17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

  Pembahasan dalam materi ini merujuk pada penelitian sebelumnya, berikut beberapa penelitian terdahulu serta persamaan dan perbedaan yang mendukung penelitian ini:

2.1.1 Utami dan Yennisa (2017)

  Penelitian Utami dan Yennisa (2017) bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan struktur kepemilikan yang diproksikan kedalam kepemilikan publik terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 43 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (IDX) periode 2011-2015. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian Utami dan Yennisa (2017) yaitu Regresi Logistik. Hasil penelitian Utami dan Yennisa (2017) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan sedangkan profitabilitas, leverage, dan struktur kepemilikan (kepemilikan publik) tidak berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Persamaan:

  1. Variabel dependen yang digunakan sama yaitu ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan, selain itu beberarapa variabel independen juga sama yaitu kepemilikan publik, profitabilitas,

  leverage , dan ukuran perusahaan.

  2. Kesamaan pengujian yang dipakai yaitu menggunakan pengujian hipotesis.

  Perbedaan:

  1. Populasi serta sampel yang dipakai pada penelitian Utami dan Yennisa (2017) yaitu perusahaan pada sektor bank yang terdaftar di BEI sedangkan pada penelitian ini menggunakan perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI.

  2. Periode tahun penilitian yang dipakai oleh Utami dan Yennisa (2017) yaitu 2011-2015 sedangkan pada penelitian ini menggunakan rentang tahun 2012-2016.

  3. Teknik analisis data yang digunakan berbeda, pada penelitan Utami dan Yennisa (2017) menggunakan analisis regresi logistik, namun dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda.

3.1.2 Ferdina dan Wirama (2017)

  Tujuan dari penelitian Ferdina dan Wirama (2017) adalah menganalisis keuangan perusahaan yang bergerak pada sektor manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Variabel yang digunakan untuk mengukur ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dalam penelitian Ferdina dan Wirama (2017) yaitu profitabilitas, leverage, likuiditas dan ukuran perusahaan. Sampel yang diuji pada penelitian Ferdina dan Wirama (2017) yaitu 84 perusahaan industri manufaktur yang menggunakan mata uang rupiah pada periode 2012-2015. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian Ferdina dan Wirama (2017) yaitu menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan, sedangkan leverage berpengaruh negatif dan likuiditas tidak berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan

  Persamaan:

  1. Variabel dependen yang digunakan sama yaitu ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan selain itu beberapa variabel independen yang sama yaitu profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan.

  2. Populasi dan sampel yang digunakan sama yaitu perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI.

  3. Kesamaan pengujian yang dipakai yaitu menggunakan pengujian hipotesis.

  Perbedaan:

  1. Penelitian Ferdina dan Wirama (2017) meneliti mengenai pengaruh likuiditas sedangkan pada penelitian ini tidak.

  2. Periode penelitian yang digunakan pada penelitian Ferdina dan Wirama (2017) yaitu 2012-2015 sedangkan dalam penelitian ini yaitu 2012-2016.

  3. Teknik analisis data yang digunakan berbeda, pada penelitan Ferdina dan Wirama (2017) menggunakan analisis regresi logistik, namun dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda.

3.1.3 Ohaka dan Akani (2017)

  Tujuan dari penelitian Ohaka dan Akani (2017) adalah untuk menguji hubungan ukuran perusahaan dan dewan komisaris independen masing-masing terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan diperusahaan yang terdaftar di Nigerian Stock Exchange (NSE) selama 12 tahun yaitu pada tahun 2000-2011. Sampel dari penelitian Ohaka dan Akani (2017) yaitu 50 perusahaan yang terdaftar di Nigerian Stock Exchange (NSE) selama tahun 2000-2011.

  Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian Ohaka dan Akani (2017) yaitu menggunakan regresi berganda. Penelitian yang dilakukan Ohaka dan Akani (2017) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di

  Nigerian Stock Exchange independen menunjukkan bahwa tidak ada pengaruhnya terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Nigerian Stock

  Exchange (NSE).

  Persamaan:

  1. Variabel dependen yang digunakan sama yaitu ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan serta beberapa variabel independen yang sama yaitu ukuran perusahaan dan dewan komisaris independen.

  2. Teknik analisis data yang digunakan sama yaitu analisis regresi linier berganda

  3. Kesamaan pengujian yang dipakai yaitu menggunakan pengujian hipotesis.

  Perbedaan:

  1. Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian Ohaka dan Akani (2017) menggunakan perusahaan yang terdaftar di Nigerian

  Stock Exchange (NSE) , sedangkan dalam peneitian ini populasi dan

  sampel yang digunakan adalah perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI.

  2. Periode penelitian oleh Ohaka dan Akani (2017) yaitu tahun 2000- 2011 sedangkan penelitian ini menggunakan priode tahun 2012-2016.

