INTEGRASI PENGINDERAAN JAUH BERBASIS CITRA ASTER VNIR DAN SWIR DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK PENENTUAN AWAL ZONA JEBAKAN MINYAK BUMI DI DAERAH JAWA TENGAH BAGIAN UTARA Fariza Andri Anuz fariza_andrimail.ugm.ac.id Retnadi Heru Jatmiko retnadihugm.

  

INTEGRASI PENGINDERAAN JAUH BERBASIS CITRA ASTER VNIR DAN SWIR

DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK PENENTUAN AWAL ZONA

JEBAKAN MINYAK BUMI DI DAERAH

JAWA TENGAH BAGIAN UTARA

Fariza Andri Anuz

  

Retnadi Heru Jatmiko

  Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terbentang dari ujung barat Pulau Sumatera sampai dengan ujung timur Pulau Papua. Cekungan sedimen penghasil minyak di wilayah Indonesia bagian barat yang berumur tersier secara tektonik berada pada cekungan busur belakang (back arcbasin Metode yang digunakan adalah berbagai macam pengolahan citra digital seperti fusi Intensity Hue and Saturation (IHS), Citra Penajaman, Transparansi citra 35% dengan data Hillshade, pemfilteran spasial Lowpass dan Highpass, penajaman kontras ekualisasi histogram serta kerja lapangan. Hasil analisis menunjukkan Transparansi citra 35% dengan data Hillshade memiliki akurasi bentuklahan dan batuan tertinggi sebesar 52.04% 55.33%. Pemetaan zona jebakan minyak bumi ini dapat dipetakan adalah tipe jebakan hasil bentukan tektonik, yaitu jebakan antiklin (C.a.2) dan jebakan kubah berupa jebakan patahan yang terdapat dalam lipatan (C.b.1) serta jebakan patahan yang disebabkan karena efek kubah patahan radier (C.b.2).

  Kata kunci: Jebakan, Fusi, Pemfilteran Spasial, Minyak Bumi, Interpretasi Visual.

  

ABSTRACT

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) outspread from western Sumatera to

eastern side of Papua Island. Sediment basin which produces oil in western Indonesia which

is tectonically aged tertiary is located in backside of arcbasin. The method used in study is a

variety of digital image processing technique such as Intensity, Hue and Saturation fusion

(HIS), Image Sharpening, Image transparency 35% with hillshade data, spatial filtering

Lowpass and Highpass, contrast enhance histogram equalization and field work. The result of

the analysis showed Image Transparency 35% with Hillshade data technique has the highest

accuracy of landforms and rocks (lithology) with 52.04% and 53.33%. Mapping of oil trap

zone can be categorized as tectonic trap; anticline trap (C.a.2) and the dome trap is a fault

trap contained in the folded (C.b.1) with fault trap due to the effect of the fault dome radier.

  Keywords: Trap, Fusion, Spatial Filtering, Oil, Visual Interpretation

  PENDAHULUAN

  Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terbentang dari ujung barat Pulau Sumatera sampai dengan ujung timur Pulau Papua dan dari ujung utara tepatnya Pulau Miangas sampai dengan ujung selatan yaitu Pulau Rote. Pengakuan terhadap kekayaan sumber daya alam Indonesia diwujudkan dengan pembuatan Undang-Undang Republik Indonesia No 4 tahun 2011 Tentang Informasi Geospasial yang berbunyi bahwa “Negara Kesatuan

  Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri nusantara dengan segala kekayaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang harus dikelola dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab untuk menjadi sumber kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia, baik dimasa kini maupun di masa mendatang ”.

  Data dari PT. Media Data Riset (2012) eksploitasi minyak Indonesia telah berlangsung lebih dari satu abad, hingga tahun 2009 volume cadangan diprediksi berkisar 7.998 MMSTB (terbukti 4.303 MMSTB dan potensial 3.695 MMSTB), dengan tingkat produksi 357 juta barel per tahun, minyak Indonesia akan habis dalam tempo sekitar 10 tahun. Kebutuhan terhadap energi diperkirakan akan meningkat 33 persen pada tahun 2030.

  Kenaikan ini dipacu oleh populasi yang tumbuh sekitar 20 persen pada 20 tahun mendatang (Chevron IndoAsia,2011). Mencari lahan atau ladang minyak bumi yang baru bukan hal yang mustahil untuk menambah cadangan dimasa yang akan datang. Cekungan sedimen penghasil minyak di wilayah Indonesia bagian barat yang berumur tersier secara tektonik berada pada cekungan busur belakang (back arcbasin).

