PERDA NOMOR 5 TAHUN 2015

WALIKOTA PAYAKUMBUH
PROVINSI SUMATERA BARAT
PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH
NOMOR 5 TAHUN 2015
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH
NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI
KEPENDUDUKAN DI KOTA PAYAKUMBUH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA PAYAKUMBUH,
Menimbang :

a.

Mengingat

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1956 tentang
Pembentukan Daerah Otonomi kecil dalam lingkungan
Daerah Propinsi Sumatera Tengah jo Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1970 tentang
pelaksanaan pemerintahan Kotamadya Solok dan

Payakumbuh (Lembaran Daerah Tahun 1956 Nomor
19);
2. Undang-Undang nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3019);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

:

bahwa dalam rangka mewujudkan tertib administrasi
Kependudukan
dan
kewajiban
memberikan
perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan
status pribadi dan status hukum atas setiap peristiwa
penting yang dialami oleh penduduk dan/ atau Warga
Negara Indonesia yang berada di luar wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia;
b. bahwa
dalam
rangka
peningkatan
pelayanan
Administrasi Kependudukan kepada masyarakat dan
dengan
diterbitkannya
Undang-Undang
Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2013 tentang perubahan
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan, maka perlu penyesuaian
terhadap beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah
Nomor 02 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan
Administrasi Kependudukan di Kota Payakumbuh;
c. bahwa
berdasarkan
pertimbangan

sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk
Peraturan Daerah tentang perubahan atas Peraturan
Daerah Nomor 02 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan
Administrasi Kependudukan di Kota Payakumbuh;

1

4.

5.

6.

7.

8.

9.


10.

11.

12.

13.

14.

15.

Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi
Kependudukan
(Lembaran
Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4674)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2013 tentang perubahan atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan;
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5216);
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5587)
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten / Kota;
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4749);
Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2008 tentang
Peraturan Pelaksana Undang Undang Nomor 23 Tahun
2006;
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2009 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 27
Tahun 1994 tentang Pengelolaan Perkembangan
Penduduk;
Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang
persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil;
Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 Tentang
Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor
Induk Kependudukan secara Nasional;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007
tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat
Daerah;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2009
Tentang Standar dan Spesifikasi Perangkat Keras,

Perangkat Lunak dan Blangko Kartu Tanda Penduduk
berbasis NIK secara Nasional;
Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 03 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas di
Lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh (Lembaran
Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2008 Nomor 03)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Kota Payakumbuh Nomor 11 Tahun 2013 tentang
Perubahan ketiga atas Peraturan Daerah Nomor 03
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Dinas di
Lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh ( Lembaran
Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2013 Nomor 11);

2

Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KOTA PAYAKUMBUH
dan
WALIKOTA PAYAKUMBUH

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR 2
TAHUN
2012
TENTANG
PENYELENGGARAAN
ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KOTA PAYAKUMBUH

Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012 tentang
penyelengaraan Administrasi Kependudukan di Kota Payakumbuh (Lembaran
Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2012 Nomor 02); diubah sebagai berikut :
1. Pasal 1 diubah dan ditambah sehingga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kota Payakumbuh.
2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kota Payakumbuh.
3. Walikota adalah Walikota Payakumbuh.

4. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah rangkaian
kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data
kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil,
pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan
hasilnya untuk pelayan publik dan pembangunan sektor lain.
5. Instansi Pelaksana adalah perangkat Pemerintah Kota Payakumbuh yang
bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam urusan
Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
6. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan orang asing yang masuk
secara sah serta bertempat tinggal di wilayah Indonesia.
7. Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai
Warga Negara Indonesia.
8. Orang asing adalah orang bukan Warga Negara Indonesia.
9. Pendaftaran penduduk adalah pencatatan biodata penduduk, pencatatan
atas pelaporan peristiwa kependudukan dan pendataan penduduk tentang
Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil serta penerbitan
dokumen penduduk berupa identitas, Kartu Keluarga dan/ atau Kartu
Tanda Penduduk.
10. Peristiwa kependudukan adalah kejadian yang dialami penduduk yang

harus dilaporkan karena membawa akibat terhadap penerbitan atau
perubahan Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk dan /atau surat
keterangan kependudukan lainnya meliputi pindah datang, perubahan
alamat, serta status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap.
11. Nomor Induk Kependudukan yang selanjutnya disingkat NIK adalah nomor
identitas penduduk yang bersifat unik atau khas tunggal dan melekat pada
seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia.