3.1.4 Krisnanda dan Ratnadi (2017)

  Penelitian yang dilakukan Krisnanda dan Ratnadi (2017) bertujuan untuk mengetahui pengaruh financial distress, umur perusahaan, audit tenure dan kompetensi dewan komisaris pada kecepatan publikasi laporan keuangan tahunan perusahaan jasa sektor keuangan sub sektor asuransi yang terdaftar di BEI periode 2013-2015. Sampel yang digunakan dalam penelitian Krisnanda dan Ratnadi (2017) yaitu 11 perusahaan sub sektor asuransi yang terdaftar di BEI dengan 33 amatan. Teknik analisis data yang digunakan yakni regresi linier berganda. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa financial distress dan audit tenure tidak berpengaruh signifikan pada kecepatan publikasi laporan keuangan tahunan.

  Umur perusahaan berpengaruh negatif pada kecepatan publikasi laporan keuangan tahunan. Kompetensi dewan komisaris berpengaruh positif pada kecepatan publikasi laporan keuangan.

  Persamaan:

  1. Variabel dependen yang diteliti sama yaitu, ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan, serta beberapa variabel independen yang sama dengan penelitian ini yaitu audit tenure.

  2. Teknik analisis data yang digunakan sama yaitu menggunakan analisis regresi linier berganda.

  3. Kesamaan pengujian yang dipakai yaitu menggunakan pengujian hipotesis.

  Perbedaan:

  1. Perbedaan sampel, dalam penelitian Krisnanda dan Ratnadi (2017) sampel yang digunakan yaitu perusahaan sub sektor asuransi yang terdaftar di BEI sedangkan pada penelitian ini menggunakan sampel perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI.

  2. Perbedaan periode tahun penelitian, dalam penelitian Krisnanda dan Ratnadi (2017) menggunakan periode tahun 2013-2015, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan periode tahun 2012-2016.

3.1.5 Kristiantini dan Sujana (2017)

  Tujuan dari penelitian Kristiantini dan Sujana (2017) yaitu untuk membuktikan pengaruh opini audit, audit tenure, komisaris independen, dan kepemilikan manajerial pada ketepatwaktuan publikasi laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan pada penelitian Kristiantini dan Sujana (2017) yaitu 96 perusahaan perbankan selama tahun 2013-2015. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian Kristiantini dan Sujana (2017) yaitu menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa opini audit, audit tenure, komisaris independen, dan kepemilikan manajerial memiliki pengaruh positif pada ketepatwaktuan publikasi laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2013 – 2015. Persamaan:

  1. Variabel dependen yang diteliti sama yaitu ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan, sedangkan variabel independen yang sama yaitu audit tenure dan dewan komisaris independen.

  2. Kesamaan pengujian yang dipakai yaitu menggunakan pengujian hipotesis.

  Perbedaan:

  1. Perbedaan periode penelitian, dalam penelitian yang dilakukan Kristiantini dan Sujana (2017) menggunakan periode tahun 2013-2015 sedangkan dalam penlitian ini menggunakan periode 2012-2016.

  2. Perbedaan sampel, sampel yang digunakan dalam penelitian Kristiantini dan Sujana (2017) merupakan perusahaan sektor perbankan sedangkan dalam penelitian ini menggunakan sampel perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI.

  3. Teknik analisis data yang digunakan berbeda, pada penelitan Kristiantini dan Sujana (2017) menggunakan analisis regresi logistik, namun dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda.

3.1.6 Anggreni dan Latrini (2016)

  Tujuan dari penelitian Anggreni dan Latrini (2017) untuk mengetahui pengaruh audit tenure pada kecepatan publikasi laporan keuangan auditan, dan kecepatan publikasi laporan keuangan auditan. Sampel dari penelitian Anggreni dan Latrini (2017) yaitu sebanyak 276 perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian Anggreni dan Latrini (2017) yaitu menggunakan Moderated Regression

  Analysis

  (MRA). Penelitian yang dilakukan Kristiantini dan Sujana (2017) ditemukan bahwa audit tenure berpengaruh positif pada kecepatan publikasi laporan keuangan auditan, serta spesialisasi industri auditor memerkuat pengaruh positif audit tenure pada kecepatan publikasi laporan keuangan auditan.

  Persamaan: 1. Variabel independen yang dipakai sama yaitu audit tenure.

  2. Sampel yang dipakai sama yaitu perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI.

  3. Kesamaan pengujian yang dipakai yaitu menggunakan pengujian hipotesis.

  Perbedaan:

  1. Perbedaan periode tahun penelitian, dalam penelitan Anggreni dan Latrini (2016) menggunakan periode tahun 2011-2013, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan periode penelitian tahun 2012-2016.

  2. Perbedaan teknik analisis data, dalam penelitian Anggreni dan Latrini (2016) menggunakan teknil analisis Moderated Regression Analysis (MRA) sedangkan dalam penelitilian ini menggunakan teknik analisis data regresi linier berganda.

