Modul 01 PERDAGANGAN INTERNASIONAL Kosngosan

AR

Mata Kuliah
Modul
Dosen
Materi

1

: PERDAGANGAN INTERNASIONAL
: 1 (satu)
: Ahmad Rifai, SP., MP.
: Pendahuluan

A. Pengertian Ekonomi Internasional dan Perdagangan Internasional
Ekonomi internasional adalah bahagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari
dan menganalisis tentang transaksi dan permasalahan-permasalahan
ekonomi internasional, yang meliputi perdagangan internasional dan
keuangan (moneter) serta organisasi (swasta dan pemerintah) dan
kerjasama ekonomi antar negara (internation)1
Perdagangan Internasional didefenisikan sebagai perdagangan antar atau

lintas negara, yang mencakup ekspor dan impor, yang mencakup komoditi
(barang) dan jasa. 2.
Berbicara ekonomi, maka permasalahan pokok yang dihadapi adalah adanya
kelangkaan (scarcity) dan pilihan (choice). Munculnya permasalahan
kelangkaan dan pilihan disebabkan oleh adanya permintaan (demand) akan
kebutuhan dan keinginan (needs and wants) yang sifatnya tidak terbatas
(rising demand), sedangkan penawaran (supply) dari sumberdaya
(resources) sifatnya terbatas.
Kenapa timbul perdagangan antar negara dan kenapa ia semakin penting?
Sebelum menjawab pertanyaan ini maka perlu ditegaskan bahwa pemicu
timbulnya perdagangan atau perpindahan barang dari satu negara ke negara
lain adalah karena adanya perbedaan harga barang antara dua atau lebih
negara. Bila harga berbeda maka barang akan mengalir mengikuti logika
ekonomi dari negara yang harganya rendah ke negara yang harganya tinggi.
Sementara harga sendiri ditentukan oleh interaksi supply dan demand.
Tetapi perbedaan supply dan demand antara satu Negara dengan Negara
lain itu disebabkan oleh faktor-faktor mendasar tertentu yang menyebabkan
harga berbeda dan selanjutnya mendorong perpindahan barang dan jasa
tersebut. Ada beberapa faktor yang menyebabkannya, antara lain:
1. Adanya perbedaan sumber daya antara satu negara dengan negara lain,

baik sumberdaya manusia, sumberdaya alam, sumber daya keuangan,
teknologi dll, sehingga tidak ada satu negarapun yang bisa memproduksi
semua barang dan jasa yang dibutuhkannya. Perbedan ini menyebabkan
timbulnya ketergantungan antara satu negra dengan dengan negara
lainnya untuk memenuhi konsumsinya. Untuk itu diperlukan pertukaran
guna memenuhi. Karena perbedaan ketersediaan sumberdaya tersebut
maka harganya tentu berbeda. Negara dengan SDA yang berlimpah pasti
1
2

Hady, Hamdy
Tambunan, Tulus

AR

2

harganya akan lebih murah karena supplynya besar sehingga bisa
mengeksport ke Negara lain yang tidak memiliki.
2. Adanya perbedaan efisiensi dalam memproduksi barang dan jasa.

Kalaupun ada negara yang kaya dengan sumber daya alam dan
mempunyai

teknologi

yang

dibutuhkan

namun

belum

tentu

bisa

memenuhi kebutuhan sendiri karena adanya perbedaan efisiensi dalam
memproduksi


barang

sehingga

akan

mengalami

kerugian

bila

memproduksi barang sendiri untuk memenuhi kebutuhannya. Misalnya
Jepang sekarang mengimpor TV dari negara lain karena tidak efisien lagi
diproduksi didalam negerinya karena upah buruh yang semakin tinggi
sehingga Jepang beralih memproduksi dan mengekspor barang-barang
yang bernilai tinggi (high-value added goods). Sejak zaman primitif
sekalipun manusia telah berkerjasama dalam memproduksi barang
karena dengan kerjasama mereka mampu memproduksi barang lebih
banyak dan lebih beragam sehingga standar hidup mejadi lebih tinggi.

Mereka menyadari bahwa setiap orang itu tidak mampu memproduksi
semua

jenis

barang

yang

dibutuhkan

sehingga

akhirnya

timbul

specialisasi dalam pekerjaan, satu orang lebih banyak menekuni satu
bidang pekerjaan sehingga tercapai efisiesi yang lebih tinggi. Pada
zaman modern sekarang specialisasi perkerjaan semakin lama semkin

tinggi.

