IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DALAM OPTIMASI MODEL AHP DAN TOPSIS UNTUK PENENTUAN KELAYAKAN PENGISIAN BIBIT AYAM BROILER DI KANDANG PETERNAK Fita Lathifatul Mu’asyaroh1 , Wayan Firdaus Mahmudy2

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DALAM OPTIMASI MODEL AHP DAN TOPSIS UNTUK PENENTUAN KELAYAKAN PENGISIAN BIBIT AYAM BROILER DI KANDANG PETERNAK

Fita Lathifatul Mu’asyaroh 1 , Wayan Firdaus Mahmudy 2

1,2 Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1 fita.lathifa@gmail.com, 2 wayanfm@gmail.com

(Naskah masuk: 1 Oktober 2016, diterima untuk diterbitkan: 26 Desember 2016)

Abstrak

Peternakan ayam broiler merupakan salah satu jenis usaha yang paling potensial dikembangkan. Pola yang biasa digunakan dalam pengembangan ayam broiler adalah pola kemitraan inti plasma. Pada pola ini perusahaan mitra meninjau layak tidaknya kandang peternak untuk mendapatkan bibit ayam broiler. Dalam penelitian ini ada beberapa penilaian kriteria yang dilakukan yaitu: riwayat peternak, tinggi kandang, jarak antar kandang, kelembapan, kekuatan kandang dan keamanan. Agar dapat memperoleh penilaian kelayakan kandang yang optimal, penelitian ini menawarkan solusi menggunakan algoritma genetika sebagai algoritma untuk penentuan kandang peternak dalam pengisian bibit ayam broiler. Data yang digunakan dalam penelitian adalah 46 data kandang ayam broiler. Proses algoritma genetika ini menggunakan representasi real –code dengan panjang kromosom sesuai dengan kriteria yang ditentukan, metode crossover yang digunakan adalah extended intermediate crossover , metode mutasi yang digunakan adalah random mutation, dan diseleksi dengan metode elitism . Dari hasil pengujian yang diperoleh parameter optimal yaitu ukuran populasi 105 individu dengan rata- rata fitness sebesar 0,73910, generasi sebanyak 115 dengan rata-rata firness sebesar 0,7610 dan kombinasi cr 0,5 dan mr 0,1 dengan rata-rata fitness sebesar 0,75218. Hasil akhir berupa layak atau tidak layak kandang peternak untuk diisi ayam broiler.

Kata kunci: Algoritma Genetika, Ayam Broiler, Optimasi.

Abstract

Broiler breeders are one of the most business potential to be developed. The usual pattern has been used in the development of broiler chicken was a partnership plasma core. In this pattern, company partners reviewing the appropriateness of the cage breeders to obtain the seed of broiler chickens. In this study there was several assessment criteria, it was the history of breeders, high of cages, the distance between cages, moisture, strength and security of cages. In order to obtain optimal cage feasibility assessment, this studied offers a solution by used genetic algorithm as an algorithm for determining of cage breeders in seed filling of broiler chickens. The data used in this research is the 46 data of broiler chicken coop. The process of genetic algorithm using real-code representation the chromosome length in accordance with the prescribed criteria, the crossover method used is extended intermediate crossover, mutation method used is random mutation, and selected by the method of elitism. From the test results obtained optimal parameters such as the size of the population of 105 individuals with an average fitness of 0.73910, generation of 115 with an average of 0.7610 and combination of cr 0.5 and mr

0.1 with an average fitness of 0.75218. The final result is the properness for the breeder cage at the contents of broiler chickens.

Keyword : Genetic Algorithm, Boiler Chickens, Optimization.

singkat yaitu dalam lima minggu ayam broiler sudah

1. PENDAHULUAN

dapat dipanen dengan bobot 1,5 kg/ekor(Maulana, 2008). Hal inilah yang mendorong banyak peternak

Peternakan ayam broiler merupakan usaha mengusahakan peternakan ayam broiler. Saat ini yang memberikan

peternak ayam broiler di kota Malang berkembang penyediaan daging nasional untuk memenuhi cukup pesat, hal tersebut dapat dilihat dari kebutuhan protein hewani masyarakat(Bahari, et al., banyaknya kandang ayam broiler dibeberapa daerah 2012). Ditinjau dari nilai gizinya, daging ayam yang menerapkan pola kemitraan inti plasma dengan broiler tidak kalah dibanding dengan daging dari perusahaan penyedia bibit ayam broiler. ternak lain (Sholikin, 2011). Ayam broiler Tujuan pola kemitraan ini adalah meningkatkan merupakan ayam penghasil daging yang memiliki pendapatan, dan peningkatan skala usaha baik dari beberapa keunggulan diantaranya, laju perputaran pihak perusahaan maupun peternak(Maulana, 2008). modal yang cepat dan waktu pemeliharaan yang Sedangkan inti plasma yang dimaksud adalah

konstribusi besar

dalam

Mu’asyaroh & Mahmudy, Impementasi Algoritma Genetika Dalam Optimasi …

dimana kelompok peternak mitra bertindak sebagai Pada penelitian ini digunakan algoritma evolusi plasma sedangkan perusahaan mitra sebagai inti.

untuk penentuan batas-batas tertentu. Terdapat Ada beberapa persyaratan dalam mengikuti

banyak metode yang dapat digunakan dan termasuk kemitraan seperti : peternak menyiapkan kandang,

dalam algoritma evolusi, diantaranya adalah peralatan, mengajukan pendaftaran kerjasama dan

Simulated Annealing (SA) , Particle Swarm wajib

Optimization (PSO) , Evaluation Strategies (ES), perusahaan(Yunus, 2009). Kemudian dari pihak

Genetic Algoritgm (GA) dan lain sebagainya(Arnold, perusahaan akan meninjau kelayakan dari kandang

2011). Dalam penentuan kelayakan pengisian bibit yang akan diisi bibit ayam broiler(Imadudin, 2001).

ayam broiler pada kandang peternak ini Fungsi kandang dalam berternak ayam broiler

menggunakan algoritma genetika. Kelebihan metode sangatlah penting karena kegagalan dalam beternak

Algoritma Genetika dibanding dengan metode ayam pedaging tidak serta merta kesalahan anak

algoritma evolusi lainnya adalah algoritma genetika buah kandang dalam memelihara ayam tetapi juga

dapat memecahkan suatu masalah yang kompleks dapat disebabkan dari kelayakan kandang ayam

(Mahmudy, Marian, Luong 2013). Selain itu tersebut.

algoritma genetika dapat memecahkan masalah sembarangan pada kandang yang dinilai kurang

optimasi dalam bidang computer science dengan layak dapat menyebabkan kerugian dimasa

tingkat kesuksesan yang tinggi(Restuputri, et al., mendatang baik bagi perusahaan maupun peternak,

jika terdapat banyak ayam yang mati diakibatkan Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat oleh ketidaknyamanan kandang maupun diakibatkan

mengoptimalkan penilaian oleh faktor keamanan lingkungan tersebut.

