WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara Pengukuran Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa Angkutan Udara Terhadap Kinerja Penanganan Bagasi pada Maskapai Penerbangan PT.X di Bandara Husein Sastranegara – Bandung Satisfaction Level Measurement of Air Transport User

WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara

Pengukuran Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa Angkutan Udara Terhadap Kinerja Penanganan Bagasi pada Maskapai Penerbangan PT.X di Bandara Husein Sastranegara – Bandung

Satisfaction Level Measurement of Air Transport User to Baggage Handling Performance on Airline X in Bandun Husein Sastranegara Airport

Dina Yuliana

Pusat Litbang Perhubungan Udara, Jl. Merdeka Timur no. 5, Jakarta Pusat 10110 email: dinahubud@gmail.com

INFO ARTIKEL

ABSTRACT / ABSTRAK

Ground handling is the activity of the airline in term of service to

Histori Artikel: Diterima: 7 Oktober 2014

passengers, baggage, cargo, and post, using certain supporting equipments Direvisi: 11 Nopember 2014 for aircraft movement in the airport (origin and destination). This study

Disetujui: 15 Desember 2014 aimed to measure the level of satisfaction (perception and expectation) of the passengers of airline X to its performance on baggage handling in the airport

Keywords:

based on the attributes of service quality. Importance Performance Analysis importance and performance (IPA) was used in the study and the results indicate that there are 4 attributes

analysis, customer service in Quadrant I which are the speed of ground handling operator when serving indeks, gap, ground handling, the arrival baggage of passengers, operator service in response of complaints,

baggage, airline of PT. X. the punctuality for baggage claim schedule, and the guarantee of security of

passengers’ baggage which are kept by the airline. The biggest value of gap is analisis kepentingan dan the security guarantee of passengers’ baggage (-2,52) and the value of CSI is

Kata kunci:

kinerja, indeks pelayanan 56,879% which means that the index of passenger satisfaction is at pelanggan, kesenjangan, ground unsatisfactory criterion.

handling, bagasi, maskapai Ground handling merupakan suatu aktivitas perusahaan penerbangan penerbangan PT. X. yang berkaitan dengan penanganan atau pelayanan terhadap penumpang berikut bagasi, kargo, pos, peralatan bantu pergerakan pesawat di darat selama berada di bandar udara (keberangkatan dan kedatangan). Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat kepuasan (persepsi dan

harapan) dari penumpang Maskapai Penerbangan PT. X terhadap kinerja penanganan bagasi di bandara berdasarkan atribut-atribut kualitas

pelayanan. Analisis data yang digunakan adalah Analisis Kepentingan dan Kinerja (IPA). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kuadran I terdapat

empat atribut yaitu kecepatan petugas ground handling pada saat penanganan kedatangan bagasi penumpang, pelayanan petugas dalam

menangani komplain, ketepatan waktu informasi pengambilan bagasi sesuai jadwal, dan jaminan keamanan bagasi penumpang yang dititipkan ke airlines. Nilai kesenjangan (gap) terbesar adalah jaminan keamanan bagasi penumpang (-2,52). Nilai CSI sebesar 56,879%, artinya indeks kepuasan penumpang pada kriteria tidak memuaskan.

Pengukuran Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa Angkutan Udara Terhadap Kinerja Penanganan Bagasi pada Maskapai Penerbangan PT.X di Bandara Husein Sastranegara

– Bandung (Dina Yuliana) 235

PENDAHULUAN

namun tidak mendapat respons seperti yang Salah satu pelayanan terhadap penumpang

diharapkan.

berarti juga pelayanan terhadap barang bawaan Berdasarkan hasil identifikasi masalah di penumpang (bagasi). Bagasi penumpang harus

atas, maka perlunya suatu penelitian untuk dikelola

mengetahui kinerja penanganan bagasi di berhubungan

dengan sebaik mungkin

karena

meningkatnya arus konsumen dan agar tidak terjadi kekeliruan

penumpang baik yang datang maupun yang didalam penanganannya seperti kehilangan,

mengakibatkan meningkatnya kerusakan, tertinggal di bandar udara, dan

berangkat

permintaan sarana angkutan udara penumpang terbawa di pesawat dan sebagainya. Untuk

dan tentunya akan meningkatkan jumlah bagasi mengatasi hal tersebut maka penumpang yang

penumpang yang dibawa oleh suatu maskapai mengalami kejadian seperti di atas harus segera

penerbangan. Peningkatan arus pergerakan melapor kepada bagian yang terkait yaitu unit

penumpang dan bagasi dituntut peningkatan lost and found di bandara agar dapat segera

kinerja penanganan bagasi meliputi: personel, ditindaklanjuti.

fasilitas dan peralatan penanganan bagasi mulai Kasus pembongkaran atau pencurian barang

dari keberangkatan hingga bagasi tersebut tiba milik penumpang di bandara sudah terjadi

di tempat tujuan keberangkatan. Banyaknya beberapa

laporan kejadian kehilangan/kerusakan bagasi penumpang pesawat sebagai berikut:

kali. Kasus-kasus

barang milik

pada Maskapai Penebangan PT. X menjadi hal

1. Tanggal 9 Februari 2014 belasan penumpang yang menarik perhatian untuk mengetahui

Lion Air yang mendarat di Bandara Soekarno tingkat kualitas pelayanan dalam penanganan Hatta dari Palembang dan Padang protes

penumpang yang telah diberikan karena barang bawaan mereka di bagasi

bagasi

Maskapai Penebangan PT. X kepada pengguna hilang.

jasa/penumpang angkutan udara saat ini.

2. Tanggal 13 Desember 2012, seluruh barang Dalam industri jasa angkutan udara, kualitas bawaan penumpang (bagasi) tidak satupun

pelayanan kepada pengguna jasa angkutan terangkut pada penerbangan JT0601 dari

udara/penumpang adalah faktor terpenting, Jambi ke Jakarta.

dimana

pengguna

jasa angkutan

3. Tanggal 18 November 2013, penumpang udara/penumpang semakin bersifat kritis dalam Citilink dengan nomor penerbangan QG 804

memilih perusahaan jasa angkutan udara yang tujuan Surabaya-Jakarta, kehilangan laptop

Seiring dengan merk Macbook Pro Md 104 dan ijazah atas

akan

digunakan.

masyarakat sebagai nama Rahmat Fauziy mulai TK, SMP, SMU,

perkembangannya,

pengguna jasa angkutan udara tidak lagi dan S1 (sarjana).

bertindak

sebagai objek dalam penilaian

4. Tanggal 1 September 2013, layanan terhadap kualitas pelayanan, melainkan telah

maskapai Lion Air ternyata dikeluhkan menjadi salah satu subjek penentu dalam penumpang

kualitas pelayanan suatu Balikpapan Kalimantan Timur. Sejumlah

perusahaan. Salah satu cara untuk mengukur pejabat

layanan adalah dengan metode mengaku ditelantarkan dan bagasi yang

Importance-Performance Analysis yaitu dengan tertinggal di Bandara Ahmad Yani Semarang

cara memetakan hubungan antara tingkat Jateng.

kepentingan pengguna jasa angkutan udara

5. Tanggal 2 Januari 2014, seorang penumpang dengan kinerja dari masing-masing variabel

maskapai penerbangan Lion Air dengan JT yang ditawarkan oleh pihak pengelola jasa dan 0210 dari Bandara Soekarno Hatta ke

melihat kesenjangan (gap) antara kinerja Bandara Kuala Namu, Sumatera Utara

dari variabel-variabel mendapati bagasinya sudah teracak-acak

dengan

kepentingan

tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut saat tiba di bandara tersebut dan beberapa

diatas, perlu kiranya dilakukan pengkajian barangnya hilang. Persoalan tersebut telah

bagasi penumpang dilaporkan kepada manajemen Lion Air,

mengenai

penanganan

domestik di bandar udara.

