Peraturan Menteri BUMN | JDIH Kementerian BUMN PER 05 MBU 2011

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA
SALINAN
PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

NOMOR : PER-05/MBU/2011
TENTANG
PEDOMAN TATA NASKAH DINAS
KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA,
Menimbang

: a. bahwa untuk meningkatkan tertib administrasi kedinasan dan
kelancaran komunikasi serta arus informasi antarunit organisasi,
perlu menyesuaikan dan menyempurnakan ketentuan tata naskah
dinas Kementerian Badan Usaha Milik Negara;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf
a di atas, perlu menetapkan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha
Milik Negara tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian
Badan Usaha Milik Negara;


Mengingat

: 1. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan
Organisasi Kementerian Negara;
2. Peraturan Presiden Nomor 24 Tabun 2010 tentang Kedudukan,
Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi,
Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 59/P Tahun 2011;
4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
22 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Tata Naskah Dinas;
5. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER05/MBU/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Badan
Usaha Milik Negara;
MEMUTUSKAN:

Menetapkan

: PERATURAN MEN IERI NEGARA BADAN USAHA MILIK
NEGARA TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS
KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA.

Pasal 1

Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian Badan Usaha Milik Negara yang selanjutnya disebut
sebagai Pedoman Tata Naskah Dinas ditetapkan sebagaimana dalam Lampiran yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara ini.
Pasal 2
Pedoman Tata Naskah Dinas digunakan sebagai acuan umum bagi seluruh Unit kerja di
lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara dalam pelaksanaan administrasi umum.
Past/2

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

-2Pasal 3
Dengan berlakunya Peraturan ini, Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor
PER-01/MBU.S/2006 tentang Pedoman Tata Persuratan Dinas Kementerian Negara Badan
Usaha Milik Negara, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 4
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 29 November 2011
MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA
ttd.
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Hukum,

allonadi ✓
Herman Hidayat
NIP 19590709 198003 1 001

DAHLAN ISKAN

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

SALINAN
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
NOMOR : PER-05/MBU/2011

TENTANG
PEDOMAN TATA NASKAH DINAS
KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

411

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ketatalaksanaan pemerintah merupakan pengaturan cara melaksanakan tugas dan fungsi
dalam berbagai bidang kegiatan pemerintahan dan pembangunan di lingkungan instansi
pemerintah pusat dan daerah.
Salah satu komponen penting dalam ketatalaksanaan pemerintah adalah administrasi umum.
Ruang lingkup administrasi umum meliputi tata naskah dinas (tata surat, distribusi, formulir,
dan media), penamaan lembaga, singkatan dan akronim, kearsipan, serta tata ruang
perkantoran. Tata naskah dinas sebagai salah satu unsur administrasi umum meliputi, antara

lain pengaturan tentang jenis dan penyusunan naskah dinas, penggunaan lambang negara,
logo dan cap dinas, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tata surat, perubahan,
pencabutan, pembatalan produk hukum, serta ralat.
Ketentuan tentang tata naskah dinas yang berlaku untuk seluruh instansi pemerintah pusat
dan daerah telah diatur dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
72/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Tata Naskah Dinas yang kemudian diganti
dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 22 Tahun 2008
tentang Pedoman Umum Tata Naskah Dinas.
Pada tahun 2006, Kementerian BUMN telah menetapkan Pedoman Tata Persuratan Dinas
Kementerian Negara BUMN melalui Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER01/MBU.S/2006. Namun, dengan adanya perubahan struktur organisasi Kementerian BUMN
sebagaimana diatur dalam Perpres No. 24 Tahun 2010 dan Peraturan Menteri Negara BUMN
Nomor PER-05/MBU/2010 dan dalam rangka untuk meningkatkan tertib administrasi
kedinasan dan kelancaran arus komunikasi serta informasi antar unit organisasi di lingkungan
Kementerian BUMN, maka perlu dilakukan penyesuaian dan penyempurnaan tata naskah
dinas di lingkungan Kementerian BUMN.
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian BUMN dimaksudkan sebagai acuan
pembuatan dan pengelolaan tata naskah dinas di lingkungan Kementerian BUMN,
dengan memperhatikan asas-asas, yaitu :

a. Asas Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan tata naskah dinas perlu dilakukan secara efektif dan efisien dalam
penulisan, penggunaan ruang atau lembar naskah dinas, spesifikasi informasi, serta
dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik, benar, dan lugas.
b. Asas Pembakuan
Naskah dinas diproses dan disusun menurut tata cara dan bentuk yang telah
dibakukan.

c. Asas.../2

/1443

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

-2c. Asas Pertanggungjawaban
Penyelenggaraan tata naskah dinas dapat dipertanggungjawabkan dari segi isi, format,
prosedur, kearsipan, kewenangan, dan keabsahan.
d. Asas Keterkaitan
Kegiatan penyelenggaraan tata naskah dinas terkait dengan kegiatan administrasi

umum dan unsur administrasi umum lainnya.
e. Asas Kecepatan dan Ketepatan
Untuk mendukung kelancaran tugas dan fungsi satuan kerja atau satuan organisasi,
tata naskah dinas hams dapat diselesaikan tepat waktu dan tepat sasaran, antara lain
dilihat dari kejelasan redaksional, kemudahan prosedural, serta kecepatan
penyampaian dan
f. Asas Keamanan
Tata naskah dinas harus aman secara fisik dan substansi mulai dari penyusunan,
klasifikasi dan kualifikasi, penyampaian kepada yang berhak, pemberkasan,
kearsipan, dan distribusi. Demi terwujudnya tata naskah dinas yang efektif dan
efisien, pengamanan naskah dan aspek legalitasnya perlu dilihat sebagai penentu yang
paling penting.

2. Tujuan
Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian BUMN bertujuan menciptakan kelancaran
komunikasi tulis yang efektif dan efisien antar unit organisasi di lingkungan Kementerian
BUMN atau dengan instansi lain di luar Kementerian BUMN dalam penyelenggaraan
urusan tertentu dalam pemerintahan.
Selain tujuan sebagaimana dimaksud di atas, Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian
BUMN ini j uga mempuyai sasaran, yaitu :

a. tercapainya kesamaan bahasa, pengertian, dan penafsiran penyelenggaraan tata
naskah dinas;
b. terwujudnya keterpaduan pengelolaan tata naskah dinas dengan unsur lainnya dalam
lingkup administrasi umum;
c. lancarnya komunikasi tulis kedinasan serta kemudahan dalam pengendalian;
d. tercapainya efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan tata naskah dinas;
e. berkurangnya tumpang tindih, salah tafsir, dan pemborosan penyelenggaraan tata
naskah.

