THE DYNAMICS OF MAJOR-POWER RELATION AND ITS INFLUENCES TOWARD ASIA-PACIFIC REGIONAL ORDER IN CONTEMPORARY ERA
DINAMIKA MAJOR-POWER RELATION DAN PENGARUHNYA TERHADAP TATANAN REGIONAL ASIA-PASIFIK DI ERA KONTEMPORER THE DYNAMICS OF MAJOR-POWER RELATION AND ITS INFLUENCES TOWARD ASIA-PACIFIC REGIONAL ORDER IN CONTEMPORARY ERA
Sony Iriawan 1
Alumnus Universitas Pertahanan Indonesia (soni.irawan19@gmail.com)
Abstrak – Asia-Pasifik sebagai “pivot” area abad ke-21, tentunya tidak terlepas dari beragam permasalahan yang menjadi agenda utama ketika membahas perkembangan politik internasional dewasa ini. Dinamika major-power relation sebagai gambaran kompleksitas hubungan Amerika Serikat-Cina telah berdampak signifikan terhadap tatanan regional di Asia-Pasifik. Urgensi pembentukan kembali tatanan regional Asia-Pasifik, menyimpan agenda “terselubung” ketika Cina sebagai emerging power secara perlahan menghadirkan ancaman bagi eksistensi hegemoni AS di kawasan. Dinamika major-power relation secara tidak langsung telah menciptakan persepsimenguatnya pengaruh Cina ditingkat regional yang berujung pada upaya pelemahan sentralistik kepemimpinan AS di Asia-Pasifik. Secara bersamaan, penciptaan perdamaian dan stabilitas keamanan kawasan juga menuntut pembentukan kembali tatanan regional Asia-Pasifik yang dapat mengakomodir adanya kemungkinan jika benar-benar terjadi transisi kekuasaan AS terhadap Cina.
Kata Kunci : major-power relation, tatanan regional, Asia-Pasifik, Amerika Serikat, kebangkitan Cina Abstract – Asia-Pacific as the “pivot” of the 21st century area, related to the various issues that became
the main agenda when discussing the development of international politics today. The dynamics of major-power relations as the complexity of the USA-China relations has effected significantly to the regional order in Asia Pacific has a “hidden” agenda when China as an emerging power presenting a threat towards US hegemony existence in the region. The dynamics of major-power relations have indirectly created perceptions of the strengthening of China’s influence in the regional level, which leads to the centralistic weakening of US leadership in Asia-Pacific. Simultaneously, the creation of peace and the stability of regional security also demands the re-establishment of an Asia-Pacific regional order that can accommodate the possibility of a truly transitional US power over China.
Keywords: major-power relation, world order, Asia-Pacific, United States of America, the rise of China
1 Alumnus Magister Ilmu Pertahanan M.Si (Han), pada Program Studi Diplomasi Pertahanan, Fakultas Strategi Pertahanan, Universitas Pertahanan, Sentul Bogor. Saat ini aktif sebagai jurnalis desk Internasional di portal
online teritorial.com.
Dinamika Major-Power Relation dan Pengaruhnya ... | Sony Iriawan | 41
Pendahuluan 1 dari berbagai pihak bermunculan, ketika ewasa ini, Asia-Pasifik menjadi
D yang cukup rumit, dimana telah Selatan (LCS). Sejumlah akademisi
mengaitkan fenomena Cina sebagai sebuah kawasan dengan emerging power di kawasan dengan kompleksitas permasalahan klaim sepihak Cina terhadap Laut Cina
berlangsung percepatan kemajuan dan pengamat mencatat bahwa Asia- ekonomi yang diiringi dengan ancaman
Pasifik dewasa ini menyandang sebagai terhadap stabilitas keamanan kawasan.
“pivot” area, yang sangat menentukan Kompleksitas tersebut tentunya tidak
bagi masa depan AS sebagai negara dapat dipisahkan dari faktor geografis
hegemon maupun penantangnya yaitu dimana Asia-Pasifik tidak hanya menjadi
Cina. Dengan demikian, persaingan tempat “kediaman”, namun juga
strategis dalam bentuk apapun jika tidak menyimpan banyak kepentingan nasional
dapat terakomodasi dengan baik akan dari negara-negara besar seperti Amerika
berdampak negatif terhadap stabilitas Serikat (AS), Cina, Jepang, dan Korea
keamanan kawasan. 4
Selatan. 2 Asia-Pasifik juga dikenal sebagai Dinamika major-power relation
“center of gravity” politik internasional sekarang ini menjadi “kata kunci” dalam dewasa ini, dimana pembentukan
melihat hubungan dan interaksi AS-Cina geoekonomi dan geopolitik kawasan
yang sangat menentukan konstelasi menjadi fokus utama bagi setiap negara-
politik internasional dewasa ini. AS dengan negara yang berkepentingan atas wilayah
status hegemoni tentu berada pada tersebut terutama AS dan Cina. Struktur
status quo, sehingga tatanan regional tatanan kawasan mengalami perubahan
saat ini tidak terlepas dari pengaruh, signifikan melalui fenomena kebangkitan
power, dan kepentingan AS atas Asia- Cinasebagai emerging power. Hal
Pasifik. Rebalancing of Asia di tahun tersebut dibuktikan ketika Cina berhasil
2011 , menggambarkan upaya AS untuk mengungguli Jepang sebagai kekuatan
merespons perkembangan kebangkitan ekonomi terbesar di Asia pada tahun
Cina yang semakin menunjukkan 2010, dan menempati posisi kedua setelah
sikap yang bertolak belakang dengan AS sebagai negara dengan (GDP) terbesar
kepentingan AS di Asia-Pasifik. 5 Dengan di dunia. 3
demikian, istilah major-power relation Kemunculan Cina sebagai kekuatan
merupakan gambaran dari keterhubungan baru Asia, telah membawa dampak dan
dua kekuatan besar di Asia-Pasifik, persepsi yang beragam. Kekhawatiran
4 Patrick M. Cronin, “Power and Order in the 1 South China Sea : A Strategic Framework for
2 Michael Yahuda, The International Politics of U.S. Policy”, Center for a New American Security The Asia-Pacific, (New York: Routdledge Curzon,
(CNAS), 2016, hlm.3.
2004), hlm.8. 5 Xenia Dormandy dan Rory Kinane, Asia-Pacific 3 Yoko Hagiwara, “U.S. European Policies Toward
Security A Changing Role for the United States, China Amid Its Economic and Political Rise”, Tokyo
(Chatham House Report: The Royal Institute of Economic Review,Vol 1, No.10, 2006, hlm. 2.
