Akuntansi Investasi Jangka Pendek (1)

Akuntansi Investasi Jangka Pendek
Investasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu (1) investasi jangka pendek dan (2) investasi jangka
panjang. Investasi berupa pembelian surat-surat berharga seperti saham dan obligasi yang
dikeluarkan perusahaan lain melalui bursa saham dan effek. Apabila pembelian surat-surat
berharga untuk dijual kembali dalam kurun waktu tidak lebih dari 1 tahun maka dimasukkan
dalam investasi jangka pendek. Tujuan investasi jangka pendek dari keuntungan harga jual surat
berharga yang diharapkan naik di kemudian hari (harga jual dikurangi harga perolehannya).
Sedangkan investasi jangka panjang bertujuan untuk memperoleh deviden (bagian laba) dari
saham tersebut atau pendapatan bunga (kupon) dari obligasi tersebut.
Dibawah ini kami sajikan contoh transaksi untuk investasi jangka pendek.
1/2 Dibeli tunai surat-surat berharga 1.000 lembar saham PT ABC @ Rp 10.000 kurs 101
untuk
investasi
jangka
pendek.
Harga Perolehan surat berharga 1.000 lembar X Rp 10.000 X 101% = Rp 10.100.000
Jurnal:
Surat-surat
Kas
5/2


Dijual

Harga
Harga
Laba

berharga
tunai

500

Rp
Rp
lembar

jual
500 lembar X
perolehan 500 lembar

Jurnal:

Kas
Surat-surat
berharga
Laba
penjualan
surat

saham

Rp
X

PT

10.000 X
Rp 10.000
=

ABC


10.100.000
10.100.000

dengan

kurs

102.

102%
=
Rp 5.100.000
X 101%
= Rp 5.050.000
Rp
50.000
Rp

5.100.000
5.050.000

50.000

Rp
Rp

berharga

1/3 Dibeli tunai 100 lembar obligasi PT ABC 12% (1/3-1/9) @ Rp 1.000, kurs 100.
Harga

perolehan

Jurnal
Surat-surat

100

lbr

X


Rp

1.000

X

100%

berharga

=

Rp

:
100.000
100.000

Rp


Kas

100.000

Rp

1/6 Dibeli 100 lembar obligasi PT ABC 12% (1/3-1/9) @ Rp 1.000, kurs 100 secara tunai.
Harga
Bunga
Jumlah

perolehan 100
3/12
X
yang

lbr X Rp
Rp
100.000

dibayar

1.000
X

X 100%
12%
=

=
=
Rp

Rp

100.000
Rp 3.000
103.000

Jurnal

Surat
Pendapatan

berharga
bunga

:
100.000
3.000
103.000

Rp
Rp

Kas

Rp

1/6 Dijual 50 lembar obligasi PT ABC 12% (1/3-1/9) @ Rp 1.000, kurs 110 secara tunai.
Harga

Harga
Laba

jual
50
perolehan

lbr
50

X
lbr

Rp
X

1.000
X
110%
Rp

1.000
X

Harga
Bunga
Jumlah

jual
50lbr
X
Rp
1.000
3/12
X
Rp
50.000
penerimaan
kas

X

X

100%
Rp

110%
12%
=

Jurnal
Kas
Pendapatan
bunga
Surat
berharga
Laba penjualan surat berharga

=
=

Rp
Rp

55.000
50.000
5.000

=

Rp

55.000
Rp 1.500
56.500

=
Rp
Rp
Rp 1.500
Rp

:
56.500
50.000

Rp 5.000

INVESTASI JANGKA PANJANG OBLIGASI
Obligasi adalah surat pengakuan utang yang dikeluarkan oleh pemerintah atau
perusahaan atau lembaga-lembaga lain sebagai pihak yang berhutang yang mempunyai nilai
nominal tertentu dan mempunyai kesanggupan untuk membayar bunga secara periodic atas dasar
persentase tertentu yang tetap. Obligasi pada umumnya diterbitkan untuk suatu jangka waktu
tetap di atas 10 tahun.
Obligasi secara ringkasnya adalah merupakan utang tetapi dalam bentuk sekuriti.
"Penerbit" obligasi adalah merupakan sipeminjam atau debitur, sedangkan "pemegang" obligasi
adalah merupakan pemberi pinjaman atau kreditur dan "kupon" obligasi adalah bunga pinjaman
yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur. Dengan penerbitan obligasi ini maka

