PERATURAN DIRJEN BEA DAN CUKAI NOMOR P-22/BC/2007

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
SALINAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR P-22/BC/2007
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN NOMOR POKOK
DAN PENGAWASAN PENGUSAHA PENGURUSAN JASA KEPABEANAN
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
Menimbang

: bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 65/PMK.04/2007 tentang Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan,
perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Nomor Pokok Dan Pengawasan
Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan;

Mengingat

:


1.

Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun
2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661);

2.

Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3613);

3.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2006 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal di Lingkungan Departemen
Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2007;

4.

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.10 Tahun 1998 tentang
Jasa Pengurusan Transportasi;

5.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 453/KMK.04/2002 tentang
Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
112/KMK.04/2003;

6.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 557/KMK.04/2002
Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Ekspor;

7.


Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.01/2007 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai;

8.

Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-07/BC/2003
tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang
Impor sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-06/BC/2007;

9.

Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-151/BC/2003
tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang
Ekspor;

tentang


10. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-152/BC/2003
tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang
Ekspor Untuk Barang Ekspor Yang Mendapat Kemudahan Impor
Tujuan Ekspor;

1

11. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-14/BC/2001
tentang Pemblokiran Perusahaan di Bidang Kepabeanan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Direktur Jenderal
Bea dan Cukai Nomor P- 09/BC/2007;
12. Peraturan Direktur Jenderal Nomor P-21/BC/2007 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor pada Kantor
Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tanjung Priok;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN NOMOR POKOK DAN
PENGAWASAN PENGUSAHA PENGURUSAN JASA KEPABEANAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan:
1.

Importir adalah orang
mengimpor barang.

perseorangan

atau

badan

hukum

yang

2.


Eksportir adalah orang perseorangan atau badan hukum yang
mengekspor barang.

3.

Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan yang selanjutnya disebut
dengan PPJK adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
pengurusan pemenuhan kewajiban pabean untuk dan atas kuasa
importir atau eksportir.

4.

Ahli Kepabeanan adalah orang yang memiliki pengetahuan dan
pemahaman tentang kepabeanan dan memiliki Sertifikat Ahli
Kepabeanan yang dikeluarkan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan
Keuangan.

5.


Registrasi adalah kegiatan pendaftaran yang dilakukan oleh PPJK ke
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk mendapatkan nomor identitas
berupa Nomor Pokok PPJK dalam rangka akses kepabeanan.

6.

Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

7.

Pejabat adalah pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang
ditunjuk dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas tertentu.

8.

Kantor Pabean adalah kantor dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai tempat dipenuhinya kewajiban pabean yang terdiri dari
Kantor Wilayah Bea dan Cukai, Kantor Pelayanan Utama Bea dan
Cukai, dan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai.


9.

Unit Pengawasan adalah unit kerja pada Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai yang melakukan kegiatan pengawasan baik secara fisik maupun
secara administrasi.
BAB II
PENGURUSAN JASA KEPABEANAN
Pasal 2

(1)

Pengurusan Pemberitahuan Pabean atas barang impor atau ekspor
dilakukan oleh importir atau eksportir.

(2)

Dalam hal pengurusan Pemberitahuan Pabean sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak dilakukan sendiri, importir atau eksportir
memberikan kuasanya kepada PPJK.


2

Pasal 3
(1)

Untuk dapat melakukan pengurusan jasa kepabeanan, PPJK harus
memiliki nomor identitas berupa Nomor Pokok PPJK dalam rangka
akses kepabeanan baik secara manual maupun secara elektronik.

(2)

Nomor Pokok PPJK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan
oleh Direktur Teknis Kepabeanan atas nama Direktur Jenderal.
BAB III
TATACARA REGISTRASI
PENGUSAHA PENGURUSAN JASA KEPABEANAN
Pasal 4

(1)


Untuk mendapatkan Nomor Pokok PPJK sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3, PPJK harus melakukan registrasi melalui media
elektronik kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

(2)

PPJK yang akan melakukan registrasi, harus memenuhi persyaratan:
a.
b.
c.
d.

kejelasan dan kebenaran alamat PPJK (existence);
kejelasan dan kebenaran identitas pengurus dan penanggung
jawab PPJK (responsibility);
mempunyai Ahli Kepabeanan (competency); dan
kepastian penyelenggaraan pembukuan (auditable).

