ANANALISA FULL FACTORIAL SHELL AND TUBE CONDENSOR AIR CONDITIONER Jainal Arifin

ISSN 2502-4922

  

ANANALISA FULL FACTORIAL SHELL AND TUBE

CONDENSOR AIR CONDITIONER

Jainal Arifin

  Prodi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas islam Kalimantan MAB

Jl. Adhiyaksa No. 2 Kayu Tangi, Banjarmasin

Email:

  

ABSTRAK

  Sistem pendingin sekarang ini banyak kita temui termasuk macam-macam dari sistem pendingin tersebut, pada awalnya pengkodisian udara diarahkan untuk keperluan proses dan material daripada untuk kenyamanan manusia, dalam perkembanganmya pengkodisian udara untuk manusia berkembang pesat pada akhir-akhir ini, prinsip kerja pengkodisian udara adalah sama dengan mesin pendingin, yaitu berdasarkan siklus kompresi uap. Jenis alat penukar kalor sangatlah beragam dan masing-masing dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang spesifik, namun demikian jenis shell and tube sejauh ini merupakan jenis yang paling banyak dipergunakan berkat konstruksinya relatif sederhana dan memiliki keandalan karena dapat dioperasikan dengan beberapa jenis fluida kerja. Efek pendinginan yang dihasilkan dalam sistem refrigransi tergantung dari efektifitas kinerja kondensor sementara, kinerja kondensor semakin lama akan menurun seiring terjadinya pengotoran pada dinding pipa.

  Berdasarkan analisa data dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan mengenai optimasi kondensor tipe shell and tube pada mesin pendingin ruangan yang paling optimal, Pada penelitian ini dilakukan analisa optimasi sistem termal pada sebuah kondensor shell and tube sebagai alat penukar kalor (APK) dari hasil optimasi kondensor shell and tube, didapat standar milik perusahaan diameter tube d 12.7 mm,

  o

  panjang tube 1.50 m, pitch rasio 1.6 dan yang terakhir Pitch rasio dengan 45 . Sehingga

  2 didapat nila perpindahan panas konveksi paling besar adalah 41848.92 W/m K.

  Sedangkan Hasil Design yang dilakukan diameter tube 12.7 mm, dan panjang tube, 1.27 m dengansusunan tube 60 , dan jumlah 1 passdimana memberikan hasil desain dengan jumlah tube 19 buah, diameter shell 0,098 m.Sedangkan desain yang adaDari hasil optimasi pada perhitungan maka kita cari harga U yang paling besar dimana harga U paling besar akan memberikan penggaruh yang lebih besar juga, dari hasil perhitungan

  2

  maka Koefisien perpindahan panas secara menyeluruh adalah 50247.26 W/m K, Dari dua perbandingan diatas maka desain paling ekonomis adalah yang menunjukan nilai U

  .

  paling besar dimana memberikan pengaruh lebih besar

  Kata Kunci : Desain termal, kondensor, simulasi

PENDAHULUAN sama dengan mesin pendingin, yaitu

  Sistem pendingin sekarang ini berdasarkan siklus kompresi uap. Yang banyak kita temui termasuk macam- membedakan adalah udara yang macam dari sistem pendingin tersebut, didinginkan sebagai beban melewati pada awalnya pengkodisian udara evavorator memasuki ruangan pada diarahkan untuk keperluan proses dan kondisi temperatur yang lebih tinggi material daripada untuk kenyamanan daripada mesin pendingin dan peralatan manusia, dalam perkembanganmya yang digunakan sama. pengkodisian udara untuk manusia Pada umumnya aliran fluida yang berkembang pesat pada akhir-akhir ini, mengalir terus-menerus di dalam alat prinsip kerja pengkodisian udara adalah penukar kalor, setelah melampaui

  Percobaan factorial adalah percobaan yang perlakuannya terdiri atas semua kemungkinan kombinasi taraf

  shell and tube tujuan utamanya adalah

  Teori Dasar Metode Full Factorial

  dan bahan pipa serta susunan dan tata letaknya, sesuai standar yang ada. Tahap maksimum yang diijinkan bagi kerugian tekanan di sisi shell maupun di sisi tube, serta menetapkan type dan ukuran buffle. Setelah itu proses tersebut dilalui maka kita sampai kepada perhitungan perancangan yang akan memprediksi parameter performance seperti luas permukaan perpindahan panas dan kerugian tekanan baik di sisi shell maupun di sisi tube. Pada akhir perhitungan, apabila diperoleh harga yang tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya maka prosesnya harus diulangi dengan cara memodifikasi variabel tertentu. Bagi sebuah alat penukar kalor, kemampuan dalam mempertukarkan energi.