dimungkinkan bagi penerbit obligasi guna memperoleh pembiayaan investasi jangka panjangnya
dengan sumber dana dari luar perusahaan. Tujuan utama dari analisa efek dalam penilaian
obligasi adalah “rate of return” atau “yield” yang diharapkan dari obligasi tersebut.
Untuk menggambarkan investasi dalam obligasi, anggaplah bahwa pada tanggal 1 maret
199A sebuah perusahaan membeli 100 lembar obligasi perusahaan XYZ yang bernilai nominal
Rp. 100.000 per lembar. Harga perolehan adalah Rp. 9.024.000 atau Rp. 90.240 per lembar.
Obligasi ini akan jatuh tempo pada tanggal 1 april 199F, berbunga 12% setahun. Bunga dibayar
dua kali setahun tiap-tiap tanggal 1 april dan 1 oktober. Jumlah yang harus dibayarkan untuk
obligasi ini dihitung sebagai berikut:
Harga obligasi
Rp
9.024.000
Bunga yang sudah berjalan:
5/12 x 12% x Rp 10.000.000 Rp
500.000
Jumlah yang dibayarkan
Rp
9.524.000
Oleh karena bunga obligasi dibayar setiap tanggal 1 April dan 1 Oktober maka pembayaran
terakhir sebelum terjdinya pembelian adalah pada tanggal 1 Oktober 199A – 1. Dengan
demikian, pada saat pembelian bunga yang sudah berjalan adalah 5 bulan, seperti dalam
perhitungan diatas, adalah Rp 500.000. jumlah ini merupakan hak penjual dan harus ditambah
pada harga obligasi ayat jurnal yang dibuat untuk transaksi ini adalah sebagai berikut:
(D)
Investasi dalam obligasi
9.024.000
(D)
Pendapatan bunga
500.000
(K)
Bank
9.524.000
Pada tanggal 1 april 199Aperusahaan XYZ membayarkan bunga setengah tahunannya. Untuk
100 embar obligasi yang dipegang perusahaan dalam contoh ini akan diperoleh bunga sebesar :
6/12 x 12% x Rp 10.000.000 = Rp 600.000
Ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
(D)
Bank
600.000
(K)
Pendapatan bunga
600.000
Pada tanggal 1 Oktober 199A, bunga sebesar Rp 600.000 aka diterima lagi dari perusahaan XYZ
dan ayat jurnal yang sama dengan diatas harus dibuat unuk itu. Pada tanggal 1 September 199A
saat perusahaan yang memiliki obligasi akan menyusun laporan keuangannya, bunga yang sudah
berjalan untuk obligasi yang dimiliki adalah untuk tanggal 1 Oktober sampai tanggal 31
Desember 199A (3 bulan). Jumlahnya adalah:
3/12 x 12% x Rp 10.000.000 = Rp 300.000.
Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat untuk bunga yang sudah berjalan afdalah sebagai
berikut:
(D)
Bunga masih harus diterima
300.000
(K)
Pendapatan bunga
300.000
AMORTISASI AGIO/DISAGIO
Disamping terhadap bunga yang sudah berjalan, ayat jurnal penyesuaian juga perlu dibuat
terhadap perbedaan antara nilai nominal obligasi dengan harga pokoknya. Seperti terlihat di atas,
nilai nominal untuk 100 lembar obligasi dalam contoh adalah Rp.10.000.000, sedang obligasi
tersebut dibeli hanya dengan harga Rp.9.024.000. selisih lebih nominal obligasi dengan harga
pokok pembeliannya disebut dis-agio (discount). Apabila nilai nominal lebih kecil daripada
harga pokok, maka selisihnya disebut agio (premium). Nilai nominal sebesar Rp.10.000.000
berarti bahwa pada saat jatuh tempo pemilik obligasi akan menerima pembayaran kembali

sejumlah itu. Tanpa adanya jurnal penyesuaian, berarti disagio herus sekaligus dibebankan
sebagai pendapatan pada saat pembayaran kembali, Perlakuan demikian kurang tepat, karena
pembebanan disagio menjadi tidak merata sepanjang masa pemilikan obligasi. Disagio
(demikian juga dengan agio ) harus diamortisasikan sedemikian rupa sehingga pada waktu
pembayaran kembali, perkiraan investasi bersaldo sebesar nilai nominal obligasi.
Amortisasi disagio untuk obligasi tersebut diatas dihitung dengan cara seperti yang
dijelaskan di bawah ini:
Nilai nominal obligasi
Rp. 10.000.000
Harga perolehan obligasi
Rp.
9.024.000
Disagio obligasi
Rp.
976.000
Jangka waktu pemilikan (1 maret 199 A
Sampai dengan 1 april 199F)
61 bulan
Amortisasi disagio per bulan
(Rp. 976.000 : 61)
Rp.
16.000
Amortisasi disagio per lembar obligasi
Per bulan (Rp.16.000 : 100)
Rp.
.160
Amortisasi disagio untuk tahun 199A (10 bulan ) terhadap 100 lembar obligasi adalah: 10 x
Rp 160.000 = Rp. 160.000. Ayat jurnal penyesuaian yang harus di buat untuk mencatat
amortisasi disagio adalah sebagai berikut :
(D) investasi dalam obligasi
160.000
(K) Pendapatan bunga
160.000
Dengan adanya ayat jurnal penyesuaian tersebut, yang dilakukan tiap tiap tahun, maka pada
saat jatuh tempo, perkiraan investasi dalam obligasi akan berjumlah Rp. 10.000.000. jumlah
inilah yang akan diterima pada saat obligasi di bayar kembali oleh perusahaan yang
mengeluarkannya.
KARAKTRISTIK OBLIGASI
1. Nilai obligasi (jumlah dana yang dipinjam)
Dalam penerbitan obligasi, maka perusahaan akan dengan jelas menyatakan jumlah dana
yang dibutuhkan yang dikenal dengan istilah “jumlah emisi obligasi”. Penentuan besar kecilnya
jumlah penerbitan obligasi berdasarkan aliran arus kas perusahaan, Kebutuhan, serta kinerja
bisnis perusahaan.
2. Jangka waktu obligasi
Setiap obligasi mempunyai masa jatuh tempo atau berakhirnya masa pinjaman (maturity).
Secara umum masa jatuh tempo obligasi adalah 5 tahun. Ada yang 1 tahun, adapula yang 10
tahun. Semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati oleh investor, karena
dianggap risikonya kecil.
3. Principal dan Coupon rate
Nilai prinsipal obligasi adalah sejumlah uang yang disetujui oleh penerbit obligasi agar
dibayarkan kepada pemegang obligasi pada masa jatuh tempo. Jumlah ini biasa berhubungan
dengan redemption value, maturity value, par value or face value. Coupon rate juga disebut
nominal rate, adalah tingkat bunga yang disetujui penerbit untuk dibayar kepada pemegang
obligasi setiap tahun. Besarnya pembayaran bunga setiap tahun
kepada pemilik obigasi selama jangka waktu obligasi dinamakan coupon.

