MAKALAH FILSAFAT ILMU ipir 09

MAKALAH FILSAFAT ILMU

PENGERTIAN, SUMBER DAN ALAT MENDAPATKAN PENGETAHUAN

DITULIS OLEH :

NAMA

: FIRDAUS

SEMESTER

: II (DUA)

KONSENTRASI

: KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

KELOMPOK

: AR- ROZI TEBO


DOSEN PENGAMPU

: Dr. A.A. MIFTAH, M.Ag

PROGRAM PASCASARJANA IAIN STS JAMBI
T.A. 2008 – 2009

A.

Pendahuluan
Pengetahuan manusia adalah merupakan hasil interaksi antara subjek
(manusia) dan objek (benda/sesuatu yang membentuk makna dalam fikiran
manusia, kemudian terus terjadi perkembangan dalam fikiran manusia sebagai hasil
interaksinya dengan manusia lain serta sesuatu yang lain, dan pada akhirnya terjadi
perubahan makna pengetahuan, ada yang bersifat pengetahuan biasa dan ada yang
ilmiah.
Cara pemerolehan keduanya pun berbeda, pengetahuan biasa diperoleh
dalam proses berfikir biasa, sedangkan pengetahuan ilmiah diperoleh dengan cara
yang sistematis. Penyajiannyapun secara sistematis bagi pengetahuan ilmiah

sedangkan pengetahuan biasa secara acak.
Manusia pertama yang memperoleh pengetahuan adalah Nabi Adam AS.
Yang langsung diajarkan oleh Allah SWT. Sebagaimana Firman-Nya didalam
Surah al-Baqarah ayat 31 :

“ dan Dia ajarkan kepada Adam Nama-nama benda Semuanya.”
Pada perkembangan pengetahuan, terdapat beragam pengertian, sumber dan
alat memperolehnya. Hal ini sudah tentu keterbatasan manusia, perbedaan individu,
sosial budaya, tekhnologi, dan lain sebagainya. Tapi Semuanya tetap dalam suatu
mata rantai sejarah pengetahuan itu sendiri yang sesuai dengan konteksnya saat itu,
yang kemudian menjadi dasar bagi pengembangan pengetahuan berikutnya secara
umum.

1
B. Pembahasan
1. Apakah yang dimaksud dengan pengetahuan?
Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu
Knowledge. Menurut Webster’s New World Dictionary yang dikutip Mohammad Noor
Syam, Knowledge adalah : “ all that has been perceiveb or grasped by the mind ; learning ;
enlightenment. “ (ilmu pengetahuan : Semua yang telah diamati atau dimengerti oleh jiwa

(pikiran) ; belajar ; dan sesuatu yang telah jelas “.2
Dalam kamus Filsafat yang dikutip Amsal Bakhtiar dijelaskan bahwa pengetahuan
(Knowledge) adalah “ Proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari
kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang
diketahui (objek) didalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang mengetahui itu
menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif.” 3
Sedangkan menurut James K. Feiblenan yang dikutip oleh Muhaimin dan Abd. Mujib
pengetahuan (Knowlwdge) adalah : “ Hubungan antara Objek dan Subjek (relation
between object and subject). Dengan kata lain, pengetahuan adalah paham Suatu Subjek
mengenai objek yang dihadapi. Subjek disini adalah manusia sebagai Kesatuan berbagai
macam kesanggupan (akal, pancaindra, dsb) yang digunakan untuk mengetahui sesuatu.
Sebaliknya Objek disini adalah benda atau hal yang diselidiki, yang merupakan realitas
bagi manusia yang menyelidiki.”4
Dari beberapa pengertian diatas dapat difahami bahwa pengetahuan adalah segala
sesuatu yang sudah diketahui oleh manusia apapun bentuknya. Dan jelas
pengetahuan disini maknanya luas melingkupi segala sesuatu.

