S PEK 1103184 Chapter1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakangPenelitian
Memasuki era globalisasi seperti saat ini, pembangunan di bidang
pendidikan merupakan hal mutlak yang harus dilakukan oleh setiap daerah
di Indonesia. Kabupaten Sumedang merupakan salah satu dari 27 daerah
otonom di Provinsi Jawa Barat yang mengutamakan pelayanan di bidang
pendidikan kepada masyarakatnya. Hal ini tergambar dalam salah satu visi
daerahnya yang berbunyi, “Kabupaten Sumedang yang sejahtera ditandai
dengan kondisi kehidupan masyarakat Sumedang yang memenuhi standar
kelayakan dalam pemenuhan kebutuhan di bidang pendidikan, kesehatan
dan bermatapencaharian layak serta jaminan keamanan dengan senantiasa
mempertimbangkan kelestarian daya dukung lingkungan yang berkelanjutan.” (BAPPEDA Kabupaten Sumedang, 2010).
Sebagai upaya untuk mewujudkan visi tersebut, pemerintah
Kabupaten Sumedang melalui Perda No. 2 Tahun 2008 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sumedang
Tahun 2005-2025, telah menentukan kondisi ideal yang harus dicapai dalam
bidang pendidikan, yaitu meningkatnya tingkat pendidikan formal
masyarakat yang dilihat dari target pendidikan dasar telah tuntas dan
memasuki tahapan pendidikan menengah. Berdasarkan data yang dihimpun

dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang, pada tahun 2015 terdapat 43
SMA yang terdiri dari 15 SMA negeri dan 28 SMA swasta.
Di sisi lain, salah satu faktor yang menjadi penentu dalam
keberhasilan pembangunan bidang pendidikan di Kabupaten Sumedang
bukan hanya terbatas pada banyaknya jumlah sekolah saja, namun juga
dalam hal kurikulum yang diberlakukan pada sekolah-sekolah tersebut.
Keberadaan kurikulum pada suatu sekolah menjadi salah satu hal yang
penting dalam menentukan keberhasilan tujuan-tujuan pendidikan, karena
kurikulumlah yang akan menjadi acuan dalam sebuah proses mengolah
Taufik Nurdiana Ramadhan, 2015
STUDI DESKRIPTIF KESIAPAN GURU EKONOMI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

input pendidikan yang ada menjadi output pendidikan yang diharapkan dan
telah ditentukan sebelumnya.
Sehubungan dengan diberlakukannya kurikulum 2013 pada awal
tahun ajaran 2013/2014 di seluruh Indonesia, pemerintah Kabupaten
Sumedang telah memilih dan menentukan sekolah-sekolah tertentu untuk
menjadi penyelenggara percontohan penerapan kurikulum 2013. Sekolahsekolah yang terpilih untuk menyelenggarakan kurikulum 2013 tersebut
disebut dengan sekolah pilot project. Menurut BPPT (2012), “Pilot project

adalah pelaksana kegiatan proyek percontohan yang dirancang sebagai
pengujian atau trial dalam rangka untuk menunjukkan keefektifan suatu
pelaksanaan program, mengetahui dampak pelaksanaan program tersebut
dan keekonomisannya”. Adapun yang menjadi sekolah pilot project
penyelenggaraan kurikulum 2013 pada SMA di Kabupaten Sumedang yaitu
SMAN 1 Sumedang, SMAN 2 Sumedang, SMAN 3 Sumedang, SMAN 1
Cimalaka, dan SMAN 2 Cimalaka.

Tabel 1. 1. Daftar SMA Pilot Projectdi Kabupaten Sumedang
No

NamaSekolah

1.

SMAN 1 Cimalaka

2.

SMAN 2 Cimalaka


3.

SMAN 1 Sumedang

4.

SMAN 2 Sumedang

5.