Tingkat persentase coupon dikali nilai prinsipal obligasi menghasilkan besarnya coupon.
Contohnya, obligasi dengan 8% coupon rate dan nilai par nya adalah $1,000 akan membayar
bunga per tahun sebesar $80.
4. Jadwal pembayaran
Kewajiban pembayaran kupon obligasi oleh perusahaan penerbit, dilakukan secara
berkala sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, bisa dilakukan triwulan, semesteran, atau
tahunan.
5. Diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah (Levy 29-30).

PENERBIT OBLIGASI
Penerbit obligasi ini sangat luas sekali, hampir setiap badan hukum dapat menerbitkan obligasi,
namun peraturan yang mengatur mengenai tata cara penerbitan obligasi ini sangat ketat sekali.
Penggolongan penerbit obligasi biasanya terdiri atas :


Lembaga supranasional, seperti misalnya Bank Investasi Eropa (European Investment
Bank) atau Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank).



Pemerintah suatu negara menerbitkan obligasi pemerintah dalam mata uang negaranya
maupun Obligasi pemerintah dalam denominasi valuta asing yang biasa disebut dengan
obligasi internasional (sovereign bond).



Sub-sovereign, propinsi, negara atau otoritas daerah . Di Amerika dikenal sebagai
Obligasi daerah (municipal bond). Di Indonesia dikenal sebagai Surat Utang Negara



Lembaga pemerintah. Obligasi ini biasa juga disebut agency bonds, atau agencies.



Perusahaan yang menerbitkan obligasi swasta.



Special purpose vehicles adalah perusahaan yang didirikan dengan suatu tujuan khusus
guna menguasai aset tertentu yang ditujukan guna penerbitan suatu obligasi yang biasa
disebut Efek Beragun Aset.

Bagian yang terpenting dalam suatu obligasi adalah :




Nilai nominal atau nilai utang pokok , yaitu nilai yang harus dibayar bunganya oleh
penerbit dan harus dilunasi pada saat akhir masa jatuh tempo.

Harga penerbitan, yaitu suatu harga yang ditawarkan kepada investor pada saat penjualan
perdana obligasi. Nilai bersih yang diterima oleh penerbit adalah setelah dikurangi dengan biayabiaya penerbitan.


Tanggal jatuh tempo, yaitu suatu tanggal yang ditetapkan dimana pada saat tersebut
penerbit wajib untuk melunasi nilai nominal obligasi. Sepanjang pembayaran kembali /
pelunasan tersebut telah dilakukan maka penerbit tidak lagi memiliki kewajiban kepada
pemegang obligasi setelah lewat tanggal jatuh tempo obligasi tersebut. Beberapa obligasi

diterbitkan dengan masa jatuh tempo hinga lebih dari seratus tahun. Pada awal tahun
2005, pasar atas obligasi euro dengan masa jatuh tempo selama 50 tahun mulai
berkembang. Pada pasaran Amerika dikenal 3 kelompok masa jatuh tempo obligasi
yaitu :
o Jangka pendek (surat utang atau bill): yang masa jatuh temponya hingga 1 tahun;
o Medium Term Note: masa jatuh temponya antara 1 hingga 10 tahun;
o Jangka panjang (obligasi atau bond): jatuh temponya di atas 10 tahun.
Penentuan besarnya “rate of return”
Besarnya “rate of return” atau “yield” dari obligasi yang akan dipertahankan sampai hari jatuh
temponya dapat dihitung dengan rumus shortcut formula sebagai berikut :
Rate of Return = ( C x nilai nominal ) + f-p/n
p+f
2
Keterangan :
C = bunga tahunan dalam rupiah
f = harga nominal dari obligasi atau jumlah yang akan diterima
p = harga pasar
n = umur obligasi
Contoh soal :
Suatu obligasi dengan nilai nominal Rp 15.000 yang mempunyai harga pasar Rp 10.000
mempunyai umur ekonomi 5 tahun dan membayangkan cupon (bunga obligasi) sebesar 6%
setiap tahunnya. Tentukan besarnya Rate of Return dari obligasi tersebut apabila obligasi itu
mempertahankan sampai jatuh tempo.
Jawab :
Rate of Return = ( C x nilai nominal ) + f-p/n
p+f
2
Rate of Return = 6% (10.000) + 15.000-10.000/5
15.000-10.000/2
= 1.600
12.500
= 0,128 atau 12,8%
Penetuan nilai obligasi
Pada prinsipnya nilai obligasi didasarkan pada tingkat bunga yang sedang berlaku. Apabila
obligasi itu tidak mempunyai hari jatuh tempo maka nilainya ditentukan dengan
mengkapitalisasikan bunga tahunnya atas dasar tingkat bunga yang berlaku pada waktu itu
ditentukan dengan cara sebagai berikut :
Nilai = R
i
Keterangan :

R = bunga tahun
i = discount rate
Contoh :
suatu obligasi yang tidak mempunyai hari jatuh tempo mempunyai nilai nominal Rp 20.000 dan
membayarkan bunga Rp 6.000 setiap tahunnya. Berapa nilai obligasi tersebut berdasarkan pada
kondisi pasar pada ini dimana tingkat bunga yang berlaku adalah 15% ?
Jawab :
Nilai = R
i
6.000 = Rp 40.000
0,15







Kupon, suku bunga yang dibayarkan oleh penerbit kepada pemegang obligasi. Biasanya
suku bunga ini memeiliki besaran yang tetap sepanjang masa berlakunya obligasi, tetapi
juga bisa mengacu kepada suatu indeks pasar uang seperti LIBOR, dan lain-lain. Istilah
"kupon" ini asal mulanya digunakan karena dimasa lalu secara fisik obligasi diterbitkan
bersama dengan kupon bunga yang melekat pada obligasi tersebut. Pada tanggal
pembayaran kupon, pemegang obligasi akan menyerahkan kupon tersebut ke bank guna
ditukarkan dengan pembayaran bunga.



