BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - LAK PTTKEK Tahun 2012

  

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal 50 menyebutkan

  bahwa pemerintah dan pemerintah daerah berkewajiban meningkatkan upaya kesehatan, berdasarkan hasil pengkajian dan penelitian. Pada pasal 156, menyebutkan bahwa penentuan daerah wabah, kejadian luar biasa harus berdasarkan penelitian yang diakui keakuratannya. Terkait dengan dengan teknologi terapan kesehatan dan epidemologi klinik, juga disebutkan pada Pasal 31 bahwa Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib memberikan akses yang luas bagi kebutuhan penelitian dan pengembangan kesehatan. Dan untuk kepentingan itu, Pasal 119 menyebutkan penelitian dan pengembangan untuk pelayanan kesehatan dapat dilakukan bedah mayat klinis di rumah sakit.

  Sesuai Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, setiap pimpinan suatu organisasi wajib menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. Salah satu laporan berkala yaitu laporan tahunan. Laporan Tahunan di Kementerian Kesehatan disusun berjenjang mulai dari Unit Kerja Eselon II hingga tingkat kementerian. Laporan tahunan yang disusun oleh Unit Kerja Eselon II akan menjadi salah satu bahan penyusunan Laporan Tahunan Unit Kerja Eselon I, untuk selanjutnya menjadi bahan penyusunan Laporan Tahunan Kementerian Kesehatan.

  Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan ditandai dengan 1) peningkatan kualitas penelitian dan pengembangan dan hasil penelitian yang dimanfaatkan oleh program, dan 2) jumlah penelitian dan pengembangan yang berorientasi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI). Sementara dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 1144/Menkes/Per/VII/2010 tentang Struktur Organisasi dan Tatalaksana Kementerian Kesehatan mengamanahkan Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik untuk melaksanakan penelitian dan pengembangan kesehatan serta menapis teknologi di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik.

  Terselenggaranya sistem pemerintahan yang baik merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan sah sehingga penyelenggaraan pemerintahan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Upaya pengembangan tersebut sejalan dengan dan didasarkan pada TAP MPR RI Nomor

  XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, dan Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Dalam pasal 3 Undang- Undang tersebut dinyatakan bahwa asas-asas umum penyelenggaraan negara meliputi asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggara negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas profesionalitas, dan asas akuntabilitas. Dalam penjelasan mengenai pasal tersebut, dirumuskan bahwa asas akuntabilitas merupakan asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dipandang perlu disusun untuk mengetahui kemampuan instansi pemerintah dalam pencapaian visi, misi dan tujuan organisasinya masing-masing. Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik (Pusat TTK EK) sebagai salah satu instansi pemerintah wajib menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja. Laporan ini disusun dengan mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 988/MENKES/PER/XI/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

B. Maksud dan Tujuan

  Laporan Akuntabilitas Kinerja dimaksudkan untuk memberikan gambaran rencana kinerja (performance plan) dan penetapan kinerja yang ingin dicapai tahun 2012, dengan capaian kinerja (performance result) hasil realisasi kegiatan tahun 2012.

  Tujuan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja adalah:

  a. Sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan;

  b. Sebagai penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang; c. Sebagai bahan penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang;

d. Sebagai bahan penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan.

  C. Tugas Pokok dan Fungsi

  Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik mempunyai tugas mengelola, melaksanakan penelitian dan pengembangan kesehatan, serta menapis teknologi di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik.

  Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik menyelenggarakan fungsi;

  a. penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan kesehatan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik;

  b. pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik; c. pelaksanaan pembinaan, koordinasi, dan fasilitasi teknis pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik;

  d. pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan penelitian dan pengembangan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik; dan e. pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga Pusat.

  D. Sistematika

  Sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat TTK EK adalah sebagai berikut: KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, tugas pokok dan fungsi, serta sistematika penulisan laporan.

  BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan tentang visi, misi, nilai, sasaran dan indikator kinerja kegiatan. BAB III Akuntabilitas Kinerja, menguraikan pengukuran, capaian dan analisis kinerja, termasuk di dalamnya menguraikan secara sistematis keberhasilan dan kegagalan, hambatan/ kendala dan permasalahan yang dihadapi, serta langkah-langkah antisipatif yang dilakukan, dan sumber daya (manusia, sarana, anggaran).

BAB IV Simpulan, mengurai simpulan dari Laporan Akuntabilitas Kinerja.

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dalam melaksanakan programnya, Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan

  (Kemenkes) RI Tahun 2010-2014, dan Rencana Aksi Kegiatan Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik (Pusat TTK EK) Tahun 2011-2015. Untuk mencapai visi dan misi Kementerian Kesehatan, Pusat TTK EK menetapkan visi, misi, nilai, sasaran dan indikator kinerja kegiatan sebagai berikut:

  A. Visi

  Menjadi institusi unggulan penelitian dan pengembangan kesehatan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik

  B. Misi

  Visi Pusat TTK EK dilaksanakan melalui misi berikut:

  1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui penelitian teknologi terapan kesehatan dalam bidang kedokteran dan farmasi.

