Modal Sosial Kader Kesehatan dan Kepemimpinan Tokoh Masyarakat Dalam Penemuan Penderita Tuberkulosis Health Cadres’ Social Capital and Community Figures’ Leadership in the Detection of Tuberculosis

a. Peran modal sosial kader kesehatan terhadap CDR

Tabel 1. Uji korelasi bivariat antara peran modal sosial kader kesehatan pada subvariabel dimensi kognitif, relasional, dan struktural dengan CDR

Korelasi Spearman terhadap CDR 2012 (Y) Variabel dan dimensi

Kekuatan korelasi

sedang Kognitif

Modal Sosial Kader Kesehatan (X 1 ) 0,000*

lemah Relasional

lemah Struktural

lemah Sumber : Data Primer, 2012

Tabel 1 menunjukkan hasil terhadap CDR. Nilai p=0.015 uji

untuk pengujian variabel peran modal sosial kader

korelasi bivariat antara

didapatkan

korelasi antara dimensi relasional kesehatan

modal sosial kader kesehatan kognitif, relasional, dan struktural

meliputi

dimensi

terhadap CDR yang menunjukkan terhadap

korelasi keduanya bermakna (p < menggunakan uji Spearman. Nilai

CDR

dengan

0.05) dengan koefisien korelasi (r) p=0.000

0,282 menunjukkan korelasi antara keduanya secara

korelasi positif lemah. Dengan statistik bermakna (p < 0,05)

demikian terdapat korelasi positif dengan koefisien korelasi (r)

lemah dan bermakna antara sebesar 0.560. Dengan demikian

dimensi relasional modal sosial terdapat korelasi positif sedang

kader kesehatan terhadap CDR. dan bermakna antara peran modal

Nilai p=0.049 didapatkan untuk sosial kader kesehatan terhadap

pengujian korelasi antara dimensi CDR. Nilai p=0.024 didapatkan

struktural modal sosial kader untuk pengujian korelasi antara

kesehatan terhadap CDR yang dimensi kognitif modal sosial

menunjukkan korelasi keduanya kader kesehatan terhadap CDR

bermakna (p < 0.05) dengan yang

koefisien korelasi (r) sebesar 0,230 keduanya bermakna (p < 0.05)

menunjukkan

korelasi

menunjukkan korelasi positif dengan koefisien korelasi (r)

dengan kekuatan korelasi lemah. sebesar

demikian terdapat kekuatan korelasi positif lemah.

positif lemah dan Dengan

korelasi

antara dimensi korelasi

positif lemah dan struktural modal sosial kader bermakna antara dimensi kognitif

terhadap CDR. modal sosial kader kesehatan

kesehatan

MODAL SOSIAL KADER KESEHATAN DAN KEPEMIMPINAN TOKOH MASYARAKAT DALAM PENEMUAN PENDERITA TUBERKULOSIS

b. Peran kepemimpinan tokoh masyarakat terhadap CDR

Tabel 2. Uji korelasi bivariat antara peran subvariabel kepemimpinan tokoh masyarakat terhadap CDR

Korelasi Spearman terhadap CDR 2012 (Y) Variabel dan dimensi

Kekuatan korelasi

lemah Memberi Contoh/Teladan

Kepemimpinan Tokoh Masyarakat (X 2 )

lemah Memberi Inspirasi

sangat lemah Melakukan Inovasi

sangat lemah Memberi Motivasi

sangat lemah Meningkatkan Kemampuan Staf

sangat lemah Sumber : Data Primer, 2012

Tabel 2 menunjukkan uji subvariabel memberi inspirasi korelasi

tokoh masyarakat terhadap CDR menggunakan uji Spearman antara

bivariat

dengan

dengan koefisien korelasi (r) 0.118. peran

demikian terdapat masyarakat terhadap CDR. Nilai

korelasi positif sangat lemah dan kemaknaan p=0,070 didapatkan

tidak bermakna antara aspek untuk pengujian antara variabel

inspirasi tokoh bebas

memberi

masyarakat terhadap CDR. Nilai masyarakat

kepemimpinan

tokoh

p=0.129 dengan terikat CDR dengan koefisien

koefisien korelasi (r) sebesar 0,178 korelasi

untuk pengujian demikian terdapat korelasi positif

antara subvariabel melakukan lemah dan tidak bermakna antara

tokoh masyarakat peran

terhadap CDR.

masyarakat terhadap CDR. Nilai Dengan demikian terdapat kemaknaan p=0.014 untuk uji

korelasi positif sangat lemah dan korelasi antara kepemimpinan

bermakna antara tokoh masyarakat terhadap aspek

tidak

subvariabel melakukan inovasi memberi contoh/teladan tokoh

tokoh masyarakat terhadap CDR. masyarakat terhadap CDR dengan

Nilai kemaknaan p=0.341 dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0.284.

koefisien korelasi (r) sebesar 0.112 Dengan demikian terdapat

untuk pengujian korelasi

didapatkan

positif lemah dan antara subvariabel melakukan bermakna antara aspek memberi

motivasi tokoh contoh

memberi

masyarakat terhadap CDR yang masyarakat terhadap CDR. Nilai

atau teladan

tokoh

menunjukkan korelasi keduanya kemaknaan p=0.316 didapatkan

tidak bermakna (p > 0.05). Dengan untuk pengujian korelasi antara

demikian terdapat korelasi positif

ENDANG SUTISNA SULAEMAN, REVIONO, ARRY SETYOWATI

lemah dan tidak bermakna antara memiliki antar anggota keluarga, subvariabel melakukan inovasi

sesama warga serta kader dan tokoh masyarakat terhadap CDR.