C. Ruang.../3

4141

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

-3C.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian BUMN meliputi berbagai

kegiatan yang mencakup pengaturan tentang jenis dan format naskah dinas, penyusunan
naskah dinas, penggunaan lambang negara, logo dan cap dinas, penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, tata persuratan dan penggunaan media surat-menyurat.

D.

Pengertian Umum
Pengertian umum dalam pedoman ini meliputi hal berikut:
Naskah dinas adalah informasi tertulis sebagai alat komunikasi kedinasan yang dibuat
dan/atau dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di lingkungan Kementerian
BUMN dalam rangka menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang pembinaan
BUMN.
2. Tata naskah dinas adalah pengelolaan informasi tertulis (naskah) yang mencakup
pengaturan jenis, format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi, dan
penyimpanan naskah dinas serta media yang digunakan dalam komunikasi kedinasan.
3. Administrasi umum adalah rangkaian kegiatan administrasi yang meliputi tata naskah
dinas, penamaan lembaga, singkatan dan akronim, kearsipan, serta tata ruang
perkantoran.
4. Komunikasi intern adalah tata hubungan dalam penyampaian informasi kedinasan
yang dilakukan antar unit kerja di lingkungan Kementerian BUMN, secara vertikal

dan horizontal.
Komunikasi
ekstem adalah tata hubungan penyampaian informasi kedinasan yang
5.
dilakukan oleh Kementerian BUMN dengan pihak lain di luar lingkungan
Kementerian BUMN.
6. Format adalah susunan dan bentuk naskah yang menggambarkan tata letak dan
redaksional serta penggunaan lambang negara, logo, dan cap dinas.
7. Kewenangan penandatanganan naskah dinas adalah hak dan kewajiban yang ada pada
seorang pejabat di lingkungan Kementerian BUMN untuk menandatangani naskah
dinas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab kedinasan pada jabatannya.
8. Instansi pemerintah adalah kementerian negara/lembaga, sekretariat lembaga negara,
TNI/POLRI, dan pemerintah daerah.
9. Aparatur pemerintah adalah alat kelengkapan pemerintah untuk menjalankan tugas
pemerintahan dan pembangunan di pusat dan daerah.
10. Lambang negara adalah 'simbol negara yang dituangkan dalam gambar burung garuda
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
11. Logo Kementerian BUMN adalah lambang organisasi Kementerian BUMN.
1.


BAB II...14

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

BAB II
JENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS
A. Naskah Dinas Arahan
Naskah dinas arahan adalah naskah dinas yang memuat kebijakan pokok atau kebijakan
pelaksanaan yang harus dipedomani dan dilaksanakan dalam penyelenggaraan tugas dan
kegiatan setiap instansi pemerintah yang berupa produk hukum yang bersifat pengaturan,
penetapan dan penugasan.
Naskah dinas arahan terdiri dari:
. Naskah Dinas Pengaturan
Sesuai dengan tingkatannya, naskah dinas yang bersifat pengaturan terdiri atas:
Peraturan, Pedoman, Petunjuk Pelaksanaan, Instruksi, Prosedur Tetap/Prosedur
Operasional Standar, dan Surat Edaran.
a. Peraturan
1) Pengertian
Peraturan adalah naskah dinas yang bersifat mengatur, memuat kebijakan
pokok, bersifat umum, berlaku untuk seluruh satuan organisasi/unit kerja,
termasuk bagi Badan Usaha Milik Negara dan dapat merupakan dasar bagi
penyusunan naskah dinas lainnya.
2) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan
Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani peraturan adalah
Menteri Negara BUMN atau pejabat yang diberikan pelimpahan kewenangan
dari Menteri Negara BUMN untuk menandatangani atas nama Menteri Negara
BUMN.
3) Susunan
a) Judul
(1) Judul peraturan memuat keterangan mengenai jenis peraturan, nomor,
tahun penetapan, dan nama peraturan. Penomoran merujuk pada
ketentuan pemberian kode dan nomor surat Kementerian BUMN.
(2) Nama peraturan dibuat secara singkat dan mencerminkan isi peraturan.
(3) Penulisan judul peraturan seluruhnya menggunakan huruf kapital
dengan margin tengah (center) tanda diawali atau diakhiri dengan
tanda baca apapun.
(4) Judul ditulis dalam sate baris, kecuali tidak memu.ngkinkan dapat
ditulis dalam beberapa baris dengan memperhatikan kaidah
pemotongan kalimat yang baik.
b. Pembukaan.../5

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

-5b) Pembukaan
Pembukaan peraturan terdiri dari hal-hal berikut:
(1) Fase "Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa" ditulis seluruhnya
dengan huruf kapital yang diletakkan di tengah marjin (center).
(2) Nama jabatan pejabat yang menetapkan Peraturan ditulis seluruhnya
dengan huruf kapital yang diletakkan di tengah marjin dan diakhiri
dengan tanda baca koma.
(3) Konsideran diawali dengan kata "Menimbang".
(a) Konsiderans memuat aturan singkat mengenai pokok-pokok
pikiran yang menjadi latar belakang dan alasan pembuatan
peraturan.
(b) Pokok-pokok pikiran pada konsiderans memuat unsur filosofis
yuridis, dan sosiologis yang menjadi latar belakang pembuatannya.
(c) Pokok-pokok pikiran yang hanya menyatakan bahwa Peraturan
dianggap perlu untuk dibuat adalah kurang tepat karena tidak
mencerminkan tentang latar belakang dan alasan perlunya dibuat
Peraturan.
(d) Jika konsiderans memuat lebih dari satu pokok pikiran, tiap-tiap
pokok pikiran dirumuskan dalam rangkaian kalimat yang
merupakan kesatuan pengertian.
(e) Tiap-tiap pokok pikiran diawali dengan huruf abjad dan
dirumuskan dalam satu kalimat yang diawali dengan kata bahwa
dan diakhiri dengan tanda baca titik koma (;).
(f) Jika konsiderans hanya memuat satu pokok pikiran, maka pokok
pikiran dirumuskan dalam satu kalimat yang diawali dengan kata
"bahwa" dan diakhiri dengan tanda baca titik koma (;), tanda
diawali dengan huruf abjad.
(4) Dasar hukum diawali dengan kata "Mengingat".
(a) Dasar hukum memuat dasar kewenangan pembuatan Peraturan.
(b) Peraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai dasar
hukum hanya peraturan perundang-undangan yang tingkatannya
sama atau lebih tinggi.
(c) Jika jumlah peraturan perundang-undangan yang dijadikan dasar
hukum lebih dari satu, urutan pencantuman perlu memperhatikan
hierarki peraturan perundang-undangan, dan jika tingkatannya
sama, disusun secara kronologis berdasarkan saat pengundangan
atau penetapannya.
(d) Undang-undang dan Peraturan Pemerintah perlu dilengkapi dengan
pencantuman Lembaran Negara Republik Indonesia dan Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia yang diletakkan diantara
tanda baca kurung.
(e) jika.../6

/Ian

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

-6(e) Jika jumlah peraturan perundang-undangan yang dijadikan dasar
hukum lebih dari satu, maka penulisannya diawali dengan angka
dan diakhiri dengan tanda baca titik koma (;).
(5) Diktum terdiri dari :
(a) kata "Memutuskan", yang ditulis seluruhnya dengan huruf kapital
tanpa spasi di antara suku kata dan diakhiri dengan tanda baca titik
dua (:) serta diletakkan di tengah marjin;
(b) kata "Menetapkan", yang dicantumkan sesudah kata Memutuskan,
disejajarkan ke bawah dengan kata Menimbang dan Mengingat.
Huruf awal kata "Menetapkan" ditulis dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda baca titik dua (:).
c) Batang Tubuh
Batang tubuh peraturan terdiri dari
(1) semua substansi peraturan perundang-undangan yang dirumuskan
dalam pasal-pasal;
(2) substansi yang pada umumnya dikelompokkan ke dalam :
(a) Ketentuan umum;
(b) Materi pokok yang diatur;
(c) Ketentuan sanksi administrasi (jika diperlukan);
(d) Ketentuan peralihan (jika diperlukan);
(e) Ketentuan Penutup.
d) Kaki
Bagian kaki peraturan yang diletakan di sisi kanan bawah lembar terakhir
secara berurutan ke bawah dengan penulisan rata kiri, terdiri dari :
(1) tempat (kota sesuai dengan alamat instansi) diawali dengan frasa
"Ditetapkan di" (kata "Ditetapkan" diawali dengan huruf kapital);
(2) tanggal penetapan peraturan (tanggal, bulan, tahun) diawali dengan
frasa "pada tanggal" ( kata "pada" diawali dengan huruf kecil);
(3) nama jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis dengan huruf
kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma (,);
(4) tanda tangan pejabat yang menetapkan Peraturan;
(5) nama lengkap pejabat yang menandatangani Peraturan, yang ditulis
dengan huruf kapital, tanpa mencantumkan gelar;
(6) cap dinas.
e) Lembar Pemisah
Bagian lembar pemisah dipergunakan untuk memisahkan naskah
peraturan dengan lampiran, jika lampirannya merupakan substansi
peraturan, yang terdiri dari:
Lambang...17

/90

MENTERI NEGARA
BAD AN USAHA MILIK NEGARA

-7(1) Lambang negara dan dua baris tulisan, yaitu pada baris pertama tulisan
"MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA", dan
pada baris kedua tulisan "REPUBLIK INDONESIA" (untuk peraturan
Menteri Negara BUMN) serta logo Kementerian BUMN dan dua baris
tulisan yaitu "KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA"
pada baris pertama dan "REPUBLIK INDONESIA" pada baris kedua
(untuk peraturan pimpinan unit organisasi Eselon I) yang diletakkan
secara simetris;
(2) Tulisan lampiran peraturan, nomor, tentang, dan nama peraturan
diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital, serta
dicantumkan di antara peraturan dan lampiran peraturan.

4) Pengabsahan
a) Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum digandakan dan
didistribusikan dengan sah, suatu Peraturan telah dicatat dan diteliti
sehingga dapat diumumkan oleh pejabat yang bertanggung jawab di
bidang hukum dan hukum.
b) Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda tangan sebelah kiri
bawah, yang ditulis dengan rata kifi, dan terdiri dari frasa "Salinan sesuai
dengan aslinya" yang diikuti nama jabatan pejabat yang berwenang
membuat pengabsahan, serta dibubuhi tanda tangan pejabat yang
berwenang lengkap dengan NIP dan cap instansi yang bersangkutan.

5) Distribusi
Peraturan yang telah dilakukan pengabsahan (salinan peraturan)
didistribusikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

6) Hal-hal yang perlu diperhatikan
a) Naskah ash yang ditandatangani, dibuat dalam rangkap dua dan dibubuhi
paraf oleh pejabat terkait sampai dengan dua tingkat di bawah pejabat yang
menandatangani, pada setiap lembar.
b) Satu Naskah ash hams disimpan sebagai file (pertinggal) di Tata Usaha
Menteri dan satu naskah lainnya disampaikan kepada Pejabat Pembuat
Salinan.
Format peraturan dapat dilihat dalam pada contoh 1.
Format lembar pemisah dapat dilihat pada contoh 2.
Format salinan peraturan sebagaimana contoh 3.

CONTOH 1.../8
403/

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

-8CONTOH 1
FORMAT PERATURAN

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
NOMOR : PER-05/MBU/20I1

Judul Peraturan

TENTANG
PEDOMAN TATA NASKAH DINAS
KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI NEGARA BADAN USAHA MIMIC NEGARA,

Menimbang

:

a.

b.
c.

bahwa
bahwa ............... ...... .............................. ............... ......... .............. ;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimalcsud pada huruf a dan huruf b di
atas, perlu menetapkan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
tentang.

Pembukaan
Mengingat

I.
2.
MEMUTUSKAN:

Menet apkan

PERATURAN

TENTANG ...„
Pasal I

Batang Tubuh

Pasal 2

Ditetapkan di
pada tanggal ............ ......

........

Kaki
MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA,
(Tanda tangan dan cap jabatan)
DAMAN ISKAN

Kepala Biro Hukum
(paraf)

Asdep Riset dan
Informasi
(paraf)

Sekretaris Kementerian
BUMN
(paraf)

Deputi Bidang Restrukturisasi dan
Perencanaan Strategis BUMN
(Pare)

Bagian
Pengendalian

CONTOH 2.../9

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

-9CONTOH 2
FORMAT LEMBAR PEMISAH PERATURAN

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
NOMOR : PER-05/MBU/2011
TENTANG
PEDOMAN TATA NASKAH DINAS
KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

CONTOH 3.../10

407

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

- 10 CONTOH 3
FORMAT SALINAN PERATURAN

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
NOMOR : PER-05/MBU/2011
TENTANG
PEDOMAN TATA NASKAH DINAS
KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA
DENGAN RAHMAT TUILAN YANG MAHA ESA
MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA,

Menimbang

a.
b.

Mengingat

1.
2.

