PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA BIDANG PENDIDIKAN DAN USAHA KECIL MENENGAH DI DESA JATIBARANG

  (O) ISSN 2503-3832

  

PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN PENGGUNAAN

TEKNOLOGI INFORMASI PADA BIDANG PENDIDIKAN DAN

USAHA KECIL MENENGAH DI DESA JATIBARANG

1) 2) 3) Munengsih Sari Bunga , Willy Permana Putra , Ahmad Lubis Ghozali

  1)2)3)

  Program Studi Teknik Informatika

  

Politeknik Negeri Indramayu

  Jl. Raya Lohbener Lama No.8 Lohbener Indramayu Barat Indonesia

  1) 2) 3)

  nengslim85@gmail.co m , putranunuk@gmail.com , alghoz@gmail.com

  

ABSTRAK

  Salah satu ciri zaman modern saat ini adalah dilibatkannya teknologi informasi dalam semua bidang. Kunci utama keberhasilan dalam pemanfaatan teknologi informasi salah satunya terletak pada kesiapan para pengguna yang terkait. Dalam hal ini paling tidak peranan dan pandangan pemerintah, karyawan dan pemilik usaha akan sangat menentukan akselerasi implementasi teknologi informasi di sebuah lembaga. Studi kasus penelitian ini dilaksanakan di Desa Jatibarang Kabupaten Indramayu yang merupakan pusat perekonomian dan pintu gerbang utama dari arah Cirebon dan wilayah-wilayah lain di bagian timur Pulau Jawa. Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur tingkat kematangan penggunaan teknologi informasi dengan cara menganalisis minat masyarakat terhadap penggunaan teknologi informasi khusus nya pada bidang pendidikan dan usaha kecil menengah. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah IT Maturity Model. Dimana dengan model ini akan ada 5 tingkat atau level yang dijadikan sebagai indikator untuk mencapai hasil pengukuran sehingga dapat diketahui sejauh mana minat masyarakat dalam menggunakan teknologi informasi dalam bidang pendidikan dan usaha kecil menengah di Desa Jatibarang Indramayu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat maturity level berada pada skala/level 5 yakni sebesar 77% dan statusnya terpenuhi. Hal ini menunjukkan bahwa minat penggunaan teknologi informas i pada bidang pendidikan dan usaha kecil menengah di Desa Jatibarang Indramayu adalah semakin baik.

  Kata Kunci: maturity model, teknologi informasi, tingkat kematangan pengguna

ABSTRACT

  

One characteristic of modern times is the involvement of information technology in all areas. The main k ey to

success in the use of information technology one of which is located on the readiness of the users concerned. In

this case at least the role and views of the government, employees and business owners will determine the

acceleration of the implementation of information technology in an institution. The case study research was

conducted in the village Jatibarang Indramayu district that is central to the economy and the main gate from the

direction of Cirebon and other areas in the eastern part of Java Island. The purpose of this study was to measure

the level of maturity of the use of information technology by analyzing the publ ic interest in the use of information

technology, especially in the field of education and small and medium businesses. The concept used in this study

is the IT Maturity Model. Where this model will have 5 levels or levels that serve as indicators for achi eving

measurement results that can be k nown the extent of public interest in using information technology in education

and small and medium enterprises in the village Jatibarang. The results showed that the level of maturity level is

at scale / level 5 which is equal to 77% and its status are met. This shows that the interest in the use of information

technology in education and small and medium enterprises in the village Jatibarang is getting better.

  Keywords: maturity models, information technology, the maturity level of the user.

