jurnal online jpips juni 2016 menyiapkan pendidik ekonomi era mea masyarakat ekonomi asean ketut muder

MENYIAPKAN PENDIDIK EKONOMI ERA MEA
(MASYARAKAT EKONOMI ASEAN )
(Disarikan dari Hasil Rakernas Asosiasi Pendidik Ekonomi Republik Indonesia
20-22 Nov. 2015 di Jambi)
Oleh :
I Ketut Muder.
Dosen FKIP Universitas Palangka Raya
Abstrak
Era globalisasi Asean tinggal enghitung hari pelaksanaannya, ke 10 negara Asean mautidak mau, suka tidak suka harus ikut serta didalamnya karena sudah lama diratifikasi oleh
para pemimpin Asean. Kompetisi antar negara Adsean dalam berbagai bidang sudah tidak
bisa dihindarkan lagi, karena penduduk Asean bebas memasuki pasar kerja antar negara
Asean. Negara yang paling siap SDM nya akan menguasai pasar kerja global Asean. Ciri-ciri
SDM yang kreatif , inovatif dan kompetitif sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi. Faktor lain
yang ikut berperan dalam memenagi kompetisi diantara negara Asean adalah tehnologi
informasi dan komunikasi (bahasa).
Pendidik ekonomi ikut berperan aktif menghasilkan SDM kelas menengah dan
mahasisawa yang menggeluti pendidikan tinggi harus terus berbenah dari kurikulum yang
bisa menghasilkan SDM yang berwawsan Global sekaligus tidak meninggalkan konsep lokal.
Pendidikan kewirausahaan menjadi sangat penting diajarkan dan sekaligus menjadi tantangan
yang sangat berat bagi pendidik ekonomi. Untuk meeliminir dampak negatif yang timbul
dalam arti alumni pendidikan ekonomi kalah bersaing dengan negara lain maka proses

pembelajaran harus terus dibenahi disamping penerapan kurikulum yang mampu menjawab
tantangan zaman. Pembelajaran berbasis tehnologi informasi menjadi keniscayaan yang mautidak mau harus menjadi faktor dominan dalam keseharian diruang kelas. Kerjasama antar
program Studi Pendidikan Ekonomi di seluruh Indonesia bahkan seluruh negara Asean sangat
diperlukan sehingga out put pendidikan Ekonomi menjadi berstandar nasional bahkan standar
Asean.
Kata kunci : Globalisasi. MEA dan Pendidik ekonomi.

A.

Globalisai
Globalisasi adalah proses penduniaan berbagai hal, baik yang disengaja maupun yang
tidak disengaja. Batas-batas maya antar negara menjadi hilang, liberalisasi dalam banyak hall,
berbagai hal bisa lalu lalang lintas negara tampa hambatan seperti :investasi/modal, barang ,
jasa, informasi, pekerja dan lain sebaginya. Secara garis besarnya ada 4 tujuan Globalisasi
seperti yang disampaikan oleh Prof. Slamet adalah sebagai berikut :
1. Memperkokoh kerjasama antar bangsa dalam bidang ekonomi, tehnologi, politik,
pendidikan , lingkungan hidup, sosial dan budaya,
2. Menjaga kelangsungan hidup dan perkembangan bangsa-bangsa di dunia.
3. Mempersempit kesenjangan antar bangsa dalam kemajuan tehnologi, ekonomi ,
pendidikan dll.

4. Menjaga perdamaian dunia yang dilakukan melalui cara-cara damai bukan perang.
(Slamet , 2015).
40

Mencermati tujuan globalisasi diatas, sangat ideal untuk semua negara karena pada
akhirnya semua negara berdiri kokoh sama tinggi satu sama lain dengan mengeleminir
kesenjangan yang ada selama ini. Tujuan diatas akan tercapai bila semua negara siap
menghadapi dan mampu bekerja sama yang saling menguntungkan bukan saling
mengalahkan yang bisa mendominasi negara lain.
Lebih lanjut Prof. Slamet menyampaikan bahwa saat ini tak ada satu negara yang bisa
menutup diri dari era Globalisasi karena ada 6 faktor yang menjadi penyebabnya yaitu: :
1. Perubahan Geo Politik,
2. Kemajuan tehnologi, terutama tehologi informasi dan komunikasi,
3. Pergeseran paradigma politik-ekonomi,
4. Menguatnya organisasi supranasional (WTO, APEC, G.20, ASEAN, IMF, WB,IDB)
5. Perubahan sosio-kultural
6. Kesepakatan-kesepakatan Global, (Slamet, 2015)
Era globalisasi Asean Economic Community (AEC) atau lebih dikenal di Indonesia
dengan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean tinggal menghitung hari, tepatnya dimulai tanggal
31 Desember 2015. Sepuluh negara Asean ( Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura,