(3)


Ahli Kepabeanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, hanya
dapat digunakan sebagai persyaratan untuk satu PPJK.

(4)

Pejabat Bea dan Cukai melakukan penelitian dan penilaian terhadap
pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
berupa:
a.
b.

(5)

penelitian dan penilaian administrasi terhadap data; dan
penelitian lapangan.

Tatacara registrasi PPJK adalah sebagaimana ditetapkan dalam
Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 5

(1)

Penelitian lapangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4)
huruf b dilakukan oleh Kantor Wilayah Bea dan Cukai yang ditunjuk
untuk melakukan penelitian lapangan sesuai domisili PPJK.

(2)

Penelitian lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan Surat Tugas Kepala Kantor Wilayah Bea dan Cukai atau
Pejabat yang ditunjuknya.

(3)

Hasil penelitian lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dituangkan dalam hasil penelitian lapangan dan dikirimkan secara
elektronik kepada Direktur Teknis Kepabeanan.

(4)

Penelitian lapangan dan pengiriman hasil penelitian lapangan oleh
Kantor Wilayah Bea dan Cukai dilaksanakan dalam waktu paling lama
14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal penunjukan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).

(5)

Kepala Kantor Wilayah Bea dan Cukai menyampaikan hardcopy
berkas penelitian lapangan kepada Kepala Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Bea dan Cukai yang wilayah kerjanya membawahi domisili
PPJK untuk tujuan pengawasan, setelah diterbitkan Nomor Pokok
PPJK.

3

Pasal 6
(1)

Hasil registrasi PPJK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
digunakan untuk penilaian dan pembuatan profil PPJK.

(2)

Profil PPJK digunakan sebagai salah satu dasar dalam pemberian
pelayanan dan/atau pengawasan kepabeanan kepada importir dan
eksportir yang memberikan kuasa pengurusan jasa kepabeanannya
kepada PPJK.
Pasal 7

(1)

Atas registrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Direktur Teknis
Kepabeanan atas nama Direktur Jenderal memberikan persetujuan
atau penolakan dalam jangka waktu paling lama 45 (empat puluh lima)
hari kerja terhitung sejak diterimanya data registrasi secara lengkap
dan benar.

(2)

Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
menerbitkan surat keputusan tentang pemberian Nomor Pokok
Pengusaha Jasa Kepabeanan (NP PPJK) sesuai contoh sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal ini.

(3)

Penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
menerbitkan surat penolakan sesuai contoh sebagaimana ditetapkan
dalam Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal ini.

(4)

Nomor Pokok PPJK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku di
seluruh Kantor Pabean di Indonesia dan berlaku sampai dengan
adanya pencabutan.

(5)

PPJK yang telah mendapatkan Nomor Pokok PPJK, secara
administrasi berada di bawah pengawasan Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Bea dan Cukai yang wilayah kerjanya membawahi domisili
PPJK.
BAB IV
KEWAJIBAN PENGUSAHA PENGURUSAN JASA KEPABEANAN
Pasal 8

(1)

Untuk dapat memulai kegiatan pengurusan jasa kepabeanan, PPJK
yang telah mendapatkan Nomor Pokok PPJK harus terlebih dahulu
menyerahkan jaminan kepada Kepala Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Bea dan Cukai yang wilayah kerjanya membawahi domisili
PPJK.

(2)

Bentuk jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:
a.
b.
c.

(3)

uang tunai;
jaminan bank; dan/atau
jaminan dari perusahaan asuransi.

Besar jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan memperhatikan jumlah kegiatan dan tingkat risiko dengan
besaran untuk PPJK yang melakukan kegiatan pengurusan jasa
kepabeanan pada:
a.

b.
c.
d.

Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A1 dan
Kantor
Pelayanan
Utama
Bea
dan
Cukai
sebesar
Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah);
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A2
sebesar Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah);
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3
sebesar Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah);
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A4
sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah); dan/atau

4

e.
(4)

Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe lainnya
sebesar Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).

Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai yang
menerima jaminan, wajib mengadministrasikan dan mengelola jaminan
yang diterimanya.
Pasal 9

(1)

PPJK yang akan melakukan kegiatan pengurusan kepabeanan pada
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai selain dari Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai yang wilayah kerjanya
membawahi domisili PPJK, harus terlebih dahulu:
a.

b.

