KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL ASING DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DOMESTIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Repository - UNAIR REPOSITORY

  KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL ASING DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DOMESTIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI DEPARTEMEN MANAJEMEN PROGRAM STUDI MANAJEMEN DIAJUKAN OLEH EDMIRIYANTO YUSRI RAKHMARDI NIM : 040830993 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2011

  KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb.

  Puji syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulisan laporan penelitian skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar dan tepat waktu.

  Penelitian ini mengambil judul “Kinerja Perusahaan Dengan

  Kepemilikan Institusional Asing Dan Kepemilikan Institusional Domestik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu persyaratan

  akademik untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya.

  Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ungkapan rasa terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan laporan skripsi ini :

  1. Prof. Dr. H. Muslich Anshori, SE., M.Sc., AK. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya.

  2. Dra. Nuri Herachwati, M.Si., M.Sc. selaku Ketua Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya.

  3. Dr. Fitri Ismiyanti, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu, kesabaran, dan pengertian untuk menberikan bantuan berupa bimbingan, petunjuk, dan saran yang sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini. iv

  4. Segenap dosen pengajar Jurusan S1 Manajemen Alih Jenjang Non Reguler Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya.

  5. Papa Mama, Mas Novi dan Dek Win yang selalu memberikan support tiada henti, restu, doa serta kasih sayangnya yang tulus kepada penulis.

6. Dimar…makasi yaahh supportnya, n udah ngingetin terus.. 

  7. Mbak Lasmi , Mas Bagus, Marina, dan Mas Andi yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

  8. Mas Mubin, Pak Kris, Mbak Dewi, Bu Lis terima kasih atas bantuannya semoga Allah SWT membalas kebaikan anda semua.

  9. Buat Manajemen 2008, Efan n Bobby (ga sido wisuda bareng jhee..), Eko, Peni, Kieso (buku infobank ku ndiii..??hehe), Diana YP, Diana SB, Risma, Vanna, Vita, Harmonia (makasi yah bantuannya..), dan semuanya yang tidak bisa disebut satu-satu, terima kasih atas bantuan dan doanya.

  10. Manajemen 2007, S. Mardiah Salim, Ratna, Devi, Sendri, Fani, Ami , Jon, Nandar, Dapid, Samsul, Singgih, Bagus American Jeep, Andre, Tepar, dan teman angkatan 2007 yang lainnya terima kasih semuanya.

  11. Semua pihak yang terkait dalam proses pengerjaan penulisan skripsi ini, terima kasih banyak atas semua bantuannya. v

  Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis hargai.

  Akhir kata dengan segala keterbatasannya, penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pihak lain yang membutuhkannya.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  Surabaya, 27 Juli 2011 Penulis vi ABSTRAK Di negara emerging market seperti Indonesia, modal asing merupakan salah satu pemain dalam mendukung pertumbuhan negara. Hal itu terbukti dari semakin meningkatnya kepemilikan saham oleh kepemilikan asing (foreign ownership) di perusahaan-perusahaan Indonesia. Penelitian ini memfokuskan pada apakah partisipasi modal asing mempunyai perbedaan pada kinerja perusahaan, antara perusahaan dengan kepemilikan asing dan perusahaan domestik non-keuangan di Indonesia yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kinerja antara perusahaan dengan kepemilikan asing dan perusahaan domestik non- keuangan yang dihitung dengan menggunakan rasio ROA, ROE, dan OPM. Penelitian ini dilakukan terhadap 229 perusahaan non-keuangan yang terdaftar di BEI selama periode 2006-2009. Tehnik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji One Sample T-Test, dengan variabel kepemilikan asing, ROA, ROE, dan OPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kinerja antara perusahaan dengan kepemilikan asing dan perusahaan domestik non-keuangan yang dihitung dengan menggunakan rasio ROA, ROE, dan OPM.

  Kata kunci: kepemilikan asing, kepemilikan domestik, ROA, ROE, OPM. vii

  ABSTRACT In emerging market countries such as Indonesia, foreign capital is one of the players in supporting the growth of the country. This is evident from the increasing ownership of shares by foreign ownership (foreign ownership) in Indonesian companies. This study focuses on whether the participation of foreign capital have differences on the performance of companies, including companies with foreign ownership and non-financial domestic companies listed in Indonesia Stock Exchange (Indonesia Stock Exchange). The purpose of this study was to determine whether there is difference in performance between firms with foreign ownership and domestic non-financial companies which are calculated by using the ratios ROA, ROE, and OPM. This research was conducted on 229 non-financial companies listed on the Stock Exchange during the period 2006-2009. Technique analysis used in this study is One Sample T-Test, with variables, foreign ownership, ROA, ROE, and OPM. The results showed that there were differences in performance between firms with foreign ownership and domestic non-financial companies which are calculated by using the ratios ROA, ROE, and OPM.

  Keywords: foreign ownership, domestic ownership, ROA, ROE, OPM. viii

  DAFTAR ISI

  Halaman

  HALAMAN JUDUL i …………………………………………. HALAMAN PERSETUJUAN ii ………………………………..

