Kesesuaian Lahan untuk Arahan Pengembangan Pemukiman Daerah Sarimukti dan Sekitarnya
NATURAL B, Vol. 3, No. 2, Oktober 2015
Kesesuaian Lahan untuk Arahan Pengembangan Pemukiman
Daerah Sarimukti dan Sekitarnya
1)* 2) 1)Nandian Mareta , Andrie Al Kautsar
2)UPT. BIKK Karangsambung Kebumen, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Pusat Penelitian Geoteknologi, Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia (LIPI), Bandung
Diterima 13 April 2015, direvisi 25 Maret 2014
ABSTRAK
Sarimukti dan sekitarnya secara administratif berada di Kecamatan Rajamandala, Kabupaten
Bandung, Propinsi Jawa Barat. Daerah ini menarik dijadikan objek penelitian karena menjadi tempat
Pembuangan Akhir (TPA) yang menampung sampah dalam skala besar dari Kota Bandung. Pertambahan
penduduk yang begitu cepat terutama di daerah Sarimukti dan sekitarnya (Bandung Barat) memerlukan
pengembangan pemukiman yang tepat di wilayah tersebut. Analisis kesesuaian lahan dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui persebaran wilayah untuk pengembangan pemukimannya. Metode yang
dilakukan berupa inventaris data-data primer meliputi data geologi dan morfologi. Setelah itu dilakukan
pembobotan dengan mempertimbangkan faktor yang paling berpengaruh. Penilaian dilakukan terhadap
setiap cell-cell pada peta rupabumi sebagai peta dasar. Tiap cell diberi skor dan skor kumulatif merupakan
jumlah skor tiap cell. Selanjutnya dengan menggunakan metoda statistika diketahui kisaran nilai skor yang
paling memungkinkan untuk dikembangkan sebagai daerah pemukiman. Hasilnya terdapat 3 kriteria
wilayah di daerah penelitian yaitu wilayah kemungkinan, wilayah kendala dan wilayah limitasi. Kata kunci : Kesesuaian Lahan, Pengembangan Pemukiman, Pengembangan Wilayah, Sarimukti.
ABSTRACT
Sarimukti and surrounding administratively located in the District Rajamandala, Bandung regency,West Java Province. This exciting area of research due to be made the object of a Final Disposal (TPA)
which accommodates large-scale garbage from the city of Bandung. Rapid population growth, especially in
the area and surrounding Sarimukti requires the development of appropriate settlement in the region. Land
suitability analysis was conducted to determine the distribution of the region for the development of
settlements. The method is performed in the form of an inventory of primary data include geological data
and morphology. After it is weighted by considering the most influential factor. Assessment is done on each
cell-cell on the topographical map as a base map. Each cell was given a score and cumulative score is the
total score for each cell. Furthermore, by using a statistical method known range of the score most likely to
be developed as residential areas. The results are three criteria in the region of the study area is the realm
of possibility, region and area constraints limitations. Keywords : Suitability of Land, Resedential Development, Regional Developmen, SarimuktiBandung, desa yang berjumlah 13 RW
PENDAHULUAN merupakan desa yang sejuk indah dipandang,
desa yang dilalui jalan rajamandala menuju Sarimukti adalah desa di Kecamatan cipendeuy adalah desa yang tak pernah tersorot
Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, media elektronik, banyak orang yang tak Indonesia sebuah desa disudut barat kabupaten mengenal desa ini, ya memang desa Sarimukti adalah desa yang dimekarkan dari desa
- Kertamukti. Desa Sarimukti adalah bagian dari
- Corresponding author:
kecamatan Cipatat kabupaten Bandung Barat,
Phone: +62 823 2390 7596,
desa tetangganya diantaranya Cipatat,
E-mail: [email protected]
Ciptaharja, Cirawamekar, Citatah, Gunungmasigit, Kertamukti, Mandalasari, Mandalawangi, Nyalindung, Rajamandala Kulon, Sumurbandung. Desa Sarimukti lambat laun bangkit insfrastukturnya dengan mulai dibenahinya pengairan (irigasi). Desa ini pula dilintasi dua anak sungai yaitu sungai Cimeta yang menjadi perbatasan dengan desa Rajamandala dan juga sungai Cipicung, kedua anak sungai itu bermuara pada sungai Citarum.
