Arahan Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Kecamatan Kenjeran dengan Pendekatan Eco-Settlements

  Abstrak Peningkatan jumlah penduduk dari periode ke periode diikuti juga padatnya permukiman penduduk. Hal ini berpotensi memunculkan permukiman kumuh yang berpengaruh negatif terhadap kualitas lingkungan. Dalam perencanaannya, Kota Surabaya mennggiatkan pekembangan dengan konsep berkelanjutan. Penelitian ini betujuan untuk menentukan arahan yang tepat dalam penataan lingkungan permukiman kumuh dengan pendekatan Eco-Settlements yang berkembang dari konsep pembangunan berkelanjutan. Sasaran yang disusun adalah mengidentifikasi karakteristik permukiman kumuh di Kecamatan Kenjeran dengan deskriptif kualitatif, Analisa faktor- faktor yang menyebabkan perkembangan permukiman kumuh menggunakan Delphi. Dan sasaran terakhir sekaligus output penelitian yang dihasilkan dari penelitian ini berupa arahan deskripitf dari setiap faktor-faktor yang mempengaruhi permukiman kumuh yang didasarkan pada kebijakan, base theory, dan penelitian yang telah dilakukan. Dari analisa tersebut didapat arahan secara garis besar berdasarkan faktor berpengaruh berupa penambahan dan peningkatan kualitas prasarana sanitasi, air bersih, drainase, dan rumah sehat, peningkatan daya dukung lingkungan dan sumber daya masyarakat, pemberdayaan ekonomi masyarakat, serta peningkatan kualitas institusi dan kesadaran akan kebijakan yang ada terkait pengelolaan permukiman kumuh.

  Berdasarkan pemaparan masalah diatas untuk mengurangi tingkat kekumuhan wilayah serta meningkatkan kualitas lingkungan pada Kecamatan Kenjeran dibutuhkan arahan penataan lingkungan permukiman kumuh Kecamatan Kenjeran. Eco settlements adalah suatu konsep penataan permukiman dengan mengharmoniskan aspek sosial, ekonomi, dan ekologi menuju keberlanjutan ekosistem dengan didukung oleh system kelembagaan yang kapabel [4] Pendekatan ini sejalan dengan prinsip pengembangan wilayah Kota Surabaya yang tercantum dalam RTRW dan RDTRK yaitu permbangunan yang berkelanjutan.

  Bayu Arifianto Muhammad dan Haryo Sulistyarso Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia email : haryo.its@gmail.com

  

Arahan Penataan Lingkungan Permukiman

Kumuh Kecamatan Kenjeran dengan

Pendekatan Eco-Settlements

  Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

   Pendekatan dan Jenis Penelitian

  LITIAN A.

  E

  II. METODE PEN

  Gambar 1. Peta titik Permukiman Kumuh di Kecamatan Kenjeran

  Kata Kunci Permukiman kumuh, Eco-settlements, penataan lingkungan I.

  Kecamatan Kenjeran memiliki luas wilayah kumuh sebesar 16,75 Ha Permukiman kumuh di Kecamatan Kenjeran. memiliki tipe permukiman kampung dan memiliki kualitas lingkungan permukiman yang rendah dengan karakteristik permukiman padat,bentuk permukiman tidak teratur (squatter), lebar jalan kecil,pengolahan limbah yang belum maksimal, prasarana air bersih yang lingkup pelayanannya belum merata, kondisi drainase yang sempit dan terhambat di beberapa titik, serta ruang terbuka hijau yang belum memadai [3].

  .

  Kecamatan Kenjeran merupakan salah satu kecamatan yang memiliki permukiman kumuh di Surabaya

  [2] Kota Surabaya jika ditinjau berdasarkan lokasinya dapat dibedakan menjadi permukiman kumuh sekitar pantai dan tambak, di pinggiran sungai dan drainase kota, pinggiran rel kereta api, dan tengah kampung. Sedangkan berdasarkan tingkat kekumuhannya dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan yaitu kumuh berat, sedang, dan ringan.