  Minyak bumi merupakan salah satu sumber energi yang sangat penting pada saat ini. Dalam hal ini, pencarian lokasi atau zona yang berpotensi mengandung minyak bumi terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sedangkan cadangan minyak bumi Indonesia sudah menipis sesuai dengan data dari PT. Media Data Riset (2012) bahwa cadangan minyak Indonesia hanya cukup untuk 10 tahun kedepan.

  Melihat dari beberapa uraian di atas muncul beberapa permasalahan pokok terkait dengan penentuan zona yang berpotensi memiliki kandungan minyak bumi yaitu :

  1. Pemetaan langsung atau survey terestrial memakan waktu dan biaya yang banyak untuk mendapatkan informasi mengenai informasi zona jebakan minyak bumi. Citra penginderaan jauh ASTER dengan sensor AVNIR dan SWIR dengan tahapan pengolahan citra digital antara lain Intensity Hue and Saturation (IHS), Brovey,pemfilteran spasial seperti Lowpass dan Highpass serta overlay citra komposit 348 dibuat transparansi sebesar 35% dengan data Digital Elevation Model (DEM) dan penajaman kontras yang dilanjutkan dengan interpretasi secara visual dirasa cukup optimal untuk menyadap informasi karateristik fisik lahan seperti struktur geologi, batuan (litologi) dan bentuklahan. Maka perlu adanya perbandingan dari teknik pengolahan citra tersebut yang memiliki kemampuan terbaik dalam menyajikan informasi spasial secara cepat dan tepat.

  2. Provinsi Jawa Tengah bagian utara dilihat dari morfogenesa dan sejarah geologinya adalah zona tubrukan lempeng yang menyebabkan adanya zona lipatan pada daerah tersebut dan mengindikasikan terdapatnya zona jebakan minyak bumi. Informasi karateristik medan seperti struktur geologi, batuan (litologi) dan bentuklahan akan disadap dari citra penginderaan jauh dengan metode interpretasi visual yang sampai sekarang dianggap cukup relevan untuk menyajikan informasi tersebut sehingga diperlukan analisis keterkaitan data permukaan tersebut dengan lokasi yang terdapat jebakan minyak..

  1. Mengetahui kemampuan citra ASTER

  VNIR dan SWIR untuk menyadap

  informasi struktur geologi, batuan (litologi) dan bentuklahan dengan metode fusi citra, pemfilteran spasial dan transparansi citra.

  2. Mengetahui zona jebakan potensi minyak bumi pada wilayah penelitian yang berhubungan dengan bentuklahan, batuan (litologi), dan struktur

  METODE PENELITIAN Penggabungan Band (Layer Stacking)

  Penggabungan band (layer

  stacking ) ini untuk menyatukan data citra

  ASTER sensor AVNIR dan SWIR menjadi data tunggal (a single data set). Data citra ASTER yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 band dari sistem AVNIR dengan resolusi spasial 15 dan 6 band pada sistem SWIR dengan resolusi spasial 30m

  Membangun Digital Elevation Model (DEM) Digital Elevation Model (DEM)

  digunakan untuk mendapatkan informasi data lereng dan kenampakan topografi. Selain itu, data DEM digunakan sebagai input untuk membangun visualisai secara

  3D yang digunakan untuk interpretasi zona jebakan minyak bumi. Data kontur digital 12,5 m dan data titik tinggi digital digunakan sebagai data input untuk membangun DEM tersebut.

  Fusi IHS-RGB (Transformasi Intensity Hue Saturation- Red Green Blue)

  Teknik fusi Intensity, Hue, and Saturation merupakan pengolahan citra yang mampu mengubah ruang warna RGB dari saluran pada citra input menjadi ruang warna IHS. Pada fusi ini citra ASTER pada ruang warna RGB diubah kedalam ruang warna IHS dan disusun kembali ke komposit RGB dari hasil IHS.

  Citra Penajaman

  Citra Penajaman adalah kombinasi khusus dari aritmatik termasuk rasio, suatu formula normalisasi band multispektral untuk tampilan RGB, dan hasil perkalian citra dengan resolusi berbeda untuk menambahkan komponen intensitas (instensity) atau brightness citra (Ramachandra and Kumar, 2005 dalam Dwi Wahyuni, 2008).