236 Warta Ardhia, Volume 40 No. 4 Desember 2014, hal. 235-250

Sebagaimana diuraikan pada latar belakang, fulfillment response. It is a judgement that the permasalahan pokok yang dihadapi adalah

product or service feature, or the product or bagaimana

service itself, provides a pleasurable level of penumpang yang telah diberikan Maskapai

fulfillment, artinya, Penebangan

consumption-related

kepuasan merupakan respon pemenuhan dari jasa/penumpang angkutan udara di bandara

PT.

X kepada

pengguna

merupakan penilaian saat ini? Bagaimana cara untuk meningkatkan

mengenai bentuk dari produk dan layanan, atau pelayanan sehingga meningkatkan kepuasan

mengenai produk atau layanan itu sendiri, dalam penumpang?. Tujuan penelitian ini adalah untuk

menyediakan tingkat kepuasan dari konsumsi untuk mengukur tingkat kepuasan (persepsi dan

yang terpenuhi.

Freddy Rangkuti (2003), sebagai berikut Penerbangan PT. X terhadap kinerja penanganan

harapan) dari penumpang

Maskapai

kualitas layanan merupakan penyampaian jasa bagasi di bandara berdasarkan atribut-atribut

tingkat kepentingan kualitas pelayanan (service quality).

yang

akan melebihi

konsumen. Jelas ditekankan dalam definisi tersebut bahwa pemberian jasa atau layanan

TINJAUAN PUSTAKA

yang berkualitas tinggi adalah yang memenuhi Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara

dan bahkan melebihi kebutuhan dan harapan (2006), kinerja (prestasi kerja) adalah hasil

pelanggan. Persepsi tentang kualitas memang kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

cenderung relatif atau dengan kata lain, oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan

mengarah kepada subyektifitas penilai, salah tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

satu contohnya: kebutuhan dan harapan satu diberikan kepadanya. Menurut Rivai dan Basri

pelanggan dengan pelanggan lainnya akan (2005) kinerja adalah kesediaan seseorang atau

berbeda.

kelompok orang untuk

Zeithaml dan Bitner (2000), ServQual kegiatan dan

melakukan suatu

dibangun atas adanya dengan tanggung jawabnya dengan hasil yang

perbandingan dua faktor utama yaitu persepsi seperti diharapkan. Pengertian kinerja lainnya

pelanggan atas layanan yang nyata mereka dikemukakan oleh Payaman Simanjuntak (2005)

terima (Perceived Service) dengan layanan yang yang mengemukakan kinerja adalah tingkat

diharapkan atau diinginkan pencapaian hasil

sesungguhnya

atas pelaksanaan tugas (Expected Service). Terdapat lima dimensi model tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat

ServQual (Service Quality) yang dikembangkan pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan

oleh Parasuraman, Zeithaml, dan Berry seperti tujuan perusahaan.

yang dikutip oleh Zeithaml dan Bitner (2000) Kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa

yaitu sebagai berikut:

latin “satis” (artinya cukup baik, memadai) dan

1. Tangible (Berwujud/Bukti Fisik), yaitu “factio“(artinya melakukan atau membuat).

perusahaan dalam Secara sederhana, kepuasan dapat diartikan

kemampuan

menunjukkan eksistensinya kepada pihak sebagai ‘upaya pemenuhan sesuatu’ atau

eksternal. Hal ini berhubungan dengan ‘membuat sesuatu memadai (Tjptono, 2011).

fasilitas fisik yang berdaya tarik visual. Menurut Kotler (2005) kepuasaan pelanggan

2. Reliability (Keandalan), yaitu kemampuan sebagai

perusahaan untuk memberikan pelayanan sesesorang terhadap suatu produk setelah

perasaan senang

atau

kecewa

sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat membandingkan hasil/prestasi produk yang

dan terpercaya.

dipikirkan terhadap kinerja/hasil produk yang

3. Responsiveness (Daya Tanggap), yaitu diharapkan. Jika kinerja memenuhi harapan,

kemampuan dan kesediaan perusahaan maka itu artinya pelanggan puas. Tetapi jika

dan memberikan kinerja sesuai harapan pelanggan, maka hal ini

untuk

membantu

pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat pelanggan puas.

pada pelanggan.

4. Assurance (Jaminan), yaitu pengetahuan, menyatakan bahwa satisfaction is the consumer’s

Zeithaml, Bitner dan Gremler (2006),

perilaku, dan kemampuan para karyawan perusahaan

untuk menumbuhkan Pengukuran Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa Angkutan Udara Terhadap Kinerja Penanganan Bagasi pada

Maskapai Penerbangan PT.X di Bandara Husein Sastranegara – Bandung (Dina Yuliana) 237 Maskapai Penerbangan PT.X di Bandara Husein Sastranegara – Bandung (Dina Yuliana) 237

penanganan atau pelayanan terhadap para perusahaan

pelanggan

kepada

penumpang berikut bagasinya, kargo, pos, menciptakan rasa aman bagi para pelanggan.

peralatan pergerakan pesawat di darat dan

5. Empathy (Empati), yaitu memberikan pesawat terbang itu sendiri selama berada di perhatian yang tulus dan bersifat individual

bandar udara, baik keberangkatan (departure) atau pribadi kepada para pelanggan serta

maupun untuk kedatangan (arrival). berupaya

Tujuan dan sasaran-sasaran yang ingin keinginan pelanggan.

dicapai oleh ground handling adalah sebagai Menurut Undang-Undang No.1 Tahun 2009

berikut: flight safety, on time performance, tentang Penerbangan, bagasi tercatat adalah

customer satisfaction dan reliability. Target flight barang penumpang yang diserahkan oleh

safety dan OTP sangat dirasakan oleh pihak penumpang kepada pengangkut untuk diangkut

eksternal (pax) dan pihak internal (perusahaan), dengan pesawat udara yang sama. Bagasi kabin

sementara tujuan customer satisfaction akan adalah barang yang dibawa oleh penumpang dan

sangat dirasakan oleh pihak eksternal dan berada dalam pengawasan penumpang sendiri.