Brunai Darusalam, Vietnam, Laos, Camboja, Mianmar/Burma dan Timor Leste) menyiapkan
diri menyongsong pasar bebas Asean dengan sebaik-baiknya, karena banyak aspek yang ikut
berperan didalamnya termasuk tenaga kerja baik formal maupun informal. Tenaga pendidik,
tenaga Kesehatan dan lain sebagainya ikut serta bersaing pada 10 negara Asean untuk
mengisi peluang kerja yang tersedia disetiap negara.
.
B. Pengembangan Kurikulum
Untuk mengantisipasi berlakunya MEA, ASPERINDO (Asosiasi Pendidik Ekonomi
Republik Indonesia) diusia 4 tahun mengadakan Rakernas di Jambi yang dengan tuan rumah
Universitas Jambi. Ada 2 agenda penting yang dibahas pada acara tahunan itu: yaitu
penyusunan Kurikulum Pendidikan Ekonomi dari jenjang S1 hingga jenjang S 3. mengikuti
pola KKNI dan seminar Nasional. Waktu 2 hari yang dimanfaatkan untuk membahas
kurikulum pendidikan Ekonomi S1 ternyata belum tuntas dan direkomendasikan untuk
dilanjutkan pada rakernas 2016 di Surabaya atau Riau sebagai calon tuan rumah. Ada
beberapa usulan saat penyusunan kurikulum S 1, terutama pembahasan tentang profil lulusan
Pendidikan Ekonomi Semua peserta dari 38 Perguruan Tinggi yang hadir baik Perguruan
Tinggi Negeri maupun Swasta sepakat bahwa pendidikan ekonomi S1 menghasilkan
pendidik/guru ekonomi untuk jenjang pendidikan SMA yang dirinci dengan indikator dan
akhirnya didukung dengan sebaran mata kuliah dengan bobot kredit antara 144 hingga 150
SKS. Pendidik ekonomi dibekali dengan seperangkat mata kuliah belajar dan pembelajaran

yang berisikan perencanaan pembelajaran, pemanfaatan media pembelajaran, hingga evaluasi
pembelajaran ditambah dengan ilmu ekonomi teori dan ilmu ekonomi terapan. Disamping itu
ada beberapa perguruan tinggi mengusulkan Pendidikan Kewirausahaan (Eduenterprenour)
sebagai salah satu profil lulusan program Studi Pendidikan ekonomi. Akhirnya semua peserta
Rakernas sepakat profil pendidikan kewirausahaan masuk dalam kurikulum namun belum
tuntas pembahasannya hingga indikator maupun sebaran mata kuliah pendukungnya.
Sebagai tindak lanjut direkomendasikan membentuk tim kecil (tim ahli) untuk
membahas profil Pendidikan Kewirausahaan sebagai salah satu produk pendidikan ekonomi
yang akan bertemu di Solo atau Yogyakarta. Masuknya profil Pendidikan Kewirausahaan
tidak terlepas dari banyaknya lulusan pendidikan ekonomi yang diterima bekerja atau sukses
menggeluti usaha diluar bidang keguruan, hampir diseluruh Indonesia.. Ada hasil Survai kecil
di UNY menemukan banyaknya perusahaan memerima lulusan pendidikan ekonomi karena
41

dua hal : pertama kemmpuan ilmu ekonominya lumayan baik dan yang kedua cukup andal
berkomunikasi dengan pelanggan serta taat aturan.

C.

Pendidik Ekonomi

Profil pendidik ekonomi berperan penting dalam menjalin mata rantai ekonomi
kesejagatan Asean, karena sebagai pendidik ekonomi tingkat SMA dan SMK menghasilkan
lulusan yang dipersiapkan sebagai tenaga kerja menengah atau melanjutkan pendidikan
tinggi. Mengantisipasi hal tersebut maka pendidik ekonomi harus dibekali pengetahuan yang
cukup agar luarannya menjadi guru ekonomi yang mumpuni dan mampu bersaing di tingkat
Asean. Asperindo sebagai asosiasi pendidik ekonomi mengadakan Seminar Nasional dengan
mengahdirkan dua nara sumber utama Prof . Slamet (UNY) dan Prof. Syamsurijal Tan (Staf
Ahli Mentri Keuangan/UNJA) dan 33 makalah pendamping yang diparalelkan. Sebagai
calon pendidik ekonomi tingkat SMA disamping mengaplikasikan pembelajaran sesuai
tuntunan kurikulum hendaknya diberikan wawasan tambahan tentang kondisi ekonomi global
Asean dan kondisi ekonomi Indonesia terkini. Ada 9 tuntutan masa depan yang perlu
dipahami oleh pendidik ekonomi yaitu:
1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN 2005-2015)
2. Nawa Cita
3. Cetak Biru Insan Indonesia Cerdas & Kompetitip 2025
4. Keselarasan sektor pendidikan dengan sektor lain
5. Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
6. Pengembangan Ekonomi Kreatif
7. Keanekaragaman Kebutuhan Masyarakat
8. Kemajuan Ilmu dan Tehnologi (technoscience)

9. Tuntutan Global (WTO,APEC,G.20 dan MEA) ( Slamet 2015)
Tuntutan pendidik ekonomi dimasa-masa yang akan datang semakin menantang dan
semakin berat, oleh karena itu Program Studi Pendidikan Ekonomi sebagai tempat
ditempanya Pendidik Ekonomi juga harus terus berbenah mengikuti perkembangan zaman.
Semua pemangku kepentingan harus memahami tentang globalisasi minimal globaliasai di
tingkat ASEAN yang ditandai oleh hilangnya batas-batas maya antar negara, munculnya
liberalisasi dalam berbagai bidang seperti: Investasi, Barang, Jasa, Informasi, Pekerja, HAM,
SDG (Sustainable Development Goals) EFA (Education For All) dll. Yang semua sudah
disepakati oleh para pemimpin ASEAN. Era globalisasi diwarnai kegiatan ekonomi yang
didominasi oleh sekotor Jasa yang menggunakan sistem dan tehnologi canggih dan mutakhir.
Kegiatan sektor pertanian didominasi oleh sistem mekanis dan manufaktur ( robot). Triling &
Fadel (2009) dan bukunya “ 21 st Century Skiils” meramalkan bahwa abad 21 tiga katagori
Skills Yaitu :
1. Learning and innovation skills,
2. Digital literacy skills,
3. Career and life skills. (Slamet .2015)
4.
Pearson –Learning Curve Report (2015) menyatakan bahwa SDM dunia harus memiliki
skills abad 21 sebagai berikut:
1. Leadership,

2. Digital literacy,
3. Communication,
4. Emotional intelligence,
42

5.
6.
7.
8.

Entrepreneurship,
Global Citizenship,
Problem Solving
Teamworking. ( Slamet, 2015)

Pengembangan SDM ekonomi Global menuntut pendidikan ekonomi yang
mengembangkan program-program berdasarkan jati diri Indonesia yang didasarkan atas :
a. Sumberdaya alam yang melimpah (tanah yang subur, tambang,, gas bumi, minyak,
batubara, dll ).
b. Kemajemukan sektor-sektor pembangunan baik sektor primer (pertanian, perkebunan,

peternakan, perikanan/kelautan, dll.
c. Pembangunan sektor sekunder seperti: Industri dalam arti luas, perusahaan dll.
d. Sektor tersier/jasa : perbankkan, transportasi, konsultan , epenasehatan dll
Pendidikan ekonomi dituntut untuk mengembangkan peserta didiknya agar memahami,
menyadari, mencintai dan bertindak nyata dalam mempertahankan pilar-pilar kebangsaan
Indonesia yaitu : Pancasial, UUD 45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Pendidikan Ekonomi
harus mampu mengembangkan peserta didiknya agar melestarikan nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia, dan mengembangkan daya tahan untuk mampu bersaing dengan negara lain.
Pendidikan ekonomi dituntut meningkatkan kemampuan daya saing disegala bidang
menyebarluaskan keunggulan kompetitif maupun keunggulan komparatif.
Pendidikan ekonomi dituntut menghasilkan SDM yang berkualitas tinggi secara
akademik profesional dalam mengampu tugas-tugas kependidikan, memahami kepemimpinan
dan manajemen global, mengembangkan pembelajaran mutakhir sesuai tuntutan zaman.
Pendidikan ekonomi dituntut menyebarluaskan Ilmu pengetahuan, tehnologi
pembelajaran mutakhir, seni dan olah raga serta menyebarluaskan hasil penelitian lewat
jurnal Nasional maupun internasional. Pengabdian pada masyarakat harus dikembangkan
secara tematik agar mampu memperbaiki kehidupan bangsa.. Era globalisasi menuntut SDM
yang bermutu tinggi dalam berbagai bidang terutama kualitas dasar seperti : daya pikir,
nurani dan fisik yang kuat. Disamping itu perlu diperkuat penguasaan ilmu pengetahuan,
tehnologi mutakhir dan canggih, jiwa kewirausahaan yang kuat.

Tantangan yang dihadapi pendidikan ekonomi di era global diantaranya komitmen dan
upaya kongkrit dari pimpinan untuk menghadapi globalisasi.kesiapan bersaing dan
bekerjasama dalam bidang SDM, tehnologi, manajemen, kewirausahaan serta mampu
mengintegrasikan kebijakan domistik dengan tuntutan global. Secara ringkas dapat
disebutkan ada lima tantangan yang dihada[pi oleh Indonesia : (1). Perdagangan bebas, (2).
Investasi, (3). Pembangunan berkelanjutan, (4). Hak cipta dan (5). Pembangunan manusia.
Kelima tantangan tersebut bisa diatasi jika Indonesia mempunyai SDM unggul kaliber
internasional yang mempunyai jati diri ke Indonesiaan yang kuat.
D.

Kondisi ekonomi Indonesia saat ini:
Rasa fesimistis tentu ada pula dari beberapa pihak yang meragukan kemampuan
bersaing Indonesia dengan negara lain, karena berbagai krisis yang menerpa negara lain
yang berimbas kedalam negeri Indonesia. Ada 7 kondisi ekonomi Indonesia saat ini yaitu :
1. Melambatnya pertumbuhan ekonomi.
2. Melemahnya nilai tukar rupiah.
3. Melemahnya harga produk –produk sumber daya alam ( batubara, minyak dan
gas,
karet, sawit, dan produk lainnya).
4. Defisit neraca transaksi berjalan,

43

5. Sustainnable devolopment as unfinished.
6. Pertumbuhan tenaga kerja yang tak sebanding dengan kesempatan kerja.
7. Pengangguran meningkat. (Syamsurijal. 2015)
Pendidik ekonomi harus mampu menjelaskan kondisi ekonomi yang sangat bertautan
erat dengan gerak gelombang kehidupan ekonomi negara lain. Pembelajaran tahap-tahap
perkembangan ekonomi harus dijelaskan secara detail oleh pendidik ekonomi sehingga
peserta didik bisa memahami kaitan antara ekonomi dalam negeri dengan ekonomi negara
lain. Perguruan tinggi khususnya yang menghasilkan pendidik/guru ekonomi harus ikut
mengembangkan paradigma baru sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.


Kuantitas ke kualitas
Berorientasi ke daya saing
Penguasaan IT
Pengajaran yang berorieantasi ke sektor riil
Berorientasi membangun jiwa kewirausahaan
Tidak hanya membangun IQ tetapi EQ dan SQ
Berfikir global
Field study
Pengetahuan pendukung (Bahasa Inggris ) (Syamsurijal, 2015)

Untuk bisa mewujudkan paradigma diatas maka Perguruan Tinggi perlu daya dukung
sebagai berikut:
1. Daya saing institusi
2. Kualiatas dosen dan karyawan
3. Infrastruktur dasar
4. Administrasi akademik dan keuangan
5. Disiplin dosen dan karyawan
6. Reward and punisment
7. Kesejahteraan dosen dan karyawan (Syamsurijal, 2015)
Perguruan tinggi mempunyai peran yang sangat penting untuk mempersiapkan SDM
yang mumpuni agar tidak menjadi penonton dan konsumen diera MEA ini. Untuk
mewujudkan Perguruan Tinggi yang berkualitas dan mampu menghasilkan luaran (out put)
yang mempunyai daya saing tinggi maka diperlukan kerja keras semua pihak yang terlibat
seperti : Pengambil Keputusan tingkat Univesitas dan Fakultas yang mempunyai visi dan misi
berorientasi kemasa depan didukung oleh Dosen dan tenaga administrasi yang profesional
dan sejahtera kehidupannya.
E. Kesimpulan
Era globalisasi khususnya di tingkat ASEAN sudah dimulai oleh karena itu semua
pihak termasuk Perguruan Tinggi harus optimis menghadapinya. Tak ada cara lain semua
komponen yang ada di Perguruan Tinggi harus berubah baik pola pikir maupun pola tindak
yang mencerminkan insan global tanpa mengesampingkan keunggulan-keunggulan lokal
yang dimiliki oleh masing-masing perguruan tinggi. Pendidik ekonomi sangat perlu untuk
memahami era globalisasi ini sehingga alumni yang dihasilkan benar-benar mampu
menghasilkan anak didik yang berkualitas tinggi yang berdaya saing tinggi. Kurikulum
senantiasa disesuaikan dengan perkembangan zaman dan didukung sarana dan prasarana
yang mamadai.
44

Daftar Pustaka
Prof.Slamet PH, MA.MED,MLHR,Ph.D. Pendidikan Ekonomi Menyongsong Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA), Jambi. 2015
Prof. Dr. H. Syamzurijal, SE, MA, (Asean Economic Community (AEC), Paradigma Baru
Dalam Perguruan Tinggi, Jambi 2015.

45