Dengan kata lain persawahan tidak begitu susah dalam pengairannya.
Salah satu aplikasi ilmu geologi yaitu geologi lingkungan, kontribusi dan pengembangan wilayah berlangsung dengan memberikan info tentang karakteristik keteknikan suatu daerah. Diharapkan informasi geologi ini tidak ditafsirkan sebagai penghambat dalam pengembangan wilayah.
Diperlukan tujuh kemampuan lahan yang relevan bagi perencanaan tata ruang kota, yaitu kemampuan lahan fondasi, drainase, morfologi- kemiringan lereng, geologi umum, air tanah dangkal, air tanah dalam dan bencana alam [1].
Daerah penelitian sangat menarik untuk dijadikan objek penelitian karena terdapat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah dari Kota Bandung, terdapat Sungai Citarum, terdapat Waduk Cirata dan adanya variasi bentuk muka bumi di daerah penelitian, sehingga diperlukan suatu penelitian untuk mencari tempat-tempat yang paling sesuai untuk dijadikan sebagai kawasan pemukiman. Secara administratif, daerah penelitian termasuk ke dalam Desa Sarimukti dan sekitarnya, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat dan secara geografis, daerah penelitian terletak pada koordinat 107° 17’30’’ BT – 107°22’30’’ BT dan 6 °45’30’’ LS – 6°50’30’’ LS (ditampilkan pada Gambar 1) yang tercakup pada Peta Rupabumi Digital Indonesia Lembar Ciranjang (1509 –223) yang diterbitkan oleh BAKOSURTANAL [2].
Gambar 1. Lokasi daerah penelitian (tanpa skala)
Dalam penelitian ini digunakan 2 (dua) metode penelitian yaitu inventarisasi data kemampuan lahan, dimana dilakukan kegiatan pemetaan geologi lanjut pada daerah penelitian. Kegiatan yang dilakukan antara lain plotting lokasi/stasiun dalam peta, pengukuran arah jurus dan kemiringan lapisan batuan, sampling dan deskripsi batuan secara megaskopis yang pada akhirnya akan menghasilkan Peta Geomorfologi, Peta Kerangka Geologi, Peta Pola Jurus Perlapisan Batuan dan Peta Geologi.
Kemudian setelah itu dilakukan analisis peta- peta tematik yang berhubungan dengan daerah penelitian dengan cara membuat cell berukuran 1 cm × 1 cm dengan skala peta 1:25.000 dan dilakukan penilaian kemampuan lahan tiap cell- nya.
METODE PENELITIAN
Penilaian kemampuan lahan dengan melakukan evaluasi kemampuan lahan bagi perencanaan pengembangan wilayah, dilakukan dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana potensi yang dimiliki oleh suatu wilayah untuk dikembangkan serta kendala dan limitasi yang membatasi suatu daerah.
Tingkat kemampuan lahan bagi setiap penggunaan lahan mempunyai nilai 0
- – 5, rata-rata ( x ), perhitungan total score rata-rata dimana nilai tersebut menyatakan bahwa dilakukan menggunakan rumus : semakin besar nilai yang diperoleh maka makin
x
besar pula tingkat pengembangan wilayah yang
(1) x n
secara terperinci dapat dijabarkan yaitu (1) = Total skor rata-rata
Bobot, digunakan untuk menyatakan tingkat x kepentingan suatu faktor lingkungan dalam = Total skor
x
suatu perencanaan lahan. (2) Nilai, digunakan
n = Jumlah data
untuk menyatakan tingkat daya dukung suatu Sedangkan, standar deviasi (SD) dirumuskan unsur dalam faktor lingkungan tertentu bagi dengan perencanaan lahan. (3) Skor, digunakan untuk 2
x x
menyatakan hasil kali antara Bobot dan Nilai i
(2)
SD
untuk tiap peta kemampuan lahan. (4) Skor
n
1
Total, digunakan untuk menyatakan hasil penjumlahan skor seluruh peta kemampuan lahan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan klasifikasi kemampuan lahan dilakukan dengan menggunakan metode Berdasarkan hasil pemetaan geologi lanjut statistik. Melalui metode statistik ini, akan di daerah penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh data skor total yang didapatkan dihasilkan peta-peta yang merupakan hasil melalui kombinasi semua data skor total yang digitasi dari Peta Rupabumi Digital Indonesia ada. Output dapat diketahui melalui Lembar Ciranjang (1509 – 223) antara lain : perhitungan statistik yang dilakukan meliputi Peta Geomorfologi (Gambar 2), Peta Kerangka total score ( ) yang merupakan jumlah
x Geologi (Gambar 3), Peta Pola Jurus Perlapisan
seluruh skor total yang didapat melalui Batuan (Gambar 4) dan Peta Geologi (Gambar kombinasi statistik data skor total, total score 5).
