e jurnalApresiasiEkonomi stie yappas.ac

PENGARUH PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP
KINERJA PEGAWAI

Endarwita
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pasaman, Simpang Empat, Pasaman Barat
Jl. Mayor Said Zam Zam, Pujarahayu, Ophir, 26368. Email: endar.wita@yahoo.co.id

Disetujui 29 Desember 2016

Diterima 02 Desember 2016
ABSTRAK

Penelitian ini dimaksud untuk melihat bagaimana pengaruh Pelatihan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai Bappeda di Kabupaten Pasaman Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai di
Bappeda Kabupaten Pasaman Barat dengan jumlah sampel 53 orang, dimana teknik penarikan sampel
menggunakan sampling jenuh. Dari hasil penelitian ini didapatkan variabel Pelatihan (X1) dan Motivasi
Kerja (X2) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja (Y) dengan tingkat signifikan 0,000. Besarnya pengaruh
Pelatihan (X1) dan Motivasi Kerja (X2) terhadap Kinerja (Y) adalah 0,573 (R2 = 57,3).
Kata Kunci: Pelatihan, Motivasi Kerja, Kinerja
ABSTRACT
This study was intended to see how the influence of Training and Work Motivation toward Employee Job

Performance at Bappeda in West Pasaman. The population in this study were all employees at Bappeda in
West Pasaman with sample of 53 people, where sampling techniques using saturated sampling. From the
result of this study, the training variables (X1) and work motivation (X2) significantly affected the
performance (Y) with a significant level of 0.000. The magnitude of the effect of training (X1) and work
motivation (X2) on the Performance (Y) is 0.573 (R2 = 57.3).
Keywords: Training, Work Motivation, Performance
PENDAHULUAN
Suatu instasi pemerintah dituntut untuk
memiliki sumber daya yang semakin meningkat
termasuk sumber daya manusia, agar bertahan
dalam persaingan dan mampu mencapai tujuan.
Upaya tersebut sangat erat kaitannya dengan
sumber daya manusia terhadap pengaruh kinerja
pegawai (Simanjuntak, 2005). Kinerja adalah hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2001).
Kinerja seorang pegawai juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti kompetensi (kemampuan),

pelatihan, disiplin, kompensasi dan motivasi.
Kualitas sumber daya manusia juga
ditentukan oleh sejauh mana sistem di bidang
sumber daya manusia ini sanggup menunjang dan
memuaskan keinginan pegawai. Peningkatan
pengetahuan skill, perubahan sikap, perilaku

koreksi terhadap kekurangan-kekurangan kinerja
dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja melalui
pelatihan dan motivasi dari pimpinan. Pelatihan
akan memberikan kesempatan bagi pegawai
mengembangkan keahlian dan kemampuan baru
dalam bekerja agar apa yang diketahui dan
dikuasai saat ini maupun untuk masa yang akan
datang dapat membantu pegawai untuk mengerti
apa yang seharusnya dikerjakan dan mengapa
harus dikerjakan, memberikan kesempatan untuk
menambah pengetahuan, keahlian. Pelatihan
merupakan proses pendidikan jangka pendek
dengan

menggunakan
prosedur
sistematik
pengubahan perilaku pegawai dalam satu arah
guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasional.
Program pelatihan diterapkan oleh suatu organisasi
dalam hal pengembangan pegawai sehingga
mampu memberikan kinerja pegawai yang optimal
dan mampu memwujudkan tujuan organisasi.

e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 : 55 - 59

Secara umum penilaian kinerja cukup baik
namun dari berbagai faktor yang dinilai maka
kemampuan pegawai pada bidang-bidang tertentu
masih kurang, dibandingkan dengan faktor-faktor
lain yang dinilai sehingga dibutuhkan pelatihan
dalam rangka meningkatkan kemampuan pada
bidang tertentu di Bappeda Kabupaten Pasaman
Barat dan agar dapat menambah pengetahuan dan

kemampuan para pegawai sehingga dapat
meningkatkan kinerja pegawai pada Bappeda
Kabupaten Pasaman Barat.
Arah
kerja
Badan
Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) tidak terlepas
dari kerja tim, dengan begitu motivasi, pelatihan
dan pengalaman kerja pun dibutuhkan untuk
meningkatkan
dalam
upaya
pelaksanaan
pembangunan daerah. Motivasi merupakan cara
untuk memanfaatkan atau mempekerjakan pegawai
yang memberikan manfaat kepada organisasi
sesuai dengan pengalamannya. Dengan adanya
motivasi kerja akan menjadi daya peransang untuk
pegawai ditambah dengan adanya pelatihan akan

meningkatkan kinerja pegawai. Karena motivasi
merupakan suatu kondisi yang menggerakkan
manusia kesuatu tujuan tertentu.
Menurut Dessler (1993), motivasi adalah
keadaan dalam diri seseorang yang terdorong oleh
keinginan induvidu untuk melakukan kegiatan
tertentu guna mencapai tujuan. Sujak (1990) dalam
Ermayanti
(2001),
mengemukakan
bahwa
pemahaman motivasi, baik yang ada dalam diri
pegawai maupun yang berasal dari lingkungan
akan dapat membentu dalam peningkatan kinerja.
Dalam kontek pekerjaan motivasi merupakan salah
satu faktor penting dalam mendorong seorang
pegawai untuk bekerja. Bila seseorang termotivasi
maka ia akan berupaya sekuat tenaga untuk
mencapai tujuan, namun belum tentu upaya yang
tinggi akan menghasilkan kinerja yang tinggi.

Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap
beberapa pegawai di Bappeda Pasaman Barat
dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya dimana
masih ada pekerjaan yang tidak terselesaikan
dengan tepat waktu. Faktor-faktor penyebab seperti
kurangnya informasi, kurangnya motivasi atau
umpan balik yang diperoleh pegawai dari hasil
pekerjaannya dari atasan atau rekan kerjanya, serta
kurangnya kesadaran dan pemahaman betapa
penting dan berarti tugasnya sebagai pegawai bagi
orang lain dan masyarakat banyak.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
peneliti mengangkat judul “ Pengaruh Pelatihan
dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai
Bappeda di Kab. Pasaman Barat.

ISSN : 2337 - 3997

Berdasarkan fenomena di atas dapat
disimpulkan beberapa permasalahan penelitian

sebagai berikut :
1. Apakah Pelatihan berpengaruh terhadap
Kinerja Pegawai Bappeda di Kab.
Pasaman Barat ?
2. Apakah Motivasi Kerja berpengaruh
terhadap Kinerja Pegawai Bappeda di Kab.
Pasaman Barat?
METODE PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan yang akan
dibahas pada penelitian ini maka desain penelitian
ini merupakan pengujian hipotesis. Menurut
Sekaran (2006) bahwa studi yang termasuk dalam
pengujian hipotesis biasanya menjelaskan sifat
hubungan tertentu, atau menentukan perbedaan
antar kelompok atau kebiasaan (independensi) dua
atau lebih variabel dalam suatu situasi. Jadi
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh Pelatihan dan Motivasi Kerja terhadap
Kinerja.
Populasi dan Sampel

Menurut
Sekaran
(2006)
populasi
merupakan suatu wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pegawai Bappeda di Kabupaten Pasaman
Barat sebanyak 53 orang. Sampel adalah sebagian
dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiono, 2007). Dalam penelitian ini
semua populasi dijadikan sampel karena jumlah
populasi relative kecil kurang dari 100 orang, maka
teknik penentuan sampel dalam penelitian ini
teknik sampling jenuh. Sampel dalam penelitian ini
sebanyak 53 orang pegawai Bappeda di Kabupaten
Pasaman Barat.
Metode Pengumpulan Data
1. Metode angket (kuesioner)

Kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal – hal yang diketahui
(Arikunto 2002). Kuesioner yang digunakan
dalam hal ini adalah kuisioner tertutup, yakni
kuesioner yang sudah disediakan jawabannya
sehingga responden tinggal memilih dan
dijawab secara langsung oleh responden.

56

e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 : 55 - 59

2. Observasi (Pengamatan)
Observasi sebagai teknik pengumpulan data
mempunyai
ciri
yang
spesifik

bila
dibandingkan dengan teknik yang lain,
wawancara atau kuisioner. Kalau wawancara
atau kuisioner selalu berkomunikasi dengan
orang, maka observasi tidak terbatas pada
orang saja tetapi juga objek – objek yang
berhubungan dengan variabel penelitian.

ISSN : 2337 - 3997

3. Wawancara
Teknik wawancara yaitu dengan melakukan
tanya jawab secara langsung dengan pihak –
pihak yang terkait. Ini dilakukan untuk sebagai
informasi tambahan untuk melengkapkan hasil
penelitian.
4. Studi Pustaka
Merupakan metode pengumpulan data
sekunder yang bersumber pada literature,
majalah, internet, dan hasil penelitian

sebelumnya yang diperoleh dari perpustakaan,
serta berkaitan dengan masalah peneliti.

Definisi Operasional Variabel
Tabel 1 : Rekapitulasi Operasional Variabel
No
1

Variabel
Pelatihan (X1)

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Indikator
Pelatih
Peserta
Materi Pelatihan
Metode Pelatihan
Tujuan
Fasilitas Pelatihan

Sumber
Veitzal (2004)

2

Motivasi Kerja (X2)

1. Prestasi Kerja
2. Kebutuhan Berkuasa
3. Afiliasi

Parrek,Udai (1985)

3

Kinerja (Y)

1. Kualitas Kerja
2. Kemampuan Kerja
3. Ketepatan Waktu

Janseen (2001)

HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Sebelum data hasil kuesioner penelitian
dianalisis lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan uji
validitas dan reliabilitas terhadap alat ukur
penelitian untuk membuktikan apakah alat ukur
yang digunakan memiliki kesahihan (validity) dan
keandalan (reliability) untuk mengukur apa yang
seharusnya menjadi fungsi ukurnya, yaitu untuk
menguji apakah kuesioner telah mengukur secara
dan tepat apa yang ingin diukur pada penelitian ini.
Berdasarkan
hasil
pengolahan
menunjukkan bahwa setiap indikator telah
memenuhi syarat validitas, karena semua indikator
berada diatas nilai 0,30. Selain valid, alat ukur juga
harus memiliki kehadalan atau reliabilitas, suatu
alat ukur dapat diandalkan jika alat ukur tersebut
digunakan berulangkali akan memberikan hasil
yang relatif sama (tidak berbeda jauh).
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas Pelatihan

dan
Motivasi
Kerja,
Kinerja
Pegawai
menunjukkan reliabel karena cronbach’s alpha
diatas 0,70.
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda (multiple
regression analysis) digunakan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh beberapa variabel bebas
terhadap variabel terikat (Kuncoro, 2007). Adapun
tujuan melakukan analisis regresi linear berganda
dalam penelitian ini adalah untuk melihat :
Hasil analisis regresi linear berganda untuk
membuktikan pengaruh Pelatihan dan Motivasi
Kerja, terhadap Kinerja Pegawai dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:

57

e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 : 55 - 59

ISSN : 2337 - 3997

Tabel 2 : Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Variabel Independen
Koefisien
2,228
Konstanta
0,376
Pelatihan (X1)
0,431
Motivasi Kerja (X2)
: 0,614
Koefisien Korelasi (R)
: 0,573
Koefisien Determinasi (R2)
: 11,564
Nilai F
: 0,000
Signifikan F
Sumber : Pengolahan Data Primer 2016
Berdasarkan hasil analisis regresi linear
berganda diatas, diperoleh persamaan regresi linear
berganda :
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Y = 2,228 + 0,376 X1 + 0,431X2
Hasil analisis regresi linear berganda dapat
diinterpretasikan bahwa variabel pelatihan dan
motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai Bappeda di Kabupaten
Pasaman Barat. karena memiliki nilai signifikan
lebih kecil dari α = 0,05. Berdasarkan pengaruh
secara bersama-sama antara pelatihan dan motivasi
kerja terhadap kinerjapegawai
Bappeda di
Kabupaten Pasaman Barat adalah 57,3% (R2 =
0,573). Sisanya 47,3% lagi dipengaruhi variabel
lain yang tidak masuk dalam penelitian ini. Hal ini
juga menunjukkan bahwa pengaruh variabel
pelatihan dan motivasi kerja dalam penelitian ini
relatif besar terhadap kinerja pegawai Bappeda di
Kabupaten Pasaman Barat. Hasil penelitian
menemukan bahwa variabel pelatihan dan motivasi
kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai Bappeda di Kabupaten Pasaman
Barat . Secara spesifik, hasil penelitian ini
menemukan bahwa variabel motivasi kerja
memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap
kinerja pegawai, kemudian diikuti oleh variabel
pelatihan.
KESIMPULAN
Secara umum, hipotesis merupakan dugaan
sementara tentang hubungan yang logis antara dua
variabel atau lebih yang dinyatakan dalam bentuk
pernyataan yang perlu diuji kebenarannya.
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah
dilakukan sebelumnya, maka berikut ini dapat
disajikan ringkasan hasil uji hipotesis penelitian
sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh yang positif antara
variabel Pelatihan terhadap Kinerja Pegawai
Bappeda di Kabupaten Pasaman Barat dengan

Sig
0,000
0,000
0,000

Keterangan
Signifikan
Signifikan

koefisien regresi 0.376 dan nilai signifikan
0.000. oleh karena itu hipotesis pertama
diterima.
2. Terdapat pengaruh yang positif antara
variabel Motivasi Kerja terhadap Kinerja
Pegawai Bappeda di Kabupaten Pasaman
Barat dengan koefisien regresi 0.431 dan nilai
signifikan 0.000. oleh karena itu hipotesis
kedua diterima.
3. Koefisien determinasi adalah sebesar 0,573.
Hal ini menunjukan bahwa kontribusi semua
variabel independen yang diteliti dalam
penelitian ini adalah sebesar 57,3%.
Selebihnya yaitu 442,7% lagi dipengaruhi
variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian
ini.
4. Dari hasil uji F dapat ditarik kesimpulan
bahwa pelatihan dan motivasi kerja secara
bersama-sama berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja Pegawai Bappeda
di Kabupaten Pasaman Barat sebesar 11.564
dengan nilai signifikan sebesar 0.000.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis menyampaikan ucapan terimakasih
kepada pegawai Bappeda di Kabupaten Pasaman
Barat yang telah ikut berpartisipasi dalam
pengisian kuesioner penelitian ini dan Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Pasaman Simpang Empat
serta semua pihak yang membantu dalam
penyelesaian penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002 . Prosedur Penelitian,
Suatu Pendekatan P raktek, Edisi revisi V,
Cet ke-12, Rineka Cipta, Jakarta.
A.A.

Anwar Prabu Mangkunegara. 2001,
Manajemen sumber daya manusia
perusahaan
Bandung
:
Remaja
Rosdakarya.

58

e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 : 55 - 59

ISSN : 2337 - 3997

Dessler, Gary. 2005. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Alih bahasa: Eli Tanya.
Penyunting Bahasa: Budi Supriyanto.
Jakarta: Indeks.
Ermayenti Dwi, Thoyib Armanu. 2001. Pengaruh
Faktor
Motivasi
Terhadap
KinerjaKaryawan pada Kantor Perum
Perhutani Unit II Surabaya, Jurnal
Fakultas Ekonomi Universitas brawijaya
Malang.
Jensen, M.C. 2001. Value Maximization,
Stakeholders Theory, and The Corporate
Objective Function. Working Paper;
No.01-09. Harvard Business School, PP.121.
Kuncoro, Mudrajat. 2007, Metode Kuantitatif,
Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan
Ekonomi, UPP STIMYKPN, Yogyakarta.
Pareek,Udai. 1985. Mendayagunakan Peran-Peran
Keorganisasian. Pertja: Jakarta.
Sekaran, Uma. 2006. Research Method For
Business : A Skill Building Approach.
Job Wiley & Sons.
Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan
Evaluasi Kinerja. Jakarta: FE UI.
Sugiono. 2007. Metode Penelitian Bisnis, Bandung
Alfabeta.
Veithzal Rivai. 2004, “anajemen Sumber Daya
Manusia Untuk PerusahaanCetakan
Pertama, Jakarta, PT. Raja
GrafindoPersada.

59