Gaya Selingkung Artikel

Burhan Nurgiyantoro
FBS/PPs/LPM Universitas Negeri Yogyakarta
28 Oktober 2009

2

PENDAHULUAN

1

(1)

Ada sejumlah syarat untuk dapat menghasilkan
karya tulis ilmiah
Syarat pertama: kemauan
Jika kemauan belum muncul, padahal tuntutan
menghasilkan karya tulis terus menghantui kita,
kita harus memotivasi diri sendiri
Syarat kedua: memotivasi diri sendiri
Bagaimana cara memotivasi diri sendiri:
tergantung diri sendiri, tetapi keinginan-keinginan

tertentu sering manjur untuk maksud itu
Misalnya, karena ingin cepat selesai kuliah,
namanya dikenal orang (terkenal), pendapatnya
diketahui orang, membuat tulisan karena masalah
seperti itu belum ditulis orang, menanggapi
tulisan, pendapat, atau mereaksi suatu keadaan,
menambah penghasilan, dll

3

Pendahuluan (2)

1

Lazimnya, orang mempunyai kemauan dan
termotivasi karena memiliki pengetahuan dan
kemampuan
Syarat ketiga: pengetahuan dan kemampuan
Pengetahuan dan kemampuan berkaitan dengan isi
tulisan, apa yang diuraikan dalam karyatulis

Pengetahuan dan kemampuan juga terkait dengan
cara mengungkapkan gagasan: aspek bahasa
Syarat keempat: menguasai secara aktif bahasa
yang dipakai untuk menulis karya tulis
Kemampuan mengungkapkan ide dalam bahasa
yang benar dan komunikatif adalah kunci
keberhasilan seeseorang untuk menjadi penulis
Singkatnya, ada dua unsur pengetahuan &
kemampuan yang harus dimiliki: apa yang akan
diungkapkan (isi) dan bagaimana cara
mengungkapkan (bentuk)
Aspek isi dan bentuk adalah dua hal yang
mendukung eksistensi sebuah karya tulis; keduanya
saling terkait dan saling melengkapi

4

Pendahuluan

(3)


1

Namun, penulisan juga berkaitan dengan cara
dan tatacara mengungkapnya serta di mana
karya itu akan dipublikasikan
Syarat kelima: tunduk pada format penulisan
dan gaya selingkung jurnal/majalah tempat
karya itu akan dimuat
Tiap jurnal/majalah ilmiah memiliki format dan
gaya selingkung yang belum tentu sama walau
secara umum memiliki kesamaan
Juga jenis artikel: hasil penelitian atau yang lain
Penulis harus mematuhi rambu-rambu, format,
dan gaya selingkung yang disyaratkan
Dikti memberikan rambu-rambu penulisan
artikel ilmiah yang harus diikuti oleh penulis dan
penyunting
Ketundukan pada format dan gaya selingkung
mempengaruhi terkabulkannya permohonan

status terakreditasi sebuah jurnal

GAYA SELINGKUNG

(1)

Gaya selingkung: gabungan format
dan gaya
Format:
pola yang dimapankan oleh:
 bentuk
 ukuran
 lebar pinggir
 penempatan bagian tercetak
 pemilihan tipe dan besaran huruf

yang semuanya tertuang secara
harmonis, selaras, dan berimbang
sehingga enak dipandang
1


5

Gaya
Konvensi tata keseragaman dalam
penulisan yang mencakup:
 kebiasaan penyajian naskah
 Ejaan dan tanda baca
 Saat tepat penggunaan angka dan singkatan
 perancangan tabel dan indeks
 penulisan daftar pustaka
 catatan kaki, penulisan angka dan singkatan

sesuai dengan bidang spesialisasinya
1

6

Gaya Selingkung


(2)

Gaya dan format sebuah jurnal ilmiah berkala
haruslah dibakukan
Pembakuan gaya dan format untuk keperluan
penerbitan umumnya disebut gaya selingkung
(in-house style)
Gaya selingkung: konvergensi keseluruhan
upaya penubuhan kebakuan dan wahana
pengungkapan, penyampaian pesan dan pesan
secara bertaat asas dengan memerhatikan jati
diri dan penciri kepribadiannya
Gaya selingkung yang telah dibakukan harus
diikuti oleh penulis artikel sehingga ada
keseragaman
Hal-hal yang terkait dengan masalah
substansi dan kedalaman isi juga dapat
mendukung menubuhkan gaya selingkung
1