International Affairs, 2014), hlm. 1. 42 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2018, Volume 8 Nomor 2 International Affairs, 2014), hlm. 1. 42 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2018, Volume 8 Nomor 2
secara komprehensif dengan AS hingga persaingan strategis antara AS dan Cina.
pada tahun 2040an, walaupun dengan Bagaimana dinamika major-power relation
perolehan PDB Cina yang terus melonjak. mempengaruhi pembentukan kembali
Memaksakan kehendak untuk menandingi tatanan regional di Asia-Pasifik, didasari
pengaruh AS terlebih dalam hal pada persepsi AS-Cina dalam memproyeksi
dominasi arsitektur keamanan kawasan, pembangunan kekuasaan di masa depan.
merupakan tindakan yang berakibat fatal Disamping itu, fenomena kebangkitan
bagi Cina. 8 Hal ini berarti bahwa Cina Cina menghadirkan tantangan struktural
walau dalam kondisi apapun tetap harus terhadap penciptaan stabilitas keamanan
“menghormati” hegemoni AS. Menjadi kawasan yang memungkinkan terjadinya
layaknya sebuah “sub-sistem” di bawah transisi kekuasaan, sebagai kelanjutan
struktur tatanan kawasan yang dikelola dari pengaruh Cina di kawasan.
oleh AS, tentu merupakan alternatif cara seraya memperluas pengaruhnya di Asia- Pasifik. Hal tersebut membuka peluang
Major-Power Relation dalam
bagi Cina, dimana sepanjang sejarahnya
Persaingan Hegemoni Kawasan
Cina tidak cukup banyak terlibat dan Persepsi major-power relation dibangun
berpengaruh besar dalam pembentukan atas dua argumentasi mendasar, yakni
tatanan kawasan di Asia-Pasifik. AS tetap mempertahankan status-quo Asumsi mengenai ketegangan yang
sebagai negara hegemon, dan disisi terjadi diantara keduanya bermuara
lain Cina telah hadir sebagai emerging- kepada perilaku Cina yang mulai
power yang secara perlahan berupaya menunjukkan sikap yang kontra-produktif
membangun kekuatan guna berada pada baik terhadap AS maupun hukum
posisi yang setara dengan AS, sekaligus internasional, sebagaimana bentuk
mempersiapkan diri menuju transisi
6 provokasi yang dilakukan Cina di LCS. kekuasaan. Transisi kekuasaan tentunya
Layaknya Perang Dingin, security dilemma bukanlah perkara yang mudah.Cina
mendominasi decision maker di Beijing. sendiri menyadari bahwa menggantikan
Agenda demokratisasi AS dianggap posisi AS sebagai hegemon tunggal dunia
pelemahan terhadap politik dalam dalam waktu dekat ini merupakan hal
7 negeri Cina. Adapun Rebalancing of Asia, yang mustahil. Diperkirakan bahwa Cina
dipahami sebagai bentuk containment
6 Robert Daly, “How Washington Can Manage
strategy melalui okupasi aktif militer AS
Sustainable Strategic Competition With China”, The Diplomat, 22 September 2015, dalam http://
di Asia-Pasifik sejak 2011. Bertumpu pada
thediplomat.com/2015/09/how-washington-can-
argumentasi realisme tersebut, maka
manage-sustainable-strategic-competition-with- china/, diakses pada 21 Desember 2017.
bagi Cina peningkatan kapabilitas militer
7 Zhiqun Zhu, US–China Relations in The 21st Century
merupakan upaya self defense untuk
Power Transition and Peace, (New York: Routledge, 2006), hlm. 167.
8 Ibid, hlm. 169.
Dinamika Major-Power Relation dan Pengaruhnya ... | Sony Iriawan | 43 Dinamika Major-Power Relation dan Pengaruhnya ... | Sony Iriawan | 43
stabilitas keamanan kawasan, Menteri yang tidak mudah, pemerintah Cina
Luar Negeri Cina Wang Yi menegaskan meningkatkan kemampuan A2/AD ( anti-
bahwa pembangunan kekuatan militer Access/area denial) capabilities-submarines
merupakan “self-defense facilities” untuk melalui instalasi ASCMs ( Anti-Ship Cruise
kepentingan keamanan nasional Cina, dan Missiles) atau ASBMs (Anti-ShipBallistic
tidak ada bentuk pelanggaran terhadap Missiles) yang telah dikembangkan sejak
hukum internasional. 11
tahun 2012. 9 Untuk memberikan efek Ditengah meningkatnya eskalasi
deterrence kepada AS, Cina menggelar konflik di LCS, AS di tahun 2015 mengambil SAMs ( Surface-to-Air Missiles) di pulau
langkah pencegahan dengan menambah Woody bagian dari kepulauan Paracels
jumlah armada di Pasifik, Armada 7 th , yang yang diklaim sejak lima dekade lalu. 10
bermarkas di Yokosuka. AS mendapat Kekuatan ekonomi yang dimiliki
tambahan beberapa kapal Battle-Surface Cina saat ini nampaknya berpengaruh
Shipp. Kemudian AS juga mengganti kapal terhadap kapabilitas militer. Dimana
induk USS George Washington dengan perwujudan geostrategi atas penguasaan
USS Ronald Reagan, mendatangkan kapal LCS, dilanjutkan dengan proyek reklamasi
perang perusak kawal rudal terbesar untuk tujuan militerisasi terhadap
USS Zumbwalt (DDG 1000). Kapal sejumlah karang dalam gugusan
perangproduksi Bath Iron Works seharga kepulauan Spartly. Peneguhan atas klaim
4 Miliyar USD, dilengkapi dengan senjata sepihak di LCS merupakan urgensitas yang
yang mampu menembak target dari terus diperjuangkan walaupun ditengah
jarak 100 mil, memiliki keunggulan yakni kecaman dan protes dunia internasional.
kemampuan 50 kali lebih sulit untuk Dengan ini, persaingan hegemoni
terdeteksi oleh radar. Sejumlah 143 awak di kawasan menjadi tujuan proyeksi
kapal terlatih juga turut disiagakan. kekuatan militer Cina. Ditegaskan dalam
Sebagai respons deklarasi Cina terhadap Defense White Paper (2008), Cina telah
ADIZ (Air Defense Identification Zone) atas mengeluarkan kebijakan pertahanan yang
wilayah perairan Senkaku/Diaoyu, yang bertumpu pada pentingnya penguasaan
mendapat protes keras dari pemerintah Blu Water Navy, guna mendukung
Jepang, AS kembali menempatkan dua proyeksi masa depan geostrategi Cina.
unit kapal perusak Aegis guna bersiaga Sebagai upaya menangkal persepsi dunia
di pangkalan Okinawa. Sejumlah 368.000
personel militer AS di Asia-Pasifik tetap
Tetsuo Kotani, “US -Japan Allied Maritime Strategy: Balancing the Rise of Maritime
11 Helen Davison, “South China Sea Dispute: Beijing China”, Strategic Japan, Center for Strategic and
Places missile launches on islang-as it happened”, International Studies, 2014, hlm. 1.
17 Febuari 2016, dalam http://www.theguardian. Thomas G. Mahnken, Asia in The Balance:
10
com/world/live/2016/feb/17south-china-sea- Transforming US Military Strategy in Asia,
disputes-bajing-Places-missile-launches-on-islang- (Washington: A Project of America Institute, 2012),
live, diakses pada 2 Juli 2017. hlm.7.
