ANALISIS KESESUAIAN PERAIRAN TAMBAK Dl KABUPATEN DEMAK DITINJAU DARI NILAI KLOROFIL-A, SUHU PERMUKAAN PERAIRAN, DAN MUATAN PADATAN TERSUSPENSI MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT LANDSAT ETM 7 +

  'Jumat 'Pengmderaan'Jaud'UoC 3 9fa J Juni 2006:108- US

ANALISIS KESESUAIAN PERAIRAN TAMBAK

Dl KABUPATEN DEMAK DITINJAU DARI

  

NILAI KLOROFIL-A, SUHU PERMUKAAN

PERAIRAN, DAN MUATAN PADATAN

TERSUSPENSI MENGGUNAKAN DATA

CITRA SATELIT LANDSAT ETM 7 +

  

MuchJisin Arief, Lestari Laksmi W.

Penelili Bidang Aplikasi Penginderaan JauK LAP AN

  

ABSTRACT

  Demak district h a s 4 s u b districts t h a t are potentially to develop fishpond s u c h as : Sayung, Karang Tengah, Bonang a n d Wedung s u b districts. However, recently the fishpond production is decreasing compared to t h e production in a few years ago. This decreasing is c a u s e d by water quality degradation a n d t h e lage of information on t h e condition of the fishpond.

  The aims of this research are: to analyse some parameters for t h e fishpond suitability such as (chlorophyle-a, water surface temperature a n d suspended solid load), 2). to analyse some factors on t h e fishpond suitability based on water primary productivity such as pH, suspended Oxygen, salinity, Nitrate a n d phosphate.

  The result of the research show that: by using the formulation of klor-a (Mg/1)= 17.912(bl-b2)/ (bl+b2)-0.3343 the range value of chlorophyle-a is 0.368-2,852 ug/1, by using t h e formulation of Tp(°C) = 0.6674(b6)-75.544 obtained t h e value of water surface temperature is 25.03 - 40.00 (°C), and by using t h e formulation MPT (ppm) =

  • 15.8049+0.6674(bl)-1.066(b2) +0.9437(b3)+0.l939(b4), the range value of suspended solid load is 26.07 - 74.00 ppm. Overlaying the above results (maps of chlorophyll-a, water surface temperature, a n d MPT) added with the information of water primary productivity obtained that the "suitable" fishpond area in Demak, area in Sayung, and

  Karang Tengah s u b districts, while "conditionally suitable" are in Bonang d a n Wedung s u b districts. This mean t h a t fishpond area in Demak is possible to be developed with the certain treatment.

  ABSTRAK

  Kabupaten Demak memiliki 4 Kecamatan wilayah pesisir yang berpotensi u n t u k u s a h a tambak, yaitu Kecamatan Sayung, Karang Tengah, Bonang d a n Wedung. Namun akhir-akhir ini produksi tambak di Kabupaten tersebut m e n u r u n dibandingkan dengan t a h u n - t a h u n sebelumnya. Hal ini disebabkan karena m e n u r u n n y a daya d u k u n g lingkungan k h u s u s n y a kualitas air d a n kurangnya informasi tentang kondisi perairan t a m b a k di d a e r a h tersebut.

  Tujuan penelitian ini, adalah 1) Menganalisis beberapa parameter k e s e s u a i a n perairan t a m b a k seperti klorofil-a, s u h u p e r m u k a a n perairan d a n Muatan padat Tersuspensi (MPT), 2). Menganalisa kesesuaian perairan t a m b a k didasarkan p a d a faktor produktivitas primer (pH, Oksigen terlarit, saiinitas, nitrat dan fosfat).

  Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah, nilai klorofil-a berkisar 0.368-2,852 pg/1 y a n g d i t u r u n k a n dari formulasi klor-a ( p g / l ) = 1 7 . 9 1 2 ( b l - b 2 ) / ( b l + b 2 ) - 0 . 3 3 4 3 , s u h u p e r m u k a a n perairan d i t u r u n k a n dari formulasi Tp(°C) = 0.6674(b6)-75.544 menghasilkan kisaran s u h u 25.03 - 40.00 (°C), dan Muatan Padat tersuspensi d i t u r u n k a n dari MPT(ppm) = -15.8049+0.6674(bl)-1.066(b2) +0.9437(b3)+0.1939(b4), menghasilkan nilai MPT 26.07 - 74.00 ppm. Overlay hasil-hasil di atas (klorophyl-a, 108