1
2


3

Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Rajawali Pers, Jakarta, 2007, h. 85
Mohammad Noor Syam, Filsafat Kependidikan dan Dasar Filsafat Kependidikan Pancasila, Usaha
Nasional, Surabaya, 1986, h. 69
Amsal Bakhtiar, Op. Cit., h. 85-86

2
4

Muhaimin dan Abd. Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Filosofik dan Kerangka Dasar
Operasionalnya, Trigenda Karya, Bandung, 1993,h.80

2. Apa perbedaan pengetahuan dengan ilmu?
Dari sejumlah pengertian yang ada, sering ditemukan kerancuan antara
pengertian pengetahuan dan ilmu. Kedua kata tersebut dianggap memiliki
persamaan arti, bahkan ilmu dan pengetahuan terkadang dirangkum menjadi kata
majemuk yang mengandung arti tersendiri. Hal ini sering kita jumpai dalam
berbagai karangan yang membicarakan tentang ilmu pengetahuan. Namun jika
kedua kata itu berdiri sendiri-sendiri, akan tampak perbedaan antara keduanya. 5

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia ilmu disamakan artinya dengan
pengetahuan, ilmu adalah pengetahuan.6 Dari dasar katanya, kita dapat ketahui
bahwa pengetahuan diambil dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge,
sedangkan ilmu diambil dari kata science dan peralihan dari kata Arab ilm. 7
Seiring dengan definisi yang telah disebutkan sebelumnya, maka definisi
berikutpun tidak jauh berbeda. Pengetahuan merupakan hasil tahu manusia
terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek
tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang fisik, pemahamannya
dilakukan dengan cara persepsi baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula
objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan
masalah kejiwaan.
Untuk memperjelas pemahaman kita perlu juga dibedakan antara pengetahuan
yang sifatnya prailmiah ialah pengetahuan yang belum memenuhi syarat-syarat
ilmiah pada umumnya. Sebaliknya, pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang
harus memenuhi syarat-syarat ilmiah. Pengetahuan pertama disebut pengetahuan
biasa, pengetahuan kedua disebut pengetahuan ilmiah.
Adapun syarat-syarat yang dimiliki oleh pengetahuan ilmiah adalah : harus
memiliki objek tertentu (Formal dan material) dan harus bersistem (harus runtut).

3

5

Amsal Bakhtiar, Op.Cit., h. 89
Lihat kamus Besar Bahasa Indonesia Tahun 1998
7
Amsal Bakhtiar, Op. Cit., h. 89
6

Disamping itu pengetahuan Ilmiah harus memiliki metode tertentu dengan sifatnya
yang umum. Metode itu meliputi Metode deduksi, induksi, dan analisis. 8
Kemudian untuk melihat perbedaan tersebut, dapat kita pahami dari
pengertian ilmu (science) berikut :
a. Gastom Bachelard sebagaimana dikutip Rizal Muntasyir dan Misnal Munir

9

adalah menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu produk pemikiran
manusia yang sekaligus menyesuaikan antara hukum-hukum pemikiran dengan
dunia luar.
b. Menurut Richad Rudner yang di kutip oleh The Liang Gie10 :

"membedakan ilmu sebagai suatu proses dan ilmu sebagai produk.
Istilah ilmu dipakai sebagai suatu proses menunjuk pada kegiatankegiatan atau pekerjaan ilmiawan atau lembaga ilmiah, sedangkan
ilmu sebagai suatu hasil menunjuk pada suatu kumpulan
pernyataan-pernyataan yang bermaksud menggambarkan aspek
yang satu atau yang lain dari alam semesta dan yang mengandung
apa yang merupakan pengetahuan ilmiah kita.”
c. Menurut Carles Siregar yang dikutip Amsal Bakhtiar : “ilmu adalah proses
yang membuat pengetahuan”. 11
Dari pengertian pengetahuan dan ilmu diatas maka dapat diketahui bahwa
keduanya terdapat perbedaan dari segi sistematisnya, ilmu diperoleh secara
sistematis dan disajikan secara sistematis pula. Sedangkan pengetahuan diperoleh
secara

acak,

karena

apapun

yang


diketahui

disebut

pengetahuan

dan

penyajiannyapun secara acak.
Selanjutnya Amsal Bakhtiar

12

menjelaskan bahwa perbedaan itu terlihat dari

sifat sistematik dan cara memperolehya. Perbedaan tersebut menyangkut
pengetahuan Prailmiah atau pengetahuan biasa, sedangkan pengetahuan ilmiah
dengan ilmu tidak mempunyai perbedaan yang berarti.
8

9

ibid., h. 89-90
Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001, h. 139

4
10

The Liang Gie, Suatu Konsepsi ke Arah Penertiban Bidang Filsafat, Karya Kencana, Yogyakarta, 1978,
h. 35
11
Amsal Bakhtiar, Op. Cit., h. 91
12
ibid., h. 92

3. Darimana sumber pengetahuan kita?
Ada beberapa pendapat mengenai sumber pengetahuan yaitu :
a. Empirisme
Kata ini berasal dari Yunani emperikos, artinya pengalaman. Menurut aliran ini
manusia


memperoleh

pengetahuan

melalui

pengalamannya.