tujuan efisiensi pasti akan sangat dirasakan Bagasi adalah barang bawaan, artikel, harta

pihak internal. Pada benda, dan

manfaatnya

oleh

komponen utama penumpang, baik bagasi tercatat, bagasi cabin

penyelenggaraan bisnis penerbangan dapat maupun bagasi tak tercatat yang diizinkan oleh

berjalan, khususnya ground handling. Ketiga perusahaan penerbangan untuk dapat diangkut

adalah perusahaan di pesawat udara guna keperluan pribadi untuk

komponen

tersebut

(airlines), berikut sarana dipakai atau digunakan oleh penumpang selama

penerbangan

angkutnya berupa pesawat terbang (aircraft), melakukan pejalanan atau di tempat tujuan

bandar udara (airport) dan konsumen (dalam penumpang beraktifitas.

hal ini passanger dan shipper). Ketiga komponen Baggage handling yaitu proses pelayanan

utama ini secara sendiri-sendiri memiliki bagasi

keterkaitan dengan unit-sub unit lainnya yang asal/keberangkatan pada saat penumpang

memiliki peran tidak kecil. melakukan proses check-in, kemudian memuat

Pelayanan ground handling sudah dimulai bagasi tersebut ke container (gerobak bagasi),

ketika pesawat akan merapat ke parking stand. melaksanakan baggage

Pada saat itu petugas marshalling sudah mulai baggage, menarik bagasi ke pesawat dan

sorting dan transit

memandu pesawat untuk parkir, sementara sebaliknya hingga sampai kepada penyerahan

yang memasang wheel chock adalah petugas bagasi

ground handling. Kegiatan pelayanan ground bersangkutan pada saat penumpang tiba di

tersebut ke

penumpang

yang

handling selesai ketika pesawat sudah didorong tujuan.

mundur, aircraft towing tractor sudah lepas dan Penumpang adalah setiap orang yang

pesawat mulai taxi.

diangkut atau penumpang yang harus diangkut

Peraturan Menteri di dalam pesawat udara ataupun alat-alat

Berdasarkan

Perhubungan Nomor: PM 49 Tahun 2012 pengangkut lainnya, atas dasar persetujuan dari

tentang Standar Pelayanan Penumpang Kelas perusahaan

Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal menyelenggarakan

Dalam Negeri, terdapat tiga tahap utama dalam (perusahaan penerbangan, perkapalan dan

angkutan

tersebut

pelayanan, yaitu pre fligh service, inflight service lainnya). Tidak termasuk penumpang adalah

dan post flight servuce. Pre flight service artinya para awak pesawat atau crew. Menurut Majid

kegiatan penanganan terhadap penumpang dan dan Eko Probo D.Warpani (2009) penumpang

pesawat sebelum keberangkatan (dibandara adalah orang atau sekelompok orang yang

asal), inflight service berarti kegiatan pelayanan melakukan perjalanan dengan menggunakan

terhadap penumpang selama di dalam pesawat. peswat udara.

Sementara itu, post flight service adalah kegiatan Menurut Majid dan Warpani (2009), ground

penanganan terhadap penumpang, kargo dan handling adalah suatu aktifitas perusahaan

pesawat setelah penerbangan atau kedatangan penerbangan

(di bandara tujuan). Dari ketiga pelayanan

238 Warta Ardhia, Volume 40 No. 4 Desember 2014, hal. 235-250 238 Warta Ardhia, Volume 40 No. 4 Desember 2014, hal. 235-250

hasil ukur yang handling, yaitu flight safety, on time performance,

atau

kepercayaan

mengandung kecermatan pengukuran customer satisfaction dan efficiency.

7. Analisis Importance-Performance Analysis Area pelayanan ground handling, yaitu

8. Analisis GAP

terminal area, cargo area dan appron area.

9. Kesimpulan

Ketiga tempat tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Karena setiap bagasi

Pengujian Validitas Instrumen

yang dibawa penumpang melewati ketiga Dalam hal analisis item ini Masrun diikuti tempat tersebut.

oleh Sugiyono (2012) menyatakan bahwa “Teknik korelasi untuk menentukan validitas

METODOLOGI

item ini sampai sekarang merupakan teknik Sampel

yang paling banyak digunakan. Selanjutnya karakterisitik yang dimiliki oleh populasi

interpretasi terhadap tersebut, (Sugiyono, 2010). Untuk mengukur

dalam

memberikan

koefisien korelasi item yang mempunyai korelasi tingkat kinerja dari perspektif penumpang

positif dengan kriterium (skor total) serta angkutan udara, populasi dalam penelitian ini

korelasi yang tinggi, menunjukan bahwa item adalah penumpang Maskapai Penerbangan PT. X

tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. sebanyak 100 orang. Penelitian ini dilakukan

Biasanya syarat minimun untuk dianggap pada minggu ketiga bulan Maret 2014 di

memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3”. Dari Bandara Husein Sastranegara – Bandung. Dalam

pernyataan di atas dapat dikemukakan jika penelitian ini teknik pengambilan sampel yang

korelasi antara skor butir dengan skor total digunakan adalah accidental sampling yaitu

kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen merupakan teknik pengambilan sampel yang

tersebut dinyatakan tidak valid. dilakukan terhadap responden yang secara

kebetulan ditemui pada obyek penelitian ketika

Pengujian Reliabilitas Instrumen

observasi sedang berlangsung. Langkah-langkah Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang

1. Melakukan studi pustaka digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten Untuk mengetahui secara teoritis metode-

jika pengukuran tersebut diulang. Sedangkan metode apa yang dapat digunakan dalam

menurut Iman Ghozali bahwa suatu instrumen upaya menyelesaikan masalah.

penelitian dapat andal/reliabel apabila nilai

2. Mengidentifikasi permasalahan cronbach’s alpa di atas 0,60. Melakukan identifikasi pada permasalahan

yang ada di Bandara terkait dengan

Importance Performance Analysis - IPA

penanganan bagasi penumpang. Teknik analisis data yang digunakan dalam

3. Menentukan tujuan penelitian penelitian ini menggunakan metode Importance Tujuan

Performance Analysis - IPA atau Analisis Tingkat dihubungkan dengan permasalahan yang ada

yang didefinisikan

nantinya

Kepentingan dan Kinerja (Martilla dan James, agar dapat memberikan solusi terhadap

1977 dalam Supranto, 2011). Metode IPA masalah yang tersebut.

menggabungkan

pengukuran Tingkat

4. Pembuatan Kuesioner Kepentingan dan Kinerja dalam grafik dua

5. Penyebaran kuesioner dimensi yang memudahkan penjelasan data dan

6. Uji validitas dan reliabilitas mendapatkan usulan praktis. Analisis IPA Uji Validitas digunakan untuk menguji

digambarkan sebagai aksis vertikal (Y) dan apakah instrumen yang dipakai cukup layak

dimana aksis vertikal digunakan sehingga mampu menghasilkan

horizontal

(X),

Tingkat Kepentingan, data yang akurat sesuai dengan tujuan

menggambarkan

sedangkan aksis horizontal menggambarkan Penyusunan

digunakan untuk mengetahui konsistensi Customer Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen secara keseluruhan dengan pendekatan yang