  shell minimum dan maksimum ukuran

  dilakukan pemilihan dimensi dan geometri shell and tube, seperti diameter

  and tube . Pada tahap yang kedua

  Prosesnya terdiri dari beberapa tahap, di mana yang pertama biasanya adalah pendefinisian aliran fluida kerja yang akan dilewatkan pada bagian shell

  menentukan dimensi dan geometri alat tersebut sesuai dengan spesifikasi bahan dan proses yang telah ditentukan.

  Komponen ini merupakan peralatan yang vital karena tanpa menggunakan komponen ini, kebanyakan proses industri tidak dapat dioperasikan, dalam proses perancangan alat penukar kalor

  operasi tertentu akan mengakibatkan pengotoran pada dinding shell and tube tersebut deposit yang terbentuk dipermukaan kebanyakan mempunyai konduktivitas termal yang cukup rendah sehingga akan mengakibatkan penurunan efesiensi global perpindahan panas didalam alat penukar kalor, akibatnya laju perpindahan panas didalam alat penukar kalor menjadi rendah.

  banyak digunakan diberbagai macam industridan paling sederhana dibandingkan dengan alat penukar kalor yang lainnya, yang dipergunakan diberbagai instalasi proses produksi pada dasarnya merupakan tempat pertukaran energi dalam bentuk panas dari sebuah sumber atau fluida ke sumber yang lain.

  tube adalah alat penukar kalor yang

  Alat penukar kalor jenis shell and

  TINJAUAN PUSTAKA Prinsip dasar perancangan

  NTU ( Number Transfer Unit ) dan nilai U ialah perpindahan panas secara menyeluruh yang paling besar paling bagus.

  factorial untuk menentukan hasil dari

  Dari penelitian ini diharapkan mampu melakukan perancangan sebuah alat penukar kalor (APK) sesuai dengan standar yang yang berlaku dan melakukan optimasi performancenya sehingga dapat dihasilkan alat penukar kalor (APK), yang memiliki efektivitas tinggi, dengan cara menganalisa full

  Dasar perhitungan termal kondensor adalah terpenuhi kinerja secara termal pada kondisi normal, berbagai asumsi dapat diambil untuk penyelesaian dengan menentukan kondensor sebagai volume kontrol tunggal dan koefisien perpindahan panas dua sisi masuk dan keluar. Koefisien perpindahan panas didasarkan secara terus

  • – menerus koefisien sisi shell (kondensasi), untuk sisi tube pendingin di manfaatkan panasnya didalam pipa tersebut untuk keperluan mandi, parameter desain kondensor termasuk luasan perpindahan panas, parameter operasi dan dimensi tube, desain termal merupakan salah satu yang mencakup analisa vibrasi, analisa korosi, desain mekanik, gambar teknik dan fabrikasi.

  • Perhitungan diameter jumlah tube

  • Koefisien global perpindahan panas
  • Laju perpindahan panas maksimum,(Number Of Transfer Unit) min

  √( ) * + ( )

  (U) ( )

  ( ) ( ( )

  )

  (Nt)

  ( ) ( ) (

  )

  • Efektivitas alat penukar kalor max

   

  NTU= o UA C

  100% Q Q

  shell &tube :

  Koefisien Global Perpindahan Panas didalam Alat Penukar Kalor, U

  Bagi keperluan perhitungan perancangan, harga koefisien global perpindahan panas, U mula-mula dipilih sesuai yang disarankan (lihat tabel koefisien perpindahan panas U untuk beragam konfigurasi aliran fluida) bagi konfigurasi aliran air pendingin dengan aliran fluida panas oil didalam sebuah alat penukar kalor shell and tube harga koefisien U dapat dipilih antara harga 60

  • Laju perpindahan energi panas yang diterima oleh aliran fluida dingin : ) ( .
  • ci co pc c<
  • Temperatur aliran keluar, T

  2 K.

  • – 300 W/m
    • Beda temperatur rata-rata logaritmik konfigurasi aliran counter flow :

  T T T m

   

      

