PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

  PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS

IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

  Faizatul Ummah

ABSTRAK

…………......……….…… …… . .…. …… … ......………. …… …… . .….

  Perawatan kehamilan yang baik dapat mencegah terjadinya komplikasi kehamilan dan persalinan serta meningkatkan status kesehatan ibu maupun janin, namun demikian masih banyak ibu hamil yang kurang baik dalam melakukan perawatan kehamilannya. Survei awal pada 6 Pebruari 2013 di Puskesmas Lamongan terhadap 6 ibu hamil yang periksa, 4 (66,67%) ibu hamil masih kurang baik dalam melakukan perawatan kehamilannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kelas ibu hamil terhadap perilaku perawatan kehamilan. Desain penelitian ini menggunakan Quasi Experiment (Non Randomized Control Trial). Populasi sumber adalah ibu hamil di Puskesmas Lamongan dan besar sampel 40 ibu hamil yang diambil secara purposive sampling dan dibagi menjadi dua kelompok, 20 ibu hamil yang tidak mengikuti kelas ibu hamil dan 20 ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil. Variabel independen adalah kelas ibu hamil dan variabel dependennya perawatan kehamilan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, dan dianalisis menggunakan uji Mann Whitney dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruh responden yang tidak mengikuti kelas ibu hamil memiliki perilaku perawatan kehamilan yang kurang baik yaitu 17 responden (85%) dan sebagian besar responden yang mengikuti kelas ibu hamil memiliki perilaku perawatan kehamilan yang baik yaitu 12 responden (60%). Hasil uji statistik terdapat pengaruh kelas ibu hamil terhadap perawatan kehamilan dan secara statistik signifikan ( Z = - 5,214,

  ρ=0,000). Ibu hamil yang mengikuti kelas hamil perawatan kehamilannya lebih baik dibanding dengan yang tidak mengikuti kelas ibu hamil. Oleh karena itu diperlukan upaya peningkatan sosialisasi program kelas ibu hamil melalui promosi dan edukasi agar semua ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil sehingga mampu melakukan perawatan kehamilan dengan baik demi terwujudnya kesehatan ibu dan bayi yang optimal.

  Keywords: Kelas Ibu Hamil, Perawatan Kehamilan.

  

PENDAHULUAN komplikasi secara dini, sebelum komplikasi

  . …… . … … menjadi kedaruratan yang mengancam nyawa Program pembangunan kesehatan di (WHO, 2003). Indonesia saat ini masih diprioritaskan pada The Millenium Development Goals for upaya peningkatan derajat kesehatan ibu Health (MDGs) dibidang kesehatan dan anak, terutama pada kelompok yang merumuskan delapan tujuan utama, salah paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil, satunya menurunkan angka kematian ibu dan bersalin dan bayi pada masa perinatal. Hal ini bayi (WHO, 2002). Perawatan kehamilan dikarenakan masih tingginya Angka merupakan salah satu faktor yang sangat Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian penting untuk mencegah terjadinya Bayi (AKB) di Indonesia. komplikasi kehamilan dan kematian ketika

  Kehamilan dan kelahiran dianggap persalinan, serta untuk menjaga pertumbuhan sebagai proses fisiologis normal dengan dan kesehatan janin. hasil akhir sebagian besar kehamilan adalah Dalam menjalankan perannya, ibu baik. Walaupun demikian, semua kehamilan hamil diharapkan dapat melakukan mengandung beberapa risiko baik untuk ibu perawatan kehamilannya dengan benar. maupun bayi. Oleh sebab itu penting sekali Namun sayangnya, tidak semua ibu hamil untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani dapat melaksanakan perawatan kehamilan secara benar. Lamongan pada 6 Februari 2013 kepada 6 ibu hamil yang periksa, 4 (66,67 %) ibu hamil masih kurang baik dalam melakukan perawatan kehamilannya dan 2 (33,33%) ibu hamil sudah cukup baik dalam melakukan perawatan kehamilannya. Melihat data tersebut dapat disimpulkan bahwa masih banyak ibu hamil yang belum melakukan perawatan kehamilan dengan baik.

  Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku ibu hamil dalam merawat kehamilannya, meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal diantaranya adalah usia dan paritas, sedangkan faktor eksternal meliputi pengetahuan, sikap, ekonomi, sosial budaya, geografis, dan dukungan orang terdekat. Pengetahuan ibu hamil tentang perawatan kehamilan dipengaruhi oleh faktor pekerjaan, usia, pendidikan (formal dan non formal), minat, pengalaman, kebudayaan dan informasi. Kelas ibu hamil merupakan salah satu contoh pendidikan non formal yang sangat baik untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang perawatan kehamilan. Pengetahuan tentang perawatan kehamilan merupakan dasar untuk terbentuknya perilaku perawatan kehamilan yang baik.Oleh sebab itu peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang bagaimana merawat kehamilan yang benar sangat penting untuk dilakukan. Salahsatunya melalui penyuluhan atau pendidikan kesehatan.