membantu dalam

alternatif layak dan tidaknya beberapa kandang Beberapa petugas penyuluhan lapangan selama

untuk diisi bibit ayam broiler. Sehingga dapat ini masih menerapkan penilaian secara manual dan

ayam broiler dalam subjektif dalam menentukan kelayakan kandang

membantu

peternak

produktivitas ternaknya dan untuk diisi bibit ayam broiler. Penilaian dilakukan

meningkatkan

meminimalisir kerugian yang bisa terjadi. perorangan dan penentuan kelayakannya secara subjektif, tidak mempertimbangkan keputusan dari

2. LANDASAN KEPUSTAKAAN

pihak lain ataupun sistem. Perkembangan sistem

2.1 Kandang

informasi saat ini semakin banyak diminati, terutama Kandang adalah tempat tinggal ayam dalam dalam mendukung pengambilan keputusan.

melakukan semua aktivitasnya. Mulai dengan Pada penelitian mengenai penentuan kelayakan

makan, minum dan tentu saja tumbuh maupun pengisian kandang ayam broiler telah dilakukan

menghasilkan telur. Kandang yang tidak memenuhi sebelumnya oleh Indra dkk (2013), yang

persyaratan minimal tidak termasuk dalam arti menjelaskan kegunaan metode Analytical Hierarchy

kandang sebenarnya. Perlu sekiranya diperhatikan Process (AHP) sebagai alat bantu dalam

kenyamanan kandang sehingga mampu mendukung pengambilan keputusan pengisian bibit ayam

tercapainya performan ayam yang optimal(Rasyaf, broiler. Di dalam penelitian tersebut penilaian

kelayakan kandang ayam broiler dapat ditentukan dari kriteria riwayat peternak, tinggi kandang, jarak

2.2 Sistem Kandang

antara kandang, kelembapan, kekuatan kandang dan Sistem kandang merupakan hal penting keamanan. Pengujian akurasi dilakukan dengan

dalam pembuatan sebuah kandang ayam broiler. mencocokkan hasil rekomendasi dari sistem dengan

Syarat kandang ayam yang baik adalah kandang hasil rekomendari dari pihak lapang dalam

yang memenuhi standar yang telah ditentukan. penentuan layak atau tidaknya kandang untuk diisi

Syarat-syarat kandang ayam harus dipenuhi adalah bibit ayam broiler. Pengujian sensitivitas dilakukan

sebagai berikut (Rasyaf & Cahyono, 2004): untuk mengetahui kriteria yang berpengaruh dalam

1. Kandang harus dibuat kuat agar dapat penentuan kelayakan kandang ayam broiler dengan

dipakai dalam waktu yang lama, dan tidak melakukan penambahan dan pengurangan 10%,

mudah roboh karena angin yang kencang. 20%, 30%, dan 40%. Hasil penelitian tersebut

2. Dapat menahan air hujan dan terik matahari dengan menggunakan metode Analitical Hirarchy

langsung masuk kandang, tepi atap Proses (AHP) sebagai metode yang digunakan untuk

sebaiknya dibuat cukup lebar yaitu sekitar menentukan bobot kriteria kandang dan Technique

1,25 meter dari dinding kandang. for Order Preference by Similarity to Ideal

3. Kandang tidak rapat tetapi harus terbuka, Solution(TOPSIS)

memiliki celah-celah yang terbuka yang menentukan

dibuat dari anyaman bambu, kawat ram menghasilkan nilai akurasi sebesar 62,5% dan uji

atau jeruji-jeruji bambu sehingga hewan tingkat sensitivitas menunjukkan disetiap kriteria

pemangsa tidak dapat masuk melalui celah kandang memiliki selisih rata-rata sensitivitas yang

yang terbuka tersebut. hampir sama(Indra, 2013).

4. Ruang ventilasi dapat ditambahkan dengan membuat sistem atap monitor dan dapat

228 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 4, Desember 2016, hlm. 226-237

menggunakan kipas angin yang berfungsi

b. Comparatif Judgement, prinsip ini berarti menyedot udara kotor dalam kandang atau

membuat penilaian tentang kepentingan relatif mengalirkan udara segar masuk ke dalam

dua elemen pada suatu tingkatan tertentu yang kandang.

berkaitan dengan tingkatan diatasnya. Penilaian

5. Lantai kandang sebaiknya disemen agar ini merupakan inti dari AHP, karena akan memudahkan dalam pembersihan kandang

berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen dan dibuat lebih tinggi dari tanah

lainnya. Hasil dari penelitian ini lebih mudah disekitarnya.

disajikan dalam bentuk matriks Pairwise

6. Ukuran/luas kandang tergantung dari Comparison. Bentuk matriks Pairwise jumlah ayam yang akan dipelihara. Sebagai

Comparison dapat dilihat pada Tabel 1. pedoman, kepadatan ayam dewasa per meter persegi adalah 10 ekor.

Tabel 1. Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan

7. Selokan/parit

sebaiknya

dibuatkan

Intensitas Keterangan

disekeliling kandang. Hal ini penting agar

Kepentingan

pembuangan air tidak menggenang. Kedua elemen sama pentingnya. Dua

8. Tata letak kandang hendaknya dibangun

1 elemen mempunyai pengaruh sama diatas tanah yang lebih tinggi dari tanah

besar.

sekitarnya agar udara dapat berputar dan Elemen yang satu sedikit lebih bergerak bebas elintasi kandang sehingga

penting dari pada lemen yang peredaran uadara dapat berjalan dengan

3 lainnya. Pengalaman dan penilain baik. Kandang tidak terletak pada lokasi

sedikit mendukung satu elemen yang sibuk dan gaduh mengingat ayam

dibandingkan elemen lainnya. mudah stres, ukuran dan luas kandang

Elemen yang satu lebih penting dari disesuaikan dengan jumlah dan umur ayam.

pada elemen yang lainnya.

9. Jarak antara kandang juga haus mendapat

5 Pengalaman dan penilaian sangat perhatian karena dapat mempengaruhi

kuat menyokong satu elemen sirkulasi udara, tingkat kelembapan, dan

dibandingkan elemen yang lainnya. tepreratur.

Satu elemen jelas lebih mutlak

10. Tinggi kandang berkaitan erat dengan bedarnya kandang untuk kondisi indonesia.

7 penting dari pada elemen lainnya. Satu elemen yang kuat disokong dan

Ketinggian dari lantai sampai atap teratas dominan terliat dalam prektek. minimal 6 meter, sedangkan ketinggian dari

Satu elemen mutlak penting dari lantai sampai atap terendah minimal 3

pada elemen lainnya. Bukti yang meter. Ketinggian kandang mempengaruhi

9 ventilasi, temperatur dan biaya. mendukung elemen yang satu

terhadap elemen lain memiliki

2.3 Analytical Hierarchy Process(AHP)

tingkat penegasan tertinggi yang Sub bab pada metode AHP yang dibahas

mungkin menguatkan. meliputi konsep dasar AHP dan prosedur AHP.

Nilai – nilai antara dua pertimbangan Metode ini digunakan sebagai model inputan.

yang berdekatan. Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi diantara 2

2.2.1. Konsep Dasar AHP

pilihan.

AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan

Sumber : (Saaty & Vargas, 2006)

input utamanya persepsi manusia. Dengan hierarki,

dipecahkan ke dalam kelompok-kelompok tersebut Synthesis of Priority, dari matriks pairwise

suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur

c.

comparison vektor eigen ciri-nya untuk diatur menjadi dua bentuk hierarki. Model AHP mendapatkan prioritas lokal, karena matriks memakai persepsi manus ia yang dianggap “pakar” pairwise comparison terdapat pada tingkat sebagai input utamanya. Pakar adalah seorang lokal, maka untuk melakukan secara global individu yang memiliki pengetahuan khusus harus dilakukan sintesis diantara prioritas lokal. pemahaman, pengalaman dan metode – metode yang Prosedur melakukan sintesis berbeda bentuk digunakan untuk memecahkan persoalan dalam

hierarki.

bidang tertentu(Nurcholis & Achlison, 2014).

d.

Dalam menyelesaikan persoalan AHP ada Local Consistency, konsistensi memiliki dua

makna. Pertama, bahwa objek-objek yang beberapa prinsip dasar yang harus dipahami antara serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan lain (Saaty & Vargas, 2006): keseragaman dan relevansinya. Kedua, tingkat

a. Decomposition,

setelah

mendefinisikan

hubungan antara objek-objek yang didasarkan permasalahan atau persoalan, maka perlu

pada kriteria tertentu.

dilakukan dekomposisi,

yaitu memecah

persoalan yang utuh menjadi unsur-unsur terkecil.

Mu’asyaroh & Mahmudy, Impementasi Algoritma Genetika Dalam Optimasi …

CI = Consistency Index Secara umum langkah-langkah yang harus

2.2.2. Prosedur Analytical Hierarchy Process

RI = Indeks Random Consistency dilakukan dalam menggunakan AHP untuk

7. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya pemecahan suatu masalah adalah sebagai berikut

lebih dari 10%, maka penilaian data judgement (Saaty & Vargas, 2006) :

harus diperbaiki. Namun jika Ratio Konsistensi

1. Mendefinisikan masalah dan menentukan (CI/RI) kurang atau sama dengan 0,1 maka solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki

hasil perhitungan bisa dinyatakan benar (Saaty dari permasalahan yang dihadapi.

& Vargas, 2006)

2. Menentukan prioritas elemen

a. Langkah pertama dalam menentukan

2.3 Penentuan Kelayakan Kandang dengan

prioritas elemen

adalah

membuat

Technique for Order Preference by Similarity

to Ideal Solution (TOPSIS)

Sub bab ini membahas tentang penentuan layak berpasangan sesuai kriteria yang diberikan.

tidak layaknya kandang. Metode yang digunakan

b. Matriks perbandingan berpasangan diisi adalah metode Technique for Order Preference by menggunakan

Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Bobot kriteria merepresentasikan kepentingan relatif dari

bilangan

untuk

yang diperoleh dari metode AHP akan dijadikan suatu elemen terhadap elemen yang

acuan pada metode TOPSIS. lainnya.

3. Sintesis

2.3.1 Konsep Dasar dengan Technique for Order

Pertimbangan – pertimbangan terhadap

Preference by Similarity to Ideal Solution

perbandingan berpasangan disintesis untuk

(TOPSIS)

memperoleh keseluruhan prioritas. Hal – hal TOPSIS merupakan salah satu metode yang dilakukan dalam langkah ini adalah :

pengambilan keputusan multikriteria yang pertama

a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kali dikenalkan oleh Yoon dan Hwang pada tahun kolom pada matriks.

1981 (Juliyanti & I, 2011). Metode TOPSIS banyak

b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan digunakan dalam beberapa model Multiple Attribute total kolom yang bersangkutan untuk

Decision Making (MADM) dikarenakan metode ini memperoleh normalisasi matriks.

memiliki beberapa keunggulan yaitu :

c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris

1. Konsepnya sederhana dan mudah dipahami. dan membaginya dengan jumlah elemen

2. Komputasinya efisien.

untuk mendapatkan nilai rata-rat.

3. Memiliki kemampuan untuk mengukur kinerja

4. Mengukur konsistensi relatif dari alternatif-alternatif keputusan dalam Dalam pembuatan keputusan, penting untuk

bentuk matematis yang sederhana. mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan

2.3.2 Prosedur TOPSIS

berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi Berikut langkah-langkah prosedur TOPSIS yang rendah. Hal – hal iyang dilakukan dalam

(Lestari, 2011):

1. Menentukan matrik keputusan yang

langkah ini adalah sebagai berikut :

a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama

ternormalisasi

dengan prioritas relatif elemen pertama, TOPSIS membutuhkan rating kriteria kelayakan nilai pada kolom kedua dengan prioritas

setiap calon kandang ayam pada setiap kriteria relatif yang bersangkutan.

atau subkriteria yang ternormalisasi. Berikut

b. Jumlahkan setiap baris. persamaan matriks ternormalisasi dapat dilihat

c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi

pada Persamaan (2-3).

....................................(2-3) bersangkutan.

dengan elemen prioritas relatif yang

d. Jumlahkan hasil bagi diatas dengan 𝑟 𝑖𝑗 = Normalisasi matrik banyaknya elemen yang ada, hasilnya

𝑥 𝑖𝑗 = Nilai data pada baris ke i dan disebut λ maks.

kolom ke j

5. Hitung Konsistensi Index (CI), berikut persamaan konsistensinya :

𝑚 √∑ 𝑥 2 𝑖=1 𝑖𝑗 = Akar dari jumlah baris ke i kolom 𝐶𝐼 = (𝜆 max − 𝑛 ) .......................................(2-1)

ke j di kuadratkan

Dimana n = banyaknya elemen.

6. Hitung Konsistensi Ratio (CR), berikut

2. Menghitung matriks keputusan ternormalisasi Persamaan Perhitungan Rasio konsistensi:

terbobot

...................................................(2-2) Dalam menghitung matriks 𝐶𝑅 = ternormalisasi

terbobot, harus ditentukan terlebih dahulu nilai Keterangan

merepresentasikan preferensi CR = Consistency Ratio

bobot

yang

absolute dari pengambilan keputusan. Nilai

230 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 4, Desember 2016, hlm. 226-237

preferensi menunjukkan tingkat kepentingan

relatif setiap kriteria atau subkriteria. Berikut √∑ (𝑦 𝑗=1 𝑖𝑗 −𝑦 𝑗 ) = Akar dari

perhitungan matrik ternormalisasi terbobot jumlah nilai matrik ternormalisasi terbobot ditunjukkan pada Persamaan 2-4 dan Persamaan

dikurangi nilai max

2-5 digunakan untuk menghitung perkalian bobot

preferensi degan matrik ternormalisasi atau

5. Menghitung nilai preferensi untuk setiap matrik keputusan ternormalisasi terbobot. 𝑤=

alternatif

𝑤 1 ,𝑤 2 ,𝑤 3 ,…,𝑤 𝑛 ..............................(2-4) Penghitungan nilai preferensi ditampilkan pada 𝑦 𝑖𝑗 = 𝑤 𝑖 ×𝑟 𝑖𝑗 ...........................................(2-5)