44 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2018, Volume 8 Nomor 2
Dinamika Major-Power Relation dan Pengaruhnya ... | Sony Iriawan | 45
dipertahankan. Di matra udara sejumlah 395 unit pesawat tempur generasi ke-5, F-35 dan F-22 dalam beberapa tahun ke
depan telah dipersiapkan. 12 Strategi Join
Entry Operation dan Air Sea Battle diadopsi guna melakukan reposisi pasukan yang bertujuan untuk mendukung penambahan kapal perang serta personil militer AS di Asia-Pasifik yang akan berlanjut hingga tahun 2020. 13
Rebalancing of Asia menjadi agenda global, dimana “deficit trust” sebagaimana yang terjadi di LCS, nuklir Korea Utara, dan tumpang tindih klaim ADIZ di Asia Timur menjadi faktor utama mendorog kehadiran AS. Asia-Pasifik sebagai “Pivot” area abad ke-21, memasuki era baru ketika dominasi militer AS tersebut, merupakan wujud containment strategy terhadap Cina di kawasan. Namun pemerintah Cina menilai, intervensi Pentagon terhadap konflik LCS akan sangat berdampak fatal bagi keamanan kawasan. Alih-alih memberikan jaminan keamanan untuk penyelesaian sengketa secara damai, justru akan meningkatkan eskalasi konflik, ketika AS dan Cina tidak mampu menahan diri dari tindakan provokatif. Pengambil keputusan di Cina menilai, Washington tengah merumuskan cara tentang bagaimana langkah-langkah komprehensif yang berlandaskan pada norma dan hukum internasional. Deficit
12 Jim Gramone, “Asia-Pacific Maritime Security Strategy”, 15 Febuari 2015, dalam http://www.
defense.gov/Portals/1/Documenst/pubs/NDAA%20 A-PMaritimeSecuityStrategy08142015-1300- FINALFORMAT.PDF, diakses pada 17 Maret 2017.
13 Chirs Mills, The United State Asia-Pacific Policy and the Rise of the Dragon, (Sidney: Australian Defense
College, 2015), hlm. 2.
trust yang ada justru membangun opini negatif Cina bahwa freedom of navigation, merupakan bentuk pemanfaatan terhadap isu konflik LCS guna menegaskan kembali dominasi AS di Asia-Pasifik. 14
Dengan demikian major-power relation, berada pada titik yang cukup mengkhawatirkan, balance of power menciptakan lingkungan strategis baru dimana kebangkitan Cina sama halnya dengan kebangkitan kembali realisme internasional. Realis memahami bahwa distribution of power baik AS maupun Cina telah menghantarkan pada struktur kekuasaan baru. Security dilemma menjelma sebagai dampak psikologis negara, ketika hegemoni AS mendapat tantangan serius dari kebangkitan Cina. Sebaliknya, status emerging power memaksa Beijing berpikir keras dalam memformulasikan strategi yang tepat guna memposisikan diri terhadap berbagai tekanan dari AS, seraya menghindari kesalahan yang justru menjadi “boomerang” bagi kepentingan Cina sendiri. Sebagaimana sejarah membuktikan bahwa power secara alamiah menentukan arah sifat politik internasional. Terbukti sejak awal perang dingin, struktur keamanan Asia-Pasifik berada di bawah dominasi AS, yang kemudian berperan sebagai mediator dalam setiap konflik, mendukung pemberlakuan norma regional, dan hukum internasional. Penggunaan kemampuan
14 Cui Liru, “Managing Strategic Competition Between China and the U.S”, 15 Juni 2016, dalam
http://www.chinausfocus.com/foreign policy/ managing strategic competition between china and- the us, diakses pada 21 Desember 2017.
ekonomi dan kapabilitas militer sebagai dimana perkembangan regionalisme jaminan atas penciptaan perdamaian dan
yang semakin mengarah pada integrasi stabilitas keamanan kawasan, berada
ekonomi negara-negara di kawasan, tidak pada tanggungjawabnya.
secara signifikan mencegah persaingan Tatanan kawasan Asia-Pasifik yang strategis yang berujung pada ancaman nyata terhadap perdamain dan stabilitas
memberikan keleluasaan bagi negara di
keamanan kawasan.
Asia untuk fokus terhadap pembangunan politik dan ekonomi merupakan komitmen politis, guna menjaga stabilitas
Donald Trump Era Baru hegemoniAS. 15 Mempertahankan Kepemimpinan Amerika Serikat di
dominasi strategis atas Asia-Pasifik
Asia-Pasifik
merupakan objek vital dimana AS hendak Kemenangan Donald Trump pada pemilu memastikan bahwa tidak ada pilihan lain
AS di awal tahun 2017 telah mengawali bagi setiap negara untuk berasa pada
era baru bagi kepemimpinan AS di kancah tatanan kawasan yang mengarah pada
global. Sebagai seorang politikus asal liberalisasi ekonomi, pemerintahan yang
partai Republik, Trump sejak awal masa demokratis, dan kepatuhan terhadap
kampanye telah menggarisbawahi Asia-
Pasifik sebagai tujuan utama politik merupakan salah satu negara Asia-Pasifik
hukum internasional yang berlaku. 16 Cina
global AS. Terlepas dari kebijakannya yang juga mendapatkan keuntungan
kontroversial keluar dari keanggotaan dari pemberlakuan mekanisme tersebut.
TPP (Trans Pacific Partnership), dan Sikap pesimistis semakin menyelimuti ditengah kekhawatiran dunia akan asumsi
perkembangan major-power relation, yang berkembang mengenai isolasionis
mengupayakan bentuk lain dimana AS, Trump tetap tidak mengubah arah AS mengakomodasi dan memberikan
kebijakan AS terhadap geopolitik di keleluasaan Cina guna berkontribusi lebih
Asia-Pasifik. Menteri Luar Negeri Rex terhadap tatanan kawasan, nampaknya
Tillerson menerangkan bahwa freedom juga tidak menjamin kepatuhan Cina
of navigation, dan Overflight terhadap terhadap struktur, norma dan hukum
wilayah LCS merupakan sesuatu internasional yang berlaku. Asia-Pasifik
yang absolute. AS berupaya menekan tengah mengalami kondisi yang sulit,
Cina untuk tidak lagi membatasi arus
15 John F. Kerry, “Nominee for Secretary of State,
pelayaran internasional di wilayah
Statement Before the Senate Committee on Foreign
tersebut dan tunduk pada ketetapan
Relations”, 24 Januari 2013, dalam http://www. hukum internasional. state.gov/secretary/remarks/2013/01/203455.htm, 17 Selain itu Trump
diakses pada 18 Desember 2017.
menegaskan untuk mempertahankan
Tom Donilon, “President Obama’s Asia Policy and Upcoming Trip to Asia”, White House, 15
17 Abraham M. Denmark, “Mattis Should Explain November 2012, dalam https://www.whitehouse.
Trump’s AsiaPacific Strategy, if One Exists”, 1 Juni gov/the press office/2012/11/15/remarksnational-
2017, dalam http://foreignpolicy.com/2017/06/01/ security advisor tom donilon prepared delivery,
mattis should explain trumps asia pacific strategy if- diakses pada 21 Desember 2017.
one exists/, diakses pada 8 Desember 2017.