  • Tahap interpretasi dasar Interpretasi ini merupakan fakta yang dapat diterima oleh interpreter lain dan sebuah fakta dilapangan dan menjadi sebuah bukti untuk tahap interpretasi analitik
  • Tahap interpretasi analitik Interpretasi tahap analitik lebih tergantung pada kemampuan interpreter untuk memprediksi permukaan, misalnkan sumbu lipatan

  Pemfilteran Spasial

  Metode pemfilteran yang digunakan pada penelitian ini menggunakan filter Lowpass dan Highpass .

  Penajaman Kontras

  Pengolahan ini dilakuakan untuk mempertajam kenampakan citra sehingga meningkatkan kemampuan dalam interpretasi citra secara visual

  Tahap Interpretasi

  Interpretasi dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu : pertama adalah deteksi kenamapakan yang dapat diamati dari citra, kedua pengenalan objek dengan kunci interpretasi, ketiga analisa dari pola objek yang dapat dikenali, misal dari pola aliran, relief, penutup lahan dan budaya, tahap keempat adalah dengan mengkasifikasikan dengan pendekatan induktif maupun deduktif.

  Interpretasi Struktur Geologi dan Litologi

  Proses interpretasi terhadap kondisi geologi dibagi menjadi 2 yaitu:

  Interpretasi Bentuklahan

  Interpretasi bentuklahan dapat menggunakan beberapa pendekatan seperti kenampakan relief, pola aliran, dan dapat dilakukan dengan menggunakan kunci interpretasi seperti rona atau warna, pola, bentuk, tekstur, ukuran, bentuk, bayangan, situs dan asosiasi

  Pembatasan Wilayah Penelitian

  Wilayah penelitaian merupakan satu scene citra penginderaan jauh ASTER yang memiliki luasan 60kmx60km. Pembatasan wilayah penelitian ini dipersempit lagi dengan batasan proses pembentukan yang terjadi pada wilayah tersebut berdasarkan dari studi literatur mengenai proses yang terjadi pada wilayah tersebut

  Penamaan zona pada penelitian ini berdasrkan pada pembagian wilayah pada penelitian Symth et al, 2005 dalam C Prasetyadi yang membagi Zona pulau Pulau Jawa menjadi empat bagian yaitu: (1). Zona Rembang, (2). Zona Kendeng, (3). Zona Busur Volkanik Masa Kini dan (4). Zona Pegunungan Selatan

  Interpretasi Zona Potensi Jebakan Minyak Bumi

  Interpretasi zona potensial jebakan minyak bumi dengan mengasumsikan minyak bumi dalam keadaan hidrostatika, dimana tetes minyak bumi selalu berusaha bergerak vertikal ke atas dan untuk pembentuk lapisan penyekat dan lapisan reservoir terjadi secara struktur, stratigrafi dan kombinasi antara struktur dan stratigrafi.

  Tahap Kerja Lapangan

  Kerja lapangan dimaksudkan untuk uji hasil dari parameter karasteristik medan yaitu struktur geologi, batuan (litologi) dan bentuklahan serta menambahkan informasi-informasi yang tidak didapatkan dari citra penginderaan jauh.

  Tahap Reinterpretasi dan Analisis

  Tahap ini adalah tahap interpretasi ulang setelah uji lapangan yang tujuannya adalah mengkoreksi hasil kesalahan interpretasi sebelum uji lapangan serta menambahkan data-data temuan lapangan dan data yang tidak dapat di dapatkan langsung dari citra penginderaan jauh. Selanjutnya data-data yang sudah dilakukan cek lapangan akan dibandingkan dengan data-data rujukan yang sudah dimiliki.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Penentuan awal zona potensi minyak bumi menggabungkan data penginderaan jauh dengan metode interpretasi visual untuk menganalisis keterkaitan data permukaan yaitu data bentuklahan, litologi dan struktur geologi. Parameter penentuan zona potensi minyak bumi ditekankan pada bentuklahan asal proses struktural khususnya daerah lipatan pada sub-bentuklahan antiklinal yang tersesarkan. Selain aspek bentuklahan, litologi yang memiliki pengaruh terhadap patahan yang terdapat dalam lipatan keberadaan jebakan minyak bumi adalah (C.b.1) serta jebakan patahan patahan yang adanya batuan induk yang kaya akan jasad disebabkan karena efek kubah patahan renik seperti batuan sedimen klastik radier (C.b.2). Sedangkan tipe jebakan berbutir halus (lempung) dan batuan yang lain tidak dapat diinterpretasi pada penutup seperti batuan karbonat dan batu penelitian ini karena membutuhkan data pasir. stratigrafi yang detil serta korelasi data Kegiatan kerja lapangan ini selain bawah permukaan dengan data permukaan. menguji hasil interpretasi citra yaitu