Persamaan 2.10.

w − = bobot prioritas 𝐷 𝑖 𝑉

+ ..............................(2.10) y ij

= Matrik ternormalisasi terbobot

w i = bobot prioritas ke i

Keterangan :

r ij = Matrik ternormalisasi 𝑉 1 = Nilai preferensi

− 𝐷 𝑖 + = jarak antar solusi ideal negatif

3. Menghitung matrik solusi ideal positif dan 𝐷 𝑖 = jarak antar solusi ideal positif matriks solusi ideal negatif.

Solusi ideal positif dan solusi ideal negatif dapat Dari hasil perhitungan diatas nantinya dapat ditentukan berdasarkan rating bobot

diketahui alternatif kandang yang layak maupun ternormalisasi. Persamaan solusi ideal positif dan

tidak layak untuk diberi bibit ayam broiler. Matode solusi ideal negatif dapat dilihat pada Persamaan

ini menggunakan inputan dari metode AHP sebagai 2-6 dan Persamaan 2-7.

bobot prioritas.

1 ,𝑦 1 ,𝑦 1 …𝑦 𝑛 )...................2-6)

2.4 Algoritma Genetika

Algoritma genetika merupakan tipe Evolution

1 ,𝑦 1 ,𝑦 1 …𝑦 𝑛 )...................(2-7) genetika berkembang seiring dengan perkembangan + = Solusi ideal positif/nilai maksimum dari

Algorithm 𝐴 (EA) yang paling populer. Algoritma = (𝑦

𝐴 teknologi informasi yang sangat pesat. Karena matrik ternormalisasi terbobot

kemampuannya untuk menyelesaikan berbagai − = Solusi ideal negatif/nilai minimum dari

𝐴 masalah kompleks, algoritma ini banyak digunakan matrik ternormalisasi terbobot

dalam bidang fisika, biologi, ekonomi, sosiologi dan

4. Menghitung jarak antara nilai setiap alternatif lain-lain yang sering menghadapi masalah optimasi dengan matrik sousi ideal positif dan matrik

yang model matematikanya kompleks atau bahkan solusi ideal negatif.

sulit dibangun (Mahmudy, 2013). Jarak antara alternatif dan solusi ideal negatif

Dalam penyelesaian suatu masalah, algoritma terdapat pada Persamaan 2.9.

genetika memetakan (encoding) suatu masalah Penghitungan jarak antara alternatif dengan

menjadi string kromosom. String kromosom ini solusi ideal positif terdapat pada Persamaan 2.8

tersusun atas sejumlah gen yang menggambarkan

variable-variable keputusan yang digunakan dalam solusi. Representasi string kromosom beserta fungsi

√∑ (𝑦 + −𝑦 𝑖𝑗 ) 𝑗=1 2 𝑖 ..................................(2-8) fitness untuk menilai seberapa bagus sebuah kromosom untuk menjadi solusi yang layak

Keterangan : sehingga dapat dimasukkan ke algoritma genetika

𝐷 (Mahmudy, 2013). 𝑖 = Jarak antara laternatif dengan solusi

Proses dalam algoritma genetika dimulai ideal positif dengan tahap inisialisasi, yaitu menciptakan individu

+ −𝑦 𝑖𝑗 ) √∑ (𝑦 2 𝑗=1 𝑖 = Akar dari jumlah nilai – individu secara acak yang memiliki susunan gen (kromosom) tertentu yang mewakili solusi dari

max dikurangi nilai matrik ternormalisasi permasalahan. Tahap selanjutnya adalah reproduksi terbobot

yang menghasilkan offspring dari individu yang ada Perhitungan jarak antara alternatif dan solusi

dipopulasi. Setelah proses reproduksi dilakukan, ideal negatif terdapat pada Persamaan 2.9.

lahir individu baru yang menyebabkan jumlah

individu bertambah. Setiap kromosom mempunyai 𝑖 = 𝐷 nilai fitness, dimana semakin besar nilai fitnes maka

√∑ (𝑦 + 𝑗=1 𝑖𝑗 −𝑦 2 𝑗 ) .................................(2-9)

semakin baik kromosom tersebut untuk dijadikan calon solusi. Tahap terakhir adalah proses seleksi

yaitu memilih individu dari himpunan populasi dan Keterangan :

offspring yang dipertahankan hidup pada generasi 𝐷 𝑖 = Jarak antara laternatif dengan solusi

berikutnya (Mahmudy, 2013). ideal positif

Setelah melewati sekian iterasi, akan didapatkan individu terbaik. Individu terbaik ini akan mempunyai susunan kromosom yang bisa

Mu’asyaroh & Mahmudy, Impementasi Algoritma Genetika Dalam Optimasi …

dikonversi menjadi solusi yang paling baik atau real (real-coded genetic algorithms). Terdapat mendekati optimum. Dapat disimpulkan bahwa

beberapa tahapan dalam penerapan algoritma algoritma genetika menghasilkan suatu solusi

genetika, yaitu melakukan representasi kromosom, optimum dengan melakukan pencarian di antara

inisialisai, reproduksi yang terdiri dari proses sejumlah alternatif titik optimum berdasarkan fungsi

crossover dan mutasi, evaluasi, lalu yang terakhir probabilistic (Mahmudy, 2013). Flowchart cara

adalah proses seleksi. Berikut ini merupakan kerja algoritma genetika dapat dilihat pada gambar

penjelasan tahapan dalam algoritma genetika.

2.6.1 Representasi Kromosom

Representasi kromosom merupakan proses Start

pengkodean

penyelesaian asli suatu permasalahan. Solusi dari suatu permasalahan harus dipetakan (encoding) menjadi string kromosom.

dari

Pembangkit String kromosom tersusun atas sejumlah gen yang Populasi Awal

menggambarkan variable – variable keputusan yang digunakan dalam solusi(Mahmudy, 2013). Terdapat berbagai cara untuk menentukan representasi

Crossover kromosom, yaitu sebagai berikut (Imbar & Jayanti, 2011):

a. Representasi Biner

Mutasi Representasi yang paling sederhana dan paling umum dimana setiap gen hanya bernilai 0 dan

1, Contoh 1000111, 1000101, 1000100 dan Selesai

seterusnya.

No

b. Representasi Integer

Representasi yang bernilai bilangan bulat. Contoh : 29, 18, 21, 9 dan seterusnya.

c. Representasi Real Code Selesai

Iterasi

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan representasi real code karena mewakili ukuran dari masing – masing bahan pakan yang akan

Yes dioptimasi. Representasi yang membutuhkan tingkat ketelitian amat tinggi representasi ini

Start bernilai bilangan real. Contoh : 65.65 – 88.18,

21.89 dan seterusnya.