(2)

menyerahkan bukti penerimaan jaminan dari Kantor Pengawasan
dan Pelayanan Bea dan Cukai yang wilayah kerjanya membawahi
domisili PPJK; atau
menyerahkan bukti penerimaan jaminan dari Kantor Pengawasan
dan Pelayanan Bea dan Cukai yang wilayah kerjanya membawahi
domisili PPJK dan menyesuaikan besarnya jaminan, dalam hal
besarnya jaminan yang telah diserahkan tidak mencukupi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3).

Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai yang
menerima penyesuaian besarnya jaminan, wajib mengadministrasikan
dan mengelola jaminan yang diterimanya.
Pasal 10

PPJK yang melakukan kegiatan pengurusan jasa kepabeanan di kantor
pabean yang telah menerapkan sistem Pertukaran Data Elektronik (PDE),
wajib menggunakan perangkat dan modul Pertukaran Data Elektronik (PDE)
milik sendiri untuk pembuatan dan penyerahan pemberitahuan pabean.
Pasal 11
(1)

Dalam hal terdapat perubahan data, PPJK yang telah mendapat
Nomor Pokok PPJK wajib menyampaikan permohonan perubahan
data kepada Direktur Teknis Kepabeanan.

(2)

Permohonan perubahan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilakukan melalui media elektronik.

(3)

Atas permohonan perubahan data sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan penelitian administrasi dan dapat dilakukan penelitian
lapangan oleh Pejabat Bea dan Cukai.
Pasal 12

(1)

PPJK yang telah mendapatkan Nomor Pokok PPJK wajib memenuhi
seluruh peraturan perundang-undangan kepabeanan, cukai,
perpajakan, dan ketentuan lain di bidang impor dan ekspor.

(2)

PPJK bertanggung jawab terhadap pungutan negara dalam rangka
impor atau ekspor dalam hal importir atau eksportir tidak ditemukan.

(3)

Segala isi dan bentuk perjanjian antara PPJK dan importir atau
eksportir, tidak mengurangi tanggung jawab PPJK sesuai peraturan
perundang-undangan di bidang kepabeanan dan cukai.
BAB V
SANKSI PENGUSAHA PENGURUSAN JASA KEPABEANAN
Pasal 13

(1)

Nomor Pokok PPJK diblokir dalam hal:

5

a.

b.

c.

d.

e.
f.
(2)

Pemblokiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dicabut
dalam hal:
a.

b.
c.

d.
e.
f.
(3)

PPJK sedang menjalani proses penyelidikan atau penyidikan atas
suatu pelanggaran pidana di bidang kepabeanan yang berkaitan
dengan jasa kepabeanan yang dilakukannya;
PPJK tidak menyerahkan hardcopy Pemberitahuan Pabean dan
dokumen pelengkap pabean yang diwajibkan dalam jangka waktu
yang ditetapkan;
PPJK tidak memenuhi kewajiban menyampaikan permohonan
perubahan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1)
terkait dengan elemen data sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 ayat (2) huruf a dan b;
PPJK tidak lagi memiliki jaminan yang cukup dalam hal adanya
pencairan jaminan sebagai akibat tanggung jawab PPJK
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2);
PPJK tidak lagi memiliki Ahli Kepabeanan; dan/atau
berdasarkan rekomendasi dalam Laporan Hasil Audit dan/atau
Unit Pengawasan lainnya.

PPJK telah selesai menjalani proses penyelidikan atau penyidikan
atas suatu pelanggaran pidana di bidang kepabeanan yang
berkaitan dengan jasa kepabeanan yang dilakukannya dan telah
dinyatakan terbukti tidak bersalah;
PPJK telah menyerahkan hardcopy Pemberitahuan Pabean dan
dokumen pelengkap pabean yang diwajibkan;
PPJK telah menyampaikan permohonan perubahan data
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) terkait dengan
elemen data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf
a dan b dan telah mendapatkan persetujuan perubahan data;
PPJK telah menaruhkan jaminan yang cukup atau telah
memenuhi jaminan yang ditetapkan;
PPJK telah memiliki Ahli Kepabeanan; dan/atau
PPJK telah melaksanakan rekomendasi berdasarkan Laporan
Hasil Audit dan/atau Unit Pengawasan lainnya.