46 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2018, Volume 8 Nomor 2 46 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2018, Volume 8 Nomor 2
apakah “liberal international postwar serta mempertahankan dominasi militer
order” yang telah sejauh ini mengawali AS di Asia-Pasifik. 18
kepemimpinan AS di Asia–Pasifik akan tetap dipertahankan. 21
Dibawah pemeritahan Trump, setidaknya ada tiga langkah kebijakan
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson AS di Asia, pertama dengan pendekatan
menyatakan,“strategic patience” dengan bilateral, AS akan secara serius menangani
hanya menekankan mekanisme diplomasi persaingan strategis dengan Cina di
multilateral terbukti tidak cukup efektif banyak isu. Kedua, dukungan terhadap
dalam meredam eskalasi konflik di aliansi diperkuat guna mengamankan
kawasan. AS dibawah pemerintah kepentingan AS. Ketiga, mereformasi
Trump telah menegaskan bahwa pre- agenda Rebalancing of Asia yang semasa
emptive strike dan defensive intervention pemerintahan Obama bahwa “liberal
akan sangat dimungkinkan menjadi international postwar order” dianggap
pertimbangan strategis Trump untuk belum sepenuhnya kembali meneguhkan
keamanan Asia-Pasifik. Hal tersebut supermasi AS. 19 Menteri Pertahanan
merupakan bentuk ketegasan AS AS James N. Mattis, dalam pertemuan
terhadap perkembangan nuklir Korea Utara. Shangri -La Dialogue menegaskan bahwa 22 Beberapakali telah melakukan uji pendekatan Washington terhadap Asia-
coba perlucutan senjata nuklir, merupakan Pasifik juga tertuju pada penekanan
realitas bahwa menghentikan Pyongyang mekanisme perdagangan bilateral tidak cukup hanya dengan hukum dimana hal ini sejalan dengan kebijakan
internasional. Aliansi Washington, Tokyo, AS keluar dari keanggotaan TPP. Hal ini
Seoul harus kembali mempertimbangkan yang nampaknya menimbulkan hambatan
strategi denuklirisasi Korea Utara, khususnya negara-negara di kawasan,
termasuk lakukan pendekatan diplomasi dimana ketiadaan AS dalam integrasi
bilateral Trump dan Kim Joung Un. 23 High- ekonomi akan sangat mempengaruhi
level diplomacy menjadi langkah yang keberlangsungan ekonomi kawasan. 20 harusditempuh Trump guna mendorong
Fenomena tersebut mengantarkan peran aktif Xi Jinping, dimana selama ini
Beijing selalu menjadi tumpuan diplomasi
Leszek Buszynski, “Why is the South China Sea so important to the U.S.?”, Australian National
Pyongyang ketika mendapatkan sanksi
University, 18 Januari 2017, dalam https://www.upi. com/Top_News/Voices/2017/01/18/Why is the South-
21 Ibid, hlm. 7.
China Sea so important to the US/5761484751063/, 22 Matt Rivers dan Joshua Berlinger, “Tillerson diakses pada 8 Desember 2017.
Promises New Policy on North Korea After 19 Ashley Townshend, America First: US Asia Policy
‘20 Years of a Failed Approach’”, 2 April 2017, under President Trump, (Sydney: University of
dalam http://edition.cnn.com/2017/03/16/politics/ Sydney United States Studies Centre, 2017), hlm.2.
tillerson-japan-north-korea, dalam Giuseppe 20 Chia-yi Lee & Su-Hyun Lee, “The Trump Era And
Spatafora, “Trump’s Foreign Policy in Asia”, Istituto The Trade Architecture In The Asia Pacific”, RSIS
Affari Internazionali”, 2017, hlm. 4. Policy Report, 2017, hlm. 6.
23 Ibid, hlm. 5.
Dinamika Major-Power Relation dan Pengaruhnya ... | Sony Iriawan | 47 Dinamika Major-Power Relation dan Pengaruhnya ... | Sony Iriawan | 47
dan deterrence. Pentagon menegaskan pertimbangan politis Cina guna bahwa pengembangan teknologi kapal menghentikan progam pengembangan
perang, dan aircraft menjadi pilihan guna senjata nuklir Korea Utara. 24 menjaga dominasi militer AS di Asia-
Kebijakan kontroversial Trump, Pasifik. Kepala Senat Komite Angkatan
Bersenjata AS John McCain, menjelaskan kembali dilakukan dengan menemui
kebijakan terkait pengembangan 350 Tsai Ing-wen Presiden Taiwan untuk
kapal perang merupakan bentuk realisasi meningkatkan
bilateral strategic parthership. 25 terhadap “janji” kampanye Trump selama Pemerintahan Trump pemilu. Propaganda dominasi militer AS
melihat bahwa pendekatan ideologis terhadap “Pivotal” area bertujuan untuk
yang mendasari hubungan diplomatik melancarkan strategi deterrenceterhadap
AS-Taiwan merupakan basis utama aktivitas militer Cina terutama di LCS. 27
geostrategi AS dalam membendung perluasan pengaruh Cina di Asia-Pasifik.
Prioritas Trump terhadap isu- Komitmen AS atas jaminan keamanan
isu ancaman kemanan di Asia-Pasifik terhadap Taiwan diwujudkan melaui
yang berdampak terhadap stabilitas perluasan kerjasama pertahanan hegemoni kawasan telah sedikit seperti transfer of technology, penjualan
menggeser perhatian AS terhadap alutsista, pertukaran perwira, hingga
peran institusi regional seperti ASEAN. latihan bersama. 26 Mengawali kebijakan
Trump sebaliknya, lebih menekankan pertahanan AS, Trump melihat bahwa
pada dialog-dialog bilateral dalam trends pembangunan kekuatan negara-
menyelesaikan permasalahan yang negara di Asia-Pasifik memaksa AS
berkembang di kawasan. Beberapa meningkatkan anggaran pertahanan
pejabat senior AS menilai bahwa kebijakan negara mencapai 54 Triliun USD pada
Trump tersebut akan mempengaruhi tahun 2018 mendatang. Dengan besarnya
tingkat ketergantungan negara-negara jumlah anggaran tersebut, AS tentunya
berkembang kepada AS. Dimana selama mampu menopang kebijakan military
ini AS merupakan tujuan utama bagi setiap institusi kawasan termasuk ASEAN. balancing dengan menekankan pada 28
27 Ibid, hlm. 7. Baca lebih lanjut pada Senator 24 Orville Schell, Susan L. Shirk dan Chairs, US
John McCain, “Restoring American Power,” Policy Toward China: Recommendation for a New
SenateArmed Services Committee, 16 Januari Administration,(UC SanDiego: Asia Society Center
2017, dalam https://www.mccain.senate.gov/ U.S-China Relation, 2017), hlm.11.
public/_cache/files/25bff0ec-481e-466a-843f- 25 Amy B. Wang, Emily Rauhala, dan William 68ba5619e6d8/restoring-american power-7.pdf,
Wan, “Why People Are Making Such a Big Deal
diakses pada 8 Januari 2018.
About the Trump- Taiwan Call,” 5 December 28 Ashley Townshend, op.cit, 2017 hlm.7. Lihat, 2016, TheWashington Post, dalam https://
Mike Pompeo, “Failed to go beyond reaffirming www.washingtonpost.com/news/worldviews/
US alliances and advocating freedom of wp/2016/12/05/why-people, diakses pada 4 Januari
navigation manoeuvres in his South China Sea”, 2018.