  

HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS SKRIPSI iii

…. KATA PENGANTAR iv ………………………………………... vii ABSTRAK …………………………………………………….. DAFTAR ISI ix ………………………………………………….. DAFTAR LAMPIRAN xii ………………………………………. DAFTAR TABEL xiii …………………………………………..... DAFTAR GAMBAR xiv ………………………………………....

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Permasalah 1 an …………………………….

  1.2 Rumusan Masalah

  4 ……………………………………

  1.3 Tujuan Penelitian

  4 ……………………………………

  1.4 Manfaat Penelitian

  4 ……………………………………

  1.5 Sistematika Penulisan Skripsi

  5 ……………………………

  BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

  2.1 Landasan Teori

  7 ……………………………………

  2.1.1 Struktur Kepemilikan

  7 ……….........................…..

  2.1.1.1 Kepemilikan Institusional

  8 ……………

  2.1.1.2 Kepemilikan Institusional Asing

  10 …... ix

  2.1.1.3 Peraturan Kepemilikan Asing ....................

  11 2.1.1.4 Kepemilikan Institusional Domestik .........

  13

  2.2 Kinerja Perusahaan

  16 ……………………….....…………

  2.3

  21 Penelitian Sebelumnya…………. ...........................................

  2.4 Hipotesis 23 …………………......................................................

  2.5 Model Analisis 23 ………............................................................

  2.6 Kerangka Berfikir ...................................................................

  24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Pendekatan Penelitian …………………………………… 26

  3.2 Identifikasi Variabel …………………………………… 26

  3.3 Definisi Operasional Variabel …………………………… 27

  3.4 Teknik Penentuan Sampel

  30 ……………………………

  3.5 Jenis dan Sumber Data …………………………………… 31

  3.6 Prosedur Pengumpulan Data …………………………… 31

  3.7 Teknik Analisis Data …………………………………… 32

  BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian ..................................................

  36 4.2 Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................

  36 4.2.1 Return On Assets (ROA) ........................................

  36 4.2.2 Return On Equity (ROE) ........................................

  37 4.2.3 Operating Profit Margin (OPM) .............................

  38 4.3 Analisis Model ......................................................................

  38 4.3.1 Uji Kenormalan Data ...............................................

  38 x

  4.3.2 Perbedaan Kinerja Antara Perusahaan dengan Kepemilikan Institusional Asing dan Kepemilikan Institusional Domestik yang Ditunjukkan dengan

Return On Asset (ROA) .........................................

  41

  4.3.3 Perbedaan Kinerja Antara Perusahaan dengan Kepemilikan Institusional Asing dan Kepemilikan Institusional Domestik yang Ditunjukkan dengan

Return On Equity (ROE) ........................................

  42

  4.3.4 Perbedaan Kinerja Antara Perusahaan dengan Kepemilikan Institusional Asing dan Kepemilikan Institusional Domestik yang Ditunjukkan dengan

Operating Profit Margin (OPM) .............................

  44 4.4 Pembahasan ..........................................................................

  45 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ............................................................................

  48 5.2 Saran ......................................................................................

  49 DAFTAR PUSTAKA ................................................................

  50 xi

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Klasifikasi Industri Lampiran 2 Klasifikasi Kepemilikan Institusional Asing 0-100%, 25-100%, dan 50-100% dan Kepemilikan Institusional Domestik Tahun

  2006-2009 Lampiran 3 , ROE, dan OPM Terhadap Klasifikasi Kepemilikan

  ROA

  Institusonal Asing (0-100%), (25-100%), dan (50-100%) Untuk Periode 2006-2009

  Lampiran 4 Data Statistik Deskriptif Seluruh Perusahaan Dengan Kepemilikan Institusional Asing dan Kepemilikan Institusional Domestik Tahun 2006-2009

  Lampiran 5 Uji Normalitas ROA, ROE, dan OPM Untuk Tahun 2006-2009 Lampiran 6 Hasil Uji One Sample T-Test ROA, ROE, dan OPM xii

  DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Statistik Deskriptif Seluruh Perusahaan Dengan

  Kepemilikan Institusional Asing dan Kepemilikan Institusional Domestik Tahun 2006-2009

  37 Tabel 4.2 Uji Kenormalan Data Kolmogorov-Smirnov

  39 Tabel 4.3 Perbedaan Kinerja Antara Perusahaan dengan Kepemilikan Institusional Asing dan Kepemilikan Institusional Domestik Yang Ditunjukkan dengan Return On Asset (ROA)

  41 Tabel 4.4 Perbedaan Kinerja Antara Perusahaan dengan Kepemilikan Institusional Asing dan Kepemilikan Institusional Domestik yang Ditunjukkan dengan Return On Equity (ROE)

  42 Tabel 4.5 Perbedaan Kinerja Antara Perusahaan dengan Kepemilikan Institusional Asing dan Kepemilikan Institusional Domestik yang Ditunjukkan dengan Operating Profit Margin (OPM) 44 xiii xiv