petugas kesehatan. Bila ada salah Nilai kemaknaan p=0.090 dengan

satu warga yang sakit seperti TB, koefisien korelasi (r) sebesar 0.198

kader kesehatan memberitahukan didapatkan untuk penguji antara

kepada warga binaannya, serta subvariabel aspek meningkatkan

menggerakan untuk menjenguk kemampuan staf tokoh masya-

dan mengumpulkan iuran warga rakat terhadap CDR. Dengan

untuk membantu pengobatan. Saat demikian terdapat korelasi positif

menjenguk orang sakit, warga lemah dan tidak bermakna antara

berdiskusi serta bertanya tentang subvariabel meningkatkan ke-

penyakitnya, obatnya, dan cara mampuan staf tokoh masyarakat

pencegahannya.

terhadap CDR. Kepercayaan masyarakat terhadap kader kesehatan dalam

3. Analisis Multivariat

program pengendalian TB semakin Analisis multivariat dilakukan

dengan adanya melalui analisis jalur (path analysis).

berkembang

pelatihan kader dalam program TB, Diperoleh nilai F sebesar 6.606

sehingga kader mempunyai bekal dengan nilai probabilitas (sig) 0,000.

pengetahuan dan keterampilan Karena nilai sig < 0,05, disimpulkan

program TB yang memadai. Kader terdapat pengaruh modal sosial

kesehatan berperan sebagai sebagai kader kesehatan dan kepemimpinan

panutan, pendidik dan penggerak tokoh masyarakat dalam memberi

membantu penemuan contoh atau teladan terhadap CDR.

dalam

penderita TB di masyarakat. Berdasarkan

beberapa kutipan analisis jalur, dikesimpulan bahwa

pernyataan informan: besaran pengaruh langsung modal

“…..adanya saling percaya antar sosial kader kesehatan terhadap

anggota keluarga, sesama warga CDR

dan terhadap kader kesehatan; pengaruh langsung kepemimpinan

anggota keluarga menyarankan tokoh masyarakat terhadap CDR

memeriksakan ke adalah 33%. Besaran pengaruh

untuk

puskesmas; bila ada salah satu simultan

warga yang sakit seperti TB, kesehatan dan kepemimpinan tokoh

kader kesehatan memberitahukan masyarakat terhadap CDR adalah

kepada warga binaannya, serta 27,7%.

menggerakan untuk menjenguk dan mengumpulkan iuran warga

Penelitian Kualitatif

untuk membantu pengobatan;

1. Peran modal

kesehatan meng-

kesehatan dalam CDR

informasikan ciri-ciri penderita Dimensi kognitif modal sosial

TB, melakukan penyuluhan agar kader kesehatan yang berhubungan

warga terhindar dari penyakit dengan

CDR yaitu

adanya

TB; warga percaya kepada kader kesehatan, dan menjalankan apa

yang disarankan kader kesehatan terhadap

warga

masyarakat,

dalam pengobatan TB sampai adanya saling percaya dan rasa

MODAL SOSIAL KADER KESEHATAN DAN KEPEMIMPINAN TOKOH MASYARAKAT DALAM PENEMUAN PENDERITA TUBERKULOSIS

tuntas ”….” (St, 28 Agustus warga masyarakat digerakkan 2013; Gnd, Bulu 27 Agustus

oleh kader kesehatan, seperti 2013).

dalam pengumpulan dana untuk “….adanya rasa memiliki satu

berobat, meng- sama, warga turut prihatin dan

biaya

komunikasikan kepada warga peduli terhadap penderita TB

masyarakat untuk mendampingi terutama lansia, warga akan

dan mengantar berobat; mencari mengantar ke puskesmas dan

jalan keluar, misal menghimpun membantu dalam minum obat;

sumbangan warga, meminjam adanya kepercayaan masyarakat

warga untuk pada

mobil

mengantarkan orang sakit ke Puskesmas, dimana terdapat

pelayanan

kesehatan

Puskesmas atau Rumah Sakit ” bukti penderita TB BTA positif

(Amn, Kartasura 28 Agustus yang sembuh setelah menjalani

2013; Wrs, Kartasura 28 pengobatan di Puskesmas ” (St,

Agustus 2013). Bulu 27 Agustus 2013).

“….adanya nilai-nilai bersama, Sementara

seperti tidak membeda-bedakan relasional modal sosial kader

itu

dimensi

antara penderita TB dengan kesehatan memfokuskan pada

penderita yang lain, warga tidak karakter hubungan antara individu

mengucilkan penderita TB dan yang

tetap menjalin komunikasi, kerjasama dan komunikasi yang

diwujudkan

melalui

nasihat serta dilandasi nilai-nilai bersama, yang

memberikan

mengingatkan untuk berobat dimanifestasikan dalam pemberian

teratur; adanya norma bersama saran dan nasihat, mendampingi

untuk menjenguk orang sakit; berobat, mencari jalan keluar untuk

menjenguk, warga biaya

menanyakan keluhan penderita sehingga warga mengetahui

sumbangan perorangan, iuran atau penyakitnya, masyarakat lebih

mengambil dari kas RT. Seperti peka terhadap gejala TB; adanya disampaikan informan berikut: norma bersama, membuat TB “…..adanya kerjasama antara

mudah diketahui warga

masyarakat. ” (Whd, Kartasura penderita TB lebih cepat

28 Agustus 2013; Fth, Bulu, 27 diketahui dan mencegah penular-

Agustus 2013; Krs, Bulu, 27 an TB; adanya komunikasi

antara warga, seperti saling Agustus 2013). menginformasikan

itu, dimensi penderita TB, melakukan pe-

ciri-ciri

Sementara

struktural modal sosial kader nyuluhan

agar mengetahui kesehatan berhubungan dengan pencegahan, pengobatan, cara

individu untuk penularan agar terhindar dari

kemampuan

membuat ikatan yang lemah penyakit TB,, dan lain-lain ;

menjadi kuat dalam suatu sistem, adanya komunikasi dan kerja-

jaringan sosial, sama antara warga masyarakat

seperti

dan persatuan dan kader kesehatan, penderita

perkumpulan

Adanya jejaring TB BTA positif akan cepat

masyarakat.

masyarakat, penyebaran informasi diketahui; kerjasama antara

berpola dari atas bisa sampai ke

ENDANG SUTISNA SULAEMAN, REVIONO, ARRY SETYOWATI

bawah, sehingga warga mendapat sumbangan untuk membantu informasi TB, dan memperluas

pengobatan, dan penderita TB penjaringan penderita TB BTA

tidak dikucilkan dan ”. (Krs, positif.