  2

  Kota Surabaya sebagai kota metropolitan kedua di Indonesia juga mengalami fenomena permukiman padat penduduk. jumlah penduduk Kota Surabaya sampai dengan tahun 2014 adalah 3.200.424 dengan kepadatan penduduk rata-rata adalah 8.463 jiwa per Km

  PENDAHULUAN ERMUKIMAN kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni antara lain karena berada pada lahan yang tidak sesuai dengan peruntukkan atau tata ruang, kepadatan bangunan yang sangat tinggi dalam luasan yang sangat terbatas, rawan penyakit social dan penyakit lingkungan, kualitas umum bangunan rendah, tidak terlayani prasarana lingkungan yang memadai, membahayakan keberlangsungan kehidupan penghuninya [1]

  P penelitian deskriptif kualitatif E.

   Arahan Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Kecamatan Kenjeran dengan Pendekatan Eco-Settlements B.

   Variabel Penelitian

  Dalam menentukan arahan penataan lingkungan Variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : permukiman kumuh di Kecamatan Kenjeran dengan kualitas lingkungan dengan sub variabel air bersih, drainase, pendekatan eco-settlements menggunakan Teknik analisis sanitasi, persampahan, aksesbilitas; rumah sehat dengan sub

  Triangulasi. Sumber dari analisis triangulasi dalam penelitian variabel kepadatan bangunan, bahan bangunan, pencahayaan, ini antara lain pengamatan fakta empiris peneliti, referensi dari kualitas udara, sanitasi atau MCK, RTH privat; guna lahan studi literature, regulasi/kebijakan, dan studi pembanding di sekitar dengan sub variabel penggunaan lahan sekitar dan ruang daerah lain. Analisis tersebut dengan mensitesakan keempat terbuka hijau; tingkat kesempatan kerja dengan sub variabel sumber sehingga didapatkan arahan penataan lingkungan jenis pekerjaan; tingkat pendapatan dengan sub variabel jumlah permukiman kumuh Kecamatan Kenjeran. pendapatan warga; tingkat pemberdayaan masyarakat dengan sub variabel swadaya masyarakat; tingkat kepadatan penduduk

  III. DAN DISKUSI dengan sub variabel jumlah penduduk, dan jumlah penduduk HASIL pendatang (urbanisasi); Tingkat pendidikan; tingkat kesehatan;

  A.

   Indentifikasi Karaktristik Permukiman Kumuh Kecamatan

  tingkat partisipasi dengan sub variabel partisipasi langsung dan

  Kenjeran

  tidak langsung; Budaya masyarakat, Kapasitas institusi dengan Dalam analisis ini dua jenis permukiman kumuh yang sub variabel dukungan kerjasama, dukungan kebijakan, dan terdapat pada Kecamatan Kenjeran diidentifikasi kedalam 4 dukungan pemerintah karakteristik utama eco-settlements yaitu Ekologi C.

  (Lingkungan), ekonomi, Sosial dan Kelembagaan.

   Mengidentifikasi karakteristik lingkungan Permukiman Kumuh Kecamatan Kenjeran

  1) Permukiman Kumuh Ringan

  a) Untuk mengetahui karakteristik lingkungan yang ada di

  Ekologi Kebutuhan air bersih, sanitasi warga sudah wilayah permukiman kumuh Kecamatan Kenjeran. Dilakukan terpenuhi.Penanganan sampah sudah lebih dari 60% analisis kualitatif. terdapat 3 tahapan untuk mendapatkan data yang tertangani oleh TPA, Sedangkan drainase masih yang valid, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan ditemukan drainase primer yang tergenang kesimpulan sampah,drainase sekunder dan tersier yang tersumbat D.

   Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

  sampah dan meluap. Aksesbilitas terdapat jalan yang

  perkembangan permukiman kumuh di wilayah Kecamatan

  belum memenuhi syarat luas jalan yaitu jalan lokal

  Kenjeran dengan indikator eco settlements

  sekunder (5 meter) dan lingkungan (< 2 meter) dan Dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi belum mengalami perkerasan atau pavingisasi. Luasan perkembangan permukiman kumuh di Kecamatan Kenjeran,

  RTH public belum sesuai (19%) dan kondisi rumah penulis menggunakan alat analisa Delphi. Tahapan analisa sehat yang sudah memenuhi syarat hanya aspek jenis

  Delphi yang dilakukan dalam penelitian meliputi : bangunan dan ketersediaan MCK 1)

