Lamp PermenPUPR09 2017
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
NOMOR 09/PRT/M/2017
TENTANG
TATA CARA PEMILIHAN BADAN USAHA SEBAGAI
MITRA PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA DALAM
RANGKA PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR UNTUK
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR/PEMBANGKIT
LISTRIK TENAGA MINIHIDRO/PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA MIKROHIDRO/PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
SURYA DENGAN MEKANISME SEWA
TATA CARA PENILAIAN ASPEK KEUANGAN DAN ASPEK PENGALAMAN
PADA TAHAP PRAKUALIFIKASI
Evaluasi
aspek keuangan dan aspek pengalaman
pada tahap
prakualifikasi dilakukan terhadap Peserta Pemilihan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a.
Peserta Pemilihan dinyatakan lulus evaluasi dokumen administrasi.
b.
dalam hal Peserta Pemilihan merupakan Badan Usaha berbentuk
konsorsium dan dinyatakan lulus evaluasi dokumen administrasi,
Panitia
Pemilihan
keuangan
dan
melakukan
pengalaman
evaluasi
terhadap
terhadap
kemampuan
masing-masing
anggota
konsorsium.
Bobot penilaian dan ambang batas dalam penilaian aspek keuangan dan
aspek pengalaman pada tahap prakualifikasi adalah sebagai berikut:
a.
Bobot penilaian aspek keuangan sebesar 80% (delapan puluh
persen)atau nilai tertimbang maksimum sebesar 80 (delapan puluh).
b.
Bobot
penilaian
aspek
pengalaman
sebesar
20%
(dua
puluh
persen)atau nilai tertimbang maksimum sebesar 20 (dua puluh).
c.
Ambang batas nilai kelulusan evaluasi kemampuan keuangan dan
pengalaman keuangan (passing grade) ditetapkan paling sedikit
- 47 -
sebesar 60 (enam puluh).
Evaluasi aspek keuangan dan aspek pengalaman dalam tahap prakualifikasi
dilakukan dilakukan dengan penilaian terhadap:
A.
ASPEK KEUANGAN
Penilaian aspek keuangan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a.
Penilaian aspek keuangan dilakukan dengan menjumlahkan nilai
kemampuan pendanaan dan kinerja perusahaan.
b.
Penilaian aspek keuangan dilakukan terhadap laporan keuangan
badan usaha secara kumulatif selama 3 (tiga) tahun terakhir.
c.
Penilaian aspek keuangan harus memperhitungkan nilai aktiva
berjalan dan/atau kemampuan keuangan badan usaha terhadap
kewajiban keuangan dalam melaksanakan perjanjian sewa dalam
rangka penyediaan infrastruktur yang sedang berjalan atau investasi
lainnya yang sedang berjalan apabila Peserta Pemilihan merupakan
salah satu pemegang saham badan usaha yang sedang berjalan, serta
komitmen pembiayaan/pendanaan pada masa 5 (lima) tahun kedepan
bila
ada
bagi
badan
usaha
yang
menjadi
anggota
yang
bermitra/bekerja sama (konsorsium).
d.
Apabila terdapat pemakaian kurs valuta asing pada laporan keuangan
badan usaha, maka kurs yang dipakai untuk perhitungan dalam
konversi dari mata uang asing kedalam mata uang rupiah adalah kurs
tengah kurs transaksi Bank Indonesia yang dikeluarkan oleh Bank
Sentral
Republik
Indonesia
pada
tanggal
laporan
keuangan
diterbitkan.
Bobot penilaian aspek keuangan adalah sebagai berikut :
a.
kemampuan pendanaan dengan bobot penilaian sebesar 80% (delapan
puluh persen) atau nilai tertimbang sebesar 64 (enam puluh empat);
dan
JDIH Kementerian PUPR
- 48 -
b.
kinerja badan usaha dengan bobot penilaian sebesar 20% (dua puluh
persen) atau nilai tertimbang sebesar 12 (enam dua belas).
A. 1. Penilaian Kemampuan Pendanaan
Penilaian terhadap kemampuan pendanaan dilakukan sebagai berikut:
a. Penilaian terhadap kemampuan pendanaan didapat dari besaran
kemampuan pendanaan badan usaha atau anggota konsorsium
dikurangi kewajiban badan usaha atau anggota konsorsium dalam
pendanaan investasi tahun berjalan serta kewajiban atau komitmen
pendanaan dalam 5 (lima) tahun ke depan.
b. Penilaian
kemampuan
pendanaan
ditentukan
dengan
membandingkan EBITDA (Earning Before Interest and Tax plus
Depreciation and Amortization) dengan nilai bagian Modal/Ekuitas
(Equity) minimum dalam biaya investasi PLTA/PLTM/PLTMH/PLTS
sesuai ketentuan dalam dokumen prakualifikasi.
c. EBITDA menunjukkan nilai arus kas bersih yang dihasilkan dari
kegiatan operasional perusahaan dengan melihat laba usaha dan
penyusutan (depresiasi dan amortisasi) tahun berjalan.
d. EBITDA dihitung pada tahun terakhir dan kumulatif dari masingmasing
anggota
konsorsium
jika
peserta
pemilihan
berbentuk
konsorsium.
e. Besar EBITDA dikalikan perkiraan waktu pengadaan lahan dan
konstruksi (dalam tahun).
f. Panitia
Pemilihan
menetapkan
rumus
yang
digunakan
untuk
menentukan besaran nilai kemampuan pendanaan.