1

bahwa
bahwa

MEMUCUSKAN:
Menetapkan

PERATURAN

1

TENTANG

Pasal 1

Judul Peraturan

Pembukaan

Batang Tubuh
Pasal 2

Ditetapkan di
pada tanggal

Kaki

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA,
ttd.
DAHLAN ISKAN

Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Hukum,
Tanda tangan dan cap instansi
Nama Lengkap
NIP

1

Pengabsahan

b. Pedoman .../11

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

b. Pedoman
1) Pengertian
Pedoman adalah naskah dinas yang memuat acuan yang bersifat umum yang
perlu dijabarkan ke dalam petunjuk operasional/telcnis dan penerapannya
disesuaikan dengan karakteristik tugas Kementerian BUMN. Pedoman dibuat
dalam rangka menindaklanjuti kebijakan yang lebih tinggi dan merupakan
lampiran clari peraturan induk.

2) Peraturan induk
a) Naskah dinas peraturan induk dari sebuah Pedoman adalah sebagaimana
naskah dinas peraturan (huruf a.) tersebut di atas, kecuali batang tubuh.
b) Batang tubuh naskah dinas peraturan induk terdiri dari pasal-pasal yang
memuat
(1) Materi pokok yang terdiri dari :
(a) penetapan pedoman sebagaimana terlampir;
(b) penegasan jangkauan pemberlakuan pedoman;
(c) pendelegasian kewenangan (jika diperlukan).
(2) Ketentuan peralihan (jika diperlukan);
(3) Ketentuan penutup.

3) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan
Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani pedoman adalah
Menteri Negara BUMN atau pejabat lain yang diberikan pelimpahan
kewenangan dari Menteri Negara BUMN untuk menandatangani atas nama
Menteri Negara BUMN.

4) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala pedoman terdiri dari :
(1) tulisan pedoman ditulis dengan huruf kapital secara simetris; dan
(2) rumusan judul pedoman diletakkan secara simetris dan ditulis dengan
huruf kapital.

b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh pedoman terdiri dari:
(1) Bab I berupa Pendahuluan yang dapat berisi latar belakang/dasar
pemikiran, maksud dan tujuan, ruang lingkup, tata urutan, dan
pengertian;
(2) Bab II berupa Materi Pedoman;
(3) Bab III berupa Penutup yang terdiri dari hal yang harus diperhatikan
dan penjabaran lebih lanjut, serta alamat pembuat pedoman yang
ditujukan kepada para pembaca/pengguna atau mereka yang akan
menyampaikan saran penyempurnaan.

c). Kaki.../12
At/

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

-1.2c) Kaki
Bagian kaki pedoman terdiri dari:
(1) nama jabatan yang menandatangani pedoman, ditulis dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma (,);
(2) tanda tangan pejabat yang menetapkan;
(3) nama lengkap pejabat yang menandatangani pedoman, ditulis dengan
huruf kapital, tanpa mencantumkan gelar;
(4) Nomor Induk Pegawai (NIP), kecuali untuk Menteri Negara BUMN;
dan
(5) cap dinas.

d) Pengabsahan
1) Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum digandakan
dan didistribusikan dengan sah, suatu Pedoman telah dicatat dan
diteliti sehingga dapat diumumkan oleh pejabat yang bertanggung
jawab di bidang hukum dan hukum.
2) Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda tangan sebelah kiri
bawah, yang ditulis dengan rata kiri, dan terdiri dari frasa "Salinan
sesuai dengan aslinya" yang diikuti nama jabatan pejabat yang
berwenang membuat pengabsahan, serta dibubuhi tanda tangan pejabat
yang berwenang lengkap dengan NIP dan cap instansi yang
bersangkutan.

e) Distribusi
Pedoman yang telah dilakukan pengabsahan (salinan pedoman)
didistribusikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

1) Hal hal yang perlu diperhatikan
-

a) Naskah asli yang ditandatangani, dibuat dalam rangkap dua dan
dibubuhi paraf oleh pejabat terkait sampai dengan dua tingkat di
bawah pejabat yang menandatangani, pada setiap lembar.
b) Satu Naskah asli harus disimpan sebagai file (pertinggal) di Tata
Usaha Menteri dan satu naskah lainnya disampaikan kepada Pejabat
Pembuat Salinan.
Format contoh pedoman dapat dilihat pada contoh 4
Format contoh salinan pedoman dapat dilihat pada contoh 5.

CONTOH .../13

4;414

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

- 13 CONTOH 4
FORMAT PEDOMAN

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

Kepala Pedoman

PEDOMAN
TATA NASKAH DINAS
KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Umum

B.

Maksud dan Tujuan

C.

Ruang Lingkup

D.

Pengertian

BAB II
MATER' PEDOMAN

B.

dan seterusnya

BAB HI
PENUTUP

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA,

(Tanda tangan dan cap jabatan)

DAHLAN ISKAN

Kepala Biro Hukum
(Paraf)

Asdep Riset dan
Informasi
(Para)

Sekretaris Kementerian
BUMN
(paraf)

1

Deputi Bidang Restrukturisasi dan
Perencanaan Strategis BUMN
(paraf)

z

Kaki

Bagian
Pengendalian

CONTOH

/91-4

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

- 14 CONTOH 5
FORMAT SALINAN PEDOMAN

Kepala Pedoman
MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PEDOMAN
TATA NASKAEI DINAS
KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Umum

B.

Maksud dan Tujuan

C.

Ruang Lingkup

Batang tubuh
D.

Pengertian

BAB II
MATERI PEDOMAN
A.
B.

dan seterusnya

BAB HI
PENUTUP

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA,

Kaki

ltd.

DAHLAN ISKAN

Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Hukum,
Tanda tangan dan cap instansi
Nama Lengkap
NIP

1

Bagian
Pengabsahan

c. Petunjuk ...115

4/41

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

-15c. Petunjuk Pelaksanaan
1) Pengertian
Petunjuk Pelaksanaan adalah dan merupakan lampiran dari peraturan
induknaskah dinas pengaturan yang memuat cara pelaksanaan kegiatan
termasuk urutan pelaksanaannya

2) Peraturan induk
a) Naskah dinas peraturan induk dari sebuah Petunjuk Pelaksanaan adalah
sebagaimana naskah dinas peraturan (huruf a.) tersebut di atas, kecuali
batang tubuh.
b) Batang tubuh naskah dinas peraturan induk terdiri dari pasal-pasal yang
memuat :
(1) Materi pokok yang terdiri dari :
(a) penetapan pedoman sebagaimana terlampir;
(b) penegasan jangkauan pemberlakuan pedoman;
(c) pendelegasian kewenangan (jika diperlukan).
(2) Ketentuan peralihan (jika diperlukan);
(3) Ketentuan penutup.

3) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan
Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani Petunjuk
Pelaksanaan adalah Menteri Negara BUMN atau pejabat lain yang diberikan
pelimpahan kewenangan dad Menteri Negara BUMN untuk menandatangani
atas nama Menteri Negara BUMN

4) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala petunjuk pelaksanaan terdiri dari
(1) tubs= "petunjuk pelaksanaan" yang ditulis dengan huruf kapital,
dicantumkan di tengah atas; dan
(2) rumusan judul petunjuk pelaksanaan, yang ditulis dengan huruf kapital
dan diletakkan secara simetris.

b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh petunjuk pelaksanaan terdiri dad
(4) pendahuluan, yang memuat penjelasan umum, latar belakang/dasar
pemikiran, maksud dan tujuan, ruang lingkup, tata urutan, dan
pengertian serta hal-hal lain yang dianggap perlu;
(5) materi petunjuk pelaksanaan, yang dengan jelas menunjukkan urutan
tindakan, pengorganisasian, koordinasi, pengendalian, dan hal lain
yang dipandang perlu untuk dilaksanakan;

e. Kaki.../16

Air/

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

- 16 c) Kaki
Bagian kaki petunjuk pelaksanaan terdiri dari
(1) nama jabatan yang menetapkan petunjuk pelaksanaan, ditulis dengan
hinuf kapital dan cliakhiri dengan tanda baca koma (,);
(2) tanda tangan pejabat yang menetapkan;
(3) nama lengkap pejabat yang menandatangani petunjuk pelaksanaan,
ditulis dengan huruf kapital, tanpa mencantumkan gelar;
(4) Nomor Induk Pegawai (NIP), kecuali untuk Menteri Negara BUMN;
dan
(5) cap dinas.

d) Pengabsahan
1) Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum digandakan
dan didistribusikan dengan sah, suatu Petunjuk Pelaksanaan telah
dicatat dan diteliti sehingga dapat diumumkan oleh pejabat yang
bertanggung jawab di bidang hukum dan hukum.
2) Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda tangan sebelah kiri
bawah, yang ditulis dengan rata kiri, dan terdiri dari frasa "Salinan
sesuai dengan aslinya" yang diikuti nama jabatan pejabat yang
berwenang membuat pengabsahan, serta dibubuhi tanda tangan pejabat
yang berwenang lengkap dengan NIP dan cap instansi yang
bersangkutan.

e) Distribusi
Petunjuk Pelaksanaan yang telah dilakukan pengabsahan (salinan petunjuk
pelaksanaan) didistribusikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
Format petunjuk pelaksanaan dapat dilihat pada contoh 6.
Format salinan petunjuk pelaksanaan dapat dilihat pada contoh 7.

CONTOH .../17

45)74

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

— 17 —
CONTOH 6
FORMAT PETUNJUK PELAKSANAAN

Kepala
MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
PETUNJUK PELAKSANAAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Umum

B.

Maksud dan Tujuan

C.

Ruang Lingkup

D.

Pengertian

Batang Tubuh

BAB II

B.

dan seterusnya
BAB III

A

. .

B.

dan seterusnya
dst

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA,

Kaki
Tanda tangan dan cap jabatan
DAHLAN ISKAN

Kepala Biro Hukum
(Paraf)

Asdep Riset dan
Informasi
(paraf)

Sekretaris Kementerian
BUMN
(paraf)

Deputi Bidang Restrukturisasi dan
Perencanaan Strategis BUMN
(Paraf)

Bagian
Pengendalian

CONTOH 7.../18

A‘14/

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

- 18 CONTOH 7
FORMAT SALINAN PETUNJUK PELAKSANAAN

Kepala
MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PETUNJUK PELAKSANAAN

BAB I
PENDAI-IULUAN
A. Umum

B

Maksud dan Tujuan

C.

Ruang Lingkup

D.

Pengertian

Batang Tubuh

BAB II

B.

dan seterusnya
BAB III

A.
B.

dan seterusnya
dat

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA,

Kaki
ttd.
DAHLAN ISKAN
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Hukum,
Tanda tangan dan cap instansi

Bagian
Pengabsahan

Nama Lengkap
Nip

d. Instruksi _119
/44i/W

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

- 19 •

d. Instruksi
1) Pengertian
Instruksi adalah naskah dinas yang memuat perintah berupa petunjuk/arahan
tentang pelaksanaan kebijakan suatu peraturan perundang-undangan.

2) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan
Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani instruksi adalah
Menteri Negara BUMN atau pejabat lain yang diberikan pelimpahan
kewenangan dari Menteri Negara BUMN..

3) Susunan
a) Kepala Instruksi
Bagian kepala instruksi terdiri dari
(1) kepala naskah dinas yang berisi gambar lambang negara atau logo
Kementerian BUMN dan tulisan nama jabatan yang diletakkan secara
simetris dan ditulis dengan huruf kapital;
(2) kata "Instruksi" dan tulisan pejabat pemberi instruksi, ditulis dengan
huruf kapital secara simetris;
(5) nomor Instruksi, ditulis secara simetris di bawah kata "Instruksi" dan
tulisan pejabat pemberi Instruksi. Penomoran merujuk pada ketentuan
pemberian kode dan nomor surat Kementerian BUMN.
(3) kata tentang ditulis seluruhnya dengan huruf kapital secara simetris
tanpa spasi;
(4) judul instruksi, ditulis seluruhnya dengan huruf kapital secara simetris
tanpa diakhiri tanda baca;
(5) di bawah judul ditulis Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
Republik Indonesia yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris,
serta diakhiri tanda baca koma (,).

b) Diktum
Bagian diktum instruksi terdiri dari:
(1) diktum dimulai dengan kalimat "Dalam rangka
dengan ini
memberikan instruksi", tanpa diakhiri dengan tanda baca;
(2) kata "Kepada" dicantumkan setelah kalimat "Dalam rangka dengan
ini memberikan instruksi" yang disejajarkan ke bawah dengan kata
Dalam rangka. Kata "Kepada" ditulis dengan huruf awal kapital dan
diakhiri dengan tanda baca titik dua (:) diikuti dengan nama
pejabat/jabatan penerima Instruksi, apabila lebih dari satu ditulis
dengan angka 1, 2, 3, dan seterusnya sesuai dengan urutan unit
organisasinya dan/atau tingkatan jabatannya;

(3) kata.../20

11(60/

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

- 20 (3) kata "Untuk" ditulis dengan huruf awal kapital, diikuti dengan
substansi instruksi, bila perlu dikelompokkan dalam diktum:
KESATU, KEDUA, KETIGA, dan seterusnya, yang ditulis seluruhnya
dengan huruf kapital, dan diakhiri tanda baca titik dua (:) ditempatkan
sejajar di bawah kata "Kepada".

c) Kaki
Bagian kaki instruksi terdiri dari:
(1) tempat (kota sesuai dengan alamat instansi) dikeluarkan instruksi dan
tanggal penandatanganan instruksi;
(2) nama jabatan pejabat yang menetapkan instruksi, yang ditulis dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma (,);
(3) tanda tangan pejabat yang menetapkan instruksi;
(4) nama lengkap pejabat yang menandatangani instruksi, yang ditulis
dengan huruf kapital serta tanpa mencantumkan gelar;
(5) Nomor Induk Pegawai (NIP), kecuali Menteri Negara BUMN; dan
(6) cap dinas.