  51

  • – sebuah jejaring raksasa yang menghubungkan milyara n pusat-pusat data/informasi di seluruh dunia dan individu/komunitas global – telah merubah proses pencarian dan pengembangan ilmu dalam berbagai lembaga pendidikan. Melalui search engine seorang ilmuwan dapat dengan mudah mencari bahan referensi yang diinginkannya secara “real time” dengan biaya yang teramat sangat murah; sementara den gan memanfaatkan “electronic mail” para ilmuwan berbagai negara dapat berkolaborasi secara efektif tanpa harus meninggalkan laboratoriumnya; atau dengan mengakses situs repositori video seorang mahasiswa dapat melihat rekaman kuliah dosen dari berbagai universitas terkemuka di dunia. Semua itu dimungkinkan karena bahan ajar dan

  Sehingga hal ini menjadi landasan utama pentingnya dilakukan penelitian mengenai minat masyarakat di Desa Jatibarang dalam menggunakan teknologi informasi. Karena teknologi informas i akan mendukung semua kegiatan menjadi lebih mudah, data tidak akan hilang ataupun rusak dan usang, data dapat disimpan dengan aman, dan masih banyak lagi keuntungan lain dari teknologi informasi.

  Konteks Teknologi Informasi Dalam Sistem Pendidikan

  Kecamatan Jatibarang terdiri dari 15 Desa, dengan Pusat Kota berada di Desa Jatibarang, Desa Jatibarang Baru dan Desa Bulak. Pusat perekonomian berada di Desa Jatibarang & Desa Jatibarang Baru, di sini terdapat pasar daerah yang berada di Jalan Mayor Sangun, selain itu pada hari Minggu dan Rabu merupakan hari pasaran bagi pasar sandang Jatibarang. Di desa ini terdapat toko - toko, mini market dan berbagai aktivitas perekonomian lain. Pusat pemerintahan, pendidikan dan pertanian berada di Desa Bulak di sebelah timur Desa Jatibarang, Kantor Kecamatan Jatibarang berlokasi di Jalan Banjarsari atau yang lebih dikenal dengan nama Jalan Raya Bulak[1].

  Jatibarang adalah sebuah kota kecamatan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Indonesia dengan kode pos 45273. Jatibarang menjadi titik keramaian yang ada di Kabupaten Indramayu, sebagai pusat perekonomian dan pintu gerbang utama dari arah Cirebon, Bandung dan wilayah - wilayah lain di bagian timur Pulau Jawa. Jatibarang juga merupakan eks -kawedanan yang terdiri dari beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan Jatibarang, Widasari, Bangodua, Tukdana, Sukagumiwang , Kertasemaya, dan Sliyeg. Sehingga beberapa kecamatan di sekitarnya kadang kala disebut juga sebagai Jatibarang[1].

  Profil Kecamatan Jatibarang

  Adapun kajian pustaka yang menjadi landasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  2. TINJAUAN PUSTAKA

  Dengan letaknya yang strategis dan banyaknya toko-toko serta pusat perbelanjaan sehingga tingkat perekonomiannya pun meningkat. Namun toko-toko yang ada di Desa Jatibarang saat ini masih banyak yang belum melibatkan teknologi informasi dalam proses kegiatan atau transaksinya. Hanya pusat perbelanjaan yang besar saja seperti toserba yang sudah menerapkannya. Dalam bidang pendidikan - pun hanya beberapa tempat atau sekolah yang memang sudah menerapkan teknologi informasi.

  (O) ISSN 2503-3832

  Pusat pemerintahan, pendidikan dan pertanian berada di Desa Bulak di sebelah timur Desa Jatibarang, Kantor Kecamatan Jatibarang berlokasi di Jalan Banjarsari atau yang lebih dikenal dengan nama Jalan Raya Bulak. Stasiun Besar Jatibarang dilewati oleh jalur kereta api lintas utara pulau Jawa dan terdapat stasiun kereta api yang merupakan stasiun terbesar utama dari masyarakat yang ada di Kabupaten Indramayu.

  Pusat perekonomian berada di Desa Jatibarang & Desa Jatibarang Baru,di sini terdapat pasar daerah yang berada di Jl. Mayor Sangun, selain itu pada hari Minggu dan Rabu merupakan hari pasaran bagi pasar sandang Jatibarang yang merupakan pasar terbesar kedua setelah pasar sandang Tegalgubug, Cirebon. Di desa ini banyak terdapat toko-toko, min i market dan berbagai aktivitas perekonomian lain.