Pemblokiran dan pencabutan blokir dilaksanakan berdasarkan
ketentuan tentang pemblokiran di bidang kepabeanan yang berlaku.
Pasal 14

(1)

Nomor Pokok PPJK dapat dicabut dalam hal PPJK:
a.

b.
c.
d.
e.
f.
(2)

tidak memenuhi tanggung jawab terhadap bea masuk dan/atau
cukai serta pajak dalam rangka impor sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (2);
terbukti melakukan pelanggaran tindak pidana kepabeanan yang
mempunyai kekuatan hukum yang tetap;
selama 6 (enam) bulan secara terus-menerus dalam status
pemblokiran;
tidak menjalankan kegiatan/usaha dalam jangka waktu 1 (satu)
tahun secara terus-menerus;
dinyatakan pailit; dan/atau
mengajukan permohonan pencabutan.

Pencabutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Direktur Teknis Kepabeanan atas nama Direktur Jenderal dengan
menerbitkan surat keputusan tentang Pencabutan Nomor Pokok
Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (NP PPJK) sesuai contoh
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV Peraturan Direktur
Jenderal ini.

6

Pasal 15
Pemblokiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dan pencabutan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 tidak menggugurkan tanggung
jawab PPJK terhadap pungutan negara dalam rangka impor atau ekspor
dalam hal importir atau eksportir tidak ditemukan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (2).
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 16
Dalam hal domisili PPJK berada di wilayah kerja Kantor Pelayanan Utama
Bea dan Cukai, semua ketentuan yang terkait dengan Kantor Wilayah Bea
dan Cukai dan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai
sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal ini dilaksanakan oleh
Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai.
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 17
(1)

PPJK yang telah memiliki Nomor Pokok PPJK sebelum berlakunya
Peraturan Direktur Jenderal ini, harus melakukan registrasi ke
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk mendapatkan Nomor Pokok
PPJK berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal ini.

(2)

Nomor Pokok PPJK yang diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan
Direktur Jenderal ini masih berlaku dan dapat dipergunakan untuk
pengurusan jasa kepabeanan sampai dengan 90 (sembilan puluh) hari
sejak berlakunya Peraturan Direktur Jenderal ini.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18

Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini berlaku, Keputusan Direktur
Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-69/BC/1997 tentang Pengaturan
Kembali Ketentuan Jaminan sebagaimana Dimaksud Dalam Keputusan
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-23/BC/1997 Tanggal 21 Maret
1997 jo. Nomor KEP-59/BC/1997 Tanggal 4 Juni 1997, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 19
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal 20 Juli 2007.

SALINAN sesuai dengan aslinya
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi
dan Tatalaksana

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 4 Juli 2007
DIREKTUR JENDERAL,
ttd.
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

Nofrial
NIP 060040274

7

LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR P-22/BC/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
PEMBERIAN
NOMOR
POKOK
DAN
PENGAWASAN
PENGUSAHA PENGURUSAN JASA KEPABEANAN

TATAKERJA REGISTRASI
PENGUSAHA PENGURUSAN JASA KEPABEANAN
I.

PPJK:
1.
2.
3.
4.

Melakukan registrasi user pada website Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di alamat
http://www.beacukai.go.id.
Mengisi dan mengirimkan Formulir Isian secara elektronik.
Menerima respon serta nomor urut sebagai tanda terima permohonan registrasi.
Menerima surat keputusan Direktur Jenderal tentang Pemberian NP PPJK atau surat
pemberitahuan penolakan Permohonan Registrasi melalui elektronik dan jasa kiriman.

II. Sistem Aplikasi Registrasi PPJK:
1.
2.

Menerima data formulir isian registrasi secara elektronik.
Melakukan validasi data, Formulir Isian, dan penelitian Sertifikat Ahli Kepabeanan yang
dikirimkan oleh PPJK.
3. Mengirim respon berupa Tanda Terima (TT) sekaligus memberi nomor dan tanggal
secara elektronik kepada PPJK atau menolak Formulir Isian.
4. Melakukan penilaian awal mengenai status dan rekam jejak penelitian lapangan.
5. Mengirimkan pemberitahuan status penelitian lapangan kepada Kantor Wilayah Bea dan
Cukai.
6. Menerima Surat Tugas pelaksanaan penelitian lapangan dari Kantor Wilayah Bea dan
Cukai.
7. Menerima laporan hasil penelitian lapangan dari Kantor Wilayah Bea dan Cukai.
8. Menerima hasil registrasi dari tim registrasi berupa pemberian NP PPJK atau penolakan
dan meneruskannya kepada PPJK.
9. Mengirimkan pemberitahuan status persetujuan (NP PPJK) atau Surat Penolakan.
10. Menerima hasil penilaian dari Direktorat Penindakan dan Penyidikan mengenai hasil
kinerja PPJK.
11. Menerima distribusi data dari Direktorat Penindakan dan Penyidikan dan meneruskan ke
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai.
III. Tim Registrasi PPJK:
1.