Tanggal kupon, tanggal pembayaran bunga dari penerbit kepada pemegang obligasi. Di
Amerika, kebanyakan pembayaran kupon obligasi dilakukan secara "tengah tahunan",
yang artinya pembayaran kupon dilakukan setiap 6 bulan sekali. Di Eropa, kebanyakan
obligasi adalah secara "tahunan" atau 1 kupon pertahun.



Dokumen resmi , suatu dokumen yang menjelaskan secara terinci hak-hak dari
pemegang saham. Di Amerika, ketentuan ini diatur oleh departemen keuangan
pemerintah dan undang-undang komersial dimana dokumen ini di hadapan pengadilan
diperlakukan sebagai suatu kontrak. Ketentuan dalam dokumen resmi tersebut sulit sekali
diubah dimana perubahan hanya dapat dilakukan atas persetujuan mayoritas pemegang
obligasi.



Hak opsi: suatu obligasi dapat memuat ketentuan mengenai hak opsi kepada pembeli
obligasi ataupun penerbit obligasi.

Hak pelunasan, beberapa obligasi memberikan hak kepada penerbit untuk melunasi obligasi
tersebut sebelum masa jatuh tempo obligasi. Obligasi jenis ini dikenal sebagai obligasi opsi beli.
Kebanyakan obligasi jenis ini memberikan hak kepada penerbit untuk melakukan pelunasan
obligasi pada nilai pari. Pada beberapa obligasi mengharuskan penerbit untuk membayar premi
yang disebut premi opsi. Ini utamanya digunakan bagi obligasi berbunga tinggi. Pada obligasi
jenis ini terdapat banyak sekali persyaratan yang ketat yang membatasi kegiatan operasional
penerbit, maka guna membebaskan penerbit dari pembatasan-pembatasan dilakukanlah
pelunasan dini atas obligasi tersebut. namun dengan biaya yang lebih tinggi.
Hak jual, beberapa obligasi memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk memaksa
penerbit melakukan pelunasan awal atas obligasinya sebelum masa jatuh tempo; lihat opsi jual.



Tanggal pelaksanaan opsi adalah tanggal dimaka opsi beli atau opsi jual dapat dilaksanakan
sebelum masa jatuh tempo obligasi.
Dana jaminan atau yang juga dinenal dengan istilah sinking fund adalah merupakan suatu syarat
dalam "dokumen resmi" yang mensyaratkan adanya suatu porsi tertentu dari obligasi yang dapat
dicairkan berkala. Penerbit juga dapat membayar kepada wali amanat yaitu dengan cara
melakukan pembelian secara acak atas obligasi yang diterbitkannya atau pilihan lainnya dengan
membeli obligasi di pasaran lalu menyerahkannya kepada wali amanat.


Obligasi tukar atau dikenal juga dengan nama Exchangeable bond ("XB") yang
memperkenankan pemegang obligasi untuk menukarkan obligasi yang dipegangnya
dengan saham perusahaan selain daripada saham perusahaan penerbit, biasanya dengan
saham anak perusahaan penerbit.

PROSES PENERBITAN DARI SUATU OBLIGASI
Proses yang umum dikenal dalam penerbitan suatu obligasi adalah melalui penjamin emisi atau
juga dikenal dengan istilah "underwriting". Dalam penjaminan emisi, satu atau lebih perusahaan
sekuritas akan membentuk suatu sindikasi guna membeli seluruh obligasi yang diterbitkan oleh
penerbit dan menjualnya kembali kepada para investor. Pada penjualan obligasi pemerintah
biasanya melalui proses lelang.

JENIS-JENIS OBLIGASI
Sekuritas pasar modal meliputi instrumen-instrumen yang lebih besar dari satu tahun dan
isntrumen-instrumen yang tidak memiliki masa jatuh tempo. Secara umum, pasar ini terjadi
karena adanya instrumen yang berisi sekumpulan aliran kas yang dijanjikan, atau menawarkan
partisipasi untuk mendukung profitabilitas perusahaan di masa yang akan datang. Dalam
sekuritas pasar modal ni terdapat dua macam instrumen yaitu fixed income securities dan equity
income securities. Fixed income securities terbagi dua kategori besar yaitu:
1. Government Bond
Seperti T-Bills, US Treasury Notes dan US Teasury Bond adalah sekuritas pemerintah
yang digunakan untuk pendanaan dalam utang pemerintah. Pembayaran kuponnya bersifat semiannual. Ketika diterbitkan, US Treasury Notes memiliki masa jatuh tempo 2 (dua) sampai 10
(sepuluh) tahun dan US Treasury-Bond memiliki masa jatuh temponya lebih dari 10 (sepuluh)
tahun. Jenis-jenis obligasi pemerintah yaitu pertama, Callable Bond yang biasanya dibeli
kembali oleh penerbitnya pada harga tertentu di masa yang akan datang. Kedua, Federal Agency
Bond. Ketiga, Municipal Bond, yang diterbitkan oleh pemerintah lokal untuk mendanai
highways, sistem perairan pendidikan dan capital project lainya. Ada 2 (dua) tipe Multicipal
Bond yaitu General Obligation Bond dan Revenue Bond. (Levy 40-41).
2. Corporate Bond
Corporate Bond adalah sekuritas yang mencerminkan janji dari perusahaan yang
menerbitkan untuk memberikan sejumlah pembayaran berupa pembayaran kupon dan pokok
pinjaman kepada pemlik obligasi, selama jangka waktu tertentu. Perusahaan yang menerbitkan

obligasi disebut debitur, sedangkan investor yang membeli obligasi disebut kreditur. (Timothy
and Joseph 408). Jenis-jenis Corporate Bond adalah:
3. Secured Bonds
Secured Bonds adalah obligasi yang penerbitannya dijamin oleh sejumlah aset.
4. Mortgage bonds
Mortgage bonds adalah obligasi yang penerbitannya dijamin oleh aset riil (bukan dalam
bentuk finansial).