  • – 8 bulan. Kelas ibu hamil dilakukan tiga kali tatap muka, dalam satu bulan dilakukan satu kali tatap muka (Depkes RI dan JICA, 2008).

  Peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang perawatan kehamilan melalui penyuluhan merupakan langkah yang cukup efektif untuk merubah perilaku ibu hamil dalam melakukan perawatan kehamilan yang baik. Penyuluhan kesehatan ibu dan anak umumnya dilakukan melalui konsultasi perorangan atau kasus per kasus yang di berikan pada waktu ibu melakukan pemeriksaan kehamilan atau pada waktu kegiatan posyandu. Penyuluhan semacam ini bermanfaat untuk menangani kasus per kasus dan memiliki kelemahan antara lain: 1)Pengetahuan yang diperoleh terbatas pada masalah kesehatan yang dialami saat konsultasi, 2) Penyuluhan yang diberikan rikan kepada ibu hanyalah pengetahuan yang dimiliki oleh petugas, 3) Tidak ada rencana kerja sehingga tidak ada pemanta uan atau pembinaan secara lintas sektor dan lintas program, 4) Pelaksanaan penyuluhan tidak terjadwal dan tidak berkesinambungan.

  Untuk mengatasi beberapa kelemahan di atas, program kesehatan ibu dan anak (KIA) sebagai program prioritas melalui fokus strategi making pregnancy

  safer (MPS) salah satu kebijakannya adalah

  memberikan fasilitas kesehatan yang ditujukan kepada ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke petugas kesehatan. Kegiatan yang direncanakan ada lah pembahasan materi buku KIA dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang diikuti diskusi dan tukar pengalaman antara ibu hamil dan petugas kesehatan. Kegiatan kelompok belajar ini diberi nama kelas ibu hamil.

  Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar tentang kesehatan bagi ibu hamil dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran. Peserta kelas ibu hamil yaitu ibu hamil yang berusia 5

  Pembelajaran kelompok atau

  cooperative learning , seperti kelas ibu hamil

  ini memiliki keunggulan, diantaranya peserta didik yakni dalam hal ini ibu-ibu hamil dapat belajar secara berkelompok bersama teman- temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberi kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan ide atau gagasannya, mereka juga berfikir untuk memecahkan masalah yang dihadapinya serta membuat keputusan yang bijak dalam menghadapi pelbagai kemungkinan masalah yang muncul (Isjoni, 2010). Pembelajaran kelompok yang terarah, terpadu dan efisien melalui proses kerjasama dan saling 2)

   Karakteristik Responden Berdasarkan

  membantu (sharing) seperti ini akan tercapai Pendidikan (Djahiri, 2004; dalam Isjoni,2010).. Responden Berdasarkan Dengan mengikuti kelas ibu hamil ini Pendidikan di Puskesmas diharapkan ibu hamil memiliki pengetahuan Kecamatan Lamongan yang baik tentang perawatan kehamilan

  No. Pendidikan Frekuensi Prosentase

  sehingga terbentuk perilaku perawatan

  1. SD/sederajat

  0.0 kehamilan yang baik pula.

  2. SMP/sederajat

  9

  22.5

  3. SMA/sederajat

  24

  60.0 METODE PENELITIAN .… … .…

  4. Perguruan

  7

  17.5 Penelitian ini merupakan penelitian Tinggi

  Quasi Experimental (Non Randomized

  Jumlah 40 100

  Control Trial) dengan desain post test only controlled group desain. Sampel penelitian

  Dari tabel 2 dapat disimpulkan bahwa diambil dari ibu hamil yang periksa di sebagian besar pasien berpendidikan SMA

  Puskesmas Kecamatan Lamongan sebanyak yaitu 24 orang atau 60 %. 40 orang dengan teknik Purposive Sampling

  3) Karakteristik Responden Berdasarkan

  yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu

  Pekerjaan

  kelompok yang mengikuti kelas hamil 20 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik orang dan kelompok yang tidak mengikuti

  Responden Berdasarkan Pekerjaan kelas hamil 20 orang (kelompok kontrol). di Puskesmas Kecamatan

  Pengumpulan data menggunakan lembar Lamongan kuesioner dan diuji menggunakan uji Mann-

  No. Pekerjaan Frekuensi Prosentase Whitney U-Test.

  1. Tidak

  15

  37.5 bekerja

   HASIL . PENELITIAN

  …

  2. Petani

  0.0

  3. Wiraswasta

  20

  50.0 1.