Pengukuran Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa Angkutan Udara Terhadap Kinerja Penanganan Bagasi pada Maskapai Penerbangan PT.X di Bandara Husein Sastranegara

– Bandung (Dina Yuliana) 239 – Bandung (Dina Yuliana) 239

tahapan untuk mengukur CSI adalah sebagai HS= Skala maksimum yang digunakan

berikut:

a. Menentukan Mean Importance Score (MIS) Selanjutnya, untuk menentukan skala CSI

yang berasal dari rata-rata skor Tingkat berdasarkan Tabel 1 berikut ini. Kepentingan menurut tiap pengguna jasa

angkutan udara, dan Mean Satisfaction Factor

Tabel 1. Customer Satisfaction Index Interpretation

(MSS) yang berasal dari rata-rata skor

Angka Indeks

Interpretasi

Very poor udara n, dengan rumus:

Kinerja menurut tiap pengguna jasa angkutan

Cause for concern

Good Keterangan:

Very Good Yi = Skor tingkat kepentingan indikator ke-i

84%<X≤87%

Excelent Xi = Skor kinerja indikator ke-i

87%<X

Ket: X = Angka Indeks Kepuasan Pelanggan n = Jumlah responden

Sumber:

Customer

Satisfaction Measurement:

b. satisfaction index Menentukan Weight Factor (WF), yang ”www.leadershipfactor.com”

merupakan persentase

nilai

MIS per

indikator terhadap total

MIS seluruh

Diagram kartesius

Analisis ini dilanjutkan dengan melakukan indikator, dengan rumus:

pemetaan ke dalam diagram kartesius untuk

melihat posisi masing-masing atribut kualitas.

c. Membuat Weight Score (WS), yang Selanjutnya dapat ditafsirkan atribut-atribut merupakan perkalian WF dengan rata-rata

mana yang perlu dijadikan prioritas utama, tingkat kepuasan (Mean Satisfaction Factor),

dipertahankan, prioritas rendah, dan yang dengan rumus:

berlebihan berdasarkan kuadran-kuadran yang WSi = WFi x MSSi..............................................(4)

ada dalam diagram. Adapun diagram kartesius

adalah sebagai berikut. seluruh

d. Menentukan CSI dengan menjumlahkan WS

maksimum yang digunakan, dengan rumus:

Prioritas Utama

Pertahankan

Rata-rata Skor Harapan

Prioritas Rendah

Berlebihan

Rata-rata Skor Kinerja Gambar 1. Diagram Kartesius IPA

240 Warta Ardhia, Volume 40 No. 4 Desember 2014, hal. 235-250

Interpretasi dari setiap kuadran di atas adalah:

Tabel 2. Posisi Keputusan Penilaian

a. Prioritas utama, penyedia jasa harus

Skor Ratan

Keterangan

memfokuskan diri pada kuadran ini karena

Sangat Tidak Memuaskan, Sangat atribut yang berada di sini diharapkan ada

Tidak Baik

Kurang Memuaskan, Kurang Baik dipersepsikan kurang. Beberapa perubahan

oleh pelanggan

Cukup Memuaskan, Cukup Baik harus dilakukan untuk memperkecil gap

Memuaskan, Baik yang timbul.

Sangat Memuaskan, Sangat Baik

b. Pertahankan, atribut yang ada di dalam

Sumber: Umar, 2007

kuadran ini diharapkan oleh pelanggan dan

kinerja dipandang sudah bagus sehingga

Definisi Operasional

harus dipertahankan. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel

yang diwakili huruf X dan Y, dimana variabel X mengharapkan atribut yang ada di kuadran

c. Prioritas rendah,

pelanggan

tidak

merupakan Kinerja penanganan bagasi yang ini dan mempersepsikan kinerja yang

dilakukan oleh perusahaan dimata pelanggan, diberikan kurang bagus. Penyedia jasa tidak

sedangkan variabel Y merupakan tingkat perlu memaksakan untuk meningkatkan

pelanggan terhadap kualitas jasa dari atribut yang ada dalam

kepentingan

menurut

penanganan bagasi perusahaan. Selanjutnya kuadran ini.

untuk memperjelas variabel-variabel tersebut,

10 (sepuluh) indikator yang terlalu diharapkan oleh pelanggan namun

d. Berlebihan, atribut dalam kuadran ini tidak

digunakan

merupakan penjabaran dari 5 (lima) dimensi memiliki

jasa/pelayanan, yaitu bukti fisik sementara tidak ada strategi yang perlu

kehandalan (reliability), daya diambil

(tangibles),

tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), memantau untuk mengantisipasi bila suatu

dan empati (empathy).

saat atribut-atribut ini semakin diharapkan. Dimensi kualitas jasa ada lima yaitu:

1. Keandalan (Reliability), indikator yang

Analisis Persepsi

digunakan adalah

dalam prosedur mengelompokkan jawaban responden masing-

Analisis persepsi

dilakukan

dengan

a. B1=Kemudahan

penerimaan bagasi di bandara masing dengan kriteria skala 1 sampai 5. Cara

waktu informasi perhitungan skor rataan adalah sebagai berikut:

b. B2=Ketepatan

pengambilan bagasi sesuai jadwal.

2. Keresponsifan/Ketanggapan

(Responsiveness), indikatornya adalah Keterangan:

a. B3=Kecepatan

petugas pada saat

X = Bobot skor rataan

kedatanganan bagasi fi = Frekuensi pada kategori ke-i

penanganan

penumpang.

wi = Bobot untuk kategori ke-i (1 sampai dengan

b. B4=Pelayanan petugas dalam menangani 5)

complain.

3. Keyakinan (Assurance), indikator yang skala tiap komponen dengan menggunakan

Hasil nilai skor rataan kemudian ditentukan

digunakan adalah

rumus rentang skala (1-5). Nilai skor rataan

keamanan bagasi yang dihasilkan dari perkalian antara bobot nilai penumpang yang dititipkan ke airlines. jawaban berdasarkan skala dengan jumlah

a. B5=Jaminan

b. B6=Jaminan penanganan bagasi agar jawaban responden, kemudian dibagi dengan

tidak rusak/basah

jumlah responden. Berdasarkan nilai skor rataan

4. Empati/Perhatian (Empathy), indikatornya tersebut, maka posisi keputusan penilaian

adalah

memiliki rentang skala yang dapat dilihat pada

a. B7=Keramahan petugas penerima bagasi Tabel 2.