Petugas Sekretariat Tim Registrasi:

1.1
1.2
1.3
1.4
1.5

2.

Menerima data Formulir Isian secara elektronik dari Sistem Aplikasi Registrasi
PPJK.
Menunjuk Kantor Wilayah Bea dan Cukai untuk melakukan penelitian lapangan
PPJK melalui Sistem Aplikasi Regidtrasi PPJK.
Mencetak Surat Pengantar penunjukan Kantor Wilayah Bea dan Cukai untuk
melakukan penelitian lapangan.
Mengirimkan peringatan kepada Kantor Wilayah Bea dan Cukai dalam hal belum
mengirimkan hasil penelitian lapangan dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja
sejak tanggal penunjukan.
Mencetak Keputusan Direktur Jenderal tentang Pemberian NP PPJK atau Surat
Pemberitahuan Penolakan Permohonan Registrasi dan mengirimkannya kepada
PPJK.

Petugas Analis Tim Registrasi:

2.1
2.2
2.3
2.4

Menerima data Formulir Isian, hasil penilaian awal, hasil penelitian lapangan, dan
rekomendasi analisis dari Sistem Aplikasi Registrasi PPJK.
Melakukan penelitian dan analisis data Formulir Isian dan hasil penelitian lapangan
berdasarkan persyaratan dan kriteria yang ditentukan.
Melakukan penelitian terhadap Sertifikat Ahli Kepabeanan.
Menuangkan hasil analisis berupa rekomendasi ke dalam Sistem Aplikasi
Registrasi PPJK.

8

3.

Supervisor Tim Registrasi:

3.1
3.2
3.3
4.

Menerima data Formulir Isian, hasil penilaian awal, hasil penelitian lapangan dan
rekomendasi analisis dari Sistem Aplikasi Registrasi PPJK.
Menelaah dan melakukan review rekomendasi dari petugas Analisis.
Memutuskan permohonan registrasi PPJK melalui Sistem Aplikasi Registrasi
PPJK.

Ketua Tim Registrasi:

4.1
4.2

Menelaah dan melakukan review keputusan dari Supervisor Tim Registrasi.
Menandatangai Keputusan Pemberian Nomor Pokok Pengusaha Jasa
Kepabeanan (NP PPJK) atau Surat Pemberitahuan Penolakan Permohonan NP
PPJK.

IV. Sub Tim Registrasi Kantor Wilayah Bea dan Cukai:

1.
2.
3.
4.
5.

Menerima pemberitahuan penelitian lapangan secara elektronik dari Sistem Aplikasi
Registrasi PPJK.
Menunjuk Tim Pemeriksa dan menerbitkan Surat Tugas untuk melakukan penelitian
lapangan.
Melakukan penelitian lapangan sesuai Program Penelitian Lapangan.
Menuangkan hasil penelitian lapangan kedalam Lembar Penelitian Lapangan dan
merekam ke dalam Sistem Aplikasi Regiatrasi PPJK.
Mengirim data hasil penelitian lapangan secara elektronik ke Sistem Aplikasi Registrasi
PPJK.

V. Direktorat Penindakan dan Penyidikan:

1.
2.
3.
4.
5.

Menerima Formulir Isian dan hasil penilaian Tim Registrasi PPJK melalui Sistem
Aplikasi Registrasi PPJK.
Melakukan analisis dan penilaian berdasarkan kinerja kegiatan PPJK.
Menuangkan hasil penilaian kinerja PPJK ke dalam Sistem Aplikasi Registrasi PPJK.
Mendistribusikan hasil penilaian Registrasi ke Kantor Pengawasan dan Pelayanan
Bea dan Cukai melalui Sistem Aplikasi Registrasi PPJK.
Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja PPJK.