   Data Umum

  4. PNS

  0.0

1) Karakteristik Responden Berdasarkan

  5 Swasta

  5

  12.5 Umur Jumlah 40 100

  Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Dari tabel 3 dapat disimpulkan

  Responden Berdasarkan Umur di bahwa separoh dari responden bekerja Puskesmas Kecamatan Lamongan wiraswasta yaitu 20 orang atau 50.0%.

  No. Umur Frekuensi Prosentase

  1. < 20 thn 8 20,0

  4) Karakteristik Responden Berdasarkan 2.

  20 28 70,0

  • – 34 thn

  Paritas

  3. >35 thn 4 10,0 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Karakteristik

  Jumlah 40 100 Responden Berdasarkan Paritas di Puskesmas Kecamatan Lamongan

  Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa No. Hamil ke Fre- Prosen-

  • – hampir seluruh responden berusia antara 20

  kuensi tase

  35 tahun yaitu sejumlah 24 orang atau 1. 1 (primigravida)

  19

  47.5 80,0 %. 2. 2-3

  21

  52.5 (multigravida)

  3. 4 atau lebih

  0.0 (grandemulti- grvida)

  Jumlah 40 100

  Hamil terhadap Perawatan Kehamilan di Puskesmas Kecamatan Lamongan

  12 60% 20 100%

  No Kelas Hamil

  Perawatan Kehamilan

  Total Kurang Cukup Baik

  1

  2 Tidak ikut Ikut

  17 85% 0%

  3 15% 8 40%

  0%

  20 100% Total

  3) Pengaruh Kelas Hamil terhadap Perawatan Kehamilan

  17 42.5% 11 27.5%

  12 30% 40 100%

  Mann Whitney test: Z= -5.214 p=0.000

  Berdasarkan tabel 7 didapatkan bahwa responden yang mengikuti kelas ibu hamil sebagian besar melakukan perawatan kehamilan dengan baik yaitu 60 %, sedangkan responden yang tidak mengikuti kelas ibu hamil hampir seluruhnya tidak baik dalam melakukan perawatan kehamilan yakni 85 %. Hasil Uji Mann Whitney (U – Test). dengan bantuan perangkat lunak computer program Statistical Product and Service

  Solution ( SPSS ) 16.0 for window dengan

  nilai kemaknaan 0.05 didapatkan nilai Z =

  • 5,214 (ρ = 0,000).

  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan kelas ibu hamil terhadap perawatan kehamilan. Ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil, perilaku perawatan kehamilannya semakin baik dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mengikuti kelas ibu hamil.

   PEMBAHASAN

  .… .… Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 7 menunjukkan bahwa hampir seluruh (85%) ibu hamil yang tidak mengikuti kelas ibu hamil memiliki perilaku perawatan kehamilan yang kurang baik dan sebagian besar (60%) ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil memiliki perilaku perawatan kehamilan yang baik.

  85 Jumlah 40 100 Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa hampir seluruh responden yang tidak mengikuti kelas ibu hamil perilaku perawatan kehamilannya tidak baik yaitu 17 orang atau 85%, dan tidak satupun yang melakukan perawatan kehamilan dengan baik (0%).

  Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa lebih dari sebagian responden adalah hamil 21 orang atau 52.5%.

  40

  2. Data Khusus 1) Perawatan Kehamilan pada Ibu Hamil yang Mengikuti Kelas Ibu Hamil

  Tabel 5. Perilaku Perawatan Kehamilan pada Ibu Hamil yang Mengikuti Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan Lamongan

  No. Perawatan Kehamilan Frekuensi Persen tase

  1. Baik

  12

  60

  2. Cukup Baik

  8

  3. Tidak Baik Jumlah 40 100

  17

  Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang mengikuti kelas ibu hamil melakukan perawatan kehamilan dengan baik yaitu sebanyak 12 orang atau 60 %, dan tidak ada satupun yang tidak baik dalam melakukan perawatan kehamilan ( 0 % ).

  2) Perawatan Kehamilan pada Ibu Hamil yang Tidak Mengikuti Kelas Ibu Hamil

  Tabel 6. Perilaku Perawatan Kehamilan pada Ibu Hamil yang Tidak Mengikuti Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan Lamongan

  No Perawatan

  Kehamilan Frekuen si Persen tase

  1. Baik

  2. Cukup Baik 3

  15

  3. Tidak Baik

  Hasil uji Mann Whitney menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara kelas ibu hamil terhadap perawatan kehamilan di Puskesmas Lamongan kabupaten Lamongan (Z= -5.214, p= 0.000). Ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil lebih baik dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mengikuti kelas ibu hamil.

  Kelas hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu hamil mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran.

  Kelas ibu hamil di peruntukkan bagi ibu hamil dengan umur kehamilan antara 20 minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh dan sistematis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan (Depkes RI, 2009).

  Isjoni (2010) menyatakan bahwa model pembelajaran kelompok atau

  cooperative learning saat ini banyak

  diterapkan karena salah satu keungulannya adalah peserta didik atau pebelajar dapat belajar secara berkelompok bersama teman- temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan ide atau gagasannya, mereka akan berfikir untuk memecahkan masalah, mengeluarkan ide dan membuat keputusan yang bijak dalam menghadapi pelbagai kemungkinan masalah yang muncul. Model pembelajaran kelompok, seperti kelas ibu hamil ini akan memungkinkan pebelajar (dalam hal ini ibu- ibu hamil) dapat meraih keberhasilan dalam belajar, dan melatih mereka untuk memiliki ketrampilan berpikir (thinking skill) maupun ketrampilan sosial (social skill). Dengan demikian, pengetahuan tentang materi yang diberikan pada saat tatap muka di kelas ibu hamil akan semakin baik dan akan berupaya untuk menerapkannya dalam perilaku perawatan kehamilannya.

  Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan dasar terbentuknya sikap yang kemudian diaplikasikan dalam tindakan nyata sehingga hal ini yang sangat penting untuk terbentuknya prilaku dan digunakan sebagai dasar untuk bertindak.

  Oleh sebab itu diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu hamil melalui kelas ibu hamil. Petugas kesehatan harus meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada ibu hamil agar mengikuti kelas ibu hamil. Karena meskipun dalam setiap pemeriksaan ANC bidan selalu memberikan konseling secara perorangan, namun hal ini masih mempunyai banyak kekurangan diantaranya; pengetahuan yang diperoleh hanya terbatas pada masalah kesehatan yang dialami saat konsultasi, konseling yang diberikan tak terkoordinir sehingga ilmu yang diberikan kepada ibu hanyalah pengetahuan yang dimiliki oleh petugas, tidak ada rencana kerja sehingga tidak ad a pemantauan atau pembinaan secara lintas sector dan lintas program, pelaksanaan tidak terjadwal dan tidak berkesinambungan.

  KESIMPULAN DAN SARAN .

  … Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah:

  1. Sebagian besar ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil melakukan perawatan kehamilan dengan baik.

  2. Sebagian besar ibu hamil yang tidak mengikuti kelas ibu hamil melakukan perawatan kehamilan dengan tidak baik.

  3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kelas ibu hamil terhadap perawatan kehamilan di Puskesmas Kecamatan Lamongan (p=0.000).

  Dengan melihat kesimpulan hasil penelitian diatas, maka disarankan setiap institusi yang memberikan pelayanan

  antenatal care

  mengadakan program kelas ibu hamil serta meningkatkan upaya promosi dan edukasi agar semua ibu hamil dapat mengikuti kelas ibu hamil yang diharapkan dapat meningkatkan perawatan kehamilan yang baik sehingga kesehatan ibu dan bayi optimal.

  1. Jakarta : EGC

  dan Perilaku Kesehatan . Jakarta: PT

  kebidanan volume

  Varney, Helen dkk. 2007. Buku asuhan

  pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.

  Diakses pada tanggal 11 Februari 2013 pukul 16.40 WIB. Sulistyawati, Ari. 2011. Asuhan Kebidanan

  Mempengaruhi Perilaku Perawatan Kehamilan (Ante Natal Care (ANC)

  Medika. Siahaan, Santi. 2012. Faktor-Faktor Yang

  Metodologi Penerapan Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba

  Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan

  Penelitian Kesehatan . Jakarta: PT Rineka Cipta.

  Rineka Cipta Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi

  Isjoni . 2010. Cooperative Learning, Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Pendidikan

  . . . DAFTAR PUSTAKA . . .

  Keperawatan dan Tekhnik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.

  Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Riset

  Fasilitator Kelas Ibu Hamil. Jakarta : Depkes RI dan JICA.

  Diakses pada tanggal 2 Februari 2013 pukul 16.30 WIB. Depkes RI. 2010. Visi Misi Indonesia Sehat. Diakses pada tanggal 02 Februari 2013 pukul 18.32 WIB. Depkes RI dan JICA.2009. Pegangan

  Diakses pada tanggal 2 Februari 2013 pukul 15.30 WIB. Depkes RI. 2008 . Sistem Kesehatan Nasional.

  Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia tahun 2001

  Jakarta: EGC Depkes RI. 2001. Rencana Strategis

  Maternitas Edisi 4 .

  Jakarta: Rineka Cipta. Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan

  Penelitian Suatu Pendekatan Praktik .

  • – 2010.