Pengukuran Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa Angkutan Udara Terhadap Kinerja Penanganan Bagasi pada Maskapai Penerbangan PT.X di Bandara Husein Sastranegara

– Bandung (Dina Yuliana) 241 – Bandung (Dina Yuliana) 241

dilaksanakan oleh perusahaan ground handling. hilang/rusak (lost and found)

Namun

demikian

beberapa maskapai

5. Berwujud/Bukti Fisik (Tangibles), penerbangan melakukan sendiri urusan ground indikator yang digunakan adalah

handlingnya, kecuali jika di suatu Bandara

a. B9=Kebersihan dan kerapihan counter penerbangan dari Maskapai tersebut hanya satu- penerimaan bagasi penumpang

dua flight, maka biasanya penanganan di darat

b. B10=Tersedianya pelayanan tambahan diserahkan ke perusahaan ground handling dalam penanganan bagasi (tali pengikat).

lokal.

Dalam hal suatu Maskapai Penerbangan

PEMBAHASAN

menyerahkan urusan handling bagasi ini ke Penanganan

Perusahaan Ground Handling maka Perusahaan Maskapai Penerbangan PT. X ada yang ditangani

tersebutlah yang menangani bagasi penumpang sendiri ada yang dikelola oleh perusahaan

sejak diterima di konter check in, memberi label, ground handling. Ground handling bertindak

mencatat, membawa ke pesawat terbang dan sebagai wakil dari maskapai penerbangan yang

meletakkan di ruang muat pesawat terbang. Saat dilayani,

ini, Maskapai Penerbangan PT. X di Bandara maskapai penerbangan tersebut. Keamanan

dan bertanggungjawab

kepada

Husein Sastranegara mempercayakan pada barang

perusahaan PTN. Di bandara tujuan jika tanggung jawab maskapai penerbangan dan

milik penumpang

adalah adalah

maskapai penerbangan tersebut menunjuk juga perusahaan ground handling. Oleh karena itu

ground handling (bisa perusahaan ground seluruh personel groundhandler dituntut untuk

handling yang sama dengan Bandara asal bisa melaksanakan tugasnya masing-masing secara

yang berbeda), maka profesional dan bertanggung jawab sesuai

juga

perusahaan

perusahaan ground handling tersebut yang akan dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

dari pesawat terbang Ketika seorang penumpang menyerahkan

mengambil

bagasi

mencatat dan meletakkan di conveyor belt bagasi bagasinya di konter check in dan menerima

di bandara tujuan agar bisa diambil penumpang baggage tag maka pada dasarnya bagasi tersebut

yang bersangkutan. Jika maskapai penerbangan telah menjadi tanggung

menunjuk perusahaan Penerbangan yang

jawab Maskapai

penerbangan

tidak

ground handling maka masakapai penerbangan tersebut. Bagasi yang diterima diberi label

digunakan

penumpang

itu sendiri yang menangani proses tersebut. sesuai dengan nomor flight penumpang yang bersangkutan termasuk flight lanjutannya jika

Pengujian Instrumen Penelitian

penumpang yang bersangkutan transit atau

Uji Validitas dan Reliabilitas

transfer di bandara berikutnya. Beberapa Hasil uji validitas dengan bivarate pearson Maskapai Penerbangan menyerahkan urusan

yang dapat dilihat pada Tabel 3. Dari pengolahan check in penumpang, pengurusan bagasi dan

data diperoleh nilai r dan Sig. untuk tiap-tiap juga penyiapan pesawat terbangnya kepada

item pertanyaan. Berdasarkan nilai r dan Sig. Perusahaan lain yang disebut Perusahaan

dapat disimpulkan bahwa ternyata semua item Ground Handling.

mempunyai korelasi Pengelolaan bagasi penumpang pada masing-

pernyataan

tersebut

dengan sesuatu yang ingin diukur. Dari nilai r masing maskapai penerbangan berbeda-beda.

dan Sig. pada Tabel diatas dapat disimpulkan Maskapai

pertanyaan tersebut dapat perusahaan ground handling yang mana saja.

digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan Layanan

dan kepuasan penumpang. Sehingga dapat berdasarkan kesepakatan yang dituangkan

yang diberikan

disesuaikan

dikatakan bahwa item-item pernyataan tersebut dalam sebuah kontrak kerjasama dan biasanya

sudah valid dan dapat digunakan untuk sesuai dengan ketentuan yang belaku. Dengan

mengukur dimensi yang diukur. kontrak antara Maskapai Penerbangan dengan

Dalam kaitannya dengan uraian tersebut di perusahaan ground handling ini maka pada

atas, dapat disajikan hasil pengujian reliabilitas dasarnya maskapai penerbangan tinggal terbang

yang dapat dilihat pada tabel 4.

242 Warta Ardhia, Volume 40 No. 4 Desember 2014, hal. 235-250

Tabel 3. Hasil Pengujian Validitas Kinerja Penanganan Bagasi Penumpang

Validitas

Aspek Pelayanan

kinerja/kepuasan

Harapan/kepentingan

valid Sumber: Olah data dengan SPSS

Tabel 4. Hasil Pengujian Reliabilitas Kinerja Penanganan Bagasi Penumpang Uji Reliabilitas

Harapan/kepentingan Aspek

kinerja/kepuasan

Cronbach’s

Cronbach’s Ket.

Pelayanan

Ket.

Alpha if Item Deleted

Alpha if Item Deleted

Sumber: Olah data dengan SPSS

rata-rata penumpang yang menggunakan jasa Jenis kelamin responden dalam penelitian ini

Karakteristik Responden

Maskapai Penerbangan PT. X adalah didominasi dapat dikelompokkan dalam 2 kelompok yaitu

oleh kaum wanita jika dibandingkan dengan kelompok pria dan wanita, untuk lebih jelasnya

pria.

akan disajikan karakteristik

responden

berdasarkan jenis kelamin yang dapat dilihat Pria: 27% pada Gambar 1 berikut ini.

Dari gambar 1. yakni karakteristik responden menurut jenis kelamin responden, maka dari 100 orang responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini maka kelompok responden

Wanita;

berdasarkan jenis kelamin yang terbesar dalam

penelitian ini adalah wanita yakni sebesar 73 orang atau 73%. Hal ini menunjukkan bahwa

Gambar 1. Responden Penelitian Berdasarkan Jenis kelamin

Pengukuran Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa Angkutan Udara Terhadap Kinerja Penanganan Bagasi pada Maskapai Penerbangan PT.X di Bandara Husein Sastranegara

– Bandung (Dina Yuliana) 243

Kinerja penanganan bagasi pada dimensi Lainnya;

keandalan (reliability) untuk atribut ketepatan BUMN;

waktu informasi pengambilan bagasi sesuai 10%

kinerja yang cukup

PNS: 30%

baik/cukup memuaskan sedangkan kemudahan dalam prosedur penerimaan bagasi di bandara

Swasta : mempunyai kinerja yang baik/ memuaskan.

