PROS Dewi Lestari, Tutuk Ari Arsanti Pengaruh Psychological Success fulltext

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

PENGARUH PSYCHOLOGICAL SUCCESS FREQUENCY TERHADAP
SELF EFFICACY: Field Experiment
Dewi Lestari
Universitas Kristen Satya Wacana
dewi_denny10@yahoo.com

Tutuk Ari Arsanti
Universitas Kristen Satya Wacana
tutuk.arsanti@staff.uksw.edu
ABSTRACT

This research aims to examining the influence of psychological success frequency to selfefficacy. Many students from Satya Wacana Christian University were participate in field experiment.
The result of each examinations in a mathematic class was used in field experiment as a treatment
that stimulated participant’s feelings about fail or success of their performance. Psychological
success was measured with 7 items to evaluating how successful the person feels in the examination,
adapted from the Hall and Foster (1977). Self-efficacy were measured with 17 items, adapted and
modified from the Sherer, at al. (1982). Scale assessing the strength of person’s efficacy. Performance
was measured with score that achieved by participant in the examination. Linier regression was used

to test the influenceof psychological success to self efficacy and influence of psychological success
frequency to self-efficacy. The research finding shows that influence ofpsychological success to selfefficacy was not significant, but the influence of psychological success frequencies to self-efficacy was
significant. One of two hypothesized of this research had supported and one hypothesized had not
supported.
Key Words: Psychological Success - Self-Efficacy - Psychological Success.

PENDAHULUAN
Self efficacy merupakan penilaian dalam diri seseorang terhadap kemampuannya dalam
berkinerja untuk tugas yang spesifik (Bandura, 1977). Individu dengan tingkat self efficacy tinggi
pada situasi tertentu akan mencurahkan semua usaha yang dimiliki dalam rangka mencapai tujuan
yang diinginkan. Dengan demikian, self efficacy yang tinggi akan memberikan dorongan dalam diri
seseorang untuk terus berusaha dalam mencapai tujuan yang di inginkan walaupun pernah mengalami
kegagalan. Lebih lanjut, kegagalan dalam pencapaian suatu tujuan akan membuat individu berusaha
lebih giat lagi untuk meraih kesuksesan kembali dan berusaha mengatasi rintangan yang membuat
gagal untuk kemudian akan menetapkan tujuan yang lebih tinggi lagi. Kondisi tersebut menjadi
berbeda dengan individu yang mempunyai self efficacy yang rendah. Engko, (2008) menjelaskan
bahwa ketika individu dengan self-efficacy rendah mengalami kegagalan maka akan cenderung
merasa putus asa terhadap tugas yang diberikan.

Penelitian tentang siklus psychological success yang dilakukan oleh Hall dan Foster (1977),

menjelaskan bahwa psychological success berhubungan dengan self esteem. Lebih lanjut Engko
(2008) menjelaskan bahwa salah satu bagian dalam self esteem adalah self efficacy. Dengan demikian,
dalam siklus psychological success (Hall & Foster, 1977) dapat dipahami bahwa pshychological
successberhubungan dengan self-efficacy. Melalui penelitian tersebut dapat dipahami bahwa ketika
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

556

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

individu merasa berhasil maka self efficacy akan tinggi, namun apabila individu merasa gagal maka
self efficacy akan rendah.Dengan demikian self efficacy bisa mengalami perubahan terkait dengan
perasaan gagal dan perasaan berhasil yang dialami individu. Spieker dan Hinsz (2004) dalam
kajiannya tentang dampak keberhasilan dan kegagalan secara berulang terhadap self efficacy
menunjukkan bahwa seseorang yang mengalami keberhasilan dan kegagalan secara berulang tidak
akan mempengaruhi self efficacy secara signifikan. Dalam penelitiannya menjelaskan bahwa kriteria
gagal dan berhasil yang di alami oleh individu didasarkan pada kemampuan pencapaian kinerja
tertentu dan bukan didasarkan pada self efficacy yang merupakan keyakinan individu atas

