Using crown of natural tooth as a pontic on a tooth with cervical fracture

  Syamsiah Syam: Penggunaan mahkota dari gigi alami yang fraktur servikal sebagai pontik Penggunaan mahkota dari gigi alami yang fraktur servikal sebagai pontik Using crown of natural tooth as a pontic on a tooth with cervical fracture Syamsiah Syam PPDGS Konservasi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia ABSTRACT

Replacement of missing anterior teeth can cause many problems, especially aesthetic. Immediate replacement of the

anterior teeth can prevent psychological and social disruption to patients. This article explain the use of natural tooth

crowns as a pontic following a cervical fracture using fiber reinforced material as post and to bond the natural tooth

crown with adjacent teeth. The use of a natural tooth crown result excellent esthetic, efficient, and the procedure is

more economic.

  Key word: natural tooth crown, fracture anterior teeth, fiber-reinforced ABSTRAK

Penggantian gigi anterior yang hilang dapat menimbulkan berbagai masalah terutama estetik. Penggantian dengan

segera dari gigi anterior tersebut dapat mencegah terjadinya gangguan psikologis dan sosial bagi pasien. Tulisan ini

menjelaskan penggunaan mahkota gigi alami yang sebagai pontik pada gigi yang mengalami fraktur servikal dengan

pasak, dan bonding pada gigi tetangga menggunakan bahan fiber-reinforced. Penggunaan mahkota gigi alami

menghasilkan estetik yang lebih baik, efisien dan lebih ekonomis.

  Kata kunci: natural tooth crown, fraktur gigi anterior, fiber-reinforced Koresponden: Syamsiah Syam, Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10, Makassar. E-mail: syams_77@yahoo.com PENDAHULUAN

  Pemeliharaan gigitiruan, invasi yang minimal, estetik, biaya,biokompatibilitas bahan prostesis dan pemeliharaan oral hygiene merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan pada saat melakukan penggantian gigi yang hilang. 1,2

  Dokter gigi kadang-kadang dihadapkan dengan berbagai kesulitan mengenai masalah estetik pada kasus trauma yang melibatkan gigi anterior,penyakit periodontal yang parah, resorpsi akar gigi atau kegagalan perawatan endodontik. Penggantian gigi anterior yang hilang harus segera dilakukan untuk menghindari masalah estetik, mastikasi dan fonetik, serta untuk mempertahankan ruang edentulus. Secara konvensional, solusi dari masalah ini adalah pembuatan, gigitiruan lepasan sementara akrilik atau resin-bonded bridges yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. 1,3

  Penggunaan mahkota gigi alami sebagai pontik memberi berbagai keuntungan dalam hal ukuran, bentuk dan warnanya. Keuntungan lain adalah penggunaan mahkota gigi alami memberi nilai psikologis yang positif. 1,3,4 Pada artikel ini dibahas mengenai penggunaan mahkota gigi alami sebagai pontik pada gigi yang mengalami fraktur servikal.

  Penggantian segera gigi anterior mencegah terjadinya trauma psikologis dan sosial. Piranti lepasan merupakan satu-satunya pilihan perawatan yang sesuai, akan tetapi adanya keluhan estetik dari pasien, umumnya menjadi masalah utama. Untuk mengatasi masalah estetik tersebut,dapat digunakan mahkota dari gigi alami yang mempunyai berbagai keuntungan, terutama dalam hal estetik. 1,4

  Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan mahkota alami, antara lain menghasilkan estetik yang baik, 1,4-6 mempertahankan struktur mahkota gigi alami, 1,4,6 gigi yang telah diekstraksi dapat diganti pada saat yang sama, 1 tidak membutuhkan pekerjaan laboratorium, 1,7 mengurangi dampak psikologis pasien, 1,4 tekniknya reversibel, dapat dilakukan dengan berbagai restorasi lain,digunakan sebagai gigitiruan sementara atau permanen, dan digunakan sebagai pontik dengan mikro-resiliensi yang menghasilkan stimulasi utama pada jaringan serta mencegah terjadinya resorpsi lingir yang berlebihan setelah ekstraksi. 1 Indikasi dan kontra indikasi penggunaan

  mahkota gigi alami

  Pasien kadang-kadang menginginkan kembali gigi alaminya setelah pencabutan, menginginkan suatu prosedur dengan invasi seminimal mungkin, serta menginginkan fiksasi yang cepat dan segera pada area yang mengutamakan estetik. Penggunaan mahkota gigi alami merupakan solusi yang terbaik untuk memenuhi keinginan kuat pasien tersebut. 1

TINJAUAN PUSTAKA

  Dentofasial, Vol.11, No.3, Oktober 2012:197-201 A B C

  

Gambar 1A Gambaran radiografi sebelum perawatan, B bagian gigi yang fraktur dikeluarkan,

C fraktur dari mahkota gigi (Sumber: Zorba YO, Ozcan E. Reattachment of coronal fragment

9 using fiber-reinforced post: A case report. Eur J Dent 2007; 1: 175-7).

  Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam dikeluarkan dengan tekanan yang minimal pada penggunaan mahkota gigi alami, yaitu keadaan jaringan dan disimpan pada air suling steril untuk mahkota gigi alami yang telah diekstraksi dan gigi mencegah terjadinya diskolorisasi dan dehidrasi 1,8 9,10 penyangga harus dalam keadaan baik, tidak (Gambar 1). mengalami kontak yang terlalu besar pada oklusi Perawatan endodontik dilakukan pada akar gigi 1 1,4 sentrik atau fungsional, biaya terjangkau, dan yang tersisa, dimulai dengan mengukur panjang gigi yang akan diekstraksi didukung oleh jaringan kerja, preparasi dan pelebaran saluran akar disertai periodontal yang baik. Penggunaan mahkota gigi irigasi selama prosedur preparasi. Saluran akar alami juga sering diindikasikan pada keadaan gigi dikeringkan dengan menggunakan paper point dan yang mengalami avulsi, dan tidak dapat dilakukan diobturasi dengan endodontic sealer serta gutta reimplantasi, dan gigi yang mengalami kegagalan point secara kondensasi lateral (Gambar 2A).Untuk 1 perawatan saluran akar. penempatan pasak, bahan pengisi saluran akar yang

  Kontra indikasi penggunaan mahkota gigi alami, berada pada bagian korona dari saluran akar yang yaitu pasien memiliki kebiasaan parafungsi,mahkota telah diobturasi dikeluarkan dengan menggunakan klinis yang tersisa sangat sedikit, dan operator instrumen panas. Setelah perawatan endodontik mengalami kesulitan dalam mengisolasi gigi selama selesai, saluran akar dipreparasi untuk penempatan 1 prosedur bonding. pasak fiber reinforced dan disementasi dengan 9,10 Penggunaan mahkota gigi alami pada gigi yang semen ionomer kaca (Gambar 2B). mengalami fraktur servikal dapat dilakukan dengan dua teknik. Pertama, teknik yang menggunakan mahkota dan akar gigi alami dengan intra canal retainer.Sebelum mengeluarkan segmen gigi yang fraktur, terlebih dahulu dilakukan anestesi lokal. Segmen gigi

  A B Gambar 3A Bagian mahkota yang

  A B mengalami kerusakan dihilangkan

  Gambar 2A Perawatan endodontik pada akar gigi dengan bur, B Restorasi selesai akhir yang tersisa, B Penempatan pasak fiber reinforced (Sumber: Zorba YO, Ozcan E. pada saluran akar (Sumber: Zorba YO, Ozcan E.

  Reattachment of coronal fragment Reattachment of coronal fragment using fiber- using fiber-reinforced post: A case reinforced post: A case report. Eur J Dent 2007;1: 9 9 report. Eur J Dent 2007;1:175-7). 175-7).

  Syamsiah Syam: Penggunaan mahko hkota dari gigi alami yang fraktur servikal sebagai pontik tik

  A B

  

Gambar 4A Soket y t yang kosong setelah ekstraksi gigi 11, B mahkota g gigi alami,

setelah direseksi dari ri akar (Sumber: Parolia A, Shenoy KM, Thomas MS, M , Mohan M.

  

Use of a natural tooth th crown as a pontic following cervical root fracture: a ca case report.

1 Aust Endod J 2010; 36 ; 36: 35-8).

  Bagian mahkota yang meng engalami kerusakan komposit berikutnya ditem mpatkan di atas pita fiber, pada permukaan dalam dentin di dihilangkan dengan lalu semua permukaan ditu itutupi oleh komposit dan bur, pengambilan dilakukan seca cara seksama untuk di-light cure. Kelebihan ko komposit dihilangkan dan 9,10 melindungi daerah di sekitar tepi epi (Gambar 3A). posisi gigi dicek kembali li (Gambar 6B). Prosedur Fragmen gigi dibersihkan deng engan klorheksidin, finishing dan pemolesan dila dilakukan dengan memakai 1 dibilas dan dikeringkan, lalu di dietsa dan di-bond finishing disc dan stone unt ntuk komposit. pada gigi.Komposit jenis flowable ble digunakan untuk melekatkan pasak pada fragmen en gigi. Kemudian PEMBAHASAN komposit diaplikasikan selapis d s demi selapis dan Mahkota gigi alami da i dapat memberikan estetik dipolimerisasi dengan light-cure . . Kelebihan restorasi K yang sama baiknya dengan an gigi alami, selain dapat

  e

  pada bagian tepi dihilangkan den engan finishing bur mengurangi proses laborato atorium dan biayanya lebih 9,10 4-7 dan dilakukan pemolesan (Gamba bar 3B). ekonomis. Penggantian g n gigi anterior yang hilang Kedua, dengan menggunakan ma mahkota gigi alami harus segera dilakukan. M Meskipun diganti secara sebagai pontik dan di-bond pada g a gigi tetangganya. permanen, seperti pengguna unaan gigitiruan sebagian ,

  Setelah rencana perawatan dis disepakati dilakukan rangka logam yang direnca canakan setelah terjadinya pencetakan gigi rahang atas dan dan rahang bawah. penyembuhan jaringan, na namun masalah lain yang Gigi diekstraksi setelah dianeste stesi lokal (Gambar timbul adalah terbatasnya nya gigitiruan sementara . , 3,5

  ,

  4A) Selanjutnya mahkota gigi yang ang telah diekstraksi yang estetiknya baik. Gigitiruan sebagian akrilik Gig diseparasi dari akar giginya (Gam Gambar 4B). Ruang yang dipasang segera setela telah ekstraksi memerlukan pulpa yang terbuka dibersihkan, n, sedikit diperlebar banyak tempat yang dapa apat menyebabkan pasien dan ditutup dengan resin kompo posit. Pada daerah merasa tidak nyaman dan da dapat mengganggu proses servikal mahkota dibentuk denga ngan modified ridge

  lap untuk memudahkan pembersih rsihan dan diperoleh

  estetik yang baik. Posisi pontik gig gigi alami dicobakan 1 pada model yang telah disiapkan ( n (Gambar 5).

  Selanjutnya dilakukan try in in dan penyesuaian oklusal, permukaan lingual gigi p i penyangga sedikit dikasarkan dengan instrumen a abrasif, kemudian diisolasi, dibersihkan dan dikering ringkan. Pontik juga , . dibersihkan dibilas dan dikeringka kan Gigi penyangga dan pontik dietsa, dibilas dan dike ikeringkan. Unfilled

  bonding resin diaplikasikan pa pada daerah email yang telah dietsa dan dilakukan n proses light-cure.

  Gambar 5 Pontik mahk ahkota gigi alami yang

  Selapis tipis resin komposit ditem tempatkan melintasi 1 ditempatkan pada model (Su (Sumber: Parolia A, Shenoy gigi penyangga dan pontik (Gamb mbar 6A).

  KM, Thomas MS, Mohan M M. Use of a natural tooth

  Resin fiber-reinforced comp mposite ditempatkan

  crown as a pontic following ing cervical root fracture: a 1

  di atas komposit dan dilakukan li light-cure . Lapisan case report. Aust Endod J 20 2010; 36: 35-8).

  Dentofasial, Vol.11, No.3, Oktober 2012:197-201

  penyembuhan. Gigi artifisial akrilik sediaan yang digunakan sebagai pontik dan di-bond pada gigi tetangga dapat menimbulkan masalah dalam hal penyesuaian warna, ukuran, bentuk, dan kadang- kadang membutuhkan banyak modifikasi untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. 3 Pada teknik pertama, digunakan pasak sebagai retensi intrakorona . Menurut Hiyasi dkk

  ,

  dibutuhkan metode restorasi yang terbaik pada gigi yang kehilangan banyak struktur gigi sehingga dapat memperkuat gigi tersebut. Meskipun demikian, gigi yang mengalami kehilangan lebih dari 50% struktur korona, penggunaan pasak dan inti direkomendasi sebelum melakukan restorasi. 9 Beberapa pustaka terdahulu menyatakan secara rinci bahwa pasak tidak menguatkan gigi yang telah dirawat endodontik dan penggunaannya hanya sebatas untuk retensi restorasi korona. 9,11,12 Restorasi dengan pasak logam tuang dapat menyebabkan timbulnya tekanan pada daerah korona. Hal ini mengakibatkan kerusakan secara irreversible karena menyebabkan fraktur yang akan melemahkan akar. Namun, penggunaan pasak fiber-reinforced dapat mencegah terjadinya fraktur akar. 9,10,13