  2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui penelitian teknologi terapan kesehatan dalam bidang gizi dan makanan.

  3. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui penelitian dan epidemiologi klinis penyakit menular dan penyakit tidak menular.

  4. Menjadikan Badan Litbangkes menjadi koordinator jejaring penelitian klinis di Indonesia melalui Pusat TTKEK.

  5. Menjadikan Indonesia sebagai salah satu simpul (hub) penelitian klinis di Asia Tenggara.

C. Nilai

  Dalam menjalankan organisasi Pusat TTK EK didasari oleh nilai-nilai, sebagai berikut:

1. Kejujuran

  Dalam membuktikan kebenaran dan ketidakbenaran dari suatu pengetahuan atau teknologi intervensi, maka peneliti harus menjunjung tinggi nilai kejujuran.

  2. Etika Sebagai peneliti harus menjunjung tinggi etika dalam berinteraksi antar peneliti dan etika di dalam melaksanakan penelitian.

  3. Kebaruan Sebagai peneliti harus mampu menemukan kebaruan (novelty) dalam hal pengetahuan baru maupun teknologi baru.

  4. Inovatif Sebagai peneliti harus mampu mencari terobosan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

  5. Kaidah ilmiah Sebagai peneliti harus menjunjung tinggi kaidah-kaidah ilmiah dalam rangka menjaga mutu hasil penelitian.

  6. Inkonvensional Dalam rangka menemukan teknologi terobosan perlu cara berfikir yang di luar dari biasanya (inkonvensional).

  7. Aplikatif Hasil-hasil penelitian harus dapat diterapkan untuk memperkuat sistem kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan oleh pengguna (klien).

D. Sasaran

  Sasaran yang ditetapkan Pusat TTK EK meliputi:

  1. Tercapainya penelitian yang menyiapkan teknologi tepat guna untuk terapan obat konvensional dan obat bahan alam.

  2. Tercapainya penelitian yang menyiapkan teknologi tepat guna untuk terapan gizi dan makanan.

  3. Tercapainya penelitian yang menyiapkan epidemiologi klinik penyakit menular.

  4. Tercapainya penelitian yang menyiapkan epidemiologi klinik penyakit tidak menular.

  5. Terbentuknya focal point penelitian klinis oleh Badan Litbangkes dengan pengembangan National Clinical Research Registry.

  6. Terbangunnya sistem jejaring penelitian klinis dengan rumah sakit pendidikan dan rumah sakit pemerintah di bawah koordinasi Badan Litbangkes.

  7. Terciptanya budaya penelitian (research culture) di antara klinisi rumah sakit sebagai peneliti ad-hoc untuk penelitian klinis.

  8. Terbangunnya sistem yang memudahkan penelitian klinis, baik yang bersifat sponsor initiated clinical research mapun researcher initiated clinical research.

E. Indikator Kinerja Kegiatan

  Penetapan Indikator Kinerja Kegiatan bertujuan untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam melakukan manajemen kinerja secara baik serta untuk memperoleh ukuran keberhasilan yang digunakan bagi perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yang telah ditetapkan oleh Pusat TTK EK adalah: 1.

  Jumlah produk/model intervensi/prototipe/standar/ formula di bidang klinik terapan dan epidemiologi klinik.

2. Jumlah Publikasi ilmiah di bidang klinik terapan dan epidemiologi klinik yang dimuat

  pada media cetak dan elektronik: a.

  Nasional

  b. Internasional Sasaran dan indikator kinerja kegiatan menurut bidang TTK EK disajikan dalam Tabel 2.1 sebagai berikut.

  Tabel 2.1

Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan

Bidang Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik

  Target No Sasaran Indikator 2012

  1 Meningkatnya

  1. Jumlah produk/model

  8 penelitian dan intervensi/prototipe/standar/ formula di pengembangan di bidang klinik terapan dan epidemiologi bidang klinik terapan klinik dan epidemiologi klinik

  2. Jumlah Publikasi ilmiah di bidang klinik terapan dan epidemiologi klinik yang dimuat pada media cetak dan elektronik:

  a. Nasional

  13

  b. Internasional

  2

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau

  capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh Pusat TT EK selama tahun 2012 dari rencana yang telah ditetapkan. Dari perbandingan capaian ini dapat diperoleh informasi yang berkaitan dengan masing-masing sasaran. Dengan demikian, informasi tersebut dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan kegiatan di masa mendatang sehingga setiap kegiatan yang direncanakan dapat berhasil guna dan berdaya guna. Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan terlebih dahulu membandingkan antara masing-masing komponen sasaran dengan target dan realisasi sehingga diperoleh capaian tiap komponen sasaran.

B. Capaian Kinerja

  Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat TTKEK merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja berbagai program yang telah dilaksanakan selama tahun anggaran 2012 dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dana DIPA Pusat TTK EK tahun 2012 sebesar Rp. 30.445.915.000,- (Tiga puluh milyar empat ratus empat puluh lima juta

  sembilan ratus lima belas ribu rupiah).