Perdagangan

baik

domestic

maupun

international

adalah

konsekuensi logis yang tidak bisa dihindari dari adanya spesialisasi
pekerjaan.
3. Adanya perbedaan rasa (taste) terhadap barang. Misalnya orang Eropa
mempunyai rasa yang berbeda dengan orang Amerika, orang Jawa lebih
menyukai beras pulen sedangkan beras ini tidak diproduksi di Sumatera.
Untuk itu perlu perdagngan antar negara dan antar daerah untuk

memenuhi kebutuhan dan rasa yang berbeda diantara penduduknya.
Perbedaan rasa ini menimbulkan perdagangan barang sejenis; beras
dengan beras, anggur (wine) Amerika dipertukarkan dengan anggur
Eropa dan sebaliknya anggur Eropa dijual di Amerika, padahal samasama

anggur.

Perbedaan

gaya

hidup

perdagangan antara barang sejenis.

hampir

juga

menimbulkan


Perdagangan jenis ini disebut

perdagangan dalam industri yang sama (intra-industrial trade).

AR

4. Negara

atau

3

perusahaan

melakukan

perdagangan

karena


untuk

mencapai skala ekonomi dalam produksi. Negara kecil seperti Indonesia
(kecil dalam arti ekonomi) tidak dapat menekan biaya produksi melalui
peningkatan kapasitas produksi industri pakaian dan tekstil kalau hanya
menghandalkan pasar dalam negeri saja. Untuk itu perlu pasar ekspor
seperti Jepang dan Amerika. Itulah sebabnya suatu negara akan lebih
efisien memproduksi barang tertentu saja dengan daripada memproduksi
banyak barang tetapi tidak efisien sehingga tidak menguntungkan.
Disamping faktor-daktor diatas hal-hal lain yang mendorong terjadinya
perdagangan adalah karena adanya keterbukaan hubungan luar negeri antar
negara yang semakin bebas (globalisasi), yang dicirikan oleh1:
1.
keterbukaan ekonomi terutama dengan adanya liberalisasi pasar dan
arus uang serta transfer teknologi secara internasional
2.
keterkaitan dan ketergantungan ekonomi, keuangan, perdagangan dan
industri antar negara atau perusahaan, yang ditunjukkan oleh adanya
pembentukan perusahaan multinasional dan kecenderungan integrasi

ekonomi regional
3.
persaingan yang semakin ketat antar negara ataupun perusahaan
untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas yang optimal
Karena adanya perbedaan-perbedaan tersebut diatas maka harga barang dan jasa tersebut akan
berbeda dari satu tempat ke tempat lain sehingga timbulah perdagangan. Hampir tidak ada satu
negerapun di dunia ini yang mampu memenuhi kebutuhannmya sendiri tanpa perdagangan baik
karena harga yang berbeda maupun karena tidak memiliki. Bisa kita saksikan betapa
menderitanya rakyat suatu negara bila perdagangan negara tersebut di embargo oleh dunia
internasional karena adanya konflik politik dengan negara lain.
Perdagangan internasional semakin penting seiring dengan semakin meningkatnya peranan
perdagangan dalam perekonomian nasional negara. Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada Tabel 1.1
yaitu kontribusi ekspor dan impor Indonesia terhadap Gross National Product (GDP) atau
Produk Domestik Bruto.

B. Bahasan Perdagangan Internasional
Permasalahan-permasalahan yang dibahas dalam interaksi ekonomi antar
bangsa, adalah3:
1.


1
3

Keuntungan perdagangan (gains from trade)

Hady, Hamdy
Krugman Paul R. dan Maurice Obstfeld

AR

4

Hal penting yang diperoleh tiap negara dari kegiatan perdagangan antar
negara adalah keuntungan perdagangan. Jika perdagangan terjadi antar
dua negara maka keutungan diperoleh kedua belah pihak, karena:

perdagangan membuka peluang bagi negara untuk mengekspor
barang (komoditi) yang diproduksi dengan sumberdaya yang
melimpah, dan mengimpor barang (komoditi) yang diproduksi dengan
sumberdaya yang terbatas.

setiap negara dapat melakukan spesialisasi produk yang
diproduksi dengan sumberdaya terbatas, dengan meningkatkan
efisiensi melalui skala produksi yang lebih besar.

perdagangan tidak hanya dilihat dari perdagangan barangbarang nyata (tangible goods), tetapi migrasi internasional, hutangpiutang internasional juga merupakan bentuk perdagangan yang
saling
menguntungkan
karena:
(1)
merupakan
perdagangan/pertukaran tenaga kerja dengan barang dan jasa, dan (2)
merupakan perdagangan barang sekarang dengan janji/kompensasi
barang dikemudian hari.
2.

Pola Perdagangan (pattern of trade)
Yang menjadi perhatian disini adalah bagaimana perdagangan antar
negara tersebut dilakukan (siapa menjual apa kepada siapa), dan apakah
perdagangan itu dilakukan karena persahabatan antar negara (most
favorite nation = MFN).