  ) / ln( 2 1 2 1 T T

  T T c m Q  

  : ) ( . ho hi ph h h

  ho

  T T c m Qc  

  Dalam melakukan perancangan kita perlu memperhitungkan dengan rumus- rumus sebagai berikut:

  Perancangan sebuah alat penukar kalor jenis shell and tube

  bentuk percobaan 2x2. Tujuan dari percobaan factorial adalah untuk melihat interaksi antara faktor yang kita cobakan. Adakalanya kedua faktor saling sinergi terhadap respon (positif), namun adakalanya juga keberadaan salah satu faktor justru menghambat kinerja dari faktor lain (negatif). Adanya kedua mekanisme tersebut cenderung meningkatkan pengaruh interaksi antara ke dua faktor. Interaksi mengukur kegagalan dari pengaruh salah satu faktor untuk tetap sama pada setiap taraf faktor lainnya atau secara sedaerhana, interaksi antara faktor adalah apakah pengaruh dari faktor tertentu tergantung pada taraf faktor lainnya.

  factorial 2 2 juga sering ditulis dalam

  faktor dan taraf masing-masing faktornya terdiri dari 2 taraf. Percobaan

  factorial 2 2 artinya kita menggunakan

  dari beberapa faktor. Percobaan dengan menggunakan faktor dengan taraf untuk setiap faktornya disimbolkan dengan percobaan factorial . misalnya percobaan

  Koefisien perpindahan panas menyeluruh didalam alat tersebut hasil perhitungan menggunakan berbagai persamaan yang sifatnya pendekatan, sedangkan dibagian awal perhitungan sewaktu kita menghitung luas permukaan perpindahan panas (dimensi alat), kita akan memilih harga awal koefisien perpindahan panas, apabila di inginkan perbedaannya lebih kecil lagi dari 10%, perhitungan dapat diulang

  • Faktor untuk koreksi konfigurasi
  • Perhitungan luas permukaan perpindahan panas total, A total
  • Perhitungan diameter shell (Ds)
kembali dengan memilih harga U, dan

  7. Temperatur Air : 48º C hasil perhitungan pada langkah terakhir. Keluar Dimana selanjutnya dilakukan

  8. Temperatur Freon : 42º C rangkaian perhitungan seperti skanario Keluar dan langkah-langkah yang sama mulai

  9. Temperatur Freon : 68º C dari paragraf empat sampai dengan Masuk paragraf enam demikian seterusnya,

  10. Tekanan : 14.9 kPa perhitungan selanjutnya dapat kembali Freon dengan menggunakan harga U =

  11. Laju Aliran : 2.8 kg/s

  awal

  harga U yang diperoleh pada langkah Massa Air terakhir perhitungan. Koefisien global

  12. Laju Aliran : 5.30 kg/s perpindahan panas bagi kedua aliran Massa Freon fluida didalam alat penukar kalor,

  13. Velocity Air : 2.2 m/s

METODE PENELITIAN

  14. Velocity : 5.3 m/s

  Metode Penelitian Freon

  Dalam metode penelitian ini sangat

  15. Jumlah Pass : 2 Pass penting dilakukan karena merupakan alat

  16 Material Shell : Carbon untuk menentukan langkah

  17 Material Tu : Tembaga

  • – langkah penelitian.

  Data dan Gambar Spesifikasi Alat Bentuk Kondensor Bentuk tube dan susunannya Penukar Kalor

  Sebagai bahan obyek penelitian adalah sebuah alat penukar kalor tipe shell and tube pada kondensor, dengan spesifikasi teknis yang didapat sebagai

  1. Refrigrerant : Freon R22

  2. Tipe Kompresor : Sentrifugal

  3. Kondensor : Air pendingin Bentuk Sekat Masuk dan Keluar Air

  4. Tipe kondensor : Shell and Tube

  5. Aliran Fluida : Cross-flow,air pendingin pada sisi tube dan Freon R22 Penampungan sementara Pendinginan dengan udara pda sisi shell