House Resolution 830, 114th Congress, 13 Juli 26 Ashley Townshend, op.cit, hlm. 3. 2016, dalam https://www.congress.gov/bill/114th-
congress/house-resolution/830/text, diakses pada 48 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2018, Volume 8 Nomor 2
Pentingnya akan keberadaan ditambah dengan sikap konfrontatif AS dalam forum-forum regional tetap
Cina di beberapa isu strategis, semakin dibutuhkan, sebagaimana joint statement
menggiring major-power relation pada antara Trump dan Presiden Jepang
kondisi yang tidak menentu. Fenomena Shinzo Abe mengenai pentingnya
inter-connectivity dan interdependence mempertahankan institusi regional yang
terhadap mekanisme pasar, perdagangan mendasari kepentingan AS terhadap
dan investasi, sebagai respons terhadap pembentukan kembali tantanan di
globalisasi menjadi fokus utama Cina, kawasan Asia-Pasifik. Mengawali era
dimana ekonomi sangat mempengaruhi kepemimpin Trump, permasalahan kebijakan kemanan Cina di kawasan. 30 seperti peacekeeping, non-proliferation,
Cina pada tahun 2015 berhasil menjadi human rights, climate change, global
negara eksportir terbesar dunia dengan health, maritime domain dan seterusnya,
jumlah 2,14 milyar USD. Perluasan pasar nampaknya belum menjadi fokus utama
Cina juga menyasar kepada AS, yang juga AS. Beberapa pakar menilai bahwa
merupakan negara konsumen terbesar dengan hanya menekankan pada
di dunia. Kebijakan proteksionisme AS, bilateral engagement terhadap isu-isu
tentunya akan sangat berpengaruh konvensional yang dianggap mengancam
terhadap kemajuan perekonomian Cina bagi hegemoni AS di kawasan telah
yang merupakan negara dengan total melahirkan kembali neo-isolasionisme
perdagangan terbesar di dunia. 31
AS di era kontemporer. 29 Hal tersebut
Meningkatnya angka pengangguran seolah mengesampingkan eksistensi AS
dan defisit perdagangan, menjadi terhadap institusi regional, dimana hal
penyebab utama mengapa Trump tersebut terbukti berpengaruh terhadap
memproteksi perekonomian AS. “building trust” yang selama satu dekade
Disamping itu, kebijakan tersebut belakangan ini menjadi fokus utama
juga merupakan bentuk kekhawatiran pemerintahan Obama.
pemerintahan Trump dalam melihat kemajuan perekonomian Cina. Dibawah
Proteksionisme AS Respons
pengaruh partai Republik, Trump
Kemajuan Ekonomi Cina
membangun opini bahwa layaknya sebuah peperangan ekonomi, urgensi
Kebangkitan ekonomi Cina telah yang dihadapi AS saat ini adalah
mengahadirkan dilema tersendiri bagi bagaimana caranya menekan gerak maju
AS. Dalam merumuskan kebijakan
30 Jeffrey A. Bader,” A Framework for U.S. Policy
yang koheren dan efektif dalam
toward China, Foreign Policy at Brookings”, 2016,
merestrukturisasi sistem ekonomi hlm. 5.
31 dan perdagangan global. Tidak hanya Tim Wallace, “Trump’s trade plans could knock
China’s rise to riches off course”,18 Febuari
itu, kebijakan kontroversial Trump
2017, dalam http://www.telegraph.co.uk/ business/2017/02/18/trumps trade plans could-
21 Desember 2017. knock chinas rise riches course, diakses pada 8 29 Ibid, hlm. 8.
Januari 2018.
Dinamika Major-Power Relation dan Pengaruhnya ... | Sony Iriawan | 49 Dinamika Major-Power Relation dan Pengaruhnya ... | Sony Iriawan | 49
dimiliki saat ini, secara otomatis Cina memprediksikan, proteksi ekonomi akan
selalu menjadi mitra dagang utama bagi dilakukan dengan menekan lebih dari 50%
setiap negara, tujuan ekspor terbesar, barangimpor, dan memberikan peluang
dan negara dengan penanaman modal kembali pada perusahaan-perusahaan
asing yang tersebar hampir diseluruh domestik AS. Dengan kebijakan tersebut
negara-negara Asia. Keuntungan keuntungan perdagangan sejak tahun
geografis dimana Cina berbatasan 2004 dinikmati oleh Cina akan menurun
langsung baik di daratan dengan negara- drastis. 32 Dengan pencapaian sebesar
negara Asia Tengah dan maritim dengan 161.6 Triliun USD di tahun 2015, telah
negara Pasifik Timur dan AsiaTenggara, menggambarkan betapa pentingnya AS
diwujudkan dengan membangun inisiatif sebagai basis pasar bagi Cina, sebaliknya
Maritime Silk Roads. Pencanangan AS juga mengandalkan Cina dalam
tersebut merupakan keinginan Cina guna pembelian aset berbasis Dollar dan
mewujudkan platform kerjasama maritim pinjaman hutang mencapai 1,115 Triliun
secara menyeluruh yang melibatkan USD hingga Oktober 2016. 33 negara lainnya seperti Thailand, India, Pakistan, hingga sebagian negara
Dalam kondisi tertentu, Timur Tengah dan Afrika Utara. Dengan
proteksionisme perdagangan yang
ekstrim akan memperburuk masalah yang blue partnership, blue
mempromosikan
ada dan menyebabkan munculnya kembali economic, maritime safety, blue engine dan
tekanan deflasi bagi Cina. Cepat atau maritime shipping Presiden Cina Xi Jinping meyakini bahwa Maritime Silk Roads
lambat hal tersebut akan mempengaruhi akan menjadi model integrasi maritim
pertumbuhan ekspor Cina. Tidak hanya Cina, kapasitas produksi yang signifikan di abad ke-21 untuk pembangunan yang
berkelanjutan. 36 Selain itu, Cina juga juga akan menghadirkan era baru “depresi
melanjutkan inisiatif OBOR ekonomi” bagi negara lainnya yang
(One Belt, One terikat kerjasama perdagangan dengan
Road), dengan ini Cina mencoba menggali
potensi guna memenuhi aspek mendasar AS. Namun proteksionisme ekonomi,
di bidang ekonomi, politik budaya dan perlu diimbangi dengan proyeksi
strategi. Secara khusus inisiatif tersebut kebijakan ekonomi ditingkat makro guna
akan menghantarkan peluang baru mengantisipasi lonjakan perekonomian
bagi Cina untuk membuka investasi Cina, serta mempertahankan penguasaan
terhadap kebutuhan peningkatan akses “aset” strategis perekonomian AS di
35 tingkat global. infrastruktur darat maupun laut yang
32 Phidel Vineles, “US-China Economic Ties Under Trump:Need for More Balance”, RSIS 36 PTI, China Unveils Maritime Silk Road Plans,
Commentary,No. 66, 2017, hlm. 2. Economic Times, 20 Juni 2017, dalam http://m.
economictimes.com/news/defese/china-unveils- Ibid, hlm.2. 34 Tim Wallace, op.cit.
maritime-silk-road plans/articleshow/59238384. 35 Phidel Vineles, op.cit.
cms, diakses pada 22 Desember 2017.