3

12. Kartu Keluarga selanjutnya disingkat dengan KK adalah kartu identitas
keluarga yang memuat data tentang nama, susunan dan hubungan dalam
keluarga, serta karakteristik anggota keluarga.
13. Kartu Tanda Penduduk yang selanjutnya disingkat KTP adalah bukti diri
sebagai legitimasi penduduk yang diterbitkan oleh Pemerintah Kota yang
berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
14. Kartu Tanda Penduduk Elektronik yang selanjutnya disingkat KTP-el
adalah Kartu Tanda Penduduk yang dilengkapi cip yang merupakan
identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi
Pelaksana.

15. Pencatatan Sipil adalah pencatatan peristiwa penting yang dialami oleh
seseorang meliputi kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian,
pembatalan perkawinan pengakuan dan pengesahan anak, perubahan
nama, perubahan kewarganegaraan pada register catatan sipil oleh unit
kerja yang mengelola pendataan penduduk dan pencatatan sipil.
16. Akta Catatan Sipil adalah akta yang memuat peristiwa penting yang
dialami seseorang meliputi : kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian,
pembatalan
perkawinan,
pengangkatan
anak,
pengakuan
anak,
pengesahan anak, perubahan nama, perubahan status kewarganegaraan
dan peristiwa penting lainnya.
17. Izin Tinggal Terbatas adalah izin tinggal yang diberikan kepada Orang Asing
untuk tinggal di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam
jangka waktu yang terbatas sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
18. Izin Tinggal Tetap adalah izin tinggal yang diberikan kepada Orang Asing
untuk tinggal menetap di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
19. Kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa adalah pernyataan dan
pelaksanaan hubungan pribadi dengan Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keyakinan yang diwujudkan dengan perilaku ketaqwaan dan peribadatan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa secara pengalaman budi luhur yang
ajarannya bersumber dari kearifan lokal bangsa Indonesia.
20. Penghayatan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, selanjutnya
disebut Penghayatan Kepercayaan adalah setiap orang yang mengakui dan
meyakini nilai-nilai penghayatan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
21. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dan selanjutnya disingkat
dengan SIAK, adalah sistem informasi yang memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi
Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil di tingkat penyelenggara
dan instansi pelaksana sebagai satu kesatuan.
22. Petugas Rahasia Khusus adalah Petugas Reserse dan Petugas Intelijen yang
melakukan tugas khusus di luar daerah domisilinya.
23. Dokumen Kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh
Instansi Pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti
autentik yang dihasilkan dari pelayanan pendaftaran penduduk dan
pencatatan sipil.

2. Ketentuan ayat (7) Pasal 14 dihapus, sehingga Pasal 14 berbunyi sebagai
berikut :

4

Pasal 14
Nomor Induk Kependudukan
(1) Setiap penduduk wajib memiliki NIK.
(2) NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku seumur hidup dan
selamanya, yang diberikan oleh Pemerintah dan diterbitkan oleh Instansi
Pelaksana (Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Payakumbuh)
kepada setiap penduduk setelah dilakukan pencatatan biodata.
(3) NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicantumkan dalam setiap
Dokumen Kependudukan dan dijadikan dasar penerbitan Paspor, Surat
Izin Mengemudi, Nomor Pokok Wajib Pajak, Polis Asuransi, Sertifikat Hak
Atas Tanah, dan penerbitan dokumen identitas lainnya.
(4) NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku seumur hidup tidak
berubah dan tidak mengikuti perubahan domisili.
(5) NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan setelah dilakukan
pencatatan biodata penduduk sebagaimana dasar penerbitan KK dan KTP
pada instansi pelaksana.
(6) Penerbitan NIK bagi yang lahir di luar daerah administrasi instansi
pelaksana, dilakukan setelah pencatatan biodata penduduk pada instansi
pelaksana tempat domisili orang tuanya.
(7) Dihapus.

3. Ketentuan ayat (1) dan ayat (2) Pasal 31 diubah sehingga Pasal 31 berbunyi
sebagai berikut :
Pasal 31
(1) Pelaporan kelahiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) yang
melampaui batas waktu 60 (enam puluh) hari sejak tanggal kelahiran,
pencatatan dan penerbitan akta kelahiran dilaksanakan setelah
mendapatkan persetujuan Kepala Instansi Pelaksana.
(2) Pencatatan kelahiran yang melampaui batas waktu 1 (satu) tahun
dikenakan denda administrasi.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pencatatan
kelahiran sebagaimana dimaksud ayat (1) tersebut diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Walikota Payakumbuh.