  Spesifikasi Data

  1. Diameter Shell, : 124 mm (D s )

  2. Diameter luar : 12.7 Tube (d )

  o

  3. Diameter dalam : 11.00 mm Tube (d i )

  4. Panjang Tube (L) : 1.5 m

  5. Jumlah Tube : 16 Buah Penelitian ini mengikuti langkah-

  6. Temperatur Air : 27º C langkah pada bagan alur dibawah ini : Masuk

  Mulai Studi Literatur HASIL PENELITIAN

  Sebelum melakukan perancangan kita Studi Lapangan akan melakukan perhitungan secara manual dengan menggunakan rumus- Identifikasi Masalah rumus yang sudah ada sehingga Perhitungan Desain Kondensor perancangan tersebut akan memberikan ∆T = T – T temperatur rata-rata logaritmik Perhitungan beban termal Qh = Qc Perhitungan beda hi co hasil yang paling tepat dan sesuai. Dtlm = F. ∆T ∆T = T ho – T ci m Berdasarkan analisa data dan pengolahan Perhitungan luas total permukaan perpindahan kalor data degan menggunakan metode Menggunakan Metode Full Facorial Mencari Kondisi Optimum eksperimen Full factorial, maka dapat di identifikasikan bahwa kondisi desain Optimum Desain Tidak yang terbaik dan memberikan hasil desain paling optimum atau paling Ya ekonomis dengan jumlah tube paling Desain Yang Dipilih sedikit namun di sini mencari nilau U Pada Kondensor paling besar, dimana nilai U paling besar ialah melepaskan panas secara Analisa Perhitungan dan Pembahasan menyeluruh pada sebuah kondensor. Selesai Pada penelitian ini sebagai variabel bebas dan ruang lingkup desain dipilih sebagai berikut:

  Metode yang digunakan dalam

  1. Diameter pipa dipilih berukuran : optimasi desain kondensor tipe shell and 9.52 mm ; 12.7 mm ; 15.8mm

  Tube ini adalah dengan memperhatikan

  2. Bentuk susunan pipa dipilih dan menggunakan dari faktor desain berbentuk : 30 ; 45 ; 60 awal kondensor tipe shell and Tube pada

  3. Jarak antara tube dipilih 1.6 ; 2.0 ; mesin sistem Air conditioner atau pendingin ruangan, dalam penelitian ini

  4. Panjang shell dipilih ukuran : 1 ; akan menggunakan metode eksperimen 1.27 ; 1.50

  full Factorial

  dapat dibuat dalam bentuk Selanjutnya ruang lingkup tabel, selanjutnya dikombinasi dengan penelitian yang berisikan banyaknya empat variabel bebas dan ada tiga level kondisi desain dan jumlah eksperimen penelitian tersebut. yang akan dilakukan ada 81 kali percobaan.

  Table 1 variable bebas dan level Perhitungan perpindahan panas yang eksperimen

  diterima oleh aliran fluida air

  Besarnya laju aliran fluida air yang ada dikondensor dapat dihitung dengan menggunakan persamaan perpindahan panas diterima oleh air

  Q  c   2.8 kg s / x 4181J/kgK x 321 300   245842.8 W Perhitungan perpindahan panas yang dilepas Refrigerant R22

  245842.8 m   h 6.2 kg / s J kgK

  1527 / . 341 315

   

  Perhitungan diameter shell (Ds)

  0.5 0.5 2 0.87 0.957 (1.6)

  = 6.2 x 1527 = 9455.49 w/k

  N 2 t u x      

         

         

  Sehingga koefisien perpidahan panas konveksi aliran di dalam pipa, h i dapat dihitung 2

  1530.87 0.652 90739.25 / 0.011 x hi W m K  

  Koefisien global perpindahan panas didalam alat penukar kalor, U 0.00635 0.00635ln

  1

  1 1 0.0127 0.0055 165798.82 90739.25 0.011 398 U  

          2

  1

  1 0.00001990 W/m 0.00001990

  K U  

  = 502447.26 W/m

  2 K Laju Perindahan Panas Maksimum, Efektivitas dan NTU (Number Of Transfer Unit)

  C x h t pt m C

  2.8

  C h = 2.8 x 4181 C h = 1170.68 w/k

  Sehingga diperoleh perpindahan kalor maksimum yang terjadi adalah:

    1170.68x 341 300  

  = 479978.8 W Sedangkan untuk evektivitas alat penukar kalor

  257364.8 100% 479978.8

   

  = 51.2 % Kemudian selanjutnya dapat dihitung besar nilai NTU (Number of Transfer

  Unit ) pada alat penukar kalor 73542.3 0.98

  4.1 1170.68 x NTU  

  Perhitungsn Desain untuk Satu Kondisi Desain

  Dengan menggunakan persamaan dan tabel 4.1 Ekperimen full factorial dibawah ini dan memilih dasain yang pertama yaitu:

Tabel 4.1 Variabel Bebas dan

  Level Eksperimen Selanjutnya ruang lingkup penelitian yang berisikan banyaknya kondisi desain dan jumlah eksperimen yang akan dilakukan, berdasarkan batasan desain seperti diatas terlihat pada

tabel 4.2 yaitu:

  1

  12.7

  12.7 0.637 0.93 1270 s x x D  

  melalui persamaan empirik yang berbentuk bilangan. Luas penampang aliran didalam tube dapat dihitung 2

            

  = 0.637 x 0.983 x 0.1 = 0.98 m

  Perhitungan jumlah tube (Nt)     2 2 2

  0.93

  0.98 0.785

  0.87

  1.6

  12.7 Nt     

    0.9604 0.785 1.03 x

  2.56 161.29 x x

  Nt = 0.785 x 1.03 x 24.218 = 19 Buah

  Perhitungan Koefisien Perpindahan Panas Konveksi Aliran

  Dalam perhitungan perancangan

  coefisien tersebut dapat diperoleh

  3.14 0.00121 0.0009498

  1.07

  4 m

   

  Maka kita dapat menghitung kecepatan aliran air didalam pipa

  2.8 30 / 0.0009498 986.2 t v m s x

   

  Selanjutnya untuk bilangan reynolds pada tube

  986.2 30.6 0.011 R 531576.59 0.00061 et x x

   

  Sehingga untuk faktor gesekan pada tube dapat dihitung

    2 1.58 ln 531576.60 3.28 0.003246

    

  Sedangkan bilangan prendtl tube 1 2 2 3

  0.003246 531576.60 2.8 2 1530.87

  0.003246

Tabel 4.2 Kondisi desain dan jumlah eksperimen full factorial

  1.50 m, pitch rasio 1.6 dan yang terakhir 0. Pitch rasio dengan 45 . Sehingga didapat nilau U paling besar adalah

  2 41848.92 W/m K.

  Dari dua perbandingan diatas maka desain paling ekonomis adalah yang menunjukan nilai U paling besar dimana memberikan pengaruh lebih besar.. Selanjutnya hasil dari eksperimen perhitungan Full factorial yang dilakukan dan diperoleh pengaruh dari masing-masing faktor pada jumlah tube dan diameter shell sehingga diperoleh hasil kondisi paling optimum.

  KESIMPULAN

  Berdasarkan analisa data dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan mengenai optimasi kondensor tipe shell

  and tube pada mesin pendingin ruangan

  yang paling optimal, Pada penelitian ini dilakukan analisa optimasi sistem termal pada sebuah kondensor shell and tube sebagai alat penukar kalor atau yang kita sering sebut (APK) dari hasil optimasi standar milik perusahaan diameter tube d 12.7 mm, panjang tube 1.50 m, pitch

  o

  rasio 1.6 dan yang terakhir Pitch rasio 0. dengan 45 . Sehingga didapat nilau U

  2 paling besar adalah 41848.92 W/m K.

  Sedangkan Hasil Design yang dilakukan diameter tube 12.7 mm, dan panjang tube, 1.27 m dengansusunan tube 60 , dan jumlah 1 passdimana memberikan

  

Analisa hasil perhitungan yang hasil desain dengan jumlah tube 19 buah,

optimum diameter shell 0,098 m.Sedangkan

  desain yang adaDari hasil optimasi pada Dari analisis tersebut diatas kondisi perhitungan maka kita cari harga U yang desain 81 kali percobaan maka dapat di paling besar dimana harga U paling indetifikasi bahwa kondisi desain yang terbaik memberikan hasil desain paling besar akan memberikan penggaruh yang optimum atau paling ekonomis diameter lebih besar juga, dari hasil perhitungan maka Koefisien perpindahan panas tube d 12.7 mm, panjang tube 1.27 m,

  o

  secara menyeluruh U adalah 50247.26 pitch rasio 1.6, bentuk susunan tube

  2 0.

  W/m K, Dari dua perbandingan diatas dengan 60 . Sehingga didapat nilai U

  2

  paling besar adalah 50247.26W/m K. maka desain paling ekonomis adalah Sedangkan standar milik perusahaan yang menunjukan nilai U paling besar diameter tube d 12.7 mm, panjang tube

  o dimana memberikan pengaruh lebih besar.

  REFERENSI

  [1] Frank Kreith, William Z. Black 1980. Basic Head Transfer .