Bulu, 27 Agustus 2013; Gnd, masyarakat seperti PKK desa,

Adanya

perkumpulan

Bulu, 27 Agustus 2013). pertemuan dusun, paguyuban RT,

2. Peran

kepemimpinan tokoh

dan posyandu merupakan media

masyarakat dalam CDR

untuk menyampaikan berbagai Tokoh masyarakat memiliki informasi terkait dengan kesehatan

peran yang sangat penting dalam termasuk TB.

CDR di wilayah kerja Puskesmas, Adanya perkumpulan akan

yaitu memberikan motivasi, tempat mempermudah dan mempercepat

bertanya dan konsultasi. Seperti penemuan penderita TB BTA

penuturan salah satu Kepala Desa, positif, sehingga penderita TB

”Ada penderita TB yang sulit dapat segera diketahui dan diobati.

diajak memeriksakan diri dan sulit Adanya persatuan masyarakat,

diberi nasihat oleh kader atau bidan, menciptakan

namun berhasil dimotivasi oleh tokoh bersamaan sehingga pendeita TB

perasaan

ke-

dengan melakukan tidak dikucilkan. Elemen-elemen

masyarakat

pendekatan pribadi ”. tersebut

masyarakat akan penelitian studi kasus penelitian

atau melakukan ini. Seperti disampaikan informan

bertanya

kepada tokoh berikut :

konsultasi

masyarakat, baik tokoh formal “….adanya jejaring masyarakat

seperti ketua RT, ketua RW atau yang dibangun oleh kader

kepala dusun, maupun maupun kesehatan, informasi dari atas

tokoh informal seperti pendidik bisa sampai ke bawah, misal

ataupun guru mengaji. Menurut bidan

penuturan salah seorang informan, menginformasikan penyakit TB

desa

dapat

“…peran tokoh masyarakat yang diderita oleh warga

adalah memberi contoh dan masyarakat, warga mendapat

menggerakkan dalam penemuan informasi

TB paru BTA positif, melapor kesehatan dan petugas puskesmas

TB dari

kader

kepada petugas Puskesmas bila sehingga penderita TB BTA

ada anggota masyarakat yang positif lebih cepat diketahui, dan

menunjukkan gejala TB, memperlancat pengobatan TB;

memberikan motivasi kepada adanya perkumpulan masyarakat

dengan cara yang digerakkan kader kesehatan,

masyarakat

berkunjung ke rumah warga akan

untuk memberikan penyuluhan memperluas penjaringan pen-

mempermudah

dan

tentang kesehatan termasuk TB, derita TB BTA positif,; adanya

membantu keuangan untuk perkumpulan masyarakat, warga

pengobatan, menengok warga mendapat informasi dan saran

sakit, menyediakan tentang penemuan dan pe-

yang

anggaran untuk transport kader ngobatan TB; adanya persatuan

kesehatan ”. (Whd, Kartasura 28 masyarakat, warga melakukan

Agustus 2013). iuran

dan

memberikan

MODAL SOSIAL KADER KESEHATAN DAN KEPEMIMPINAN TOKOH MASYARAKAT DALAM PENEMUAN PENDERITA TUBERKULOSIS

Tokoh masyarakat bersama- Puskesmas ” (Stj, Kartasura, 28 sama perangkat desa dan kader

Agustus 2013).

kesehatan mengadakan pertemuan

dalam pe- secara rutin sebulan sekali untuk

Kendala

nanggulangan TB, antara lain TB membicarakan berbagai masalah

bukan merupakan kesehatan di masyarakat termasuk

dianggap

masalah kesehatan masyarakat yang masalah

dibandingkan dengan masyarakat menuturkan,

TB. Seorang

tokoh

utama

penyakit lain seperti DBD, sehingga ”… Tokoh masyarakat bersama-

respons dari masyarakat sangat sama perangkat desa dan kader

warga yang kesehatan

kurang

dan

dengan me- pertemuan secara rutin sebulan

mengadakan

menindaklanjuti

meriksakan diri ke Puskesmas sekali untuk

sangat sedikit. Sementara itu berbagai masalah kesehatan di

membicarakan

informan lain mengatakan, masyarakat,

”….peran tokoh masyarakat permasalahan TB; kemudian

termasuk

dalam penemuan TB masih kurang mengundang petugas Puskesmas

optimal, mereka kurang memberi untuk memberikan penyuluhan

contoh dalam penemuan TB, hal ini kesehatan atau penanggulangan

disebabkan kurangnya pengetahuan kesehatan di desa ” (Sgm,

tokoh masyarakat tentang TB sehingga Kartasura, 28 agustus 2013).

perlu dilakukan pelatihan tentang TB Kegiatan pertemuan khusus

kepada tokoh masyarakat ” (Stn, untuk penemuan penderita TB tidak

Kartasura, 28 agustus 2013). secara khusus dibahas di Desa.