  Secara umum, hasil capaian kinerja Pusat TTK EK tahun 2012 telah memenuhi sasaran yang ditargetkan.

Tabel 3.1. Target dan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Tahun 2012

  Tahun 2012 % No Indikator

  Capaian Target Realisasi

  1. Jumlah produk/ model intervensi

  8 15 190% /prototipe/standar/formula di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik

  2. Jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik yang dimuat pada media cetak dan elektronik:

  a. Nasional

  13 14 107%

  b. Internasional

  2 4 200%

1) Indikator jumlah produk/model intervensi/prototipe/standar/formula

  caesar di Jakarta.

  Pusat TTK EK

  5 Prototipe (Ready Use

  Feeding) untuk

  penanggulangan wasting pada anak usia tiga tahun.

  Efek pemberian makanan siap makan (Ready Use Feeding) pada anak usia dibawah tiga tahun wasting untuk mencegah gizi buruk di Klinik Gizi Bogor.

  Pusat TTK EK

  6 Produk informasi tentang indikasi terjadinya sectio

  Study indikasi sectio caesar pada beberapa RS di Jakarta.

  Glycemix Index (GI) dan Glycemic Load (GL) sebagai

  Pusat TTK EK

  7 Produk informasi kadar protein saliva dengan deteksi dini dan evaluasi terapi kanker payudara.

  Kadar protein saliva (Vega, EGF, CEA, c-erb-2) untuk deteksai dini dan evaluasi terapi pada penderita kanker payudara di RS Dharmais.

  Pusat TTK EK

  8 Produk informasi faktor risiko terjadinya balita stunting.

  Studi longitudinal faktor risiko terjadinya stunting pada anak baduta.

  Pusat TTK EK

  alternatif diet diabates melittus tipe 2.

  Capaian indikator kinerja kegiatan berupa Jumlah produk/model intervensi/ prototipe/standar/formula di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik sebesar 190%, dari target 8 diperoleh realisasi 15. Detil capaian jumlah produk/model intervensi/prototipe/standar/formula di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik, sebagai berikut

  

Tabel 3.2.

Target dan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Produk/Model Intervensi /Prototipe/Standar/Formula

  2 Produk informasi tentang algoritma klinis Demam Berdarah dan Demam Berdarah Dengue.

  

Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik

Tahun 2012

  No Output Penelitian Unit Pelaksana

  1 Produk informasi tentang penggunaan jamu pada dokter praktik jamu.

  Studi observasi penggunaan jamu oleh dokter praktik jamu.

  Pusat Teknologi Terapan

  Kesehatan dan Epidemiologi

  Klinik (TTK EK)

  Algoritma klinis diagnosis Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue di Indonesia.

  alternatif diet diabates melittus tipe 2.

  Pusat TTK EK

  3 Produk informasi tentang keterkaitan kejadian sariawan berulang (Recurrent Aphthae

  Stomatitis) dengan gangguan fungsi ovarium.

  Sariawan yang berulang (Recurrent Aphthae Stomatitis) sebagai salah satu deteksi dini gangguan fungsi ovarium.

  Pusat TTK EK

  4 Prototipe menu makanan berbahan dasar rendah

  Glycemix Index (GI) dan Glycemic Load (GL) sebagai

  Modifikasi menu makanan berbahan dasar rendah

  9 Produk informasi pengaruh intervensi berbagai sumber iodium dan polimorfisme gen TSHR dan HTR terhadap fungsi tiroid.

  Pengaruh Suplementasi Iodium dan Zat Bezi (Fe) terhadap Fungsi Tiroid dan Status Fe

  fakultas kedokteran dan rumah sakit sebagai anggota Steering Committe, yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSUPN Dr Cipto

  National Institute of Allergy and Infectious Disease (NIAID) terlibat juga 8

  Selain Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik, Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (Badan Litbangkes) dan

  Disease) Adalah jejaring kerjasama penelitian penyakit infeksi yang dibentuk di Indonesia. Jejaring ini atas inisiatif kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat dalam hal ini Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan dengan National Institute of Health United State of America. Tujuan kerjasama adalah mendorong dan melaksanakan penelitian penyakit infeksi yang berkualitas baik di Indonesia. Diharapkan kerjasama ini berkelanjutan serta diakui dengan baik di tingkat regional dan internasional.

  Bumbu Beberapa kegiatan yang mendukung untuk pencapaian indikator kinerja, meliputi:

  Balai Litbang P2B2 Tanah

  Studi Komprehensif Epidemiologi Fasciolopsiasis, Genetika Populasi dan Pemetaannya di Kabupaten Hulu Sungai Utara Propinsi Kalimantan Selatan

  15 Produk data dasar Epidemiologi Fasciolopsiasis, Genetika Populasi dan Pemertaannya

  Bumbu

  Balai Litbang P2B2 Tanah

  Studi Bionomik, Distribusi Spasial dan Aspek Sosial Budaya serta Aplikasi Masquito Trap di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) Kalimantan Selatan

  14 Produk data dasar Bionomik, Distribusi Spasial dan Aspek Sosbud serta aplikasi Masquito Trap di daera Endemis DBD

  GAKI

  Balai Litbang Penanggulangan

  13 Produk Informasi Pengaruh Suplementasi Iodium dan Zat Besi (Fe) Terhadap Fungsi Tiroid dan Status Fe

  Pengaruh intervensi berbagai sumber iodium dan polimorfisme gen TSHR dan HTR terhadap fungsi tiroid pada penderita gangguan fungsi tiroid.