4. Ketentuan ayat (1) Pasal 37 diubah sehingga Pasal 37 berbunyi sebagai
berikut :
Pasal 37
(1) Setiap Kematian wajib dilaporkan oleh Ketua Rukun Tetangga atau nama
lainnya didomisili penduduk kepada Instansi Pelaksana setempat, paling
lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal kematian;
(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat
Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Kematian dan menerbitkan
Kutipan Akta Kematian;
(3) Pencatatan kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
berdasarkan keterangan kematian dari pihak yang berwenang;
(4) Dalam hal terjadi ketidakjelasan keadaan seseorang karena hilang atau
mati tetapi tidak ditemukan jenazahnya, pencatatan Sipil baru dilakukan
setelah adanya penetapan pengadilan;

5

(5) Dalam hal terjadi kematian seseorang yang tidak jelas identitasnya,
Instansi Pelaksana melakukan pencatatan kematian berdasarkan surat
keterangan dari Kepolisian.

5. Ketentuan ayat (2) Pasal 48 diubah sehingga Pasal 48 berbunyi sebagai
berikut :
Pasal 48
(1) Penduduk Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang memiliki Izin
Tinggal Tetap hanya diperbolehkan terdaftar dalam 1 (satu) KK;
(2) Perubahan susunan keluarga dalam 1 (satu) KK wajib dilaporkan kepada
Instansi Pelaksana selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sejak
terjadinya perubahan;

6. Ketentuan ayat (1), ayat (3), ayat (4), ayat (6) dan ayat (7) Pasal 49 diubah
dan ayat (2) dan ayat (5) dihapus, sehingga Pasal 49 berbunyi sebagai
berikut :
Pasal 49
(1) Penduduk Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang memiliki Izin
Tinggal Tetap dan sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau telah kawin
atau pernah kawin wajib memiliki KTP-el;
(2) Dihapus
(3) KTP-el sebagaimana dimaksud ayat (1) berlaku secara nasional.
(4) Penduduk wajib melaporkan perpanjangan masa
berlaku KTP kepada
Instansi Pelaksanaan apabila masa berlakunya telah berakhir dan orang
asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib melaporkan perpanjangan
masa berlaku atau mengganti KTP-el kepada Instansi Pelaksana paling
lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal masa berlaku izin tinggal tetap
berakhir.
(5) Dihapus
(6) Penduduk yang telah memiliki KTP-el wajib membawa saat bepergian.
(7) Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya memiliki 1 (satu)
KTP-el.

7. Ketentuan ayat (1) Pasal 50 diubah dan ayat (2) dihapus sehingga Pasal 50
berbunyi sebagai berikut :
Pasal 50
(1) Masa berlaku KTP-el :
a. Untuk Warga Negara Indonesia berlakunya seumur hidup;
b. Untuk Orang Asing masa berlakunya disesuaikan dengan
berlakunya Izin Tinggal Tetap.
(2) Dihapus

masa

8. Ketentuan ayat (1) huruf a Pasal 54 diubah, sehingga Pasal 54 berbunyi
sebagai berikut :

6

Pasal 54
(1) Instansi pelaksana atau pejabat yang diberi kewenangan, sesuai tanggung
jawabnya wajib menerbitkan dokumen pendaftaran penduduk sebagai
berikut:
a. KK dan KTP-el paling lambat 14 (empat belas) hari kerja;
b. Surat Keterangan Pindah paling lambat 14 (empat belas) hari kerja;
c. Surat Keterangan pindah datang paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja;
d. Surat keterangan pindah ke Luar Negeri paling lambat 14 (empat belas)
hari kerja;
e. Surat Keterangan datang dari Luar Negeri paling lambat 14 (empat belas)
hari kerja;
f. Surat Keterangan tempat tinggal untuk orang asing yang memiliki izin
tinggal terbatas paling lambat 14 (empat belas) hari kerja;
g. Surat keterangan kelahiran paling lambat 14 (empat belas) hari kerja;
h. Surat keterangan lahir mati paling lambat 14 (empat belas) hari kerja;
i. Surat keterangan kematian paling lambat 3 (tiga) hari;
j. Surat keterangan pembatalan perkawinan paling lambat 7 (tujuh) hari
kerja;
k. Surat keterangan pembatalan perceraian paling lambat 7 (tujuh) hari,
sejak dipenuhinya semua persyaratan;
(2) Pejabat pencatatan sipil wajib mencatat pada register Akta Pencatatan Sipil
paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal dipenuhinya semua
persyaratan.