Selanjutnya seorang Kepala Tidak ada aparat Desa yang secara

Dusun menuturkan, khusus

“….pengetahuan saya (kepala menangani penanggulangan TB.

dusun) tentang TB masih sedikit; Perhatian aparat desa masih bersifat

kepemimpinan desa belum umum seperti terhadap penyakit

mengembangkan kemampuan yang lain. Bila

staf (pamong desa), selama ini masyarakat menderita batuk lebih

ada warga

belum ada informasi tentang TB dari dua minggu, tokoh masyarakat

yang diberikan kepada perangkat memberikan saran untuk segera

desa; belum ada pemimpin yang memeriksakan diri ke Puskesmas,

contoh dan menghubungi kader kesehatan atau

memberikan

memberikan semangat dalam petugas

kegiatan penemuan penderita TB mengunjungi

Puskesmas

agar

BTA positif ” (Str, Kartasura 28 seorang

penderita.

Salah

Agustus 2013). menyampaikan,

Kepala

Desa

Tokoh masyarakat berperan ”….bila ada warga masyarakat

dalam mengelola kegiatan dan menderita batuk lebih dari dua minggu,

bantuan yang akan diberikan, tokoh masyarakat memberikan saran

seperti sarana transportasi yang untuk segera memeriksakan diri ke

akan dipakai untuk menjenguk Puskesmas atau kepala desa dan apatat

orang sakit. Seperti disampaikan desa menghubungi kader kesehatan atau

anggota LPMD berikut: petugas Puskesmas agar mengunjungi

“….kegiatan menjenguk orang penderita tersebut dan mengantar ke

sakit ke rumah sakit merupakan

ENDANG SUTISNA SULAEMAN, REVIONO, ARRY SETYOWATI

kebiasaan warga yang sudah kesehatan yang tidak diberi rutin dilakukan; kegiatan ini

pelatihan. Penelitian Medina et al., dibantu oleh tokoh masyarakat,

(2011) menemukan tingginya kasus misalnya meminjamkan mobil;

infeksi termasuk jika membutuhkan bantuan dana,

penyakit

tuberkulosis berbanding terbalik maka

tingkat kepercayaan memimpin pengumpulan dana

sebagai kekuatan dari dimensi sumbangan warga masyarakat

kognitif modal sosial. Stigmatisasi, untuk

diskriminasi dan rendahnya tingkat pengobatan ” (Gnd, Bulu, 27

membantu

biaya

kepercayaan antara masyarakat Agustus 2013).

merupakan akibat dari ketakutan terinfeksi

dari komunitas.

PEMBAHASAN

Penelitian Zolowere et al., (2007) di Malawi

Afrika Selatan

A. Peran modal

sosial

kader

menunjukkan kesediaan penderita

kesehatan dalam CDR

mengungkapkan keadaan Menurut Murti (2010) upaya

TB

kepada anggota mencapai penemuan TB paru BTA

penyakitnya

keluarga, teman, dan sahabat positif memerlukan kerjasama

didasarkan atas kepercayaan, kasih lintas sektoral dan pendekatan

sayang, keinginan untuk sembuh, multidisiplin sehingga mampu

dan tanggung jawab terhadap mengubah determinan kesehatan

lingkungan.

penderita TB. Kawachi dan Modal sosial merupakan

Berkman (2001) menegaskan bahwa sumber dukungan moral dan modal sosial dapat mempengaruhi material yang sangat berharga. kesehatan

seperti

halnya

Tanpa dukungan kepercayaan, rasa determinan sosial dan lingkungan

bebas dari stigmatisasi, dan serta mendorong orang untuk

penderita akan mempromosikan tindakan kolektif.

diskriminasi

mengalami hambatan motivasi Penelitian Hawe et al., (2000 cit.

untuk mengungkapkan keadaan Sulaeman 2013) membuktikan

Penelitian Smith bahwa modal sosial berhubungan

penyakitnya.

(2004) menyimpulkan, implikasi dengan kesehatan antara lain

terbesar TB adalah marginalisasi adanya

pertukaran

informasi

penderita dengan tingkat modal antara warga masyarakat, yaitu sosial yang rendah ke dalam tetangga saling memberikan saran kemiskinan karena kehilangan atau informasi berharga untuk

pekerjaan dan diskriminasi sosial. mendapatkan pelayanan kesehatan.

Penelitian Meulemans et al., (2005) Penelitian Datiko et al., (2009)

di Afrika Selatan menyimpulkan di Ethiopia Selatan menyimpulkan

meskipun stigmatisasi bahwa kader kesehatan yang diberi

bahwa

masyarakat dirasakan berlebihan pelatihan selama satu tahun

terhadap penyakit yang diderita tentang gejala TB, cara penularan

tetapi dengan modal sosial yang TB, kriteria suspek TB, pengobatan,

kuat berupa akses yang luas risiko

terhadap lingkungannya (tidak pengobatan, mendapatkan temuan

merasa dikucilkan dan terisolasi) CDR lebih tinggi daripada kader

MODAL SOSIAL KADER KESEHATAN DAN KEPEMIMPINAN TOKOH MASYARAKAT DALAM PENEMUAN PENDERITA TUBERKULOSIS

penderita dapat secara persisten, penderita TB. Kader kesehatan rasional, dan efektif menyikapi

perempuan membesarkan hati keadaan

anggota keluarga penderita TB, Holtgrave

sakitnya.