Gambar 2 1 Flowchart Algoritma Genetika

d. Representasi Permutasi Sumber : Ariwibowo, 2008

Representasi yang digunakan untuk masalah

scheduling, travel salesmen problem, atau Penentuan algoritma genetika merupakan

2.5 Parameter Algoritma Genetika

yang tidak termasuk dari ketiga representasi. pekerjaan yang tidak mudah. Beberapa parameter algoritma genetika adalah

ukuran populasi

2.6.2 Inisialisasi

(popSize), banyaknya generasi, crossover rate (cr),

dilakukan untuk dan mutation rate (mr). Jika nilai parameter

Inisialisasi

membangkitkan himpunan solusi baru secara lagoritma genetika semakin besar, maka hal ini akan

acak/random yang terdiri dari sejumlah string meningkatkan kemampuan eksplorasi algoritma

kromosom dan ditempatkan pada penampungan genetika dalam pencarian solusi terbaik. Namun hal

yang disebut dengan populasi. Dalam tahap ini, ini membuat waktu komputasi berlangsung lama

ukuran populasi (popSize) harus ditentukan. Nilai ini karena kemungkinan algoritma genetika akan

menyatakan jumlah individu/kromosom yang mengekporasi area yang tidak mempunyai nilai

ditampung dalam populasi. Panjang setiap string optimum (Mahmudy, 2013).

kromosom (stringLen) dihitung berdasarkan presisi Tidak adanya metode pasti dalam

variable dari solusi yang dicari (Mahmudy, 2013). penentuan nilai parameter algoritma genetika membuat nilai parameter sangat dipengaruhi oleh

2.6.3 Reproduksi

permasalahan yang akan diselesaikan. Dalam Reproduksi bertujuan untuk menghasilkan penelitian

keturunan dari individu – individu yang ada di genetika, serangkaian pengujian pendahuluan

populasi. Himpunan keturunan ini akan ditempatkan diperlukan untuk mendapatkan kombinasi nilai

offspring. Dua operator parameter yang sesuai(Mahmudy, 2013).

dalam

penampungan

genetika yang digunakan dalam proses ini adalah

2.6 Penerapan Algoritma Genetika

crossover dan mutasi.

Algoritma yang digunakan dalam penelitian

2.6.3.1. Crossover

ini adalah algoritma genetika dengan pengkodean

232 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 4, Desember 2016, hlm. 226-237

Crossover dilakukan dengan cara memilih min j = Range, misalkan [-0,1 , 0,1]. dua induk (parent) secara acak dari populasi. Metode

Misal yang terpilih sebagai induk adalah P2 crossover yang digunakan adalah extended

pada Tabel 2.7, gen yang terpilih nomor 2 (x2) dan r

= -0,0584. Maka akan dihasilkan offspring (C5) menghasilkan offspring dari kombinasi nilai dua

intermediate crossover, yaitu metode yang

sebagai berikut:

induk. Dalam rasio offspring yang dihasilkan proses

C5:

x1 = 8,491 (tetap)

crossover terhadap ukuran populasi sehingga akan x2 = 2,5754 – 0,0584 ( 7,3 – 0,0 ) = 2,1491 dihasilkan offspring sebanyak cr x popSize. Misalkan P1 dan P2 adalah dua kromosom

Anggap ditentukan mr = 0,2 maka ada 0,2 x yang telah diseleksi untuk melakukan crossover,

10 =2 offspring yang dihasilkan dari proses mutasi. maka bisa dibangkitkan offspring C1 dan C2 dengan

Offspring dianggap C6. Keseluruhan offspring yang rumus offspring hasil crossover sebagai berikut

dihasilkan dari proses repreduksi (crossover dan (Mahmudy, 2013) :

mutasi) dapat dilihat pada Tabel 2. C1 = P1 + α (P2 – P1)

Tabel 2. Hasil Offspring C2 = P2 + α (P1 – P2)....................(2-1)

x2 C1, C2 = Child 1, Child 2

Keterangan :

x1

7,0690 22,2048 P1, P2 = Parent 1, Parent 2

0,0000 15,4774 ditentukan. Misal pada interval [ -0,25 ; 1,25]

= Dipilih secara acak pada range yang

C3 7,1636

7,3000 9,3531 Misalkan yang terpilih sebagai induk adalah P4 dan

C4 7,5479

2,1494 31,0389 P9 pada Tabel 2.7, α = [0.1104, 1.2336] maka akan

C5 8,4917

1,7097 12,0177 dihasilkan dua offspring (C1 dan C2) sebagai

C6 -1,1238

Sumber : Mahmudy, 2013 berikut: C1 : x1 = 5,8114 + 0,1104 (9,4374 – 5,8114) =

2.6.4 Evaluasi

6,2118 Evaluasi digunakan untuk menghitung x2 = 5,0779 + 1,2336 ( 6,6919 – 5,0779) =

fitness pada tiap kromosom. Nilai fitness merupakan 7,0690

suatu ukuran kualitas dari tiap kromosom. Semakin C2: x1 = 9,4374 + 0,1104 (5,8114 – 9,4374) =

besar nilai nantinya akan dijadikan calon solusi. 9,0370

Pada kasus dalam pencarian nilai maksimal, seperti x2 = 6,6919 + 1,2336 (5,0779 – 6,6919) =

pada persamaan 2-3(Mahmudy, 2013): 4,700

Fitness = f(x)..................................(2-3) Jika ditentukan cr = 0,4 maka ada 0,4 x 10

Selain pencarian nilai maksimum, fitness = 4 offspring yang dihasilkan dari proses crossover.

juga digunakan dalam pencarian nilai minimum. Setiap crossover akan menghasilkan dua anak, maka

Pada kasus pencarian nilai minimum, nilai fitness terdapat dua kali operasi crossover yang akan

bisa dihitung dengan salah satu dari dua rumus menghasilkan dua offspring berikutnya, yaitu C3 dan

fitness pencarian nilai minimum seperti pada

C4. persamaan 2-6 (Mahmudy, 2013):

2.6.3.2. Mutasi

Fitness =C – f(x)

Fitness = 1/ (f(x))..............................(2-4) operator untuk menjaga keragaman populasi. Mutasi dilakukan dengan memilih satu induk secara acak

Mutasi biasanya

dari populasi. Dalam tahap ini nilai tingkat mutasi Seleksi merupakan tahapan terakhir yang (mutation rate / mr) harus ditentukan untuk

dilakukan untuk memilih individu dari himpunan menyatakan rasio offspring yang dihasilkan dari

populasi dan offspring yang akan dipertahankan proses mutasi terhadap ukuran populasi sehingga

hidup pada generasi berikutnya. Semakin besar nilai akan dihasilkan offspring sebanyak mr x popSize

fitness kromosom, maka semakin besar peluang (Mahmudy, 2013).

kromosom tersebut terpilih. Hal ini dilakukan agar Metode mutasi yang digunakan adalah

terbentuk generasi berikutnya yang lebih baik dari random mutation

generasi sekarang (Mahmudy, 2013). Ada beberapa menambah atau mengurangi nilai gen terpilih

yang dilakukan dengan

metode seleksi yang dapat digunakan, yaitu : dengan bilangan random yang kecil. Misalkan

a. Seleksi Elitism

domain variable x j adalah [min j , max j ] dan offspring Metode seleksi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode seleksi elitism. Metode offspring bisa dibandingkan dengan rumus gen hasil

yang dihasilkan adalah C=[x ’ 1 ...x’ n ], maka nilai gen

seleksi elitism bekerja dengan cara mengumpulkan mutasi sebagai berikut (Mahmudy, 2013) :

semua individu dalam populasi (parent) dan x‘ i = x’ i + r(max i - min j )...................(2-2)

offspring dalam satu penampungan. Keterangan :

Metode ini melakukan seleksi pada individu x‘ i

= Induk terpilih – individu dalam penampungan berdasarkan nilai

max i = Nilai random terbesar

Individu terbaik dalam penampungan akan lolos untuk masuk dalam

fitness tertinggi.