7

Gaya Selingkung

(3)

Gaya selingkung tumbuh dan berkembang
dalam rentang waktu sehingga menjadi
matang, mantap, dan mapan
Hal itu terjadi karena ada kebijakan dan
ketentuan mengenai:
gaya dan format
tingkat keteknisan dan kedalaman isi
bentuk dan penampilan perwajahan
ukuran pangkas, tebal terbitan, dan jilid
Keberkalaan

Gaya selingkung bersifat dinamis, bisa
terjadi perubahan untuk
perbaikan/penyempurnaan, tetapi tetap

bersistem
1

8

Gaya Selingkung

(4)

Penampakan merupakan unsur dominan dalam
menjaga kemapanan gaya selingkung
Kemantapan wajah majalah: ukuran, warna, hiasan,
isi, tata letak sampul (kesan pertama jika
dipandang)
Pemertahanan gaya selingkung:
 Format dan tata letak halaman
 Tipe dan ukuran huruf
 Sistem penomoran
 Organisasi dan pengaturan isi naskah
 Jenis kertas

 Penampakan fisik
1

9

Gaya Selingkung


(5)

Pemapanan gaya selingkung dilakukan
dengan taat asas dalam hal:
 penulisan dan pengejaan kata, istilah,
angka, lambang, satuan ukuran,
singkatan, rumus, kata asing dalam tubuh
teks
 Cara penyuguhan ilustrasi, gambar, tabel,
grafik dan rincian keterangannya
 Kekonsistenan pola perujukan dan
pendokumentasian pustaka yang dipakai

1

10

Gaya Selingkung


(5)

Penjamin jati diri dan penjaga mutu majalah:
 Kedalaman dan kerincian data serta informasi
 Urutan penyajian fakta dan argumentasi
 Intensitas pemikiran yang terlihat mendasari
penulisan isi majalah
 Stile dan nuansa makna yang tersirat






Gaya selingkung merupakan cermin besar
kepribadian dan jati diti majalah berkala
Pengembangan kemapanannya diperoleh
lewat kesinambungan penerbitan dan
ketaatasasan dalam pemeliharaan
1

11

JUDUL ARTIKEL
Nama Penulis
Alamat

Abstrak

Pembahasan

_________________
Kata Kunci
Latar Belakang

Kesimpulan
(Saran)

Bahan & Metode

Ucapan Terima Kasih

Hasil

Daftar Pustaka

1

12

13
1

Judul Artikel
• Memerikan substansi isi artikel (kependidikan
sesuai bidang) menarik, provokatif
• Singkat padat, paling banyak 13 kata
• Hindari singkatan, rumus, jargon
• Tidak memergunakan kata kerja
(meningkatkan, menumbuhkan,
mengembangkan, melainkan peningkatan,
penumbuhan, pengembangan)
• Mengandung kata kunci (memudahkan sistem
penelusuran dan indeks subjek)

 Lengkap untuk memudahkan identifikasi (kalau diminta,

boleh menyingkat nama depan)
 Tanpa gelar (tidak perlu “unjuk” gelar, ingat yang
diutamakan adalah kualitas keilmuan artikel)
 Jika pengarang lebih dari seorang, cantumkan semua
dengan urutan yang terpenting, tetapkan dan beri tanda
penulis untuk korespondensi
 Penyunting dapat meminta konfirmasi kpd penulis

Alamat
 Lengkap (pos, email), agar dapat dihubungi (dapat juga

ditulis dalam catatan kaki jika panjang (lebih dari satu
pengarang)
 Misal: FBS UNY, Kampus Karangmalang Yogyakarta, 55281;
burhan@uny.ac.id
 Untuk mahasiswa PPs: tuliskan PT tempat studi (UNY) dan
lembaga asal (Unimed Medan)
1
14

ABSTRAK









(1)

Artikel berbahasa Indonesia, abstrak dalam Inggris;
demikian sebaliknya
Ditulis dalam satu alinea dengan jumlah kata
antara 150-200 buah (maksimum 200 kata)
Dapat berdiri sendiri sebagai sebuah kesatuan
wacana yang bermakna jika dipisahkan dari naskah
Artikel hasil penelitian: ada tujuan, lingkup,
metode, hasil utama termasuk fakta baru, dan
kesimpulan
Ditulis dengan kalimat penuh dan mengandung
semua kata kunci
Tidak memuat informasi atau kesimpulan yang
tidak ada di dalam naskah
Tidak memuat tabel, ilustrasi, rujukan,
singkatan/akronim yang tidak dijelaskan
1