53% Kinerja penanganan bagasi pada dimensi

ketanggapan

atribut pertanyaan kecepatan petugas ground handling pada saat penanganan kedatanganan bagasi penumpang mempunyai kinerja cukup memuaskan/baik dan

dengan

Gambar 3. Responden Penelitian Berdasarkan pelayanan petugas dalam menangani komplain Pekerjaan

mempunyai

yang kurang memuaskan/kurang baik.

kinerja

Berdasarkan Gambar 2 di atas, nampak Kinerja penanganan bagasi pada dimensi bahwa

keyakinan dengan atribut jaminan keamanan responden

sebagian besar

jenis

pekerjaan

bagasi penumpang yang dititipkan ke airlines penelitian

yang menjadi

sampel

dalam

mempunyai kinerja yang kurang memuaskan, wiraswasta, sehingga dapat dikatakan bahwa

ini adalah

pengusaha

atau

sedangkan jaminan penanganan bagasi agar rata-rata pengguna jasa Maskapai Penerbangan

tidak rusak/basah mempunyai kinerja yang PT. X mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta.

cukup memuaskan/cukup baik. Berdasarkan

Kinerja penanganan bagasi pada dimensi responden

empati dengan atribut keramahan petugas melakukan perjalanan, maka didominasi mereka

penerima bagasi/ ground handling mempunyai yang bermaksud untuk melakukan wisata yakni

kinerja memuaskan/baik sedangkan atribut sebesar 30%, sehingga dapat disimpulkan

kepekaan petugas dalam menerima keluhan bahwa rata-rata penumpang menggunakan jasa

maupun pengaduan bagasi yang hilang/rusak angkutan udara pada Maskapai Penerbangan PT.

dirasa

mempunyai

kinerja yang belum

X untuk berwisata dengan tujuan akhir antara

baik/belum memuaskan.

lain Bandara Ngurah Rai - Bali . Kinerja penanganan bagasi pada dimensi berwujud dengan atribut kebersihan dan

penerimaan bagasi 13%

tersedianya pelayanan bisnis;

27% tambahan dalam penanganan bagasi mempunyai

wisata;

kinerja yang baik/memuaskan.

Analisis Kuadran

studi;

berfungsi untuk 10%

Analisis

kuadran

menunjukkan hubungan antara penilaian tingkat Gambar 4. Responden Penelitian Berdasarkan

kepentingan dan tingkat kepuasan pengguna Maksud Perjalanan

jasa angkutan udara (penumpang). Variabel dijabarkan

ke

dalam

diagram kartesius

Importance – Performance Analysis

kinerja(performanc) Pada Tabel 5 disajikan data mengenai

berdasarkan

penilaian

penumpang dan persepsi

penanganan

bagasi

(importance) pengguna jasa penanganan bagasi yang dikelolakan oleh

pengguna jasa terhadap kinerja

kepentingan

angkutan udara (penumpang). Sebagai sumbu X Maskapai Penerbangan PT. X di Bandara Husein

adalah kinerja penanganan bagasi penumpang Sastranegara –Bandung pada dimensi reliability

dan sumbu Y adalah kepentingan pengguna jasa sebagai berikut.

angkutan udara (penumpang).

244 Warta Ardhia, Volume 40 No. 4 Desember 2014, hal. 235-250

Tabel 5. Persepsi, Harapan dan Nilai Kesenjangan Pengguna Jasa Terhadap Penanganan Bagasi yang Dikelolakan Oleh PT. X di Bandara Husein Sastranegara –Bandung

Analisis Gap Aspek

Pelayanan Rata-rata gap

Gap per dimensi

Keandalan(Reliability)

Ketanggapan(Responsiveness)

Keyakinan (Assurance)

Empati (Empathy)

Berwujud (Tangibles)

-1,41 -1,465 B10

Nilai Rata-rata

Nilai Total

Nilai CSI

Sumber: hasil pengolahan data

tersebut dijadikan sebagai titik pembatas Dari Tabel 5, dapat dilihat rata-rata skor

kuadran. X dijadikan titik pembatas kuadran kepentingan dan kinerja tiap variabel. Nilai-nilai

berdasarkan sumbu X dan Y dijadikan titik tersebut menggambarkan koordinat masing-

pembatas kuadran berdasarkan sumbu Y. Oleh masing variabel dalam digram kartesius. Rata-

karena itu, diagram kartesius akan terbagi rata dari rata-rata skor kinerja (X) adalah

menjadi empat bagian. Selanjutnya, dari Tabel 5 sebesar 2,847 sedangkan rata-rata dari rata-rata

dapat digambarkan diagram kartesius seperti skor kepentingan (Y) adalah 4,546. Angka

Gambar 4.

Gambar 5. Diagram Kartesius

Pengukuran Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa Angkutan Udara Terhadap Kinerja Penanganan Bagasi pada Maskapai Penerbangan PT.X di Bandara Husein Sastranegara

– Bandung (Dina Yuliana) 245

Berdasarkan Gambar 4, terlihat bahwa maka dilakukan perhitungan berdasarkan selisih seluruh variabel tersebar di empat kuadran yang

antara persepsi (kenyataan yang dirasakan) berbeda-beda. Hal ini dapat dijelaskan sebagai

dengan ekspektasi (harapan atas pelayanan). berikut.

Dari perhitungan ini diperoleh atribut-atribut

a. Kuadran I yang memiliki milai negatif yaitu atribut-atribut Variabel-variabel ini memiliki tingkat kinerja

yang memiliki potensi konflik kepentingan pihak di

pengguna jasa angkutan udara dalam memenuhi kepentingannya cukup tinggi. Variabel-

bawah rata-rata

tetapi

tingkat

Berdasarkan perhitungan variabel yang masuk ke dalam kuadran I

kebutuhannya.

kesenjangan tersebut dapat diketahui bahwa adalah variabel: ketepatan waktu informasi

semua pernyataan bernilai negatif, berarti pengambilan bagasi sesuai jadwal (B2),

bahwa persepsi pengguna jasa angkutan udara kecepatan petugas ground handling pada saat

terhadap atribut pelayanan nilainya lebih penanganan

rendah daripada nilai ekspektasinya, hal ini penumpang (B3), pelayanan petugas dalam

kedatanganan

bagasi

menunjukkan bahwa harapan pengguna jasa menangani komplain (B4) dan jaminan

angkutan udara atas pelayanan yang diberikan keamanan bagasi penumpang yang dititipkan

belum terpenuhi.

ke airlines (B5). Dari Tabel 5. terlihat bahwa selisih antara

b. Kuadran II kinerja kinerja penanganan bagasi dengan Variabel-variabel

tingkat kepentingan pengguna jasa angkutan kepentingan yang tinggi dan tingkat kinerja

udara semuanya bernilai negatif. Ini berarti yang tinggi pula. Variabel-variabelnya adalah

kinerja penanganan bagasi yang diwakili 10 variabel:

atribut di atas semuanya masih berada di bawah penerimaan bagasi di bandara (B1).

tingkat kepentingan pengguna jasa angkutan

besar kecilnya skor Variabel-variabel

c. Kuadran III

udara.

Sedangkan

kesenjangan dilihat dari harga mutlak selisih kepentingan rendah dan kinerjanya juga

antara kinerja penanganan bagasi dengan dinilai

tingkat kepentingan pengguna jasa angkutan Variabelnya

kurang baik

oleh

responden.

udara. Semakin besar skor kesenjangan maka penanganan bagasi agar tidak rusak/basah

dimensi tersebut semakin (B6) dan kepekaan petugas dalam menerima

variabel

atau

diprioritaskan untuk diperbaiki yaitu pada keluhan maupun pengaduan bagasi yang

dimensi ketanggapan (kecepatan petugas ground hilang/rusak (B8).

handling pada saat penanganan kedatanganan

d. Kuadran IV bagasi penumpan dan pelayanan petugas dalam Variabel-variabel

menangani komplain).

kepentingan yang

rendah

menurut

responden tetapi memiliki kinerja yang baik.

Customer satisfaction Index (CSI)

Variabel-variabel yang masuk dalam kuadran

Untuk

mengetahui

tingkat kepuasan

jasa angkutan udara terhadap penerima bagasi/ ground handling (B7),

IV adalah variabel: keramahan petugas

pengguna

penumpang Maskapai kebersihan

penanganan

bagasi

Penerbangan PT.X secara keseluruhan, maka penerimaan bagasi penumpang (B9) dan

perhitungan Indeks Kepuasan tersedianya pelayanan tambahan dalam

dilakukan

Pelanggan (Customer Satisfaction Index-CSI) penanganan bagasi (B10).

dengan menghitung Mean Importance Score (MIS), Mean Satisfaction Factor (MSS), Weight

Analisis Gap

Factor (WF), Weight Score (WS), dan akhirnya Gap yang dimaksud disini adalah selisih

diperoleh Indeks Kepuasan Pelanggan (Customer antara kinerja penanganan bagasi dengan

Satisfaction Index-CSI). Berdasarkan Tabel 6. di kepentingan pengguna jasa angkutan udara

atas, diperoleh nilai Indeks Kepuasan Pelanggan (penumpang).

Index-CSI) sebesar antara persepsi dan harapan pengguna jasa

56,879% atau berada pada rentang nilai CSI ≤ 64 angkutan udara atas pelayanan yang diberikan,

% yang berarti tingkat kepuasan penumpang

246 Warta Ardhia, Volume 40 No. 4 Desember 2014, hal. 235-250 246 Warta Ardhia, Volume 40 No. 4 Desember 2014, hal. 235-250

bagasi penumpang yang dititipkan ke airlines. Kinerja penanganan bagasi yang mempunyai

Berdasarkan hal ini maka penyedia jasa harus kinerja baik/memuaskan antara lain atribut

lebih fokus perbaikan/peningkatan pelayanan ketepatan waktu informasi pengambilan bagasi

pada kuadran ini karena atribut yang berada di sesuai jadwal, keramahan petugas penerima

sini mempunyai kinerja yang menurut pengguna bagasi/ ground handling, kebersihan dan

jasa masih dirasa kurang dengan demikian kerapihan

diharapkan kedepannya kinerja lebih baik. penumpang

Kuadran II terdiri dari satu atribut dari tambahan dalam penanganan bagasi. Kinerja

dan tersedianya

pelayanan

dimensi keandalan (reliability) yaitu kemudahan penanganan bagasi yang dirasa masih cukup

dalam prosedur penerimaan bagasi di bandara. baik/cukup memuaskan dan harus ditingkatkan

Hal ini mengindikasikan bahwa pengguna jasa antara

sudah merasa puas dengan kinerja atribut ini penerimaan bagasi di bandara, kecepatan

lain kemudahan

dalam

prosedur

sehingga perusahaan ground handling pada petugas ground handling pada saat penanganan

Maskapai Penerbangan PT. X harus dapat kedatanganan bagasi penumpang, jaminan

mempertahankannya.

penanganan bagasi agar tidak rusak/basah, dan Kuadran III terdiri dari satu atribut dimensi kepekaan petugas dalam menerima keluhan

(assurance) yaitu jaminan maupun pengaduan bagasi yang hilang/rusak.

keyakinan

penanganan bagasi agar tidak rusak/basah dan Sedangkan kinerja penanganan bagasi yang

satu atribut dimensi empati (empathy) yaitu mempunyai

kepekaan petugas dalam menerima keluhan memuaskan sehingga harus lebih ditingkatkan

kinerja

belum

baik/belum

maupun pengaduan bagasi yang hilang/rusak. antara lain pelayanan petugas dalam menangani

Berdasarkan hasil analisis, varibel yang berada komplain

di kuadran ini mempunyai kinerja yang rendah penumpang yang dititipkan ke perusahaan

dan jaminan

keamanan

bagasi

kepentingan yang rendah. penerbangan/airlines.

dan

tingkat

Diharapkan kedua hal diatas tetap perlu Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa

diperhatikan oleh pihak pengelola ground dimensi ketanggapan (kecepatan petugas ground

lebih ditingkatkan lagi handling pada saat penanganan kedatanganan

handling

untuk

kinerjanya sehingga ketika musim hujan bagasi bagasi penumpang dan pelayanan petugas dalam

tetap terjamin kondisinya dan pihak manajemen menangani

diharapkan dapat selalu terbuka terhadap kesenjangan yang paling besar yaitu sebesar

keluhan pengguna jasa angkutan udara yang 2,08 kemudian diikuti oleh dimensi keyakinan

mengalami kehilangan bagasi. (jaminan keamanan bagasi penumpang yang

Kuadran IV terdiri dari dua atribut dari dititipkan ke airlines dan jaminan penanganan

dimensi berwujud (tangibles) yaitu kebersihan bagasi agar tidak rusak/basah) sebesar 2,05.

dan kerapihan counter penerimaan bagasi Berdasarkan hal ini, maka kedua dimensi ini

tersedianya pelayanan perlu prioritas perbaikan pelayanan dari

penumpang

dan

tambahan dalam penanganan bagasi, dan satu perusahaan ground handling pada Maskapai

empati (empathy) yaitu Penerbangan PT.X.

atribut

dimensi

keramahan petugas penerima bagasi/ ground Dari analisis kuadran dapat disimpulkan

handling. Hal ini menunjukkan bahwa menurut bahwa atribut-atribut yang mewakili dimensi

pengguna jasa kinerja atribut ini sudah kualitas jasa terletak pada kuadran yang

baik/memuaskan. Untuk sementara tidak ada berbeda-beda. Kuadran I terdiri dari dua atribut

strategi yang perlu diambil namun penyedia jasa dimensi ketanggapan (responsiveness) yaitu

harus memantau untuk mengantisipasi bila kecepatan petugas ground handling pada saat

atribut-atribut ini semakin penanganan kedatanganan bagasi penumpang,

Pelanggan (Customer satu atribut dimensi keandalan (reliability) yaitu

pelayanan petugas dalam menangani komplain,

Indeks Kepuasan

digunakan untuk ketepatan waktu informasi pengambilan bagasi

Satisfaction

Index-CSI)

mengetahui tingkat kepuasan pengguna jasa sesuai jadwal, dan satu atribut dimensi

Berdasarkan hasil Pengukuran Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa Angkutan Udara Terhadap Kinerja Penanganan Bagasi pada

secara

menyeluruh.