  l

  • ^naGsu'i^seauaian Prraxran'Tiim6a^ili'Kfl6upaien<Demak. (iMtuffism'A. «-a0

  

suhu, MPT) digabung dengan informasi faktor produktivitas primer maka dipcroleh

bahwa perairan tambak di Kabupaten Demak, yang sesuai adalah Kecamatan Sayung,

dan Karang Tengah, dan yang sesuai bersyarat terdapat di Kecamatan Bonang dan

Wedung. Hal ini menunjukkan bahwa tambak di Kabupaten Demak masih bisa

dikembangkan dengan upaya-upaya tertentu.

Kata kunci: Landsat data, Fishpond, Muatan padatan tersuspensi, Suhu permukaan

perairan. Salinity, Nitrate, Phosphate, Klorofil-a

  1 PENDAHULUAN

  untuk menganalisis kesesuaian suatu perairan tambak merupakan salah satu

  1.1 Latar Belakang alternatif untuk mendapatkan informasi Pantai Utara Jawa (Pantura) tentang keadaan suatu perairan per- merupakan salah satu wilayah pesisir di tambakan. Teknologi inderaja mempunyai dalam rangkaian ekosistem tropis beberapa keunggulan dibandingkan Indonesia yang mempunyai ekosistem dengan pengambilan sampel secara estuarin cukup luas. Pada ekosistem konvensional. Pemanfaatan teknik ter- estuarin ini dapat dikembangkan suatu sebut membantu memperoleh data lebih iahan budidaya tambak. Berkembangnya cepat dalam waktu bersamaan dalam usaha pertambakan dari waktu ke areal yang luas. Data satelit tersebut waktu menyebabkan Pantura menjadi dapat diproses sesuai dengan faktor suatu lokasi dimana terjadi berbagai yang akan ditampilkan, kemudian di- aktivitas yang cukup padat. Hal ini manfaatkan sebagai bekal pengelolaan berakibat terhadap kondisi lingkungan lahan pertambakan, sedangkan pene- dan selanjutnya berpengaruh pada rapan Sistem Informasi Geografis (SIG) kondisi sumberdaya di sepanjang pantai diterapkan untuk menentukan sistem tersebut. Pemanfaatan lahan secara kesesuaian perairan tambak berdasarkan intensif sepanjang Pantura menyebabkan beberapa parameter yang diperlukan. tingginya pencemaran yang mengakibat- kan turunnya kualitas perairan.

  1.2 Tujuan Luas Iahan tambak di sepanjang P a n t u r a b e r t u r u t - t u r u t , a d a l a h Penelitian ini bertujuan untuk Kabupaten Pati seluas 6.885 ha, m e n g a n a l i s i s b e b e r a p a p a r a m e t e r

  Kabupaten Brebes seluas 5.971 ha, kesesuaian perairan tambak yaitu Kabupaten Demak seluas 4.848 ha, klorofil-a, suhu permukaan perairan, Kabupaten Pemalang seluas 1.475 ha, dan muatan padatan tersuspensi (MPT) dan Kabupaten Jepara seluas 1.206 ha. menggunakan citra satelit Landsat (Dinas Perikanan dan Kelautan, 2001).

  ETM7+ dan membuat zonasi kesesuaian Selanjutnya dalam tulisan ini akan lahan tambak berdasarkan parameter dibahas mengenai wilayah perairan klorofil-a, suhu permukaan perairan, tambak di Kabupaten Demak. dan MPT.

  Salah satu penyebab kurang berkembangnya usaha pertambakan di

  2 TINJAUAN PUSTAKA Demak dewasa ini adalah kurangnya

  2.1 Tambak di Kabupaten Demak data dan informasi mengenai keadaan tambak. Hartoko (2000) mengatakan

  Berdasarkan data pemerintah bahwa kurang berkembangnya usaha di Kabupaten Demak, tahun 2000, wilayah wilayah pesisir disebabkan kurangnya Kabupaten Demak terletak pada koor- data dan informasi mengenai kondisi dinat 6° 43" 26", 7° 09' 43° LS dan 110° wilayah pesisir. Data dan informasi 27' 58" BT-110° 48' 47" BT, dengan luas pemetaan wilayah sangat diperlukan wilayah administrasi 89.743 Ha. untuk mendorong pembangunan di Kecamatan yang memiliki wilayah per- berbagai sektor. Penggunaan inderaja tambakan adalah Kecamatan Wedung,