kemampuannya untuk melaksanakan tugas dengan baik. Dijelaskan lebih lanjut bahwa ketika
performance lebih besar dari goals maka seseorang akan dinyatakan berhasil, namun jika
performance lebih kecil dari goals maka seseorang akan dinyatakan gagal dalam mengerjakan tugas.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa kegagalan dan keberhasilan individu yang didasarkan atas
kemampuan tidak akan mempengaruhi self-efficacy yang merupakan keyakinan individu untuk
melaksanakan tugas dengan baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Smith et al (2006), dengan metode experiment menemukan
bahwa kegagalan dan keberhasilan secara berulang berpengaruh signifikan terhadap self efficacy.
Hasil tersebut berbeda dengan temuan Arsanti (2008), yang mencoba untuk meneliti tentang siklus
psychological success terhadap self efficacy dengan pendekatan penelitian serupa. Arsanti
menjelaskan bahwa kegagalan dan keberhasilan bersifat individual sehingga pengukuran terhadap
kegagalan dan keberhasilan dilakukan secara subjektif, yaitu bagaimana individu merasa gagal dan
merasa berhasil atas kinerja yang dihasilkan.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari review literature yang menunjukkan adanya temuan yang berbeda dengan
beberapa pendekatan penelitian yang berbeda, maka dalam penelitian kali ini peneliti hendak
mengkaji kembali bagaimana pengaruh psychological success terhadap self efficacy dengan
pendekatan field experiment. Pengunaan metode ini diharapkan dapat memberikan pengalaman
perasaan berhasil dan perasaan gagal secara berulang dan senatural mungkin terhadap partisipan

sehingga diharapkan dapat memberikan respon psikologis yang lebih kuat.
Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik bagaimana
pengaruh psychological success terhadap self efficacy sehingga dapat menambah referensi dalam
penelitian yang berhubungan dengan psychological success dan self efficacy.

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Pengertian Self Efficacy
Self efficacy merupakan penilaian internalindividu terhadap kemampuannya dalam
berkinerja untuk tugas yang spesifik sehingga membangun keyakinan seseorang mengenai
peluangnya untuk berhasil mencapai tugas tertentu (Bandura, 1977; Kreitner & Kinicki, 2004).
Individu yang mempunyai self efficacy rendah menetapkan tujuan yang lebih rendah pula serta
keyakinan terhadap keberhasilan akan pencapaian tujuan yang juga rendah sehingga usaha yang
dilakukan lemah (Bandura, 1977). Sedangkan individu yang mempunyai self efficacy tinggi akan

Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

557


3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

menetapkan tujuan yang lebih tinggi sehingga keyakinan terhadap pencapaian keberhasilan akan lebih
kuat.
Self efficacy merupakan hal penting yang seharusnya dimiliki dalam diri individu, dengan
adanya self efficacy seseorang dapat merasakan seberapa besar keyakinan yang dimiliki terhadap
kemampuannya dan seberapa besar keyakinan seseorang dalam melaksanakan tugas yang ada. Arsanti
(2008) menjelaskan bahwa self efficacy dapat mengalami perubahan, dan hal tersebut sangat
tergantung pada informasi yang diterima oleh individu. Informasi yang diterima oleh individu akan
dianalisis melalui proses kognitif untuk mengarahkan usaha dan sumberdaya yang dimiliki untuk
mencapai kinerja dengan sukses.
Pengertian Psychological Success
Kegagalan dan kesuksesan merupakan fakta yang secara alamiah dibedakan mengacu pada
jumlah kesalahan atau kekeliruan yang dilakukan (Ellis & Davidi, 2005). Dengan demikian dapat
dipahami bahwa kegagalan mengandung sejumlah kesalahan yang lebih besar bila dibandingkan
dengan kesuksesan. Kesalahan biasanya ditelusuri dengan membandingkan keadaan aktual dengan
yang diharapkan (Alwood, 1984).
Kesuksesan dalam pencapaian kinerja mengarah pada peningkatan perasaan psychological
success dalam diri individu (Lewin, 1936). Psychological success merupakan perasaan gagal dan

berhasil yang dirasakan dalam diri seseorang (Hall dan Faster, 1977). Lebih lanjut psychological
success senantiasa diidentifikasi melalui bagaimana kesuksesan yang dirasakan seseorang dalam
pekerjaannya. Dengan demikian perasaan berhasil dan perasaan gagal akan terkait dengan informasi
atas pencapaian kinerja yang diterima oleh setiap individu. Perasaan sukses dan perasaan gagal akan
menyediakan dasar yang lebih stabil untuk melakukan aktivitas kedepan (Weick, 1984).
PengaruhPsychological Success Frequency terhadap Self Efficacy
Dalam model psychological success, informasi berupa hasil prestasi individu akan
terkaitdengan psychological success individu. Psychological success merupakan perasaan gagal dan
perasaan berhasil yang dirasakan oleh setiap individu. Dalam penelitian Hall dan Faster (1977),
menjelaskan tentang siklus psychological success, dimana jika seseorang merasasukses, maka
perasaan sukses tersebut akan terkait dengan self esteem yang dihasilkan. Self esteem merupakan
suatu keyakinan nilai diri sendiri berdasarkan evaluasi secara keseluruhan (Engko,2008). Lebih lanjut
Engko menjelaskan bahwa self efficacy merupakan bagian dalam self esteem. Lebih lanjut dijelaskan
bahwa jika seseorang merasa dirinya begitu berarti, berharga dan dapat diterima dalam lingkungan
organisasai maka hal ini dapat meningkatkan keyakinan atau kepercayaan terhadap kemampuannya
dalam menjalankan setiap tugas dan diyakini tugas itu akan berhasil. Adanya keterkaitan self esteem
dengan self efficacy (engko, 2008) maka dari model psychological success dapat pula diperoleh
pemahaman bahwa psychological success juga akan berhubungan dengan self efficacy. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa pengalaman sukses di masa lalu akan meningkatkan self efficacy individu tetapi
pengalaman gagal di masa lalu dapat menurunkan self efficacy (Kinicki dan Kreitner, 2004).

Keberhasilan ataupun kegagalan yang dirasakan oleh seseorang bersifat individual. Hal
tersebut berarti bahwa perasaan gagal dan perasaan berhasil merupakan reaksi psikologis yang
dihasilkan sebagai dampak dari informasi yang diterima dan dipahami oleh individu atas kinerja yang
dihasilkan.Smith et al. (2006) menjelaskan bahwa kegagalan ataupun keberhasilan yang dialami
secara berulang dapat berdampak terhadap self efficacy. Dengan pemahaman bahwa keberhasilan dan
kegagalan bersifat individual, maka dapat pula dipahami bahwa seseorang yang sering mengalami
perasaan gagal dimasa lalu akan mempengaruhi self efficacy yang rendah, namun berbeda dengan
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

558

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

seseorang yang sering mengalami perasaan berhasil maka self efficacy yang dimiliki akan lebih tinggi.
Perasaan gagal dapat menyebabkan penurunan yang signifikan terhadap self efficacy, namun perasaan
berhasil dapat meningkatkan self efficacy. Dengan adanya pengalaman gagal di masa lalu akan
membuat individu lebih menyiapkan diri dalam melaksanakan tugas di masa depan dengan lebih baik.
Berdasarkan pemahaman di atas dapat dipahami bahwa perasaan gagal dan perasaan sukses