Penelitian

memberi pengetahuan tentang TB menyimpulkan bahwa terdapat

serta memberitahu bagaimana cara hubungan antara variabel modal

mencegah penularan TB. Keluarga sosial,

penderita TB dimotivasi untuk kesenjangan pendapatan dengan

kemiskinan,

dan

menjaga kesehatan lingkungan, angka kejadian TB, Modal sosial

dan diberi pinjaman keuangan merupakan prediktor yang sangat

meningkatkan status kuat (highly predictor level) terhadap

untuk

keuangan keluarga penderita TB. angka kejadian TB.

masyarakat sangat Kader kesehatan merupakan

Dukungan

penting untuk menemukan kasus sumber tenaga yang murah dan

baru, mengurangi stigma penderita representatif, bekerja paruh waktu

TB dan mendorong penderita dan bukan pegawai kesehatan

untuk berobat. Peran kader profesional (Ebi 2008). Kader

pada program kesehatan menyediakan waktu,

kesehatan

pengendalian TB adalah memberi pengetahuan, dan perhatian sesuai

motivasi dan dukungan kepada tugasnya. Tugas kerja yang jelas

penderita TB.

merupakan kunci kesuksesan kader Kader kesehatan seharusnya kesehatan (Awofeso et al., 2008).

diterima, dipercaya, dan dihargai Kemampuan,

masyarakat untuk mencapai tujuan penyebaran kader kesehatan sangat

jumlah,

dan

bersama (Awofeso 2008). Program menentukan kualitas, efisiensi, dan

pengendalian TB di Ethiopia keberhasilan program TB serta

memperkenalkan penemuan kasus sangat potensial meningkatkan

baru dengan mengikutsertakan CDR (Baral et al., 2007). Kader

kesehatan berbasis kesehatan mendapat dukungan

kader

komunitas. Pemerintah Ethiopia yang tinggi jika mereka berasal dari

menyadari bahwa salah satu cara lingkungannya.

meningkatkan CDR adalah dengan merupakan faktor penting. Kader

Jenis

kelamin

mengidentifikasi, menggali potensi, kesehatan wanita lebih rajin dan

sama dengan lebih dapat dimotivasi dibanding

dan

bekerja

masyarakat. Kader kesehatan diberi laki-laki.

koordinasi, dan Kader kesehatan yang berusia

pelatihan,

sebelum memulai tua lebih dapat meningkatkan

wawancara

intervensi penemuan kasus TB jaringan sosial, memiliki hubungan

(Awofeso 2008). Kader kesehatan yang lebih luas, lebih berwibawa,

melakukan komunikasi, memberi dan dapat mempengaruhi (U.S.

kesadaran, dan Department of Health and Human

pengetahuan,

mengubah persepsi bahwa TB Services 2005). Motivasi kerja kader

adalah penyakit yang dapat diobati bersumber

dan disembuhkan (Lum et al., supervisi, dan pelatihan (Baum

dari

masyarakat,

2005). Penelitian Agboatwalla et al., 2003). Kader kesehatan berperan

(2004) menunjukkan bahwa kader penting

mengurangi

stigma

kesehatan lebih berhasil melakukan

ENDANG SUTISNA SULAEMAN, REVIONO, ARRY SETYOWATI

pendekatan kepada masyarakat pembangunan. Sinergi yang jelas di dibandingkan tenaga kesehatan.

antara mereka dapat berperan saling melengkapi. Bukti dampak

B. Peran

kepemimpinan tokoh

masyarakat dalam CDR

masyarakat sejak tahun 2000 Terungkap melalui studi

menunjukkan adanya keikutsertaan kasus, bahwa peran kepemimpinan

masyarakat ke dalam ruang tata tokoh masyarakat dalam CDR

kelola masyarakat. Sejak tahun 2006 adalah

menekankan kebutuhan tempat bertanya dan konsultasi,

menggerakkan ke- mengadakan pertemuan secara

untuk

pemimpinan masyarakat yang rutin, serta mengelola kegiatan dan

kuat.

menggalang donasi. Komponen Selanjutnya Lassey et al., (1976 keempat dari tujuh strategi utama

cit . Sulaeman, 2012) menegaskan pengendalian TB dalam Strategi

untuk meningkatkan Rencana

bahwa,

kepemimpinan Kesehatan RI adalah melibatkan

komunitas perlu difokuskan pada penderita TB dan masyarakat.

hal-hal berikut; (a) pengambilan Dalam penanggulangan TB perlu

dilakukan secara mengembangkan strategi advokasi,

keputusan

(b) melakukan komunikasi dan mobilisasi sosial

partisipatif,

perencanaan perubahan sosial dan (AKMS) yang saling berkaitan.

memperluas partisipasi publik, (c) Mobilisasi sosial berarti melibatkan

perubahan yang semua unsur masyarakat sehingga

proses

direncanakan harus dimengerti dan memungkinkan masyarakat untuk

bisa dilaksanakan secara luas oleh melakukan kegiatan secara kolektif

masyarakat, serta (d) potensi dengan mengumpulkan sumber

kepemimpinan daya dan membangun solidaritas

kemampuan

diperluas pada populasi melalui untuk mengatasi masalah bersama

kecakapan pengetahuan, pelatihan (Kementerian Kesehatan RI 2011).

keterampilan, dan pengalaman Penelitian Agboatwalla (2002)

kepemimpinan. Menurut penelitian di Pakistan menyimpulkan, jika

Ferguson et al., (2011) konstruksi- pemantauan program ditingkatkan

sosial memberikan dan pelaksanaan DOTS lebih

onisme

kerangka teoritis untuk memahami berbasis penderita dan masyarakat,

masyarakat me- target CDR yang ditetapkan dapat

bagaimana

mandang peluang kepemimpinan dicapai.