5. Unsecured bonds (Debentures)
Unsecured bonds adalah obligasi yang penerbitannya tidak memiliki jaminan.
Pembayaran sangat bergantung pada kemampuan dan kemauan dari perusahaan penerbit untuk
memberikan bunga yang dijanjikan dan membayar pokok pinjaman sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan. Jika terjadi gagal bayar, maka pemegang obligasi akan menjadi unsecured creditors.
Investor tidak memiliki hak atas harta perusahaan.
6. Convertible bonds
Convertible bonds adalah salah satu jenis obligasi yang memiliki kekhususan. Obligasi
ini dapat dikonversi ketika terdapat keputusan pemilik obligasi menjadi sejumlah sekuritas lain
yang diterbitkan oleh perusahaan yang sama. Biasanya sekuritas lain tersebut adalah common
stock.
7. Variable-Rate bonds
Obligasi yang memberikan pembayaran kupon yang bervariasi mengikuti frekuensi
bunga yang berlaku di pasar atau market rate index.
8. Putable bonds
Putable bonds adalah obligasi yang dapat dicairkan sebelum jatuh tempo sesuai dengan
keputusan dari pemilik obligasi.
9. Junk bonds
Junk bonds biasanya dikenal dengan sebutan high-yield bonds, adalah obligasi yang
memiliki peringkat dibawah investment grade. Disebut junk karena obligasi ini lebih berisiko
dari obligasi yang berkategori investment grade.
10. International bonds
International bonds adalah obligasi yang dijual di negara lain. Obligasi dapat
diperdagangkan dalam satuan mata uang negara lain atau obligasi diperdagangkan di negara lain
dalam mata uang perusahaan penerbit biasanya disebut Eurobonds.

11. Super Long-Term bonds
Obigasi yang memiliki masa jatuh tempo lebih besar atau sama dengan 100 tahun.

OBLIGASI DI INDONESIA
Secara umum jenis obligasi dapat dilihat dari penerbitnya, yaitu, Obligasi perusahaan dan
Obligasi pemerintah. Obligasi pemerintah sendiri terdiri dalam beberapa jenis, yaitu:
1. Obligasi Rekap, diterbitkan guna suatu tujuan khusus yaitu dalam rangka Program

Rekapitalisasi Perbankan;
2. Surat Utang Negara (SUN), diterbitkan untuk membiayai defisit APBN;
3. Obligasi Ritel Indonesia (ORI), sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit

APBN namun dengan nilai nominal yang kecil agar dapat dibeli secara ritel;
4. Surat Berharga Syariah Negara atau dapat juga disebut "obligasi syariah" atau "obligasi

sukuk", sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun
berdasarkan prinsip syariah.

PASAR OBLIGASI
Jenis pasar obligasi, yaitu :
1. Pasar Primer. Merupakan tempat diperdagangkannya obligasi saat mulai diterbitkan. Salah
satu persyaratan ketentuan Pasar Modal, obligasi harus dicatatkan di bursa efek untuk dapat
ditawarkan kepada masyarakat, dalam hal ini lazimnya adalah di Bursa Efek Surabaya (BES)
sekarang Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Pasar Sekunder. Merupakan tempat diperdagangkannya obligasi setelah diterbitkan dan
tercarat di BES, perdagangan obligasi akan dilakukan di Pasar Sekunder. Pada saat ini,
perdagangan akan dilakukan secara Over the Counter (OTC). Artinya, tidak ada tempat
perdagangan secara fisik. Pemegang obligasi serta pihak yang ingin membelinya akan
berinteraksi dengan bantuan perangkat elektronik seperti email, online trading, atau telepon.
Tata Cara Pemotongan PPh Final atas obligasi
Pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan yang diterima dari obligasi yang
diperdagangkan atau dilaporkan perdagangannya di bursa efek, dilakukan oleh :


Penerbit obligasi (emiten) atau kustodian yang ditunjuk selaku agen pembayaran :
1. atas bunga, yang diterima oleh pemegang interest bearing bond, pada saat jatuh

tempo bunga; dan
2. atas diskonto, yang diterima baik oleh pemegang interest bearing bond maupun

pemegang zero coupon bond, pada saat jatuh tempo obligasi.


Perusahaan efek (broker) atau bank selaku pedagang perantara :

1. atas bunga dan diskonto bagi pemegang interest bearing bond dan atas diskonto

bagi pemegang zero coupon bond, yang diterima penjual obligasi pada saat
transaksi.