  GAKI

  Balai Litbang Penanggulangan

  Gangguang Akibat

  Kekurangan Iodium (GAKI)

  10 Modul model intervensi stimulasi Kognitif Berbasis Pengasuhan.

  Dampak Pemberian Stimulasi Psikososial Berbasis Pengasuhan Disertai Intervensi Iodium Terhadap Peningkatan Perkembangan Kognitif Pada Anak.

  Balai Litbang Penanggulangan

  11 Produk Informasi Kandungan Iodium Dalam Bahan Makanan di Berbagai Letak Geografis.

  GAKI

  Analisis Iodium dalam Bahan Makanan di Berbagai Letak Geografis.

  Balai Litbang Penanggulangan

  GAKI

  12 Produk informasi Penyuluhan Komunikasi Persuasif Untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Dalam Penanggulangan GAKI.

  Penyuluhan Berbasis Komunikasi Persuasif oleh Kader untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat dalam Penanggulangan GAKI.

  Balai Litbang Penanggulangan

a) Jejaring INA-RESPOND (Indonesia Research Partnership on Infectious

  Mangunkusumo, RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RSUP Dr Hasan Sadikin, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/RSUP Dr Kariadi, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr Sardjito, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr Soetomo, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah dan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo.

  Penyakit infeksi yang menjadi prioritas penelitian sejalan dengan prioritas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yaitu: Malaria, Avian Influenza, Dengue, AIDS/HIV dan TB atau disingkat sebagai MADAT, juga penyakit infeksi lainnya (Hepatitis, Diare, Chikungunya, Leptospirosis dan Japanese encephalitis). Disamping itu tidak lupa juga melakukan penelitian

  Neglected Disease (Schistosomiasis, Fasciolopsis, Filariasis, Anthraks, Rabies, Pes, Scabies, Frambusia dan Kusta).

b) Penyusunan Permenkes registrasi Penelitian Klinis

  Penelitian klinis merupakan bagian esensial dari dasar pengambilan keputusan yang berbasisi bukti untuk pelaksanakan program kesehatan. Untuk mengatur atau mengkoordinasikan pelaksanaan penelitian klinis, Badan Litbangkes sedang mengembangkan Permenkes Registrasi Penelitian. Dengan dikembangkannya registrasi penelitian klinis setidaknya terdapat tiga keuntungan, yakni (1) memberikan informasi kepada masyarakat dan provider pelayanan kesehatan tentang penelitian klinis yang ada, (2) memberikan informasi kepada masyarakat dan provider pelayanan kesehatan tentang hasil penelitian klinis, (3) meningkatkan transparansi penelitian klinis, untuk meningkatkan akuntabilitas publik dan mencegah bias publikasi. c) Pelaksanaan Training Of Trainer Good Clinical Practice Era sekarang, penekanan peran Pusat lebih sebagai regulatior dan fasilitator. Sebagai fasilitator, Pusat TTK dan EK, harus dapat membina semua institusi pelaksanan penelitian uji klinik, termasuk mengajarkan bagaimana melaksanakan uji klinik yang terstandar. Berangkat dari tugas tersebut, Pusat TTK dan EK bekerjasama dengan World Health

  Organization Tropical Diseases Research telah melaksanakan Training Of Trainer Good Clinical Practice (TOT GCP).

  TOT GCP dilaksanakan untuk memperoleh peneliti yang mempunyai kemampuan untuk mengajarkan tentang GCP. Kegiatan selama 3 hari dari tanggal 3 - 5 Otober 2012, di Yogyakarta. Peserta berjumlah 30 orang yang berasal dari 1) Peneliti Pusat TTK dan EK, 2) RS Marzuki Mahdi Bogor, 3) RS Sardjito, 4) Universitas Ahmad Dahlan dan 5) Balai Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradsional. Fasilitator berasal dari WHO TDR India dan Universitas Gadjah Mada. Pada akhir hari ketiga, dilaksanakan Training Of Trainer (TOT). Peserta TOT sebanyak 10 orang terbaik, yang diambil dari peserta Workshop TOT. Kesepuluh nama yakni: dr. Siswanto, MHP, DTM; Dr. Ir. Basuki Budiman, M.Kes; drh. Endi Ridwan, M.Sc; Ully Adhi e Mulyani, Apt, M.Si; Dyah Santi Puspitasari, SKM, M.Kes; Mutiara Prihatini, SKM, M.Kes; dr. Retna Mustika Indah; dr. Heny Kismayati; Syachroni, S.Si; dan Dyah, PhD

  d) Penyusunan MoU dan Kerjasama dengan RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso dan Indonesian Clinical Epidemilogy Evidence Based Medicine e) Disease Registry Stroke

  Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 penyebab kematian utama di Indonesia adalah stroke (15.4%), tuberkulosis (7.5%), dan injury (6.5%). Penanganan stroke yang masih dibawah standar menjadikan stroke sebagai penyebab angka kecacatan dan kematian nomor satu. Sebagian besar penderita tidak dapat hidup mandiri dalam aktivitas sehari- hari, sehingga menghilangkan produktivitas kerja yang menyebabkan bertambahnya beban di masyarakat. Selain itu stroke juga membutuhkan biaya perawatan yang tinggi. Hal ini juga menunjukkan bahwa, pengendalian faktor-faktor risiko kejadian stroke di Indonesia, misalnya pengendalian hipertensi, hiperkolesterolemia, kencing manis, dan sebagainya, masih belum optimal. Bila dibandingkan dengan negara maju, Amerika Serikat misalnya, penyebab kematian utama di Amerika Serikat adalah penyakit jantung, kanker, stroke, penyakit paru khronis, dan kecelakaan (accidents). Untuk itulah, Badan Litbangkes, dalam hal ini Pusat TTKEK, melakukan kerjasama dengan PP-PERDOSSI, untuk mengembangkan disease regitry berbasis rumah sakit, khususnya “stroke registry”. Menurut tujuannya, disease registry bisa population based registry, atau hospital based

  

registry. Population based registry biasanya bertujuan lebih kepada

  mengidentifikasi prevalensi, faktor risiko, dan survival; sementara hospital based registry lebih kepada upaya perbaikan manajemen kasus dan peningkatan kualitas pelayanan klinik. Ini adalah Disease Registry yang pertama di Indonesia dalam skala Nasional. Hal ini menunjukkan keseriusan kita bersama dalam memerangi penyakit stroke. Karena untuk memberikan pelayanan pasien yang lebih baik, diperlukan manajemen dan pencatatan kasus yang baik pula. Melalui pengembangan sistem registri yang sedang dibangun ini, harapan itu dapat tercapai.

  Sebagai bentuk kerjasama dalam disease registry telah ditandatangani Perjanjian Kerjasama antara Pusat TTKEK, PP-PERDOSSI dengan RS yang terlibat pada tanggal 21 September 2012, dan Pencanangan Pelaksanaan Registri Stroke secara Nasional oleh Dirjen BUK atas nama Menteri Kesehatan, di Semarang pada tanggal 23 November 2012

  f) Monitoring dan evaluasi penelitian (pertemuan dan supervisi)

  g) Pelatihan Metodologi Uji Klinik

  h) Pengembangan metodologi saintifikasi jamu Penyusunan Pedoman Metodologi Saintifikasi Jamu untuk Evaluasi Keamanan dan Kemanfaatan Jamu, bertujuan untuk memberikan panduan pelaksanaan mendapatkan evidence base jamu untuk evaluasi keamanan dan kemanfaatan jamu, bagi kepentingan kesehatan masyarakat. Pada pedoman ini dijelaskan mengenai perbedaan yang mendasar dalam mempertimbangkan mengenai perlu atau tidaknya uji klinik obat dengan studi klinik jamu. Pertama, kandungan senyawa dalam jamu sangat kompleks sehingga menyebabkan kesulitan menjelaskan mekanisme kerja dan profil farmakokinetik. Kedua, secara empirik keamanan penggunaan jamu pada manusia sudah teruji secara turun- temurun, tetapi secara ilmiah belum diakui. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka uji klinik kemanfaatan dan keamanan jamu pada Program Saintifikasi Jamu disebut sebagai Studi Klinik Jamu. Studi klinik jamu adalah pembuktian ilmiah tentang keamanan dan kemanfaatan jamu berdasarkan bukti empirik yang sudah ada di masyarakat. Sementara, uji klinik jamu untuk mengarah pada produk pabrikan (produk fitofarmaka) tetap disebut uji klinik, dan harus sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku. Pada studi klinik jamu, penelitian mengikutsertakan subyek manusia dengan mengukur efek dari intervensi/terapi terhadap parameter klinik dan peningkatan kualitas hidup melalui baik diukur secara obyektif maupun subyektif.

i) Pengukuhan Profesor Riset

  Satu lagi peneliti dari Badan Litbang Kesehatan dikukuhkan sebagai Profesor Riset bidang Parasitologi dan Mikrobiologi dengan orasi yang berjudul "Perkembangan Pengobatan Malaria di Indonesia: Pengobatan Radikal dengan Obat Kombinasi". Prof (Riset) dr. Emiliana Tjitra memaparkan orasi tersebut di ruang J. Leimena Kementerian Kesehatan (19-12-2012). Prof. dr. Emiliana Tjitra merupakan profesor wanita pertama yang dimiliki oleh Badan Litbang Kesehatan. Selain capaian indikator kinerja kegiatan, Pusat TTK EK juga menghasilkan indikator kinerja utama, berupa HKI.

