Situs Resmi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Barat BAB. X.Kesran-05

Laporan Tahunan

BAB X
KESIMPULAN DAN SARAN
A.

Kesimpulan
1.

Pembangunan Subsektor Peternakan Tahun Anggaran
2005 mendapat alokasi dana dari APBN sebesar Rp. 7.850.000.000,-dengan
realisasi fisik kegiatan sebesar 96,14% dan realisasi keuangan sebesar 93,15%.
Dari sumber dana APBD Sumatera Barat mendapat alokasi dana sebesar Rp.
7.189.395.905,-dengan realisasi fisik sebesar 98,77% dan realisasi keuangan
sebesar 94,32%.

2.

Populasi ternak Sapi Perah meningkat 17,13%, Kambing
7,87%, Domba 18,02%, Babi 2,02%, Ayam Ras Petelur 5,08% dan itik 15,63%.
Sedangkan ternak Sapi Potong, Kerbau, Kuda, Ayam Buras dan Ayam Ras

Pedaging mengalami penurunan yaitu 29.43%, 37.58%, 3.85%, 26%, dan
11.30%.

3.

Produksi telur

meningkat sebesar

2,99% sedangkan

produksi daging dan susu menurun sebesar 8,45% dan 23,07%.
4.

Tingkat konsumsi daging, telur dan susu di Sumatera
Barat tahun 2005 kg/Kap/Tahun mengalami penurunan

dibandingkan tahun

2004 yaitu masing-masing 9,92 %, 6,38 % dan 31,2 %.

5.

Status tanah SPT. Sapi Air Runding akhir tahun 2005
sudah ada kesepakatan dengan Pemda Kab. Pasaman dan Gubernur Sumatera
Barat, namun selama Tahun 2005 kegiatan Pembinaan dan Pengembangan SPT.
Sapi Air Runding hanya sebatas mempertahankan asset yang ada. Perkembangan
ternak sapi sulit dimonitor karena kondisi lapangan yang dimoninasi oleh semak
belukar.

6.

Belum semua permintaan Kab/ Kota terhadap jenis Semen
Beku dapat dipenuhi oleh BIB. Tuah Sakato.

171

Laporan Tahunan

B. Saran
1. Dalam rangka meningkatkan populasi, produktifitas dan kualitas ternak

diperlukan adanya penambahan ternak unggul baik yang didatangkan dari luar
negeri maupun dari propinsi tetangga.
2. Untuk tercapainya pengendalian Rabies secara baik perlu diidentifikasikan
peranan tim KP4 Rabies ditingkat propinsi maupun ditingkat Kabupaten/Kota.
Pencatatan populasi anjing secara akurat mulai dari desa sampai ke kabupaten
sehingga perencanaan pengendalian Rabies dapat lebih terproyeksi.
3. Dalam rangka meningkatkan pengamanan ternak atau menekan angka kematian
ternak maka perlu ketersediaan sarana dan prasarana vaksin, obat, dan
perlengkapan lainnya yang cukup dan memadai.
4. Untuk peningkatan pengawasan lalu lintas ternak di Sumatera Barat diharapkan
agar pemasukan/pengeluaran ternak di diadakan kontrol sebaik-baiknya. Dalam
hal ini karantina hewan dan petugas di cek point berperan aktif bersama-sama
dengan aparat pemerintah lainnya yang terkait secara terpadu.
5. Dalam rangka peningkatan produksi semen beku dan

terlaksananya dengan

lancar kegiatan Inseminasi Buatan perlu dukungan dana, sarana dan prasarana
yang memadai baik tingkat Propinsi maupun ditingkat Kab/Kota.
7. Untuk meningkatkan Populasi Ternak di SPT.Simpang IV perlu penambahan

Pejantan atau penggantian Kambing yang tidak layak bibit.
8. Untuk memenuhi permintaan terhadap jenis Semen Beku yang belum tersedia
agar adanya penambahan jenis Bull sesuai permintaan masyarakat.

172