4) Pengabsahan
(a) Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelurn digandakan dan
didistribusikan dengan sah, suatu Instruksi telah dicatat dan diteliti
sehingga dapat diumumkan oleh pejabat yang bertanggung jawab di
bidang hukum dan hukum.
(b) Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda tangan sebelah kiri
bawah, yang ditulis dengan rata kiri, dan terdiri dari frasa "Salinan sesuai
dengan aslinya" yang diikuti nama jabatan pejabat yang berwenang
membuat pengabsahan, serta dibubuhi tanda tangan pejabat yang
berwenang lengkap dengan NIP dan cap instansi yang bersangkutan.

5) Distribusi dan Tembusan
Salinan instruksi didistribusikan kepada yang bersangkutan, pejabat yang
tercantum pada salinan, dan pejabat lain yang terkait dengan materi instruksi.

6) Hal yang Perlu Diperhatikan
a) Meskipun kata instruksi mengandung arti perintah, instruksi yang
dimaksudkan dalam pedoman ini bukan perintah, melainkan suatu
petunjuk/arahan pelaksanaan suatu keputusan;
b) Instruksi merupakan pelaksanaan kebijakan pokok sehingga instruksi
harus merujuk pada suatu keputusan/peraturan perundang-undangan;
c) Wewenang penetapan dan penandatanganan instruksi tidak dapat
dilimpahkan kepada pejabat lain.
Format instruksi Menteri Negara BUMN tertuang pada contoh 8.
Format salinan instruksi Menteri Negara BUMN tertuang pada contoh 9.
CONTOH 8.../21

41+1

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

- 21 CONTOH 8
FORMAT INSTRUKSI MENTERI NEGARA BUMN

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

Kepala
INSTRUKSI MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
NOMOR : INS-01/MBU/20II
TENTANG

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA,

Dalam rangka
Kepada:

dengan ini memberikan instruksi

1. Nama/Jabatan Pegawai;
2.Nama/Jabatan Pegawai;
3. dan seterusnya

Untuk:
KESATU :

Diktum
KEDUA :

KETIGA : Melaksanakan Instruksi Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara dengan penuh tanggung jawab.
Instruksi Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara ini mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan.
Salinan Instruksi Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara ini disampaikan kepada:
2.
Ditetapkan di .........
pada tanggal .........
MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA,

Kaki

(Tanda tangan dan cap jabatan)
DAHLAN ISKAN

Kepala Biro Hukum

Asdep Riset dan Informasi

Sekretaris Kementerian
BUMN

(paraf)

(paraf)

(paraf)

Deputi Bidang
Restrukturisasi dan
Perencanaan Strategis
(paraf)

Bagian Pengendalian

CONTOH 9.../22

414

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

- 22 CONTOH 9
FORMAT SALINAN INSTRUKSI MENTERI NEGARA BUMN

Kepala
MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

SALINAN
INSTRUKSI MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : INS-01/MBUI2011
TENTANG

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA,

Dalam rangka
Kepada:

dengan ini memberikan instruksi

1. Nama/Jabatan Pegawai;
2. Nama/Jabatan Pegawai;
3. dan seterusnya

Untuk:

Diktum

KESATU :
.......
KEDUA

KETIGA : Melaksanakan Instruksi Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara dengan penuh tanggung jawab.
Instruksi Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara ini mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan.
Salinan Instruksi Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara ini disampaikan kepada:
1. ..... .......... .........
2. ............... ............
Ditetapkan di
pada tanggal ......... ...... ......... ......
MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA,

Kaki

ttd

Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Hukum,

DAHLAN ISKAN

Bagian Pengabsahan

Tanda tangan dan cap instansi
Nama Lengkap
NIP

e. Prosedur .123

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

- 23 e. Prosedur Tetap/Prosedur Operasional Standar (POS)/Standard Operating
Procedures (SOP)
Pengaturan mengenai naskah dinas arahan berupa prosedur tetap/prosedur
operasional standar/Standard Operating Procedures (SOP), diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Menteri tersendiri.
f. Surat Edaran
1) Pengertian
Surat edaran adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan atau
penjelasan tentang hal tertentu yang dianggap penting atau mendesak serta
ditujukan kepada lingkungan tertentu.
2) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan
Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani Surat Edaran
adalah Menteri Negara BUMN atau pejabat lain yang diberikan pelimpahan
kewenangan dari Menteri Negara BUMN untuk menandatangani atas nama
Menteri Negara BUMN
3) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala surat edaran terdiri dari:
(1) Lambang negara dan dua baris tulisan, yaitu pada baris pertama tulisan
"MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA", dan
pada baris kedua tulisan "REPUBLIK INDONESIA" (untuk Menteri
Negara BUMN) dan logo dan baris tulisan "KEMENTERIAN
BADAN USAHA MILIK NEGARA" (untuk peraturan pimpinan unit
organisasi Eselon I) yang diletakkan secara simetris dan ditulis dengan
huruf kapital;
(2) alamat pejabat yang dituju ditulis di margin kiri;
(3) tulisan surat edaran yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris,
diikuti dengan nomor surat edaran yang ditulis secara simetris di
bawahnya. Penomoran merujuk pada ketentuan pemberian kode dan
nomor surat Kementerian BUMN.
(4) kata tentang diletakkan di bawah nomor surat edaran, ditulis dengan
huruf kapital;
(5) judul surat edaran ditulis dengan huruf kapital secara simetris di bawah
kata tentang tanpa diakhiri tanda baca apapun.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat edaran terdiri dari
(1) alasan tentang perlunya dibuat surat edaran;
(2) peraturan yang menjadi dasar pembuatan surat edaran; dan
(3) uraian materi yang dianggap penting dan mendesak.
c) Kaki.../24

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA
- 24 -

c) Kaki
Bagian kaki surat edaran terdiri dari
(1) tempat dan tanggal penetapan;
(2) nama jabatan pejabat yang menetapkan, ditulis dengan huruf kapital,
dan diakhiri dengan tanda baca koma (,);
(3) tanda tangan pejabat yang menetapkan;
(4) nama lengkap pejabat yang menandatangani, ditulis dengan huruf
kapital, serta tanpa mencantumkan gelar;
(5) Nomor Induk Pegawai, kecuali untuk Menteri Negara BUMN;
(6) cap dinas;
(7) tembusan apabila diperlukan.
Format surat edaran Menteri Negara BUMN tertuang pada contoh 10.
Format surat edaran yang ditandatangani oleh pejabat Eselon I atas nama Menteri
Negara BUMN tertuang pada contoh 11.
Format surat edaran pejabat Eselon I tertuang pada contoh 12.