Mu’asyaroh & Mahmudy, Impementasi Algoritma Genetika Dalam Optimasi …

P4 22,363 menjamin individu yang terbaik akan selalu lolos

generasi berikutnya. Metode seleksi elitism P4

P5 21,309 (Mahmudy, 2013). Pseudocode seleksi elitism

P9

C6 P6 19,656 dideskripsikan seperti pada Gambar 1.

C1 P7 18,931

P5

P8 18,552

PROCEDURE Elitism Selection

C5 P10 17,096 POP : himpunan individu pada populasi

Sumber : Mahmudy, 2013 POP_size : ukuran populasi

b. Roulette Whell

OS : himpunan individu anak (offspring) Metode ini menghitung nilai probabilitas hasil reproduksi menggunakan crossover

seleksi (prob) pada tiap individu berdasarkan nilai dan mutasi

fitness -nya. Nilai

prob akan menghasilkan

Output :

probabilitas kumulatif (probCum) yang digunakan POP : himpunan individu pada populasi

untuk melakukan proses seleksi. Langkah- langkah setelah proses seleksi selesai

membentuk roulette wheel berdasarkan probabilitas /* gabungan individu pada POP dan OS ke

kumulatif (Mahmudy, 2013): dalam TEMP */

 Menghitung total fitness keseluruhan dari TEMP <- Merge (POP, OS)

himpunan populasi parent ditambah offspring. /* urutan individu berdasarkan fitness

Misal fitness (Pi) merupakan nilai fitness secara ascending */

individu ke-i. Rumus :

OrderAscending (Temp)

/* copy pop_size individu terbaik ke POP */

𝑓𝑖𝑡𝑛𝑒𝑠𝑠(𝑃 𝑖 ) POP <- CopyBest (Temp, pop_size) .................................(2-5) END PROCEDURE

 Menghitung nilai probabilitas seleksi (prob)

tiap individu. Rumus :

Gambar 1. Pseudocode Seleksi Elitism

𝑘 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑓𝑖𝑡𝑛𝑒𝑠𝑠 , i = 1, 2,3.,popSize..(2-6)

 Menghitung nilai probabilitas kumulatif tiap Himpunan populasi dan offspring dicari

Sumber : (Mahmudy, 2013)

individu. Rumus :

nilai fitnessnya masing-masing. Nilai fitnessnya 𝑝𝑟𝑜𝑏𝐶𝑢𝑚 𝑖 = ∑ 𝑗=1 𝑝𝑟𝑜𝑏 𝑗 ,

himpunan populasi dan offspring dapat dilihat pada i=1,2,3,.........., popSize.............(2-9) Tabel 3.

Tabel 3. Kumpulan Individu Selanjutnya ketika sudah membentuk Individu

roulette wheel maka individu akan dipilih secara P1

acak berdasarkan nilai probabilitas kumulatif P2

c. Binary Tournament Selection P5

Binary Tournament Selection merupakan P6

metode seleksi dengan melakukan perbandingan P7

individu yang memiliki nilai fitness terbaik dari P8

individu – individu yang terpilih secara acak. P9

Individu yang terpilih tersebut, akan menjadi P10

individu pada generasi selanjutnya. C1 6,2118

Misalkan individu – individu yang terpilih C2 9,0370

secara acak adalah P1 dan P2. P1 mempunyai nilai C3 7,1636

fitness 12,6342 sedangkan P2 memiliki nilai fitness C4 7,5479

13,5345. Metode ini akan membandingkan nilai C5 8,4917

fitness antar P1 dan P2. P2 memiliki nilai fitness C6 -1,1238

lebih baik dari P1 sehingga P2 terpilih menjadi Sumber: Mahmudy, 2013

individu pada generasi selanjutnya. Metode seleksi elitism memilih nilai fitness

d. Replacement selection

yang terbesar berdasarkan jumlah popSize, sehingga

kumpulan individu yang tertahan hidup pada Metode ini merupakan metode seleksi generasi berikutnya dapat dilihat pada Tabel 4.

dimana offspring menggantikan parent jika nilai fitness offspring lebih besar dari nilai fitness parent.

Tabel 4. Individu Hasil Seleksi Elitism Metode ini memiliki aturan berdasarkan cara Asal pada P(t)

reproduksinya (Mahmudy, 2013): P1

P(t+1)

Fitness

 Pada Proses mutasi, offspring akan

P1

menggantikan induknya jika mempunyai nilai P3

C3 P2

P3

234 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 4, Desember 2016, hlm. 226-237

fitness offspring lebih baik dari fitness

3.3 Algoritma yang Digunakan

induknya. Penelitian ini menggunakan algoritma  Pada proses crossover, offspring dihasilkan

genetika, seperti yang sudah dijelaskan pada Bab 2 dari dua induk. Offspring akan menggantikan

bahwa algoritma ini sudah dapat menyelesaikan induk yang lemah dengan nilai fitness offspring

beberapa permasalah seperti optimasi komposisi lebih baik dari nilai fitness induk yang

pakan sapi potong dan lain sebagainya(Kusuma, et terlemah. Induk yang terlemah merupakan

al., 2015). Algoritma genetika merupakan tipe induk yang mempunyai nilai fitness terburuk

algoritma evolusi yang paling populer. Implementasi dari dua induk yang menghasilkan offspring

algoritma ini akan menggunakan bahasa Java karena tersebut.

program yang dikembangkan adalah program berbasis dekstop.