baik dialami secara berulang atau tidak akan mempengaruhi self efficacy. Dengan demikian, maka
hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini:
H1: Psychological success berpengaruh positif terhadap self efficacy
H2: Psychological success frequency berperngaruh terhadap self efficacy
METODE PENELITIAN
Desain dalam penelitian ini adalah menggunakan field experiment atau experiment lapangan,
karena peneliti hendak melihat reaksi-reaksi psikologis individu dalam setting yang natural. Dengan
demikian dalam penelitian ini akan mengikutsertakan 33 mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis
yang mengambil mata kuliah Matematika Bisnis WE 130A pada semester ganjil tahun 2014 sebagai
partisipan. Pemilihan kelas tersebut didasarkan pada adanya persepsi umum bahwa matakuliah
matematika merupakan salah satu matakuliah yang sulit dan tidak semua mahasiswa merasa yakin
terhadap kemampuan mereka untuk dapat mendapat nilai yang baik pada kelas matematika. Selain itu,
pada kelas tersebut juga secara rutin melakukan tes dan membagikan hasil tes kepada mahasiswa.
Dengan karakteristik tersebut maka kelas matematika bisnis dijadikan sarana dalam penelitian field
experiment ini
Prosedur Field Experimen
Pada prosedur field experiment ini peneliti melakukan beberapa tahapan dalam melakukan
penelitian. Berikut adalah tahapan dari penelitian:
1) Pada awal penelitian peneliti menjelaskan tujuan kegiatan penelitian sebelum mahasiswa mengisi
angket pada kelas matematika bisnis WE 130A, kemudian mahasiswa diberikan angket initia lself

efficacy untuk mengukur self efficacy mahasiswa sebelum dihadapkan pada tes.
2) Mahasiswa mengerjakan soal tes sebanyak tiga kali dalam waktu yang berbeda. Tes selama tiga
kali tersebut akan memberikan pengalaman rasa gagal dan berhasil setiap kali mengerjakan dan
menerima hasil tes matematika. Setiap kali mahasiswa selesai menghadapi tes dan megetahui
hasilnya, mahasiswa diberikan angket psychological success dan diminta untuk mengisi angket
tersebut untuk mengukur psychological success yang dirasakan oleh mahasiswa.
3) Pada akhir periode pengamatan penelitian, mahasiswa diminta mengisi angket subsequent self
efficacy guna mengetahui perubahan self-efficacy mahasiswa setelah mempunyai pengalaman
gagal dan berhasil selama tiga kali tes (periode pengambilan data terlampir).
Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian iniadalahregresi sederhana untuk mengetahui
pengaruh variabel X terhadap Y dengan tingkat kepercayaan atau α sebesar 5%.
Pengukuran dan Alat Analisis
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan intrumen self efficacy yang terdiri
dari 17 pertanyaan yang telah dimodifikasi dari instrument General self efficacy yang dikembangkan
oleh Sherer, Maddux, Mercandante, Prentice-Dunn, Jacob, dan Rogers (1982). Pengukuran self
efficacy menggunakan skala interval dengan nilai 1 sampai 5 yaitu dari sangat setuju sampai sangat
tidak setuju. Nilai 1 menunjukkan bahwa self efficacynya sangat rendah, sedangkan nilai 5
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana


559

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

menunjukkan bahwa self efficacy yang dimiliki sangat tinggi. Sedangkan psychological success
diukur dengan 7 item pertanyaan yang telah diadopsi dan dimodifikasi dari Hall dan Faster (1977).
Reliabilitas
terhadap
alat
ukur
self
efficacy
ditunjukkan
dengan
sedangkan psychological success menunjukkan bahwa
0,671. Dengan
cronbach’s alpha > 0,5 alat ukur tersebut dinyatakan reliable selanjutnya dapat digunakan untuk
pengambilan data dalam penelitian ini.

HASIL PENELITIAN
Pengaruh psychological success terhadap Self efficacy
Tabel 1
Coefficientsa
psychological success

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model
1

B

Std. Error

(Constant)

62.000

7.810

Psychological_Success

.488

.535

Beta

.162

t

Sig.

7.938

.000

.913

.368

a. Dependent Variable: Self_Efficacy
Berdasarkan hasil olahan data secara statistik dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk
mengetahui pengaruh antara psychological success terhadap self efficacy adalah sebesar 0,368 > 0,05
sehingga dapat dijelaskan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara psychological
successterhadap self efficacy dengan koefisien regresi sebesar 0,488. Dengan demikian hipotesa 1
dalam penelitian ini ditolak.

Tabel 2
Coefficientsa
Psychological Success
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model
1

(Constant)

B

Std. Error

2.864

.099

Perasaan Berhasil .355

.074

Beta

.654

t

Sig.