  

Tabel 3.3.

Capaian Indikator Kinerja Utama

Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik

  

Tahun 2012

  No Penelitian Orientasi HKI

  1. Makanan Terapi Siap Santap (Kchijau-Nut Dan Tempe-Nut) Untuk Penderita Gizi Buruk Dan Proses Pembuatannya(Bu Hak Paten Astuti Lamid)

  2. Sediaan Darah Malaria Terstandar, Untuk Pelatihan Dan Hak Cipta

  Pemantapan KualitasMikroskopis

  3. Modul pengelola posyandu untuk pengetahuan Keluarga Sadar Hak Cipta

  Gizi (Bu Trintin)

  4. Test Kit Iodium Semi Kuantitatif (P. Suryana & Pak Djoko K) Hak Paten

  5. Permainan (electronic game) edukasi tentang gizi(Bu Hermina) Hak Cipta

  6. Proses terintegrasi untuk menghasilkan galaktomanan dari Hak Paten ampas kelapa (Suryana Purawisastra, M.Sc)

  

2) Jumlah Publikasi ilmiah di bidang Teknologi Terapan Kesehatan dan

Epidemiologi Klinik

  Hasil litbang hendaknya dapat mudah diakses oleh masyarakat dan stake holder lainnya melalui penyebarluasan hasil-hasil litbang. Program ini dijabarkan dalam bentuk: Pada tabel 3.4. Realisasi publikasi di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik, yang dimuat pada media cetak dan elektronik sebesar 107%. Judul artikel publikasi nasional adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4.

  

Judul Artikel Publikasi Ilmiah Nasional

Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik

Tahun 2012

  No Judul Artikel Nama penulis Media Publikasi

  1 Hubungan kadar hemoglobin Dr. Armedy R Media Penelitian dan dengan respon sitokin Hasugian, M.Biomed Pengembangan proinflamasi dan anti inflamasi Kesehatan, Maret pada penderita infeksi 2012

  Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax di Timika,

  Papua tahun 2010.

  2 Efikasi dan Keamanan Dihidroartemisinin pada penderita

  Nazarina, SKM, M.Sc Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan 2012, 35 (2)

  Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan 2012, 35 (1)

  9 Cut-off point lingkar perut dan Indeks Masa Tubuh (IMT) sebagai indikator terhadap risiko diabetes mellitus dan hipertensi pada orang dewasa di Indonesia .

  Ir. Sri Mulyati, M.Kes Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan 2012, 35 (2)

  10 Peran zat gizi mikro dalam sistem imunitas DR. Fitrah Ernawati, M.Sc

  Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan 2012, 35 (2)

  11 Konsumsi sayur dan kacang polong biji berhubungan dengan lipid peroxide penyandang diabetes melitus tipe 2.

  12 Pengembangan slogan dan gambar kosnep gizi seimbang.

  8 Profil konsumsi sumber antioksidan alami, status gizi, kebiasaan merokok dan sanitasi lingkungan pada daerah dengan TB Paru tinggi di Indonesia

  DR. Abas Basuni Jahari

  Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan 2012, 35 (2)

  13 Partisipasi masyarakat dalam penanggulangan anak balita kurang gizi melalui program edukasi dan rehabilitasi gizi

  Ir. Sri Mulyati, M.Kes Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan 2012, 35 (2)

  14 Penyempurnaan Pedoman Gizi Seimbang; rasionalisasi, proses dan kesimpulan rekomendasi

  Nurfi Afriansyah, SKM, MPH

  Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi

  Dr. Fitrah Ernawati, M.Sc

  Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan 2012, 35 (1)

  Plasmodium vivax di Kalimantan

  4 Ekskresi natrium dan odium urine pada anak usia sekolah dasar dan dewasa.

  dan Sulawesi Dr. Armedy R Hasugian, M.Biomed

  Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Juni 2012

  3 Gangguan Muskuloskeletal Pada Praktik Dokter Gigi dan Upaya Pencegahannya.

  Drg. Lelly Anadasari, M.Kes

  Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Vol. 2 No.

  2, Juni 2012.

  Djoko Kartono, PhD Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan 2012, 35 (1)

  Drh. Endi Ridwan, M.Sc

  5 Dampak defisiensi Iodium maternal pada persistensi disfungsi neuropsikologis anak usia 12 tahun.

  Dr. Ir. Bauski Budiman, M.Kes

  Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan 2012, 35 (1)

  6 Analisis determinan stunting anak 0-23 bukan pada daerah miskin di Jawa Tengan dan Jawa Timur.

  Bunga C Rossa, SKM

  Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan 2012, 35 (1)

  7 Kajian interkasi besi dengan zat gizi mikro lain dalam suplementasi.

  Sedangkan capaian publikasi ilmiah yang dimuat pada media cetak maupun elektronik internasional sebasar 200%. Judul artikel publikasi internasional adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5. Judul Artikel Publikasi Ilmiah Internasional Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Tahun 2012

  No Judul Artikel Nama penulis Media Publikasi

  1 Prof. Emiliana Tjitra Efficacy and safety of Malaria Journal artemisinin-naphthoquine versus 2012;11:153. dihydroartemisinin- piperaquinme in adult patients with uncomplicated malaria: A multi- centre study in Indonesia.