  Berdasarkan analisis keterkaitan melakukan pengukuran dip-strike pada antar parameter tersebut, wilayah kajian area yang yang tersingkap, selain sebgaian besar adalah bentukan asal proses mengukur dip dan strike pada titik-titik struktural dengan litologi yang dominan sampel yang telah ditentukan sebelumnya sampai litologi yang tidak dominan adalah dilakukan juga pengambilan sampel sedimen klastik berbutir halus, sedimen batuan dan foto-foto lapangan klastik berbutir kasar dan karbonat. Hal

  Penentuan awal zona potensi tersebut sesuai dengan teori terbentuknya minyak bumi berdasarkan analisis minyak bumi yang berasal dari endapan bentuklahan, litologi dan struktur geologi jasad renik atau mikro flankton pada yang dilakukan hanya sebatas data wilayah laut. permukaan yang mengindikasikan zona

  Tabel 4. 1 keterkaitan antar parameter untuk

  tersebut termasuk kedalam tipe jebakan

  pemetaan awal zona potensi minyak bumi yang telah diklasifikasikan oleh de sitter. NO Bentuklahan Litologi Ket Sedimen

  Sedangkan untuk masalah adanya

  Perbukitan antiklinal klastik tapal kuda terkikis berbutir

  kandugan minyak bumi pada tipe jebakan

  1 berat halus Berpotensi Perbukitan antiklinal

  tersebut bukan ranah dari penelitian ini

  2 terkikis berat Karbonat Berpotensi Sedimen

  karena diperlukan data bawah permukaan

  klastik Perbukitan antiklinal berbutir 3 terkikis berat halus Berpotensi

  yang detil dan hasil uji data bor. Tipe

  Perbukitan antiklinal 4 terkikis ringan Karbonat Berpotensi

  jebakan yang dapat diinterpretasi

  Sedimen klastik

  berdasarkan data penginderaan jauh

  Perbukitan antiklinal berbutir 5 terkikis ringan halus Berpotensi

  dengan parameter bentuklahan, litologi

  Sedimen klastik

  dan struktur adalah tipe jebakan hasil Perbukitan antiklinal berbutir

  6 terkikis ringan sedang Berpotensi Sedimen

  bentukan tektonik, yaitu jebakan antiklin

  klastik Perbukitan antiklinal berbutir

  (C.a.2) dan jebakan kubah berupa jebakan

  7 terkikis sedang halus Berpotensi Sedimen

  membantu meningkatkan kualitas citra

  klastik Perbukitan antiklinal berbutir

  untuk interpretasi bentuklahan secara

  8 terkikis sedang sedang Berpotensi Sedimen Perbukitan dome klastik visual serta struktur. Sedangkan antiklinal terkikis berbutir

  9 berat halus Berpotensi

  metode ini belum optimal untuk

  Sedimen Perbukitan dome klastik

  penyadapan aspek litologi.

  antiklinal terkikis berbutir 10 berat sedang Berpotensi

  2. Metode filtering (filter high pass)

  Sedimen klastik

  dapat meningkatkan kualitas citra

  Perbukitan dome berbutir 11 terkikis sedang halus Berpotensi Sedimen

  untuk interpretasi struktur geologi

  Perbukitan inti dome klastik antiklinal terkikis berbutir

  dengan pemilihan kernel (moving

  12 ringan sedang Berpotensi Sedimen

  window) yang tepat karena sifat filter

  klastik Perbukitan inti dome berbutir

  high pass untuk penajaman tepi

  13 terkikis berat halus Berpotensi Sedimen klastik

  3. Metode Citra Penajaman

  Perbukitan inti dome berbutir 14 terkikis berat sedang Berpotensi

  mengaburkan kenampakan topografi

  Sedimen klastik

  dan lebih menonjolkan kenampakan

  Perbukitan terkikis berbutir 15 ringan halus Berpotensi

  tutupan lahan

  Sedimen Punggungan klastik perbukitan antiklinal berbutir

  4. Uji akurasi hasil interpretasi visual

  16 terkikis sedang sedang Berpotensi Punggungan Sedimen

  dari metode IHS untuk penyadapan

  perbukitan antiklinal klastik tersesarkan terkikis berbutir

  parameter litologi sebesar 53,35%;

  17 ringan sedang Berpotensi Sedimen

  metode Fusi Citra Penajaman untuk

  Punggungan klastik perbukitan dome berbutir

  penyadapan aspek litologi sebesar

  18 terkikis sedang sedang Berpotensi

  51,17%; metode transparansi untuk penyadapan aspek litologi sebesar 55,33% dan metode Lowpass sebesar 50,27%.

