TANYA JAWAB SEPUTAR KELUARGA

TANYA JAWAB SEPUTAR KELUARGA
Fungsi-fungsi dalam Keluarga

Assalamu’alaikum wr.wb.
Pengasuh yth., sebagai pengantin baru, saya ingin mendapatkan bekal dari bapak, apa
saja kiranya yang perlu kami lakukan agar kami dapat mewujudkan keluarga bahagia-sejahtera.
Mohon bapak dapat menjelaskan langkah-langkahnya secara kongkrit agar kami lebih mudah
untuk mengikutinya.
Memperhatikan pengalaman kedua orangtua saya yang kurang bagus dalam
berkeluarga, ada sedikit kekhawatiran, jangan-jangan saya nanti juga mengalaminya. Terus
terang pak, orang tua saya egois. Mereka lebih mementingkan diri mereka sendiri dari pada
kepentingan anak-anaknya. Sebelumnya diucapkan banyak terima kasih atas segala nasehatnya.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
SMJ, Jakarta
Wa’alaikum salam wr.wb.
Bapak SMJ yang baik, selamat atas pernikahan anda, semoga anda berdua dapat
membangun keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah. Mengenai bekal yang anda minta,
saya mempunyai beberapa saran. Keluarga memiliki beberapa fungsi yang harus jalan. Seluruh
anggota keluarga, pada posisinya masing-masing, hendaknya dapat memainkan berbagai fungsi
tersebut dengan baik.
Pertama, perawatan. Seperti halnya tanaman, cinta kasih juga memerlukan perawatan.

Jika tidak dirawat, dipupuk, disiram, tanaman yang semula tumbuh suburpun akhhirnya dapat
menjadi layu. Nah, salah satu pupuk yang bagus untuk itu adalah “penghargaan” terhadap
prestasi pasangan. Apresiasi dan puji pelayanan yang telah dengan baik diberikan. Usahakan
agar porsi penghargaan lebih besar dari celaan. Tidak sedikit keluarga yang justru lebih sering
mengcela daripada menghargai.
Kedua, rasa aman dan kehangatan. Keluarga yang sehat anggotanya saling peduli satu
sama lain. Bersenda gurau bersama, memahami kesedihan anggota yang lain, berbagi
kegembiraan, dan saling menjaga dari kepedihan. Keluarga semestinya dapat menjadi “oase”,
tempat berteduh dari panasnya padang pasir kehidupan. Bila rasa aman dan kehangatan telah
menjauh dari sebuah keluarga, maka anggota keluarga ini akan sangat rentan terhadap godaan
yang berkaitan dengan rasa aman dan “kehangatan”.
Ketiga, mencintai dan mengakui. Setiap orang memiliki kebutuhan untuk dicintai dan
diakui sebagai anggota penting sebuah kelompok. Jika cinta kasih dapat dirasakan orang setiap
anggota keluarga, masing-masing merasa diterima sebagai orang penting di rumah, maka setiap
anggota akan merasa menjadi bagian yang “istimewa” dari keluarga. Tidak ada yang merasa
disepelekan dan disisihkan.
Keempat, otonomi. Keluarga yang sehat memberi cukup ruang kepada setiap anggota
untuk “self-determining”, menentukan sendiri pilihannya. Anak, misalnya, perlu dilatih untuk
dapat memutuskan sendiri apa yang sebaiknya dilakukan dalam hidup ini. Di samping
kebersamaan, anggota keluarga perlu pula memiliki privasi (kebebasan pribadi), dan sense of

uniqueness (perasaan unik), pribadi yang khas masing-masing individu. Bagaimanapun setiap
orang sebaiknya menjadi dirinya sendiri.

Kelima, boleh salah. Lho kok ? iya, keluarga yang sehat memang menyediakan ruang
bagi human error (kesalahan-kesalahan kecil) dan ketidaksempurnaan. Hal ini bukan berarti
setiap kesalahan akan selalu dibiarkan. Sama sekali bukan. Akan tetapi, jika pada suatu saat
terjadi ketidaksempurnaan pada salah satu anggota keluarga, itu dipahami sebagai proses
penyempurnaan sedang berjalan secara bertahap.
Keenam, kegembiraan. Keluarga perlu bergembira, bermain, dan bercengkerama.
Humor seringkali dapat mencairkan kebekuan komunikasi dan mempermudah penyelesaian
masalah. Keluarga yang terlalu “serius” sering kali berakibat masalah kecilpun dianggap
“serius”.
Ketujuh, spiritualitas. Keluarga semestinya menjadi persemaian spiritualitas setiap
anggotanya. Kesalehan merupakan suasana harian yang harus terus-menerus ditunjukkan dalam
keluarga. Spiritualitas keberagamaan inilah pilar utama kebahagiaan. Insya Allah.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------Sumber:
Suara Muhammadiyah
Edisi 2 2002