Dan bila

dikembalikan kepada kata Yunaninya, pengalaman yang dimaksud ialah
pengalaman inderawi.
Dengan inderanya, manusia dapat mengatasi taraf hubungan yang sematamata fisik dan masuk kedalam internasional, walaupun masih sangat sederhana.
Indera menghubungkan manusia dengan hal-hal kongkret-material. 13
Contohnya adalah seperti orang yang memegang besi panas, bagaimana
ia mengetahui besi itu panas?. Ia mengetahuinya dengan indera peraba. Berarti
ia mengetahui panasnya besi itu melalui pengalaman-pengalaman indera
perabanya.
John Locke (1632-1704), bapak empiris Britania mengemukakan teori tabula

rasa (sejenis buku catatan kosong). Maksudnya ialah bahwa manusia itu pada
mulanya kosong dari pengetahuan, lantas pengalamannya mengisi jiwa yang
kosong itu, lantas ia memiliki pengetahuan. Mula-mula tangkapan indera yang
masuk itu sederhana, lama kelamaan menjadi kompleks, lalu tersusunlah
pengetahuan berarti. Jadi, Bagaimanapun kompleks pengetahuan manusia, ia
selalu dapat dicari ujungnya pada pengalaman indera. Sesuatu yang tidak dapat
diamati dengan indera bukanlah pengetahuan yang benar. Jadi Pengalaman
indera itulah sumber pengetahuan yang benar. 14

13

ibid., h. 99

5
14

ibid., h. 99-100

b. Rasionalisme
Rasionalisme, yaitu aliran yang berpendapat bahwa sumber pengetahuan
manusia adalah pikiran, rasio, dan jiwa manusia. 15

Aliran Filsafat rasionalisme ini berpendapat, bahwa sumber pengetahuan yang
memadai dan dapat dipercaya adalah akal (rasio). Hanya pengetahuan yang
diperoleh melalui akallah yang memenuhi syarat yang dituntut oleh filsafat
umum dan harus mutlak, yaitu syarat yang dituntut oleh semua pengetahuan
ilmiah. Sedangkan pengalaman hanya dapat dipakai untuk mengukuhkan
kebenaran pengetahuan yang telah diperoleh melalui akal. Menurut aliran ini
akal tidak memerlukan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan yang
benar, karena akal dapat menurunkan kebenaran itu dari dirinya sendiri. Metode
yang diterapkan oleh para Filsuf rasionalisme ialah metode deduktif, seperti
yang berlaku pada ilmu pasti.

Tokoh penting aliran filsafat rasionalisme adalah Rene Des Cartes (15981650) yang juga adalah pendiri filsafat modern. Pernyataannya adalah : Saya
berfikir, jadi saya ada (Cogito ergo sum)

Bagi Descartes pernyataan “ Saya berfikir, jadi Saya ada” adalah terang
dan jelas, segala sesuatu yang bersifat terang dan jelas bagi akal pikiran
manusia dapatlah dipakai sebagai dasar yang tidak perlu dibuktikan lagi
kebenarannya untuk melakukan penjabaran terhadap pernyataan-pernyataan
lain. 16

6

15.
.16

Fitri Oviyanti, Metodologi Studi Islam, IAIN Raden Fatah Press, Palembang, 2007, h. 240
Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001, h. 74-77

c.

Intuisi
Menurut Hendry Bergson intuisi adalah hasil dari evaluasi pemahaman yang
tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan
kesadaran dan kebebasannya. Pengembangan kemampuan ini (intuisi)
memerlukan suatu usaha. Ia juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu
pengetahuan yang langsung, yang mutlak dan bukan pengetahuan yang nisbi.