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Hipotesis (1)

  24 Gambar 2.2 Kerangka Berfikir Hipotesis (2)

  25 Gambar 2.3 Kerangka Berfikir Hipotesis (3)

  25

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Dalam menghadapi persaingan usaha yang kompetitif perusahaan berusaha memperbaiki kinerja dan mengembangkan usaha untuk mengembangkan perusahaan. Perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Memaksimalkan nilai perusahaan bermakna luas dari memaksimalkan laba, didasarkan beberapa alasan yaitu memaksimalkan nilai berarti mempertimbangkan pengaruh waktu terhadap nilai uang, memaksimalkan nilai juga berarti mempertimbangkan berbagai resiko terhadap arus pendapatan perusahaan dan mutu dari arus dana yang diharapkan diterima dimasa yang akan datang (Weston & Copeland, 1995:134).

  Di negara emerging market seperti Indonesia, modal asing merupakan salah satu pemain dalam mendukung pertumbuhan negara. Hal itu terbukti dari semakin meningkatnya kepemilikan saham oleh kepemilikan asing (foreign ownership) di perusahaan-perusahaan Indonesia.

  Studi awal seperti Vernon (1966) dan Gua (1974) menyarankan bahwa perusahaan multinasional lebih produktif daripada rekan-rekan dalam negeri mereka dan bahwa kehadiran perusahaan multinasional memiliki dampak positif pada kinerja perusahaan domestik. Investasi asing langsung

  1

  (Foreign Direct Investment) oleh perusahaan-perusahaan multinasional sejak saat itu telah dianjurkan sebagai sumber utama difusi teknologi dan pertumbuhan ekonomi bagi negara-negara berkembang. Selain memiliki dampak positif pada perdagangan, pekerjaan dan modal, investasi asing langsung karena itu dipandang sebagai saluran utama untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan teknologi, khususnya dari industri ke negara berkembang (Blomström dan Kokko, 1998; Görg and Greenaway, 2004).

  Efek dari foreign direct investment (FDI) pada tata kelola perusahaan atau corporate governance telah lama menjadi isu yang menarik bagi para akademisi dan pembuat kebijakan. Pertanyaan utama yang paling menantang pada studi strategi bisnis internasional adalah hasil yang diperoleh dari investasi asing langsung. Oleh karena itu, peran investasi asing langsung sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi (Gorg and Greenaway, 2004).

  Terutama pada dua dekade terakhir dimana level investasi asing langsung diseluruh dunia meningkat, investasi asing langsung menjadi salah satu sumber pembiayaan (modal) yang penting bagi negara berkembang, dan mampu memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pembangunan melalui transfer aset dan manajemen, serta transfer teknologi guna mendorong perekonomian negara. Dengan melalui investasi asing langsung, modal asing dapat memberikan kontribusi yang lebih baik kedalam proses pembangunan. Oleh karena itu, beberapa negara berkembang di Asia Timur, termasuk Indonesia, berusaha memberikan insentif kepada masuknya modal asing dalam bentuk investasi asing langsung ini. Disisi lain, negara pengekspor kapital juga memberikan insentif kepada sektor swastanya, berupa insentif pajak, jaminan dan asuransi atas investasi untuk mendorong investasi asing langsung ke negara berkembang.

  Berbagai studi dilakukan untuk mengetahui efek dari perbedaan tipe struktur kepemilikan; sebagai contoh, kepemilikan keluarga, kepemilikan negara, kepemilikan asing, kepemilikan institusional, dan sebagainya pada kinerja perusahaan. Penelitian mengenai bagaimana struktur kepemilikan keluarga dan manajerial dapat mempengaruhi kinerja perusahaan di negara- negara Timur Tengah, Indonesia, dan Korea (Driffield, 2005; Nurhan, Sayim, and Yalama, 2007). Penelitian lain yang meneliti pengaruh struktur kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan pada dua puluh perusahaan terbesar di Kanada. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa adanya kepemilikan pemerintah pada perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat keutungan perusahaan (Bozec, 2002; Nurhan, Sayim, and Yalama, 2007).

  Penelitian ini memfokuskan pada apakah partisipasi modal asing mempunyai perbedaan pada kinerja perusahaan, antara perusahaan dengan kepemilikan institusional asing pada klasifikasi 0-100%, 25-100%, dan 50- 100% dan kepemilikan institusional domestik non-keuangan di Indonesia yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia).

  1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu apakah kinerja perusahaan dengan kepemilikan institusional asing pada klasifikasi 0-100%, 25-100%, dan 50- 100% lebih baik dibandingkan dengan kinerja kepemilikan institusional domestik non-keuangan yang dihitung dengan menggunakan rasio ROA, ROE, dan OPM?

  1.3 Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kinerja perusahaan dengan kepemilikan institusional asing pada klasifikasi 0-100%, 25-100%, dan 50-100% lebih baik jika dibandingkan dengan kinerja kepemilikan institusional domestik non-keuangan yang dihitung dengan menggunakan rasio ROA, ROE, dan OPM.