2.1.7 Fujianti (2015)

  Penelitian yang dilakukan Fujianti (2015) bertujuan untuk mengkaji bagaimana peranan struktur Corporate Governance dalam mengawasi dan menekan timeliness reporting dalam penyajian laporan keuangan dan apakah ada perbedaan reaksi pasar antara perusahan yang memenuhi timeliness reporting dengan yang tidak. Struktur Corporate Governance yang dibahas dalam penelitian Fujianti (2015) yaitu struktur kepemilikan manajerial, struktur kepemilikan institusional, dewan komisaris, dewan komisaris independen, dan komite audit.

  Sampel yang digunakan dalam penelitian Fujianti (2015) adalah 98 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indodensia. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian Fujianti (2015) yaitu regresi logistik. Hasil dari penelitian Fujianti (2015) menunjukkan bahwa struktur kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, dan komite audit berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan sedangkan struktur kepemilikan manajerial, dan dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Lebih lanjut dalam penelitian Fujianti (2015) menunjukkan tidak ada perbedaan reaksi pasar antara perusahan yang memenuhi ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan dengan yang tidak.

  Persamaan:

  1. Variabel dependen yang digunakan sama yaitu, ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan serta variabel independen yang sama yaitu kepemilikan institusional dan dewan komisaris independen.

  2. Populasi dan sampel yang diginakan sama yaitu perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI.

  3. Kesamaan pengujian yang dipakai yaitu menggunakan pengujian hipotesis.

  Perbedaan:

  1. Periode tahun dalam penelitian Fujianti (2015) hanya pada tahun 2012 saja, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan rentang tahun 2012-2016.

  2. Penelitian ini menambahkan variabel lain yang mempengaruhi ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan yaitu profitabilitas,

  leverage , dan ukuran perusahaan.

  3. Teknik analisis data yang digunakan berbeda, pada penelitan Fujianti (2015) menggunakan analisis regresi logistik, namun dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda.

2.1.8 Budiyanto dan Aditya (2015)

  Penelitian Budiyanto dan Aditya (2015) bertujuan mengetahui pengaruh Debt to Equity Ratio (leverage), profitabilitas, struktur kepemilikan yang diproksikan kedalam kepemilikan publik, ukuran perusahaan, kualitas auditor dan pergantian auditor terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Sampel yang digunakan dalam penelitian Budiyanto dan Aditya (2016)

  2012. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian Budiyanto dan Aditya (2015) yaitu menggunakan analisis regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pergantian auditor berpengaruh sinifikan terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan, sementara variabel DER (leverage), profitabilitas, struktur kepemilikan (kepemilikan publik), ukuran perusahaan dan kualitas audit tidak berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan.

  Persamaan:

  1. Variabel dependen yang digunakan sama yaitu ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan serta beberapa variabel independen yang sama yaitu kemilikan publik, profitabilitas, ukuran perusahaan serta leverage.

  2. Kesamaan pengujian yang dipakai yaitu menggunakan pengujian hipotesis.

  Perbedaan:

  1. Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian Budiyanto dan Aditya (2015) yaitu perusahaan sektor food and baverage yang terdaftar di BEI, sedangkan pada penelitian ini menggunakan populasi dan sampel perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI.

  2. Periode penelitian Budiyanto dan Aditya (2015) yaitu selama tahun 2010-2012 sedangkan dalam penelitian ini menggunakan periode tahun 2012-2016.

  3. Teknik analisis data yang digunakan berbeda, pada penelitan Budiyanto dan Aditya (2015) menggunakan analisis regresi logistik, namun dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda.

3.1.9 Harnida (2015)

  Penelitian yang dilakukan Harnida (2015) bertujuan S untuk menguji

  corporate s governance

  pengaruh s mekanisme terhadap s ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan yang diproksi dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, keberadaan proporsi komisaris independen dan keberadaan komite audit. Sampel yang digunakan dalam pada penelitian Harnida (2015) yaitu 82 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2012 dan 2013. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian Harnida (2015) yaitu analisis regresi berganda. Hasil penelitian Harnida (2015) menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan, sedangkan keberadaan dewan komisaris independen dan komite audit tidak berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan.

  Persamaan:

  1. Variabel depanden yang digunakan sama yaitu ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan serta beberapa varibel independen yang sama yaitu kepemilikan institusional dan dewan komisaris

  2. Populasi dan sampel yang digunakan sama yaitu perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI.

  3. Teknik analisis data yang digunakan sama yaitu analisis regresi linier berganda.

  4. Kesamaan pengujian yang dipakai yaitu menggunakan pengujian hipotesis.

  Perbedaan:

  1. Periode penelitian Harnida (2015) yaitu tahun 2012-2013 sedangkan pada penelitian ini menggunakan periode selama tahun 2012-2016.

  2. Dalam penelitian Harnida (2015) hanya diteliti mengenai pengaruh mekanisme corporate governance terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan, namun dalam penelitian ini ditambahkan variabel seperti variabel-variabel keuangan.

2.1.10 Setiawan dan Widyawati (2014)

  Penelitian yang dilakukan Setiawan dan Widyawati (2014) memiliki tujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Faktor-faktor yang diuji dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, umur perusahaan, struktur kepemilikan publik, DER (leverage), ROA (profitabilitas), CR (likuiditas), dan reputasi auditor sebagai variabel independen sedangkan ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan sebagai variabel

  (2014) adalah 32 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dalam periode tahun 2008-2012. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian Setiawan dan Widyawati (2014) yaitu menggunakan analisis regresi logistik. Hasil penelitian Setiawan dan Widyawati (2014) membuktikan bahwa hanya variabel ukuran perusahaan dan struktur kepemilikan publik yang berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan, sedangkan variabel umur perusahaan, DER (leverage), ROA (profitabilitas), CR (likuiditas) dan reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

  Persamaan:

  1. Variabel dependen yang digunakan sama yaitu ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Beberapa variabel independen yang sama yaitu ukuran perusahaan, struktur kepemilikan publik, leverage, serta profitabilitas.

  2. Sampel perusahaan yang digunakan sama yaitu perusahaan sektor manufaktur.

  3. Kesamaan pengujian yang dipakai yaitu menggunakan pengujian hipotesis.

  Perbedaan:

  1. Penelitian Setiawan dan Widyawati (2014) Meneliti variabel umur perusahaan, likuiditas, serta reputasi auditor sedangkan dalam penelitian ini diteliti variabel lain seperti kepemilikan institusional,

  2. Periode tahun sampel penelitian pada Setiawan dan Widyawati (2014) yaitu tahun 2008-2012 sedangkan dalam penelitian ini menggunakan periode tahun 2012-2016.

  3. Teknik analisis data yang digunakan berbeda, pada penelitan Setiawan dan Widyawati (2014) menggunakan analisis regresi logistik, namun dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda.

3.1.11 Dewi dan Jusia (2013)

  Tujuan penelitian yang dilakukan Dewi dan Jusia (2013) adalah untuk menentukan apakah return on asset (profitabilitas), debt to equity ratio (leverage), ukuran perusahaan, opini audit, dan ukuran perusahaan publik akuntansi berpengaruh atau tidak terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan diperusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI selama tahun 2008- 2010. Sampel pada penelitian Dewi dan Jusia (2013) yaitu 45 perusahaan real

  estate

  dan property yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian Dewi dan Jusia (2013) yaitu menggunakan analisis regresi logistik. Hasil dari penelitian yang dilakukan Dewi dan Jusia (2013) menunjukkan return on asset dan debt to equity ratio berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan, sedangkan ukuran perusahaan, opini audit, dan ukuran perusahaan pengaudit tidak berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan.

  Persamaan:

  1. Variabel dependen yang digunakan sama yaitu ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Beberapa variabel independen yang sama yaitu profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan.

  2. Kesamaan pengujian yang dipakai yaitu menggunakan pengujian hipotesis.

  Perbedaan:

  1. Teknik analisis data yang digunakan berbeda, pada penelitan Dewi dan Jusia (2013) menggunakan analisis regresi logistik, namun dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda.

  2. Populasi yang digunakan pada penelitian Dewi dan Jusia (2013) menggunakan perusahaan sektor real estate dan property yang terdaftar di BEI, sedangkan penelitian ini menggunakan sektor perusahaan seektor manufaktur yang terdaftar di BEI.

  3. Periode tahun yang diteliti oleh Dewi dan Jusia (2013) yaitu 2008- 2010 sedangkan periode dalam penelitian ini yaitu tahun 2012-2016.

2.1.12 Iyoha F.O (2012)

  Penelitian Iyoha F.O. (2012) membahas mengenai dampak dari atribut perusahaan terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan di negara Nigeria. Atribut yang dipakai dalam S penelitian S Iyoha F.O. S (2012) adalah ukuran periode berakhir laporan keuangan. Sampel yang digunakan dalam penelitian Iyoha F. O. (2012) adalah 61 perusahaan yang terdaftar pada Nigeria Stock

  Exchange

  pada tahun 1999-2008. Teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian Iyoha F.O. (2012) yaitu teknik analisis Ordinarry Least Square (OLS).

  Hasil dari penelitian Iyoha F.O. (2012) yaitu umur perusahaan berpengaruh dalam menentukan ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan, sedangkan ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran perusahaan pengaudit serta periode berakhir laporan keuangan tidak memiliki pengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan.

  Persamaan:

  1. Variabel dependen yang digunakan sama yaitu ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan.

  2. Beberapa variabel independen yang sama yaitu profitabilitas dan ukuran perusahaan.

  3. Kesamaan pengujian yang dipakai yaitu menggunakan pengujian hipotesis.

  Perbedaan:

  1. Penelitian Iyoha F.O. (2012) menggunakan sampel 61 perusahaan yang mengengeluarkan laporan keuangan tahunan di Nigeria, sedangkan pada penelitian ini populasi dan sampel yang digunakan yaitu perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI.

  2. Periode penelitian oleh Iyoha F.O. (2012) yaitu selama tahun 1999- 2008, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan periode penelitian selama tahun 2012-2016.

  3. Analisis data yang digunakan dalam penelitian Iyoha F.O. (2012) menggunakan uji Ordinarry Least Square (OLS) sedangkan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda.

3.1.13 Amelia (2012)

  Penelitian Amelia (2012) bertujuan untuk menguji

  corporate s governance

  pengaruh s mekanisme yang terdiri dari komisaris s independen, kepemilikan n manajerial, kepemilikan s institusional, komite s audit, kualitas s audit, dan ukuran dewan direksi terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan dengan ukuran perusahaan, profitabilitas, dan rasio laverage sebagai variabel kontrol. Sampel yang digunakan dalam penelitian Amelia (2012) yaitu 34 perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2007-2010. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian Amelia (2012) yaitu menggunakan analisis regresi logistik. Hasil penelitian Amelia (2012) menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, komite audit dan ukuran dewan direksi berepengaruh positif terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan perusahaan. Penelitian ini juga menemukan bahwa komisaris independen berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan, sedangkan kepemilikan institusional dan kualitas audit tidak berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan perusahaan.

  Persamaan:

  1. Variabel dependen yang diteliti sama yaitu ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan, sedangkan variabel independen yang sama yaitu kepemilikan institusional dan dewan komisaris independen.

  2. Populasi yang digunakan sama yaitu perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI.

  3. Kesamaan pengujian yang dipakai yaitu menggunakan pengujian hipotesis.

  Perbedaan:

  1. Penelitian Amelia (2012) menggunakan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, dan rasio leverage sebagai variabel kontrol sedangkan dalam penelitian ini tidak ada variabel kontrol yang digunakan.

  2. Periode penelitian yang dilakukan Amelia (2012) yaitu selama tahun 2007-2010 sedangkan dalam penelitian ini menggunakan periode tahun selama 2012-2016.

  3. Teknik analisis data yang digunakan berbeda, pada penelitan Amelia (2012) menggunakan analisis regresi logistik, namun dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda.

3.1.14 Laventis dan Weetman (2004)

  Penelitian Leventis and Weetman (2004) bertujuan untuk menganalisis ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada pasar modal yang sedang berkembang di negara Yunani (Greece) dengan pendekatan teori disclosure. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian Leventis and Weetman (2004) yaitu regresi linier berganda. Hasil penelitian Leventis and Weetman (2004) menemukan faktor-faktor yang signifikan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda yang terkait dengan teori disclosure yaitu proprietary cost, penghematan biaya informasi (information cost saving), dan kabar baik atau kabar buruk .

  Persamaan:

  1. Variabel dependen yang digunakan sama yaitu ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan.

  2. Teknik analisis data yang dipakai sama yaitu menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.

  Perbedaan:

  1. Sampel yang dipakai pada penelitian Leventis and Weetman (2004) yaitu 91 perusahaan yang terdaftar di ASE. sedangkan dalam penelitian ini menggunakan sampel perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI.

  2. Periode sampel penelitian yang dipakai oleh Leventis and Weetman (2004) yaitu pada tahun 1997 sedangkan pada penelitian ini

  38 Dari uraian penelitian terdahulu yang sudah disampaikan sebeumnya maka dapat disimpulkan kedalam sebuah matriks sebagai berikut:

Tabel 2.1 Matriks Penelitian

  Variabel Variabel Independen Dependen kompet Dewan

  Ukuran Periode Ketepatw Kepem Kepem Financi Kualita Reputa Pergant No Nama Peneliti &Tahun Kepem ensi Dewan Komisa Ukuran

  Usia Perusa Berakhir Penelitian aktuan ilikan ilikan Profita Leverag Likuidi al Audit komite Opini s si ian ilikan dewan Komisa ris Perusa

  Perusa haan Laporan Pelaporan Manaje Institus bilitas e tas Distres Tenure Audit Audit Audito Audito Audito Publik komisa ris Indepe haan haan Pengau Keuanga Keuangan rial iaonal s r r r 9 ris nden dit n

  1 Utami & Yennisa (2017) TS TS TS S 9

  2 Ferdina & Wirama (2017)

S S S TS

  3 Ohaka & Akani (2017) 9 TS S 9

  4 Krisnanda & Ratnadi S TS TS S (2017) 9

  5 Kristiantini & Sujana S S S S (2017) 9

  6 Anggreni & Latrini (2016) 9 S

  7 Fujianti (2015) TS S TS S S 9

  8 Budiyanto & Aditya TS TS TS TS TS S (2015) 9

  9 Harnida (2015) S S TS TS 9

  10 Setiawan dan Widyawati S TS TS S TS TS TS (2014)

  11 Dewi & Jusia (2013) 9 9 S S TS TS TS

  12 Iyoha F.O. (2012) 9 TS TS S TS TS

  13 Amelia (2012) S TS S TS

  Ket: S=Signifikan, TS=Tidak Signifikan Sumber: Jurnal dan Hasil Penelitian, diolah

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)

  Signalling Theory

  (Teori Sinyal) adalah teori yang menyatakan adanya dorongan yang dimiliki oleh para manajer perusahaan yang memiliki informasi yang baik mengenai perusahaannya, sehingga para manajer terdorong untuk menyampaikan informasi perusahaan tersebut kepada para calon investor. Sinyal dapat diartikan sebagai cara berbagai jenis perusahaan untuk membedakan diri dengan perusahaan lainnya, dan biasanya dilakukan oleh manajer dengan kedudukan tinggi (Scott, 2012: 475). Sinyal yang dikeluarkan oleh perusahaan yang mempunyai kualitas baik dianggap sebagai berita baik (good news), sedangkan sinyal yang dikeluarkan oleh perusahaan yang mempunyai kualitas buruk dianggap sebagai berita buruk (bad news). Tujuan perusahaan memberikan sinyal melalui berita baik dalam laporan keuangannya adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan menarik para investor.

  Teori sinyal sendiri berakar pada teori akuntansi pragmatik yang memusatkan perhatiannya kepada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai laporan (Setiawan dan Widyawati, 2014). Teori sinyal juga menekankan mengenai pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi dari pihak luar perusahaan. Informasi adalah unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena dalam suatu informasi disajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan di masa depan bagi keberlangsungan hidup suatu perusahaan dan

  Para investor membutuhkan suatu informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu dalam pengambilan keputusan di pasar modal. Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memberikan sinyal kepada para investor adalah dengan melaporkan laporan keuangannya kepada publik. Perusahaan yang memiliki keyakinan bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik kedepannya akan cenderung mengkomunikasikan berita tersebut kepada para calon investor (Ferdina dan Wirama, 2017). Perusahaan yang memiliki kualitas baik akan cenderung memberikan sinyal dengan cara menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu, hal tersebut tidak bisa ditiru oleh perusahaan yang memiliki kualitas buruk yang akan cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya (Setiawan dan Widyawati, 2014).

2.2.2 Teori Agensi (Agency Theory)

  Teori agensi merupakan teori yang mempelajari desain dari kontrak antara manajer dan prinsipal dimana kontrak tersebut untuk memotivasi agar suatu agen yang rasional mau untuk bertindak sesuai dengan kepentingan prinsipal meskipun ketika agen memiliki kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan prinsipal (Scott, 2012:340). Teori Agensi pertama kali dikembangkan oleh Jesen dan Meckling pada tahun 1976 mereka mendefinisikan hubungan keagenan sebagai kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) memperkerjakan orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama keputusan. Teori agensi menyebutkan bahwa prinsipal adalah pemilik atau pemegang saham yakni pihak yang memberikan modal kepada perusahaan dan pihak yang melakukan evaluasi terhadap informasi sedangkan yang disebut sebagai agen adalah manajer selaku pengelola perusahaan dan mengambil keputusan (Harnida, 2015).

  Teori agensi mengasumsikan bahwa agen berlaku sebagai individu yang rasional, memiliki kepentingan pribadi (Self Interest) para agen tersebut berusaha untuk memaksimumkan kepentingan pribadinya (Setiawan dan Widyawati 2014), sehingga dalam teori agensi dijelaskan munculnya masalah- masalah yang terjadi antara pihak agen dan prinsipal. Masalah yang timbul dalam teori ini adalah adanya perbedaan kepentingan antara pihak prinsipal (pemegang saham) dan Agen (manajer) kedua pihak tersebut saling berusaha memaksimalkan kepentingan pribadi masing-masing (Harnida, 2015). Sebagai contoh prinsipal mengininkan adanya kenaikan laba dan investasi dalam jumlah yang besar, namun agen selaku manajer menginginkan adanya bonus yang tinggi atas apa yang sudah mereka kerjakan.

  Masalah lain yang timbul dalam teori agensi adalah adanya asimetri informasi yang dimiliki oleh agen dengan informasi yang diperoleh para prisipal.

  Ketidakseimbangan informasi yang didapat antara agen dan prinsipal muncul akibat adanya moral hazard dan adverse selection yang dilakukan oleh agen (Setiawan dan Widyawati, 2014). Agen selaku pengoperasi perusahaan memiliki informasi lebih banyak mengenai kondisi dan prospek perusahaan dimasa ingin memaksimumkan kepentingan pribadinya, sehingga agen cenderung menahan informasi yang dimiliki dan tidak menyampaikannya kepada prinsipal.

  Adanya asimetri tersebut dapat dikurangi dengan menyampaikan laporan keuangan dengan lengkap, akurat serta laporan keuangan tersebut harus disampaikan dengan tepat waktu.

2.2.3 Teori Kepatuhan (Compliance Theory)

  Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, patuh berarti suka menurut pada perintah, taat kepada perintah atau aturan dan disiplin. Kepatuhan berarti bersifat patuh, taat, serta tunduk pada ajaran dan aturan. Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu pada penyampaian laporan keuangan merupakan suatu kewajiban bagi perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek. Terdapat dua prespektif dasar dalam literatur sosiologi tentang kepatuhan pada hukum yaitu instrumental dan normatif.

  Literatur instrumental mengasumsikan bahwa individu secara utuh didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan terhadap perubahan-perubahan dalam tangibel, insentif dan penalti yang berhubungan dengan perilaku, sedangkan prespektif normatif berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi individu itu sendiri.

  Peraturan mengenai ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan oleh setiap perusahaan publik sudah diatur dalam peraturan Bapepam Nomor

  X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-346/BL/2011, tentang emiten atau perusahaan publik”. Undang-undang maupun peraturan Bapepam tersebut mengindikasikan bahwa secara hukum setiap perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia harus mematuhi peraturan mengenai ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan sesuai dengan teori kepatuhan (Complience

  Theori ).

2.2.4 Laporan Keuangan dan Pelaporan Keuangan

  Laporan keuangan adalah media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan, jika sebuah informasi disajikan dengan benar maka informasi tersebut akan sangat berguna bagi siapa saja dalam pengambilan keputusan tentang perusahaan itu sendiri (Harahap, 2015:1). Tujuan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai posisi keuangan entitas pelapor, yang merupakan informasi mengenai sumber daya ekonomik entitas dan klaim terhadap entitas pelapor (IAI, 2017:6). Laporan keuangan juga menyediakan informasi mengenai dampak dari transaksi dan peristiwa lainnya yang mengubah sumber daya ekonomik dan klaim entitas. Informasi-informasi tersebut menyediakan input yang berguna untuk pengambilan keputusan mengenai penyediaan sumber daya kepada entitas. Laporan keuangan meliputi laporan laba-rugi (income statement), laporan posisi keuangan (balance sheet), laporan perubahan ekuitas (owner’s equity statement), laporan arus kas (cash

  flows statement

  ) serta catatan atas laporan keuangan. Pemakai laporan keuangan meliputi investor, karyawan, kreditur, pelanggan, pemerintah, dan lembaga serta Pelaporan keuangan merupakan segala hal yang berkaitan dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan. Menurut Suwardjono (2013:101) pelaporan keuangan merupakan struktur dan proses akuntansi yang menggambarkan bagaimana informasi keuangan disediakan dan dilaporkan untuk mencapai tujuan ekonomik dan sosial negara. Aspek-aspek dalam pelaporan keuangan keuangan antara lain lembaga yang terlibat misalnya penyusun standar, badan pengawas pemerintahan, badan s modal, organisasi profesi, dan entitas pelapor, dan peraturan yang berlaku umum termasuk PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum) atau GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) serta IFRS (International Financial Reporting Standart).

  Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi keuangan tentang entitas pelapor yang berguna untuk investor saat ini dan investor potensial, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya dalam membuat keputusan tentang penyediaan sumber daya kepada entitas, keputusan tersebut termasuk pembelian, penjualan, atau kepemilikan instrumen ekuitas dan instrumen utang, serta penyediaan atau penyelesaian pinajaman dan bentuk kredit lainnya (IAI, 2017:5).

  Suatu informasi harus dapat dipahami bagi mereka yang mempunyai pengetahuan yang memadai tentang berbagai kegiatan bisnis dan ekonomik serta bersedia untuk mempelajari informasi tersebut dengan tekun (Suwardjono, 2013:157). Apakah suatu informasi sampai ke yang dituju, serta apakah suatu informasi dapat diinterpretasikan dengan baik oleh para pengguna merupakan masalah keefektifan komunikasi, apakah pihak yang dituju akan memakai informasi tersebut untuk informasi. Kebermanfaatan informasi akan menentukan keefektifan pencapaian tujuan pelaporan keuangan (Suwardjono, 2013:32).

2.2.5 Ketepatwaktuan Penyampaian laporan Keuangan

  Ketepatan waktu memiliki arti bahwa suatu informasi tersedia untuk pengambilan keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kemampuannya dalam mempengaruhi S pengambilan keputusan (Suwardjono, 2013:170). Ketepatwaktuan menurut IAI (2017:17) memiliki arti tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada waktu yang tepat sehingga dapat mempengaruhi keputusan para pemangku kepentingan. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan merupakan unsur penting bagi para pemangku kepentingan karena di dalam informasi s tersebut s menunjukkan keadaan s perusahaan baik di masa s lalu, masa sekarang ataupun pada masa depan, semua informasi s tersebut akan s berguna bila disampaikan secara tepat waktu. Secara umum semakin lawas suatu informasi maka semakin kurang berguna informasi tersebut (IAI 2017:17).

  Ketepatwaktuan merupakan salah satu karakteristik kualitatif yang meningkatkan kegunaan informasi yang relevan dan direpresentasikan secara tepat, dengan kata lain ketepatwaktuan merupakan salah satu karakteristik penting agar laporan keuangan yang disajikan dikatakan relevan (IAI, 2017:15). Demi menyampaikan informasi secara tepat waktu, seringkali perusahaan perlu melaporkan laporan keuangannya sebelum seluruh aspek transaksi atau peristiwa lain diketahui, sehingga mengurangi keandalan informasi, sebaliknya jika dihasilkan mungkin sangat andal tetapi kurang bermanfaat dalam pengambilan keputusan bagi para pemangku kepentingan. Sebuah informasi harus sudah tersedia pada saat pengambilan keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kemampuannya dalam mempengaruhi keputusan. Ketepatan waktu tidak menjamin kerelevansian sebuah informasi atau laporan keuangan, tetapi sebuah informasi atau laporan keuangan tidak mungkin relevan tanpa adanya ketepatan waktu (Dewi dan Jusia, 2013).

  Bapepam membuat sebuah peraturan mengenai ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan yang menjelaskan bahwa tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan menjadi suatu keharusan untuk perusahaan yang terdaftar di BEI. Peraturan Nomor X.K.2 lampiran Keputusan Bapepam dan LK Nomor KEP-346/BL/2011 mengenai keharusan dalam menyajikan laporan keuangan secara berkala yang berisi bahwa laporan keuangan tahunan diharuskan untuk dapat menyajikan hasil komparatif dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya dan disertakan dengan laporan audit. Peraturan X.K.2 juga mengharuskan emiten untuk menyampaikan laporan keuangan tersebut pada bapepam selambat-lambatnya yaitu pada akhir bulan ketiga atau tanggal 31 Maret setelah perode berakhirnya laporan keuangan, apabila tanggal 31 Maret jatuh pada hari libur (tanggal merah), maka batas terakhir penyampaian laporan keuangan akan ditunda sampai pada hari kerja berikutnya.

  Ketepatwaktuan dapat dihitung dengan menggunakan tiga kriteria keterlambatan yaitu: (a) Preliminary lag adalah interval jumlah hari antara tanggal

  Auditor’s report lag

  adalah interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani; (c) Total lag adalah interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasi oleh bursa (Dyer dan McHugh, 1975). Ketepatwaktuan pada penelitian ini akan dihitung dengan menggunakan interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani (Auditor’s report lag). Auditor’s roport lag dipilih sebagai acuan perhitungan karena pada hari ketika auditor menyelesaikan pekerjaan mereka dan menandatangi laporan keuangan, maka otomatis laporan keuangan tersebut sudah siap untuk dirilis. Ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan dapat digambarkan ke dalam ilustrasi seperti pada gambar 2.1:

  Batas Akhir Tanggal Tanggal Tanggal Penyampaian

  Berakhir Penyerahan Laporan Laporan Laporan Laporan

  Auditor Keuangan Keuangan Independen Keuangan a c d e… b

Gambar 2.1 Ilustrasi Ketepatwatuan Penyampaian Laporan Keuangan

  Berdasarkan ilustrasi pada gambar 2.1 tersebut dapat diketahui bahwa emiten yang menyampaikan laporan keuangan pada setiap bagian yang digambarkan oleh setiap huruf akan mempunyai dampak yang berbeda pula. Batas akhir penyampaian laporan keuangan yang ditetapkan oleh bursa dijadikan sebagai patokan apakah suatu emiten dikatakan terlambat atau tidak. Semakin awal emiten menyelesaikan proses audit dan menyampaikan laporan keuangannya mempunyai nilai ketepatwaktuan yang semakin bagus, sedangkan semakin lama jarak antara penyelesaian audit sekaligus penyampaian laporan keuangan dari batas akhir penyampaian laporan keuangan yang sudah ditetapkan oleh bursa maka perusahaan tersebut mempunyai nilai ketepatan waktu yang semakin buruk.

  Berdasarkan ilustrasi dan mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Leventis and Weetman (2004) maka rumus dari ketepatwaktuan yaitu sebagai berikut: ℎ ℎ ℎ

  Ketepatwaktuan dalam penelitian ini dilihat dari date signing yang ada dalam laporan auditor di dalam laporan keuangan. Sebagai contoh date signing PT Indocement Tunggal Perkasa untuk laporan keuangan periode tahun 2016 diketahui memiliki tanggal 13 Maret 2017. Jumlah hari dari tanggal berakhirnya laporan keuangan yaitu 31 Desember 2016 sampai tanggal 13 Maret 2017 yaitu sebanyak 72 hari, jumlah hari tersebut kemudian dibagi dengan jumlah hari dari tanggal berakhir laporan keuangan yaitu 31 Desember 2016 sampai batas akhir penyampaian laporan keuangan tahun 2016 yang jatuh pada tanggal 31 Maret 2017, maka jumlah harinya yaitu sebanyak 90 hari. Berdasarkan uraian tersebut maka perhitungan ketepatwaktuan yaitu sebagai berikut: Ketepatwaktuan = Ketepatwaktuan = Ketepatwaktuan = 0.80

2.2.6 Kepemilikan Publik