2.7 Akurasi

Akurasi adalah seberapa dekat suatu angka

4. PERANCANGAN

hasil pengukuran terhadap angka sebenarnya (true

menjelaskan tentang value atau reference value). Dalam penelitian ini

Bagian

ini

akurasi diaknosa dihitung dari jumlah diaknosa yang permasalahan yang akan diselesaikan dalam peneltian ini. Permasalahan dalam penelitian ini

tepat dibagi dengan jumlah data. Tingkat akurasi diperoleh dengan perhitungan sesuai dengan

adalah bagaimana menentukan kelayakan kandang peternak untuk dapat diisi bibit ayam broiler. Dalam

persamaan 2-11 (Adityo, 2013).

proses penentuan kelayakan kandang peternak 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 =

∑ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑢𝑗𝑖 ..............(2-11) terdapat 6 kriteria yang digunakan sebagai standar kelayakan kandang ayam broiler:

3. METODOLOGI PENELITIAN

a. Riwayat peternak

3.1 Tahapan Penelitian

Status peternak menjadi sangat penting apakah

peternak pernah mengalami kegagalan yang Dalam melakukan penelitian ini terdapat

sering, selalu berhasil atau masih pemula. beberapa tahapan-tahapan yang dilakukan, hal

b. Tinggi kandang

tersebut akan dijelaskan pada Gambar 2. Tinggi kandang merupakan kriteria pendukung dari kelayakan kandang tersebut, apakah sesuai

dengan standart atau tidak. Semakin tinggi kandang tersebut semakin bagus.

c. Kekuatan kandang

Kandang tersebut masih kokoh ataukah sudah Studi Literatur

hampir rusak atau bahan kandang tersebut sudah lapuk.

d. Sirkulasi udara(kelembapan) Sirkulasi udara ini mempengaruhi kelembapan, semakin lembab kandang tersebut semakin

Analisis Kebutuhan

Perancangan Sistem tidak bagus bagi bibit ayam broiler.

e. Jarak antar kandang

Jarak antara kandang minimal terpisah selebar Implementasi Sistem

1 kandang ayam, semakin terpisah jauh semakin bagus.

f. Keamanan

Pengujian

Keamanan menjadi penting karena dalam peternakan ayam sering terdapat kejahatan

Gambar 2. Tahapan - tahapan penelitian dalam pencurian ayam broiler. Misalkan sudah diketahui riwayat peternak

3.2 Teknik Pengumpulan Data

berdasarkan range yang di tentukan (range peternak Pengumpulan data dilakukan dengan

1-5). Langkah selanjutnya adalah penilaian terhadap penelitian tentang kelayakan kandang. Sistem ini tinggi kandang, kekuatan kandang, sirkulasi udara digunakan untuk memberikan alternatif dalam pada kandang, jarak antar kandang, dan tingkat membantu

keamanan kandang.

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan Tabel 4. Contoh Penilaian Bobot Kriteria data primer. Data primer adalah data yang ID A B C D E F didapatkan langsung dari sumber penelitian.

3.00 3.00 3.00 5.00 1.00 3.00 Pengumpulan data primer dapat dilakukan

AC1

menggunakan wawancara, kuisioner maupun

5.00 3.00 5.00 5.00 3.00 3.00 observasi.

AC2

AC3

AC4

Keterangan :

Mu’asyaroh & Mahmudy, Impementasi Algoritma Genetika Dalam Optimasi …

A : Riwayat Peternak

B : Tinggi Kandang

Uji Coba Ukuran Populasi

C : Kekuatan Kandang

D : Kelembapan

E : Jarak Antar Kandang

ss 0.7350

F : Keamanan

it ID 0.7300 : Identitas pemilik kandang f

a ta 0.7200

5. PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

-r

ta 0.7150

Terdapat tiga pengujian yang dilakukan dalam

Ra 0.7100

pengujian ini yaitu pengujian yang akan dilihat dari

hasil nilai fitness paling optimal, sehingga dapat

ditemukan parameter terbaik yang digunakan untuk

5 25 45 65 85 105 optimasi metode AHP dalam penentuan pengisian

Populasi

bibit kandang ayam broiler.

Proses pengujian dilakukan dengan melakukan Gambar 3. Grafik hasil uji coba ukuran populasi tiga pengujian yaitu pengujian ukuran populasi,

banyaknya generasi, dan kombinasi cr dan mr.

5.2. Pengujian dan Analisis Banyaknya Generasi

Pengujian banyaknya generasi dilakukan

5.1. Pengujian dan Analisis Ukuran Populasi

untuk menentukan banyaknya generasi yang dapat Pengujian ukuran populasi digunakan untuk

mengasilkan solusi terbaik dalam kasus ini. Pada menentukan ukuran populasi yang terbaik untuk

pengujian banyaknya generasi ini, digunakan ukuran menghasilkan solusi terbaik dalam kasus ini. Berikut

populasi 105 yang dianggap dapat menghasilkan adalah parameter yang akan digunakan dalam

nilai fitness paling optimal. Untuk lebih detailnya pengujian.

mengenai parameter yang digunakan pada uji coba

a. Ukuran populasi

b. Banyaknya generasi : 10

banyaknya generasi adalah sebagai berikut:

a. Ukuran populasi

c. Crossover Rate

b. Banyaknya generasi

d. Mutation Rate

= 0.5 Pengujian dilakukan sebanyak sepuluh kali

c. Crossover Rate

= 0.1 untuk

d. Mutation Rate

kemampuan algoritma secara utuh. Fitness terbaik Berdasarkan grafik hasil uji coba pada pada setiap percobaan dihitung rata-ratanya untuk

Gambar 4, dapat dilihat rata-rata fitness mengalami mengetahui ukuran populasi paling optimal. Hasil

peningkatan dari generasi 40 menuju generasi 100. pengujian menunjukkan semakin besar ukuran

Rata-rata fitness yang dihasilkan generasi diatas 115 populasi maka fitness yang dihasilkan cenderung

cenderung stabil karena perubahan rata-rata fitness semakin baik

yang tidak begitu besar. Hal ini menunjukkan bahwa Berdasarkan grafik hasil uji coba pada

generasi sebanyak 100 adalah generasi yang paling Gambar 3, ditunjukkan bahwa semakin besar ukuran

optimal. Semakin banyak generasi maka semakin populasi, maka rata – rata fitness yang dihasilkan besar waktu komputasi, namun belum tentu

cenderung meningkat. Pada grafik tersebut, dapat menghasilkan solusi yang lebih baik (Mahmudy, dilihat rata – rata fitness dari ukuran populasi 5

menuju ukuran 85 mengalami peningkatan,

selanjutnya pada ukuran populasi diatas 105

Uji Coba Banyaknya Generasi

cenderung stabil. Hal ini menunjukkan bahwa

ukuran populasi 105 adalah ukuran populasi yang

optimal. Perubahan yang tidak begitu besar ini

e ss

n 0.7500

terjadi karena anak yang dihasilkan pada proses

it 0.7400 f

reprodukasi mirip dengan induknya(Mahmudy,

a ta 2013). 0.7300

-r

ta 0.7200 ra 0.7100

Gambar 4. Grafik hasil uji coba banyaknya generasi

236 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 4, Desember 2016, hlm. 226-237

5.3. Pengujian dan Analisis Kombinasi Cr dan

Setelah melakukan serangkaian uji coba,

algoritma genetika dianggap mampu untuk Pengujian crossover rate (cr) dan mutation rate

Mr

menyelesaikan optimasi metode AHP dalam (mr) dilakukan untuk mengetahui kombinasi cr dan

menentukan kelayakan kandang untuk pemberian mr terbaik yang dapat menghasilkan fitness paling

bibit ayam broiler. Peternak dan petugas lapang optimal. Nilai cr dan mr yabf digunakan antara 0

peternakan ayam broiler dapat menggunakan sampai 0.6 dan keduanya jika dijumlahkan menjadi

rekomendasi ini untuk mengetahui tingkat kelayakan

0.6. Pengujian cr dan mr juga menggunakan hasil kandang ayam, sehingga dapat mengurangi kerugian pengujian sebelumnya yaitu hasil pengujian jumlah

dalam beternak ayam broiler. populasi dan generasi yang menghasilkan nilai fitness paling optimal. Untuk lebih detailnya

6. PENUTUP

mengenai parameter yang digunakan dalam uji coba Berdasarkan hasil uji coba parameter algoritma kombinasi cr dan mr adalah sebagai berikut :

genetika pada permasalahan optimasi metode AHP dalam penentuan kelayakan kandang ayam broiler,

a. Ukuran populasi : 105 terdapat beberapa kesimpulan :

1. Metode AHP dapat diterapkan dalam penentuan kelayakan bibit ayam broiler Berdasarkan Grafik hasil pengujian pada

b. Banyaknya generasi

pada kandang peternak dengan akurasi Gambar 5, rata-rata fitness yang dihasilkan sangat

yang didapat yaitu 63.0 %. beragam.