CONTOH 10.../25

/SO

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

- 25 CONTOH 10
FORMAT SURAT EDARAN MENTERI NEGARA BUMN

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

Kepala
Yth.

I.

......

............

2 ..............................

3. dan seterusnya

SURAT EDARAN
NOMOR : SE-01/MBU/2011
TENTANG

A.

Umum

B.

Maksud dan Tujuan

C.

Ruang Lingkup

Batang Tubuh
D.

Dasar

E.

dan seterusnya

Ditetapkan di
pada tanggal

............

.........

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA,

(Tanda tangan dan cap jabatan)

Kaki
DAHLAN ISKAN

Tembusan:
1.

2.
3.

.......... ............ .............
dan seterusnya

CONTOH 11.../26
444/7

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA
-

26

-

CONTOH 11
FORMAT SURAT EDARAN YANG DITANDATANGANI PEJABAT ESELON I
ATAS NAMA MENTERI NEGARA BUMN

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA.
REPUBLIK INDONESIA

Yth.

Kepala

1.
2.
3. dan seterusnya
SURAT EDARAN
NOMOR : SE-01/MBU/S/2011
TENTANG

A.

Umum

B.

Maksud dan Tujuan

C.

Ruang Lingkup

BatanR Tubuh
D. Dasar

E.

dan seterusnya
Ditetapkan di
pada tanggal
am. MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA
SEKRETARIS KEMENTERIAN,
Tanda tangan dan cap instansi

Kaki

MAHMUDDIN YASIN
NIP 19540712 197303 1 001
Tembusan:
1.

2.
3.

dan seterusnya

CONTOH 12.../27
/tH4

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

-27CONTOH 12
FORMAT SURAT EDARAN YANG DITANDATANGANI PEJABAT ESELON I

KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
GEDUNG KEMENTERIAN BUMN, LANTAI M, JL. MEDAN MERDEKA SELATAN NO. 13, JAKARTA, 10110
TELEPON (021) 1234567, FAKSIMILE (021) 12345667, SITUS: WWW.EUMN.GOID

Yth.

I.
2.
3. dan seterusnya

Kepala

SURAT EDARAN
NOMOR : SE-01/S.MBU/2011
TENTANG

A.

Umum

B.

Maksud dan Tujuan

C.

Ruang Lingkup

Batang Tubuh
D.

Dasar

E.

dan seterusnya

Ditetapkan di
pada tanggal
SEKRETARIS KEMENTERIAN,

Kaki
Tanda tangan dan cap instansi
MAHMUDDIN YASIN
NIP 19540712 1973 03 1 001
Tembusan:
1.
2.
3. dan seterusnya

2. Naskah .../28

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

- 28 2. Naskah Dinas Penetapan (Keputusan)
Jenis naskah dinas penetapan terdiri atas Keputusan terkait dengan urusan
pemerintahan umum dan Keputusan terkait dengan urusan kepemilikan saham/modal
BUMN dan Perseroan Terbatas.

a. Pengertian
Keputusan adalah naskah dinas yang memuat kebijakan yang bersifat
menetapkan, tidak bersifat mengatur, dan merupakan pelaksanaan kegiatan, yang
digunakan untuk
1) menetapkan/mengubah status kepegawaian/personal/keanggotaan/material/
peristiwa;
2) menetapkan/mengubah/membubarkan suatu kepanitiaan/titn/komite;
3) menetapkan pelimpahan wewenang.

b. Wewenang Penetapan dan Penandatanganan
Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani keputusan adalah
Menteri Negara BUMN atau pejabat lain yang diberikan pelimpahan kewenangan
clari Menteri Negara BUMN.

c. Susunan
1) Keputusan terkait dengan urusan pemerintahan umum
a) Kepala
(1) kop naskah dinas, yang berisi lambang Negara dan nama jabatan
"MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA" (untuk Menteri) atau logo dan nama
instansi "KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA" (untuk pejabat struktural selain Menteri),
yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
(2) kata "keputusan" dan nama jabatan pejabat yang menetapkan, yang
ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
(3) Nomor keputusan yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris.
Penomoran merujuk pada ketentuan pemberian kode dan nomor surat
Kementerian BUMN.
(4) kata penghubung "tentang " yang ditulis dengan huruf kapital secara
simetris;
(5) judul keputusan yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
(6) nama jabatan pejabat yang menetapkan keputusan, yang ditulis dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma.

b) Konsiderans
Ketentuan yang mengatur Konsiderans dalam bagian peraturan (angka 1.
huruf a.) berlaku mutatis mutandis untuk konsiderans keputusan.

c) Dasar Hukum
Ketentuan yang mengatur Dasar Hukum dalam bagian peraturan (angka 1.
huruf a.) berlaku mutatis mutandis untuk Dasar Hukum keputusan.

d) Diktum.../29

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

- 29 d) Diktum
Ketentuan yang mengatur Diktum dalam bagian peraturan (angka 1. huruf
a.) berlaku mutatis mutandis untuk Diktum keputusan.

e) Batang Tubuh
(1) Batang tubuh memuat substansi keputusan yang diuraikan per
substansi yang diawali dengan bilangan bertingkat/diktum kesatu,
kedua, ketiga, dan seterusnya yang ditulis dengan huruf kapital dan
diikuti tanda baca titik dua (:).
(2) Substansi batang tubuh ditulis setelah bilangan bertingkat/diktum dan
tanda baca titik dua (:) dengan diawali huruf kapital, dan apabila lebih
dari satu baris, awal baris berikutnya sejajar di bawah awal kalimat.

f) Kaki
Ketentuan yang mengatur Kaki dalam bagian peraturan (angka 1. huruf a.)
berlaku mutatis mutandis untuk Kaki keputusan.

g) Pengabsahan
(1) Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum digandakan
dan didistribusikan dengan sah, suatu keputusan telah dicatat dan
diteliti sehingga dapat diumumkan oleh pejabat yang bertanggung
jawab di bidang hukum atau administrasi umum atau pejabat yang
ditunjuk sesuai dengan substansi keputusan.
(2) Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda tangan sebelah kiri
bawah, yang terdiri dari kata Salinan sesuai dengan aslinya, nama
jabatan, tanda tangan, nama pejabat penanda tangan, dan dibubuhi cap
instansi yang bersangkutan.

h) Distribusi
Ketentuan yang mengatur Distribusi dalam bagian peraturan (angka 1.
huruf a.) berlaku mutatis mutandis untuk Distribusi keputusan.

i) Hal hal yang perlu diperhatikan
-

Ketentuan yang mengatur Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bagian
peraturan (angka 1 huruf a.) berlaku mutatis mutandis untuk Hal-hal yang
perlu diperhatikan keputusan.
Format Keputusan terkait dengan urusan pemerintahan umum dapat dilihat pada
contoh 13, 14, dan 15.
Format Salinan Keputusan terkait dengan urusan pemerintahan umum dapat dilihat
pada contoh 16.