  109

  110

  Pemetaan sebaran klorofil-a di laut pada dasarnya dapat dilakukan dengan berbagai citra satelit, yaitu Landsat-ETM7+ dengan resolusi citra 30 m (Hartoko, 2001). S a l a h s a t u k o n s e p d a s a r d a l a m pengolahan citra klorofil-a adalah "index vegetasi". Menurut Robinson (1985) Dalam

  Sumber: * = BPS Prop. Jawa Tengah, 2000

  S u h u (°C)=16,32301+0,41632*b6. Tabel 2 - 1 : LUAS LAHAN TAMBAK, PRODUKSI DAN NILAI PRODUKSI TAHUN 1995- 1996 DI KABUPATEN DEMAK

  Satelit Landsat ETM7+ mempunyai sensor yang d a p a t mereflektansikan s u h u , yaitu b a n d - 6 dengan resolusi spasial 60 m. Penelitian terdahulu oleh Lemigas (2000) m e r u m u s k a n algoritma u n t u k m e n e n t u k a n s u h u p e r m u k a a n l a u t m e n g g u n a k a n b a n d - 6 s e b a g a i berikut

  S u h u o p t i m a l u n t u k p e r t u m b u h a n organisme di t a m b a k berkisar a n t a r a 29 - 30°C ( C h o l i k , 1 9 8 8 ) . S u h u a i r berpengaruh langsung pada metabolisme kultivan d a n secara tidak langsung berpengaruh p a d a kelarutan oksigen dan gas-gas beracun lainnya.

  S u h u m e r u p a k a n salah satu faktor y a n g b e r p e r a n p e n t i n g d a l a m p e r t u m b u h a n dan kehidupan organisme.

  2 . 2 . 2 Suhu permukaan perairan

  Pentury (1987) algoritma p e n d u g a a n k o n s e n t r a s i k l o r o f i l - a b i a s a n y a menggunakan rasio band. Pemilihan band yang sesuai u n t u k pengembangan model a l g o r i t m a d i l a k u k a n d e n g a n c a r a m e r e g r e s i k a n d a t a dari b a n d y a n g potensial menduga konsentrasi klorofil-a dengan pengukuran insitu dari parameter kualitas air.

  (Asih, 2002). Sebagian fitoplankton yang hidup di laut banyak mengandung klorofil-a tersebut. (Nontji, 1974). Oleh k a r e n a itu, adanya klorofil-a di s u a t u perairan dapat digunakan sebagai indikasi s u b u r n y a perairan tersebut.

  JurnaC (Penginderaan JauH VoC 3 No. 1 Juni 2006:108-118

  Klorofil-a m e r u p a k a n klorofil yang paling banyak terdapat dalam fito- plankton d a n m e r u p a k a n bagian yang terpenting dalam proses fotosintesis

  Klorofil m e m p u n y a i r u m u s C55H720sN4Mg dengan atom Mg sebagai pusatnya. Tiga m a c a m klorofil yang u m u m terdapat dalam tumbuhan adalah klorofil-a, klorofil-b dan klorofil-c.

  2 . 2 . 1 Klorofil-a

  Parameter kesesuaian perairan t a m b a k yang a k a n dilihat melalui inderaja adalah klorofil-a, s u h u per- m u k a a n perairan, d a n MPT. Parameter tersebut didapat dari formulasi hasil analisis data citra satelit Landsat- ETM7+, dengan data lapangan. Melalui metode ini dapat diketahui sejauh mana aplikasi inderaja terhadap parameter perairan tambak, yang selanjutnya dapat digunakan u n t u k menganalisis kesesuaiannya

  2 . 2 Aplikasi Penginderaan J a u h (Inderaja) untuk Pemetaan Wilayah Pertambakan

  (Dinas Perikanan d a n Kelautan, 2001). Adapun data tentang luas lahan t a m b a k d a n produksinya dapat dilihat p a d a Tabel2-1.

  Kecamatan Bonang, Kecamatan Karang Tengah d a n Kecamatan Sayung. Total panjang pantai adalah 34,1 km d a n memiliki h u t a n mangrove seluas 68,2 ha.