2. Algoritma genetika dapat menyelesaikan permasalahan optimasi metode AHP dalam

menentukan kelayakan kandang ayam 0.7600

Uji Coba Kombinasi cr dan mr

broiler . Disini dapat dilihat dari sistem yang dapat menghasilkan nilai akurasi lebih

0.7500 tinggi dari penelitian sebelumnya.

e ss

n 0.7400

Parameter terbaik dengan rata-rata nilai

it f

fitness paling optimal yang didapatkan dari ta 0.7300

hasil pengujian adalah sebagai berikut :

a -r

- Jumlah populasi : 105 ta 0.7200

- Banyaknya generasi : 115

ra

0.7100 - Crossover Rate : 0.5

- Mutation Rate

3. Pengukuran solusi dari permasalahan

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 optimasi metode AHP ini dilakukan dengan perhitungan nilai fitness yang diperoleh

0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 dari hasil akurasi metode AHP dengan menggunakan bobot yang didapat dari

inisialisasi kromosom. Gambar 5. Grafik hasil uji coba kombinasi cr dan mr

cr dan mr

Penelitian ini dapat dikembangkan untuk dipengaruhi oleh kombinasi nilai parameter yang

Permasalahan yang

ingin

diselesaikan

menyelesaikan masalah optimasil metode AHP, tepat(Mahmudy, 2013). Kombinasi cr dan mr yang

dengan menggunakan mengembangkan metode dihasilkan pada setiap kasus akan menunjukkan

AHP seperti fuzzy AHP dan lain sebagainya. Selain hasil yang berbeda tergantung permasalahan yang

itu penggunaan metode crossover, mutasi dan akan diselesaikan. Hal ini disebabkan tidak adanya

seleksi yang berbeda juga dapat mempengruhi hasil suatu ketepatan nilai kombinasi cr dan mr yang

nilai fitness yang berbeda pada setiap individu. dapat digunakan untuk menghasilkan soluasi

7. DAFTAR PUSTAKA

optimal.

5.4. Solusi Terbaik yang Pernah Didapat

A dityo, P., 2013. Implementasi Metode AHP untuk Dalam penelitian optimasi menggunakan

algoritma genetika,

Aplikasi Rekomendasi Peringkat Kinerja pendahuuan

serangkaian

pengujian

Guru Pada SMA NEGERI I MAOSPATI. kombinasi nilai parameter yang sesuai(Mahmudy,

Malang: Tugas Akhir Ilmu Komputer 2013). Pada penelitian ini , didapatkan beberapa

Universitas Brawijaya. parameter terbaik dengan rata-rata fitness paling

Arnold, A., 2011. Penerapan Algoritma Genetika optimal, yaitu ukuan populasi = 105, banyaknya

generasi = 115, crossover rate = 0.5, dan mutation Pada Penentuan Komposisi Pakan Ayam rate = 0.1. Nilai fitness yang dihasilkan dari

Indonesia: Universitas Pelita parameter tersebut adalah 0,75218.

Petelur.

Harapan.

Mu’asyaroh & Mahmudy, Impementasi Algoritma Genetika Dalam Optimasi …

237

Bahari, Mustadjab, M. M., Hanani, N. & Nugroho, Dengan Metode Forward Chaining Berbasis

Semarang: Sekolah Tinggi Ayam Broiler. p. 109.

B. A., 2012. Analisis contract Farming Usaha

Multiuser.

Elektronik dan Komputer (STEKOM). Imadudin, 2001.

Rasyaf & Cahyono, 2004. Pengelolahan Peternakan Perusahaan Inti-Rakyat (PIR) Usaa peternak

Analisis Kemitraan

Pola

Unggas Pedaging. Jakarta: Kanisius. Ayam Ras Pedaging. Bogor: Jurusan Sosial

Rasyaf, M., 2003. Peternak Ayam Petelur. Depok: Ekonomi

Industri Peternakan Institite PT. Penebar Swadaya. Pertanian Bogor.

Restuputri, B. A., Mahmudy, W. F. & Cholissodin, Imbar, V. & Jayanti, 2011. Implementasi Algoritma

I., 2014. Optimasi Fungsi Keanggotaan Genetika

Fuzzy Tsukamoto Dua Tahap Menggunakan Dengan Studi Kasus Pada SMP X. Bandung:

Pada Aplikasi

Penjadwalan

Algoritma Genetika Pada Pemilihan Calon Seminar Teknik Informatika dan Sistem

Penerima Beasiswa dan BBP-PPA (Studi Informasi, Fakultas Teknologi Informasi,

Universitas Brawijaya Universitas Kristen Maranatha.

Kasus:

PTIIK

Mahasiswa PTIIK Indra, B. Y., 2013. Sistem Pendukung Keputusan

Malang).

Jurnal

Universitas Brawijaya, Volume 5, p. 2. Penentuan Kelayakan Pengisian Bibit Ayam

Saaty, T. & Vargas, L., 2006. Decision Making With Broiler Dikandang Peternak Menggunakan

The Analytic Network Process. United State Metode AHP dan TOPSIS. Malang: Program

of America: springer.

Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. Sholikin, H., 2011. Manajemen Pemeliharaan Ayam

Universitas Brawijaya. Broiler di Peternakan UD Hadi PS

Juliyanti, I. M. & I, M., 2011. Pemilihan Guru Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. p. Berprestasi Menggunakan Metode AHP dan

01.

TOPSIS. Yogyakarta, Prosding Seminar Yunus, R., 2009. Analisis Efisiensi Usaha Pternakan NAsional

Ayam Ras Pedaging Pola Kemitraan dan Penerapan

Mandiri di Kota Palu Provinsi Sulawesi Yogyakarta. Tengah. Semarang: Program PAscasarjana

Kusuma, J. I., Mahmudy, W. F. & Indriati, 2015. Universitas Diponegoro. Optimasi Komposisi Pakan Sapi Potong

Menggunakan Algoritma Genetika. Jurnal

Mahasiswa PTIIK Universitas Brawijaya, p.

7. Lestari, S., 2011. Seleksi Penerimaan Calon

Karyawan Menggunakan Metode TOPSIS. Bali: Konferensi Nasional Sistem dan Informatika .