  (Emiliana Tjitra)

  2 Dra. Retno Gitawati, Artesunate-amodiaquine Paediatrica treatment for children Indonesiana

  MS with uncomplicated malaria in 2012;52(1):10-15.

  Kalimantan and Sulawesi: clinical complaints, tolerability and compliance (Retno Gitawati)

  3 Prof. Emiliana Tjitra Impaired skeletal muscle J Infect Dis. 2012 microvaskular function and Dec 18 increasedskeletal muscle oxygen consumption in severe falciparum malaria (emiliana)

  4 Dr. Suhardi, MPH Stroke mortality variations in DOI: 10.1111/j.1747- South-East Asia: empirical 4949.2012.00903.x evidence from the field Suhardi

  Kegiatan yang terkait dengan pencapaian indikator meliputi:

1) Pelatihan Publikasi Nasional dan Internasional  hotel USSU

  2) Pengelolaan Home Page 3) Pameran Hasil Penelitian 4) Penerbitan Jurnal Gizi dan Makanan

  Jurnal Gizi dan Makanan telah terakreditas lagi oleh LIPI. Surat akreditasi No. 434/AU2/P2MI-LIPI/08/2012. 5) Penerbitan Newsletter

  Newsletter dimaksudkan untuk media menyampaikan kegiatan pengembangan institusi Pusat TTK EK dan pengkayaan metodologi penelitian.

C. Sumber Daya 1). Sumber Daya Manusia

Tabel 3.6. Distribusi Pegawai Menurut Jabatan Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Tahun 2012

  1 Pusat TTK EK

  Berdasarkan tingkat jenjang fungsional peneliti sebagai berikut:

  3 89 178 Persentase 5,6 32,5 9,5 0,5 1,6 5 100

  1

  17

  58

  10

  A na lis K ep eg a wai an

  No Uraian Strukt ural

  Li tk ay as a P us taw ak an

  Pusat TTK EK sampai dengan Desember 2012 memiliki 183 orang pegawai. Sebaran jumlah pegawai berdasarkan golongan adalah sebagai berikut:

  Juml ah

  P en el iti

  S taf da n Ca lon

  Fungsional

  P en el iti

Tabel 3.7. Distribusi Pegawai Menurut Jenjang Fungsional Peneliti Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Tahun 2012

  Ully Adhie M, Apt, M.Si

  Drs. M Gozali, MM

  Bidang TTK

  Dr. Ir. Dewi Permaesih, M.Kes

  Bidang EK

  Dra. Lucie Widowati, Apt, M.Si

  Sub-bidang TTFK

  Sub-bidang TTGM

  Junediyono, SKM, MKM

  Dr. Fitrah Ernawati, M.Sc

  Sub-bidang EK PM

  dr. M. Karyana, M.Kes

  Sub-bidang EK PTM

  drg. Lelly Andayasari, M.Kes

  KF Peneliti Panitia Pembina Ilmiah (PPI) Pusat TTKEK TP2U Pusat TTKEK

  Bagian Tata Usaha

  Sub-bag PKS

  No Uraian Fungsional

  16

  Jumlah

  

P

en

el

iti

  P erta ma P en el iti Mu da P en el iti Ma dy a

  P en el it

  Utam a

  1 Pusat TTK EK

  12

  Dra. Excalanti P

  28

  2

  58 Persentase 27,5 20,6 48,2 3,4 100 Selanjutnya susunan organisasi tersebut diterjemahkan dalam Struktur Organisasi sebagai berikut:

  Sarana dan prasarana yang ada di Pusat TTK EK meliputi:

  

Kepala

  dr. Siswanto, MHP, DTM

  Sub-bag KKU

3) Sarana dan Prasarana

  

Tabel 3.8.

Sarana dan Prasarana

Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik

  2 Jembatan 105 m² Baik

  20 Peralatan computer 41 buah Baik

  21 Unit peralatan proses poduksi 3 buah Baik

  III Gedung dan bangunan

  1 Bangunan gedung tempat kerja 14 unit Baik

  2 Bangunan gedung tempat tinggal 15 unit Baik

  IV Jalan dan jembatan

  1 Jalan 4.500 m² Baik

  V Irigasi

  18 Alat laboratorium standarisasi kalibrasi dan instrumentasi 1 buah Baik

  1 Bangunan air irigasi 1 unit Baik

  VI Jaringan

  1 Instalasi gardu listrik 1 unit Baik

  2 Instalasi gas 2 unit Baik

  3 Jaringan listrik 1 unit Baik

  VII Aset tetap lainnya

  1 Eksakta 1 buah Baik

  2 Non eksakta 1 buah Baik

  19 Komputer unit 121 buah Baik

  17 Alat laboratorium lingkungan hidup 15 buah Baik

  

