Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2002

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 24 TAHUN 2002
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 143 TAHUN 2000
TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983
TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK
PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH SEBAGAIMANA TELAH
BEBERAPA KALI DIUBAH TERAKHIR DENGAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2000
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :

bahwa unt uk lebih memberikan kepast ian hukum dan keadilan bagi Waj ib Paj ak sert a
dalam rangka sinkronisasi perat uran perundang-undangan perpaj akan, perlu
menet apkan Perat uran Pemerint ah t ent ang Perubahan at as Perat uran Pemerint ah
Nomor 143 Tahun 2000 t ent ang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983
t ent ang Paj ak Pert ambahan Nilai Barang dan Jasa dan Paj ak Penj ualan at as Barang
Mewah sebagaimana t elah beberapa kali diubah t erakhir dengan Undang-undang
Nomor 18 Tahun 2000;
Mengingat :


1.
2.

3.

4.

5.

Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana t elah diubah dengan
Perubahan Ket iga Undang-Undang Dasar 1945;
Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 t ent ang Ket ent uan Umum dan Tat a Cara
Perpaj akan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3262) sebagaimana t elah beberapa kali
diubah t erakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3984);
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 t ent ang Paj ak Penghasilan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3263) sebagaimana t elah beberapa kali diubah t erakhir dengan

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3985);
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 t ent ang Paj ak Pert ambahan Nilai Barang
dan Jasa dan Paj ak Penj ualan at as Barang Mewah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3264)
sebagaimana t elah beberapa kali diubah t erakhir dengan Undang-undang Nomor
18 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 128,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3986);
Perat uran Pemerint ah Nomor 143 Tahun 2000 t ent ang Pelaksanaan

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 t ent ang Paj ak Pert ambahan Nilai Barang
dan Jasa dan Paj ak Penj ualan at as Barang Mewah sebagaimana t elah beberapa
kali diubah t erakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 259, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4061);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 143 TAHUN 2000 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8
TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK

PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH SEBAGAIMANA TELAH BEBERAPA KALI DIUBAH
TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2000.
Pasal I

Beberapa ket ent uan dalam Perat uran Pemerint ah Nomor 143 Tahun 2000 t ent ang
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 t ent ang Paj ak Pert ambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Paj ak Penj ualan at as Barang Mewah sebagaimana t elah beberapa
kali diubah t erakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 259, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4061),
diubah sebagai berikut :
1.

Ket ent uan Pasal 1 angka 5 dihapus, sehingga keseluruhan Pasal 1 berbunyi
sebagai berikut :
Pasal 1

Dalam Perat uran Pemerint ah ini yang dimaksud dengan:
1.
Undang-undang PPN adalah Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983
t ent ang Paj ak Pert ambahan Nilai Barang dan Jasa dan Paj ak Penj ualan at as

Barang Mewah sebagaimana t elah beberapa kali diubah t erakhir dengan
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000.
2.
Paj ak adalah Paj ak Pert ambahan Nilai at au Paj ak Pert ambahan Nilai
dan Paj ak Penj ualan at as Barang Mewah.
3.
Piut ang adalah piut ang dagang yang t imbul karena penyerahan Barang
Kena Paj ak dan/ at au Jasa Kena Paj ak.
4.
Persediaan
Barang Kena
Paj ak adalah
persediaan bahan baku,
persediaan bahan pembant u, persediaan barang dalam proses, persediaan
barang set engah j adi, dan/ at au persediaan barang j adi.
5.
Dihapus. "
2.