Maskapai Penerbangan PT.X di Bandara Husein Sastranegara – Bandung (Dina Yuliana) 247 Maskapai Penerbangan PT.X di Bandara Husein Sastranegara – Bandung (Dina Yuliana) 247

dititipkan ke airlines (-2,52). Index-CSI) sebesar 56,879% atau berada pada

Atribut kualitas pelayanan pada kuadran II rentang nilai CSI ≤ 64 % yang berarti tingkat

merupakan atribut –atribut kualitas pelayanan kepuasan

yang perlu dipertahankan pelaksanannya oleh penanganan

handling pada Maskapai penerbangan di bandara masih belum dapat

Penerbangan PT. X, karena sudah sesuai dengan memberikan

harapan pengguna jasa. Atribut tersebut adalah penumpang/penguna jasa yang menggunakan

kepuasan

kepada

kemudahan dalam prosedur penerimaan bagasi maskapai penerbangan ini.

di bandara (-1,24).

Atribut –atribut kualitas pelayanan pada belum dapat memuaskan penumpang, namun

Meskipun penanganan

bagasi dianggap

kuadran III merupakan atribut-atribut yang sebagaimana tujuan sebuah perusahaan profit

dinilai kurang penting dan kinerjanya juga oriented tentunya selalu berusaha untuk bisa

masing diangap masih kurang oleh pihak ground bertahan,

handling pada Maskapai Penerbangan PT. X. keterkaitan dengan kepuasan konsumen dan

dimana hal

tersebut

memiliki

Atribut –atribut tersebut adalah jaminan salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan

penanganan bagasi agar tidak rusak/basah (- penumpang, khususnya pada industri jasa

1,58) dan kepekaan petugas dalam menerima angkutan udara, adalah kualitas jasa atau

keluhan maupun pengaduan bagasi yang pelayanan (service quality) yang diberikan oleh

hilang/rusak (-1,98).

perusahaan, maka perusahaan ground handling Atribut –atribut kualitas pelayanan pada pada Maskapai Penerbangan PT. X perlu

kuadran IV merupakan atribut-atribut yang memperbaiki diri, karena masih memungkinkan

pelaksanannya dilakukan dengan sangat baik untuk mencapai kinerja yang lebih baik lagi

oleh pihak ground handling, namun dinilai sehingga dapat membuat penumpang sangat

kurang penting oleh pengguna jasa. Atribut – puas.

adalah kebersihan dan diprioritaskan untuk diningkatan kinerjanya,

Adapun indikator

penerimaan bagasi sebagaimana hasil analisis tingkat kepentingan

kerapihan

counter

tersedianya pelayanan dan kinerja (Importance Performance Analysis-

penumpang(-1,41),

tambahan dalam penanganan bagasi (-1,52), dan IPA), adalah indikator pelayanan petugas dalam

keramahan petugas penerima bagasi/ ground menangani komplain, jaminan keamanan bagasi

handling (-0,84).

penumpang yang dititipkan ke maskapai Selisih antara tingkat kepentingan pengguna penerbangan/airlines dan kepekaan petugas

jasa angkutan udara dengan kinerja pihak dalam menerima keluhan maupun pengaduan

ground handling semuanya bernilai negatif. Ini bagasi yang hilang/rusak.

berarti bahwa kinerja pihak ground handling yang diwakili 10 atribut mewakili lima dimensi

KESIMPULAN

kualitas jasa semuanya masih berada di bawah Berdasarkan uraian dan analisis yang telah

jasa angkutan udara. disampaikan pada bab-bab sebelumnya, maka

harapan

pengguna

Berdasarkan dimensi skor kesenjangan yang dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.

paling besar adalah dimensi ketanggapan Atribut-atribut pada kuadran I merupakan

(responsiveness). Sedangkan berdasarkan atribut atribut-atribut kualitas penanganan bagasi yang

skor kesenjangan paling besar adalah pada menjadi prioritas utama bagi pihak ground

variabel ke lima, yaitu jaminan keamanan bagasi handling pada Maskapai Penerbangan PT. X dan

dititipkan ke airlines. harus dilaksanakan sesuai dengan harapan

penumpang

yang

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai pengguna jasa. Atribut-atribut tersebut adalah

CSI sebesar 56,879%. Ini berarti indeks kecepatan petugas ground handling pada saat

kepuasan penumpang berada pada kriteria penanganan kedatanganan bagasi penumpang(-

belum memuaskan.

1,84), pelayanan petugas dalam menangani Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat komplai (-2,32), ketepatan waktu informasi

rekomendasi yang pengambilan bagasi sesuai jadwal (-1,74), dan

dikemukakan

beberapa

kiranya dapat bermanfaat bagi pihak ground

248 Warta Ardhia, Volume 40 No. 4 Desember 2014, hal. 235-250 248 Warta Ardhia, Volume 40 No. 4 Desember 2014, hal. 235-250

Satisfaction: Teknik Mengukur dan Strategi kecepatan petugas ground handling pada saat

Meningkatkan Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PT. penanganan kedatanganan bagasi penumpang,

Gramedia Pustaka Utama. pelayanan petugas dalam menangani komplain, Rivai, Veithzal & Ahmad, F. (2005). Performance

ketepatan waktu informasi pengambilan bagasi Appraisal. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. sesuai jadwal, dan jaminan keamanan bagasi

Dokumen yang terkait

WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara Pangsa Pasar Penumpang Maskapai Lion Air di Bandara Pattimura Ambon

0 0 11

WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara Analisa Perbandingan Penerapan Airport Sustainability di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta dan Bandar Udara Internasional Schiphol Comparative Analysis of Airport Sustainability Implementation Between Soekarno

0 0 13

WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara Peluang Transportasi Publik dalam Pangsa Pasar Pengguna Akses Darat Bandara Soekarno-Hatta Public Transport Opportunity in The Market Share of The Soekarno-Hatta Airport Ground Access Users

1 4 22

WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara Persaingan Airbus dan Boeing di Industri Jasa Angkutan Udara Indonesia

0 0 15

WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara Telaah Literatur Mencegah Kecelakaan Landas Pacu di Bandar Udara di Indonesia

0 1 12

Method of Measuring Equipment Localizer in Airport (Case Study Sam Ratulangi Airport Manado)

0 0 16

The Requirement Estimation of Avtur Station for Aircraft in Indonesia

0 0 9

The Implementasion of Automatic Dependent Surveillance Broadcast (ADS-B in Indonesia

1 4 16

WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara Evaluasi Jasa Angkutan Udara Pada Masa Mudik Lebaran Tahun 2014 (Studi Kasus: Pelayanan Adi Sumarmo-Solo) The Evaluation of Air Transport Services During The Period of 2014 Eid (Case Study: Solo Adi Sumarmo Airport)

0 0 16

WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara Tingkat Kelelahan Pilot Indonesia dalam Menerbangkan Pesawat Komersial Rute Pendek The Level of Fatigue of The Indonesia Pilots in Flying The Commercial Aircraft on Short Route

0 2 16