3.

Proteksionisme
Pembahasan perdagangan internasional biasanya paling konsisten
dengan analisis dampak dari kebijakan pembatasan tariff dan mengkritik
proteksionisme dan sekaligus menunjukkan keunggulan perdagangan
internasional yang lebih bebas.

4.

Neraca Pembayaran (Balace of Payment)
Catatan seluruh transaksi ekonomi suatu negara dengan negara-negara
lain disebut neraca pembayaran. Neraca pembayaran akan membahas
pegerakan modal internasional, mengaitkan transaksi internasional
kepada perhitungan pendapatan nasional, dan membahas aspek
kebijakan moneter internasional.

5.

Koordinasi Kebijakan Internasional (Internatinal Policy)
Sebagai suatu negara yang berdaulat, setiap negara berhak untuk
menetapkan kebijakan-kebijakan ekonomi sendiri-sendiri. Namun dalam
perekonomian ekonomi dunia yang semakin terpadu, kebijakan ekonomi
suatu negara biasanya mempengaruhi negara-negara lain. Perbedaan
tujuan dan kepentingan setiap negara mengakibatkan perbedaan dalam
menetapkan kebijakan ekonomi. Oleh sebab itu masalah mendasar
ekonomi internasional adalah bagaimana menghasilkan suatu tingkat
persesuaian di antara kebijakan-kebijakan perdagangan dan moneter
internasional yang bisa diterima oleh setiap negara. GATT – WTO telah
menjadi lemaga internasional yang mengatur kebijakan-kebijkan
perdagangan internasional, namun peninjauan terhadap kebijakan-

AR

5

kebijakan dan aturan main yang berlaku dalam kesepakatan GATT – WTO
masih perlu terus dilakukan apakah dapat atau harus dipertahankan.
C. Ruang Lingkup
Dari uraian di atas, maka ruang lingkup pembahasan ekonomi
internasional adalah:
1.
Teori dan kebijaksanaan perdagangan internasional (international
trade and policy)
2.
Teori
dan
kebijaksanaan
keuangan/
moneter
internasional
(international finance/monetery theory and policy)
3.
Organisasi dan kerjasama ekonomi internasional (international
economic organization and cooperation)
4.
Perusahaan multinasional dan bisnis internasional (multinational
corporation and international business)
D. Peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi
nasional
Perdagangan internasional (khususnya ekspor) mempunyai peranan yang
sangat penting bagi perekonomian nasional suatu negara. Ekspor dapat
menghasilkan devisa, yang selanjutnya dapat digunakan untuk membiayai
impor dan pembangunan sektor-sektor ekonoi di dalam negeri. Oleh sebab
itu dapat dikatakan bahwa secara teoritis (hipotesis) ada korelasi positif
antara pertumbuhan ekspor dengan peningkatan cadangan devisa,
pertumbuhan impor, pertumbuhan output nasional, dan peningkatan
kesempatan kerja2.
Jika pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran (expenditure
approach) adalah: GNP = C + I + G + (X – M), maka:

Jika X – M > 0, maka X > M, berarti negara tersebut merupakan net
export positif, dapat dikatakan negara dengan posisi neraca pembayaran
luar negeri surplus, sehingga GNP naik.

Jika X – M < 0, maka X < M, berarti negara tersebut merupakan net
export negatif, dikatakan negara dengan posisi neraca pembayaran luar
negeri defisit, sehngga GNP menurun.
Semakin besar perubahan (X – M) maka semakin besar pula pengaruh
ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional suatu negara. Misalnya
kegiatan produksi domestik akan terpacu jika kegiatan ekspor dapat
dilakukan, sehingga akan mengakibatkan pendapatan masyarakat
meningkat.

2

Tambunan. Tulus

AR

6

P

S0

P1

E2
S1

E0

P0

E1

P2

D0
0

Q0

Q2

Q1

D1
Q

Penjelasan:








Jika tidak ada perdagangan internasional, maka barang yang
ditawarkan dipasarkan domestik sepenuhnya dalah produksi dalam
negeri, dengan keseimbangan pada E0 dengan harga P0 dan titik
keseimbangan S dan D pada Q0.
Jika pada tingkat harga P0 produksi terus dilakukan (ditunjukkan
pergeseran S0 ke S1) mengakibatkan volume produksi domestik naik (Q 0
ke Q1), sementara permintaan domestik tidak berubah, maka akan terjadi
over-supplly di pasar domestik. Maka sesuai dengan hukum ekonomi
kelebihan produksi (Q0 – Q1)
tersebut mendorong terjadinya penurun
harga (P0 ke P1), sehingga keseimbangan S-D ada pada E1.
Jika perdagangan luar negeri dilakukan, yaitu dengan mengekspor
kelebihan produksi tersebut, maka permintaan pasar produk tersebut
semakin luas (karena ekspor merupakan permintaan terhadap produk
domestik) maka terjadi peningkatan permintaan (ditunjukkan oleh
pergeseran D0 ke D1).
Jika permintaan meningkat, sedangkan produksi domestik tidak
berubah (tetap S0), maka akan mendorong kenaikan harga menjadi P 2,
dan juga produksi domestik akan terdorong naik menjadi Q2.

AR

7
Penggunaan Produk Domestik Bruto Triwulanan
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 (Miliar Rupiah)

JENIS PENGELUARAN

1 Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga

2010**
I

II

III

IV

Jumlah

% tase
%5

865,601.6

891,087.0

936,001.5

949,306.4

3,641,996.5

a. Makanan

407,721.1

423,076.6

447,008.6

454,653.4

1,732,459.7

b. Bukan Makanan

457,880.5

468,010.4

488,992.9

494,653.0

1,909,536.8

2 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (a+b-c)

99,571.5

134,945.1

147,134.8

200,270.0

581,921.3

a. Belanja Barang

37,725.2

58,428.2

73,008.3

112,867.0

282,028.8

b. Belanja Pegawai + Penyusutan (NTB)

70,438.1

91,965.0

90,435.5

101,316.7

354,155.3

8,591.8

15,448.1

16,309.0

13,913.8

54,262.7

469,003.1

498,209.3

542,294.1

555,674.0

2,065,180.6

404,092.3

431,081.6

462,925.2

475,838.4

1,773,937.5

5,830.8

5,875.1

6,111.0

6,194.6

24,011.5

33,483.8

35,521.0

44,099.6

45,503.9

158,608.3

3,345.3

3,521.6

3,608.0

3,719.2

14,194.1

11,639.9

11,581.8

14,271.9

12,852.2

50,345.7

f. Lainnya Dalam Negeri

6,922.0

7,124.9

7,225.1

7,423.7

28,695.6

g. Lainnya Luar Negeri

3,689.2

3,503.3

4,053.4

4,142.0

15,387.9

4 a. Perubahan Inventori

8,966.1

10,528.0

13,860.9

-11,906.7

21,448.2

25,437.6

29,971.5

23,255.2

-71,276.4

7,387.9

362,228.7

373,705.5

384,075.0

460,808.6

1,580,817.8

333,159.0

341,149.2

349,135.4

424,058.9

1,447,502.5

29,069.7

32,556.3

34,939.6

36,749.7

133,315.3

c. Penerimaan Barang dan Jasa
3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
a. Bangunan
b. Mesin dan Perlengkapan Dalam Negeri
c. Mesin dan Perlengkapan Luar Negeri
d. Alat Angkutan Dalam Negeri
e. Alat Angkutan Luar Negeri

b. Diskrepansi Statistik 1)
5 Ekspor Barang dan Jasa
a. Barang
b. Jasa

24.6

AR

8

6 Dikurangi Impor Barang dan Jasa

329,682.4

355,528.3

378,268.7

412,354.7

1,475,834.1

265,597.3

286,409.0

304,870.7

335,545.1

1,192,422.1

64,085.1

69,119.3

73,398.0

76,809.6

283,412.0

1,501,126.1

1,582,918.1

1,668,352.8

1,670,521.2

6,422,918.2

-43,415.8

-46,224.4

-45,370.2

-46,116.4

-181,126.8

6,470.1

6,539.1

6,626.6

6,815.8

26,451.5

b. Pendapatan Ke Luar Negeri

49,885.9

52,763.5

51,996.7

52,932.2

207,578.3

9 PRODUK NASIONAL BRUTO

1,457,710.3

1,536,693.7

1,622,982.6

1,624,404.8

6,241,791.4

74,234.9

34,754.3

55,753.9

60,450.6

225,193.6

74,234.9

86,386.8

89,523.1

136,963.9

387,108.8

0.0

51,632.6

33,769.3

76,513.4

161,915.2

75,056.3

79,145.9

83,417.6

83,526.1

321,145.9

1,308,419.1

1,422,793.5

1,483,811.1

1,480,428.2

5,695,451.9

a. Barang
b. Jasa
7 PRODUK DOMESTIK BRUTO
8 Pendapatan Neto Terhadap Luar Negeri
Atas Faktor Produksi
a. Pendapatan Dari Luar Negeri

10 Dikurangi Pajak Tidak Langsung Neto (a-b)
a. Pajak Tidak Langsung
b. Subsidi
11 Dikurangi Penyusutan
12 PENDAPATAN NASIONAL
** Angka sementara
1) Selisih antara PDB Lap. Usaha dan Penggunaan

22.9