29.034

.000

4.815

.000

a. Dependent Variable: Sub_Self-Efficacy
Tabel 3
Coefficientsa
Frekuensi kegagalan

Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

560

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model
1

B

Std. Error

(Constant)

3.767

.108

Perasaan
Gagal

-.382

.057

Beta

-.771

T

Sig.

34.976

.000

-6.742

.000

a. Dependent Variable: Self_efficacy
Berdasarkan hasil olahan data menggunakan regresi sederhana diketahui bahwa nilai
signifikansi untuk mengetahui pengaruh frekuensi perasaaan berhasil dan perasaan gagal terhadap self
efficacy adalah 0,000 < 0,05 sehingga dapat dijelaskan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atas
perasaaan berhasil dan perasaan gagal secara berulang terhadap self efficacy. Berdasarkan nilai
koefisien regresi pada tabel 2 yaitu sebesar 0,355 dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh positif dari
perasaan berhasil yang dirasakan seseorang secara berulang terhadap self-efficacy. Sebaliknya nilai
koefisien regresi pada tabel 3 yaitu sebesar -0,382 dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh negatif
dari perasaan gagal yang dirasakan seseorang secara berulang terhadap self efficacy. Dengan demikian
hipotesa 2 dalam penelitian ini diterima.

PEMBAHASAN
Pada hipotesa pertama, hasil pengujian secara statistik menunjukkan bahwa psychological
success tidak berpengaruh secara signifikan terhadap self efficacy. Pada penelitian ini didukung pula
dengan penelitian Arsanti (2008) yang menemukan bahwa tidak ada hubungan antara psychological
success terhadap self efficacy. Namun dmeikian, melalui penelitian ini memberikan pemahaman
bahwa dalam satu kali term pengamatan yaitu pada saat partisipan menghadapi kegagalan atau
keberhasilan pada tes untuk pertama kalinya maka reaksi psikologis yang dimunculkan dari
pengalaman tes satu kali dirasa belum kuat menimbulkan perasaan gagal atau berhasil dalam diri
seseorang. Hal tersebut juga dijelaskan Engko (2008) bahwa individu dengan self efficacy yang tinggi
akan memberikan dorongan dalam diri seseorang untuk terus berusaha walaupun pernah mengalami
kegagalan. Sebaliknya ketika individu dengan self-efficacy rendah mengalami kegagalan maka akan
cenderung merasa putus asa terhadap tugas yang diberikan. Adanya anggapan bahwa faktor
keberuntungan juga dapat mempengaruhi kegagalan dan keberhasilan seseorang memungkinkan
perasaan gagal atau berhasil yang tidak berulang tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap self-efficacy.
Hasil pengujian Hipotesis kedua menunjukkan bahwa ada pengaruh secara signifikan atas
frekuensi kegagalan dan keberhasilan yang dialami individu terhadap self efficacy. Artinya perasaan
berhasil atau gagal yang dialami secara berulang dalam diri individu berdampak pada perubahan self
efficacy individu. Self efficacy semakin meningkat ketika individu semakin sering merasa berhasil
pada pelaksanaan tugas yang dikerjakannya. Sebaliknya self-efficacy akan menurun ketika individu
sering merasakan kegagalan pada pelaksanaan tugas yang dilakukannya. Dengan demikian,
munculnya perasaan berhasil atau gagal secara berulang dapat membuat seseorang lebih yakin akan
kemampuan menyelesaikan tugas yang diberikan ataupun sebaliknya.
Dalam penelitian ini perasaan berhasil dan gagal secara berulang diberikan kepada partisipan
melalui pengalaman mengikuti 3 kali tes yang diikuti di kelas matematika. Melalui tes tersebut
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