Masyarakat diberi dalam lembaga masyarakat serta pengetahuan bahwa TB adalah

bagaimana proses lembaga men- penyakit yang dapat disembuhkan

dorong peningkatan keikutsertaan. untuk menghapus stigma yang

Empat tema utama yang perlu melekat

yaitu suara meningkatkan

pada penyakit dan

diperhatikan,

dan kepemilikan, Penelitian

keamanan emosional, kekuasaan, menyimpulkan

Adrian

dan dukungan timbal balik. Untuk pemimpinan tokoh masyarakat

bahwa

ke-

keberhasilan program masyarakat berperan untuk mengikutsertakan masyarakat

dalam

program

MODAL SOSIAL KADER KESEHATAN DAN KEPEMIMPINAN TOKOH MASYARAKAT DALAM PENEMUAN PENDERITA TUBERKULOSIS

yang efektif adalah; (a) memiliki pemberdayaan kepemimpinan.

perlu ditunjang

dengan

kejujuran dan berhasil meraih Petter et al., (2002 cit. Pitts,

masyarakat, (b) 2005) memformulasikan secara

kepercayaan

memiliki keteladanan yang nyata, komprehensif

Menerapkan gaya ke- pemberdayaan

sesuai situasi yaitu: kekuasaan, pengambilan

kepemimpinan,

pemimpinan

masyarakat, (d) memiliki visi keputusan, informasi, otonomi,

kondisi lingkungan inisiatif

tentang

sosialnya yang sangat diyakini dan pengetahuan dan keterampilan,

dan

kreativitas,

didukung dengan karakter nyata serta

yang bermanfaat bagi pemenuhan Penelitian Ashwell et al., (2009)

pertanggung

jawaban.

kebutuhan masyarakat, dan (e) menegaskan bahwa kemandirian

kemampuan ber- berkelanjutan di bidang kesehatan

memiliki

komunikasi secara efektif dengan dapat

dan lingkungan kepemimpinan tokoh masyarakat

dan mempertahankan aktivitas, Penelitian Widagdo (2007) menguatkan intervensi pogram dan

desa dengan meningkatkan interaksi antara

menyimpulkan,

kepala desa yang memberikan masyarakat dan sistem kesehatan,

motivasi lebih baik kinerja dan serta meningkatkan penggunaan

kelestarian kegiatan dibandingkan pelayanan

dengan desa yang kepala desanya masyarakat.

kesehatan

oleh

memberikan motivasi. Penelitian Kironde (2002) di

tidak

dapat berupa; (a) Asia Selatan menyimpulkan bahwa

Motivasi

pemberian tugas yang selalu tokoh masyarakat berperan dalam

dimonitor dan disupervisi, (b) program

memberitahukan mana yang salah Dukungan

pengendalian

TB.

dan mana yang benar, (c) selalu sangat penting dalam penemuan

tokoh

masyarakat

mempertimbangkan kemampuan penderita TB, karena stigma

kader sebelum member tugas, (d) tentang penyakit TB membuat

memberi imbalan dalam bentuk orang cenderung menyembunyikan

apapun, dan (e) memperhatikan penyakit

kesejahteraan kader. Penelitian melakukan pengobatan. Penderita

menyimpulkan TB yang mendapat dukungan dari

Pranata (2014)

keberhasilan program tokoh masyarakat lebih mungkin

bahwa

kesehatan ditentukan oleh; (a) untuk menyelesaikan pengobatan.

pemimpin mempunyai kepedulian Sumardjo (2003 cit. Sulaeman, 2012)

tinggi terhadap masalah kesehatan melakukan penelitian di Jawa Barat

setempat, (b) tokoh agama dan dan Jawa Tengah menemukan fakta

masyarakat setempat mau terlibat bahwa kepemimpinan lokal yang

secara langsung dalam kegiatan efektif setidaknya apabila memiliki

kesehatan, (c) masyarakat tidak empat prasyarat yaitu terpercaya,

segan berkontribusi dalam hal kompeten,

biaya dan tenaga, dan (d) memiliki komitmen kerjasama yang

komunikatif,

dan

organisasi yang tinggi. Adapun ciri kepemimpinan

melibatkan

potensial seperti PKK, BPD, LSM,

ENDANG SUTISNA SULAEMAN, REVIONO, ARRY SETYOWATI

Perlu meningkatkan peran modal sosial keagamaan, dan lembaga adat.

karang taruna,

lembaga

kader kesehatan dimensi relasional yaitu kerjasama dan komunikasi yang

SIMPULAN DAN SARAN

dilandasi nilai-nilai bersama, dalam penemuan TB paru BTA positif, (4)

Simpulan

Perlu meningkatkan peran modal sosial Berdasarkan hasil analisis data

kader kesehatan dimensi struktural dan pembahasan dapat disimpulkan

yaitu jaringan sosial, perkumpulan dan sebagai berikut; (1) Besaran pengaruh

masyarakat, dalam langsung modal sosial kader kesehatan

persatuan

penemuan TB paru BTA positif, (5) terhadap CDR adalah 8,64%, Besaran

meningkatkan peran ke- pengaruh langsung kepemimpinan

Perlu

pemimpinan tokoh masyarakat dalam tokoh masyarakat terhadap CDR

CDR yaitu memberikan motivasi, adalah 33%, dan Besaran pengaruh

tempat bertanya dan konsultasi, modal sosial kader kesehatan dan

mengadakan pertemuan, mengelola kepemimpinan

kegiatan dan menggalang donasi, serta secara simultan terhadap CDR adalah

tokoh

masyarakat

memberi contoh dalam penemuan TB 27,7%, (2) Peran modal sosial kader

paru BTA positif.

kesehatan yang berhubungan dengan CDR terdiri dari dimensi kognitif,

Ucapan terima kasih

relasional dan struktural. Kami menghaturkan terima Dimensi

Ketua Lembaga kepedulian, saling percaya dan rasa

Penelitian dan Pengabdian Kepada memiliki antar anggota keluarga,

Masyarakat Universitas Sebelas Maret sesama warga serta kader dan petugas

yang telah mendanai penelitian ini kesehatan. Dimensi relasional meliputi

dalam skim Hibah Unggulan Madya, kerjasama dan komunikasi yang

serta kepada Pemerintah Daerah dilandasi nilai-nilai bersama. Dimensi

Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah dan struktural meliputi jaringan sosial,

dr. H. Guntur Subiyantoro, M.Si, perkumpulan

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten masyarakat, (3) Peran kepemimpinan

dan

persatuan

Sukoharjo Jawa Tengah yang telah tokoh masyarakat dalam CDR adalah

memberikan izin dan fasilitasinya memberikan motivasi, tempat bertanya

penelitisn ini dapat dan

pertemuan secara

rutin,

serta

mengelola kegiatan

menggalang donasi. Adrian M. 2010. The community leadershp

Saran

and place-shaping roles of english Berdasarkan hasil penelitian,

local government synergy or tension? disarankan; (1) Perlu meningkatkan

Public Policy and Administration 2010 peran modal sosial kader kesehatan 25: 175 Agboatwalla M, Kazi GN, Shah SK, Noor,

dimensi kognitif yaitu kepedulian, Domki A, Saeed S, et al., 2004. saling percaya dan rasa memiliki antar Community involvement in enhancing

anggota keluarga, sesama warga serta case detection and treatment success kader dan petugas kesehatan, dalam

rates of tuberculosis patients under penemuan TB paru BTA positif, (2)

MODAL SOSIAL KADER KESEHATAN DAN KEPEMIMPINAN TOKOH MASYARAKAT DALAM

PENEMUAN PENDERITA TUBERKULOSIS

DOTS strategy in pakistan. National Conrad D. Defining social capital. Program Manager TB Control Program

Electronic Journal of Sociology 2007. Government of Pakistan.

2011Nov15]. Ainy A, Makky M, Fajar NA. Alert village:

[cited

Availablefrom:http://www.sociology. an awareness and health promotion

org/content/2007/_contrad_social_ca programme on healthy behaviors.

pital.pdf.

BMC Public Health. 2012; 12: p. 1-2. Datiko D, Lindtjørn B. Health extension Ashwell HES dan Barclay L 2009. A

workers improve tuberculosis case retrospective analysis of a community-

detection and treatment success in based health program in Papua New

Southern Ethiopia: A Community Guinea.

trial. PLos one International, Vol. 24 No. 2. Published

Community TB Care in Ethiopia. 2009; by

4: p. 5443-50.

Downloaded from hpp.sagepub.com at Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. University

2013. Profil kesehatan kabupaten November 24, 2011

Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah. Awofeso N, Schelokova I, Dalhatu A 2008.

Sukoharjo

Training of front-line health workers Dye C, Lönnroth K, Jaramillo E, Williams for tuberculosis control: Lessons from

M. Trends in Nigeria and Kyrgyzstan. Human

BG, Raviglione

tuberculosis incidence and their Resources for Health. 6 (20): p. 1478-

determinants in 134 countries. Bull 91.

World Health Organ. 2009; 87: 683–91. Baral SC, Karki DK, Newell JN. Causes of

Ebi KL, Semenza J. Community-based stigma and discrimination associated

adaptation to the health impacts of with tuberculosis in Nepal: a climate change. Am J Prev Med. 2008.

qualitative study. BMC Public Health.

35(5): p. 501-7.

2007;7 (211):1-10. U.S. Department of Health and Human Baum FE, Ziersch AM. Social capital. J

Services. Substance Abuse and Mental Epidemiol Community Health. 2003.

Health Services Administration Center 57: p. 320-3.

for Substance Abuse Treatment. Blakely T, Ivory V. Commentary: Bonding,

America Grassroots. bridging, and linking-but still not

Empowering

Successful strategies for much going on. International Journal

recruiting, training, and utilizing of Epidemiology. 2006;35:614–5.

volunteers. Washington DC Bolin K, Lindgren B, Lindstrom M, Nystedt

Ferguson KM, Kim MA, McCoy S. P. Investments in social capital-

empowerment and implications of social interactions for

Enhancing

leadership among homeless youth in the production of health. Social Science

agency and community settings: A and Medicine. 2003;56:2379-90.

grounded theory approach. Child Bourdieu P. The forms of capital. In: J.

Adolesc Social Worker Journal (2011) Richardson, Editor. Handbook of

Published online: 30 Theory and Research for the Sociology

2010. Springer of Education (New York, Greenwood),

September

Science+Business Media, LLC 2010. 1986; 241-58.

Downloaded from hpp.sagepub.com at Coleman JS. Social capital in the creation of

Wollongong on human capital. The American Journal

University

of

November 24, 2011 of

Fujiwara T, Kawachi I. Social capital and Organizations

Sociology.

Supplement:

health. A study of adult twins in the Sociological and economic approaches

and

institutions:

U.S. Am J Prev Med. 2008; 35 (2):139 – to the analysis of social structure.

1988;94:S95-S120.

ENDANG SUTISNA SULAEMAN, REVIONO, ARRY SETYOWATI

Harpham T, Grant E, Thomas E. Measuring van Rensburg D. Social capital and social capital within health surveys:

community TB care in the Free State, key issues. Health Policy and

Acta Academica Planning. 2001;17( 1):106-11.

South

Africa.

Supplementum. 2005 (1):128-53. Holtgrave DR, Crosby RA. Social

Murti B. 2010. Determinan sosio-ekonomi, determinants of tuberculosis case rates

modal sosial, dan implikasinya bagi in the United States. Am J Prev Med.

masyarakat. Pidato 2004; 26 (2): 159–62.

kesehatan

Guru Besar Ilmu Kawachi I, Kennedy BP, Lochner K,

Pengukuhan

Kesehatan

Masyarakat Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret. income inequality, and mortality. Am J

Prothrow-Stith D. Social capital,

Surakarta.