50 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2018, Volume 8 Nomor 2 50 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2018, Volume 8 Nomor 2
peluang investasi di masa depan. Art hingga Afrika. 37 Hogan seoarang analis pada Wunderlich
Kebutuhan akan saling- Securities, menyatakan bahwa Trump
ketergantungan dan saling- “trade wars”, dimana
telah mempelopori
kondisi tersebut menentukan eksistensi keterhubungan antar negara di era
AS di Asia-Pasifik.
globalisasi mendorong Cina untuk
lebih berperan aktif guna menunjukan eksistensinya di tengah konstelasi politik
Pengaruh Major-Power Relation
yang berlangsung di kawasan Asia-
terhadap Tatanan Regional Asia-
Pasifik. Upaya menuju integrasi ekonomi
Pasifik
layaknya momentum bagi Cina untuk Terlepas dari persaingan strategis yang tidak hanya sekedar meraih keuntungan
mendominasi dinamika Major-power akan perluasan pasar, namun juga sebagai
relation, AS-Cina pada kenyataannya ajang pembuktian bahwa Cina dengan
juga menjalin mutual-cooperation yang kemampuan yang ada mampu menopang
saling menguntungkan. Dalam beberapa dan memberikan pengaruh signifikan
hal, major-power relation berada pada terhadap pertumbuhan perekonomian
ambiguitas terntentu, dimana kerjasama kawasan. Menurut data statistik yang
dan kompetisi hampir berlangsung ada, investasi Cina mencapai 170 milyar
pada saat yang bersamaan. Namun USD dan meningkat 44,1% atau sekitar
yang menjadi catatan penting dalam 235 Miliar USD di tahun 2016. Pencapaian
melihat realitas tersebut adalah ketika tersebut menjadi langkah konkrit yang
common interest di beberapa bidang diperjuangkan Cina ditengah lesunya
seperti pemanasan global, isu nuklir Iran,
pembangunan global, military-to-military “mesin” penggerak ekonomi yang tidak
perekonomian global. 38 Layaknya sebuah
communication, HAM, peacekeeping dapat dihentikan, maka proteksionisme
operation, global war on terror, tidak dianggap sebagai satu-satunya jalan keluar
terjadi pada permasalahan sesungguhnya dalam merespons pertumbuhan ekonomi
seperti konflik LCS, nuklir Korea Utara, Cina. 39 Mendapat tekanan keras dari
Taiwan , dan military projection di publik AS sendiri, Trump juga menyadari
kasawan. 41
akan risiko bahwa proteksionisme yang
37 Shen Yamei,”Strengthening Regional Order in 40 the Asia- Pacific: An Analysis of China Japan US Steve Liesman, “Trump’s Protectionism Biggest Threat to US Economy’s Growth, CNBC
Perspectives”,26 Juli 2017, dalam http://www.ciis. Fed Survey Respondents Say”, CNBC Fed org.cn/english/2016 08/19/content_8975495.htm.
Survey, 31 Januari 2017, dalamhttps://www.cnbc. Irene Chan dan Li Mingjiang, “China’s rise and
role in the Asia- Pacific”, 1 Juni 2017, dalamhttp:// com/2017/01/30/trumps protectionism biggest- threat to us economys growth cnbc fed survey-
www.straitstimes.com/opinion/chinas rise and role- in the asia pacific, diakses pada 23 Desember 2017. respondents say.html, diakses pada 22 Desember
Ibid, hlm. 9. 41 Orville Schell, et all, op cit, hlm. 31.
Dinamika Major-Power Relation dan Pengaruhnya ... | Sony Iriawan | 51
Pertemuan bilateral Barack Obama liberal international postwar order tidak dan Xi Jinping akhir tahun 2014, tidak
lagi sepenuhnya dapat menjamin Cina secara signifikan membangun mutual-
untuk tunduk dalam tatanan regional trust yang diharapkan bagi pembentukan
dibawah dominasi AS. Adapun tatanan kembali tatakelola kawasan. Rivalitas
regional Asia-Pasifik juga dihadapkan antar keduanya menjadi hambatan besar
pada transformasi yang “unik”, ketika dalam mewujudkan kembali komitmen
paradigma regionalisme yang terus mencapai perdamaian, stabilitas mengarahkan pada perkembangan keamanan bagi kesejahteraan Asia-
integrasi ekonomi kawasan, secara Pasifik. Layaknya sebuah konsekuensi
bersama juga menyaksikan intensitas logis, hadirnya Cina sebagai emerging
konflik yang cukup tinggi. Dengan demikian power tentu berdampak politis bagi
major-power relation telah melahirkan perkembangan major-power relation,
sebuah paradoks bagi tatanan regional dan pengaruhnya terhadap Asia-Pasifik.
Asia-Pasifik. Dikatakan paradoks karena Terlebih liberal international postwar
persaingan strategis antara AS-Cina yang order, yang selama ini berada dibawah
berujung pada peningkatan intensitas kepemimpinan tunggal AS dianggap
konflik, juga diiringi dengan komitmen ke tidak dapat mengakomodir kebangkitan
dua negara tersebut terhadap stabilitas Cina. 42 Gordon Chang seorang kolumnis
keamanan kawasan seperti yang tertuang Amerika Serikat keturunan Cina, dalam
dalam ADMM (ASEAN Defense Ministerial karyanya The Coming Collapse of China,
Meeting) ADMM+, ARF (ASEAN Regional menyatakan bahwa kebangikitan Forum), EAS (East Asia Summit) dan Cina telah menghadirkan pertanyaan
Shangri-La Dialogue.
mendasar mengenai apakah fenomena Skema balance of power dalam
tersebut sama artinya dengan kejatuhan beberapa isu-isu tertentu menjadi
AS? Selanjutnya apakah tatanan regional bentuk lain daripada karekteristik
yang berlaku saat ini mampu melandasi tatanan regional Asia-Pasifik, khususnya transisi kekuasan dimana supremasi
ketika menggambarkan persaingan Washington akan jatuh ke Beijing? 43
strategis yang terjadi antara AS-Cina. Dalam pandangan realisme, kedua
John Mearsheimer seorang tokoh realis pertanyaan tersebut lebih meggambarkan
menyatakan, berada pada posisi yang sikap pesimistis yang muncul ketika
setara dengan AS, jelas merupakan
ancaman terhadap status quo, dimana
42
Takashi Inoguchi dan Paul Bacon,”Empire, Hierarchy, and Hegemony: American Grand
Cina sangat berpotensi menjadi
Strategy and the Construction of Order In the
penghalang bagi kepentingan AS dan
Asia-Pacific”, International Relations of the Asia- Pacific, Vol.5, No 2, 2005, hlm. 120. 44 aliansinya di Asia-Pasifik. Sampai dengan
43 Alexander L. Vuving, What Regional Order for the 44 John Mearsheimer, “Maintain U.S. Dominance Asia-Pacific?China’s Rise, Primacy Competition,and
in The Western Hemisphere and Prevent China Inclusive Leadership, (Honolulu: Asia-Pacific Center
from Achieving Regional Hegemony in Asia, 21 for Security Studies, 2012), hlm. 214.