Gambar 2. Peta Geomorfologi daerah Sarimukti dan sekitarnya
Peta Geomorfologi (Gambar 2) 200-400 mdpl), satuan geomorfologi perbukitan menggambarkan bentuk permukaan di daerah landai (kemiringan lereng 8-15%, elevasi 300- penelitian, dimana terdapat lima satuan 500 mdpl), satuan geomorfologi perbukitan geomorfologi antara lain satuan geomorfologi agak curam (kemiringan lereng 15-25%, elevasi pedataran (kemiringan lereng 0-2%, elevasi 400-600 mdpl) dan satuan geomorfologi 100-200 mdpl), satuan geomorfologi perbukitan perbukitan curam (kemiringan lereng 25-40%, agak landai (kemiringan lereng 2-8%, elevasi elevasi 500-700 mdpl).
Peta Kerangka geologi (Gambar 3) menggambarkan penyebaran batuan di daerah penelitian, dimana terdapat 5 satuan batuan yaitu satuan batuan beku andesit yang secara megaskopis berwarna segar abu-abu kehitaman, warna lapuk hitam, komposisi mineral didominasi oleh mineral mafic (gelap), derajat granularitas phaneritic, derajat kristalisasi holokristralin dan mempunyai bentuk mineral subhedral. Satuan batupasir, berwarna lapuk cokelat kehitaman, warna segar abu –abu kehitaman, ukuran butir pasir halus –pasir kasar, bentuk butir agak menyudut
Gambar 3. Peta kerangka daerah Sarimukti dan sekitarnya
Gambar 4. Peta Pola Jurus daerah Sarimukti dan sekitarnya
- – menyudut, terpilah sedang, kemas terbuka, mengandung gelas-gelas vulkanik. Satuan breksi laharik warna lapuk kehitaman, warna segar abu-abu, kemas terbuka, pemilahan buruk, permeabilitas baik, komponen terdiri dari batuan beku andesit dan matriks terdiri dari tuff pasiran.
- –membundar tanggung, pemilahan buruk, permeabilitas baik, porositas baik, kemas terbuka, keras, karbonatan. Satuan breksi tufaan, warna segar abu-abu kecoklatan, warna lapuk hitam kecoklatan, kemas terbuka, pemilahan sedang, permeabilitas baik, komponen batuan beku andesit dan matriks tuff pasiran. Satuan tuff mempunyai ciri-ciri fisik, berwarna segar abu- abu terang sampai putih kotor, warna lapuk abu- abu terang (cerah) –kemerahan , berbutir halus– sedang, bentuk butir menyudut tanggung
Peta Pola Jurus Perlapisan batuan (Gambar 4) di daerah penelitian hanya dapat ditarik dari satuan batupasir dimana perlapisan batuan dari
Gambar 5. Peta Geologi daerah Sarimukti dan sekitarnya
batupasir mempunyai kecenderungan arah Barat Daya
- – Timur Laut. Peta Geologi (Gambar 5) menggambarkan pola penyebaran batuan, jenis dan sifat batuan, umur, penampang vertikal, stratigrafi, struktur, tektonika dan fisiografi di daerah penelitian.