  Amerika harper and Row [2] Stocker, Supratman Hara. 1992

  Refrigeransi dan pengkondisian udara. Jakarta : Erlangga [3] Frank M. White. 1996 Mekanika

  Fluida Edisi kedua jlid 1. Jakarta : Erlangga [4] Frank Kreith, Arko Prijono M.Sc.

  1997. Prinsip-prinsip perpindahan panas jakarta: Erlangga [5] Cenggel Y.A. Boles M.A

  Thermodynamics an enggineering rd Approach, 3 ed, McGraw Hill.1999.

  [6] Tuarkia, Firman, 2008 Dasar-dasar CFD Menggunakan FLUENT , Bandung Informatika.

  [7] Jurnal usman ur rehman 2011. Head

  transfer optimization of shell and tube head excangger.

  [8] Jurnal Ratiko 2012 optimasi multi obyektif sistem pendingin pada ruangan penyimpanan bahan bakar nuklir . Teknologi BATAN. [9] Moran JM, Shapiro NH. 1988.

  Fundamental of Engineering Thermodynamics . New York: John

  Willey &amp; Son, Inc. [10] Cengel YA. 2003. Heat transfer a practical approach . Second Edition.

  Singapore: Mc Graw Hill. [11] Suryanarayana NV, Arici Oner.

  2003. Design and simulation of

  thermal system . New Ork: Mc

  Graw-Hill Higher Education [12] Boehm, R.F. 1987. Design of

  Analysis of Thermal System. New York:John Wiley &amp; Sons.

  [13] Cengel YA, Boles MA. 2006.

  Thermodynamics an engineering approach . Fifth Edition in SI Unit.

  Singapore: Mc Graw Hill

Dokumen yang terkait

PREDIKSI TINGGI MUKA AIR BENDUNGAN RIAM KANAN MENGGUNAKAN ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM Yusri Ikhwani Fakultas Teknologi Informasi Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin Email : yusri.ikhwanigmail.com ABSTRAK - PREDIKS

0 0 7

ANALISIS KEEFEKTIFAN STRATEGI PEMBELAJARAN TRUE OR FALSE DAN TAKE AND GIVE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ASAM BASA KELAS XI SMA NEGERI 1 ALALAK

0 0 10

OPTIMASI SHELL AND TUBE KONDENSOR DAN PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA AC UNTUK PEMANAS AIR Jainal Arifin Program Studi Teknik Mesin, Universitas Islam Kalimantan, Banjarmasin Email : jainalarifin804gmail.com ABSTRAK - OPTIMASI SHELL AND TUBE KONDEN

0 0 8

OPTIMASI KONDENSOR SHELL AND TUBE BERPENDINGIN AIR PADA SISTEM REFRIGERASI NH3 Sobar Ihsan Program Studi Teknik Mesin Universitas Islam Kalimantan MAAB Banjarmasin sobar.uniskagmail.com ABSTRAK - OPTIMASI KONDENSOR SHELL AND TUBE BERPENDINGIN AIR PADA SIS

0 1 6

PERANCANGAN PENSTOCK, RUNNER, DAN SPIRAL CASING PADA TURBIN AIR KAPLAN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) DI SUNGAI SAMPANAHAN DESA MAGALAU HULU KABUPATEN KOTABARU Budi Hartadi

0 0 8

alamuniskagmail.com ABSTRAK - ALAT PENGUKUR KADAR AIR PADA MEDIA CAMPURAN PEMBUATAN BAGLOG JAMUR TIRAM BERBASIS INTERNET OF THINGS (IOT)

0 0 6

MONITORING DAN PENGISIAN AIR TANDON OTOMATIS BERBASIS ARDUINO

2 10 5

PREDIKSI TINGGI MUKA AIR MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR MACHINE BERBASIS PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Agus Setiawan, S.Kom, M.Kom (agusteknik08gmail.com)

0 0 6

KOMPARASI LEVENBERG-MARQUARDT (LM) DENGAN BROYDEN, FLETCHER, GOLDFARB, AND SHANNO QUASI-NEWTON (BFGS) BPNN UNTUK DIIMPLEMENTASIKAN PADA DATA KECEPATAN ANGIN

0 0 7

ANALISA PERUBAHAN SUHU DAN ZAT PADA SISTEM AIR CONDITIONER (AC) HD 785 BERDASARKAN ILMU TERMODINAMIKA

0 0 5