Tahun 2012

No Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi (Baik/Rusak)

  6 Alat ukur 115 buah Baik

  I Tanah

  1 Tanah persil 21.442 m²

  II Peralatan dan Mesin

  1 Alat bantu 1 unit Baik

  2 Alat angkutan darat bermotor 5 unit Baik

  3 Alat angkutan darat tak bermotor 14 unit Baik

  4 Alat bengkel bermesin 1 buah Baik

  5 Alat bengkel tak bermesin 3 buah Baik

  7 Alat kantor 940 Baik

  16 Alat proteksi radiasi/ proteksi lingkungan 2 buah Baik

  8 Alat rumah tangga 2.951 buah Baik

  9 Alat studio 64 buah Baik

  10 Alat komunikasi 48 buah Baik

  11 Alat kedokteran 204 buah Baik

  12 Alat kesehatan umum 6 buah Baik

  13 Unit alat laboratorium 602 buah Baik

  14 Unit alat laboratorium kimia nuklir 363 buah Baik

  15 Alat laboratorium fisika nuklir elektronika 31 buah Baik

  3 Koleksi barang-barang perpustakaan/non buku 1 buah Baik

4) Anggaran Pusat TTK EK tahun anggaran 2012 memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp.

  30.445.915.000,- (Tiga puluh milyar empat ratus empat puluh tiga juta sembilan ratus lima belas juta rupiah). Rincian alokasi dan realisasi anggaran per belanja seperti tergambar pada tabel berikut.

Tabel 3.9. Alokasi dan Realisasi Per Mata Anggaran Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Tahun 2012 No Mata Anggaran Alokasi Realisasi Persentase

  1 Belanja Pegawai 9.001.396.000 8.784.721.695 97,59

  2 Belanja Barang 19.356.882.000 13.721.695.000 70,88

  3 Belanja Modal 2.087.637.000 1.575.975.200 75,49 Jumlah 30.445.915.000 24.082.023.276 79,07

  Besarnya realisasi per output dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.10.

  Alokasi dan Realisasi Per Output Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Tahun 2012

No Output Alokasi Realisasi %

  1 Layanan perkantoran 11.682.421.000 11.262.509.873 96,41

  2 Penelitian Bidang Teknologi Terapan 10.450.892.000 7.513.336.848 71,89 Kesehatan dan Epidemiologi Klinik

  3 Dokumen perencanaan dan pengelolaan 367.715.000 316.352.000 86,02 anggaran

  4 Kegiatan dan pembinaan 5.107.280.000 2.960.308.755 57,96

  5 Laporan kinerja 263.710.000 100.361.000 38,06

  6 Manajemen keuangan dan kekayaan negara 51.770.000 48.680.000 95,03

  7 Perlengkapan sarana gedung 252.051.000 204.032.000 80.99

  8 Manajemen laboratorium 119.600.000 112.005.000 93,65

  9 Manajemen IPD 792.376.000 457.0111.600 57,68

  10 Perangkat pengolahan data dan komunikasi 901.850.000 816.570.000 90,54

  11 Peralatan dan fasilitas perkantoran 454.250.000 290.755.000 64,01 Jumlah 30.445.915.000 24.082.023.276 79,07

  Dari data tersebut diatas terlihat bahwa realisasi paling besar adalah pada kegiatan sarana dan prasarana gedung yang direhab. Sedangkan kegiatan yang paling kecil realisasinya adalah pada output pengadaan alat pengolah data, yang dikarenakan pengadaan alat pengolah data dari efisiensi tidak dilaksanakan.

BAB IV SIMPULAN Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat TTK EK Tahun 2012 ini diharapkan

  dapat dijadikan pertanggungjawaban kinerja dan anggaran, evaluasi kegiatan yang dibiayai DIPA tahun 2012, serta acuan bagi pelaksanaan program dan kegiatan di tahun mendatang agar menjadi lebih baik lagi. Secara umum, pengukuran capaian kinerja tahun 2012 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing- masing indikator kinerja. Sebagian besar sasaran yang telah ditargetkan dapat dicapai, namun demikian masih terdapat sebagian kecil sasaran yang tidak berhasil diwujudkan pada tahun 2012. Terhadap sasaran maupun target indikator kinerja yang tidak berhasil diwujudkan tersebut, Pusat TTK EK telah melakukan evaluasi agar terdapat perbaikan penanganan di tahun-tahun mendatang sehingga akumulasi capaian target sasaran pada tahun 2014 dapat terwujud.

  Keberhasilan yang telah dicapai tahun 2012 merupakan titik awal untuk melanjutkan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah dicanangkan pada periode berikutnya dan sekaligus menjadi barometer agar kegiatan-kegiatan di masa mendatang dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien. Segala kekurangan dan hal-hal yang menghambat tercapainya target dan rencana kegiatan diharapkan dapat dicari solusinya secara cepat serta diselesaikan dengan cara yang tepat.