  Spesifikasi Permasalahan

  b) Ekonomi

  Menentukan isu permasalahan yang akan dibahas dan Jenis mata pencaharian penduduk pada permukiman dikomentari oleh para responden kumuh ringan sebagai berikut

  2) Merumuskan Kuisioner

  Menentukan poin-poin yang akan dimasukkan ke dalam Tabel 1. kuisioner yang berupa daftar pertanyaan untuk dipakai pada

  Jenis Mata Pencaharian Penduduk

  putaran pertama dan selanjutnya

  Kecamatan/Kel Kelompok Kegiatan Ekonomi

  3) Wawancara Delphi Putaran I

  urahan Masyarakat (5) (3) (4)

  Wawancara stakeholders untuk eksplorasi faktor-faktor yang

   Tambak Wedi Kampung Penyaluran hasil ikan laut

  mempengaruhi setelah mengetahui stakeholders kunci yang

  Nelayan Pengolahan hasil laut

  didapat dari analisa stakeholders

   Pergudangan (barang

  4) Analisis Hasil Wawancara

  bekas, meubel)

  Analisis hasil wawancara berupa reduksi data yang

   Tanah Kali Pedagang Pedagang Pasar

  merupakan proses memilih, memfokuskan,

   Kedinding Pengolahan hasil laut

  menyederhanakan, meringkas dan mentransformasikan data

   Wirausaha

  dari transkrip hasil wawancara

   Sidotopo Pekerja Industri Pedangan Pasar Wetan dan pedagang Pekerja/pegawai Industri

  5) Iterasi dan Penarikan Kesimpulan

   pabrik

  Iterasi dditujukan untuk memastikan (cross check) apakah

  Sumber. Survey Primer dan wawancara, 2015

  faktor

  • –faktor yang mempengaruhi berdasarkan hasil ringkasan wawancara sesuai dengan maksud yang diberikan oleh masing-masing stakeholders.

  (3) (4)

   Tambak Wedi Kampung Penangkapan Ikan  Nelayan Penyaluran hasil ikan laut

   Pengolahan hasil laut

   Bulak Pergudangan Pergudangan (meubel, barang Banteng bekas, besi bekas)

   Wirausaha (Bengkel las)

   Petani tambak

   Pedagang Pasar  Tanah Kali pedagang Pedagang Pasar  Kedinding Wirausaha (industry pengolahan hasil laut) Sumber. Survey Primer dan wawancara, 2015

  Gambar 2. Tingkat Pendapatan masyarakat dibanding UMK Kota Surabaya

  c) Sosial

  Tingkat partisipasi masyarakat pada Kecamatan Kenjeran > 60% dari jumlah warga, dimana partisipasi masyarakat dibagi dalam partisipasi langsung berupa kerja bakti, bersih sungai, dan perbaikan jalan; dan partisipasi tidak langsung berupa perbaikan drainase, perbaikan jalan, bedah rumah, pelatihan kewirausahaan. warga di permukiman kumuh ringan sudah memiliki gaya hidup perkotaan, tetapi budaya pedesaan masih terlihat

  d) Kelembagaan

  Gambar 3. Tingkat Pendapatan masyarakat dibanding UMK Kota Surabaya

  Institusi yang langsung berhubungan dengan permasalah lingkungan permukiman kumuh di Kenjeran adalah c)

  Sosial Bappeko Kota Surabaya, Dinas PU dan Cipta Karya Tingkat partisipasi masyarakat pada Kecamatan Kota Surabaya, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Kenjeran 30-60% dari jumlah warga, dimana partisipasi Surabaya, serta Instansi tingkat Kecamatan dan masyarakat dibagi dalam partisipasi langsung berupa Kelurahan. Sedangkan Kebijakan yang bersangkutan kerja bakti, bersih sungai, dan perbaikan jalan; dan partisipasi tidak langsung berupa perbaikan drainase, langsung adalah RTRW Kota Surabaya, RDTRK UP perbaikan jalan, bedah rumah, pelatihan kewirausahaan. Tambak Wedi, SPIPP, dan RP4D.