SMAN 3 Sumedang

Alamat
JalanTanjungkerta No.120, DesaLicin,
KecamatanCimalaka
JalanMargamukti No. 18, DesaLicin,
KecamatanCimalaka
JalanPrabuGeusanUlun No. 39, Kelurahan
Kota Kulon, KecamatanSumedang Selatan

JalanTerusan 11 April KM 3,
DesaRancamulya, KecamatanSumedang
Utara
JalanCipadung No. 54, Kelurahan Kota
Kaler, KecamatanSumedang Utara

Sumber: Dinas Pendidikan KabupatenSumedang(2015)

Implementasikurikulum 2013 padabeberapasekolah di Indonesia
masihbanyakmenghadapiberbagaikekurangandankendala,
terutamadalamhalkesiapan

guru

yang

Taufik Nurdiana Ramadhan, 2015
STUDI DESKRIPTIF KESIAPAN GURU EKONOMI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu


menjadipelaksanautamakurikulumdidalamproses

pembelajaran.

Seperti

yang dikatakan oleh Staf Khusus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud)

Bidang

Pengawasan

dan

Pengendalian

Pembangunan

(UKMP3), Agnes Tuti Rumiati, dalam Dialog dan Konsultasi Nasional

terkait K-13 (2015). Menurutnya, terdapat tiga hal yang belum dipahami
tenaga pendidik terkait kurikulum 2013.

Pertama, yang kurang dipahami adalah proses penilaian yang
dianggap rumit. Banyak guru yang belum paham dalam memberikan
penilaian dalam implementasi kurikulum 2013. Kedua, para guru
masih kesulitan menerapkan scientific approach dalam kegiatan
belajar mengajar. Dari lima langkah pendekatan scientific, yakni
mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring,
yang sering terlewat ialah menalar. Kendala ketiga adalah membuat
siswa aktif.
Selain itu, disampaikan oleh Sekjen Federasi Serikat Guru (FSGI)
Retno Listyarti (2014) bahwa masalah implementasi Kurikulum 2013 bukan
hanya sebatas ketidaksiapan guru. Misalkan, persoalan keterlambatan buku
di sekolah yang menyebabkan masalah tersendiri bagi para guru.
“Keterlambatan buku paket Kurikulum 2013 untuk siswa dan guru akan
menyebabkan guru kurang memiliki waktu untuk menyusun RPP sebelum
menyelenggarakan proses pembelajaran.” Tabel 1.2 berikut ini memaparkan
permasalahan-permasalahan implementasi kurikulum 2013 yang dikemukakan oleh beberapa tokoh yang diambil dari berbagai sumber.
Tabel 1. 2. Permasalahan-Permasalahan Implementasi Kurikulum 2013

No
1

TokohAhli
AniesBaswed
an
(MenteriPendi
dikandanKeb
udayaan RI)

Permasalahan
1. Ketersediaanbukukurik
ulum 2013
sebagaibahanuntukmen
gajar yang
belumterdistribusidenga
nbaik
2. Fasilitassekolahmasih
minim
3. Keluhan guru


Sumber
Sarnia, Pamela. (2014).
KementerianPendidikan
Akan PerbaikiKurikulum
2013. [Online].
Diaksesdarihttp://www.te
mpo.co/ read/news/
2014/11/24/
079624193/KementerianPendidikan-Akan-Perbaiki-

Taufik Nurdiana Ramadhan, 2015
STUDI DESKRIPTIF KESIAPAN GURU EKONOMI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

akanterlaluberatnyasiste
mpenilaianuntuksiswa

2


NurhizrahGist
ituati (Guru
besarPascaSar
jana UNP)

3

FurqonHidaya
tullah
(Pemerhatipe
ndidikanUniv
ersitasSebelas
Maret)

1. Penyiapanbukuberupab
ukusiswa, bukupanduan
guru
dandokumentasikurikul
umbelumlengkap
2. Sosialisasikurikulum

2013 masihkurang
3. Saranadanprasaranabelu
msiapsepertilaptop,
infocus, tape,
laboratorium,
kebun/taman,
peralatanpraktek
dansebagainya
4. Penyiapantenaga guru
masihbelummaksimal
1. Sulitnyamengubahmind
set guru
2. Perubahan proses
pembelajarandariteache
r centeredkestudent
centered
3. Rendahnya moral
spiritual
4. Budayamembacadanme
nelitimasihrendah

5. Kurangnyapenguasaant
eknologiinformasi
6. Lemahnyapenguasaanbi
dangadministrasi
7. Kecenderungan guru
yang
lebihbanyakmenekanka
naspekkognitif
8. Masihbanyak guru yang

Kurikulum-2013
DwiMardana,Bayu.
(2014).
PemberhentianKurikulum
2013,Efektifkah? [Online].
Diaksesdarihttp://national
geographic.co.id/berita
/2014/12/pemberhentiankurikulum-2013-efektifkah
Jamrah, Alfian. (2014).
MasalahImplementasiKuri
kulum 2013. [Online].
Diaksesdarihttp://hariansin
ggalang. co.id/masalahimplementasi-kurikulum2013/

Ferdinandus. (2014).
IniDelapanMasalahdalamI
mplementasiKurikulum
2013. [Online].
Diaksesdarihttp://news.
metrotvnews.com/ read/
2014/ 10/19/307023/inidelapan-masalah-dalamimplementasikurikulum-2013

Taufik Nurdiana Ramadhan, 2015
STUDI DESKRIPTIF KESIAPAN GURU EKONOMI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

belummaumenjadimanu
siapembelajar
4

FebriHendri
(Koordinator
Divisi
Monitoring
PelayananPub
likIndonesia
Corruption
Watch)

1. Pengadaanbuku yang
terlambat
2. Pungutanketikapenggan
daanbuku di sekolah
3. Banyak guru
mengeluhtidakmemaha
mimaterikurikulum 2013

Zubaidah, Neneng. (2014).
Kurikulum 2013
SegeraDikajiKembali.
[Online].
Diaksesdarihttp://www.kor
ansindo.com/read/922196/14
9/kurikulum-2013-segeradikaji-kembali1415603180

Dari uraian tersebut, dapat kita ketahui bahwa permasalahan dalam
implementasi kurikulum 2013 meliputi kesiapan guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013, sumber belajar kurikulum 2013 yang
masih kurang, sarana prasarana atau fasilitas sekolah yang belum memadai,
serta sosialisasi kurikulum 2013 yang belum maksimal. Permasalahanpermasalahan tersebut dihadapi juga oleh sekolah-sekolah di Kabupaten
Sumedang, terutama sekolah pilot project.
Kesiapan yang paling penting untuk menunjang keberhasilan
pelaksanaan kurikulum 2013 di setiap sekolah tentunya berasal dari guru
sebagai pelaksana langsung kurikulum tersebut dalam proses pembelajaran.
Seperti yang diungkapkan oleh Oemar Hamalik (2009, hlm. 239)bahwa,
“Keberhasilan implementasi kurikulum di sekolah sangat ditentukan oleh
faktor guru, karena bagaimanapun baiknya sarana pendidikan, jika guru
tidak melaksanakan tugasnya dengan baik, maka implementasikurikulum
tidak akan berhasil”. Kesiapan guru tersebut dapat dilihat dari bagaimana
mereka membuat perencanaan pembelajaran, melaksanakan kegiatan
pembelajaran dan melakukan penilaian proses dan hasil pembelajaran.
Memasuki tahun kedua pelaksanaan kurikulum 2013 di SMA pilot
project se-Kabupaten Sumedang, masih banyak hal yang dianggap

memberatkan oleh para guru sebagai pelaksana langsung kurikulum didalam
kelas, khusunya guru mata pelajaran ekonomi. Sebagai contoh, masih ada
Taufik Nurdiana Ramadhan, 2015
STUDI DESKRIPTIF KESIAPAN GURU EKONOMI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

guru mata pelajaran ekonomi di SMA pilot project Kabupaten Sumedang
menggunakan RPP yang didapatkannya dari internet atau menggunakan
RPP yang dibuat oleh MGMP (bukan membuat sendiri). Kemudian, untuk
pelaksanaan pembelajaran didalam kelas pun, masih banyak guru ekonomi
yang belum memahami secara utuh konsep scientific dalam langkahlangkah pembelajaran yang dilaksanakannya. Namun, dari serangkaian
proses pembelajaran, hal yang paling banyak dikeluhkan oleh guru mata
pelajaran ekonomi dan dianggap memberatkan dalam implementasi
kurikulum 2013 adalah tahap penilaian proses dan hasil pembelajaran.
Untuk mengetahui sejauhmana kesiapan guru-guru mata pelajaran
ekonomi SMA pilot project di Kabupaten Sumedang dalam mengimplementasikan kurikulum 2013, maka diperlukan suatu kajian tentang
implementasi kurikulum 2013 kedalam proses pembelajaran. Jika memang
belum siap dalam implementasi kurikulum 2013 ini, maka proses
pembelajaran pada sekolah-sekolah tersebut tidak akan berjalan maksimal.
Sehingga pada akhirnya, mutu pendidikan di sekolah tersebut pada
khususnya, dan Kabupaten Sumedang pada umumnya akan menjadi
terganggu. Dan tentu saja, pelayanan pendidikan bagi masyarakat yang
sangat dicita-citakan dalam RJPPD Kabupaten Sumedang tidak akan
tercapai.
Berdasarkan

latar

belakang

permasalahan

tersebut,

peneliti

bermaksud untuk memfokuskan penelitian pada kesiapan guru mata
pelajaran ekonomi dalam implementasi kurikulum 2013. Adapun judul
penelitian ini adalah “Studi Deskriptif Kesiapan Guru Ekonomi dalam
Implementasi Kurikulum 2013 (Studi Kasus pada SMA Pilot Project
Kurikulum 2013di Kabupaten Sumedang).”
1.2 RumusanMasalahPenelitian
Untukmemperjelaspermasalahan

yang

akanditeliti,

makamasalahtersebutdirumuskansebagaiberikut:

Taufik Nurdiana Ramadhan, 2015
STUDI DESKRIPTIF KESIAPAN GURU EKONOMI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1.

Bagaimanakesiapan guru ekonomiSMA pilot projectkurikulum 2013di
KabupatenSumedangdalammengimplementasikankurikulum

2013

dilihatdariperencanaanpembelajaran?
2.

Bagaimanakesiapan guru ekonomiSMA pilot projectkurikulum 2013di
KabupatenSumedangdalammengimplementasikankurikulum

2013

dilihatdaripelaksanaanpembelajaran?
3.

Bagaimanakesiapan guru ekonomiSMA pilot projectkurikulum 2013di
KabupatenSumedangdalammengimplementasikankurikulum

2013

dilihatdaripenilaian proses danhasilpembelajaran?

1.3 TujuanPenelitian
Penelitianinibertujuanuntukmengetahui:
1.

Kesiapan

guru

ekonomiSMA

pilot

projectkurikulum

KabupatenSumedangdalammengimplementasikankurikulum

2013di
2013

dilihatdariperencanaanpembelajaran.
2.

Kesiapan

guru

ekonomiSMA

pilot

projectkurikulum

KabupatenSumedangdalammengimplementasikankurikulum

2013di
2013

dilihatdaripelaksanaanpembelajaran.
3.

Kesiapan

guru

ekonomiSMA

pilot

projectkurikulum

KabupatenSumedangdalammengimplementasikankurikulum

2013di
2013

dilihatdaripenilaian proses danhasilpembelajaran.

1.4

ManfaatPenelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis
1.

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pendidikan,
khususnya mengenai kurikulum.

2.

Dapat digunakan sebagai referensi di bidang penelitian sejenis.

1.4.2 Manfaat Praktis

Taufik Nurdiana Ramadhan, 2015
STUDI DESKRIPTIF KESIAPAN GURU EKONOMI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1.

Bagi guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai tolak ukur tingkat
keberhasilan

implementasi

kurikulum

2013

dalam

proses

pembelajaran.
2.

Bagi sekolah, penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui
sejauhmana kesiapan sekolahnya dalam implementasi kurikulum
2013.

3.

Bagi pemerintah, penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan
untuk

menentukanlangkahdankebijakan

tepatdalamhalimplementasikurikulum

2013

yang

padasetiapsekolahpilot

project di KabupatenSumedang.

Taufik Nurdiana Ramadhan, 2015
STUDI DESKRIPTIF KESIAPAN GURU EKONOMI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu