/ lubang tanam,
bibit muda(15 HST), 3 batang bila keong mas sulit dikendali dengan umur bibit > 15
HST. Bibit ditanam dengan kedalaman 1-2 cm. Setelah tanam air irigasi dibiarkan
macak-macak (1-3 cm) selama 7-10 hari
•
Pemupukan
- Analisa tanah dilakukan dengan alat Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) dan
pemupukan Urea mengacu Bagan Warna Daun (BWD)
- Pemupukan urea 200 kg diberikan 4 kali ;1) saat tanam 33 %, 2)14 hari setelah
tanam, 3) 28 hari setelah tanam, 4) 56 hari setelah tanam dan 100 kg SP-36 dan
75 kg/ ha KCl diberikan saat tanam dengan sistem sebar.
•
Pemeliharaan
Penyiangan gulma umur 25 - 27 hari setelah tanam (HST). Pengendalian hama
penyakit tergantung pada tingkat serangan. Umumnya dilakukan 2 kali
penyemprotan insektisida (Baycarb, Sevin dll) selama tanaman di lapangan
•
Panen dan Pascapanen
Penen dilakukan dengan memotong di bawah tangkai malai dengan sabit tajam.
Tanaman padi dapat dipanen apabila padi sudah masak 90- 95%.
2
Segera dirontokkan setelah dipotong (pembijian) menggunakan tresher. Biji yang
sudah bersih dikeringkan dengan sinar matahari sampai kadar air 14% untuk
konsumsi. Untuk benih kadar airnya lebih rendah (11-
Tsunami di Kabupaten Bireuen Provinsi NAD
Oleh : M. Nasir dan Chairunas
(Masing-masing sebagai penyuluh dan peneliti pada BPTP NAD)
Kesesuaian Inovasi/ Karakteristik Lokasi:
• Ketinggian tempat 2 - 4 m di atas permukaan laut
• Irigasi dan drainase mendukung
• Tekstur tanah liat berlempung
• Kedalaman lapisan olah 20 -25 cm
• Kandungan bahan organik > dari 2 %.
• Kandungan N tanah sedang sampai tinggi
• P dan K tersedia sedang sampai tinggi
• Keasaman tanah (pH) 5,0 - 6,9
Keunggulan/nilai tambah inovasi
-
Hasil kegiatan pengkajian padi pada lahan terkena tsunami di Kabupaten Bireuen pada
MH (Desember – April) tahun 2006 dapat meningkatkan hasil secara nyata.
-
Teknologi yang diterapkan meliputi pencucian 2 kali, pemupukan Urea 200 kg/ ha, SP36 100 kg/ ha dan KCl 75 kg/ ha,
-
Varietas yang digunakan adalah Ciherang, umur tanam 15 hari setelah sebar (HSS).
-
Pada lahan terkena tsunami mampu berproduksi padi 8,6 ton/ha gabah kering giling.
Uraian Inovasi
Varietas; Ciherang, Cibogo, Mekongga dan Cigeulis.
• Pupuk N-P-K dosis 200 kg/ha masing-masing untuk Urea, SP36 100 kg dan KCl
75 kg)
•
Pupuk kandang (ayam, sapi, kerbau) 2 ton/ha
Cara Penggunaan Inovasi
•
Penyiapan lahan
Lahan sawah diolah sedalam lebih kurang 20 cm dalam kondisi air macak-macak.
Air dianjurkan tidak keluar masuk dan biarkan lahan 2 minggu tetap macak1
macak. Pengolahan tanah kedua untuk melumpurkan dan meratakan lahan sawah.
Pemberian pupuk kandang yang sudah matang diberikan dua minggu sebelum
tanam dengan cara disebar rata dan diaduk dengan tanah.
•
Persemaian
Luas persemaian 4 % dari luas tanam, sekam padi atau pupuk kompos 2 kg/ m2,
Bedeng persemaian lebar 120 cm panjang disesuaikan dengan petakan sawah, saluran
antar bedengan 50 cm dan permukaan bedeng persemaian rata. Pemupukan di
persemaian dapat dilakukan 5% dari dosis anjuran dan diberikan sebelum benih
ditabur.
•
Penanaman
Bibit yang sudah dicabut segera ditanam, bibit padi ditempatkan pada tempat yang
berair. Penanaman dilakukan dengan jarak 20 cm x 20 cm, 1 batang/ lubang tanam,
bibit muda(15 HST), 3 batang bila keong mas sulit dikendali dengan umur bibit > 15
HST. Bibit ditanam dengan kedalaman 1-2 cm. Setelah tanam air irigasi dibiarkan
macak-macak (1-3 cm) selama 7-10 hari
•
Pemupukan
- Analisa tanah dilakukan dengan alat Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) dan
pemupukan Urea mengacu Bagan Warna Daun (BWD)
- Pemupukan urea 200 kg diberikan 4 kali ;1) saat tanam 33 %, 2)14 hari setelah
tanam, 3) 28 hari setelah tanam, 4) 56 hari setelah tanam dan 100 kg SP-36 dan
75 kg/ ha KCl diberikan saat tanam dengan sistem sebar.
•
Pemeliharaan
Penyiangan gulma umur 25 - 27 hari setelah tanam (HST). Pengendalian hama
penyakit tergantung pada tingkat serangan. Umumnya dilakukan 2 kali
penyemprotan insektisida (Baycarb, Sevin dll) selama tanaman di lapangan
•
Panen dan Pascapanen
Penen dilakukan dengan memotong di bawah tangkai malai dengan sabit tajam.
Tanaman padi dapat dipanen apabila padi sudah masak 90- 95%.
2
Segera dirontokkan setelah dipotong (pembijian) menggunakan tresher. Biji yang
sudah bersih dikeringkan dengan sinar matahari sampai kadar air 14% untuk
konsumsi. Untuk benih kadar airnya lebih rendah (11-