Menurutnya, intuisi mengatasi sifat lahiriah pengetahuan simbolik, yang
pada dasarnya bersifat analisis, menyeluruh, mutlak, dan tanpa dibantu oleh
penggambaran secara simbolis. Karena itu, intuisi adalah sarana untuk
mengetahui secara langsung dan seketika. Analisis atau pengetahuan yang
diperoleh lewat pelukisan tidak dapat menggantikan hasil pengenalah intuisi. 17

Pendekatan ini (intuisi) membagi alam atas dua kategori, yaitu :
1).

alam pertama, yang diobservasi dan dieksperimentasi oleh ilmu
pengetahuan modern.

2).

Alam intuisi, yang berkaitan dengan jiwa yang tidak mungkin
ditundukkan dengan pengalaman atau analogi. Alam kedua ini hanya
mampu ditempuh melalui pendekatan intuisi. 18

17.
18.

Amsal Bakhtiar, Op. Cit., h. 107-108
Muhaimin, Op. Cit., h. 88

d.

Wahyu

7
Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat
perantaraan nabi.. Para nabi memperoleh pengetahuan dari tuhan tanpa upaya,
tanpa bersusah payah, tanpa memerlukan waktu untuk memperolehnya.
Pengetahuan mereka terjadi atas kehendak tuhan semesta. Tuhan mensucikan
jiwa mereka dan diterangkanNya pula jiwa mereka untuk memperoleh
kebenaran dengan jalan wahyu. 20

4.

Alat atau sarana apakah yang di pergunakan dalam memperoleh pengetahuan ?

Alat atau sarana memperoleh ilmu pengetahuan disini bukanlah berbentuk
benda, tapi selain dari itu alat ini berupa :
a. Bahasa
Menurut Bloch and Trager mengatakan bahwa a language is a system of
arbitrary Vocal Symbols by means of Which a Social group Cooperates (bahasa
adalah suatu sistem simbol-simbol bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh
suatu kelompok sosial sebagai alat untuk berkominikasi). 21

Sedangkan menurut Mustafha Ghulayaini bahasa (al-lughah) adalah :
Alfazhun yu’biru biha kullu Qaumin ‘an maqashidihim (ucapan-ucapan yang
dipergunakan oleh setiap kelompok untuk mengungkapkan maksud-maksud
mereka).22
19

Amsal Bakhtiar, Op. Cit., h. 109-110
Mohammad Noor Syam, Op. Cit., h. 124
21
Amsal Bakhtiar, Op. Cit., h. 176
22
Musthofa Ghulayaini, Jami’ ad-Durus al-‘Arabiyyah, al- Maktobah ‘Ishriyyah, Beirut-Libanon, 1987,h.7.
20

8
Bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun tulisan dapat
dipergunakan sebagai sarana penyampaian pengetahuan dan dipihak lain
sebagai sarana memperoleh pengetahuan. Dan ini sedah terbukti dalam
kehidupan sehari-hari kita.

b. Matematika
Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari
serangkaian pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang
matematika bersifat “artifisial” yang baru mempunyai arti setelah sebuah
makna diberikan kepadanya. Tanpa itu maka matematika hanya merupakan
kumpulan rumus-rumus yang mati. 23

Bahasa Verbal hanya mampu mengatakn pernyataan yang bersifat
kualitatif. Demikian juga maka penjelasan dan ramalan yang diberikan oleh
ilmu bahasa verbal semuanya bersifat kualitatif. Kita bisa mengetahui bahwa
logam mulia kalau dipanaskan akan memanjang. Namun pengertian kita hanya
sampai disitu, kita tidak bisa mengatakan dengan tepat berapa besar
pertambahan panjangnya. Penjelasan dan ramalan yang diberikan oleh bahasa
verbal tidak bersifat eksak sehingga, menyebabkan daya prediktif dan kontrol
ilmu kurang cermat dan tepat. 24

Dari contoh diatas dapat difahami bahwa matematika bersifat memastikan
sesuatu yang masih bersifat kualitas dan menentukannya secara pasti dan jelas.