  Gaya dan budaya hidup masyarakat permukiman kumuh sedang Kenjeran masih bergaya pedesaan, dimana 2)

  Permukiman Kumuh Sedang dipengaruhi oleh mata pencaharian warganya.

  a) Ekologi d)

  Kebutuhan air bersih hanya 80% yang terpenuhi Kelembagaan

  Institusi yang langsung berhubungan dengan permasalah sedangkan sisanya masih menggunakan sumur, sanitasi warga sudah terpenuhi 60% dimana lainnya masih lingkungan permukiman kumuh di Kenjeran adalah membuang limbah langsung ke drainase atau pantai. Bappeko Kota Surabaya, Dinas PU dan Cipta Karya .Penanganan sampah sekitar 50% yang tertangani oleh Kota Surabaya, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota TPA sedangkan lainnya masih memanfaatkan lahan Surabaya, serta Instansi tingkat Kecamatan dan kosong untuk membakar sampah, Sedangkan drainase Kelurahan. Sedangkan Kebijakan yang bersangkutan masih ditemukan drainase primer yang tergenang langsung adalah RTRW Kota Surabaya, RDTRK UP Tambak Wedi, SPIPP, dan RP4D. sampah,drainase sekunder dan tersier yang tersumbat sampah dan meluap. Aksesbilitas terdapat jalan yang

  B. faktor-faktor yang mempengaruhi Identifikasi

  belum memenuhi syarat luas jalan lingkungan (< 2

  perkembangan permukiman kumuh di Kecamatan kenjeran

  meter) dan masih berupa jalan tanah belum mengalami

  dengan pendekatan Eco-Settlements

  perkerasan atau pavingisasi. Luasan RTH public belum Identifikasi faktor pada sasaran dua ini menggunakan sesuai (19%) dan kondisi rumah belum memenuhi

  Analisa Delphi, dimana analisis dilakukan pada 8 semua syarat rumah sehat responden berpengaruh yang terpilih melalui analisis

  b) Ekonomi stakeholder. Analisis dilakukan sebanyak dua tahap hingga

  Jenis mata pencaharian penduduk pada permukiman menemukan jawaban konsensus dan sesuai. Analisa Delphi kumuh ringan sebagai berikut ini melewati 1 tahapan iterasi sehingga didapat 13 faktor

  Tabel 2. yang mempengaruhi adalah sebagai berikut : Jenis Mata Pencaharian Penduduk

  1) Kualitas Lingkungan, kualitas lingkungan disini meliputi

  Kecamatan/K Kelompok Kegiatan Ekonomi

  sarana dan prasarana dasar permukiman

  2) Rumah Sehat, dimana sub faktornya berupa pencahayaan, sirkulasi udara, ketersediaan MCK dan ketersediaan RTH privat

  1. Kualitas Lingkungan

  8. Faktor urbanisasi 9.

  Faktor tingkat pendidikan masyarakat 10.

  Faktor tingkat partisipasi masyarakat 11. Faktor budaya masyarakat 12. Faktor kapasitas institusi terhadap wilayah permukiman kumuh di Kecamatan Kenjeran

  13. Faktor aturan yang berlaku pada wilayah permukiman kumuh di Kecamatan Kenjeran

  4 Permukiman kumuh ringan pada Kelurahan Tanah Kali Kedinding, Kecamatan Kenjeran adalah :

  1. Kualitas Lingkungan 2.

  Rumah Sehat 3. Guna Lahan 4. Tingkat kesempatan kerja

  5. Tingkat pendapatan masyarakat 6.

  Faktor Tingkat pemberdayaan masyarakat 7. Faktor Tingkat kepadatan penduduk 8. Faktor urbanisasi 9. Faktor tingkat partisipasi masyarakat

  10. Faktor budaya masyarakat

  5 Permukiman kumuh sedang pada Kelurahan Tanah Kali Kedinding, Kecamatan Kenjeran adalah :

  2. Rumah Sehat 3.

  Rumah Sehat 3. Guna Lahan 4. Faktor Tingkat Kesempatan Kerja bagi masyarakat 5.

  Guna Lahan 4. Tingkat kesempatan kerja 5. Tingkat pendapatan masyarakat 6. Faktor Tingkat pemberdayaan masyarakat

  7. Faktor Tingkat kepadatan penduduk 8.

  Faktor urbanisasi 9. Faktor tingkat partisipasi masyarakat 10.

