artikel sri rahayu 80 editan

Persepsi Mahasiswa Akuntansi mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan
Karir

SESI

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMILIHAN KARIR
SRI RAHAYU
Alumni Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta
EKO ARIEF SUDARYONO
Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta
DODDY SETIAWAN
Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta
Abstract
The aim of this research is to identifying student perception about the factor that influence accounting
student to choose career and what kind of career that most accounting student interested and uninterested. This
research was done by surveyed respondens. The samples were accounting students on the third year on the privates
and publics university in Jakarta, Yogyakarta and Surakarta. Analysis using Kruskal-Wallis methode. The result shows
that the difference student perception about factors influencing the career choices of the accounting student are
financial reward, professional training, professional confession, work environtment, labor market need. But they don’t
think more about social values and personality. Based on their gender, the difference student perception are

professional training and work environtment, and indifference student perception are financial reward reasons,
professional confession, social values, labor market need and personality.
Key words : career choice, gender, financial reward, professional training, professional confession, social values, work
environtment, labor market needs, and personality.

PENDAHULUAN
Pesatnya pekembangan dunia bisnis memberikan lapangan kerja yang beragam untuk angkatan
kerja. Salah satu yang tergolong dalam angkatan kerja adalah sarjana ekonomi khususnya dari jurusan
akuntansi. Perkembangan dalam dunia bisnis harus selalu direspon oleh sistem pendidikan akuntansi agar
dapat menghasilkan sarjana akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia kerja. Agar dapat
mencapai tujuan tersebut maka desain pendidikan akuntansi harus relevan terhadap dunia kerja, dalam hal
ini dunia kerja bagi sarjana akuntansi.
Terdapat beberapa jenis karir yang dapat dijalankan oleh mahasiswa akuntansi yang telah menjadi
sarjana, yaitu sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik dan akuntan pemerintah.
Berdasarkan dari berbagai jenis karir yang dapat dijalankan oleh sarjana akuntansi tersebut menunjukkan
bahwa setiap sarjana akuntansi bebas untuk memilih karir apa yang akan dijalaninya.
Dalam memilih karir yang akan dijalaninya, mahasiswa akuntansi memiliki berbagai pertimbangan
untuk memilih karir apa yang akan dijalaninya. Faktor-faktor yang mempengaruhinya terdiri dari
penghargaan finasial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja,
pertimbangan pasar kerja, dan personalitas.

Dengan mengetahui persepsi mahasiswa akuntansi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
mereka dalam memilih karir, baik secara keseluruhan maupun berdasarkan gender-nya maka setiap
mahasiswa akuntansi yang akan terjun ke dalam dunia bisnis dapat dengan tepat memilih karir yang akan
dijalankannya dan pendidikan akuntansi juga dapat merencanakan kurikulum yang sesuai dan relevan
dengan tuntutan dunia kerja, sehingga mahasiswa akuntansi yang sudah lulus dan siap terjun dalam dunia
kerja lebih mudah menyesuiakan kemampuan yang dimilikinya dengan tuntutan dalam pekerjaan, apalagi
profesi akuntan pada masa yang akan datang mengadapi tantangan yang semakin berat, maka kesiapan
yang menyangkut profesionalisme profesi mutlak diperlukan.
Penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2001), menunjukkan bahwa mahasiswa akuntasi akan
memilih satu diantara empat karir, yaitu sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik,
atau akuntan pemerintah. Dalam memilih karir tersebut, mahasiswa akuntansi mempertimbangkan faktor

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VI
Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003

53

Persepsi Mahasiswa Akuntansi mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan
Karir


SESI

penghargaan finansial, pelatihan profesional, dan nilai-nilai sosial. Faktor pengakuan profesional,
lingkungan kerja, keamanan kerja, dan akses lowongan kerja tidak dipertimbangkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi mereka dalam memilih karir di Indonesia. Penelitian ini merupakan
replikasi dari penelitian yang dilakukan Wijayanti (2001) dan Andriati (2001) untuk melihat apakah
fenomena yang telah diperoleh pada penelitian terdahulu juga akan terjadi pada penelitian kali ini.
Perbedaan utama antara penelitian ini dengan penelitian Wijayanti (2001) yaitu pada penelitian ini ruang
lingkup penelitian lebih diperluas wilayahnya. Penelitian Wijyanti (2001) hanya mencoba mengetahui
perbedaan pandangan di antara mahasiswa akuntansi dibeberapa universitas negeri dan swasta di
Yogyakarta, sedangkan penelitian ini mencoba kembali menguak perbedaan pandangan diantara
mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik
dan akuntan pemerintah di beberapa universitas negeri dan swasta yang ada di wilayah Jakarta,
Yogyakarta, dan Surakarta. Penelitian ini menambahkan faktor personalitas sebagai faktor lain yang diteliti.
Faktor personalitas ditambahkan mengacu pada penelitian Andriati (2001) yang hasilnya menunjukkan ada
perbedaan pendapat mengenai personalitas diantara mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai
akuntan publik dan akuntan non publik. Penelitian ini juga akan mencari tahu apakah ada perbedaan
pilihan karir dan pebedaan pandangan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi
dalam memilih karir di universitas negeri dan universitas swasta berdasarkan perbedaan gender-nya.

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan pandangan diantara mahasiswa
akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik dan akuntan
pemerintah, secara keseluruhan dan menurut perbedaan gender mengenai penghargaan finansial,
pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja
dan personalitas dan untuk mengetahui jenis karir apa yang paling diminati dan yang kurang diminati oleh
mahasiswa akuntansi secara keseluruhan dan berdasarkan gender-nya.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh lembaga yang telah mempekerjakan tenaga
akuntan, sehingga mereka dapat mengerti apa yang dinginkan calon akuntan dalam memilih karir dan
untuk lebih memotivasi mereka yang sudah bekerja dilembaganya. Bagi kalangan akademik diharapkan
dapat memberikan nilai tambah dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pengajaran dalam rangka
menambah mutu lulusan sebagai pekerja intelektual yang siap pakai sesuai dengan kebutuhan pasar dan
membantu membuat kurikulum dalam sistem pendidikan akuntansi yang relevan dalam dunia kerja saat ini.
LITERATUR REVIEW DAN HIPOTESA
Secara umum suatu sistem didefinisikan sebagai suatu kumpulan elemen-elemen yang
berintaraksi satu sama lain dalam melakukan kegiatan dan aktivitas untuk mecapai tujuan tertentu
(Hartono, 1998). Sebagai suatu sistem, pendidikan akuntansi memliki tujuan yang akan dicapai. Tujuan
sistem pendidikan akuntasi secara umum menurut Sumarjono (1991) yaitu :
a. Mempersiapkan peserta didik menjadi menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa
Pancasila dan UUD 1945.

b. Mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Ynag Maha Esa, bermoral tinggi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
akademika atau profesional dalam menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu.
Mahasiswa akuntansi sebagai calon profesional harus memiliki pengetahuan (knowledge),
ketrampilan (skill), dan kemampuan (ability) dalam berkarir (Bensinger et.al, 1999). Dalam memilih karir
mahasiswa memiliki motivasi yang mendorong mereka untuk bekerja dan memilih karir yang sesuai.
Motivasi didefinisikan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi kearah tujuan
organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan individu
(Robins, 1996).
Ada dua teori motivasi yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu Teori Hirarki Kebutuhan dan
Toeri Motivas-Higiene (Robins, 1996). Dalam teori Hirarki Kebutuhan, kebutuhan manusia adalah
berjenjang. Kebutuhan jenjang paling bawah atau dasar adalah kebutuhan fisiologis, kedua kebutuhan
akan rasa aman, ketiga kebutuhan sosial, keempat kebutuhan penghargaan, dan yang terakhir kebutuhan
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VI
Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003

54

Persepsi Mahasiswa Akuntansi mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan
Karir


SESI

untuk mengaktualisasi diri. Teori Motivasi-Higiene merupakan salah satu teori yang dianggap meyakinkan
bahwa hubungan seorang individu pada pekerjaannya merupakan suatu hubungan dasar dan sikap
kerjanya terhadap pekerjaan tersebut sangat menentukan sukse atau kegagalan itu (Robins, 1996).
Sebagai suatu konsep, karir dapat dilihat sebagai posisi yang dipegang individu dalam suatu
jabatan di suatu perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Riset terbaru menunjukkan bahwa karir melalui
suatu rangkaian fase/tahap yang relatif dapat diprediksi, dimulai dengan eksplorasi dan investigasi awal
terhadap kesempatan karir dan diakhiri dengan pensiun (Andriati, 2001).
Akuntan merupakan salah satu profesi dalam dunia kerja yang dapat dijalani oleh mahasiswa
akuntansi. Secara garis besar bidang pekerjaan yang dapat dilakukan oleh akuntan dapat digolongkan
dalam empat kategori, yaitu akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan
pemerintah.
Keempat karir tesebut dapat dijalani oleh para lulusan Strata-1 akuntansi dari berbagai perguruan
tinggi. Dalam memilih karir, mahasiswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti penghargaan finansial,
pelatihan professional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja
dan personalitas. Mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik, bisa jadi dipengaruhi oleh faktor
yang berbeda dengan mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan pendidik, demikian juga
kemungkinan faktor-faktor itu berbeda apabila mahasiswa memilih karir yang berbeda.

Penelitian dalam hal faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam memilih karir
dilakukan oleh Stolle (1976). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa mahasiswa beranggapan, bekerja
sebagai akuntan publik lebih profesional dan lebih memberi kepuasan pribadi, karena profesi akuntan
publik berhadapan dengan berbagai jenis perusahaan sehingga akuntan publik lebih sering berinteraksi
dengan ahli-ahli yang lain. Sedangkan bekerja sebagai akuntan perusahaan memberikan kepastian masa
depan dengan adanya dana pensiun dengan sifat pekerjaan yang lebih rutin.
Peneliti lainnya adalah Carpenter dan Strawser (1970) yang meneliti faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan karir mahasiswa akuntansi dan tempat berkarir yang diinginkan oleh mahasiswa.
Hasilnya menunjukkan bahwa pemilihan karir dipengaruhi oleh tiga faktor utama (dari sebelas faktor yang
diteliti) yaitu: sifat pekerjaan, kesempatan berkembang dan gaji.
Penelitian yang dilakukan Felton (1994) menemukan bahwa pemilihan karir mahasiswa akuntansi
dipengaruhi oleh factor-faktor intrinsic, gaji, pertimbangan pasar kerja. Penelitian yang dilakukan Andriati
(2001) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi di Jawa dalam memilih karir
sebagai akuntan publik dan non publik mengenai faktor intrinsic, penghasilan dan pertimbangan pasar
kerja tidak terdapat perbedaan pandangan. Tetapi untuk faktor persepsi ternyata berbeda.
Hasil penelitian Wijayanti (2001) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir
mahasiswa akuntansi menunjukkan bahwa dari tujuh faktor yang diteliti yaitu penghargaan finansial,
pelatihan profesional, nilai-nilai sosial, pengakuan profesional, lingkungan kerja, keamanan kerja dan
tersedianya lapangan pekerjaan, hanya faktor penghargaan finansial, pelatihan profesional, nilai-nilai sosial
yang dipertimbangkan mahasiswa akuntansi dalam memilih karir.

Penelitian ini akan melihat kembali apakah ada perbedaan pandangan mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam memilih karir, secara keseluruhan dan berdasarkan
gender-nya. Faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam memilih karir dalam penelitian
ini akan dikelompokan dalam (1) Penghargaan finansial, (2) Pelatihan profesional, (3) Pengakuan
professional, (4) Nilai-nilai sosial, (5) lingkungan kerja, (6) pertimbangan pasar kerja, (7) personalitas.
Hipotesa yang diuji dalam penelitian ini adalah:
H01 : Tidak ada perbedaan pandangan diantara mahasiswa akuntansi yang memilih karir seagai akuntan
publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah ditinjau dari penghargaan
finansial, pelatihan professional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja,
pertimbangan pasar kerja, dan personalitas.
H02 : Tidak ada perbedaan pandangan diantara mahasiswa dan mahasiswi akuntansi yang memillih karir
sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah ditinjau
dari penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial,
lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan personalitas.

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VI
Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003

55


Persepsi Mahasiswa Akuntansi mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan
Karir

SESI

METODOLOGI PENELITIAN
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dirancang sebagai penelitian explanatory (penelitian pengujian hipotesis yang
bersifat menjelaskan). Metode yang digunakan adalah metode survey dengan menyebarkan kuesioner
pada responden sebagai instrumen penelitiannya.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi Strata Satu di Universitas Negeri dan
Universitas Swasta yang ada di Jakarta, Yogyakarta, dan Surakarta. Sampel penelitian ini yaitu mahasiswa
akuntansi Strata Satu yang berada di tahun ketiga dari Universitas Negeri dan Universitas Swasta yang
ada di Jakarta, Yogyakarta, dan Surakarta. Alasan pemilihan sampel ini diharapkan mahasiswa tersebut
telah memiliki persepsi yang sama mengenai satu jenis karir dan telah dapat menentukan karir apa yang
akan dijalankan di kemudian hari. Alasan dipilihnya wilayah tersebut karena masing-masing wilayah
memiliki kondisi dan lingkungan yang berbeda satu sama lain.
Pelaksanaan Survey
Survey dilakukan dengan mendatangi secara langsung perguruan tinggi yang dijadikan sampel,

kemudian membagikan kuesioner secara langsung kepada responden di kelas dan di luar kelas dan
langsung dikumpulkan setelah diisi. Kuesioner yang disebar sebanyak 330, dimana masing-masing
universitas memperoleh 30 kuesioner. Semua kuesioner yang yang kembali dan diisi dengan lengkap,
maka kuesioner tersebut yang dijadikan sampel untuk diteliti. Dari seluruh kuesioner yang disebar,
kuesioner yang kembali sebanyak 301, dan yang dapat diolah sebesar 254.
Pengukuran Variabel dan Teknik Pengujian Hipotesa
Variabel dalam penelitian ini dikembangkan dari variabel yang digunakan oleh Wijayanti (2001)
dan Andriati (2001). Variabel yang diuji meliputi;
1. Penghargaan finansial.
Penghasilan atau gaji merupakan hasil yang diperoleh sebagai kontraprestasi dari pekerjaan yang
telah diyakini secara mendasar bagi sebagian besar perusahaan sebagai daya tarik utama untuk
memberikan kepuasan kepada karyawannya. Penghargaan finansial diuji dengan tiga butir pernyataan
yaitu gaji awal yang tinggi, potensi kenaikan gaji dan tersedianya dana pensiun.
2.
Pelatihan profesional.
Pelatihan profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan keahlian. Pelatihan
profesional diuji dengan empat pernyataan mengenai pelatihan sebelum mulai bekerja, pelatihan
profesional, pelatihan kerja rutin dan pengalaman kerja.
3. Pengakuan profesional
Pengakuan profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan terhadap prestasi.

Pengakuan profesional diuji dengan empat pernyataan mengenai kemungkinan bekerja dengan ahli
lain, kesempatan untuk berkembang, dan pengakuan prestasi.
4. Nilai-nilai sosial
Nilai-nilai sosial ditunjukkan sebagai faktor yang menampakkan kemampuan seseorang di masyarakat,
atau nilai seseorang yang dapat dilihat dari sudut pandang orang-orang lain di lingkungannya (Stolle,
1976 dalam Wijayanti, 2001). Nilai-nilai sosial diuji dengan enam pernyataan mengenai cara untuk naik
pangkat, kesempatan untuk melakukan pelayanan sosial, kesempatan untuk berinteraksi dengan
orang lain, kepuasan pribadi, kesempatan untuk menjalankan hobi di luar pekerjaan, perhatian
terhadap perilaku individu dan gengsi pekerjaan di mata orang lain.
5. Lingkungan kerja
Sifat pekerjaan, tingkat persaingan dan banyaknya tekanan kerja merupakan faktor lingkungan
pekerjaan. Lingkungan kerja diuji dengan tujuh pernyataan mengenai sifat pekerjaan (rutin, atraktif,
sering lembur).
6. Pertimbangan pasar kerja
Pertimbangan pasar kerja meliputi keamanan kerja dan tersedianya lapangan kerja atau kemudahan
mengakses lowongan kerja. Keamanan kerja merupakan faktor dimana karir yang dipilih dapat
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VI
Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003

56

Persepsi Mahasiswa Akuntansi mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan
Karir

SESI

bertahan dalam jangka waktu yang lama. Karir diharapkan bukan pilihan karir sementara, tetapi dapat
terus berlanjut sampai seseorang pensiun. Pertimbangan pasar kerja diuji dengan dua pernyataan
mengenai keamanan kerja, dan kemudahan mengakses lowongan pekerjaan.
7. Personalitas
Personalitas merupakan salah satu determinan yang potensial terhadap perilaku individu saat
berhadapan dengan situasi/kondisi tertentu. Hal ini membuktikan bahwa personalitas berpengaruh
terhadap perilaku seseorang. Personalitas diuji dengan satu pernyataan mengenai kesesuaian
pekerjaan dengan kepribadian yang dimiliki seseorang.
Pernyataan pada bagian ini dikembangkan dengan menggunakan model skala Likert yang
masing-masing butir pernyataan diberi skor 1 sampai 5. Skor 1 menunjukkan mahasiswa sama sekali tidak
mempertimbangkan butir pernyataan tersebut dalam memilih karir, skor 3 menunjukkan mahasiswa
mempertimbangkan pernyataan, sedangkan skor 5 menunjukkan mahasiswa sangat mempertimbangkan
pernyataan tersebut dalam memilih karir.
Hipotesis akan diuji dengan uji Kruskal-Wallis. Uji ini digunakan untuk menguji signifikansi
hipotesis komparatif k sampel independen apabila datanya berbentuk ordinal. Langkah yang ditempuh
dalam melakukan pengujian ini yaitu:
a. Mengelompokkan mahasiswa akuntansi menjadi empat jenis berdasarkan jenis karir yang dipilihnya,
yaitu kelompok akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah.
b. Mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam memilih karir menjadi
tujuh kelmpok.
c. Total nilai mean rank setiap faktor dan nilai mean rank butir faktor setiap faktor dari masing-masing
kelompok akan dihitung, kemudian akan diuji dengan Kruskal-Wallis.
d. Kesimpulan yang diambil yaitu apabila nilai H hitung lebih besar dari H tabel maka terdapat perbedaan
pandangan di antara mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan
perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah mengenai masing-masing faktor tersebut.
HASIL ANALISIS DATA
Deskripsi Sampel
Jumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 254. Sampel tersebut dikelompokkan menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok mahasiswa dari perguruab tinggi negeri 126 responden dan mahasiswa dari
perguruan tinggi swasta 128 responden. Responden tersebut kemudian dikelompokkan lagi menjadi dua
kelompok berdasarkan gender-nya, yaitu mahasiswa dari perguruan tinggi negeri dan swasta yang berjenis
kelamin pria sebesar 44 (17,3%) dan 46 (18,1%) responden, sedangkan mahasiswa yang berasal dari
perguruan tinggi negeri dan swasta yang berjenis kelamin wanita masing-masing sebesar 32,2%. Dari
seluruh responden (254), yang memilih karir sebagai akuntan publik sebesar 6,69% dari universitas negeri,
dan 7,48% dari universitas swasta, akuntan perusahaan sebesar 27,17% dari universitas negeri dan
26,38% dari universitas swasta, akuntan pendidik sebesar 6,30% dari universitas negeri dan 5,51% dari
universitas swasta, akuntan pemerintah sebesar 9,44% dari universitas negeri dan 11,02% dari universitas
swasta.
Perbedaan Persepsi dari Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mereka
dalam Memilih Karir
Hasil uji statistik Kruskal-Wallis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi
dalam memilih karir akan diuraikan satu persatu seperti berikut ini.
1. Penghargaan Finansial
Hasil uji statistik Kruskal-Wallis menunjukkan secara keseluruhan ada perbedaan pandangan
diantara mahasiswa akuntansi yang dilihat secara keseluruhan ditinjau dari penghargaan finansial.
Nilai H menunjukkan sebesar 136,014 probabilitas 0,000 dengan taraf signifikansi 5%. Mean rank, nilai
H, dan probabilitas untuk masing-masing pernyataan dalam penghargaan finansial dapat dilihat pada
tabel 1.
TABEL 1 DI SINI

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VI
Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003

57

Persepsi Mahasiswa Akuntansi mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan
Karir

SESI

Berdasarkan tabel 1, mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan perusahaan dan akuntan
pemerintah menganggap bahwa dengan karir tersebut gaji awal mereka tinggi, dibanding dengan
mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan pendidik dan akuntan publik yang menganggap bahwa
gaji awal dalam karir mereka tidak begitu tinggi. Dana pensiun sangat diharapkan oleh mahasiswa
yang memilih karir sebagai akuntan pemerintah dan akuntan pendidik, sedangkan mahasiswa yang
memilih karir sebagai akuntan perusahaan tidak begitu berharap akan memperoleh dana pensiun.
Mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik bahkan kurang mengharapkan dana pensiun.
Berdasarkan perbedaan gender-nya hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan
pandangan di antara mahasiswa dan mahasiswi akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik,
akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah ditinjau dari penghargaan finansial.
Mean rank, nilai H, dan probabilitas (perbedaan gender) untuk masing-masing pernyataan dalam
penghargaan finansial dapat dilihat pada tabel 2.
TABEL 2 DI SINI
Berdasarkan tabel 2, mahasiswa akuntansi yang berjenis kelamin wanita dan mahasiswa
akuntansi yang berjenis kelamin pria sama-sama menganggap bahwa karir yang dipilihnya
menyediakan gaji awal yang tinggi dan potensi kenaikan gajinya cepat sedangkan untuk dana pensiun
mahasiswa akuntansi yang berjenis kelamin wanita lebih menganggap karir yang dipilihnya
menyediakan dana pensiun dibanding mahasiswa akuntansi yang berjenis kelamin pria.
2. Pelatihan Profesional
Hasil uji statistik Kruskal-Wallis untuk faktor pelatihan profesional menunjukkan nilai H sebesar
20,932, probabilitas 0,000 dengan 5% yang berarti bahwa hasil uji statistik menunjukkan adanya
perbedaan pandangan di antara mahasiswa akuntansi secara keseluruhan yang memilih karir berbeda
ditinjau dari pelatihan profesional. Mean rank, nilai H, dan probabilitas untuk masing-masing
pernyataan dalam pelatihan profesional dapat dilihat pada tabel 3.
TABEL 3 DI SINI
Berdasarkan tabel 3 Mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik menganggap bahwa
mereka lebih memerlukan pelatihan kerja dalam menjalankan karirnya. Karir sebagai akuntan
perusahaan menganggap latihan kerja diperlukan, dengan tekanan yang sedikit lebih rendah daripada
karir sebagai akuntan pemerintah, sedangkan karir sebagai akuntan pendidik dianggap kurang perlu
latihan kerja sebelum mulai bekerja. Karir sebagai akuntan publik dianggap lebih memerlukan
pelatihan kerja untuk meningkatkan kemampuan profesional dan mendapatkan pengalaman kerja
yang bervariasi, sedangkan karir sebagai akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah kurang begitu
menganggap bahwa latihan kerja diperlukan dalam menjalankan karirnya. Mahasiswa akuntansi yang
memilih karir sebagai akuntan pendidik tidak menganggap bahwa latihan kerja untuk meningkatkan
kemampuan profesinal diperlukan, sehingga pengalaman kerja yang bervariasi lebih sedikit diperoleh
dibandingkan karir sebagai akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah.
Berdasarkan perbedaan gender-nya hasil uji statistik menunjukkan adanya perbedaan pandangan
di antara mahasiswa dan mahasiswi akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan
perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah ditinjau dari pelatihan profesional. Nilai H yang
diperoleh sebesar 6,207, probabilitas 0,013 dengan taraf signifikansi 5%.
Mean rank, nilai H, dan probabilitas (perbedaan gender) untuk masing-masing pernyataan dalam
pelatihan profesional dapat dilihat pada tabel 4.
TABEL 4 DI SINI
Berdasarkan tabel 4, mahasiswa akuntansi yang berjenis kelamin wanita dan mahasiswa
akuntansi yang berjenis kelamin pria sama-sama menganggap bahwa karir yang dipilihnya
memerlukan latihan kerja sebelum mulai bekerja dan latihan kerja rutin. Latihan kerja untuk
meningkatkan kemampuan profesional lebih diperlukan oleh mahasiswa akuntansi yang berjenis
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VI
Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003

58

Persepsi Mahasiswa Akuntansi mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan
Karir

SESI

kelamin pria dibandingkan dengan mahasiswa akuntansi yang berjenis kelamin wanita, sehingga
pengalaman kerja yang bervariasi lebih banyak diharapkan oleh mahasiswa akuntansi yang berjenis
kelamin pria.
3. Pengakuan Profesional
Hasil uji statistik Kruskal-Wallis menunjukkan secara keseluruhan ada perbedaan pandangan
diantara mahasiswa akuntansi yang dilihat secara keseluruhan ditinjau dari pengakuan profesional.
Nilai H ditunjukkan sebesar 18, 459 probabilitas 0,000 dengan taraf signifikansi 5%. Mean rank, nilai H,
dan probabilitas untuk masing-masing pernyataan dalam pengakuan profesional dapat dilihat pada
tabel 5.
TABEL 5 DI SINI
Berdasarkan tabel 5, mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik dan akuntan
perusahaan menganggap bahwa karir yang dipilihnya banyak memberikan kesempatan untuk
berkembang. Sedangkan karir sebagai akuntan pendidik memberikan kesempatan untuk berkembang
dengan tekanan yang sedikit lebih rendah daripada karir sebagai akuntan pemerintah. Pengakuan
apabila berprestasi menurut mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan perusahaan lebih banyak
diberikan dibanding dengan karir yang lain. Mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan
publik dan akuntan pemerintah lebih sedikit menganggap bahwa karir yang dipilihnya lebih
memberikan pengakuan apabila berprestasi dibandingkan dengan karir sebagai akuntan pendidik.
Banyaknya cara untuk naik pangkat dan banyaknya keahlian untuk mencapai sukses sangat
diperlukan oleh mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik dan akuntan
perusahaan, sedangkan karir sebagai akuntan pemerintah dengan tekanan sedikit lebih tinggi daripada
karir sebagai akuntan pendidik memerlukan banyak cara untuk naik pangkat dan banyak keahlian
tertentu untuk mencapai sukses.
Berdasarkan perbedaan gender-nya hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan
pandangan di antara mahasiswa dan mahasiswi akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik,
akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah ditinjau dari pengakuan profesional.
Nilai H yang dihasilkan sebesar 3, 160, probabilitas 0,075 dengan taraf signifikansi 5%.
Mean rank, nilai H, dan probabilitas (perbedaan gender) untuk masing-masing pernyataan dalam
pelatihan profesional dapat dilihat pada tabel 6.
TABEL 6 DI SINI
Berdasarkan tabel 6, mahasiswa akuntansi yang berjenis kelamin wanita dan mahasiswa
akuntansi yang berjenis kelamin pria sama-sama menganggap bahwa karir yang diplihnya memberi
kesempatan untuk berkembang, pengakuan apabila berprestasi dan cara untuk naik pangkat. Keahlian
tertentu untuk mencapai sukses menurut mahasiswa akuntansi yang berjenis kelamin pria lebih
diperlukan daripada mahasiswa akuntansi yang berjenis kelamin wanita.
4. Nilai-nilai Sosial
Nilai-nilai sosial diuji dengan enam pernyataan mengenai apakah karir yang mereka pilih dinilai
baik oleh masyarakat. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan nilai H sebesar 1,440, probabilitas 0,696
dengan taraf signifikansi 5%, yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan pandangan yang signifikan
di antara mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan,
akuntan pendidik, akuntan pemerintah (secara keseluruhan) ditinjau dari nilai-nilai sosial. Mean rank,
nilai H, dan probabilitas untuk masing-masing pernyataan dalam nilai-nilai sosial dapat dilihat pada
tabel 7.
TABEL 7 DI SINI
Berdasarkan tabel 7, rata-rata responden dalam penelitian ini menganggap bahwa karir yang
dijalaninya dinilai sama oleh masyarakat.
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VI
Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003

59

Persepsi Mahasiswa Akuntansi mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan
Karir

SESI

Berdasarkan perbedaan gender-nya hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan
pandangan di antara mahasiswa dan mahasiswi akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik,
akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah ditinjau dari nilai-nilai sosial. Nilai H
yang dihasilkan sebesar 2,256, probabilitas 0,133 dengan taraf signifikansi 5%.
Mean rank, nilai H, dan probabilitas (perbedaan gender) untuk masing-masing pernyataan dalam
nilai-nilai sosial dapat dilihat pada tabel 8.
TABEL 8 DI SINI
Berdasarkan tabel 8, mahasiswa akuintansi yang berjenis kelamin wanita dan pria memiliki
perbedaan pandangan pada gengsi pekerjaan. Mahasiswa akuntansi yang berjenis kelamin pria
menganggap bahwa karir yang dipilihnya lebih bergengsi dibanding karir yang lain, sedangkan
mahasiswa akuntansi yang berjenis kelamin wanita menganggap bahwa karir yang dipilihnya tidak
lebih bergengsi dibanding karir yang lain.
5. Lingkungan Kerja
Faktor lingkungan kerja meminta pendapat mahasiswa mengenai lingkungan kerja dari karir yang
mereka pilih. Hasil uji statistuk menunjukkan nilai H sebesar 14,126, probabilitas 0,003 dengan taraf
signifikansi 5% yang berarti bahwa ada perbedaan pandangan yang signifikan di antara mahasiswa
akuntansi (secara keseluruhan) yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan,
akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah ditinjau dari lingkungan kerja.
Mean rank, nilai H, dan probabilitas untuk masing-masing pernyataan dalam lingkungan kerja
dapat dilihat pada tabel 9.
TABEL 9 DI SINI
Berdasarkan tabel 9, mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan pendidik menganggap
pekerjaan dalam karirnya lebih rutin dibandingkan karir yang lain. Karir sebagai akuntan pemerintah
juga pekerjaannya rutin yang rutinitasnya sedikit lebih tinggi dibanding karir sebagai akuntan
perusahaan. Karir sebagai akuntan publik menurut mahasiswa akuntansi yang memilih karir tersebut,
jenis pekerjaannya tidak rutin, lebih atraktif dan banyak tantangannya, tidak dapat dengan cepat
terselesaikan, lingkungan kerjanya hampir sama seperti lingkungan kerja pada karir sebagai akuntan
pemerintah yaitu menyenangkan tetapi sering lembur dan kompetisi antar karyawan sangat tinggi
serta ada tekanan kerja untuk mencapai hasil yang sukses. Menurut mahasiswa yang memilih karir
sebagai akuntan pemerintah pekerjaannya hampir sama dengan karir sebagai akuntan perusahaan
yaitu pekerjaannya lebih cepat dapat diselesaikan dibanding karir sebagai akuntan publik, tetapi tidak
sering lembur, sedikit tekanan kerjanya, sedikit kompetisi antar karyawan serta kurang atraktif atau
banyak tantangan. Hal ini dikarenakan tugas yang harus dilakukan oleh akuntan pemerintah sudah
ditentukan berdasarkan undang-undang. Karir sebagai akuntan pendidik menurut mahasiswa
akuntansi yang memilih karir tersebut pekerjaannya lebih cepat dapat diselesaikan dibanding karir
sebagai akuntan publik, sedikit atraktif/banyak tantangan karena karir sebagai akuntan pendidik lebih
banyak berhadapan dengan banyak orang.
Berdasarkan perbedaan gender-nya hasil uji statistik menunjukkan nilai H sebesar 12,208,
probabilitas 0,000 dengan taraf signifikansi 5% yang berarti bahwa terdapat perbedaan pandangan di
antara mahasiswa dan mahasiswi akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan
perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah ditinjau dari lingkungan kerja.
Mean rank, nilai H, dan probabilitas (perbedaan gender) untuk masing-masing pernyataan dalam
lingkungan kerja dapat dilihat pada tabel 10.
TABEL 10 DI SINI
Berdasarkan tabel 10, mahasiswa akuntansi yang berjenis kelamin pria menganggap bahwa karir
yang dipilih, sifat pekerjaannya lebih atraktif dan sering lembur.
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VI
Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003

60

Persepsi Mahasiswa Akuntansi mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan
Karir

SESI

6. Pertimbangan Pasar Kerja
Faktor pertimbangan pasar kerja diuji dengan pernyataan mengenai keamanan kerja dan
kemudahan dalam mengakses lowongan kerja. Hasil uji statistik menunjukkan nilai H sebesar 95,509,
probabilitas 0,000 dengan taraf signifikansi 5% yang berarti menunjukkan adanya perbedaan
pandangan di antara mahasiswa akuntansi (secara keseluruhan) yang memilih karir sebagai akuntan
publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah ditinjau dari pertimbangan
pasar kerja. Mean rank, nilai H, dan probabilitas untuk masing-masing pernyataan dalam pertimbangan
pasar kerja dapat dilihat pada tabel 11.
TABEL 11 DI SINI
Berdasarkan tabel 11,
mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan pemerintah dan
akuntan pendidik menganggap keamanan kerja dari pekerjaan dalam karirnya lebih aman
dibandingkan karir yang lain. Karir sebagai akuntan publik menurut mahasiswa yang memilih karir
tersebut keamanan kerjanya kurang tetapi dengan penekanan sedikit lebih aman dibanding karir
sebagai akuntan perusahaan. Keamanan kerja dalam karir sebagai akuntan perusahaan menurut
mahasiswa akuntansi yang memilih karir tersebut sangat tidak aman. Hal ini berarti bahwa bekerja
sebagai akuntan perusahaan sangat mudah di PHK.
Akses lowongan kerja pada karir akuntan pendidik dan akuntan perusahaan menurut mahasiswa
akuntansi yang memilih karir tersebut lebih mudah diperoleh dibandingkan karir sebagai akuntan
pemerintah dan akuntan publik.
Berdasarkan perbedaan gender-nya hasil uji statistik menunjukkan nilai H sebesar 2,364,
probabilitas 0,124 dengan taraf signifikansi 5% yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan
pandangan di antara mahasiswa dan mahasiswi akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik,
akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah ditinjau dari pertimbangan pasar
kerja. Mean rank, nilai H, dan probabilitas (perbedaan gender) untuk masing-masing pernyataan dalam
pertimbangan pasar kerja dapat dilihat pada tabel 12.
TABEL 12 DI SINI
.Berdasarkan tabel 12, semua mahasiswa dan mahasiswi akuntansi menganggap karir yang
mereka pilih memberikan keamanan kerja yang cukup dan informasi lowongan kerja dalam karir yang
mereka pilih cukup tersedia.
7. Personalitas
Personalitas merupakan faktor lain yang diteliti. Tambahan variabel ini oleh peneliti ditujukan untuk
lebih mudah memperjelas faktor apa saja yang akan mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam
memilih karir. Faktor ini diuji dengan pernyataan mengenai kesesuaian pekerjaan dan sifat atau
kepribadian yang dimiliki oleh seseorang.
Hasil uji statistik menunjukkan nilai H sebesar 4,027, probabilitas 0,259 dengan taraf signifikansi
5% yang berarti tidak terdapat perbedaan pandangan di antara mahasiswa akuntansi (secara
keseluruhan) yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan
akuntan pemerintah ditinjau dari personalitas. Mean rank, nilai H, dan probabilitas untuk masingmasing pernyataan dalam personalitas dapat dilihat pada tabel 13.
TABEL 13 DI SINI
Berdasarkan tabel 13, mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan
perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah menganggap bahwa karir yang dipilihnya tidak
mencerminkan kepribadian yang dimilikinya. Dengan kata lain mahasiswa akuntansi tersebut tidak
mempertimbangkan faktor personalitas dalam memilih karir.
Berdasarkan perbedaan gender-nya hasil uji statistik menunjukkan nilai H sebesar 0,762,
probabilitas 0,383 dengan taraf signifikansi 5% yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan
pandangan di antara mahasiswa dan mahasiswi akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik,
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VI
Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003

61

Persepsi Mahasiswa Akuntansi mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan
Karir

SESI

akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah ditinjau dari personalitas. Mean rank,
nilai H, dan probabilitas (perbedaan gender) untuk masing-masing pernyataan dalam personalitas
dapat dilihat pada tabel 14.
TABEL 14 DI SINI
Berdasarkan tabel 14, mahasiswa dan mahasiswi akuntansi sama-sama menganggap bahwa karir
yang dipilihnya mencerminkan kepribadian seseorang.
KESIMPULAN
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian ini mengklasifikasikan karir menjadi empat
kelompok, yaitu akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah. Karir
yang banyak diminati oleh mahasiswa akuntansi dari universitas negeri dan universitas swasta adalah karir
sebagai akuntan perusahaan, kemudian akuntan pemerintah, akuntan publik, dan akuntan pendidik.
Mahasiswa dan mahasiswi akuntansi dari universitas negeri dan universitas swasta banyak yang
berminat untuk memilih karir sebagai akuntan perusahaan. Karir sebagai akuntan pendidik kurang diminati
oleh mahasiswa akuntansi yang berjenis kelamin pria dari universitas negeri dan universitas swasta. Karir
sebagai akuntan publik kurang diminati oleh mahasiswa akuntansi yang berjenis kelamin wanita dari
universitas negeri dan universitas swasta.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pandangan mengenai
penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, lingkungan kerja, dan pertimbangan
pasar kerja, sedangkan untuk faktor nilai-nilai sosial dan personalitas tidak terdapat perbedaan pandangan.
Berdasarkan gender-nya, maka perbedaan persepsi/pandangan mahasiswa akuntansi terlihat
pada faktor pelatihan profesional dan lingkungan kerja, sedangkan untuk faktor penghargaan finansial,
pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas tidak terdapat
perbedaan pandangan.
Implikasi dari hasil penelitian ini yaitu perlu adanya cara motivasi yang berbeda antara satu jenis
karir dengan karir yang lainnya. Hal tersebut diketahui dari adanya perbedaan pandangan di antara
mahasiswa akuntansi, secara keseluruhan dan berdasarkan gender-nya. Hal itu juga membuktikan bahwa
apabila karir yang dipilih berbeda maka setiap calon akuntan mengharapkan hal yang berbeda pula.
Harapan-harapan dari mahasiswa akuntansi yang akan terjun ke dalam dunia kerja tersebut hendaknya
diperhatikan oleh lembaga-lembaga yang sudah memperkerjakan akuntan agar dapat lebih memotivasi
karyawannya untuk bekerja lebih baik, dan bagi akademisi dapat menyusun sistem pendidikan akuntansi
dengan kurikulum yang relevan terhadap dunia kerja.
Keterbatasan
Penelitian ini tidak dapat mengukur pengaruh bias dari tidak adanya respon atas jawaban
responden, instrumen yang dipakai dalam penelitian ini hanya menggunakan kuesioner, sehingga
kesimpulan yang dapat diambil hanya berdasarkan pada data yang dikumpulkan melalui kuesioner
tersebut. Responden yang digunakan hanya mahasiswa akuntansi yang berada di tahun ketiga. Ruang
lingkup hanya di wilayah Jakarta, Yogyakarta, dan Surakarta sehingga hasil yang diperoleh walaupun lebih
luas generalisasinya dibanding penelitian terdahulu (Wijayanti,2201) yang hanya mengambil wilayah
Yogyakarta, hasil ini hanya dapat mewakili daerah Jakarta, Yogyakarta dan Surakarta.
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan melakukan pencegahan pengaruh bias dari tidak adanya
respon atas jawaban responden agar pengaruh bias yang tidak dapat diukur tersebut dapat diminimalisasi.
Salah satu cara yang dapat ditempuh seperti membuat penggabungan open questionair dengan closed
ended questionair. Agar penelitiannya lebih lengkap lagi maka teknik wawancara perlu dilakukan sehingga
kesimpulan yang dapat diambil nantinya berdasarkan pada data yang dikumpulkan melalui kuesioner
secara tertulis dan wawancara secara lisan.

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VI
Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003

62

Persepsi Mahasiswa Akuntansi mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan
Karir

Pernyataan
1
2
3

SESI

Tabel IV. 1
Mean Rank Butir Pernyataan dalam Penghargaan Finansial
Akuntan Publik
Akuntan
Akuntan Pendidik
Akuntan
Perusahaan
Pemerintah
34,11
162,91
44,55
147,39
23,38
131,01
160,93
171,12
173,93
164,39
42,37
48,00

Penghargaan finansial yang diuji dengan pernyataan gaji awal yang tinggi, dana pensiun dan potensi
kenaikan gaji hasilnya menunjukkan bahwa gaji awal mempengaruhi mahasiswa yang memilih karir
sebgai akuntan publik dan akuntan perusahaan, dana pensiun sangat diharapakan oleh mahasiswa
akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan pemerintah. Potensi kanaikan gaji ditanggapi hampir sama
oleh para mahasiswa, rata-rata mereka menganggap dalam karir mereka ada potensi untuk keknaikan gaji.
Pelatihan profesional meliputi latihan kerja sebelum mulai bekerja, adanya latihan rutin untuk
meningkatkan latihan kerja (yang tidak bersifat rutin), mendapatkan pengalaman kerja yang bervariasi.
Mahasiswa menganggap bahwa pelatihan kerja yang lebih diperlukan oleh karir sebagai akuntan pendidik
dianggap lebih memerlukan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan profesional dan mendapatkan
pengalaman kerja yang lebih beragam daripada karir yang lain.
Pengakuan profesional meliputi kemungkinan bekerja oleh ahli lain, kesempatan berkembang dan
pengakuan prestasi. Hasilnya menunjukkan bahwa mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik,
akuntan pendidik, akuntan pemerintah dan akuntan perusahaan tidak mempertimbangkan faktor
pengakuan profesional dalam memilih karir. Mereka menganggap semua jenis karirr mempunyai jenjang
pengakuan profesional yang berbeda. Nilai-nilai sosial meliputi kesempatan untuk berinteraksi dengan
orang lain, kesempatan untuk melakukan kegiatan sosial, kepuasan pribadi, kesempatan untuk
menjalankan hobi, perhatian terhadap perilaku individu, gengsi pekerjaan dengan ahli dibidang lain.
Hasilnya menunjukkan bahwa mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik dan akuntan
pendidik, akuntan pemerintah dan akuntan perusahaan tidak mempertimbangkan lingkungan kerja dalam
memilih karir. Mereka menganggap sifat pekerjaan dalam karir yang mereka pilih lebih baik dari pada sifat
pekerjaan dalam karir yang mereka pilih. Untuk faktor lain yaitu kemanan kerja dan banyaknya tawaran
kerja yang yang diketahui mahasiswa atau atau kemudahan mahasiswa dalam mengakses lowongan
pekerjaan yang hasil bahwa untuk kedua faktor ini, mahasiswa akuntansi tersebut tidak
mempertimbangkannya. Mereka menganggap karir yang mereka pilih memberikan keamanan kerja yang
cukup, demikian juga untuk tersedianya lowongan kerja, semua responden juga mengenggap informasi
lowongan kerja dalam karir yang mereka pilih cukup tersedia.

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VI
Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003

63

Persepsi Mahasiswa Akuntansi mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan
Karir

No
1
2
3

SESI

Tabel 1
Mean Rank, Nilai H dan Probabilitas Butir Pernyataan dalam Penghargaan Finansial
Akuntan
Akuntan
Akuntan
Akuntan
Nilai
Probabilitas
Publik
Perusahaan
Pendidik
Pemerintah
H
34,11
162,91
44,55
147,39
139,889
0,000*
23,38
131,01
160,93
171,12
103,832
0,000*
173,93
164,39
42,37
48,00
157,968
0,000*

2 = 7,815

D.F. = 3

Tabel 2
Mean Rank Butir Pernyataan dalam Penghargaan Finansial
(Perbedaan Gender)
Pernyataan
Wanita
Pria
Nilai
H
Gaji awal tinggi
130,84
121,52
0,996
Tersedianya dana pensiun
134,91
114,22
4,951
Potensi kenaikan gaji
122,15
137,09
2,546

Probabilitas
0,318
0,026*
0,111

2 = 3,84 D.F. = 1

No
4
5
6
7

Tabel 3
Mean Rank, Nilai H dan Probabilitas Butir Pernyataan dalam Pelatihan Profesional
Akuntan
Akuntan
Akuntan
Akuntan
Nilai
Probabilitas
Publik
Perusahaan
Pendidik
Pemerintah
H
152,92
126,10
95,33
132,12
11,248
0,010*
155,94
121,98
107,82
133,60
9,660
0,022*
158,35
124,32
107,58
125,96
10,050
0,018*
174,54
126,81
86,38
120,46
24, 486
0,000*

2 = 7,815

D.F. = 3

Tabel 4
Mean Rank, Nilai H dan Probabilitas Butir Pernyataan dalam Pelatihan Profesional
(Perbedaan Gender)
Pernyataan
Wanita
Pria
Nilai
Probabilitas
H
Latihan kerja sebelum mulai bekerja
121,11
138,94
3,749
0,053
Latihan kerja untuk meningkatkan kemampuan 120,35
140,31
4,803
0,028*
profesional (insidental/ekstern)
Latihan kerja rutin
122,11
137,16
2,790
0,095
Pengalaman kerja yang bervariasi
119,79
141,32
5,301
0,020*
2 = 3,84 D.F. = 1

No
8
9
10
11
2 = 7,815

Tabel 5
Mean Rank, Nilai H dan Probabilitas Butir Pernyataan dalam Pelatihan Profesional
Akuntan
Akuntan
Akuntan
Akuntan
Nilai
Probabilitas
Publik
Perusahaan
Pendidik
Pemerintah
H
138,39
135,85
101,17
113,33
9,002
0,029*
129,88
140,75
91,25
112,13
15,239
0,002*
136,26
136,63
83,37
123,02
14,739
0,002*
143,74
136,04
96,82
111,62
12,173
0,007*
D.F. = 3

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VI
Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003

64

Persepsi Mahasiswa Akuntansi mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan
Karir

SESI

Tabel 6
Mean Rank, Nilai H dan Probabilitas Butir Pernyataan dalam Pengakuan Profesional
(Perbedaan Gender)
Pernyataan
Wanita
Pria
Nilai
Prob
H
Lebih banyak memberi kesempatan untuk
121,56
138,15
3,217
0,073
berkembang
Ada pengakuan apabila berprestasi
124,65
132,61
0,745
0,388
Memerlukan banyak cara untuk naik pangkat
126,66
129,01
0,065
0,799
Memerlukan keahlian tertentu untuk mencapai
119,41
141,99
5,962
0,015*
sukses
2 = 3,84 D.F. = 1

No
12
13
14
15
16
17

Tabel 7
Mean Rank, Nilai H dan Probabilitas Butir Pernyataan dalam Nilai-nilai Sosial
Akuntan
Akuntan
Akuntan
Akuntan
Nilai
Publik
Perusahaan
Pendidik
Pemerintah
H
117,90
130,59
129,65
124,83
1,072
103,21
128,76
125,92
141,92
6,976
126,44
128,62
112,90
133,72
1,759
127,25
125,63
149,80
119,71
3,755
148,94
122,04
113,20
135,19
5,988
163,29
118,49
148,28
114,29
15,747

2 = 7,815

Prob
0,784
0,073
0,624
0,289
0,112
0,001*

D.F. = 3

Tabel 8
Mean Rank, Nilai H dan Probabilitas Butir Pernyataan dalam Nilai-nilai Sosial
(Perbedaan Gender)
Pernyataan
Wanita
Pria
Nilai
Probabilitas
H
Kesempatan untuk melakukan kegiatan sosial
126,21
129,80
0,157
0,692
Kesempatan untuk berinteraksi dengan orang
126,18
129,86
0,171
0,680
lain
Kesempatan menjalankan hobi
129,06
124,70
0,226
0,634
Perhatian terhadap perilaku individual
124,67
132,57
0,737
0,391
Gengsi pekerjaan
120,69
139,70
4,236
0,040*
Kesempatan untuk bekerja dengan ahli di bidang
121,88
137,57
2,860
0,091
lain
2 = 3,84 D.F. = 1

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VI
Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003

65

Persepsi Mahasiswa Akuntansi mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan
Karir

No
18
19
20
21
22
23
24

SESI

Tabel 9
Mean Rank, Nilai H dan Probabilitas Butir Pernyataan dalam Lingkungan Kerja
Akuntan
Akuntan
Akuntan
Akuntan
Nilai
Probabilitas
Publik
Perusahaan
Pendidik
Pemerintah
H
89,94
128,37
148,53
139,10
14,944
0,002*
79,50
135,16
101,83
155,50
30,953
0,000*
170,13
114,30
142,25
124,00
19,257
0,000*
123,33
150,77
33,28
123,88
67,027
0,000*
182,79
121,03
108,63
117,04
27,624
0,000*
163,99
140,85
72,43
99,10
41,222
0,000*
158,08
113,46
172,83
116,88
25,031
0,000*

2 = 7,815

D.F. = 3

Tabel 10
Mean Rank, Nilai H dan Probabilitas Butir Pernyataan dalam Lingkungan Kerja
(Perbedaan Gender)
Pernyataan
Wanita
Pria
Nilai
Probabilitas
H
Pekerjaan rutin
128,62
125,50
0,119
0,730
Pekerjaannya
lebih
cepat
dapat 124,97
132,03
0,594
0,441
diselesaikan
Pekerjaannya
lebih
atraktif/banyak 117,07
146,19
0,906
0,020*
tantangan
Lingkungan kerjanya menyenangkan
122,08
137,21
02,625
0,105
Sering lembur
109,38
159,96
31,230
0,000*
Tingkat kompetisi antar karyawan tinggi
123,26
135,10
1,646
0,200
Ada tekanan kerja untuk mencapai hasil 125,60
130,91
0,323
0,570
yang sempurna
2 = 3,84 D.F. = 1

Tabel 11
Mean Rank, Nilai H dan Probabilitas Butir Pernyataan dalam Pertimbangan Pasar Kerja
No
Akuntan
Akuntan
Akuntan
Akuntan
Nilai
Probabilitas
Publik
Perusahaan
Pendidik
Pemerintah
H
25
94,33
88,75
190,05
215,72
156,656
0,000*
26
106,01
135,31
147,28
110,54
10,818
0,013*
2 = 7,815

D.F. = 3

Tabel 12
Mean Rank, Nilai H dan Probabilitas Butir Pernyataan dalam Pertimbangan Pasar Kerja
(Perbedaan Gender)
Pernyataan
Wanita
Pria
Nilai
Probabilitas
H
Keamanan kerjanya lebih terjamin
128,72
125,31
0,139
0,709
Mencerminkan kepribadian atau
133,46
116,82
3,391
0,066
sifat yang anda miliki
2 = 3,84 D.F. = 1

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VI
Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003

66

Persepsi Mahasiswa Akuntansi mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan
Karir

No
27

SESI

Tabel 13
Mean Rank, Nilai H dan Probabilitas Butir Pernyataan dalam Personalitas
Akuntan
Akuntan
Akuntan
Akuntan
Nilai
Prob
Publik
Perusahaan
Pendidik
Pemerintah
H
109,97
129,67
143,38
124,81
4,027
0,259

 = 7,815
2

D.F. = 3

Tabel 14
Mean Rank, Nilai H dan Probabilitas Butir Pernyataan dalam Personalitas
(Perbedaan Gender)
Pernyataan
Wanita
Pria
Nilai
Probabilitas
H
Mencerminkan
personalitas
124,64
132,62
0,762
0,383
seorang yang bekerja secara
profesional
2 = 3,84 D.F. = 1

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VI
Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003

67

Persepsi Mahasiswa Akuntansi mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan
Karir

SESI

KUESIONER


Bagian A

Bagian ini menyatakan tentang identitas responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Asal Universitas :
Jurusan :
Semester :
Bagian B

o

Bagian ini berisi pernyataan mengenai pemilihan jenis karir mahasiswa akuntansi
Pilihlah satu jenis karir yang ingin anda jalani setelah lulus dengan member