9. Ketentuan ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) Pasal 55 dihapus dan ditambah 2
ayat yaitu ayat (4) dan ayat (5), sehingga Pasal 55 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 55
(1)
(2)
(3)
(4)

Dihapus;
Dihapus;
Dihapus;
Dalam hal terjadi perubahan elemen data, rusak, atau hilang, Penduduk
pemilik KTP-el wajib melaporkan kepada Instansi Pelaksana untuk
dilakukan perubahan atau penggantian;
(5) Dalam hal KTP-el rusak dan hilang, Penduduk pemilik KTP-el wajib
melapor kepada Instansi Pelaksana melalui camat atau lurah paling lambat
14 (empat belas) hari dan melengkapi surat pernyataan penyebab
terjadinya rusak dan hilang;

10. Ketentuan Pasal 63 diubah dan ditambah 1 (satu) ayat, sehingga Pasal 63
berbunyi sebagai berikut :
Pasal 63
(1) Segala biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan penyelenggaraan Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan dibebankan kepada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
Kota Payakumbuh.
(2) Pengurusan dan penerbitan dokumen kependudukan tidak dipungut biaya.

7

11. Ketentuan Pasal 66 ayat (1) huruf f, huruf j dan huruf m dihapus dan
ditambah dengan huruf n, huruf o dan huruf p sehingga Pasal 66 berbunyi
sebagai berikut :
Pasal 66
(1) Setiap penduduk dikenai sanksi administrasi berupa denda apabila
melampaui batas waktu pelaporan peristiwa penting :
a. Kelahiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) dikenakan
denda sebesar Rp 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah);
b. Perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (2) dikenakan
denda sebesar Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);
c. Pembatalan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1)
dikenakan denda sebesar Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu
rupiah);
d. Perceraian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) dikenakan
denda sebesar Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);
e. Pembatalan perceraian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1)
dikenakan denda sebesar Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu
rupiah);
f. Dihapus
g. Pengangkatan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1)
dikenakan denda sebesar Rp 100.000,- (seraFtus ribu rupiah);
h. Pengakuan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1)
dikenakan denda sebesar Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah);
i. Pengesahan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (1)
dikenakan denda sebesar Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah);
j. Dihapus;
k. Perubahan status kewarganegaraan di Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 42 ayat (1) dikenakan denda sebesar Rp
200.000,- (dua ratus ribu rupiah);
l. Peristiwa penting lainnya sebagaimana dimaksud pada Pasal 44 ayat (2)
dikenakan denda paling sedikit Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah);
m. Dihapus;
n. Bagi masyarakat yang melanggar Pasal 48 ayat (2) dikenakan denda
sebesar Rp 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah);
o. Bagi masyarakat yang melanggar Pasal 49 ayat (6) dikenakan denda
sebesar Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah)
p. Bagi masyarakat yang melanggar Pasal 55 ayat (4) dan ayat (5)
dikenakan denda sebesar Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah);
(2) Denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling banyak Rp
1.000.000,- (satu juta rupiah) dan bagi Warga Negara Asing paling banyak
Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah).

12. Ketentuan ayat (1) huruf a Pasal 67 dihapus dan penambahan huruf d,
sehingga Pasal 67 berbunyi sebagai berikut :
Pasal 67
(1) Setiap pendudukan dikenai sanksi administrasi berupa denda apabila
melampaui batas waktu pelaporan peristiwa kependudukan dalam hal :
a. Dihapus ;
b. Pindah datang bagi orang asing yang memiliki izin tinggal terbatas atau
orang asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 24 ayat (1) dikenakan denda sebesar Rp 200.000,- (dua
ratus ribu rupiah);

8

c. Pindah datang dari luar negeri bagi penduduk Warga Negara Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) dikenakan denda
sebesar Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);
d. Pindah datang WNI dari luar daerah Kota Payakumbuh yang melampaui
batas waktu 30 (tiga puluh) hari dikenakan denda sebesar Rp 50.000,(lima puluh ribu rupiah.
(2) Denda administratif sebagaimana dimaksud pada Pasal (1) paling banyak
Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah).

13. Ketentuan Pasal 69 dihapus.
14. Diantara Pasal 71 dan Pasal 72 disisipkan Pasal 71A berbunyi sebagai
berikut :
Pasal 71A
Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku semua singkatan “KTP”
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Kota Payakumbuh
harus dimaknai “KTP-el”.
Pasal II
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota
Payakumbuh.

Ditetapkan di Payakumbuh
pada tanggal 29 Mei 2015
WALIKOTA PAYAKUMBUH,

dto
RIZA FALEPI

Diundangkan di Payakumbuh
pada tanggal 29 Mei 2015
SEKRETARIS DAERAH KOTA PAYAKUMBUH,

dto
BENNI WARLIS

LEMBARAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2015 NOMOR 5

NOREG PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA
BARAT : (1/2015)

9