15

Abstrak (2)







Abstrak berbahasa Inggris: jangkauan
pembaca lebih luas
Ada kemungkinan abstrak dikutip oleh
majalah abstrak, maka informasi yang
dimuat haruslah cukup informatif,
mencerminkan apa yang dikemukakan
pada naskah
Pastikan bahwa temuan dikemukakan
dengan fakta nyata
Tidak mengulang-ulang kata, frase, fakta,
termasuk judul
Abstrak bukan pengantar naskah
1

16

Pendahuluan/Latar
Belakang
Berisi uraian masalah atau alasan penelitian,
pernyataan logis yang mengarah ke hipotesis atau tema
pokok
Status ilmiah dewasa ini; perkembangan pemikiran
mutakhir (5-10 tahuan)
Mungkin tidak semua masalah akan diatasi/dibicarakan
Pendekatan atau pemecahan masalah
Tidak harus dalam kalimat tanya; tujuan penelitian
Sering mengacu pustaka yang menjadi landasan atau
alasan penelitian untuk memeroleh hasil yang
diharapkan
Panjang tidak lebih dari 2-2,5 halaman untuk artikel 1520 halaman
Ingat: proporsi penulisan; tujuan utama penulisan artikel
hasil penelitian adalah penyampaian hasil dan
pembahasan
Penyajian hasil dan pembahasan itulah yang psoporsi
halaman harus paling paling; itulah inti penulisan artikel
1

17

Tinjauan Pustaka








Tinjauan pustaka cukup substansinya saja, tidak
perlu lengkap, detil, dan tuntas karena rawan
terjadi pengulangan
Tidak perlu menjadi subbab tersendiri
Bahkan kini banyak jurnal ilmiah menolak adanya
subbab “Tinjauan Pustaka” atau “Landasan Teori”
Kajian pustaka digabungkan dalam LB dan
Pembahasan
Hipotesis yang dibangun dari kajian teori pun
tidak harus dikemukakan secara eksplisit
Kini orang lebih suka menyampaikan hipotesis
secara implisit karena porsi pendahuluan tidak
boleh berpanjang lebar
1

18

Pengacuan Pustaka (1)









Seorang penulis mesti membaca pustaka
yang relevan untuk dijadian acuan
Pustaka acuan harus mutakhir, relevan, dan
asli yang mencerminkan state of the art
Diutamakan pustaka primer: jurnal/majalah
hasil penelitian; buku dianggap bukan sebagai
pustaka primer
Orang biasanya mengumunkan hasil
penelitian, temuan, atau gagasan baru
pertama-tama lewat jurnal/majalah
Tidak dibenarkan mengutip kutipan (Sukamto
dalam Darmono; Brown lewat Suhardi)
Pernyataan umum atau yang telah diketahui
umum tidak perlu rujukan (ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor (Bloom, 1956)
1

19

Pengacuan Pustaka (2)








Jika penulis merujuk pendapat orang, ia harus
secara jujur menunjukkannya secara eksplisit,
jangan disembunyikan
Ada banyak model cara merujuk
pustaka/referensi
Model mana yang diikuti dapat dilihat pada
rambu penulisan jurnal
Misal:
 Menurut Moeller (2008:88) ....
 ... dikemukakan Moeller (2008:88) ...



Sekali lagi: sebaiknya dihindari mengutip
kutipan; hal itu menunjukkan bahwa penulis
malas mencari sumber dari tangan pertama,
maka itu mengurangi kualitas
karya
1

20

Bahan dan Metode









Bahan dan metode harus dikemukakan secara
jelas, cukup, tetapi ringkas
Jumlah halaman untuk subbab ini terbatas (satu
halaman)
Tidak boleh berkepanjangan seolah-olah menulis
tentang metodologi penelitian (populasi ialah ....,
sampel ialah ....)
Semua yang dituliskan harus relevan atau terkait
dengan hasil yang akan dikemukakan kemudian
Ukuran kecukupan uraian adalah memungkinkan
orang lain dapat mengulang penelitian yang sama
dan mendapatkan hasil/simpulan yang serupa
Dalam ilmu kemasyarakatan uraian latar belakang
lokasi dan fokus penelitian kadang dibuthkan
1

21

Hasil








(1)