Analisis kemampuan lahan dilakukan terhadap data geologi tata lingkungan yang tersedia. Dari analisis tersebut akan didapatkan peta-peta kemampuan lahan yang meliputi : Peta Kemampuan Lahan karateristik Fisik Batuan [4] (bobot 5), Terdiri dari 5 faktor karakteristik fisik batuan yaitu: batuan beku andesit, breksi laharik, breksi tuffan, tuff dan batupasir karbonatan. Peta Kemampuan Lahan Kemiringan Lereng [5] (bobot 5), terdiri dari 5 faktor kemiringan lereng yaitu: datar, agak landai, landai, agak curam, curam. Peta Kemampuan Lahan Kondisi Air Tanah [6] (bobot 5), terdiri dari 2(dua) faktor kondisi air tanah yaitu: akuifer produktifitas rendah setempat berarti (litologi breksi laharik, breksi tuffan, tuff dan batupasir) dan daerah air tanah langka (litologi batuan beku andesit. Peta Kemampuan Lahan Tekstur Tanah [7] (bobot sedang (litologi tuff pasiran), tekstur tanah kasar (litologi breksi laharik, breksi tuffan, batupasir dan batuan beku andesit). Peta Kemampuan Lahan Kerentanan Gerakan Tanah [8] (bobot 5), terdiri dari 4 faktor kerentanan gerakan tanah yaitu: tinggi, agak tinggi, sedang dan rendah. Peta Kemampuan Lahan Kepekaan Terhadap Erosi [9] (bobot 3), terdiri dari 2 faktor kepekaan terhadap erosi yaitu tinggi dan rendah. Peta Kemampuan Lahan Drainase (5) (bobot 5), terdiri dari 6 faktor drainase yaitu: tinggi, sedang, rendah, sangat rendah, kawasan lindung (sempadan sungai). Peta Kemampuan Lahan Curah Hujan [10] (bobot 4), terdiri dari faktor Curah hujan yaitu dengan curah hujan tinggi (2500-3000 mm/tahun), curah hujan sedang (2000-2500 mm/tahun) dan curah hujan rendah (1500-2000 mm/tahun). Untuk mempermudah pembagiannya, maka
94
3
5
6. Drainase 5 15960 Tinggi
4
20 Sedang
3
15 Rendah
2
10 Sangat Rendah
1
5 Kawasan Lindung
7. Karakteristik Fisik Batuan 5 31250 Rendah
2
10 Sedang
15 Tinggi
20 Daerah airtanah langka
5
25
8. Kerentanan Gerakan Tanah 5 27550 Rendah
5
25 Setelah melalui perhitungan didapatkan Skor
Total (
x
) = 167616; x = 122,437 dan Standar deviasi (δx) = 18,8651. Dimana,
x
x
x – ½δ = 113 x + 1½ δ = 151
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan terhadap delapan peta kemampuan lahan, diperoleh jumlah kumulatif skor (skor total) yang berkisar antara 76 sebagai nilai terendah dan 152 sebagai nilai tertinggi. Klasifikasi kemampuan lahan disajikan pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Klasifikasi kemampuan lahan Kelas Kemampuan Lahan Kriteria Kisaran Skor Total
Tinggi (x rat + ½ δx) - (xrat + 1½ δx) 132 - 151
Sedang (x rat - ½ δx) - (xrat + ½ δx) 113 – 132
Rendah (x rat -
1½ δx) - (xrat - ½ δx)
1
4
Tabel 1. Klasifikasi Kemampuan Lahan
Jenis Kemampuan Lahan Bobot Nilai Skor Skor Total
25 Datar (0-2%)
1. Tektur Tanah 5 32880 Kasar (breksi dan alluvium)
5
25 Sedang (Pasir dan tuff)
4
20
2. Kemiringan Lereng 5 18335 Curam (25-40%)
1
5 Agak Curam (15-35%)
2
10 Landai (8-15%)
3
15 Agak Landai (2-8%)
5
4
5. Air Tanah 5 26795 Akuifer produktif rendah
20
3. Kepekaan Tanah Terhadap Erosi 3 14346 Tinggi
4
12 Rendah
2
6
4. Curah hujan
4 Tinggi
5
20 Sedang
3
12 Rendah
1
4
- – 1½ δ = 94
- ½ δ = 132
- – 113 Sangat rendah < x rat -
1½ δx
< 94 Tidak cocok Mengandung faktor (0) nol - x rat = Total score rata-rata
Gambar 6. Peta Skor total daerah Sarimukti dan sekitarnya
Berdasarkan klasifikasi kemampuan lahan yang terdapat pada Tabel 2, maka daerah penelitian dapat dibagi menjadi 6 (enam) kelas kemampuan lahan, yaitu skor total lebih dari 151 termasuk dalam kelas kemampuan lahan sangat tinggi, skor total dengan kisaran 132-151 termasuk dalam kelas kemampuan lahan tinggi, skor total dengan kisaran 113-132 termasuk dalam kelas kemampuan lahan sedang, skor total dengan kisaran 94-113 termasuk dalam kelas kemampuan lahan rendah, skor total kurang dari 98 dikategorikan sebagai wilayah Kemampuan Lahan Sangat Rendah, skor total 0 (nol) dikategorikan sebagai wilayah sempadan sungai berdasarkan Undang-undang Nomor 11 tahun 1974 tentang pengairan dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 63/PRT/1993 tentang garis sempadan sungai. Peta Skor Total (Gambar 6) di atas menggambarkan mengenai penyebaran nilai skor total di daerah penelitian serta pengaruhnya pada kelas kemampuan lahan.
KESIMPULAN
Berdasarkan pada sebaran wilayah kemampuan lahannya, daerah Sarimukti dan sekitarnya dibagi menjadi tiga zona kesesuaian lahan yaitu Wilayah Kemungkinan (Feasible
Area), merupakan wilayah yang mempunyai
kemampuan lahan sangat tinggi untuk dikembangkan sebagai kawasan pemukiman (Skor Total > 132), mempunyai resiko yang cukup kecil dalam pengembangannya, tersebar di bagian tengah daerah penelitian meliputi Rajamandala, Ramasari, Mandalasari, Kertasari, Kertamukti dan Haurwangi. Wilayah
Kendala (Constraint Area), mempunyai
kemampuan lahan yang sedang untuk dikembangkan sebagai kawasan pemukiman (Skor Total 94 – 132), mempunyai resiko dalam pengembangannya, tersebar di Margaluyu dan Mandalawangi. Wilayah Limitasi (Limitation
Area), mempunyai kemampuan lahan yang
sangat rendah untuk dikembangkan sebagai kawasan pemukiman (Skor Total < 94), biaya yang diperlukan dalam pengembangan wilayah ini akan sangat tinggi tersebar di bagian utara meliputi perbukitan Pasir Susuru dan Sarimukti.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Al Kausar, A. (2007). Peta Geologi
Daerah Sarimukti dan Sekitarnya ,
Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat (Lembar Peta 4). [2] Al Kausar, A. (2007). Peta Geomorfologi
Daerah Sarimukti dan Sekitarnya ,
Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa barat (Lembar Peta 1).
[3] Bemmelen, R. W. Van, (1949). The
Bandung. [8] Siagian, OP, Sugianto dan Sugalang., (1999).
Tesis S-2 Fakultas Pasca Sarjana ITB.
Skala 1:100.000: Direktorat Geologi, Bandung. [11] Suganda, A.H., (1988). Pertimbangan Aspek Dasar Dalam Perencanaan Kota.
Regional Lembar Ciranjang, Jawa Barat ,
Jawa Barat [10] Sudjatmiko, (2003). Peta Geologi
Cianjur , Badan Pertanahan Nasional, Kantor Pertanahan Kotamadya Bandung.
(1999). Peta Curah Hujan Lembar
Geologi Tata Lingkungan (GTL), Pusat Survey Geologi. Bandung. [9] Siagian, OP, Sugianto dan Sugalang.,
Peta Geologi Lingkungan Bersistem Lembar Cianjur . Direktorat
Tanah , Direktorat Geologi Tata Lingkungan (GTL), Pusat Survey Geologi.
Geology of Indonesia , Volume I A. The Hague Martinus Nijhoff, Netherland.
(1999). Peta Zonasi Kerentanan Gerakan
Nasional. Kantor Pertanahan Kotamadya Bandung. Jawa Barat. [7] Siagian, OP, Sugianto dan Sugalang.,
Lembar Cianjur , Badan Pertanahan
(1999) Peta Tekstur Tanah dan Drainase
Bandung. [6] Siagian, OP, Sugianto dan Sugalang,
Cianjur , Direktorat Geologi Tata Lingkungan (GTL), Pusat Survey Geologi.
[5] Siagian, OP, Sugianto dan Sugalang., (1999). Peta Hidrogeologi Lembar
[4] Mareta, Nandian., (2007), Geologi dan Arahan Pengembangan wilayah daerah Wado dsk, Skripsi S-1 , tidak dipublikasikan
Bandung (Tidak dipublikasikan).