SALINAN sesuai dengan aslinya
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi
dan Tatalaksana

DIREKTUR JENDERAL
ttd.
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

Nofrial
NIP 060040274

9

LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR P-22/BC/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
PEMBERIAN
NOMOR
POKOK
DAN
PENGAWASAN
PENGUSAHA PENGURUSAN JASA KEPABEANAN

Contoh Keputusan Pemberian Nomor Pokok Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR …………….................
TENTANG
PEMBERIAN NOMOR POKOK PENGUSAHA PENGURUSAN JASA KEPABEANAN
ATAS NAMA ............ (nama perusahaan)
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
Menimbang

: a. bahwa ketentuan tentang tatacara registrasi dan mendapatkan Nomor
Pokok Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK) telah diatur
dalam Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor
………………….;
b. bahwa ..............(nama perusahaan) di ................ telah melakukan

registrasi PPJK dengan Tanda Terima Nomor....... tanggal..... untuk
memperoleh NP PPJK dan telah memenuhi persyaratan sesuai
ketentuan sebagaimana tersebut huruf a;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a
dan b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
tentang Pemberian Nomor Pokok Pengusaha Pengurusan Jasa
Kepabeanan (NP PPJK) Atas Nama ............... (nama perusahaan);
Mengingat

: 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun
2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661);
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 65/PMK.04/2007
Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan;

tentang

3. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-...../BC/2007
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Nomor Pokok Dan
Pengawasan Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan

: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG
PEMBERIAN NOMOR POKOK PENGUSAHA PENGURUSAN JASA
KEPABEANAN ATAS NAMA ............ (nama perusahaan).

PERTAMA

: Memberikan Nomor Pokok Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan
(NP PPJK) ………………………….. (nomor pokok) kepada:
Nama Perusahaan
NPWP Perusahaan

:
:

……………………………..…………
……………………………..…………

10

Alamat Perusahaan
Nama Penanggung Jawab
NPWP Penanggung Jawab
Alamat Penanggung Jawab
Nama Ahli Kepabeanan
Nomor Sertifikat Ahli Kepabeanan

:
:
:
:
:
:

……………………………..…………
……………………………..…………
……………………………..…………
……………………………..…………
……………………………..…………
……………………………..…………

KEDUA

: PPJK sebagaimana dimaksud dalam diktum PERTAMA wajib memenuhi
seluruh peraturan perundang-undangan kepabeanan, cukai, perpajakan,
dan ketentuan lain di bidang impor dan ekspor.

KETIGA

: Dalam hal PPJK sebagaimana dimaksud dalam diktum PERTAMA tidak
mematuhi peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam
diktum KEDUA, maka NP PPJK yang telah diberikan dapat dicabut dan
dapat dikenai sanksi menurut ketentuan yang berlaku.

KEEMPAT

: Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan/kekurangan dalam
Keputusan Direktur Jenderal ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

KELIMA

: Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Salinan Keputusan Direktur Jenderal ini disampaikan kepada:
1.
2.
3.
4.

Direktur Jenderal Bea dan Cukai;
Direktur Penindakan dan Penyidikan;
Direktur Audit;
Kepala Kantor Wilayah Bea dan Cukai / Kepala Kantor Pelayanan
Utama Bea dan Cukai ...................................;
5. Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai
..................
Asli Keputusan Direktur Jenderal ini disampaikan kepada
bersangkutan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

yang

Ditetapkan di ..............................
pada tanggal ..............................
a.n. DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
DIREKTUR TEKNIS KEPABEANAN,

....................................................
NIP .............................................
DIREKTUR JENDERAL
SALINAN sesuai dengan aslinya
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi
dan Tatalaksana

ttd.
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

Nofrial
NIP 060040274

11

LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR P-22/BC/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
PEMBERIAN
NOMOR
POKOK
DAN
PENGAWASAN
PENGUSAHA PENGURUSAN JASA KEPABEANAN

Contoh Format Surat Pemberutahuan Penolakan
KOP INSTANSI
Nomor
Hal

:
:

.........................................
Pemberitahuan Penolakan
Permohonan NP PPJK

………….

Yth. ...........................................
..................................................