Ket ent uan Pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) diubah, sehingga keseluruhan Pasal 4

berbunyi sebagai berikut :

Pasal 4

(1)
Dasar Pengenaan Paj ak Pert ambahan Nilai adalah j umlah Harga Jual,
Penggant ian, Nilai Impor, Nilai Ekspor, at au Nilai Lain yang dit et apkan dengan
Keput usan
Ment eri Keuangan, yang dipakai sebagai dasar unt uk menghit ung
Paj ak yang t erut ang.
(2)
At as penyerahan Barang Kena Paj ak yang Tergolong Mewah yang
dilakukan oleh Pengusaha Kena Paj ak yang menghasilkan Barang Kena Paj ak
yang Tergolong Mewah at au at as impor Barang Kena Paj ak yang Tergolong
Mewah, Dasar Pengenaan Paj ak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) t idak
t ermasuk Paj ak Pert ambahan Nilai dan Paj ak Penj ualan at as Barang Mewah
yang dikenakan at as penyerahan at au at as impor Barang Kena Paj ak yang
Tergolong Mewah t ersebut .
(3)
At as penyerahan Barang Kena Paj ak yang Tergolong Mewah yang

dilakukan oleh Pengusaha Kena Paj ak selain Pengusaha yang menghasilkan
Barang Kena Paj ak yang Tergolong Mewah at au oleh Pengusaha Kena Paj ak yang
melakukan impor Barang Kena Paj ak yang Tergolong Mewah, Dasar Pengenaan
Paj ak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) t ermasuk Paj ak Penj ualan at as
Barang Mewah yang dikenakan at as perolehan at au at as impor Barang Kena
Paj ak yang Tergolong Mewah t ersebut . "
3.

Ket ent uan Pasal 9 diubah, sehingga menj adi berbunyi sebagai berikut :
Pasal 9

(1)
Bagi Pengusaha Kena Paj ak yang menggunakan Norma Penghit ungan
Penghasilan Net t o, besarnya Paj ak Masukan yang dapat dikredit kan dapat
dihit ung dengan menggunakan norma penghit ungan pengkredit an Paj ak
Masukan yang dit et apkan dengan Keput usan Ment eri Keuangan.
(2)
Bagi Pengusaha Kena Paj ak yang melakukan kegiat an usaha t ert ent u,
dalam menghit ung Paj ak yang t erut ang, dapat memilih menggunakan Nilai Lain
sebagai Dasar Pengenaan Paj ak, yang dit et apkan oleh Ment eri Keuangan. "

4.

Ket ent uan Pasal 12 dit ambah 1 (sat u) ayat ,
keseluruhan Pasal 12 berbunyi sebagai berikut :

yait u ayat

(3),

sehingga

Pasal 12

(1)
Paj ak Masukan yang dibayar unt uk perolehan Barang Kena Paj ak
dan/ at au Jasa Kena Paj ak dikredit kan dengan Paj ak Keluaran di t empat
Pengusaha Kena Paj ak dikukuhkan.
(2)
Direkt ur Jenderal Paj ak dapat menent ukan t empat selain t empat
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sebagai t empat pengkredit an Paj ak

Masukan at as perolehan Barang Kena Paj ak dan/ at au Jasa Kena Paj ak, baik at as
permohonan t ert ulis dari Pengusaha Kena Paj ak at aupun secara j abat an.
(3)
Apabila pada saat pemeriksaan diket ahui adanya perolehan Barang Kena

Paj ak dan/ at au Jasa Kena Paj ak yang t elah dibukukan at au dicat at dalam
pembukuan Pengusaha Kena Paj ak, namun Fakt ur Paj aknya belum at au
t erlambat dit erima sehingga belum dapat dilaporkan dalam Surat
Pemberit ahuan Masa Paj ak Pert ambahan Nilai unt uk Masa Paj ak yang
bersangkut an, maka Paj ak Masukan yang Fakt ur Paj aknya belum at au t erlambat
dit erima t ersebut dapat dikredit kan pada Masa Paj ak berikut nya paling lambat
3 (t iga) bulan set elah berakhirnya Masa Paj ak yang bersangkut an. "
5.

Ket ent uan Pasal 13 ayat (8) diubah, sehingga keseluruhan Pasal 13 berbunyi
sebagai berikut :
Pasal 13

(1)
Terut angnya Paj ak at as penyerahan Barang Kena Paj ak berwuj ud yang

menurut sif at at au hukumnya berupa barang bergerak, t erj adi pada saat Barang
Kena Paj ak t ersebut diserahkan secara langsung kepada pembeli at au pihak
ket iga unt uk dan at as nama pembeli, at au pada saat Barang Kena Paj ak
t ersebut diserahkan kepada j uru kirim at au Pengusaha j asa angkut an.
(2)
Terut angnya Paj ak at as penyerahan Barang Kena Paj ak berwuj ud yang
menurut sif at at au hukumnya berupa barang t idak bergerak, t erj adi pada saat
penyerahan hak unt uk menggunakan at au menguasai Barang Kena Paj ak
t ersebut , baik secara hukum at au secara nyat a, kepada pihak pembeli.
(3)
Terut angnya Paj ak at as penyerahan Barang Kena Paj ak t idak berwuj ud
oleh Pengusaha Kena Paj ak, adalah pada saat yang t erj adi lebih dahulu dari
perist iwa-perist iwa di bawah ini:
a.
saat harga penyerahan Barang Kena Paj ak t idak berwuj ud
dinyat akan sebagai piut ang oleh Pengusaha Kena Paj ak;
b.
saat harga penyerahan Barang Kena Paj ak t idak berwuj ud dit agih
oleh Pengusaha Kena Paj ak;
c.

saat harga penyerahan Barang Kena Paj ak t idak berwuj ud
dit erima pembayarannya, baik sebagian at au seluruhnya oleh Pengusaha Kena
Paj ak; at au
d.
saat dit andat anganinya kont rak at au perj anj ian oleh Pengusaha
Kena Paj ak, dalam hal saat sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai
dengan huruf c t idak diket ahui.
(4)
Terut angnya Paj ak at as penyerahan Jasa Kena Paj ak, t erj adi pada saat
mulai t ersedianya f asilit as at au kemudahan unt uk dipakai secara nyat a, baik
sebagian at au seluruhnya.
(5)
Terut angnya Paj ak at as impor Barang Kena Paj ak, t erj adi pada saat
Barang Kena Paj ak t ersebut dimasukkan ke dalam Daerah Pabean.
(6)
Terut angnya Paj ak at as ekspor Barang Kena Paj ak, t erj adi pada saat
Barang Kena Paj ak dikeluarkan dari Daerah Pabean.
(7)
Terut angnya Paj ak at as akt iva yang menurut t uj uan semula t idak unt uk
diperj ualbelikan dan/ at au persediaan Barang Kena Paj ak yang masih t ersisa

pada saat pembubaran perusahaan t erj adi, adalah pada saat t erj adi lebih
dahulu diant ara saat :

a.
dit andat anganinya akt e pembubaran oleh Not aris;
b.
berakhirnya j angka wakt u berdirinya perseroan yang dit et apkan
dalam Anggaran Dasar;
c.
t anggal penet apan Pengadilan yang menyat akan perseroan
dibubarkan; at au
d.
diket ahuinya bahwa perusahaan t ersebut nyat a-nyat a sudah t idak
melakukan kegiat an usaha at au sudah dibubarkan, berdasarkan hasil
pemeriksaan at au berdasarkan dat a at au dokumen yang ada.
(8)
Terut angnya Paj ak at as penyerahan Barang Kena Paj ak dalam rangka
perubahan bent uk usaha, penggabungan usaha, pemekaran usaha, at au
pengalihan seluruh akt iva perusahaan yang diikut i dengan perubahan pihak
yang berhak at as Barang Kena Paj ak t ersebut , t erj adi pada saat yang disepakat i
at au dit et apkan sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham yang t ert uang
dalam perj anj ian perubahan bent uk usaha, penggabungan usaha, pemekaran
usaha, at au pengalihan seluruh akt iva perusahaan t ersebut . "
Pasal II

Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku pada t anggal 1 Juni 2002.
Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan Perat uran
Pemerint ah ini dengan penempat annya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Dit et apkan di Jakart a
pada t anggal 13 Mei 2002
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
MEGAWATI SOEKARNOPUTRI

Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 13 Mei 2002
SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,
ttd
BAMBANG KESOWO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2002 NOMOR 49

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 24 TAHUN 2002
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 143 TAHUN 2000
TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983
TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK
PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH SEBAGAIMANA TELAH
BEBERAPA KALI DIUBAH TERAKHIR DENGAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2000
UMUM
Berdasarkan hasil evaluasi penerapan Undang-undang Perpaj akan selama ini, perlu
dilakukan pengat uran kembali t erhadap ket ent uan perpaj akan yang berlaku bagi
perusahaan yang melakukan perubahan bent uk usaha, penggabungan usaha,
pemekaran usaha at au pengalihan seluruh akt iva perusahaan dan Pengusaha Kena
Paj ak Pedagang Eceran, mengingat :
a.
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 t ent ang Paj ak Pert ambahan
Nilai Barang dan Jasa dan Paj ak Penj ualan at as Barang Mewah sebagaimana
t elah beberapa kali diubah t erakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun
2000, sej ak t anggal 1 Januari 2001 at as penyerahan akt iva yang menurut t uj uan
semula t idak unt uk diperj ualbelikan dalam rangka perubahan bent uk usaha,
penggabungan usaha, pemekaran usaha at au pengalihan seluruh akt iva
perusahaan yang diikut i dengan perubahan pihak yang berhak at as Barang Kena
Paj ak t ersebut , dikenakan Paj ak Pert ambahan Nilai.
b.
Kemudahan administ rasi perpaj akan seyogyanya hanya diberikan kepada
Pengusaha Kena Paj ak Orang Pribadi yang pada umumnya belum mampu unt uk
menyelenggarakan pembukuan dengan baik.
Unt uk mencapai maksud-maksud t ersebut , perlu dit et apkan Perat uran
Pemerint ah t ent ang Perubahan at as Perat uran Pemerint ah Nomor 143 Tahun
2000 t ent ang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 t ent ang Paj ak
Pert ambahan Nilai Barang dan Jasa dan Paj ak Penj ualan at as Barang Mewah
sebagaimana t elah beberapa kali diubah t erakhir dengan Undang-undang Nomor
18 Tahun 2000.
PASAL DEMI PASAL

Pasal I
Angka 1
Pasal 1
Cukup j elas

Angka 2
Pasal 4
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cont oh 1 :
Pengusaha Kena Paj ak yang menghasilkan Barang
Kena Paj ak yang Tergolong Mewah menj ual Barang Kena Paj ak t ersebut
kepada Pengusaha Kena Paj ak A sebagai berikut :
Harga Jual =
Rp 100. 000. 000, 00
Paj ak Pert ambahan Nilai
=
Rp 10. 000. 000, 00
Paj ak Penj ualan at as Barang Mewah (misalnya
dengan t arif 20%)
= Rp 20. 000. 000, 00
------------------------------+
Jumlah yang dibayar
oleh Pengusaha Kena
Paj ak A
= Rp 130. 000. 000, 00
Kemudian Pengusaha Kena Paj ak A t ersebut menj ual
Barang Kena Paj ak t ersebut kepada Pengusaha Kena Paj ak B sebagai berikut :
Harga Beli Pengusaha Kena Paj ak A
= Rp 100. 000. 000, 00
Paj ak Penj ualan at as
Barang Mewah yang t elah
dibayar
= Rp 20. 000. 000, 00
Keunt ungan yang diharapkan
=
Rp 15. 000. 000, 00
---------------------------------+
Dasar Pengenaan Paj ak
=

Rp 135. 000. 000, 00

Paj ak Pert ambahan
Nilai 10% x Rp 135. 000. 000, 00
=
Rp 13. 500. 000, 00
-------------------------------+
Jumlah yang dibayar
oleh Pengusaha Kena Paj ak B

=

Rp 148. 500. 000, 00

Cont oh 2 :
Pengusaha Kena Paj ak C mengimpor Barang Kena
Paj ak yang Tergolong Mewah sebagai berikut :
Nilai Impor
=
Rp 200. 000. 000, 00
Paj ak Pert ambahan Nilai
=
Rp 20. 000. 000, 00
Paj ak Penj ualan at as
Barang Mewah (misalnya
dengan t arif 30%)
=
Rp 60. 000. 000, 00
----------------------------------+
Jumlah yang dibayar
oleh Pengusaha Kena
Paj ak C
=
Rp 280. 000. 000, 00
Kemudian Pengusaha Kena Paj ak C t ersebut menj ual
Barang Kena Paj ak t ersebut kepada konsumen sebagai berikut :
Harga Beli Pengusaha Kena Paj ak C
=
Rp 200. 000. 000, 00
Paj ak Penj ualan at as
Barang Mewah yang t elah
dibayar
=
Rp 60. 000. 000, 00
Keunt ungan yang diharapkan
=
Rp 40. 000. 000, 00
----------------------------------+
Dasar Pengenaan Paj ak
=
Rp 300. 000. 000, 00
Paj ak Pert ambahan
Nilai10% x Rp 300. 000. 000, 00
=
Rp 30. 000. 000, 00
------------------------------------+
Jumlah yang dibayar
oleh konsumen
=
Rp 330. 000. 000, 00
Angka 3
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Ment eri Keuangan dapat menet apkan besarnya Nilai
Lain sebagai Dasar Pengenaan Paj ak bagi Pengusaha yang melakukan kegiat an
usaha t ert ent u, yang mengalami kesulit an dalam menghit ung besarnya Paj ak
Pert ambahan Nilai yang t erut ang dengan menggunakan mekanisme
Pengkredit an Paj ak Keluaran _ Paj ak Masukan (PK-PM).

Angka 4
Pasal 12
Ayat (1)
Tempat pengkredit an Paj ak Masukan adalah di
t empat Pengusaha Kena Paj ak dikukuhkan. Fakt ur Paj ak yang menj adi dasar
pengkredit an harus memenuhi ket ent uan yang berlaku ant ara lain alamat
Pengusaha Kena Paj ak yang t ercant um dalam Fakt ur Paj ak harus sama dengan
alamat Pengusaha Kena Paj ak yang t ercant um dalam Surat Keput usan
Pengukuhan.
Dalam hal pengusaha melakukan impor Barang Kena
Paj ak dan t empat melakukan impor berbeda dengan t empat Pengusaha Kena
Paj ak dikukuhkan, maka t empat pengkredit an Paj ak Masukan at as impor Barang
Kena Paj ak adalah di t empat pengusaha dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Paj ak.
Dengan demikian Pengusaha Kena Paj ak yang
melakukan impor Barang Kena Paj ak t ersebut t idak perlu dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Paj ak di t empat Barang Kena Paj ak t ersebut diimpor.
Ayat (2)
Cont oh:
Pengusaha Kena Paj ak "A" yang kant or
pusat nya di Jakart a dan t elah t erdaf t ar di Kant or Pelayanan Paj ak Gambir I
memiliki pabrik yang t erlet ak di kot a Solo dan t erdaf t ar sebagai Pengusaha
Kena Paj ak di Solo. PIB dalam rangka impor Barang Kena Paj ak menggunakan
NPWP Kant or Pusat di Jakart a.
Dengan perset uj uan Direkt ur Jenderal Paj ak,
Pengusaha Kena Paj ak di Solo dapat mengkredit kan Paj ak Masukan yang
t ercant um dalam dokumen impor t ersebut .
Ayat (3)
Cukup j elas
Angka 5
Pasal 13
Ayat (1)
Saat penyerahan barang bergerak t idak selalu
dikait kan dengan berbagai syarat penyerahan yang lazim t erj adi dalam dunia
perdagangan. Paj ak Pert ambahan Nilai menganut pendirian bahwa penyerahan
barang bergerak t elah t erj adi pada saat barang t ersebut dikeluarkan dari
penguasaan Pengusaha Kena Paj ak (Penj ual) dengan maksud langsung at au
t idak langsung unt uk diserahkan pada pihak lain. Karena it u paj ak t erut ang
pada saat barang diserahkan kepada pihak kedua at au pembeli at au pada saat

barang diserahkan melalui j uru kirim, pengusaha angkut an, perusahaan
angkut an at au pihak ket iga lainnya unt uk at au at as nama pihak kedua at au
pembeli.
Ayat (2)
Dalam penent uan at au penyerahan barang t idak
bergerak, Paj ak Pert ambahan Nilai menganut pendirian bahwa penyerahan
hanya dapat dilakukan bila barang t ersebut secara f isik t elah ada. Oleh karena
it u paj ak t erut ang pada saat penyerahan barang t idak bergerak it u dilakukan,
yait u pada saat surat at au akt e perj anj ian yang mengakibat kan perpindahan
hak at as barang t ersebut dit andat angani oleh pihak yang bersangkut an.
Cont oh 1 :
Perj anj ian j ual beli sebuah rumah dit andat angani
t anggal 1 Mei 2001.
Perj anj ian penyerahan hak unt uk menggunakan at au
menguasai rumah t ersebut dibuat at au dit andat angani t anggal 1 Sept ember
2001.
Saat paj ak t erut ang adalah t anggal 1 Sept ember
2001.
Bila sebelum surat at au akt e t ersebut dibuat at au
dit andat angani barang t idak bergerak t elah diserahkan at au berada dalam
penguasaan pembeli at au penerimanya, maka paj ak t erut ang pada saat barang
t ersebut secara nyat a diserahkan at au berada dalam penguasaan pembeli at au
penerima barang.
Cont oh 2 :
Rumah siap pakai dij ual dan diserahkan secara nyat a
t anggal 1 Agust us 2001. Saat paj ak t erut ang adalah t anggal 1 Agust us 2001. Bila
sebelum surat at au akt e t ersebut dibuat at au dit andat angani, barang t idak
bergerak t elah diserahkan at au berada dalam penguasaan pembeli at au
penerimanya, maka paj ak t erut ang pada saat barang t ersebut secara nyat a
diserahkan at au berada dalam penguasaan pembeli at au penerima barang.
Cont oh 3 :
Rumah siap pakai dij ual dan diserahkan secara nyat a
t anggal 1 Agust us 2001. Perj anj ian j ual beli dit andat angani t anggal 1
Sept ember 2001. Saat paj ak t erut ang adalah t anggal 1 Agust us 2001.
Penyerahan barang t idak bergerak yang dilakukan dengan suat u perj anj ian akan
menyerahkan barang t ersebut dalam masa t ert ent u t idak dapat digunakan
unt uk menent ukan saat paj ak t erut ang.

Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
At as penyerahan j asa pemborong bangunan at au
barang t idak bergerak:
Umumnya pekerj aan j asa pemborongan bangunan
dan barang t idak bergerak lainnya diselesaikan dalam suat u masa t ert ent u.
Dan sebelum j asa pemborongan it u selesai dan siap
unt uk diserahkan t elah dit erima pembayaran di muka sebelum pekerj aan
pemborongan dimulai at au pembayaran at as sebagian penyelesaian pekerj aan
j asa sesuai dengan t ahap at au kemaj uan penyelesaian pekerj aan. Dalam hal ini
sesuai dengan ket ent uan sebagaimana diat ur dalam Pasal 13 ayat (2)
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 t ent ang Paj ak Pert ambahan Nilai Barang
dan Jasa dan Paj ak Penj ualan at as Barang Mewah sebagaimana t elah beberapa
kali diubah t erakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000, paj ak
t erut ang pada saat pembayaran t ersebut dit erima oleh Pemborong at au
Kont rakt or.
Selanj ut nya set elah bangunan at au barang t idak
bergerak t ersebut selesai dikerj akan, maka j asa pemborongan seluruhnya
diserah-kan kepada penerima j asa. Dalam hal ini sesuai dengan Pasal 13 ayat
(1) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 t ent ang Paj ak Pert ambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Paj ak Penj ualan at as Barang Mewah sebagaimana t elah
beberapa kali diubah t erakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000,
paj ak t erut ang pada saat penyerahan Jasa Kena Paj ak it u dilakukan, meskipun
pembayaran lunas j asa pemborongan t ersebut belum dit erima oleh Pemborong
at au Kont rakt or.
Cont oh :
1.
Tanggal 1 April 2001, perj anj ian pemborongan
dit anda-t angani dan dit erima uang muka sebesar 20%.
2.
Tanggal 1 Mei 2001, pekerj aan selesai 20%, dit erima
pem-bayaran t ahap ke-1.
3.
Tanggal 1 Juni 2001, pekerj aan selesai 50%, dit erima
pem-bayaran t ahap ke-2.
4.
Tanggal 20 Juni 2001, pekerj aan selesai 80%,
dit erima pembayaran t ahap ke-3.
5.
Tanggal 25 Agust us 2001, pekerj aan selesai 100%,
bangunan at au barang t idak bergerak diserahkan.
6.
Tanggal 1 Sept ember 2001, dit erima pembayaran
t ahap akhir (ke-4) sebesar 95% dari harga borongan.
7.
Tanggal 1 Maret 2002, dit erima pembayaran
pelunasan seluruh j asa pemborongan.

Pada angka 1 sampai dengan angka 4 paj ak t erut ang pada
t anggal dit erimanya pembayaran (t ahap), sedang angka 5 sampai dengan angka
7 paj ak t erut ang pada t anggal 25 Agust us 2001 at au saat j asa pemborongan
(bangunan at au barang t ak bergerak) selesai dilakukan dan diserahkan kepada
pemiliknya.
Tanggal pembayaran yang t ersebut pada angka 6 dan angka
7 t idak perlu diperhat ikan, karena t idak t ermasuk saat yang menent ukan
t erut angnya paj ak sesuai dengan dasar akrual yang dianut dalam
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 t ent ang Paj ak Pert ambahan Nilai Barang
dan Jasa dan Paj ak Penj ualan at as Barang Mewah sebagaimana t elah beberapa
kali diubah t erakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000.
Cara penghit ungan sebagaimana t ersebut di at as j uga
berlaku dalam hal penj ualan Barang Kena Paj ak dan/ at au Jasa Kena Paj ak
dilakukan dengan pembayaran uang muka, sedangkan penyerahan Barang Kena
Paj ak dan/ at au Jasa Kena Paj ak t ersebut dilakukan kemudian.
At as penyerahan Jasa Kena Paj ak selain pemborong
bangunan, t erut angnya paj ak t erj adi pada saat :
a.
t ersedianya barang at au f asilit as unt uk dipakai, baik
sebagian at au seluruhnya;
b.
dilakukan penagihan pembangunan at au penggant ian
; at au
c.
pembayaran, apabila pembayaran dit erima sebelum
penyerah-an Jasa Kena Paj ak dilakukan.
Ayat (5)
Cukup j elas
Ayat (6)
Cukup j elas
Ayat (7)
Cukup j elas
Ayat (8)
Cukup j elas
Pasal II
Cukup j elas

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4199