  Faktor budaya masyarakat

  6 Permukiman kumuh ringan pada Kelurahan Sidotopo Wetan, Kecamatan Kenjeran adalah :

  1. Kualitas Lingkungan 2.

  Rumah Sehat 3. Guna Lahan 4. Faktor Tingkat pemberdayaan masyarakat 5. Faktor Tingkat kepadatan penduduk 6. Faktor urbanisasi 7. Faktor tingkat partisipasi masyarakat 8. Faktor kapasitas institusi terhadap wilayah permukiman kumuh di Kecamatan Kenjeran

  9. Faktor aturan yang berlaku pada wilayah permukiman kumuh di Kecamatan Kenjeran Sumber. Analisa Penulis, 2016 C.

  Arahan Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh di Kecamatan Kenjeran dengan pendekatan Eco-Settlements

  Penentuan arahan penataan lingkungan permukiman kumuh dilakukan menggunakan analisis triangulasi . Dimana analisis ini mengkomparasikan fakta empiris, regulasi terkait, serta teori dan base practice. Arahan pengembangan difokuskan kepada 4 pilar utama eco settlements yaitu 1)

  Ekologi : Penambahan dan peningkatan kualitas prasarana dan sarana permukiman berupa perbaikan drainase, pembangunan sanitasi, pembangunan kolam limbah cair, bedah rumah, serta pavingisasi dan perkerasan jalan, relokasi rumah yang melanggar aturan, serta pengadaan sanksi

  2) Ekonomi : Menerapkan ekonomi ramah lingkungan dan

  Faktor Tingkat Pendapatan masyarakat 6. Faktor Tingkat pemberdayaan masyarakat 7. Faktor Tingkat kepadatan penduduk

  1. Kualitas Lingkungan 2.

  3) Guna Lahan di sekitar wilayah permukiman kumuh

  (2)

  4) Faktor Tingkat Kesempatan Kerja bagi masyarakat

  5) Faktor Tingkat Pendapatan masyarakat

  6) Faktor Tingkat pemberdayaan masyarakat di wilayah penelitian

  7) Faktor Tingkat kepadatan penduduk

  8) Faktor urbanisasi yang terjadi di wilayah penelitian

  9) Faktor tingkat pendidikan masyarakat

  10) Faktor tingkat partisipasi masyarakat

  11) Faktor budaya masyarakat

  12) Faktor kapasitas institusi terhadap wilayah permukiman kumuh di Kecamatan Kenjeran

  13) Faktor aturan yang berlaku pada wilayah permukiman kumuh di Kecamatan Kenjeran.

  Dari ke 13 faktor diatas dicross check kembali, dan dirinci mana faktor tersebut yang sesuai dengan masing-masing kelurahan yang ada di Kecamatan Kenjeran Tabel 3.

  Faktor berpengaruh per Kelurahan No (1) Faktor-faktor

  1 Permukiman kumuh ringan pada Kelurahan Tambak Wedi, Kecamatan Kenjeran adalah :

  3 Permukiman kumuh sedang pada Kelurahan Bulak Banteng, Kecamatan Kenjeran adalah :

  1. Kualitas Lingkungan

  2. Rumah Sehat 3.

  Guna Lahan 4. Faktor Tingkat Kesempatan Kerja bagi masyarakat 5. Faktor Tingkat Pendapatan masyarakat 6. Faktor Tingkat pemberdayaan masyarakat

  7. Faktor Tingkat kepadatan penduduk 8.

  Faktor urbanisasi 9. Faktor tingkat pendidikan masyarakat 10.

  Faktor tingkat partisipasi masyarakat 11. Faktor budaya masyarakat 12. Faktor kapasitas institusi terhadap wilayah permukiman kumuh di Kecamatan Kenjeran

  13. Faktor aturan yang berlaku pada wilayah permukiman kumuh di Kecamatan Kenjeran

  2 Permukiman kumuh sedang pada Kelurahan Tambak Wedi, Kecamatan Kenjeran adalah :

  1. Kualitas Lingkungan 2.

  Rumah Sehat 3. Guna Lahan 4. Faktor Tingkat Kesempatan Kerja bagi masyarakat 5. Faktor Tingkat Pendapatan masyarakat 6. Faktor Tingkat pemberdayaan masyarakat 7. Faktor Tingkat kepadatan penduduk 8. Faktor urbanisasi 9. Faktor tingkat pendidikan masyarakat 10.