Perusahaan efek (broker), bank, dana pensiun, dan reksadana, selaku pembeli obligasi
langsung tanpa melalui pedagang perantara atas bunga dan diskonto dari interest bearing
bond dan zero coupond bond yang diterima atau diperoleh penjual obligasi pada saat
transaksi



INVESTASI JANGKA PENDEK
A. Pengertian Investasi dan Tujuan Investasi
Aset lancar lain yang sering nampak dalam neraca perusahaan adalah
investasi aset keuangan atau sering disebut surat-surat berharga. Investasi
dapat dimaksudkan sebagai sebagai komiten dana atau penggunaan dana
untuk pembelian satu atau lebih aset dalam kurun waktu tertentu di masa
yang akan datang. Investasi ini dapat dilakukan dalam berbagai macam
bentuk dan ukuran. Investasi dalam aset keuangan dapat berbentuk surat
berharga kepemilikan berupa saham biasa atau saham preferen atau dalam
bentuk surat berharga utang misalnya obligasi. Sedangkan ditinjau dari
ukurannya dapat berupa pembelian seluruh saham perusahaan, pembelian
beberapa lembar saham perusahaan atau obligasi.
Mengapa individu dan perusahaan mau
melakukan investasi dalam saham dan obligasi?
Seseorang atau perusahaan mungkin akan
melakukan investasi dengan tujuan untuk memperoleh
dividen dan capital gain (selisih lebih
harga jual surat berharga dibandingkan harga
belinya).
Perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang investasi, seperti
perusahaan sekuritas, reksadana, perusahaan asuransi, semuanya membeli
saham dan obligasi dengan alasan yang sama dengan di atas.
Ada beberapa perusahaan lain yang melakukan investasi dalam saham
dan obligasi dengan tujuan untuk mempengaruhi atau untuk mengendalikan
perusahaan lainnya.
Investasi dapat
dimaksudkan sebagai
sebagai komiten dana atau
penggunaan dana untuk
pembelian satu atau lebih
aset dalam kurun waktu
tertentu di masa yang akan
datang
518
B. Klasifikasi Investasi Saham
Investasi dalam saham merupakan aset bagi investor. Investasi yang
dilakukan dapat bersifat jangka pendek dan jangka panjang.

1. Investasi lancar sering disebut juga dengan surat-surat berharga
merupakan aset lancar. Agar dapat dikategorikan sebagai aset lancar
dalam neraca, maka investasi tersebut haruslah likuid (dapat dengan
mudah dikonversikan ke dalam bentuk kas). Selain itu, investor tersebut
juga bermaksud untuk mengkonversikan investasi tadi ke dalam bentuk
kas dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun atau mempergunakannya
untuk membayar kewajiban lancar perusahaan. Beberapa contoh dari
investasi lancar adalah sertifikat deposito dan saham atau obligasi
perusahaan lainnya.
2. Investasi yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut di atas akan
digolongkan sebagai investasi jangka panjang yang termasuk dalam
kategori aktiva non lancar dalam neraca.
Contoh investasi jangka panjang adalah saham dan
obligasi yang akan dipegang oleh investor dalam
jangka waktu yang lebih dari 1 tahun dan aktiva
yang tidak dapat dipasarkan saat ini misalkan real
estat yang tidak dipergunakan dalam operasi
usaha.
C. Investasi dalam Saham
Untuk memulai pembahasan investasi
dalam saham, terlebih dahulu kita harus
mengetahui dengan jelas dua definisi kunci.
Orang atau perusahaan yang memiliki saham
suatu perusahaan disebut dengan investor.
Sedangkan perusahaan yang mengeluarkan
saham tersebut dinamakan dengan investee.
Jika anda memiliki saham PT. Bank BNI, maka
Anda merupakan investor, sedangkan PT. Bank
BNI sendiri kita sebut sebagai investee.
Investasi lancar adalah
investasi yang dapat
segera dicairkan dan
dimaksudkan untuk dimiliki
selama 1 tahun atau
kurang
Orang atau perusahaan
yang memiliki saham suatu
perusahaan disebut
dengan investor
Sedangkan perusahaan
yang mengeluarkan saham
tersebut dinamakan
dengan investee.
519
Suatu perusahaan dapat saja membeli saham perusahaan lain dengan
tujuan untuk menginvestasi kelebihan kasnya dengan harapan dapat

memperoleh dividen dan keuntungan dari hasil penjualan saham. Investasi
seperti ini pada dasarnya jarang dilakukan. Kebanyakan perusahaan lebih
suka untuk menginvestasi uang tersebut dalam bentuk persediaan, pegawai
atau aktiva tetap yang dapat dipergunakan untuk menunjang operasi lini
bisnis perusahaan sendiri. Jadi, tujuan perusahaan melakukan investasi
pada investee kebanyakan adalah untuk mendapatkan hak pengendalian
yang cukup besar dalam investee. Jika seorang investor memiliki 25% dari
total saham investee yang beredar, berarti ia memiliki ¼ usaha investee
tersebut. Selain itu, investor juga ¼ dari keseluruhan hak suara dalam
pemilihan dewan direksi. Hal ini memungkinkan investor tersebut untuk
memainkan peranan yang cukup besar dalam menentukan bagaimana
investee melakukan operasinya. Investor yang memiliki lebih dari 50% saham
yang beredar akan memegang kontrol atas investee.
D. Pengukuran dan Pencatatan Investasi Lancar
Investasi lancar harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih
atau nilai yang lebih rendah antara biaya dan nilai realisasi bersih. Biaya
investasi harus meliputi semua biaya pembelian dan biaya lain yang timbul
sampai investasi tersebut diperoleh. Biaya pembelian investasi antara lain
harga pembelian dan biaya komisi pialang.
Metode akuntansi yang dipergunakan untuk investasi bergantung pada
klasifikasi apakah investasi tersebut merupakan investasi lancar atau
merupakan investasi jangka panjang. Investasi lancar adalah investasi yang
dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki selama 1 tahun atau
kurang, dan investasi lainnya selain investasi lancar akan digolongkan
sebagai investasi jangka panjang. Pencatatan yang berhubungan dengan
investasi saham meliputi pencatatan pada saat perolehan, pada saat
menerima pendapatan dan pada saat pelepasan.
520
1. Perolehan Investasi Saham
Surat berharga yang dibeli sebagai investasi jangka pendek akan
didebit pada akun surat berharga dengan nilai sebesar biaya
perolehannya. Biaya perolehan adalah harga beli ditambah semua biaya
pembelian misalnya biaya komisi, provisi, materai. Contoh, PT. Andalan
pada tanggal 18 Agustus 2007 membeli saham PT. Matahari 200 lembar
nominal Rp. 1.000 dengan harga Rp. 15.000,- per lembar. Biaya yang
berkaitan dengan pembelian adalah Rp. 250.000,-. Maka pencatatan yang
dilakukan oleh PT. Andalan adalah:
2. Perolehan Pendapatan dari Investasi Saham
Sedangkan pendapatan yang diperoleh dari investasi dalam surat
berharga akan dicatat sebagai pendapatan lain-lain atau pendapatan di
luar operasi. Contoh, jika pada tanggal 31 Agustus 2007 PT. Andalan
menerima pembayaran dividen dari PT. Matahari sebesar Rp. 500,- per
lembar, maka pencatatannya dilakukan sebagai berikut:
3. Pelepasan Investasi
Sesuai dengan tujuan investasinya, investasi jangka pendek ini
dipegang dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun, untuk dijual

kembali atau dilepas. Pelepasan investasi jangka pendek bisa
menimbulkan keuntungan atau kerugian. Keuntungan atau
kerugian akan dicatat sebagai pendapatan lain-lain atau
kerugian lain-lain. Contoh jika pada tanggl 20 September 2007
Tanggal Keterangan Reff. Debit Kredit
18 Agustus Surat Berharga – Saham PT. Matahari Rp3.250.000,Kas Rp3.250.000,Tanggal Keterangan Reff. Debit Kredit
31 Agustus Kas Rp100.000,Pendapatan Dividen Rp100.000,521
E. Penilaian Investasi Saham (Pelaporan pada Nilai Terendah
antara Biaya dan Nilai Pasar)
Karena prinsip konservatif dalam akuntansi, maka investasi lancar dalam
saham harus dilaporkan pada nilai terendah antara biaya (harga perolehan)
dengan nilai pasar. Metode pelaporan ini disingkat dengan nama LCM (lower
of cost or market). LCM didasarkan pada pandangan bahwa kerugian dan
bukannya keuntungan yang seharusnya dilaporkan sebelum penjualan
aktiva terjadi. LCM akan diterapkan pada seluruh portofolio investasi lancar
dan metode ini akan melaporkan jumlah yang lebih rendah antara biaya
(harga perolehan) dengan nilai pasar total investasi lancar.
Misalkan PT. Jaya Sakti melakukan investasi lancarnya pada saham dari
tiga perusahaan dengan harga perolehan dan nilai pasar sebagai berikut:
Portofolio Investasi Lancar
PT. Jaya Sakti
Saham Harga Nilai Pasar
Perolehan
PT. Sumarecan Agung Rp. 18.000.000,- Rp. 18.250.000,PT. Indospring Rp. 1.202.800,- Rp. 1.200.000,PT. Bank BNI Rp. 13.000.000,- Rp. 12.000.000,Rp. 32.202.800,- Rp. 31.450.000,Karena total nilai pasar dari portofolio investasi
(Rp. 31.450.000,-) lebih rendah dibandingkan dengan biaya
Tanggal Keterangan Reff. Debit Kredit
20 September Kas Rp3.500.000,Surat Berharga – Saham PT. Matahari Rp3.250.000,Keuntungan Penjualan Surat Berharga Rp. 250.000,PT. Andalan menjual investasi saham PT. Matahari dengan
harga jual Rp. 17.500 per lembar, maka pencatatan yang dilakukan
adalah:
522
perolehannya (Rp. 32.202.800,-), maka neraca investasi akan melaporkan
investasi lancar pada harga pasarnya, yaitu Rp. 31.450.000,-. Jurnal berikut
ini akan dibuat untuk mencatat penurunan nilai surat berharga
pada tanggal pelaporan keuangan:
Untuk mencatat penurunan nilai investasi lancar atau kerugian yang

belum terealisir atas investasi lancar akan dilaporkan dalam laporan labarugi
pada beban dan pendapatan lain-lain. Akun penyisihan akan dilaporkan
sebagai akun kontra (contra account) terhadap investasi lancar di neraca
sebagai berikut:
Aset Lancar
Kas Rp. XXX
Surat Berharga - pada harga perolehan Rp. 32.302.800,Dikurangi : penyisihan untuk mengurangi
investasi lancar agar sesuai
dengan nilai pasar Rp. 752.800,Investasi lancar pada harga pasar Rp. 31.450.000,Piutang dagang, netto Rp. XXX
Alternatif lain yang sering dipergunakan adalah memperlihatkan nilai
LCM pada neraca, dan melaporkan nilai yang lebih tinggi dalam catatan
atas laporan keuangan, seperti terlihat dibawah ini:
Aset Lancar
Kas Rp. XXX
Surat Berharga - pada harga pasar Rp. 31.450.000,Piutang dagang, netto Rp. XXX
Tanggal Keterangan Reff. Debit Kredit
31 Desember Kerugian karena penurunan nilai Surat
Berharga Rp752.000,Penyisihan untuk penurunan nilai
Surat Berharga Rp752.000,523
Catatan: Investasi lancar dilaporkan pada nilai terendah antara biaya
perolehan dan nilai pasar. Pada tanggal 31 Desember 19XX
besarnya biaya perolehan adalah Rp. 32.202.800,-.
Jika biaya perolehan investasi lancar lebih rendah dibandingkan dengan
nilai pasarnya, maka investor akan melaporkan nilai investasi lancar pada
biaya perolehan dan mengungkapkan nilai pasar dalam catatan atas laporan
keuangan.
F. Investasi Lancar Obligasi
Prinsip pengukuran, pengakuan dan penilaian untuk investasi lancar
dalam obligasi sama dengan untuk investasi saham. Dalam hal obligasi
maka pada waktu penjualannya timbul masalah bunga berjalan. Contoh,
pada tanggal 1 Maret 2007 PT. Merdeka membeli obligasi PT. Telkom
nominal Rp. 100.000,- per lembar dengan kurs 102. Bunga obligasi 12%
setahun dibayarkan setiap 6 bulan sekali yaitu tanggal 1 Juli dan
tanggal 1 Januari. Biaya provisi dan materei adalah Rp. 10.000,-.
Tanggal 1 Agustus 2007 seluruh obligasi PT. Telkom dijual dengan kurs 104,
biaya penjualan Rp. 2.000,-.
Transaksi investasi di atas akan dicatat sebagai berikut:
Keterangan:
Harga perolehan:
Kurs × Nominal = 102/100 × Rp. 100.000,- = Rp. 102.000,-