  5. Uji akurasi hasil interpretasi visual dari metode IHS untuk penyadapan parameter bentuklahan sebesar 46.10%; metode Fusi Citra Penajaman untuk penyadapan aspek bentuklahan sebesar 51.26%; metode transparansi

4.1 Peta Potensi Jebakan Minyak Bumi

  untuk penyadapan aspek litologi

  Kesimpulan

  sebesar 52.04% dan metode Lowpass sebesar 50,90%.

1. Pengolahan data penginderaan jauh

  Citra penginderaan jauh dapat Aerospace Survey and Earth digunakan sebagai langkah awal Science : Netherlands. penentuan zona yang berpotensi

  Cristiana, I., 2001, Penggunaan Citra memiliki jebakan minyak bumi Radarsat Untuk Survey Geologi dalam Rangka Identifikasi Awal berdasarkan parameter bentuklahan,

  Jebakan Minyak bumi : Studi litologi dan struktur. Kasus Daerah Kabupaten Blora, Bojonegoro dan sekitarnya, Propinsi Jawa Tengah-Jawa Timur,

6. Tipe jebakan yang dapat diinterpretasi

  Skripsi (tidak dipublikasikan),

  berdasarkan data penginderaan jauh Program Sarjana, Universitas dengan parameter bentuklahan, Gadjah Mada, Yogyakarta litologi dan struktur adalah tipe

  Danoedoro, P., 2012, Pengantar jebakan hasil bentukan tektonik, yaitu

  Penginderaan Jauh Digital,

  jebakan antiklin (C.a.2) dan jebakan Fakultas Geografi Universitas kubah berupa jebakan patahan yang Gadjah Mada terdapat dalam lipatan (C.b.1) serta

  Dianovita, 2004, Pemrosesan Digital dan jebakan patahan patahan yang Interpretasi Geologi Citra Radar JERS-1 SAR : Studi Kasus disebabkan karena efek kubah patahan Lapangan Minyak Prabumulih, radier (C.b.2)

  Skripsi (tidak dipublikasikan),

  Program Sarjana, Universitas

  Saran

  Gadjah Mada, Yogyakarta Perlu adanya data bawah 1.

  Danoedoro, P., 1996, Pengolahan Citra permukaan atau data stratigrafi yang

  Digital Teori dan Aplikasinya

  memadai sebagai data bantu penyadapan

  dalam Bidang Penginderaan

  informasi struktur dan litologi untuk

  Jauh, Fakultas Geografi

  menaikkan nilai akurasi dalam penentuan Universitas Gadjah Mada zona jebakan minyak bumi.

2. Konsistensi interpreter dalam

  Greenlee, D. D. 1987. Raster and Vektor menyelesaikan satu metode

  Processing for Scanned

  pengolahan citra sebelum berpindah

  Linework. Photogrametric ke metode pengolahan lainnya.

  Engineering and Remote Sensing.

DAFTAR PUSTAKA

  Hartato, T., 2006. Identifikasi Struktur A de By, Rolf, et all. 2000. Principle of

  Geologi Pada Citra Landsat 7

  Geographic Information Sistems . ETM+ Sebagai langkah Awal

  Dalam Explorasi Kemungkinan The International Institute for

  Adanya Jebakan Minyak Bumi di Daerah Purwodadi dan Sekitarnya,

  

Skripsi (tidak dipublikasikan), Timur, Skripsi (tidak

  Program Sarjana, Universitas dipublikasikan), Program Sarjana, Gadjah Mada, Yogyakarta Universitas Gadjah Mada,

  Yogyakarta Irvan, N.A,. 2013., Fusi Citra Landsat 7

  ETM+ dan Citra ASTER G-DEM Untuk Identifikasi Zona Alterasi

  Sutanto.2013. Metode Penelitian

  Hydrothermal Terkait Mineral Di

  Sebagian Kalimantan Barat, Skripsi

  Penginderaan Jauh .Geografi

  (tidak dipublikasikan), Program Universitas Gadjah Mada :

  Sarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

  Yogyakarata Jica-Lemigas, 1994, A Guide Line of Image

  Soetoto. 2013. Geologi Dasar. Universitas

  Interpretasion for Oil and Gas

  Gadjah Mada :Yogyakarata

  Exploration , Jica-Lemigas : Jakarta

  Soetoto. 2015. Penginderaan Jauh Untuk Jensen S.K, and J.o Dominique.

  Geologi. Universitas Gadjah Mada Extracting Topographic Structure

  :Yogyakarta.

  for DEM . Photogrametric

  Sidarto.2010. Perkembangan Teknologi Engineering and Remote Sensing.

  Inderaan Jauh dan

  Jensen, J. R., 1986, Introductory Digital

  Pemanfaatanya untuk Geologi di Image Procesing : A Remote Indonesia .ESDM: Jakarta Sensing Perspective, Prentice-Hall,

  New Jersey Suharsono, P. 1999. Identifikasi

  Bentuklahan dan Interpretasi

  Lillesand T.M, Kieffer R.W. 1979. Remote Citra Untuk Geomorfologi .

  Sensing and Image Interpretation.

  Yogyakarta: PUSPICS Fakultas Terjemahan : Dulbahri, Suharsono

  Geografi Universitas Gadjah P, Hartono, Suharyadi. 1990. Mada.

  Penginderaan Jauh dan

  Soetikno, 1977, Interpretasi Foto Udara

  Interpretasi Citra. Gadjah Mada

  University Press : Yogyakarta. Geologi, Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada,

  Purwanti, B., 2011, Pemodelan Spasial Yogyakarta

  Dengan Metode Analytic

  Hierarchy Process (AHP) Untuk

  Rekomendasi Jalur Pipa Induk Air Limbah : Studi Kasus dengan Menggunakan Citra Alos AVNIR-

  2 Sebgaian Wilayah Aglomerasi

Dokumen yang terkait

PERSEPSI STAKEHOLDER TERHADAP PENGEMBANGAN SITUS PURBAKALA PATIAYAM DI DESA TERBAN, KECAMATAN JEKULO, KABUPATEN KUDUS

0 1 8

PENGARUH KEBERADAAN PEDAGANG KAKI LIMA TERHADAP LALU LINTAS DI JALAN KH ZAENAL MUSTOFA, KOTA TASIKMALAYA Mukti Taufik mukti.taufikmail.ugm.ac.id Su Ritohardoyo ritogeo.ugm.ac.id Abstract - PENGARUH KEBERADAAN PEDAGANG KAKI LIMA TERHADAP LALU LINTAS DI JAL

0 0 12

DISTRIBUSI PEREKONOMIAN WILAYAH DAN SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

0 0 8

KAJIAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DI DESA PANDOWOHARJO, KECAMATAN SLEMAN Rahma Fitriayu Sari rahmafitriasgmail.com Alia Fajarwati aliafajarwati14gmail.com Abstract - KAJIAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM

0 0 10

PENGARUH INDUSTRI GULA AREN TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PEMILIK INDUSTRI DI KECAMATAN SOBANG, KABUPATEN LEBAK Glori Giovani gloriglorigiovaniyahoo.co.id Joni Purwohandoyo jonipurwougm.ac.id ABSTRACT - PENGARUH INDUSTRI GULA AREN TERHADAP T

0 2 10

MONITORING PERUBAHAN HARGA LAHAN PERMUKIMAN MENGGUNAKAN CITRA RESOLUSI TINGGI DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI KECAMATAN BOGOR BARAT, KOTA BOGOR TAHUN 2007-2014 Ima Rahmawati ima_rahmaayahoo.com Zuharnen zuharnenugm.ac.id Abstract - MONITORIN

0 0 10

ESTIMASI PRODUKSI PADI BERBASIS PEMROSESAN CITRA LANDSAT 8 OLI DI KABUPATEN PONOROGO

0 0 11

IMPELEMENTASI GENERALISASI OTOMATIS (AUTOMATIC GENERALIZATION) PADA PETA TOPOGRAFI MULTISKALA DI WILAYAH D.I. YOGYAKARTA M. Wariznu Wafiq m.warizmi.wmail.ugm.ac.id Noorhadi Rahardjo noorhadiugm.ac.id Abstract - IMPELEMENTASI GENERALISASI OTOMATIS (AUTOMAT

0 1 12

MONITORING DAYA DUKUNG LINGKUNGAN BERBASIS JASA EKOSISTEM (REKREASI & ECOTOURISM) TAHUN 2000 dan 2015 MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT (Lokasi Kabupaten Badung Bagian Barat, Provinsi Bali)

0 0 10

Sigit Heru Murti B S

0 0 7