CONTOH 13.../30

/WI

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

-34CONTOH 13
FORMAT KEPUTUSAN MENTERI NEGARA BUMN

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

Kepala

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : KEP-01/MBU/2011
TENTANG

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang

a. bahwa
b. dst;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b tersebut di
atas, perlu menetapkan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
tentang...;

Mengingat

I. ........... ...........
2.

......

............... ............ ....................... .......

MEMUTUSKAN:
Menetapkan

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA TENTANG
•••

KESATU :

}z

17
z

KEDUA : dst
KETIGA

Konsiderans

: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal....

Dasar Hukum

Diktum

Batang Tubuh

SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:
1........ ;
2. dst.

Ditetapkan di
pada tanggal .......... ........

........

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA,
Tanda tangan dan cap jabatan

DAHLAN ISKAN

.......

17

Kaki

CONTOH 14.../31

4:114

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

- 31 CONTOH 14
FORMAT KEPUTUSAN YANG DITANDATANGANI PEJABAT ESELON I
ATAS NAMA MENTERI NEGARA BUMN

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA,
REPUBLIK INDONESIA

Kepala

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : KEP-02/MBU/S/2011
TENTANG

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang

:

Mengingat

a. bahwa
b. dst;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada bumf a dan b
tersebut di atas, perlu menetapkan Keputusan Mental Negara Badan Usaha Milik
Negara tentang...

Konsiderans

1.
2.

Dasar Hukum
MEMUTUSKAN:

Diktum
Menetapkan

KESATU:

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA TENTANG

......

...............

............

......

KEDUA •

Batang Tubuh
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggat

SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:
2.
3.

Dst

Ditetapkan di ................
pada tanggal
a.n. MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA
SEKRETARIS KEMENTERIAN,

Kaki

Tanda tangan dan cap instansi

MAHMUDDIN YASIN
NIP 19540712 197303 1 001

CONTOH 15.../32

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

-32CONTOH 15
FORMAT KEPUTUSAN YANG DITANDATANGANI PEJABAT ESELON

LOGO

KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
GEDUNG KEMENTERIAN BUMN, JALAN MEDAN MERDEKA SELATAN NOMOR 13, JAKARTA 10110
TELEPON (021) 1234567, FAKSIMILI (021) 3456789, SITUS wwzbumn.gold

Kepala
KEPUTUSAN SEKRETARIS KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : KEP-04/S.MBU/2011
TENTANG

SEKRETARIS KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang

Mengingat

a. bahwa
b. dst;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b tersebut
di alas, perlu menetapkan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
tentang.„

Konsiderans

Dasar Hulcum

1.
2.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan

Diktum

: KEPUTUSAN SEKRETARIS KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK
NEGARATENTANG

z

K_ESATU 10EDUA •

Batang Tuba
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal .........

SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:
1.
.... ;
2.

3.

Dst.

Ditetapkan di
pada tanggal

...... ......... ....... ..... .
.
...... .....

SEKRETARIS KEMENTERIAN,

Kaki

Tanda tangan dan cap instansi
MAHMUDD1N YASIN
NIP 19540712 197303 1 001

CONTOH 16..133

"1014

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

-33CONTOH 16
FORMAT SALINAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA BUMN

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

Kepala

SALINAN
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : KEP-01/MBU/2011
TENTANG

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang

a. bahwa
b. dst;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b tersebut di
atas, perlu menetapkan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
tentang...;

Mengingat

I.
2.

Konsiderans

I7
-

MEMUTUSKAN:
Menetapkan

Dasar Hukum

Diktum

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA TENTANG
•••

KESATU: ..... . ......

............ ......... .......

...............

...... ............ ......

.........

..

...

KEDUA : dst
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal....

SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:
I
2. dst.

Ditetapkan di
pada tanggal

Batang Tubuh

1

Kaki

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA,

ttd.

Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Hukum,
Tanda tangan dan cap instansi
Nama Lengkap
NIP

DAHLAN ISKAN

7

1

Bagian
Pengabsahan

2) Keputusan .../34

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

-342) Keputusan terkait dengan urusan kepemilikan saham/modal BUMN dan
Perseroan Terbatas.
a) Kepala
(1) i. Dalam hal Perum dan Persero yang seluruh saham dimiliki oleh
Negara (Keputusan Pemegang Saham di luar RUPS) :
- kop naskah dinas berisi lambang Negara dan nama jabatan
"Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Republik
Indonesia" (untuk Menteri) atau logo dan nama instansi
"Kementerian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia"
(untuk pejabat struktural selain Menteri), yang ditulis dengan
huruf kapital secara simetris;
ii. Dalam hal Persero dan Perseroan Terbatas yang tidak seluruh
saham dimiliki oleh Negara (Keputusan Pemegang Saham di luar
RUPS) :
- tanpa mengunakan kop naskah dinas.
(2) i. Untuk Perum menggunakan frasa "Keputusan Pemilik Modal
Perusahaan Umum (Perum) ", yang ditulis dengan huruf kapital
secara simetris;
ii. Untuk Persero dan Perseroan Terbatas menggunakan frasa
"Keputusan Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
... /PT ... di Luar Rapat Umum Pemegang Saham", yang ditulis
dengan huruf kapital secara simetris;
(3) Nomor keputusan yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris.
Penomoran merujuk pada ketentuan pemberian kode dan nomor surat
Kementerian BUMN.
(4) kata penghubung "tentang " yang ditulis dengan huruf kapital secara
simetris;
(5) judul keputusan yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris.

b) Dasar Hukum
(1) Dasar hukum ditulis dengan menggunakan judul yang ditulis rata kiri
dengan huruf kapital dan diawali dengan angka romawi (I. DASAR
HUKUM);
(2) Dasar hukum memuat dasar kewenangan pembuatan Keputusan.
(3) Jika jumlah dasar hukum lebih dari satu, urutan pencantuman perlu
memperhatikan tata urutan peraturan perundang-undangan, dan jika
tingkatannya sama, disusun secara kronologis berdasarkan saat
pengundangan atau penetapannya.