23
24

Amsal Bakhtiar, Op. Cit., h. 188
ibid., h. 199

9
c. Statistik
Istilah statistik kadang diberi pengertian sebagai data statistik, yaitu kumpulan
bahan keterangan berupa angka atau bilangan. Kadang juga dimaksudkan
sebagai kegiatan statistik atau kegiatan pentastitikan.

Atau, kadang juga dimaksudkan sebagai metode statistik, yaitu cara-cara
tertentu yang perlu ditempuh dalam rangka mengumpulkan, menyusun, atau
mengatur, menyajikan, menganalisis, dan memberikan interprestasi terhadap
sekumpulan bahan keterangan yang berupa angka itu dapat berbicara atau dapat
memberikan pengertian makana tertentu. 25

Penelitian ilmiah, baik yang berupa survey maupun eksperimen,
dilakukan lebih cermat dan teliti dengan mempergunakan tekhnik-tekhnik
statistika yang diperkembangkan sesuai kebutuhan. 26
Jadi, jelaslah bahwa statistik amat dibutuhkan dalam rangka sebuah
penelitian. Sedangkan kita ketahui bahwa penelitian adalah dalam rangka
mencari ilmu pengetahuan juga. Disini terlihat bahwa statistik adalah sebagai
sarana atau alat memperoleh pengetahuan ilmiah.

d. Logika
Logika adalah sarana untuk berfikir sistematis, Valid dan dapat
dipertanggungjawabkan. Karena itu, berpikir logis adalah berfikir sesuai dengan
aturan-aturan berfikir, seperti setengah tidak boleh lebih besar dari satu. 27
25
26
27

ibid., h. 198
ibid., h. 201
ibid., h. 212

10
Memang sesuai perlengkapan antologisme, pikiran kita dapat bekerja
secara spontan, alami, dan dapat menyelesaikan fungsinya dengan baik, lebihlebih dalam hal yang biasa, sederhana, dan jelas. Namun, tidak demikianlah
halnya apabila menghadapi bahan yang sulit, berliku-liku dan apabila harus
mengadakan

pemikiran

yang

panjang

dan

sulit

sebelum

mencapai

kesimpulan. 28
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat difahami bahwa pengetahuan
yang sistematis adalah berdasarkan Logika (yang benar). Sedangkan
pengetahuan yang biasa dan masalah yang biasa dapat diselesaikan dengan
pikiran yang spontan.
C. Penutup
1. Kesimpulan
a. Pengetahuan adalah segala suatu yang sudah diketahui oleh manusia
apapun bentuknya, berarti pengetahuan bermakna luas dan melingkupi
segala sesuatu.

b. Perbedaan ilmu dan pengetahuan terdapat pada sistematisnya. Ilmu
diperoleh dengan cara sistematis dan disampaikan denga cara sistematis,
sedangkan pengetahuan perolehan dan penyampaiannya secara acak.

c. Sumber pengetahuan adalah : Empirisme, Rasionalisme, Intuisi, dan
Wahyu.
d.

Alat memperoleh pengetahuan adalah : Bahasa, Matematika, Statistik
dan Logika.

28

ibid., h. 213

11
2.

Kata Penutup
Tulisan ini hanyalah setetes embun ditengah lautan ilmu yang luas.
Kemudian sudah barang tentu tulisan ini banyak kesalahan. Saran dan kritikan
konstruktif sangat penulis harapkan guna perbaikan selanjutnya. Hanya
kepada Allah penulis memohon dari salah dan khilaf.

12

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Syaamil Cipta Media Bandung
Anonim, (1998), Kamus Besar Bahasa Indonesia , Balai Pustaka, Jakarta
Amsal Bakhtiar, (2007) Filsafat Ilmu, Rajawali Pers, Jakarta
Mohammad Noor Syam, (1986). Filsafat Kependidikan dan Dasar Filsafat Kependidikan
Pancasila, Usaha Nasional, Surabaya
Muhaimin dan Abd. Mujib, (1993). Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Filosofik dan
Kerangka Dasar Operasionalnya, Trigenda Karya, Bandung
Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, (2001) Filsafat Ilmu, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Fitri Oviyanti, (2007). Metodologi Studi Islam, IAIN Raden Fatah Press, Palembang
Musthofa Ghulayaini, (1987). Jami’ ad-Durus al-‘Arabiyyah, al- Maktobah ‘Ishriyyah,
Beirut-Libanon

13