Agustus 2015, dalam http://nationalinterest.org/
52 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2018, Volume 8 Nomor 2
Dinamika Major-Power Relation dan Pengaruhnya ... | Sony Iriawan | 53
terpilihnya Trump sebagai Presiden AS, komitmen bilateral defense alliance, Jepang dan Korea Selatan tetap menjadi “pilar” koersif diplomasi AS. Dengan ini kehadiran militer AS tidak hanya menjadi “payung” keamanan terhadap ancaman nuklir Korea Utara, namun strategi deterrence yang bertujuan untuk mengawal kepemimpinan AS
atas Asia-Pasifik. 45 Major-power relation
yang ditandai dengan kompetisi atas penguasaan geografis seperti yang terjadi pada konflik LCS, serta peningkatan kapabilitas militer, telah menggambarkan aktualisasi dari skema balance of power.
Sampai pada saat ini, hegemoni AS tetap tidak terbantahkan, namun disaat yang bersamaan belum didapati satupun formulasi yang menjamin masa depan pembentukan kembali tatanan regional Asia-Pasifik. Berkaca pada dinamika major- power relation, terdapat dua elemen mendasar yang harus dipahami, pertama kebangkitan Cina tentu menginginkan terwujudnya “shared regional leadership” sebagai “prototype” baru terhadap tatanan regional Asia-Pasifik. Namun upaya tersebut pada kenyataan bersinggungan dengan eksistensi hegemoni AS. Kedua, permasalahan yang ada tersebut pada akhirnya menjadi tantangan serius bagi stabilitas keamanan Asia-Pasifik, ketika security dilemma telah “menyelimuti”
seluruh interaksi antara AS dan Cina. 46
Sebagai jalan tengah, komitmen AS tetap mengedepankan penciptaan feature/we asked john mearsheimer whatshould be-
the purpose 13642, diakses pada 8 Desember 2017. 45 Jeffrey A. Bader, op.cit, 2016, hlm.12.
46 Alexander L. Vuving, op cit, 2012, hlm.222.
tatanan kawasan yang lebih bersifat inklusif dimana permasalahan stabilitas keamanan Asia-Pasifik telah sewajarnya menjadi tanggungjawab bersama melalui mekanisme institusi regional. 47
Namun layaknya sebuah dualisme, disamping melalui mekanisme institusi regional, major-power relation mengharuskan AS mengambil langkah preventive dengan melakukan direct diplomacy, kepada seuruh “stakeholders” di kawasan termasuk Australia, India, Korea Selatan, Jepang, ASEAN dan Cina. Dualisme tersebut meupakan bargaining tools dalam meyakinkan para “stakeholders” terhadap pembentukan kembali tatanan regional yang stabil dibawah naungan hegemoni AS. Langkah tersebut merupakan bentuk kesadaran AS bahwasanya insitusi regional tidak memiliki kapasitias yang cukup dan legally binding yang sepenuhnya dapat mengikat perilaku negara untuk berada dibawah legalitas hukum dan norma regional
yang telah disepakati. 48 Seluruh pihak sepakat jika terciptanya perdamaian dan keamanan Asia-Pasifik merupakan kepentingan bersama, namun upaya tersebut tidak terlepas dari kepentingan
AS yaitu stabilitas hegemoni. 49 Hal tersebut menunjukan bahwa tatanan regional Asia-Pasifik sekarang ini, memiliki
47 Andrew Browne, “Can China Be Contained?” The Wall Street Journal online, 12 Juni 2015, dalam
https://www.wsj.com/articles/can-china-be- contained-1434118534, diakses pada 21 Juli 2016.
48 Jeffrey A. Bader, op.cit, 2016, hlm. 12. 49 Jean Pierre Lehmann, “Phasing out the US
(dis)order in the Asia Pacific”, East Asia Forum,
8 Juni 2017, dalam http://www.eastasiaforum. org/2017/06/08/phasing out the us disorder in the- asia pacific/.
keterbatasan ketika upaya menciptakan LCS contohnya menciptakan “ruang” stabilitas keamanan kawasan, juga
bagi Cina guna mempertayakan kembali menuntut agenda global yaitu transisi
legitimasi AS sebagai “penjamin” stabilitas kepemimpinan Washington terhadap
keamanan kawasan. Major-power relation Beijing.
mendorong fragmentasi politik dimana pentingnya penataan kembali terhadap
Kondisi tersebut menjadi bukti
bahwa persaingan strategis AS-Cina telah Bargaining power pada
tatanan regional.
akhirnya menjadi cara tentang bagaimana menciptakan esklusivitas tersendiri bagi
tatanan regional di Asia-Pasifik, dimana memperlihatkan perdebatan yang berlangsung antara hegemoni AS dan
power menjadi alternatif utama bagi ke Cina sebagai emerging power.
dua negara, untuk saling menancapkan pengaruh atas kawasan Asia-Pasifik. Brig Arun Sahgal profesor sekaligus pengamat
Kesimpulan
politik internasional pada Delhi Policy Pengaruh dinamika major-power relation Group, dalam paparannya yang bertajuk yang berlangsung dalam dua dekade Asia– Pacific Regional Order: Strategic terakhir ini telah memunculkan persepsi Flux To Mutual Restraint, menyatakan yang beragam tentang bagaimana bahwa hubungan AS-Cina dalam dua mengupayakan kembali pembentukan dekade terakhir ini mengarah pada tatanan regional di Asia-Pasifik. Pertama distribution of power yang tidak menutup tatanan regional Asia-Pasifik yang berbasis kemungkinan akan kembali menginisiasi pada liberal international postwar order terbentuknya “geopolitical realism”di
50 kawasan. sejak berlangsungnya awal Perang Dingin, Sebagaimana disinggung di dianggap sudah tidak lagi menjamin Cina
awal, kompleksitas tantangan terletak untuk tunduk dibawah dominasi AS. pada disorientasi major-power relation Sikap kontra-produktif Cina terhadap yang bermuara pada konflik kepentingan kepentingan AS di kawasan, ditambah AS-Cina di kawasan. AS menyadari bahwa tindakan provokatif di wilayah sengketa berada pada status-quo tidaklah berarti LCS, berdampak buruk terhadap proses terlepas dari pelemahan progresifitas perdamaian dan stabilitas keamanan hegemoni.Hal ini mengingat akan upaya kawasan. Hal tersebut menunjukkan Cina dalam memanfaatkan peluang bahwa major-power relation, memiliki geopolitik menuju “ neo-Asian order” keterbatasan ketika upaya menciptakan dimana sentralistik kepemimpinan Asia-
51 stabilitas keamanan kawasan, juga Pasifik berpihak kepada Beijing. Konflik
menuntut agenda global yaitu transisi
50 Lihat lebih lanjut Brig Arun Sahgal, “Asia– Pacific Regional Order: Strategic Flux To Mutual
kepemimpinan Washington terhadap
Restraint”, Delhi Policy Group, http://www.
Beijing.
delhipolicygroup.org/uploads_dpg/publication_file/ remarks-at-primakov-reading-russia-1037.pdf , hlm.
Kedua, berada pada posisi yang
4. 51 Ibid, hlm. 11.
cukup mengkhawatirkan, secara tidak
54 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2018, Volume 8 Nomor 2
langsung persaingan strategis AS-Cina telah mengadopsi skema balance of power sebagai karekteristik lain dari tatanan regional Asia-Pasifik. Dibawah pemerintah Trump, AS telah menegaskan bahwa pre-emptive strike dan defensive intervention akan sangat dimungkinkan menjadi pertimbangan kebijakan strategis Trump untuk kemanan di Asia-Pasifik. Adapun tuntutan Cina akan terwujudnya “shared regional leadership” sebagai “prototype” bagi tatanan regional Asia- Pasifik pada kenyataan bersinggungan dengan eksistensi hegemoni AS. Berada pada posisi yang setara dengan Cina, jelas merupakan ancaman terhadap status quo. Hal tersebut justru akan melemahkan bargaining position AS sebagai negara adidaya tunggal dunia. Dengan demikian, kompleksitas permasalahan tersebut menjadi bukti bahwa major-power relation telah menciptakan eksklusivitas tersendiri bagi tatanan regional di Asia-Pasifik, ketika hegemoni AS harus berhadapan dengan fenomena kebangkitan Cina yang mengarah pada pergeseran geopolitik menuju sentralistik kepemimpinan Asia- Pasifik.
Dinamika Major-Power Relation dan Pengaruhnya ... | Sony Iriawan | 55
Daftar Pustaka
Construction of Order In the Asia- Pacific”. International Relations of the
Buku
Asia-Pacific. Vol. 5. No. 2. Cronin, Patrick M.2013. “Power and Order
Kotani, Tetsuo. 2014. “US -Japan Allied in the South China Sea : A Strategic
Maritime Strategy: Balancing the Rise Framework for U.S. Policy”. USA:
of Maritime China”. Strategic Japan. Center for a New American Security
Center for Strategic and International (CNAS).
Studies.
Dormandy, Xenia dan Rory Kinane. 2014. Lee, Chia-yi dan Su-Hyun Lee. 2017. “The “Asia-Pacific Security A Changing
Trump Era And The Trade Architecture Role for the United States”. Chatham
In The Asia Pacific”. RSIS Policy Report. House Report: The Royal Institute of
International Affairs. Orville Schell, Susan L. Shirk dan Chairs. 2017. US Policy Toward China: Recommendation
Mills, Chris. 2015. The United State Asia-Pacific For A New Administration. UC San Policy and the Rise of The Dragon.
Diego: Asia Society Center U.S-China Sydney: Australian Defense College.
Relation.
Mahnken, Thomas G. 2012. Asia in The Balance: Vineles, Phidel. 2017. “US-China Economic Ties Transforming US Military Strategy in
Under Trump: Need for More Balance”. Asia. Washington: A Project of America
RSIS Commentary.No. 066. Institute.
Townshend, Ashley. 2017. America first: US Asia policy under President Trump.
Website
Sydney: University of Sydney United Buszynski, Leszek, “Why is the South States Studies Centre.
China Sea so important to the U.S.?”, Vuving, Alexander L. 2012. “What Regional
Australian National University, 18 Order for the Asia-Pacific? China’s Rise,
Januari 2017, dalam https://www.upi. Primacy Competition, and Inclusive
com/Top_News/Voices/2017/01/18/Why- Leadership”. Honolulu: Asia-Pacific
is the South China Sea so important to- Center for Security Studies.
the US/5761484751063/, diakses pada 8 Desember 2017.
Yahuda, Michael. 2004. The International Politics of the Asia-Pacific. New York:
Browne, Andrew, “Can China Be Contained?” Routdledge Curzon.
The Wall Street Journal online, 12 Juni 2015, dalam https://www.
Zhiqun Zhu. 2006. US–China Relations in The 21st Century Power Transition and Peace. wsj.com/articles/can-china-be-
contained-1434118534, diakses pada 21 New York: Routledge.
Juli 2016. Chan, Irene dan Li Mingjiang, “China’s rise
Jurnal
and role in the Asia- Pacific”, 1 Juni 2017, dalam
http://www.straitstimes.com/ Bader, Jeffrey A. 2016. A Framework for U.S. Policy toward China. Journal Foreign opinion/chinas rise and role in the asia-
pacific, diakses pada 23 Desember 2017. Policy at Brooking Institute.
Donilon, Tom, “President Obama’s Asia Hagiwara, Yoko. 2006. “U.S. European Policies Policy and Upcoming Trip to Asia”, Toward China Amid Its Economic and White House, 15 November 2012, dalam Political Rise”. Tokyo Economic Review.
https://www.whitehouse.gov/the- Vol 1. No.10.
press office/2012/11/15/remarksnational- Inoguchi, Takashi dan Paul Bacon. 2005.
security advisor tom donilon prepared- ”Empire, Hierarchy, and Hegemony:
delivery, diakses pada 21 Desember American Grand Strategy and the
56 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2018, Volume 8 Nomor 2
Denmark, Abraham M,“Mattis Should Explain Lehmann, Jean Pierre,“Phasing out the US Trump’s AsiaPacific Strategy, if One
(dis)order in the Asia Pacific”, East Asia Exists”, 1 Juni 2017, dalam http://
Forum, 8 Juni 2017, dalam http://www. foreignpolicy.com/2017/06/01/mattis-
eastasiaforum.org/2017/06/08/phasing- should explain trumps asia pacific-
out the us disorder in the asia pacific/, strategy if one exists/, diakses pada 8
diakses pada 22 Januari 2018. Desember 2017.
McCain, John, “Restoring American Power,” Daly, Robert,“How Washington Can Manage
SenateArmed Services Committee, Sustainable Strategic Competition With
16 Januari 2017, dalamhttps://www. China”, The Diplomat, 22 September
mccain.senate.gov/public/_cache/ 2015, dalam http://thediplomat.
files/25bff0ec-481e-466a-843f- com/2015/09/how-washington-
68ba5619e6d8/restoring-american can-manage-sustainable-strategic-
power-7.pdf, diakses pada 8 Januari competition-with-china/, diakses pada
21 Desember 2017. Mearsheimer, John. “Maintain U.S.
Davison, Helen, “South China Sea Dispute: Dominance in The Western Hemisphere Beijing Places missile launches on
and Prevent China from Achieving island-as it happened”, 17 Febuari 2016,
Regional Hegemony in Asia, 21 Agustus dalam http://www.theguardian.com/
2015, dalam http://nationalinterest.org/ world/live/2016/feb/17south-china-
feature/we asked john mearsheimer- sea-disputes-bajing-Places-missile-
whatshould be the purpose 13642, launches-on-islang-live, diakses pada 2
diakses pada 8 Desember 2017. Juli 2017.
Pompeo, Mike, “Failed to go beyond Gramone, Jim, “Asia-Pacific Maritime Security
reaffirming US alliances and advocating Strategy”, dalam 15 Febuari 2015, freedom of navigation manoeuvres in
http://www.defense.gov/Portals/1/ his South China Sea”, House Resolution Documenst/pubs/NDAA%20A-PMari
830, 114th Congress, 13 Juli 2016, dalam timeSecuityStrategy08142015-1300-
https://www.congress.gov/bill/114th- FINALFORMAT.PDF, diakses pada 17