  • = Dirjen Perikanan Budidaya dan Dept. Perikanan dan Kelautan, 2001

  JlmSsis t&sesuatan 'Perairan TamSa^ M 1(si6upaten O I M M ^ M — (MadiBsmjL et.at) 2 . 2 . 3 H u a t a n p a d a t a n t e r s u s p e n s i (TS1) dan Sangat Tidak Sesuai (TS2).

  Lahan tambak dikatakan Sangat Sesuai' MPT berasal dari zat organik dan jika lahan ini tidak memiliki faktor anorganik. Komponen organik terdiri pembatas yang berarti u n t u k s u a t u dari fitoplankton, zooplankton, bakteri penggunaan lestari, Sesuai' jika memiliki dan organisme renik lainnya, sedangkan faktor p e m b a t a s yang dapat mengurangi komponen anorganik terdiri dari detritus tingkat produksi, namun faktor pembatas d a n partikel-partikel anorganik. Cholik tersebut masih dapat diatasi. Lahan (1988) mengatakan k e k e r u h a n k a r e n a tambak dikatakan *Sesuai Bersyaraf jika plankton selama tidak berlebihan umum- lahan tersebut memiliki faktor pem- nya dikehendaki bagi t a m b a k , sedang- batas yang bcsar untuk mempertahankan k a n k e k e r u h a n k a r e n a detritus a k a n tingkat pengelolaan yang h a r u s diterap- menganggu pernafasan organisme per- k a n , Lahan yang memiliki tingkat airan. kesesuaian ' Tidak Sesuai' yaitu lahan

  Salah satu cara p e m e t a a n pola yang memiliki faktor pembatas besar sebaran dan analisa kuantitatif tingkat untuk mempertahankan tingkat pengelola- k e k e r u h a n d a n MPT di perairan adalah a n yang h a r u s diterapkan, a d a p u n melalui algoritma turbidity menggunakan lahan yang memiliki tingkat kesesuaian kombinasi band 1, b a n d 2, band 3

  'Sangat Tidak Sesuai' adalah lahan yang m a u p u n band 4 pada data Landsat- disarankan u n t u k tidak dikelola karena ETM7+. faktor pembatasnya bersifat p e r m a n e n .

  (Suwargana, 2001) 2 . 3 Evaluasi Lahan Evaluasi lahan adalah s u a t u

  3 MATERIMETODE proses p e n d u g a a n potensi lahan yang telah dipertimbangkan menurut keguna-

  Materi yang digunakan dalam annya dan m e m b a n d i n g k a n serta meng- penelitian ini adalah perairan sepanjang interpretasikan serangkaian data. Tujuan tambak di Kabupaten Demak. Analisis yang ingin dicapai adalah u n t u k me- klorofil-a d a n MPT dilakukan dcngan ngetahui kondisi lahan berdasarkan jalan mengambil sampel air u n t u k parameter-parameter tertentu. Proses kemudian diujikan di laboratorium. penilaiannya menggunakan sistem bobot

  S u h u p e r m u k a a n perairan diperoleh d a n skoring b e r d a s a r k a n k e p e n t i n g a n secara langsung saat sampling di t e r h a d a p s u k s e s n y a budidaya tambak. lapangan menggunakan terrnometer.

  Hasil yang diperoleh adalah tingkat Secara sistematis alur kerja kesesuaian lahan tambak menjadi 5 pengolahan data citra satelit Landsat

  Kelas, yaitu Sangat Sesuai (SI), Sesuai ETM7+ dalam penelitian ini dapat

  (S2), S e s u a i Bersyarat (S3), Tidak Sesuai diilustrasikan pada G a m b a r 3 - 1 .

  JurnaC (penginderaan Jauh Vot. 3 No. 1 Juni 2006:108-118 Jumjf <Pen$indaaan Jauh Vot 3 Wo. 1 juni2006:1OS-II8 suhu permukaan perairan (°C). Dari formula di atas diperoleh kisaran suhu p e r m u k a a n air di t a m b a k a n t a r a 25, 03 - 33,76 °C. Koefisien korelasi per- samaan tersebut adalah 0,61 berarti persamaan tersebut mempunyai hubungan keeratan 61%, sehingga per- samaan tersebut dapat digunakan untuk melihat kisaran suhu pada lokasi sampling dengan keeratan sebesar 61%.

  Secara umum dapat dikatakan bahwa suhu di perairan tambak sepanjang Kabupaten Demak cukup optimal bagi budidaya tambak, dimana pada rentang tersebut dapat dikatakan bahwa di sebagian Kecamatan Sayung dan Karang Tengah mempunyai suhu permukaan yang lebih baik dari pada daerah sekitarnya, dengan tingkat kesesuaian "sesuai". Beberapa tempat di Kecamatan Bonang dan Kecamatan Wedung berada dalam tingkat kesesuaian "sesuai bersyarat" (Gambar 4-2, Tabel 4-2).

  Hal ini disebabkan oleh kedalaman perairan yang rendah dan tidak adanya mangrove di sekitar lokasi pertambakan.

  c.

   MPT Formulas! yang diperoleh adalah Y= -15,8049 + 0,6657(B1) -1,0665(B2) +

  (0,9437(B3J + 0,1939(B4), dengan Y adalah kandungan MPT (ppm). Formulasi ini didapatkan dengan jalan regresi linier antara MPT lapangan dengan kombinasi band-1, band-2, band-3, dan band-4. Berdasarkan karakteristik tiap band yang terdapat pada satelit Landsat ETM7+, band yang sesuai untuk pengamatan kandungan MPT adalah band-1, band-2, band-3 dan band-4. Menurut Brown, et. al., 1989 band 1, 2, 3, dan 4 mempunyai kemampuan untuk mereflektansikan objek air di permukaan bumi dengan sangat baik. Koefisien korelasi dari persaman di atas adalah r = 0,71, yang berarti persamaan tersebut dapat digunakan sebagai formula pendugaan klorofil di lapangan dengan hubungan keeratan sebesar 71%. Dari formula di atas diperoleh kisaran MPT di tambak antara 26,074 - 71,699 ppm.

  Dilihat dari data citra satelit Landsat ETM 7 + (Gambar 4-1 dan Tabel 4-1) pada umumnya kandungan MPT sepanjang perairan tambak di

  Kabupaten Demak masih cukup baik untuk budidaya tambak. Hanya beberapa tempat di Kecamatan Wedung dan Bonang memiliki kandungan MPT agak tinggi. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kedalaman tambak yaitu kurang dari 60 cm, serta dekatnya lokasi tersebut dengan sungai besar, dimana terdapat aktivitas pelayaran. MPT tersebut diduga berasal dari erosi yang dibawa oleh sungai-sungai akibat akuvitas di sekitarnya.

  d. Overlay Setelah dilakukan pembobotan dan skoring serta overlay dari ketiga parameter, yaitu klorofil-a, s u h u permukaan dan MPT dapat disimpulkan bahwa kondisi perairan tambak di Kabupaten Demak berada dalam tingkat " S e s u a i s a m p a i d e n g a n S e s u a i Bersyarat" (Gambar 4-4 dan Tabel 4-2).

  Pada Desa Bedono, dan beberapa desa di K e c a m a t a n W e d u n g , y a i t u Desa Morodemak, Desa Betahwalang dan Desa Wedung mempunyai tingkat kesesuaian "sesuai bersyarat". Pada Kecamatan Sayung, Karang Tengah. dan Kecamatan Bonang secara u m u m b e r a d a p a d a t i n g k a t k e s e s u a i a n "sesuai".

  114

  Jlnaftsis %esesuaian (Perairan Tam6a^ di %a6upaten <Demaf^ (MuchCisin A- et.at)

  Keterangan : a) = dekat laut S1: Sangat Sesuai TS1 : Tidak Sesuai

  

1,59

0,84

2,66

Kesesuaian

  Perairan Tambak S I S I S2 S I S2 S I S2 S2 S I S I S2 S2 S2 S2 S3 S3 S3 S3 S3 S2 S2 S3 S2 S3 S3 S2

  Nilai Suhu Permukaan (°C) dari Data Citra Satelit

  Landsat ETM7+ 28,5 27,4 30,2 29,0 30,6 27,0 30,4 30,5 29,0 28,5 30,2 30,8 31,0 30,4 32,4 33,0 32,7 32,0 33,0 31,4

  30,8 33,2 28,4 33,2 32,8 31,4

  Kesesuaian Perairan Tambak

  S2 S2 S2 S3 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S3 S3 S3 S 3 S3 S3 S2 S2 S2 S2 S2 S2 Nilai MPT (ppm) dari

  Data Citra Satelit Landsat ETM7+

  28,45 32,44 30,88 70,45 45,41 35,84 36,44 39,77 35,44 42,55 48,26 29,47 26,44 43,89

  80,44 26,44 75,65 78,12 80,59 74,25

  35,71 29,45 39,45 28,75 30,45 27,88

  b) = jauh laut S2: Sesuai TS2 : Sangat Tidak Sesuai S3: Sesuai Bersyarat

  

2,44

1,53

0,94

1,92

  Tabel 4-2: KESESUAIAN PERAIRAN TAMBAK BERDASARKAN KANDUNGAN KLOROFIL-A, SUHU PERMUKAAN PERAIRAN, DAN MPT

  Lokasi 1 2 3 4

  5 6 7 8 9 1 0

  11 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6 K e c a m a t a n

  S a y u n g Karang T e n g a h B o n a n g W e d u n g

  

Nama D e s a

Sriwulan (b) Purwosari (b) Sidogemah (a) Sidogemah (b)

  Bedono (b) S u r o d a d i (a) S u r o d a d i (b) Timbulsloko (a)

  Timbulsloko (b) T a m b a k b u l u s a n (a) T a m b a k b u l u s a n (b) T a m b a k b u l u s a n (b) Morodemak (a) Morodemak (b) Purworejo (a) Purworejo (b) B e t a h w a l a n g (a) B e t a h w a l a n g (b) W e d u n g (a) W e d u n g (b) W e d u n g (b) B e r a h a n Kulon (a) B e r a h a n Kulon (b) B e r a h a n Wetan (a) B a b a l a n (b) Kedung Mutih (b)

  K e s e s u a i a n Perairan Tambak S e s u a i S e s u a i S e s u a i Bersyarat S e s u a i B e r s y a r a t S e s u a i S e s u a i S e s u a i S e s u a i

  S e s u a i S e s u a i S e s u a i S e s u a i S e s u a i S e s u a i Bersyarat

  Sesuai Bersyarat S e s u a i Bersyarat S e s u a i B e r s y a r a t S e s u a i Bersyarat S e s u a i Bersyarat S e s u a i Bersyarat S e s u a i Bersyarat S e s u a i S e s u a i S e s u a i Bersyarat

  S e s u a i Keterangan : a) = dekat laut

  

1,93

2,45

2,66

1,44

2,73

1,61

  

1,98

0,85

2,58

2,69

3,01

2,33

2,74

2,66

3,21

3,02

  Tabel4-1:KELAYAKAN PERAIRAN TAMBAK BERDASARKAN KANDUNGAN KLOROFIL-A (jiG/L), NILAI SUHU PERMUKAAN (°C), DAN MUATAN PADATAN TER- SUSPENSI (PPM)

  12

  Stasiun

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  10

  11

  13

  

ETM7+

1,88

2,54

1,75

  14

  15

  16

  17

  18

  19 2 0 2 1 2 3 2 4 2 5 2 6

  Kecamatan Sayung . -

  KarangTengah Bonang Wedung Nama Desa

  Sriwulan (b) (iurwosari (b) Sidogemah (a) Sidogemah (b) Bedono (b) Surodadi (a) Surodadi (b) Timbulsloko (a)

  Timbulsloko (b) Tambakbulusan (a) Tambakbulusan (b) Tambakbulusan (b) Morodemak (a) Morodemak (b) Purworejo (a) Purworejo (b) Betahwalang (a) Betahwalang (b) Wedung (a) Wedung (b) Wedung (b) Berahan Kulon (a) Berahan Kulon (b) Berahan Wetan (a) Babalan (b) Kedung Mutih (b)

  Kesesuaian Perairan Tambak

  S2 S2 S2 S2 S3 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S3 S3 S2 S2 S2 S2 S3 S2 S3 S 3 S3 S2

Kandungan

Klorofil_a(ng/l)

dari Data Citra

Satelit Landsat

  b) = jauh laut

  Jurnal (penginderaan Jauh Vol. 3 Wo. 1 Juni 2006:108-118

  Gambar 4 - 1 : Peta kesesuaian perairan Tambak di Kabupaten Demak b e r d a s a r k a n nilai klorofil-a Gambar 4-2: Peta kesesuaian perairan t a m b a k di k a b u p a t e n Demak b e r d a s a r k a n nilai s u h u p e r m u k a a n air

  JinaCisis %esesuaian <Perairan 'Tambak^ di %abupaten (Demậ (MucfiRsin fl.. et.aQ

  Gambar 4-3: Peta Kesesuaian perairan t a m b a k di Kabupaten Demak berdasarkan nilai MPT

  Gambar 4-4: Peta kesesuaian perairan tambak berdasarkan nilai klorofil-a, s u h u p e r m u k a a n perairan, d a n MPT, dari data citra satelit Landsat ETM7+ 117

  JunuiC <Prngm&raan Jauh VoC S Wo. 1 Jutii 2006:108-118

5 KESIMPULAN

  Brown et. al., 1989. Application of Remote

  Sensing Technology to Marine

  • Formulasi yang digunakan u n t u k

  Fisheries,

  An Introduction Manual m e n d u g a nilai klorofll-a di perairan FaA, Fisheries paper 295, rome. tambak Kabupaten Demak, adalah

  Cholik F., 1988. Pengaruh Mutu Air Kloroffl-a (pg/1) • 17,912((bl-b2)/

  Terhadap Produksi Udang Tambak,

  (bl+b2|) - 0,3343, dengan kisaran nilai Disampaikan dalam Seminar Sehari, 0 , 3 6 8 - 2 , 8 5 2 fig/1- BPPT.

  • Formulasi yang digunakan u n t u k Dinas Perikanan d a n Kelautan, 2 0 0 1 .

  menduga nilai s u h u p e r m u k a a n per-

  Jawa Tengah Dalam Angka,

  airan di perairan tambak Kabupaten Pemerintah Prov. J a w a Tengah.

  Demak, adalah s u h u p e r m u k a a n Hartoko, A., 2000. Teknologi Pemt-taan perairan (°C) = 0,6674(B6) - 75.544,

  Dinalis Sumber Daya Ikan Pulagis dengan kisaran nilai 25, 03 - 33,76 fC). Melalui Analisis Terpadu Karakter

  • Formulasi yang digunakan u n t u k

  Oseanografis dan data Satelit NOAA, LANDSAT dan SeaWiff-GSPS

  menduga nilai klorofil-a di perairan

  di Perairan Indonesia,

  t a m b a k Kabupaten Demak, adalah Kantor Menteri Negara Risct d a n Teknologi, Dewan

  MPT (ppm) = -15,8049 + 0,6657(B1) - Riset Nasional.

  1,0665(B2) + (0,9437(B3) + 0,1939(B4), dengan kisaran nilai 26,074 - 71,699 Pentury, R., 1997. Algoritma Pendugaan ppm.

  Konsentrasi Klorophyl di Teluk Ambon

  • Zonasi kesesuaian perairan t a m b a k di

  Menggunakan CUra LANDSAT, Prog.

  Kabupaten Demak adalah "Sesuai" Studi Tehnik Kelautan, Pasca p a d a Kecamatan Sayung, Kecamatan Sarjana IPB, Bogor.

  Karang Tengah, serta "Sesuai Bersyarat" Nontji A., 1994. Biomassa dan Produk- pada sebagian besar Kecamatan Bonang

  tivitas Fitoplanton di Perairan Teluk

  dan Kecamatan Wedung. Hal ini berarti

  Jakarta serta Kaitannya dengan

  perairan tambak di Kabupaten Demak

  Faktor-Faktor Lingkungan,

  Institut m a s i h bisa dikembangkan dengan Pertanian Bogor, upaya-upaya k h u s u s

  Suwargana, 2002. Analisis Kesesuaian

  Lahan Tambak Konvensional Melalui

DAFTAR RUJUKAN

  Uji Kualitas Lahan dan Produksi Dengan Bantuan Data Penginderaan

  Afrianto, E., d a n Liviaweaty, E., 1991.

  Jauh dan SIC,

  Thesis S-2, Institut

  Teknik Pembuatan Tambak Udang, Pertanian Bogor.

  Kanisius, Yogyakarta.

  Raymont, E. G. J., 1980. Plankton and Asih F. W., 2002. Studi Pemetaan Ter-

  Productivity in the Ocean,

  Pergamon

  hadap Hubungan Sebaran KhrqfU-a Press. Dengan Unsur flora di Perairan

  Zweig R. D., et. al., 1999. Source Water

  Cilacap Jawa Tengah,

  Skripsi

  Quality for Aquaculture A Guide for

  J u r u s a n Perikanan d a n Ilmu

  Assesment the World Bank,

  Kelautan Universitas Diponegoro, Washinton D.C. Semarang.

  1 1 8