  Teknik kedua digunakan pada saat akar gigi tidak dapat lagi dilakukan perawatan endodontik sehingga harus diekstraksi. Beberapa pustaka telah menjelaskan keuntungan dari teknik kedua ini, yaitu membutuhkan preparasi minimal , estetik yang baik, ekonomis, dan membutuhkan prosedur yang cukup singkat. 1,3,8 Namun kerugian yang dapat timbul dari teknik kedua ini antara lain adanya risiko debond dan sulit pembersihan pada daerah antara pontik dan gigi tetangga. 8 Penggunaan pasak fiber-reinforced dan bond pada gigi tetangga telah digunakan dalam berbagai kasus. Penggunaan bahan fiber reinforced dapat meningkatkan kekuatan restorasi, 14 memberikan estetik yang baik, 14-16 diaplikasikan langsung , 14 dan pasak fiber reinforced memiliki modulus elastisitas mendekati dentin sehingga mencegah terjadinya fraktur akar, 11,13,15 serta dapat digunakan dengan preparasi yang minimal. 9,17

  Disimpulkan bahwa penggunaan mahkota gigi alami sebagai pontik merupakan salah satu pilihan restorasi pada gigi anterior yang mengalami trauma dengan kelebihan yang dapat diperoleh berupa estetik yang baik, efisien, dan lebih ekonomis.

  

1. Parolia A, Shenoy KM, Thomas MS, Mohan M. Use of a natural tooth crown as a pontic following cervical root

fracture: a case report. Aust Endod J 2010; 36: 35-8.

  

2. Nixon RL, Weinstock A. An immediate-extraction anterior single-tooth replacement utilizing a fiber-reinforced

dual-component bridge. Pract Periodont Aesthet Dent 1998;10(1):17-26

  

3. Kretzschmar JL. The natural tooth pontic: A temporary solution for a difficult esthetic situation. J Am Dent Assoc

2001; 132: 1552-3

  

4. Akkareddy B, Kulkarni S, Choudhari S, Kataria S. Fractured maxillary central incisor restoration with fragment

reattachment: A 2 year follow-up case report. J Oral Health Comm Dent 2010;4(1):22-5

  5. Garoushi S, Valittu P. Fiber-reinforced composite in fixed partial dentures. Libyan J Med 2006;1;73-81

6. Wadhawani CPK. A single visit multidisciplinary approach to the management of traumatic tooth crown fracture.

  Br Dent J 2000;188 (11):593-8

  

7. Mandroli PS. Biologic restoration of primary anterior teeth: A case report. J Indian Soc Pedo Prev Dent 2003;3:97

  

8. Zitzmann NU, Marinello CP. Anterior single-tooth replacement: clinical examination and treatment planning. Pract

Periodont Aesthet Dent 1999; 11(7):848 A

  B

Gambar 6A Penempatan pontik gigi alami pada regio 11, B pontik gigi alami yang distabilkan dengan

menggunakan resin fiber reinforced composite (Sumber: Parolia A, Shenoy KM, Thomas MS, Mohan M. Use

of a natural tooth crown as a pontic following cervical root fracture: a case report. Aust Endod J 2010; 36: 35-

8). 1

DAFTAR PUSTAKA

  Syamsiah Syam: Penggunaan mahkota dari gigi alami yang fraktur servikal sebagai pontik

  

9. Zorba YO, Ozcan E. Reattachment of coronal fragment using fiber-reinforced post: A case report. Eur J Dent

2007;1:175-7

  

10. Saha SG, Saha MK. Management of fractured tooth by fragment reattachment: A case report. Int J Dent Clin 2010;

2 (4):18-21

  

11. Bitter K, Kielbassa AM. Post-endodontic restorations with adhesively luted fiber-reinforced composite post

systems: A review. Am J Dent 2007;20:354

  

12. Cheung W. A review of the management of endodontically treated teeth: post, core and the final restoration. J Am

Dent Assoc 2005;136:611-4

  

13. Martelli R. Fourth-generation intraradicular post for the aesthetic restoration of anterior teeth. Pract Periodont

Aesthet Dent 2000;12(6):579-80

  

14. Tuloglu N, Bayrak S, Tunc ES. Different clinical applications of bondable reinforcement ribbond in pediatric

dentistry. Eur J Dent 2009;3:329

  

15. Aboel-ela OA, Atta OA, El-Mowafy O. Fracture resistance of anterior teeth restored with a novel non-metallic

post. J Calif Dent Assoc 2008;74(5):441

  

16. Deliperi S, Bardwell DN. Reconstruction of nonvital teeth using direct fiber-reinforced composite resin: a pilot

clinical study. J Adhes Dent 2009;11:71-8