Krim VIII teori genetika

Teori
Kriminologi

Teori Tipe Genetika
Berbicara tentang teori genetika, maka
terlebih dahulu dibahas tentang Genotype
dan Phenotype. Di dalam bahasa ilmiahnya,
warisan atau keturunan disebut dengan
Genotype, sedangkan bawaan dikenal
dengan istilah Phenotype.

Genotype dan Phenotype

Keturunan adalah sesuatu yang
diwariskan melalui genetika,
sedangkan bawaan adalah adalah apa
yang nampak dalam perilaku yang
dapat dipengaruhi oleh faktor lain.

Bawaan dan Kepribadian
Pembawaan berarti potensi yang diwariskan saja

sedangkan kepribadian berarti potensi yang
dikembangkan.
Kepribadian bukanlah fenomena endogeneous yang
datang dari dalam semata-mata, tapi hasil dari
pembawaan dan faktor-faktor lingkungan yang
mempengaruhi dan membentuk pembawaan
sepanjang masa
(Lihat Stephan Hurwitz, 1986: 36)

Teori Tipe Genetika
1. Teori Orang Kembar (Twin Studies);
2. Teori Adopsi (Adoption Studies);
3. Teori Kromosom

Teori Orang Kembar
Twin Methode ini diperoleh dari penelitian biologi
tentang keturunan yang dilakukan oleh Francis
Galton tahun 1876 dan memperoleh hasil sebagai
berikut:
1. Perbandingan kedua tipe kembar menunjukkan

suatu kesamaan, terutama pada penyakit jasmani
dan kekurangan pertumbuhan mental;
2. Hal tersebut berlaku pada kembar monozygotic,
tidak pada kembar dizygotic.

Monozygotic dan Dizygotic Twins

• Identical twin atau monozygotic twins dihasilkan
dari satu sel telur yang dibuahi dan membelah
menjadi dua embrio. Kembar dengan jenis ini
membagi sama gen-gen mereka.
• Sementara fraternal twins atau dizygotic twins
dihasilkan dari dua telur terpisah, keduanya dibuahi
pada saat bersamaan.

Twin Studies
Karl Cristiansen dan Sarnoff A. Mednick melakukan studi
terhadap 3.586 pasangan kembar di satu kawasan
Denmark antara tahun 1881 dan 1910 dikaitkan dengan
kejahatan serius, dan hasilnya adalah:

1. pada identical twins jika pasangannya melakukan
kejahatan, maka 50 % pasangannya juga melakukan
kejahatan;
2. Sedangkan pada fraternal twins angka tersebut
hanya 20 %.

Adoption Studies
Pada umumnya, kejahatan yang dilakukan oleh anak
adopsi berhubungan dengan kejahatan yang
dilakukan oleh ayah biologisnya dibandingkan
dengan kejahatan yang dilakukan oleh ayah adopsi
atau ayah angkatnya. Lebih jauh, rumusan ini
menjadi lebih kuat ketika dihubungkan dengan
pelaku kejahatan yang kronis dengan pelaku
kejahatan biasa.

Adoption Studies (lanjutan)
Studi tentang adopsi pernah dilakukan terhadap 14.427 anak yang
diadopsi di Denmark antara tahun 1924 dan 1947, berdasarkan
penelitian tersebut diperoleh data:

a. Anak-anak yang orang tua angkat dan orang tua aslinya tidak
tersangkut kejahatan, 13,5 % terbukti melakukan kejahatan;
b. Anak-anak yang memiliki orang tua angkat kriminal tapi orang
tua aslinya tidak, 14,7 % terbukti melakukan kejahatan;
c. Anak-anak yang orang tua angkatnya tidak melakukan kejahatan
tapi memiliki orang tua asli kriminal, 20 % terbukti melakukan
kejahatan;
d. Anak-anak yang orang tua angkat dan orang tua aslinya kriminal,
24, 5 % terbukti melakukan kejahatan

XYY Syndrome
Chromosome
Kromosom adalah struktur dasar yang mengandung
gen, yaitu suatu materi biologis yang membuat
masing-masing kita berbeda. Setiap manusia
memiliki 23 pasang kromosom yang diwariskan. Satu
pasang kromosom menentukan jenis kelamin.
Perempuan mendapatkan satu kromosom X dari ayah
dan ibunya, laki-laki mendapat kromosom X dari
ibunya dan Y dari ayahnya.


XYY Syndrome
Chromosome (lanjutan)
Terkadang ada kesalahan dalam memproduksi sperma atau
sel telur menghasilkan abnormalitas genetika. Satu tipe
abnormalitas adalah The XYY Chromosome male atau lakilaki dengan kromosom XYY. Orang tersebut menerima dua Y
kromosom dari ayahnya. Kurang lebih lebih dari satu dari
1000 kelahiran laki-laki dari keseluruhan populasi memiliki
komposisi genetika semacam ini. Mereka yang memiiki
kromosom XYY cenderung memiliki ukuran tubuh yang lebih
besar dibandingkan yang lain, secara fisik agresif dan sering
melakukan kekerasan.

Daftar Bacaan

1. Hurwitz, Stephan disadur oleh L. Moeljatno, Kriminologi,
1986
2. Purnianti dan Moh. Kemal Darmawan, Mahzab dan
Penggolongan Teori dalam Kriminologi, 1994
3. Reid, Sue Titus, Crime and Criminology Fourth Edition,

1985
4. Romli Atmasasmita, Teori dan Kapita Selekta Kriminologi,
2005
5. Soedjono Dirdjosisworo, Pengantar Penelitian
Kriminologi, 1984

Omnium rerum
Principia parva sunt

File bisa diunduh di http:// te-effendi.blogspot.com

Dokumen yang terkait

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Taksonomi SOLO pada Sub Pokok Bahasan Balok Siswa Kelas VIII H SMP Negeri 7 Jember;

31 207 241

IMPROVING CLASS VIII B STUDENTS’ READING COMPREHENSION ACHIEVEMENT BY USING THINK-PAIR-SHARE TECHNIQUE AT MTs. AL-HIDAYAH BONDOYUDO LUMAJANG IN THE 2012/2013 ACADEMIC YEAR

0 46 12

IMPROVING CLASS VIII C STUDENTS’ LISTENING COMPREHENSION ACHIEVEMENT BY USING STORYTELLING AT SMPN I MLANDINGAN SITUBONDO IN THE 2010/2011 ACADEMIC YEAR

8 135 12

Persepsi siswa tehadap kepribadian guru hubungannya dengan minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI : ( studi kasus di kelas VIII SMPN 3 Bogor )

0 58 118

Upaya guru PAI dalam mengembangkan kreativitas siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam Kelas VIII SMP Nusantara Plus Ciputat

48 349 84

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGHETHER (NHT) DAN SNOWBALL THROWING (ST) DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIII DI SMP YP 17 BARADATU WAYKANAN T

0 25 90

PENGARUH PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 46 78

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

PENGARUH KEMANDIRIAN DAN SIKAP BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PUNGGUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

6 71 68

ANALISIS KELAYAKAN BUKU TEKS SISWA IPA KURIKULUM 2013 PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN KELAS VIII UNTUK DIGUNAKAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN DITINJAU DARI RELEVANSI ISI, KETEPATAN DAN KOMPLEKSITAS Tita Juwita

3 14 8