A. 2. Penilaian Kinerja Badan Usaha
Penilaian terhadap kinerja badan usaha didasarkan pada kinerja badan
usaha selama 3 (tiga) tahun terakhir.
Kinerja badan usaha ditunjukkan dengan kriteria sebagai berikut:
a. Rasio likuiditas dengan bobot 50% (lima puluh persen) atau nilai
JDIH Kementerian PUPR
- 49 -
tertimbang maksimum sebesar 8 (delapan), yang menunjukkan
kemampuan likuiditas perusahaan
untuk memenuhi kewajiban
jangka pendek yang meliputi faktor:
1.
Quick Ratio
a)
bobot Quick Ratiosebesar 60% (enam puluh persen) atau nilai
tertimbang maksimum sebesar 4,8 (empat koma delapan);
b)
Quick Ratio= (Aktiva lancar - Persediaan)/Kewajiban lancar;
dan
c)
tata cara penilaian Quick Ratio ditetapkan oleh panitia
pemilihandengan
memperhatikan
peningkatan
atau
penurunan Quick Ratio selama kurun waktu tertentu.
2.
Current Ratio
a)
bobot Current Ratiosebesar 40% (empat puluh persen) atau
nilai tertimbang maksimum sebesar 3,2 (tiga koma dua);
b)
Current Ratio = Aktiva lancar/Kewajiban lancar; dan
c)
tata cara penilaian Current Ratio ditetapkan oleh panitia
dengan
memperhatikan
peningkatan
atau
penurunan
Current Ratio selama kurun waktu tertentu.
b. Ratio solvabilitas dengan bobot 50% (lima puluh persen) atau nilai
tertimbang
kemampuan
maksimum
perusahaan
sebesar8
untuk
(delapan),
memenuhi
yang
menunjukkan
kewajiban-kewajiban
jangka panjang yang meliputi faktor:
1.
Debt Ratio
a)
bobot Debt Ratio sebesar 40% (empat puluh persen) atau
nilai tertimbang maksimum sebesar 3,2 (tiga koma dua);
b)
Debt Ratio= Debt/total aset; dan
c)
tata cara penilaian Debt Ratio ditetapkan oleh panitia dengan
memperhatikan peningkatan atau penurunan Debt Ratio
selama kurun waktu tertentu.
2.
Debt Equity Ratio
a)
bobot Debt Equity Ratio sebesar 60% (enam puluh persen)
atau nilai tertimbang maksimum sebesar 4,8 (empat koma
delapan);
JDIH Kementerian PUPR
- 50 -
b)
Debt Equity Ratio= Debt/Total equity; dan
c)
tata cara penilaian Debt Equity Ratio ditetapkan oleh panitia
dengan memperhatikan peningkatan atau penurunan Debt
Equity Ratio selama kurun waktu tertentu.
B.
ASPEK PENGALAMAN
Penilaian unsur dalam aspek pengalaman ditetapkan oleh Panitia Pemilihan
dengan memperhatikan bentuk peranan badan usaha, jenis prasarana yang
dikerjakan dan lokasi pekerjaan.
Penilaian aspek pengalaman meliputi nilai:
a. pengalaman yang dibuktikan dengan bukti kontrak;
b. SPMK;
c.
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Sementara/Final;
d. Perjanjian Jual Beli Listrik (Power Purchase Agreement/ PPA);dan
e.
Surat Keterangan dari pemilik proyek.
Penilaian terhadap aspek pengalaman yang selanjutnya ditulis dengan
huruf (F) dilakukan terhadap unsur:
a. peranan badan usaha ditulis dengan huruf (F1);
b. jenis pekerjaan ditulis dengan huruf (F 2); dan
c.
lokasi kegiatan/Proyek ditulis dengan huruf (F3).
Penilaian aspek pengalaman dilakukan dengan aspek pengalaman dihitung
dan dijumlah berdasarkan total nilai yang diperoleh, dengan rumus F = £
[(F1n x F2n x F3n) x Nilai Proyek].
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT,
ttd.
M. BASUKI HADIMULJONO
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Hukum
Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat,
Siti Martini, SH. M.Si
NIP. 195803311984122001
JDIH Kementerian PUPR
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
NOMOR 09/PRT/M/2017
TENTANG
TATA CARA PEMILIHAN BADAN USAHA SEBAGAI
MITRA PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA DALAM
RANGKA PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR UNTUK
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR/PEMBANGKIT
LISTRIK TENAGA MINIHIDRO/PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA MIKROHIDRO/PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
SURYA DENGAN MEKANISME SEWA
TATA CARA PENILAIAN ASPEK KEUANGAN DAN ASPEK PENGALAMAN
PADA TAHAP PRAKUALIFIKASI
Evaluasi
aspek keuangan dan aspek pengalaman
pada tahap
prakualifikasi dilakukan terhadap Peserta Pemilihan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a.
Peserta Pemilihan dinyatakan lulus evaluasi dokumen administrasi.
b.
dalam hal Peserta Pemilihan merupakan Badan Usaha berbentuk
konsorsium dan dinyatakan lulus evaluasi dokumen administrasi,
Panitia
Pemilihan
keuangan
dan
melakukan
pengalaman
evaluasi
terhadap
terhadap
kemampuan
masing-masing
anggota
konsorsium.
Bobot penilaian dan ambang batas dalam penilaian aspek keuangan dan
aspek pengalaman pada tahap prakualifikasi adalah sebagai berikut:
a.
Bobot penilaian aspek keuangan sebesar 80% (delapan puluh
persen)atau nilai tertimbang maksimum sebesar 80 (delapan puluh).
b.
Bobot
penilaian
aspek
pengalaman
sebesar
20%
(dua
puluh
persen)atau nilai tertimbang maksimum sebesar 20 (dua puluh).
c.
Ambang batas nilai kelulusan evaluasi kemampuan keuangan dan
pengalaman keuangan (passing grade) ditetapkan paling sedikit
- 47 -
sebesar 60 (enam puluh).
Evaluasi aspek keuangan dan aspek pengalaman dalam tahap prakualifikasi
dilakukan dilakukan dengan penilaian terhadap:
A.
ASPEK KEUANGAN
Penilaian aspek keuangan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a.
Penilaian aspek keuangan dilakukan dengan menjumlahkan nilai
kemampuan pendanaan dan kinerja perusahaan.
b.
Penilaian aspek keuangan dilakukan terhadap laporan keuangan
badan usaha secara kumulatif selama 3 (tiga) tahun terakhir.
c.
Penilaian aspek keuangan harus memperhitungkan nilai aktiva
berjalan dan/atau kemampuan keuangan badan usaha terhadap
kewajiban keuangan dalam melaksanakan perjanjian sewa dalam
rangka penyediaan infrastruktur yang sedang berjalan atau investasi
lainnya yang sedang berjalan apabila Peserta Pemilihan merupakan
salah satu pemegang saham badan usaha yang sedang berjalan, serta
komitmen pembiayaan/pendanaan pada masa 5 (lima) tahun kedepan
bila
ada
bagi
badan
usaha
yang
menjadi
anggota
yang
bermitra/bekerja sama (konsorsium).
d.
Apabila terdapat pemakaian kurs valuta asing pada laporan keuangan
badan usaha, maka kurs yang dipakai untuk perhitungan dalam
konversi dari mata uang asing kedalam mata uang rupiah adalah kurs
tengah kurs transaksi Bank Indonesia yang dikeluarkan oleh Bank
Sentral
Republik
Indonesia
pada
tanggal
laporan
keuangan
diterbitkan.
Bobot penilaian aspek keuangan adalah sebagai berikut :
a.
kemampuan pendanaan dengan bobot penilaian sebesar 80% (delapan
puluh persen) atau nilai tertimbang sebesar 64 (enam puluh empat);
dan
JDIH Kementerian PUPR
- 48 -
b.
kinerja badan usaha dengan bobot penilaian sebesar 20% (dua puluh
persen) atau nilai tertimbang sebesar 12 (enam dua belas).
A. 1. Penilaian Kemampuan Pendanaan
Penilaian terhadap kemampuan pendanaan dilakukan sebagai berikut:
a. Penilaian terhadap kemampuan pendanaan didapat dari besaran
kemampuan pendanaan badan usaha atau anggota konsorsium
dikurangi kewajiban badan usaha atau anggota konsorsium dalam
pendanaan investasi tahun berjalan serta kewajiban atau komitmen
pendanaan dalam 5 (lima) tahun ke depan.
b. Penilaian
kemampuan
pendanaan
ditentukan
dengan
membandingkan EBITDA (Earning Before Interest and Tax plus
Depreciation and Amortization) dengan nilai bagian Modal/Ekuitas
(Equity) minimum dalam biaya investasi PLTA/PLTM/PLTMH/PLTS
sesuai ketentuan dalam dokumen prakualifikasi.
c. EBITDA menunjukkan nilai arus kas bersih yang dihasilkan dari
kegiatan operasional perusahaan dengan melihat laba usaha dan
penyusutan (depresiasi dan amortisasi) tahun berjalan.
d. EBITDA dihitung pada tahun terakhir dan kumulatif dari masingmasing
anggota
konsorsium
jika
peserta
pemilihan
berbentuk
konsorsium.
e. Besar EBITDA dikalikan perkiraan waktu pengadaan lahan dan
konstruksi (dalam tahun).
f. Panitia
Pemilihan
menetapkan
rumus
yang
digunakan
untuk
menentukan besaran nilai kemampuan pendanaan.
A. 2. Penilaian Kinerja Badan Usaha
Penilaian terhadap kinerja badan usaha didasarkan pada kinerja badan
usaha selama 3 (tiga) tahun terakhir.
Kinerja badan usaha ditunjukkan dengan kriteria sebagai berikut:
a. Rasio likuiditas dengan bobot 50% (lima puluh persen) atau nilai
JDIH Kementerian PUPR
- 49 -
tertimbang maksimum sebesar 8 (delapan), yang menunjukkan
kemampuan likuiditas perusahaan
untuk memenuhi kewajiban
jangka pendek yang meliputi faktor:
1.
Quick Ratio
a)
bobot Quick Ratiosebesar 60% (enam puluh persen) atau nilai
tertimbang maksimum sebesar 4,8 (empat koma delapan);
b)
Quick Ratio= (Aktiva lancar - Persediaan)/Kewajiban lancar;
dan
c)
tata cara penilaian Quick Ratio ditetapkan oleh panitia
pemilihandengan
memperhatikan
peningkatan
atau
penurunan Quick Ratio selama kurun waktu tertentu.
2.
Current Ratio
a)
bobot Current Ratiosebesar 40% (empat puluh persen) atau
nilai tertimbang maksimum sebesar 3,2 (tiga koma dua);
b)
Current Ratio = Aktiva lancar/Kewajiban lancar; dan
c)
tata cara penilaian Current Ratio ditetapkan oleh panitia
dengan
memperhatikan
peningkatan
atau
penurunan
Current Ratio selama kurun waktu tertentu.
b. Ratio solvabilitas dengan bobot 50% (lima puluh persen) atau nilai
tertimbang
kemampuan
maksimum
perusahaan
sebesar8
untuk
(delapan),
memenuhi
yang
menunjukkan
kewajiban-kewajiban
jangka panjang yang meliputi faktor:
1.
Debt Ratio
a)
bobot Debt Ratio sebesar 40% (empat puluh persen) atau
nilai tertimbang maksimum sebesar 3,2 (tiga koma dua);
b)
Debt Ratio= Debt/total aset; dan
c)
tata cara penilaian Debt Ratio ditetapkan oleh panitia dengan
memperhatikan peningkatan atau penurunan Debt Ratio
selama kurun waktu tertentu.
2.
Debt Equity Ratio
a)
bobot Debt Equity Ratio sebesar 60% (enam puluh persen)
atau nilai tertimbang maksimum sebesar 4,8 (empat koma
delapan);
JDIH Kementerian PUPR
- 50 -
b)
Debt Equity Ratio= Debt/Total equity; dan
c)
tata cara penilaian Debt Equity Ratio ditetapkan oleh panitia
dengan memperhatikan peningkatan atau penurunan Debt
Equity Ratio selama kurun waktu tertentu.
B.
ASPEK PENGALAMAN
Penilaian unsur dalam aspek pengalaman ditetapkan oleh Panitia Pemilihan
dengan memperhatikan bentuk peranan badan usaha, jenis prasarana yang
dikerjakan dan lokasi pekerjaan.
Penilaian aspek pengalaman meliputi nilai:
a. pengalaman yang dibuktikan dengan bukti kontrak;
b. SPMK;
c.
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Sementara/Final;
d. Perjanjian Jual Beli Listrik (Power Purchase Agreement/ PPA);dan
e.
Surat Keterangan dari pemilik proyek.
Penilaian terhadap aspek pengalaman yang selanjutnya ditulis dengan
huruf (F) dilakukan terhadap unsur:
a. peranan badan usaha ditulis dengan huruf (F1);
b. jenis pekerjaan ditulis dengan huruf (F 2); dan
c.
lokasi kegiatan/Proyek ditulis dengan huruf (F3).
Penilaian aspek pengalaman dilakukan dengan aspek pengalaman dihitung
dan dijumlah berdasarkan total nilai yang diperoleh, dengan rumus F = £
[(F1n x F2n x F3n) x Nilai Proyek].
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT,
ttd.
M. BASUKI HADIMULJONO
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Hukum
Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat,
Siti Martini, SH. M.Si
NIP. 195803311984122001
JDIH Kementerian PUPR