Public health. 1997; 87:1491-98. Nahapiet J, Ghoshal S. Social capital, Kawachi I, Berkman LF. Socialties and

capital, and the mental health. Journal of Urban

intellectual

advantage. The Health. 2001;78 (3): 458-67.

organizational

academy of management review. 1998; Kementerian

Indonesia Direktorat

Ngadaya ES, Mfinanga GS, Wandwalo ER, Pengendalian

Jenderal

Morkve O. Detection of pulmonary Penyehatan

Penyakit

dan

tuberculosis among patients with Pedoman nasional penanggulangan

Lingkungan.

attending outpatient tuberkulosis. Jakarta.

cough

departments in Dar Es Salaam, Kironde S, Bajunirwe F. 2002. Lay workers

Tanzania: does duration of cough in directly observed treatment (DOT)

Health Services programmes for tuberculosis in high

matter?.

BMC

Research. 2009; 9 (112):1-5. burden settings: Should they be paid?

Oksanen T. 2009. Workplace social capital A review of behavioural perspectives.

and employee health.. [cited 2011 African Health Sciences. Vol 2(2): p.

http:// 73-8.

Des18].

www.doria.fi/bitstream/handle/1002 Krianto T. 2005. Pemberdayaan masyarakat

4/47617/Annales D876 Oksanen.pdf? dalam promosi kesehatan. Hal 254-280.

sequence=1

dalam Notoatmodjo S. Promosi Pitts DW. Leadership, empowerment, and kesehatan teori dan aplikasi. Cetakan

public organizations. Review of Public Pertama. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Personnel Administration 2005 25: 5. Lum T, Lightfoot E. The effects of

Downloaded from rop.sagepub.com at volunteering on the physical and

Wollongong on mental health of older people.

University

of

November 28, 2011 Research on Aging. 2005; 27; p. 31-55.

Portes A. 1998. Social Capital: Its origins Lynch J, Due P, Muntaner C, Smith GD.

and applications in modern sociology. Social capital-Is it a good investment

Annual review of sociology. Vol 24: p. strategy for public health? J Epidemiol

1-24.

Community Health. 2000; 54:404-8. Pranata, Setia., Lely Pratiwi, Niniek., Macinko J, Startfiiel B. The utility of social

Rahanto, Sugeng. 2014. Pemberdayaan capital

masyarakat di bidang kesehatan, determinants. The Johns Hopkins

in research

on

health

gambaran peran kader posyandu Medical Institutions. 2001; 79 (3): p.

dalam upaya penurunan angka 387-427.

kematian ibu dan bayi di kota Manado Medina DG, Le QV. Infectious diseases and

dan Palangkaraya. Buletin Penelitian interpersonal

Sistem Kesehatan. Vol 14 No 2 April evidence. 2011; 3 (4): 206-10.

Meulemans H, Ouytsel JV, Rigouts L, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Mortelmans D, Heunis C, Matebesi Z,

Bahasa Departemen Pendidikan dan

MODAL SOSIAL KADER KESEHATAN DAN KEPEMIMPINAN TOKOH MASYARAKAT DALAM

PENEMUAN PENDERITA TUBERKULOSIS

Kebudayaan. 2007. Kamus umum kader kesehatan dalam meningkatkan bahasa indonesia. Jakarta: Balai

kinerja Posyandu. Jurnal Promosi Pustaka

Kesehatan Indonesia (The Indonesian Putnam R. Bowling alone: America's

Journal oh Health Promotion). Volume declining social capital. Journal of

2/No.1/Januari 2007. Democracy. 1995; 6 (1):65-78.

World Health Organization. 2006. The Stop Rasanathan K, Kurup AK, Jaramillo E,

TB Strategy, Building on and Lönnroth K. The social determinants of

enhancing DOTS to meet the TB- health: key to global tuberculosis

Millennium Development control. Int J Tuberc Lung Dis. 2011;

related

Goals. Switzerland: World Health Vo1 5 (6): p. 30–36.

Organization.

Smith I. What is the health, social, and

Organization. 2007. economic burden of tuberculosis?. In:

World

Health

Community health workers: What do Frieden T, editor. Toman's tuberculosis

we know about them?. Geneva: World case

Health Organization. monitoring: questions and answers.

Organization. 2008. 2nd edition. Geneva: WHO; 2004. p.

World

Health

Implementing the WHO stop TB 233-7.

strategy. A handbook for national Sulaeman E.S.

control programmes. masyarakat di bidang kesehatan teori

2012. Pemberdayaan

tuberculosis

Spain: World Health Organization. dan implementasi. Cetakan pertama.

World Health Organization. 2010. The Yogyakarta : Gajah Mada University

global plan to stop TB 2011-2015. Press.

Transforming the fight towards Sulaeman ES. 2012. Model pemberdayaan

of tuberculosis. masyarakat

elimination

World Health mengidentifikasi masalah kesehatan:

studi pada program Desa Siaga. Jurnal World Health Organization. Advocacy, Kedokteran YARSI 20 (3) : 118 – 127

and social (2012)

communications,

mobilization for TB control. Report of Sulaeman ES. 2013. Model pemberdayaan

the Regional Workshop Colombo; 2010 masyarakat

Sept 14-17; India; 2010. p. 1-33. Surakarta: UNS PRESS. ISBN 978-979-

bidang

kesehatan.

World Health Organization. 2011. World 498-848-0. www.unspress.uns.ac.id

Health Organization Report 2011 Sundquist K, Yang M. Linking social

Global Tuberculosis Control. Geneva: capital and self-rated health: A

World Health Organization press. multilevel analysis of 11.175 men and

Zolowere D, Manda K, Panulo B, Muula women in Sweden. Health & Place.

AS. Experiences of self-disclosure 2007;13 (2):324-34.

among tuberculosispatients in rural Widagdo. 2007. Ciri-ciri kepala desa yang

Southern Malawi. Rural and Remote berpengaruh terhadap peran serta

Health. 2008; 8 (1037):1-9.