  Faktor tingkat partisipasi masyarakat 11. Faktor budaya masyarakat 12. Faktor kapasitas institusi terhadap wilayah permukiman kumuh di Kecamatan Kenjeran

  13. Faktor aturan yang berlaku pada wilayah permukiman kumuh di Kecamatan Kenjeran

  Memberdayakan ekonomi masyarakat kelas menengah

  Kelurahan Temanggung I, Kecamatan Temanggung Kabupaten

  berbasis home industry dengan memberikan pelatihan

  Temanggung . Skripsi. Geografi dan Ilmu Lingkungan, Universitas Gajah skill, bantuan operasional.

  Mada

  3) Sosial : Peningkatan ketertiban administrasi warga, [5] Trisnowati, Endang. 2015. Pengaruh Pendekatan Saintifik Terhadap

  Motivasi dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA pada Kelas VII SMPN

  pembentukan lembaga masyarakat 1 Wringinanom Gresik. Tesis. Program Studi Teknologi Pendidikan. 4)

  Kelembagaan : Meningkatkan kualitas institusi dan arahan

  Pazcasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

  kebijakan mengenai peningkatan kualitas permukiman kumuh Kecamatan Kenjeran

IV. KESIMPULAN

  Dari hasil pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan adalah : 1)

  Karakteristik Wilayah Permukiman kumuh Kecamatan Kenjeran diidentifikasi melalui analisa deskriptif dimana hasilnya masuk dalam jenis permukiman ringan dan permukiman kumuh sedang

  2) Ditemukan faktor yang mempengaruhi perkembangan permukiman kumuh diidentifikasi dengan analisa Delphi kepada 8 stakeholder. Faktor tersebut adalah sebagai berikut aspek Lingkungan (air bersih, drainase, sanitasi, sampah,aksesbilitas, Rumah sehat, dan RTH); Karakteristik ekonomi (jenis pekerjaan, tingkat pendapatan); Sosial (kepadatan penduduk, urbanisasi, budaya masyarakat, pemberdayaan masyarakat); dan Kelembagaan (kapasitas institusi, kerjasama, dan aturan berlaku)

  3) Arahan yang dirumuskan dengan alat analisa triangulasi untuk penataan lingkungan permukiman kumuh

  Kecamatan Kenjeran adalah sebagai berikut:

  a) Penambahan dan peningkatan kualitas prasarana dan sarana permukiman pada permukiman kumuh sedang b)

  Melakukan renovasi dan rekonstruksi terhadap rumah rumah semi dan non permanen pada permukiman kumuh sedang

  c) Menentukan regulasi dan sanksi mengenai bagi penggunaan lahan yang tidak sesuai, d)

  Memberdayakan masyarakat ekonomi menengah kebawah dengan program peningkatan ekonomi mandiri ramah lingkungan di prioritaskan pada Kelurahan Tambak Wedi, dan Tanah Kali Kedinding e)

  Peningkatan ketertiban administrasi warga untuk menekan angka pendatang, dan juga menjaga keamanan bagi tiap kelurahan di Kecamatan Kenjeran

  f) Membentuk kelembagaan masyarakat yang dikhusukan dengan tujuan pengentasan kekumuhan, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan kesejahteraan warga, peningkatan kesadaran akan pendidikan, g)

  Meningkatkan kualitas institusi dan arahan peningkatan kualitas permukiman kumuh Kecamatan Kenjeran DAFTAR PUSTAKA

  [1] Undang-Undang No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman [2] Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. 2014. Surabaya dalam Angka 2014.

  Surabaya : BPS [3] Laporan Dasar Rencana Pembangunan Perumahan dan Permukiman Daerah (RP4D) 2008-2018. Surabaya : Dinas PU Cipta karya dan Tata

  Ruang [4] Aeny, Anisatul. 2014. Evaluasi Kualitas Lingkungan Permukiman

  Berdasarkan Kriteria Eco-Settlements di Kawasan Permukiman Kumuh