Sehubungan dengan registrasi dan permohonan untuk mendapatkan NP PPJK
Saudara dengan tanda terima …………….. tanggal ...., dengan ini disampaikan bahwa
permohonan tersebut tidak/belum dapat disetujui dengan alasan:
1. .............................................................................................................................
2. ..............................................................................................(alasan penolakan)
3. dst.
Saudara dapat mengajukan kembali registrasi Pengusaha Pengurusan Jasa
Kepabeanan (PPJK) ke Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sepanjang telah memenuhi
persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Nomor ............. tanggal......... tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Nomor Pokok
dan Pengawasan Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan terpenuhi.
Demikian disampaikan penjelasan untuk menjadi maklum.

a.n. Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Direktur Teknis Kepabeanan

...............................................
NIP ........................................

DIREKTUR JENDERAL
SALINAN sesuai dengan aslinya
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi
dan Tatalaksana

ttd.
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

Nofrial
NIP 060040274

12

LAMPIRAN IV
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR P-22/BC/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
PEMBERIAN
NOMOR
POKOK
DAN
PENGAWASAN
PENGUSAHA PENGURUSAN JASA KEPABEANAN

Contoh Keputusan Pencabutan Nomor Pokok Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR …………….................
TENTANG
PENCABUTAN NOMOR POKOK PENGUSAHA PENGURUSAN JASA KEPABEANAN
ATAS NAMA ............ (nama PPJK)
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
Menimbang

: a. bahwa persyaratan untuk pencabutan Nomor Pokok Pengusaha
Pengurusan Jasa Kepabeanan (NP PPJK) telah diatur dalam
Peraturan
Direktur
Jenderal
Bea
dan
Cukai
Nomor
..........................…..........;
b. bahwa Nomor Pokok Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (NP
PPJK)
atas
nama
………………..
(nama
PPJK)
telah
.................................. (alasan pencabutan);
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a
dan b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
tentang Pencabutan Nomor Pokok Pengusaha Pengurusan Jasa
Kepabeanan (NP PPJK) Atas Nama ............... (nama PPJK);

Mengingat

: 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun
2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661);
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 65/PMK.04/2007
Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan;

tentang

3. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-...../BC/2007
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Nomor Pokok Dan
Pengawasan Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan

: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG
PENCABUTAN NOMOR POKOK PENGUSAHA PENGURUSAN JASA
KEPABEANAN (NP PPJK) ATAS NAMA ............ (nama PPJK).

PERTAMA

: Mencabut Nomor Pokok Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (NP
PPJK) ………………………….. (nomor pokok), dengan data:
Nama Perusahaan
NPWP Perusahaan
Alamat Perusahaan
Nama Penanggung Jawab

:
:
:
:

……………………………..…………….
……………………………..…………….
……………………………..…………….
……………………………..…………….

13

NPWP Penanggung Jawab
Alamat Penanggung Jawab
Nama Ahli Kepabeanan
Nomor Sertifikat Ahli
Kepabeanan

:
:
:
:

……………………………..…………….
……………………………..…………….
……………………………..…………….
……………………………..…………….

KEDUA

: Pencabutan Nomor Pokok Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan
(NP PPJK) sebagaimana dimaksud dalam diktum PERTAMA dilakukan
karena ................................................ (alasan pencabutan).

KETIGA

: Pencabutan Nomor Pokok Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan
(NP PPJK) sebagaimana dimaksud dalam diktum PERTAMA disertai
ketentuan Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK) tetap
bertanggung jawab atas pemenuhan kewajiban kepabeanan sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

KEEMPAT

: Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan/kekurangan dalam Keputusan
Direktur Jenderal ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

KELIMA

: Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Salinan Keputusan Direktur Jenderal ini disampaikan kepada:
1.
2.
3.
4.

Direktur Jenderal Bea dan Cukai;
Direktur Penindakan dan Penyidikan;
Direktur Audit;
Kepala Kantor Wilayah Bea dan Cukai / Kepala Kantor Pelayanan
Utama Bea dan Cukai .........................................................................;
5. Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai..................
Asli Keputusan Direktur Jenderal ini disampaikan kepada yang
bersangkutan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di ..............................
pada tanggal ..............................
a.n. DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
DIREKTUR TEKNIS KEPABEANAN

....................................................
NIP .............................................

SALINAN sesuai dengan aslinya
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi
dan Tatalaksana

DIREKTUR JENDERAL
ttd.
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

Nofrial
NIP 060040274

14