  1.4 Manfaat Penelitian

  Penelitian ini memberi manfaat sebagai berikut:

  1. Memberikan manfaat mengenai perbedaan kinerja antara perusahaan dengan kepemilikan institusional asing pada klasifikasi 0-100%, 25-100%, dan 50-100% dan kepemilikan institusional domestik non-keuangan.

  2. Sebagai bahan informasi bagi mereka yang berminat dalam masalah struktur kepemilikan, kepemilikan institusional asing, kepemilikan institusional domestik, kinerja perusahaan, dan menjadi bahan untuk menjadi penelitian lebih lanjut.

1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan secara garis besarnya dibagi menjadi lima bab.

  BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah mengenai apakah kinerja perusahaan dengan kepemilikan institusional asing pada klasifikasi 0-100%, 25-100%, dan 50-100% lebih baik dibandingkan dengan kinerja kepemilikan institusional domestik non-keuangan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

  BAB II : TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pada bab ini menjelaskan landasan teori, struktur kepemilikan perusahaan, kepemilikan institusional asing, kepemilikan institusional domestik, kinerja perusahaan, hipotesis, dan kerangka berfikir penelitian yang akan membantu peneliti dan pembaca menjelaskan alur penelitian ini.

  BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan membahas mengenai pendekatan penelitian yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian, identifikasi variabel, difinisi opersional variabel, jenis dan sumber data, prosedur pengumpulan data dan teknik analisa data yang akan digunakan dalam penelitian.

  BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas mengenai gambaran umum subyek penelitian yaitu kinerja perusahaan dengan kepemilikan institusional asing pada klasifikasi 0- 100%, 25-100%, dan 50-100% dan kepemilikan institusional domestik non- keuangan yang dihitung dengan menggunakan rasio ROA, ROE, dan OPM antar perusahaan, analisis model dan pembuktian hipotesis serta pembahasan masalah penelitian.

  BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan membahas mengenai simpulan yang dihasilkan dari penelitian yang dilakukan, yaitu kinerja perusahaan dengan kepemilikan institusional asing pada klasifikasi 0-100%, 25-100%, dan 50-100% lebih baik dibandingkan dengan kinerja kepemilikan institusional domestik non- keuangan yang dihitung dengan menggunakan rasio ROA, ROE, dan OPM.

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Struktur Kepemilikan

  Struktur kepemilikan (ownership structure) adalah komposisi kepemilikan dalam perusahaan yang mempengaruhi kinerja perusahaan.

  Struktur kepemilikan terbagi dalam beberapa kategori, struktur kepemilikan terkonsentrasi dan menyebar.

  Secara spesifik kategori struktur kepemilikan meliputi kepemilikan publik dan kepemilikan asing. Kepemilikan publik merupakan porsi saham beredar (outstanding share) yang dimiliki masyarakat atau publik domestik (degree of public ownership) dan negara (kepemilikan pemerintah).

  Kepemilikan asing merupakan porsi outstanding share yang dimiliki oleh investor atau pemodal asing (foreign investors).

  Struktur kepemilikan oleh beberapa peneliti dipercaya mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan. Hal ini disebabkan oleh karena adanya kontrol yang dimiliki oleh para pemilik perusahaan. Dalam hal ini struktur kepemilikan dibedakan menjadi dua yaitu kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional.

  7

2.1.1.1 Kepemilikan Institusional

  Kepemilikan suatu perusahaan dapat terdiri atas kepemilikan institusional maupun kepemilikan individual. Atau campuran keduanya dengan proporsi tertentu. Investor institusional memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan investor individual, diantaranya yaitu:

  1. Investor institusional memiliki sumber daya yang lebih daripada investor individual untuk mendapatkan informasi.

  2. Investor institusional memiliki profesionalisme dalam menganalisa informasi, sehingga dapat menguji tingkat keandalan informasi.

  3. Investor institusional, secara umum, memiliki realsi bisnis yang lebih kuat dengan manajemen.

  4. Investor institusional memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan pengawasan lebih ketat atas aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan.

  5. Investor institusional lebih aktif dalam melakukan jual beli saham sehingga dapat meningkatkan jumlah informasi secara cepat yang tercermin di tingkat harga. Adanya pemegang saham institusional memiliki arti penting dalam memonitor manajemen. Dengan adanya kepemilikan oleh institusional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan-perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi-institusi lain akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Mekanisme monitoring tersebut akan menjamin peningkatan kemakmuran pemegang saham. Pemilik institusional sebagai agen pengawas ditekankan melalui investasi mereka yang cukup besar dalam pasar modal. Apabila pemilik institusional merasa tidak puas atas kinerja manajerial, maka mereka akan menjual sahamnya ke pasar.

  Perubahan perilaku pemilik institusional dari pasif menjadi aktif dapat meningkatkan akuntabilitas manajerial sehingga manajer akan bertindak lebih hati-hati dalam pengambilan keputusan. Kondisi ini akan memotivasi pemilik institusional untuk lebih serius dalam mengawasi maupun mengoreksi semua perilaku manajer dan memperpanjang jangka waktu investasi.

  Pengawasan lain yang dapat dilakukan adalah dengan cara memberikan masukan-masukan sebagai bahan pertimbangan bagi manajer dalam menjalankan usaha dan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Semakin besar prosentase saham yang dimiliki oleh pemilik institusional akan menyebabkan pengawasan yang dilakukan menjadi lebih efektif karena dapat mengendalikan perilaku oportunistik manajer dan mengurangi biaya agen.

  Dengan adanya beberapa kelebihan yang dimiliki, investor institusional diduga lebih mampu untuk mencegah terjadinya manajemen laba dibanding dengan investor individual. Investor institusional dianggap lebih professional dalam mengendalikan portofolio investasinya, sehingga lebih kecil kemungkinan mendapatkan informasi keuangan yang terdistorsi, karena mereka memiliki tingkat pengawasan yang tinggi untuk menghindari terjadinya tindakan manajemen laba. Secara singkat dapat dikatakan institusional dengan manajemen laba mempunyai hubungan negatif dimana semakin besar persentase saham yang dimiliki oleh korporasi maka semakin kecil kemungkinan terjadi manajemen laba.

2.1.1.2 Kepemilikan Institusional Asing

  Struktur kepemilikan dalam perusahaan tersusun atas pihak insiders (manajer dan direktur) atau outsiders (pihak asing, restitusi, dan pemilik dana). Kepemilikan asing (foreign ownership) adalah proporsi kepemilikan saham perusahaan oleh investor asing memalui pembelian langsung pada perusahaan maupun melalui Bursa Efek. Kepemilikan asing dalam perusahaan baik institusi maupun individual dianggap sebagai suatu hal yang penting. Hal ini dikarenakan pembelian saham oleh pihak asing mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami pertumbuhan pendapatan yang stabil sehingga menjadi incaran bagi investor lain untuk berinvestasi.

  Keadaan demikian ini memungkinkan harga saham perusahaan akan mengalami peningkatan sehingga akan meningkatkan pula kinerja perusahaan.

  Selain itu, keuntungan dari pihak asing sebagai pemegang saham adalah mereka dapat mempengaruhi keputusan manajemen perusahaan, termasuk dalam harga saham perusahaan.

  Secara tidak langsung, pemegang saham pihak asing akan ikut memonitoring atas naik turunnya harga saham yang nantinya akan mencerminkan juga naik turunnya nilai perusahaan. Pengawasan oleh investor domestik masih bersifat lemah dibandingkan dengan pengawasan oleh investor asing.

  Dengan adanya kepemilikan asing, maka perusahaan menjadi lebih produktif dan lebih mengutamakan capital intensive sehingga mampu menggaji karyawannya dengan tingkat upah yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan domestik.

  Kepemilikan saham oleh pihak asing dapat dihitung sebagai rasio jumlah saham biasa yang dimiliki oleh investor asing pada akhir tahun terhadap jumlah saham biasa yang beredar pada akhir tahun.

2.1.1.3 Peraturan Kepemilikan Asing

  Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 1055/KMK.013.1989 tentang Pembelian Saham oleh Pemodal Asing melalui Pasar Modal tertanggal

  16 September 1989 menjadi permulaan bagi pemodal asing untuk ikut berpartisipasi di pasar modal Indonesia melalui kepemilikan saham. Dalam peraturan ini, yang dimaksud dengan pemodal asing adalah perorangan warga negara asing, badan hukum asing dan pemerintah asing serta bagian- bagiannya.

  KMK menyebutkan bahwa pemodal asing dapat membeli saham maksimal 49% (empat puluh sembilan perseratus) saham yang tercatat di bursa efek dan bursa pararel, kecuali untuk saham yang diemisikan oleh bank swasta. Batasan kepemilikan saham oleh pemodal asing dilakukan melalui perorangan dan badan hukum Indonesia yang bertindak untuk kepentingan pemodal asing dalam pembelian saham melebihi 49% dari saham yang diemisi maupun saham yang tercatat di pasar perdana, bursa efek maupun bursa pararel.

  KMK Nomor 1055/KMK.013.1989 tersebut akhirnya dicabut dengan dikeluarkannya KMK Nomor 455/KMK.01/1997 tentang Pembelian Saham oleh Pemodal Asing melalui Pasar Modal. Hal ini menunjukkan lahirnya liberalisasi total (tidak ada batasan) pembelian saham oleh pemodal asing melalui pasar modal dan bursa efek. Berlakunya Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menjadi pertimbangan dalam ketentuan pencabutan tersebut.

  KMK Nomor 179/KMK.01/2003 tentang Kepemilikan Saham dan Permodalan Perusahaan Efek tertanggal 5 Mei 2003 dalam Pasal 2 ayat 1 menyebutkan bahwa saham perusahaan efek patungan dapat dimiliki oleh badan hukum asing yang bergerak di bidang keuangan selain sekuritas maksimal 85% (delapan puluh lima perseratus) dari modal disetor. Sedangkan Pasal 2 ayat 2 menyebutkan bahwa saham perusahaan efek patungan dapat dimiliki oleh badan hukum asing yang bergerak di bidang sekuritas yang telah memperoleh izin atau di bawah pengawasan regulator pasar modal di negara asalnya maksimal 99% (sembilan puluh sembilan perseratus) dari modal disetor.

  Diberlakukannya peraturan ini menunjukkan bahwa ketentuan di pasar modal memperbolehkan pihak asing membeli hampir 100% saham perusahaan. Hal ini menjadi kabar baik bagi pemodal asing yang ingin menginvestasikan modalnya hampir keseluruhan untuk membeli saham perusahaan Indonesia, dengan kata lain memiliki hampir keseluruhan kepemilikan saham perusahaan.

2.1.1.4 Kepemilikan Institusional Domestik

  Teori Ekonomi Neoklasik (John Nellis, 1994) mengatakan bahwa hubungan antara kepemilikan dan kinerja adalah insubstansial karena efisiensi umumnya dipandang sebagai suatu fungsi dari struktur pasar dan struktur insentif. Menurut teori ini, terdapat perbedaan yang kecil apakah perusahaan itu dimiliki oleh swasta (kepemilikan swasta) atau negara (kepemilikan pemerintah), sepanjang:

  1. Beroperasi dalam suatu pasar yang kompetitif tanpa adanya batasan untuk masuk maupun keluar.

  2. Pemilik menginstruksikan manajemen untuk mengikuti sinyal yang sudah disediakan oleh pasar, dan memberikan mereka suatu otonomi untuk melakukannya.

  3. Manajemen diberi sanksi dan atas hukuman atas dasar kinerja.

  Menurut Nellis (1994) ada sejumlah poin amandemen untuk penjelasan Neoklasik yang mencoba membangun suatu penjelasan hubungan antara kepemilikan dan efisiensi. Ini umumnya datang dari teori public choice, dari literatur tentang principal and agent. Secara operasionalnya alasan ini mengatakan bahwa pemilik swasta akan menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi.

  Menurut Keputusan Menteri Keuangan RI No. 740/KMK.00/1989 yang dimaksud perusahaan pemerintah atau BUMN (sektor publik) adalah:

  1. Badan usaha yang seluruh modalnya dimiliki negara (pasal 1 ayat 2a).

  2. Badan usaha yang tidak seluruh sahamnya dimiliki negara tetapi statusnya disamakan dengan BUMN (pasal 1 ayat 2b) yaitu, BUMN yang merupakan patungan antara pemerintah dengan pemerintah daerah, BUMN yang merupakan patungan antara pemerintah dengan BUMN lainnya, dan BUMN yang merupakan badan usaha patungan dengan swasta nasional atau asing namun negara memiliki saham mayoritas minimal 51%. Perusahaan pemerintah disebut juga public enterprise. Dengan demikian perusahaan pemerintah berisikan dua elemen yaitu unsur pemerintah

  (public) dan unsur bisnis (enterprise). Kepemilikan pemerintah pada perusahaan pemerintah (persero) dapat mengganggu penegakan prinsip good

  corporate governance dan dapat mengakibatkan pengambilan keputusan

  bisnis yang tidak menguntungkan. Selain itu, perusahaan pemerintah yang cenderung tidak efisien dan efektif dalam penggunaan sumber daya ekonomisnya, dapat menurunkan kinerja keuangan perusahaan.

  Perusahaan swasta (sektor privat) yaitu, perusahaan yang dikelola oleh pihak swasta atas modal seluruhnya milik swasta. Perusahaan swasta dapat dibagi berdasarkan proporsi kepemilikan modal.

  Ditinjau dari segi proporsi kepemilikan modal, perusahaan swasta dapat dibagi menjadi empat jenis (Anoraga, 1995), yaitu:

  1. Perusahaan perorangan, perusahaan yang dijalankandan dimodali oleh satu orang sebagai pemilik dan penanggung jawab. Hutang dan kekayaan perusahaan pemilik menjadi jaminan perusahaan. Badan usaha ini tidak perlu berbadan hukum.

  2. Perusahaan persekutuan (partnership), merupakan perusahaan yang memiliki 2 pemodal atau lebih. Ada tiga bentuk perusahaan persekutuan, yaitu (1) Perseroan (Maatschap), (2) Firma, dan (3) CV (Comanditer Veenonscaft).

  3. Perusahaan perseroan, merupakan badan usaha dan besarnya modal perseroan tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemilik perusahaan, sehingga memiliki harta kekayaan sendiri. Dalam menjalankan usahanya, modal perusahaan terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan di dalam bursa efek.

  4. Yayasan, yaitu suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan dalam undang-undang.

  Perusahaan pemerintah memiliki keunggulan dibandingkan dengan perusahaan swasta yaitu dalam hal kemampuan untuk memperoleh input-input produksi. Dengan kemudahan memperoleh input produksi tersebut, akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan pemerintah.

  Di sisi lain, perusahaan swasta memiliki keunggulan dalam penerapan good corporate governance. Perusahaan swasta juga cenderung memiliki kinerja tinggi karena memiliki kualitas manajemen yang lebih tinggi, lebih berhati-hati dalam menggunakan modal perusahaan, dan tidak adanya campur tangan politik yang menyebabkan kurangnya efisiensi dalam perusahaan pemerintah, seperti overstaffing, undercapitalization, plant

  location ,dan sebagainya.

2.2 Kinerja Perusahaan

  Analisis terhadap kinerja manajemen perusahaan secara umum berkaitan dengan usaha-usaha manajemen perusahaan untuk mencapai tujuan- tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan sebagai lembaga berorientasi pada keuntungan adalah memberikan kesejahteraan kepada para pemilik atau pemegang saham perusahaan. Dalam usaha manajemen untuk mencapai tujuan tersebut, para manajer keuangan perusahaan memiliki peran penting dalam pengelolaan aktiva perusahaan. Para manajer keuangan mengambil kebijakan- kebijakan tentang aktiva apa saja yang diperlukan oleh perusahaan, bagaimana cara perusahaan membiayai pengadaan aktiva tersebut, serta bagaimana cara perusahaan mengelola sumber daya-sumber daya yang telah ada di perusahaan. Apabila para manajer keuangan perusahaan dapat membuat kebijakan keuangan yang optimal, maka tindakan tersebut cukup membantu untuk mencapai tujuan perusahaan.

  Kinerja adalah hasil dari pemanfaatan secara baik atas sumber daya yang ada dan sekaligus mencerminkan seberapa jauh sebuah keberhasilan tercapai atau hasil kerja, secara kuantitas dan kualitas yang dicapai oleh seorang pegawai atau perusahaan dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Definisi dari kinerja perusahaan iti sendiri adalah hasil dari beberapa keputusan individu yang dibuat terus- menerus oleh manajemen. Jadi hasil dari beberapa keputusan yang dibuat secara kontinyu tersebut pada akhirnya dapat dilihat dampaknya pada laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut dapat mengungkapkan kondisi keuangan perusahaan dengan menggunakan analisis rasio keuangan.

  Brealey and Myers (2000:675) menyebutkan 4 jenis rasio keuangan yaitu:

  1. Rasio leverage, menunjukkan berapa banyak perusahaan menggunakan hutang.

  2. Rasio liquiditas, mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas perusahaan.

  3. Rasio profitabilitas, digunakan untuk menilai apakah perusahaan efisien dalam menggunakan aktiva yang dimiliki.

  4. Rasio nilai pasar, menunjukkan berapa besar nilai perusahaan di mata para investor.

  Mengungkapkan kinerja perusahaan dengan menggunakan analisis rasio keuangan merupakan cara dalam menilai kinerja keuangan perusahaan.

  Rasio yang biasa digunakan oleh perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit adalah rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas dapat dibagi menjadi dua, yaitu margins dan returns. Rasio pada

  margin menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengolah pendapatan

  penjualan melalui berbagai tahap. Sedangkan rasio pada return menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengukur tingkat efisiensi perusahaan untuk menghasilkan laba. Beberapa rasio-rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:

  1. ROA (Return On Assets)

  ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan

  keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Rasio ini mencoba mengukur efektivitas pemakaian total sumber daya oleh perusahaan. Manajemen perlu mengetahui hasil pengembalian operasi atas sumber daya yang telah digunakan. Weston and Copeland (1997:240)

  ROA memberikan gambaran seberapa efektif perusahaan mengkonversi

  uang yang diinvestasi kedalam laba bersih. Semakin tinggi angka ROA semakin baik karena semakin besar laba yang diperoleh perusahaan dari seluruh dana yang diinvestasikan.

  2. ROE (Return On Equity)

  ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat

  pengembalian saham. Besarnya tingkat ROE yang dihasilkan oleh suatu perusahaan menunjukkan seberapa besar laba yang dihasilkan dalam perusahaan. Menurut Bodie et. al. (2001:447), ROE adalah rasio laba bersih terhadap modal saham. ROE merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat hasil investasi yang dilakukan investor dengan membandingkan antara laba bersih dengan modal sendiri. Menurut Munawir (2002:240), ROE adalah rasio antara laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri.

  ROE merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan

  dengan modal sendiri, sehingga ROE disebut rentabilitas modal sendiri (Sutrisno, 2000:267). Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggukan modal sendiri untuk menghasilkan laba bersih. Artinya investor dapat mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan dibandingkan dengan modal sendiri. Menurut Hanafi dan Halim (1996:85), rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. ROE juga dapat digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal sendiri yang dioperasikan dalam perusahaan. Semakin efisien penggunaan modal, maka semakin tinggi laba bersih yang dihasilkan. Semakin tinggi nilai ROE suatu perusahaan, maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin rendah nilai ROE suatu perusahaan, maka semakin kecil kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

  3. OPM (Operating Profit Margin) atau disebut juga margin operasi, margin laba usaha, Return On

  OPM Sales (ROS) adalah rasio dari setiap hasil sisa penjualan bersih sesudah

  dikurangi semua beban dan pengeluaran lain kecuali bunga dan pajak; atau laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan. Marjin laba operasi digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan yang diperoleh sebelum pajak dan biaya tidak langsung lainnya, seperti biaya sewa, biaya bunga, dan sebagainya. Biasanya OPM disajikan dalam bentuk persentase.

  Operating income sering kali disebut sebagai EBIT (Earnings Before Interest and Taxes ).

  OPM memberikan pemilik perusahaan banyak sekali informasi penting

  mengenai profitabilitas perusahaan, terutama yang berkaitan dengan kontrol akan biaya. OPM memberikan gambaran seberapa banyak uang yang dikeluarkan setelah sebagian besar biaya yang telah dikeluarkan. Semakin tinggi nilai OPM suatu perusahaan semakin baik, karena ini berarti bahwa perusahaan memiliki kontrol biaya yang baik dan/atau penjualan yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang telah dikeluarkan perusahaan, dimana ini merupakan kondisi optimal bagi perusahaan. Nilai OPM yang tinggi pada suatu perusahaan, biasanya berarti perusahaan menggunakan model biaya operasional yang rendah.

2.3 Penelitian Sebelumnya

  Pada penelitian sebelumnya dan baru-baru ini menghasilkan kesimpulan bahwa Multinational Enterprises (MNE) atau Multinational

  Corporation (MNC) memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan

  perusahaan lokal. Karena itu, kepemilikan asing memiliki pengaruh yang positif pada kinerja perusahaan.

  Penelitian pada perusahaan yang berada di negara maju dengan struktur kepemilikan asing, Goethals dan Ooghe (1997; Nurhan, Sayim, and Yalama, 2007) melakukan penelitian untuk menginvestigasi kinerja 25 perusahaan lokal Belgia dan 50 perusahaan asing, dimana perusahaan asing tersebut merupakan perusahaan lokal Belgia yang di ambil alih oleh pihak asing. Hasil studi menunjukkan bahwa pengambilalihan oleh pihak asing memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja dengan menggunakan analisis regresi.

  Meskipun telah banyak disetujui bahwa perusahaan dengan kepemilikan asing dan Multinational Enterprises (MNE) memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan perusahaan lokal, ada beberapa penelitian yang memiliki hasil yang bertentangan. Kim dan Lyn (1990; Nurhan, Sayim, and Yalama, 2007) melakukan penelitian untuk mengevaluasi kinerja MNE yang beroperasi di Amerika Serikat dengan menggunakan t-test dan analisis regresi.

  Sampel yang digunakan adalah 54 perusahaan asing terbesar yang beroperasi di Amerika Serikat antara periode 1980-1984. Perusahaan-perusahaan tersebut dibagi menjadi beberapa grup industri. 9 perusahaan bergerak dibidang pertambangan, 29 perusahaan bergerak dibidang manufaktur, dan 16 perusahaan dibidang industri lain-lain. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa perusahaan dengan kepemilikan asing yang beroperasi di Amerika Serikat memiliki tingkat keuntungan yang rendah dibandingkan dengan perusahaan lokal yang dipilih secara acak. Hal ini dapat disebabkan karena perusahaan lokal di Amerika Serikat lebih berorientasi pada iklan dan kurang memfokuskan pada penelitian dan pengembangan produk dibandingkan perusahaan dengan kepemilikan asing.

  Penelitian lain dilakukan oleh Douma et al. (2003; Nurhan, Sayim, and Yalama, 2007) di negara berkembang yang menguji efek dari kepemilikan asing terhadap kinerja pada 1005 perusahaan yang beroperasi di India dalam kurun waktu 1999-2000 dengan menggunakan metode regresi. Hasilnya kepemilikan asing memiliki pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

  Studi lain mengenai kinerja perusahaan asing di Turki oleh Gunduz dan Tatoglu (2003). Dengan menggunakan metode ANOVA untuk meneliti pengaruh kepemilikan asing terhadap kinerja perusahaan pada 202 perusahaan non-keuangan yang yang terdaftar di ISE (Istanbul Stock Exchange) di tahun 1999. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dengan kepemilikan asing memiliki kinerja yang lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan perusahaan lokal dilihat dari ROA, bukan dari rasio kinerja keuangan lain.

  2.4 Hipotesis

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP PENGUNGKAPAN PERTANGGUNGJAWABAN SOSIAL PERUSAHAAN ( ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 27 18

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP PENGUNGKAPAN PERTANGGUNGJAWABAN SOSIAL PERUSAHAAN (CSR) DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 11 18

PENGARUH PENGHINDARAN PAJAK TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN TRANSPARANSI PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN2012

0 1 16

SKRIPSI PENGARUH KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 12

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN INSTITUSIONAL SERTA KEBIJAKAN UTANG TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN DAN NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR PENANAMAN MODAL ASING DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 19

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian - PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) - Perbanas Institutional Repository

0 0 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu - PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN KEPEMILIKAN ASING TERHADAP KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL

0 0 17