Disarankan ditulis “Hasil” (bukan “Hasil Penelitian”)
Hasil merupakan inti penulisan artikel, memuat data
dan informasi terkumpulkan, analisis sesuai metode,
penafsiran dan sintesisnya
Dipakai sebagai dasar penyimpulan, pengikhtisaran,
perampatan, dan pencetusan teori baru
Penyajian harus bersistem sesuai dengan tujuan,
hipotesis, atau masalah yang dibahas
Semua data harus relevan, jelas, dan bermakna
Jika perlu diperkuat dengan tabel, grafik, gambar,
ilustrasi sesuai dengan kebutuhan yang memerjels,
menyingkat, atau lebih mengongkretkan
1

22

Hasil





(2)

Penyajian data dalam bentuk tabel, grafik, ilustrasi,
atau bentuk lain harus jelas, bersistem, dan mudah
dibaca
Tabel dll tersebut harus sudah informatif
Tidak perlu mengulang pembicaraan (angka) yang
telah ditunjukkan di tabel (sebagaimana terlihat dalam
tabel 1 di atas persentase tertinggi untuk ... Adalah ....)



Pembuatan tabel konsisten bersistem: bagaimana
memberi judul; pengisian angka, tanpa garis vertikal
dan horisontal di dalam, catatan di luar (jika
dibuthkan), dll

1

23

Contoh tidak dibenarkan
No.

Program Studi

Subjek Penelitian
Wawancar
a

Jumlah

Angket

1.

Pend. Bhs & Str
Ind.

9

12

21

2.

Pend. Bhs
Inggris

4

6

10

..

..

..

..

..

..

..

..

n.

..
Contoh
dibenarkan
No.

Jumlh
Program Studi

37
49
Subjek Penelitian
Wawancar
a

1.
2.
..
n.

Pend. Bhs & Str Ind.
21
Pend. Bhs Inggris
10
..
..
..

1

86
Jumlah

Angket
9

12

4

6
..

..

..

..

24

Pembahasan
(1)










Pembahasan: leluasa, relevan, terkait, objektif,
terkendali terhadap hasil
Lazimnya dikaitkan dengan simpulan, pendapat, teori
mutakhir (dimuat dalam jurnal mutakhir) untuk
kemudian dismpulkan menjadi perampatan atau teori
umum yang baru dan luas
Maka, dapat dipahami jika pustaka yang diacu (juga:
untuk pembandingan) itu untuk menunjukkan makna
kecendekiaan simpulan penelitian yang diperoleh
Tujuannya: kontribusi temuan bagi pemajuan
keilmuan jelas
Tidak jarang penulis asyik membahas hasil
penelitiannya sehingga lupa membandingkannya
dengan khasanah keilmuan yang telah ada
1

25

Pembahasan









(2)

Pembahasan berkaitan dan berurutan sesuai
dengan semua tujuan
Semua yang dibahas saling terkait, relevan,
bermakna, tidak ada yang muncul tiba-tiba atau
hal-hal yang tidak perlu (mengulang-ulang)
Ada implikasi hasil penelitian baik secara teoretis
maupun penerapan (implikasi untuk penelitian
selanjutnya)
Pembahasa mencerminkan kecendekiaan peneliti
Yang jelas jangan sampai peneliti sendiri bingung
dan bertanya: so what?

1

26

Kesimpulan dan Saran











Tim DP2M dikti menggunakan: Simpulan
Dibuat berdasarkan temuan penelitian;
generalisasi hati-hati
Kesimpulan tidak hanya mengulang data
temuan penelitian
Kalau ada saran harus dibuat berdasarkan
pelaksanaan atau hasil penelitian
Kebanyakan jurnal internasional tidak
mengharuskan adanya bab Kesimpulan secara
tersendiri; apalagi Saran
Saran merupakan khas Indonesia, mungkin
karena terpengaruh asas manfaat
1

27

Daftar Pustaka










Penulisan karya ilmiah harus menyertakan daftar
pustaka
Daftar pustaka pasti dibaca oleh penyunting dan asesor
akreditasi jurnal
Semua yang dirujuk di dalam naskah harus ada dalam
daftar pustaka, dan yang di daftar pustaka harus benarbenar dirujuk (tidak sekadar untuk gagah-gagahan)
Penulisan daftar pustaka harus konsisten sesuai dengan
ketentuan pada tiap jurnal yang bersangkutan
Contoh yang lazim dipakai:

Edward, Patricia A. 2008. Children’s Literary
Development, Boston: Pearson.
Catatan: sering dijumpai penulis yang tidak teliti tidak
mencantumkan semua pengarang yang dirujuk, atau
tidak dirujuk tetapi ada daftar pustakanya
1

28

Ucapan terima kasih selalu ada dan

disampaikan secara wajar
Ia disampaikan kepada:
Lembaga/sponsor penelitian pemberi dana
Lembaga/sponsor/perorangan yang
memberikan bantuan, saran
Untuk penulisan bukan hasil penelitian
ditujukan kepada pihak yang telah membantu

1

29

Pembenahan Aspek Bentuk
Unsur Bahasa
Bahasa apa pun yang dipakai dalam karya ilmiah (Indonesia,
Inggris) harus benar secara kaidah dan tepat kosakata
Ketepatan kaidah dan kosakata merupakan prasyarat yang
harus terpenuhi
Kriteria keindahan bahasa karya tulis ilmiah, artinya bukan
karya fiksi, pertama-tama adalah ketundukan pada kaidah,
benar secara kaidah
Bahasa yang gramatikal dan runtut menunjukkan kualitas
berpikir; bahasa cermin logika
Bahasa yang kacau menunjukkan kekacauan logika penulis
Jika penulisan telah selesai, sebaiknya sekali lagi dibaca, siapa
tahu masih butuh pembenahan bahasa di sana-sini

Catatan: banyak artikel, buku, laporan penelitian, tesis,
disertasi yang harus direvisi semata-mata faktor
bahasa; kualitas karya ilmiah juga dilihat dari kualitas
bahasanya
1

30

Bahasa apa pun yang dipakai dalam artikel
(Indonesia, Inggris) harus benar ejaannya
Ejaan menunjukkan kerapian, kedisiplinan, dan
apresiasi terhadap aturan bahasa
Ejaan meliputi semua aturan cara menulis dalam
suatu bahasa
Secara sederhana ejaan dapat dikelompokkan ke
dalam: penulisan huruf (kecil-kapital), kata
(gandeng-pisah, tegak-miring), dan angka (angkahuruf), dan tanda baca (titik-koma, dll)
Gagasan baik dan bahasa benar, tetapi jika ejaan
kacau, itu tetap saja mengganggu

Catatan: sering dijumpai penulisan artikel, buku,
laporan penelitian, tesis, disertasi dalam bahasa
Indonesia yang ejaannya kacau, tetapi
penulisnya tidak merasa bersalah
1

31

Catatan Penutup










Kegiatan meneliti dan menulis itu sebenarnya mudah dilakukan
jika kita mau melakukannya
Tanggung jawab itu berkaitan dengan fungsi sekolah (PT) yang
sebagai agent of changing
Dosen, peneliti, dan ilmuwan berkewajiban mengembangkan dan
kemudian menransformasikan ilmunya kepada khalayak
Itu motivasi diri idealnya; kita wajib menumbuhkan motivasi diri
Motivasi yang lain: karena alasan nama, popularitas, eksistensi
diri, uang, naik pangkat, dll
(Banyak DOSEN yang mandeg tidak dapat naik pangkat
semata-mata karena terkendala tidak mempunyai karya tulis)
Jadi, mengapa kita tidak mau dan mampu memotivasi diri kita
sendiri untuk menulis dan menulis
Mulai sekarang juga diputuskan untuk segera menulis, topik apa
pun yang ditulis
ITU BISA DIMULAI DENGAN SEGERA MENEMUKAN JUDUL
PENELITIAN, BUAT PROPOSAL, SEGERA MULAI BEKERJA
SEKARANG JUGA
1

32



Achmadi,Suminar Setiati. 2009. Teknik Penyuntingan Artikel.
Power Point Bahan Penataran dan Lokakarya Manajemen
Jurnal Ilmiah. Jakarta: DP2M Dikti.



Rifai, Mien A. 2009. Gaya dan Format Berkala Ilmiah
Idaman. Makalah Penataran dan Lokakarya Manajemen
Jurnal Ilmiah. Jakarta: DP2M Dikti.



Rifai, Mien A. 2009. Pengembangan dan Pemapanan Gaya
Selingkung Berkala Ilmiah. Power Point Bahan Penataran
dan Lokakarya Manajemen Jurnal Ilmiah. Jakarta: DP2M
Dikti.

1

33

TERIMA
KASIH
SELAMAT MENULIS
SEMOGA MENJADI
PENULIS YANG ANDAL

34