Provisi dan materei = Rp. 10.000,Harga perolehan = Rp. 112.000 ,Tanggal Keterangan Reff. Debit Kredit
1 Maret Surat Berharga – Obligasi PT. Telkom Rp112.000,Pendapatan Bunga Rp 2.000,Kas Rp114.000,524
Keterangan:
Kurs × Nominal = 104/100 × Rp. 100.000 = Rp. 104.000
Biaya penjualan Rp. 2.000
Harga jual bersih Rp. 102.000
Bunga berjalan dihitung sejak 1 Juli 2007 sampai dengan 1 Agustus 2007
1/12 × 12% × Rp. 100.000 = Rp. 1.000,Laba rugi penjualan dihitung sebagai berikut:
Harga jual Rp. 102.000,Harga perolehan Rp. 112.000,–––––––––––
Rugi penjualan Rp. 10.000,Tanggal Keterangan Reff. Debit Kredit
1 Agustus Kas Rp102.000,Rugi Penjualan Surat Berharga Obligasi
PT. Telkom Rp 10.000,Surat Berharga Obligasi PT. Telkom Rp112.000,Bunga Berjalan:
Tanggal bunga terakhir : 1 Januari 2007
Tanggal pembelian : 1 Maret 2007
Periode bunga berjalan : 2 bulan
Bunga berjalan : 2/12 x12% × Rp. 100.000,- = Rp. 2.000,Tanggal Keterangan Reff. Debit Kredit
1 Juli Kas Rp6.000,Pendapatan Bunga Rp6.000,(Mencatat Penerimaan Bunga)
525
Soal-soal Latihan Bab 6
I. PERTANYAAN-PERTANYAAN:
1. Jelaskan pengertian dan tujuan investasi
2. Sebutkan dan jelaskan macam macam surat surat berharga
3. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi dalam neraca
4. Jelaskan bagaimana cara menentukan nilai investasi dalam saham
5. Jelaskan bagaimana cara menentukan nilai investasi dalam obligasi
II. SOAL
Soal 6.1
Selama tahun 2007, PT. Melati membeli surat-surat berharga sebagai berikut:
Harga Perolehan Harga Pasar per
31/12/2007
Saham PT. Gudang Garam Rp. 12.000 Rp. 14.000

Obligasi PT. Bata 8% Rp. 18.000 Rp. 11.000
Surat-surat berharga tersebut dilaporkan dalam neraca dengan
menggunakan metode penilaian LCOM.
Pertanyaan:
a. Buatlah jurnal pada akhir tahun 1997.
b. Buatlah jurnal apabila pada tengah tahun 1997 saham PT. Gudang
Garam dijual sebesar harga perolehannya yaitu Rp. 7.000,-.
c. Buatlah jurnal pada akhir tahun 1997 apabila:
1. Harga pasar surat-surat berharga yang tersisa adalah sebesar
Rp. 18.000,-.
526
2. Harga pasar surat-surat berharga yang tersisa adalah sebesar
Rp. 21.000,-.
3. Harga pasar surat-surat berharga yang tersisa adalah sebesar
Rp. 28.000,-.
Soal 6.2
Berikut ini informasi yang berkaitan dengan investasi jangka pendek
PT. Gelora pada tahun 2006.
1 Februari Perusahaan membeli obligasi 10% PT. Kobra yang
mempunyai nilai nominal sebesar Rp. 300.000,000,- dengan
kurs beli 98 ditambah dengan bunga. Bunga dibayar setiap
tanggal 1 April dan 1 Oktober.
1 April Diterima bunga tengah tahunan.
1 Juli Dibeli obligasi 12% PT. Sancha yang bernilai nominal
sebesar Rp. 400.000.000,- Obligasi tersebut dibeli sebesar
nilai nominalnya. Bunga dibayar setiap tanggal 1 Juni dan
1 Desember.
1 September Obligasi yang dibeli tanggal 1 Februari dan mempunyai nilai
nominal Rp. 100.000.000,- dijual dengan kurs 99 ditambah
bunga.
1 Oktober Diterima bunga tengah tahunan.
1 Desember Diterima bunga tengah tahunan.
31 Desember Kurs pasar untuk obligasi yang dibeli tanggal 1 Februari
dan 1 Juli adalah 94 dan 96.
Pertanyaan:
Buat jurnal yang diperlukan untuk mencatat informasi di atas.


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest