Desain Eksperimen pada DIVo 3.0 | Fonda | Jurnal Titra 965 1742 1 SM

Fonda., et al. / Desain Eksperimen pada DIVo 3.0 / Jurnal Titra, Vol. 1, No. 2, Juli 2013, pp. 1–8

Desain Eksperimen pada DIVo 3.0
Debora Fonda1, Debora Anne Y.A.2

Abstract: DIVo is one of media that share information for students in Petra Christian
University. The current version of DIVo use television as media for sharing information, and
later, DIVo 3.0 will use mobile unit and wall mount. DIVo 3.0 will be distributed in 39 place, 31
of those are mobile unit. This study was conducted to determine the suitable layout design for
DIVo so the information provided in the mobile unit DIVo can be clearly understood by students.
Literature study and experiments were done to determine the details that should be used for
Divo 3.0. Design of experiments was used to determine factors which are affecting the clarity of
information. Factorial design is used as experiment design method and location for experiment is
in 2 area in P building that categorized in different luminance. The experiment results showed
that zoning, time of display, and colour combination of running ticker affects the clarity of
information significantly. The best combination that gives the best clarity of information is using
1 main content area and 1 running ticker area, displayed for 10 seconds. White font in black
background running ticker with speed rate 60 words per minute make the running ticker can be
read clearly.
Keywords: Experiment Design, Digital Signage, Luminance, Content Area, Running Ticker.


Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa DIVo
masih belum berfungsi dengan baik karena
banyaknya mahasiswa yang tidak mengerti
keberadaan DIVo termasuk dengan informasi yang
disampaikan di dalamnya.

Pendahuluan
Universitas Kristen Petra (UKP) memiliki berbagai
fasilitas bagi mahasiswa. Salah satu fasilitas yang
disediakan
adalah
adanya
media
dalam
penyampaian informasi. Penyampaian informasi
bagi mahasiswa dapat dilakukan lewat suatu media
digital atau digital signage yang disebut dengan
DIVo (Desa Informasi television). Digital signage
muncul sekitar akhir 1970 dan 1980. Digital signage
menggunakan bantuan komputer atau layar televisi

yang dapat digunakan dalam melakukan periklanan maupun memberikan informasi di tempat
umum (Lundström, 2008). DIVo adalah saat ini
telah diletakkan di dua tempat di UKP, yaitu di
Atrium W dan perpustakaan (Gedung W lantai 6).
DIVo akan diperbanyak menjadi 39 unit dan 31
buah diantaranya bersifat mobile. Survei dilakukan
kepada mahasiswa UKP untuk mengetahui
pendapat mereka mengenai DIVo yang ada saat ini.
Mereka merasa bahwa tampilan masih kurang
menarik dan tidak mengerti maksud yang
disampaikan oleh DIVo. Mahasiswa menilai bahwa
DIVo yang berada di Atrium W masih sulit untuk
dibaca dengan jelas karena seringkali tampak silau
karena cahaya di siang hari, dengan kata lain
kontras untuk DIVo masih kurang baik.

Perancangan dari tampilan DIVo diperlukan agar
informasi dapat diserap dengan baik dan jelas.
Perancangan yang kurang baik dapat membuat
responden tidak dapat menerima informasi yang

seharusnya ingin disampaikan, padahal fungsi
utama dari DIVo adalah memberikan informasi
pada mahasiswa. Oleh karena itu, perlu diketahui
faktor-faktor yang berpengaruh serta level untuk
masing-masing faktor agar informasi pada tampilan
DIVO dapat jelas terbaca oleh mahasiswa. Salah
satu cara untuk mengatahui faktor dan level yang
terbaik adalah dengan menggunakan eksperimen
desain. Eksperimen adalah kumpulan tes yang
mengubah-ubah variabel input secara terencana
kepada suatu proses atau sistem sehingga output
respon dapat diamati (Montgomery, 2005).
Metode Penelitian
Bab metode penelitian menunjukkan metodologi
yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Wawancara dilakukan kepada
narasumber untuk mengetahui perihal DIVo. DIVo
akan dikembangkan sejumlah 39 unit, 31
diantaranya adalah mobile unit dan sisanya wall
mount. Studi literatur diadakan untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kejelasan DIVo


Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Teknik Industri,
Universitas Kristen Petra. Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
60236. Email: [email protected], [email protected].
ac.id

1,2

1

Fonda., et al. / Desain Eksperimen pada DIVo 3.0 / Jurnal Titra, Vol. 1, No. 2, Juli 2013, pp. 1–8

Faktor yang Mempengaruhi Tampilan Digital
Signage

yang berupa digital signage. Tidak semua faktor
diteliti melalui tahapan eksperimen karena adanya
penyesuaian dengan realita DIVo nantinya dan
adanya batasan-batasan. Faktor yang akan melalui
tahapan eksperimen tapi tidak diketahui levelnya,

akan terlebih dahulu melalui tahapan pra
eksperimen. Responden dari pra eksperimen adalah
50 orang mahasiswa dari Program Studi Teknik
Industri. Hasil dari pra eksperimen akan digunakan
dalam eksperimen. Eksperimen desain akan
digunakan
untuk
mendapatkan
rancangan
tampilan yang dapat membuat informasi bisa
tersampaikan dengan tepat. Responden eksperimen
desain mewakili mahasiswa Universitas Kristen
Petra yang tersebar dari berbagai program studi.
General full factorial design merupakan salah satu
metode eksperimen desain yang dapat digunakan,
untuk faktor dengan level yang berbeda-beda,
misalnya terdapat a level di faktor A, b level di
faktor B, c level di faktor C, dan seterusnya.
Montgomery (2005) mengatakan bahwa metode
eksperimen yang digunakan untuk k faktor dan di

masing-masing faktor memiliki 2 level, dinamakan
2k factorial design. Level yang digunakan dapat
bersifat kualitatif maupun kuantitatif. 3k factorial
design memiliki 3 level pada tiap faktornya. Main
effect faktor A dan B memiliki 2 degree of freedom
dan interaksi A dan B memiliki degree of freedom 4.
Respon yang digunakan adalah higher the better
(Bela-vendram, 1995). Responden akan melihat
tampilan digital signage, yatu poster dengan
running ticker, kemudian mengisi kuesioner terbuka
yang diberikan. Jumlah pertanyaan per poster
adalah 3 buah dan untuk running ticker sebanyak 2
buah. Persentase rata-rata kebenaran jawaban
responden di tiap lokasi akan menjadi data input
pada Minitab. Hasil dari eksperimen akan dikelola
dengan menggunakan software Minitab lalu

Studi literatur dan wawancara dengan narasumber
menunjukkan bahwa terdapat 14 faktor yang dapat
mempengaruhi kejelasan tampilan digital signage,

yaitu:
 Zonasi
 Kombinasi warna tulisan dan background isi
utama
 Jenis tulisan isi utama
 Lama tampilan isi utama
 Ukuran tulisan isi utama
 Kombinasi warna tulisan dan background
running ticker
 Kecepatan running ticker
 Jenis tulisan running ticker
 Ukuran tulisan running ticker
 Posisi running ticker
 Volume suara
 Kontras media untuk menampilkan
 Durasi video
 Animasi
Ukuran minimum tulisan berdasarkan jarak
pandangnya dapat dilihat pada Tabel 1 (Passini,
1992). Narasumber mengatakan bahwa jarak

maksimum agar responden dapat melihat dengan
jelas tampilan yang diberikan pada DIVo adalah 3
meter. 3 meter setara dengan 9,84 feet (9,84’).
Ukuran tulisan minimal untuk jarak pandang 3
meter yang harus digunakan didapatkan dari
interpolasi dari jarak pandang 7’ dan 12’ pada Tabel
1. Tinggi tulisan kemudian dikalikan dengan 72 pt,
sehingga didapatkan 30 pt. Ukuran tulisan tersebut
bisa digunakan sebagai standar minimum untuk isi
utama dan running ticker.

dianalisa untuk mendapatkan kombinasi yang
memberikan kejelasan terbaik. Kombinasi
terbaik akan diuji dalam eksperimen verifikasi
untuk memastikan bahwa informasi dari
kombinasi tersebut dapat diterima dengan
tepat kepada mahasiswa. Hasil kombinasi
terbaik akan diusulkan kepada pihak
perpustakaan untuk digunakan di dalam
DIVo.


Tabel 1. Tinggi tulisan minimum
Tinggi tulisan Jarak Pandang
5/16”
7’
1/2"
12’
3/4"
18’
1”
25’
1 1/2”
36’
2”
49’
3”
74’
4”
113’
6”

150’
9”
300’
12”
395’
14”
440’

Hasil dan Pembahasan
Berbagai faktor dapat mempengaruhi kejelasan
informasi pada digital signage. Studi literatur
mengenai faktor-faktor yang berkaitan dengan
digital signage dilakukan dari buku-buku, website,
serta informasi dari narasumber.

Posisi running ticker tidak diamati lebih lanjut
karena pada umumnya running ticker biasanya
terletak di bagian bawah layar. Volume suara tidak
menjadi faktor dalam eksperimen DIVo, karena


2

Fonda., et al. / Desain Eksperimen pada DIVo 3.0 / Jurnal Titra, Vol. 1, No. 2, Juli 2013, pp. 1–8

digital signage lebih menekankan pada visualisasi.
Kontras media yang berbeda-beda tidak dapat uji
coba dalam penelitian ini karena adanya kontras
media dapat berbeda antara 1 merek dan merek
yang lain. DIVo akan lebih sering menampilkan
konten digital poster, sementara video sangat jarang
untuk ditampilkan. Pemilihan jenis animasi dapat
bervariasi agar transisi tidak terkesan monoton dan
membosankan. Penggunaan kombinasi warna dan
jenis tulisan pada isi utama juga tereliminasi karena
pada poster umumnya digunakan beberapa macam
warna dan jenis tulisan. Lima faktor yang tersisa
dari seleksi faktor yang dilakukan adalah zonasi,
lama tampilan isi utama, kombinasi warna, serta
kecepatan running ticker. Umumnya jumlah zonasi
yang masih dapat dimengerti dengan baik oleh
responden adalah 2 area utama dan 1 area running
ticker. Zonasi yang terlalu banyak dapat membuat
pembaca menjadi bingung karena terlalu banyak
informasi yang disampaikan. Waktu standar untuk
waktu satu tampilan pada Adobe Premiere, Adobe
Digital Publishing adalah 5 detik dan rata-rata
membaca sebuah poster agar semua informasi yang
disampaikan dapat dimengerti dengan baik adalah
30 detik (Posterbox). Narasumber mengatakan
bahwa poster yang akan ditampilkan dalam digital
poster tidak serumit seperti poster yang biasanya
ditempel, sehingga diusulkan untuk menggunakan
waktu tampilan 10 detik dan 15 detik.

Pra eksperimen untuk masing-masing kecepatan
dilakukan dengan menunjukkan video dengan
durasi 5 detik untuk masing-masing kecepatan,
dimulai dari kecepatan rendah hingga kecepatan
tinggi. Jumlah kata tersebut menunjukkan bahwa
kecepatan running ticker yang akan di pra
eksperimenkan adalah 24 kpm, 48 kpm, 72 kpm, 96
kpm, dan 120 kpm. Running ticker paling baik jika
menggunakan tipe huruf sans serif, yaitu tulisan
yang tidak memiliki serif atau ekor tulisan.
(Rabinowitz, 2006). Code Style (CSS, 2012)
mengurutkan tulisan sans serif yang paling sering
didownload. 8 jenis tulisan yang didownload 99% ke
atas yaitu Lucida sans, Tahoma, Arial, Verdana,
Microsoft Sans Serif, Trebuchet MS, Lucida Sans
Unicode, dan Franklin Gothic Medium. Jenis tulisan
tersebut kemudian dibuat dalam 1 tampilan pada
Gambar 3. Responden diminta untuk melihat
tampilan video yang dibuat dengan menggunakan
software Adobe Premiere dan mengurutkan
tampilan berdasarkan kejelasannya. Faktor dan
level yang akan dilakukan pra eksperimen tampak
pada Tabel 2.

Pra Eksperimen

Gambar 3. Pra eksperimen jenis tulisan running
ticker

Pra eksperimen dilakukan untuk mengetahui level
dari kombinasi warna running ticker, kecepatan
running ticker, dan jenis tulisan running ticker.
Kombinasi warna running ticker yang digunakan
dalam tahap pra eksperimen diambil dari stasiun
televisi CNN, BBC News, TV One, dan Metro TV.
Running ticker dapat dilihat pada Gambar 1 dan
tampilan untuk pra eksperimen pada Gambar 2.

Tabel 2. Faktor dan level pra eksperimen
Faktor

Level pra eksperimen
Putih-Hitam

Kombinasi warna
running ticker

Putih-Merah
Biru-Putih
Putih-Biru tua
Kuning-Biru

BBC News

24 kpm

CNN
Kecepatan running
ticker

TV One
Metro TV 1

48 kpm
72 kpm
96 kpm

Metro TV 2
Gambar 1. Running ticker

120 kpm
Lucida Sans
Tahoma
Arial
Jenis tulisan running
ticker

Verdana
Microsoft Sans Serif
Trebuchet MS
Lucida Sans Unicode

Gambar 2. Pra eksperimen kombinasi warna
running ticker

Franklin Gothic Medium

3

Fonda., et al. / Desain Eksperimen pada DIVo 3.0 / Jurnal Titra, Vol. 1, No. 2, Juli 2013, pp. 1–8

dengan lux lebih besar dari 100 (tinggi). Satu lokasi
akan diambil dari masing-masing kategori untuk
dijadikan lokasi eksperimen. Alat percobaan tidak
memungkinkan
untuk
dipindah-pindahkan
sehingga eksperimen dilakukan pada Gedung P
karena hanya Gedung P yang memiliki 3 lokasi
dengan tingkat pencahayaan yang berbeda. Lokasi
pada kategori satu adalah depan lift genap Gedung
P lantai 1, lokasi pada kategori 2 adalah depan lift
Gedung P lantai 9, dan lokasi pada kategori ke 3
adalah Gedung P lantai 1 menghadap ke arah
parkir. Tingkat pencahayaan akan menjadi blocking
pada eksperimen ini. Tingkat pencahayaan
mungkin dapat berpengaruh terdapat kejelasan
tampilan pada mobile unit DIVo, tetapi akan
merepotkan apabila untuk dapat menampilkan
informasi pada DIVo, harus membuat beberapa
jenis tampilan untuk banyak informasi. Oleh karena
itu dilakukan blocking pada tingkat pencahayaan.

Hasil pra eksperimen untuk kombinasi warna
running ticker pada Tabel 3 menunjukkan Hasil
tersebut menunjukkan bahwa kombinasi warna
putih-hitam, putih-biru tua, dan biru-putih
memberikan kejelasan yang baik dan akan
digunakan sebagai level dalam eksperimen.
Tabel 3. Hasil pra eksperimen kombinasi warna
Kombinasi Warna

Persentase

Pilihan

Putih-Hitam

0,42

1

Putih-Merah

0,34

2

Biru-Putih

0,3

1

Putih-Biru tua

0,4

3

Kuning-Biru

0,66

5

Grafik pilihan responden untuk kecepatan running
ticker yang paling cepat yang masih dapat dilihat
dengan jelas dan nyaman tampak pada Gambar 4.

Rancangan Eksperimen
Faktor-faktor yang digunakan dalam eksperimen
adalah zonasi, lama tampilan isi utama, kombinasi
warna tulisan dan background running ticker,
kecepatan running ticker. Level untuk faktor zonasi,
lama tampilan isi utama, dan kombinasi warna
telah didapatkan dari pra eksperimen dan studi
literatur. Kecepatan running ticker maksimum dari
hasil pra eksperimen adalah 72 kpm. Sebelum 72
kpm, terdapat kecepatan 24 kpm dan 48 kpm,
namun menurut narasumber, 24 kpm terlalu
lambat untuk running ticker. Level 60 kpm didapat
dari pengamatan terhadap kecepatan rata-rata
running ticker di beberapa stasiun televisi. Level
yang digunakan untuk eksperimen yaitu 48 kpm, 60
kpm, dan 72 kpm. Rangkuman untuk faktor dan
level yang digunakan untuk eksperimen tampak
pada Tabel 4.

Gambar 4. Pie Chart Kecepatan Maksimum
Running Ticker
70% dari responden pra eksperimen mengatakan
bahwa kecepatan running ticker maksimal yang
masih dapat terbaca adalah 72 kpm. Kecepatan
tersebut nantinya dijadikan batas atas pada level
eksperimen untuk kecepatan running ticker. Responden merasa bahwa jenis tulisan yang
ditampilkan hampir sama, maka kemudian untuk
jenis tulisan running ticker dapat digunakan 2 jenis
tulisan paling favorit yaitu Lucida Sans dan
Tahoma. Kedua jenis tulisan tersebut didownload
sebanyak 100% dari sumber CSS. Faktor jenis
tulisan running ticker kemudian tereliminasi dari
faktor tahap eksperimen.

Tabel 4. Faktor dan level eksperimen
Faktor
Zonasi

Eksperimen
Lama tampilan
isi utama

Eksperimen dilakukan untuk mengetahui level
yang terbaik pada masing-masing faktor yang
diteliti. Lokasi peletakan DIVo mungkin memiliki
tingkat pencahayaan yang berbeda. Tingkat
pencahayaan pada 31 tempat peletakan DIVo
diukur menggunakan light meter di dua waktu yang
berbeda. Tingkat pencahayaan kemudian terbagi
menjadi 3 kategori (Kroemer, 2001), yaitu lokasi
pertama dengan 0-50 lux (rendah), lokasi kedua
dengan 51-100 lux (sedang), dan lokasi ketiga

Kombinasi warna
running ticker

Level
1 area isi utama + 1
area running ticker
2 area isi utama + 1
area running ticker
10 detik
15 detik
Putih-Hitam
Putih-Merah
Biru-Putih

Kecepatan running
ticker

48 kpm
60 kpm
72 kpm

4

Fonda., et al. / Desain Eksperimen pada DIVo 3.0 / Jurnal Titra, Vol. 1, No. 2, Juli 2013, pp. 1–8

Metode eksperimen adalah menggunakan general
full factorial design karena jumlah level yang
berbeda di masing-masing faktor. Total kombinasi
untuk 1 kali run adalah sebanyak 36 buah. Poster
yang digunakan untuk isi utama tampilan
didapatkan dari perpustakaan. Seluruh poster
kemudian ditata untuk membentuk kombinasi
eksperimen dengan menggunakan bantuan software
Adobe Photoshop. Total replikasi yang dilakukan
adalah 3 dan terdapat blocking pada replikasinya,
yaitu perbedaan kategori pencahayaan. Total run
untuk eksperimen adalah 108 buah. Kombinasi
eksperimen
menggunakan
dibuat
dengan
menggunakan software Adobe Flash Player dengan
satu kali pemutaran video. Jumlah kata untuk
running ticker disesuaikan dengan waktu tampilan
untuk eksperimen, misalnya 48 kpm, ditampilkan
selama 20 detik, maka jumlah kata dalam Flash
adalah 16 kata. Contoh tampilan dengan
menggunakan Flash dapat dilihat pada Gambar 5.

sedikitnya pertanyaan pada kuesioner yang berhasil
terjawab. Tanya jawab lalu dilakukan dilakukan
kepada responden, serta didapatkan masukan dari
narasumber. Mayoritas responden mengatakan
bahwa mereka tidak dapat menangkap informasi
pada poster dan running ticker secara bersamaan.
Responden juga cenderung lelah untuk terus berdiri
selama kurang lebih 45 menit, melihat tampilan dan
mengisi kusioner sebanyak 36 kali. Oleh karena itu,
dengan diputuskan untuk membagi eksperimen
tersebut menjadi 2 eksperimen, yaitu eksperimen
untuk poster dan eksperimen untuk running ticker.
Eksperimen Kedua
Pembagian 2 eksperimen ini dilakukan agar
responden tidak merasa jenuh karena waktu
berkonsentrasi yang cukup lama serta konsentrasi
responden tidak terpecah antara mengamati isi
poster dengan isi running ticker.
Rancangan Eksperimen Kedua
Eksperimen kedua dirancang dengan waktu
tampilan eksperimen yang lebih singkat. Tampilan
isi utama tidak ditampilkan dengan running ticker,
karena pada kondisi nyata, poster dapat ditampikan
sendiri, Tampilan untuk eksperimen running ticker
tetap disertai dengan background isi utama, yaitu
menggunakan digital poster. Running ticker tidak
mungkin ditampilkan sendiri tanpa adanya
tampilan isi utama. Faktor dan level dapat dilihat
pada Tabel 5 dan 6.

Gambar 5. Tampilan Video Eksperimen
Eksperimen dilakukan dengan menggunakan
peralatan yang terdiri dari televisi 42 inci,
rangkaian kayu, dan laptop. Tinggi dari televisi
telah disesuaikan dengan tinggi layar rancangan
mobile unit DIVo. Rangkaian televisi dan kayu
dapat dilihat pada Gambar 6.

Tabel 5. Faktor dan level eksperimen isi utama
Faktor
Zonasi
Lama tampilan isi utama

Level
1

1 area isi utama

2

2 area isi utama

1

10 detik

2

15 detik

Tabel 6. Faktor dan level eksperimen running ticker
Faktor
Kombinasi warna
running ticker

Gambar 6. Peralatan Eksperimen
Pelaksanaan Eksperimen

Kecepatan running ticker

Jumlah responden di masing-masing lokasi adalah
sebanyak 18 orang mahasiswa, yang masing-masing
mewakili semua program studi yang ada di
Universitas Kristen Petra. Pengamatan dilakukan
selama melaksanakan eksperimen, dapat diketahui
bahwa responden menjawab kuesioner dengan tidak
maksimal. Hal ini ditunjukkan dari sangat

1

Level
Putih-Hitam

2

Putih-Merah

3

Biru-Putih

1

48 kpm

2

60 kpm

3

72 kpm

Satu kali run pada eksperimen pertama
membutuhkan kurang lebih 45 menit sedangkan
untuk eksperimen kedua hanya membutuhkan
waktu paling lama 10 menit.

5

Fonda., et al. / Desain Eksperimen pada DIVo 3.0 / Jurnal Titra, Vol. 1, No. 2, Juli 2013, pp. 1–8

zonasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kejelasan informasi yang disampaikan. Main effect
plot untuk faktor zonasi dapat dilihat pada Gambar
7. Respon dari eksperimen ini adalah higher the
better. Karakteristik respon itu menunjukkan
bahwa faktor zonasi yang memberikan hasil terbaik
adalah menggunakan level pertama, yaitu dengan
zonasi 1 area isi utama dan 1 area running ticker. Pvalue untuk faktor waktu tampilan yaitu sebesar
0,54 sehingga gagal tolak H0, waktu tampilan tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kejelasan informasi yang disampaikan. Main effect
plot pada Gambar 8 menunjukkan bahwa
penggunaan level kedua pada faktor waktu
tampilan memberikan hasil yang sedikit lebih baik,
yaitu pada penggunaan waktu tampilan 15 detik.Pvalue untuk interaksi antara kedua faktor ini adalah
sebesar
0,143, menunjukkan interaksi antara
zonasi dan waktu tampilan tidak berpengaruh
terhadap kejelasan informasi yang disampaikan.
Gambar 9 menunjukkan bahwa interaksi yang
memberikan hasil paling baik adalah dengan zonasi
1 area isi utama dengan 1 area running ticker dan
waktu tampilan 10 detik.

Pelaksanaan Eksperimen Kedua
Narasumber meminta adanya penyederhanaan isi
poster, agar poster menjadi simple, namun masih
dapat menggambarkan kegiatan yang diadakan.
Pertanyaan untuk masing-masing kombinasi
ditampilkan pada akhir video. Jumlah responden di
masing-masing eksperimen adalah 18 orang di tiap
lokasi, yaitu 3 perwakilan dari tiap-tiap fakultas.
Persentase dari kebenaran jawaban oleh responden
kemudian dirata-rata untuk setiap kombinasi.
Hasil Eksperimen Kedua Isi Utama
Kolom level pada Tabel 7 menunjukkan urutan
kombinasi isi utama yang ditampilkan lokasi dan
kolom % menunjukkan persentase rata-rata
kebenaran jawaban di lokasi 1, 2, dan 3.
Tabel 7. Hasil eksperimen isi utama
Lokasi 1

Lokasi 2

Lokasi 3

Level

%

Level

%

Level

%

2,2

0,269

2,1

0,1991

2,2

0,2963

1,2

0,491

2,2

0,3611

1,1

0,6019

1,1

0,426

1,1

0,4537

2,1

0,2361

2,1

0,241

1,2

0,3889

1,2

0,4907

Data rata-rata persentase kebenaran jawaban
responden dikelola dengan menggunakan software
Minitab. Pengujian ANOVA dilakukan untuk
mengetahui faktor yang tidak berpengaruh serta
faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap
kejelasan. Hal itu dapat diketahui dengan
membandingkan nilai p-value yang dihasilkan
terhadap sebesar 0,05.

Gambar 7. Main Effect Faktor Zonasi

Tabel 8. Hasil ANOVA eksperimen isi utama
Source

DF

F

P

Blocks

2

0,98

0,429

Zonasi

1

34,11

0,001

Waktu Tampilan

1

0,42

0,54

Zonasi*Waktu Tampilan

1

2,85

0,143

Error

6

Total

11

Gambar 8. Main Effect Plot Faktor Waktu
Tampilan

Tabel 8 menunjukkan hasil ANOVA untuk
eksperimen utama. P-value untuk blocks yaitu
sebesar 0,429. sehingga gagal tolak H0, yaitu
kategori pencahayaan tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kejelasan informasi yang
disampaikan. P-value untuk faktor zonasi yaitu
sebesar 0,001, yang lebih kecil daripada 0,05,
sehingga tolak H0. Hal ini menunjukkan bahwa

Gambar 9. Interaction Plot Zonasi dan Waktu
Tampilan

6

Fonda., et al. / Desain Eksperimen pada DIVo 3.0 / Jurnal Titra, Vol. 1, No. 2, Juli 2013, pp. 1–8

dan tulisan putih pada background merah memiliki
tingkat kejelasan yang tinggi dengan nilai yang
hampir sama. Tulisan biru pada background putih
memberikan kejelasan yang sedikit kurang baik
dibandingkan dengan level lainnya. P-value dari
faktor kecepatan running ticker adalah sebesar
0,019 dan dapat disimpulkan bahwa kecepatan
running ticker memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kejelasan informasi yang disampaikan.

Hasil Eksperimen Kedua Running Ticker
Eksperimen kedua juga melakukan eksperimen
untuk running ticker. Rata-rata persentase
kebenaran jawaban eksperimen running ticker
dapat dilihat pada Tabel 9 Hasil ANOVA dapat
dilihat pada Tabel 10.
Tabel 9. Hasil eksperimen running ticker
Lokasi 1

Lokasi 2

Lokasi 3

Level

%

Level

%

Level

%

1,3

0,77778

2,1

0,88889

3,1

0,52778

2,3

0,63889

2,2,

0,94444

1,2

0,91667

3,2

0,77778

2,3

0,80556

2,3

0,80556

1,2

0,97222

1,3

0,80556

2,1

0,97222

2,1

0,94444

3,3

0,83333

2,2,

0,88889

2,2,

0,94444

1,1

0,75

1,1

0,88889

3,1

0,75

1,2

0,97222

3,2

0,75

3,3

0,80556

3,2

0,83333

3,3

0,75

1,1

0,83333

3,1

0,66667

1,3

0,91667

Gambar 11. Main Effect Plot Kecepatan Running
Ticker
Gambar 11 menunjukkan bahwa penggunaan level
2, yaitu running ticker dengan kecepatan 60 kpm
(level 2) memberikan tingkat kejelasan informasi
yang paling baik dibandingkan dengan penggunaan
48 kpm (level 1) dan 72 kpm (level 3). Hal ini bisa
dikarenakan pergerakan running ticker yang terlalu
lambat membuat responden bosan menunggu
terlalu lama dan pergerakan running ticker yang
terlalu cepat dapat membuat responden tidak
sempat melihat informasi yang disampaikan. Pvalue untuk interaksi adalah sebesar 0,013, nilai pvalue lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa interaksi antara kombinasi warna dan
kecepatan berpengaruh secara signifikan terhadap
kejelasan informasi yang disampaikan. Interaction
plot pada Gambar 5.9 menunjukkan bahwa terdapat
interaksi antara faktor kombinasi warna dan faktor
kecepatan. Interaksi yang memberikan hasil paling
baik adalah running ticker dengan tulisan berwarna
putih pada background berwarna hitam yang
menggunakan kecepatan 60 kata per menit.

Tabel 10. Hasil ANOVA eksperimen running ticker
Source

DF

F

P

Blocks

2

0,04

0,96

Kombinasi Warna

2

9,75

0,002

Kecepatan
Kombinasi
Warna*Kecepatan

2

5,09

0,019

4

4,46

0,013

Error

16

Total

26

P-value untuk blocks yaitu sebesar 0,96. sehingga
dapat disimpulkan bahwa kategori pencahayaan
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kejelasan informasi yang disampaikan.

Gambar 10. Main Effect Plot Faktor Kombinasi
Warna Running Ticker
Gambar 11. Interaction Plot Kombinasi Warna dan
Kecepatan Running Ticker

P-value
kombinasi
warna
adalah
0,002,
menunjukkan
bahwa
kombinasi
warna
berpengaruh secara signifikan terhadap kejelasan
informasi yang disampaikan. Main effect plot pada
Gambar 10 menunjukkan bahwa penggunaan level
1 dan 2, yaitu tulisan putih pada background hitam

Hasil eksperimen kedua secara keseluruhan dapat
dilihat pada Tabel 11. tulisan yang dicetak tebal
adalah level yang memberikan hasil lebih baik
secara signifikan.
7

Fonda., et al. / Desain Eksperimen pada DIVo 3.0 / Jurnal Titra, Vol. 1, No. 2, Juli 2013, pp. 1–8

disampaikan pada DIVo. Penggunaan waktu
tampilan 10 detik lebih disarankan karena adanya
mobilitas yang cukup tinggi dari mahasiswa,
terutama untuk zonasi 1 area isi utama dan 1 area
running ticker. Waktu tampilan 15 detik dapat
digunakan ketika zonasi menggunakan 2 area isi
utama dan 1 running ticker. Kombinasi warna
running ticker yang memberikan kejelasan lebih
baik adalah tulisan berwarna putih pada
background berwarna hitam dengan kecepatan
running ticker yang sebaiknya digunakan adalah 60
kpm.

Tabel 11. Ringkasan hasil eksperimen
Urutan
Faktor
kejelasan
Level
1 area isi utama
1
1 area running ticker
Zonasi
2 area isi utama
2
1 area running ticker
Lama
1
10 detik
tampilan
2
15 detik
isi utama
Kombinasi
1
Putih-Hitam
warna
2
Putih-Merah
running
3
Biru-Putih
ticker
1
60 kpm
Kecepatan
2
running
48 kpm
ticker
3
72 kpm

Daftar Pustaka
1. Arthur, Paul, and Romedi Passini, Wayfinding:
People, Signs, and Architecture, New York, McGrawHill, 1992
2. Belavendram, Nicolo, Quality by Design: Taguchi
techniques for Industrial Experimentation. London,
Prentice Hall International, 1995.
3. CSS,
n.d.,
retrieved
from
http://www.codestyle.org/css/font-family/samplerSansSerif.shtml on 22 Februari 2013.
4. Lundström, Lars-Ingemar, Digital Signage Broadcasting
Content Management and Distribution Techniques,
Burlington, Elinor Actipis, 2008.
5. Montgomery, Douglas C, Design and Analysis of
Experiments 6th edition, New Jersey, John Wiley & Sons
Inc., 2005.
6. Posterbox, n.d, retrieved from
http://www.posterbox.com.au/poster_design_ideas.html
on 20 Mei 2013.
7. Rabinowitz, Tova. Exploring Typography (Design
Exploration Series). New York: Thomson Delmar
Learning, 2006.

Eksperimen Verifikasi
Eksperimen verifikasi menggunakan kombinasi
terbaik, yaitu zonasi 1 area isi utama dan 1 area
running ticker, waktu tampilan 10 detik, dengan
running ticker menggunakan kombinasi warna
putih-hitam, dan kecepatan 60 kpm. Responden
eksperimen verifikasi adalah 15 orang mahasiswa
Program Studi Teknik Industri. Hasil eksperimen
dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Hasil eksperimen verifikasi
Persentase Kebenaran
Res

%

Res

%

Res

%

1

0.66667

6

1

11

0.66667

2

0.66667

7

0.33333

12

0.66667

3

0.66667

8

0.33333

13

0.66667

4

0.33333

9

1

14

0.66667

5

0.66667

10

1

15

0.66667

Hasil eksperimen verifikasi menunjukkan bahwa
hasil dari tampilan dengan kombinasi terbaik
memang memberikan kejelasan yang baik. Hal ini
tampak dari tingginya persentase kebenaran, yaitu
0,667 atau 66,67% bila dibandingkan dengan ratarata semua kombinasi saat melakukan eksperimen.

Simpulan
Perancangan tampilan DIVo yang memberikan
kejelasan informasi bagi mahasiswa adalah
menggunakan 1 area isi utama dan 1 area running
ticker. Waktu tampilan dapat dipilih antara 10 detik
dan 15 detik karena keduanya tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap kejelasan informasi yang
8