561

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

partisipan akan memperoleh hasil kinerja mereka dan partisipan diminta untuk menilai perasaan
berhasil atau gagal yang dirasakan setiap kali selesai mengikuti tes. Pengalaman merasakan berhasil
dan gagal yang diberikan kepada partisipan secara berulang dapat memperkuat keyakinan dalam diri
partisipan atas kemampuannya. Dengan demikian semakin sering individu merasa berhasil atau
merasa gagal maka akan menimbulkan reaksi psikologis yaitu psychological success yang lebih kuat
sehingga dapat mempengaruhi self efficacy. Hasil penelitian ini berbeda dengan temuan Spieker and
Hinsz (2004), yang menunjukkan bahwa keberhasilan atau kegagalan secara berulang tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap self efficacy. Hal ini dikarenakan bahwa dalam penelitian Spieker
and Hinsz pengkategorian atas keberhasilan dan kegagalan individu didasarkan pada standar
performance tertentu dan tidak mengacu pada psychological success yang dapat memprediksi
perubahan self efficacy dengan lebih baik. Hal tersebut diduga berkontribusi terhadap temuan hasil
penelitian menjadi berbeda.

SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI
Simpulan
Hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa psychological success tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap self efficacy seperti yang telah dihipotesakan pada hipotesa
pertama. Dengan demikian dapat dipahami bahwa apabilaindividu mengalami perasaan berhasil dan
gagal secara tidak berulang, maka perasaan berhasil atau gagal tidak akan mempengaruhi secara
signifikan terhadap self efficacy individu. Kesimpulan berikutnya adalah adanya perasaan berhasil
atau gagal secara berulang dapat berpengaruh secara signifikan terhadap self efficacy, dengan
demikian hipotesa kedua dapat diterima. Hal tersebut berarti bahwa ketika individu mengalami
perasaan berhasil ataupun gagal secara berulang maka dapat mempengaruhi perubahan self-efficacy
individu.

Keterbatasan dan Saran
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah tidak dilakukannya terhadap control variable
berupa pengalaman partisipan atas perasaan berhasil atau gagal di bidang matematika sebelumnya
akan berdampak pada pengukuran initial self-efficacy dari partisipan. Kelemahan yang lain adalah
reliabilitas alat ukur psychological success yang tinggi dengan mengeluarkan 2 item pertanyaan dapat
berdampak pada konten validitas alat ukur menjadi kurang baik. Dengan demikian pada penelitian
yang mendatang sebaiknya beberapa pertanyaan yang harus dikeluarkan bisa digantikan dengan
pertanyaan lain yang lebih tepat sehingga konten validitas alat ukur juga dapat lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Allwood, C. (1984). Error Detection Processes in Statistical Problem Solving. Cognitive Science ,
Vol. 8, 413-437.
Arsanti, Tutuk.A (2008). Hubungan antara penetapan tujuan, self efficacy, kesuksesan psikologi dan
kinerja.
Bandura, A. (1977). self efficacy, toward a unifying theory of behavior change, psychology review.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

562

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

Ellis, Shmuel & Davidi, Inbar (2005). After-Event Reviews: Drawing Lessons From Successful and
Failed Experience. Journal of Applied Psychology, Vol. 90, No. 5, 857-871.
Engko, Cecilia. 2008.”Pengaruh Keputusan Kerja terhadap Kinerja Individual dengan self esteem dan
self efficacy sebagai variabel intervening”.
Hall, Dauglas., T. dan Foster, Lawrence. W. (1977). A Psychological Success Cycle and Goal
Setting: Goals, Performance, and Attitudes. Academy of Management Jurnal, Vol. 20, No. 2.
149-164.
Kreitner, R. dan A. Kinicki. (2004). Organizational Behavior. McGraw-Hill.
Lewin,K., 1936, “The Psychology of Success and Failure”, Occupations, Vol. 14, 926-930.
Smith, Sara. A., Kass, Steven. J., Rotunda, Rob. J., and Schneider, Sherry. K., 2006, “If At First You
Don’t Succed: Effects of Failure on General and Task-Specific Self-Efficacy and
Performance”, North America Journal of Psychology, Vol. 8, No. 1, 171-182.
Spieker, Casey, J., dan Hinsz, Verlin, B., 2004, “Repeated Success and Failure Influences on SelEfficacy and Personal Goals”, Social Behavior and Personality. Vol. 32, No. 2, 191-189.
Weick, K.E., 1984, “Small Wins: Redefining The Scale of Social Problems”, American Psychologist,
Vol.39, 40-49.

Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

563