  Jatibarang adalah sebuah kota kecamatan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Indonesia dan merupakan kota kedua yang terbesar dan terpenting di Kabupaten Indramayu, sebagai pusat perekonomian dan pintu gerbang utama dari arah Cirebon, Bandung dan wilayah-wilayah lain di bagian timur Pulau Jawa. Jatibarang juga merupakan eks-Kawedanaan yang terdiri dari beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan Jatibarang, Widasari, Bangodua, Tukdana, Sukagumiwang, Kertasemaya, dan Sliyeg.

  Dengan adanya teknologi informasi akan memberikan kemudahan dalam proses dan transaksi sehingga memungkinkan kegiatan yang dilakukan lebih efektif dan efisien. Teknologi informas i merupakan sebuah infrastruktur dari semua bidang modern dimana peralatan berbasis digital mau tidak mau harus dimiliki atau diakses oleh setiap lembaga baik pemerintahan ataupun swasta.

  e- government, dalam bidang usaha atau perdagangan seperti e-commerce, dan lain s ebagainya. Sehingga bisa dikatakan bahwa saat ini adalah masa era digital dimana semua proses dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi.

  Salah satu ciri zaman modern saat ini adalah dilibatkannya teknologi informasi dalam semua bidang, seperti proses penyelenggaraan kegiatan pendidikan dengan hadirnya e-learning, dalam penyelenggaraan pemerintahan seperti

  Kemajuan teknologi informasi dan komunikas i merupakan salah satu penyebab dan pemicu perubahan dalam dunia pendidikan. Dengan ditemukan dan dikembangkannya internet

  (O) ISSN 2503-3832 proses interaksi telah berhasil “didigitalisasikan” oleh kemajuan teknologi. Salah satu butir kesepakatan Konferensi WSIS (World Summit of

  belum menjamin kemenangan dalam persaingan, terutama ketika sumberdaya yang ada mudah ditiru atau tidak sulit untuk dimiliki juga oleh pesaing. Kondisi mudah ditiru oleh pesaing, karena sifat sumberdaya yang berasal dari eksternal (vendor) [5].

  Konsep Capability Maturity Model digunakan untuk mengukur tingkat kematangan penggunaan teknologi informasi. Pemanfaatan TI merupakan sarana penunjang/pendorong bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Pemanfaatan TI dapat dilakukan secara efektif jika anggota dalam organisasi dapat menggunakan teknologi tersebut dengan baik. Pada akhirnya pemanfaatan TI yang baik dapat meningkatkan kinerja individual [6].

  Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu pada standar tingkat kematangan yaitu Capability Maturity Model.

  Penelitian ini dilakukan dengan menggabungkan dua metode yaitu kualitatif dan kuantitatif. Kedua metode digunakan karena menggunakan instrumen penelitian yaitu human instrument, buku catatan, angket dan komputer serta sampel untuk mengukur tingkat kematangan atau minat masyarakat Desa Jatibarang dalam menggunakan teknologi informasi. Kedua metode tersebut juga dilakukan karena dalam penelitian ini teknik pengumpulan data diambil dari hasil survai dan document review. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu metode survai dengan menggunakan kuesioner.

  METODE PENELITIAN

  Semakin tinggi maturity level akan semakin baik tingkat kematangan penggunaan teknologi informasi, yang secara tidak langsung bermakna semakin meningkatkan kualitas implementas i teknologi informasi [4].

  IT Maturity Model merupakan model yang digunakan untuk mengukur tingkat kematangan pengelolaan teknologi informasi dalam suatu organisasi. IT Maturity Model terdiri dari lima tingkat kematangan pengelolaan IT, meliputi : tingkat 0 (Ignore), tingkat 1 (Aware), tingkat 2 (plan), tingkat 3 (execute), tingkat 4 (measure) dan tingkat 5 (excel).

  IT Maturity Model

  Gambar 1. Hubungan TIK dengan Sektor Lain

  based strategy ). Namun demikian strategi ini juga

  Information Society ) tahun 2004 di Jenewa, telah

  Bersama sumberdaya lainnya seperti SDM, aset tetap, dan citra atau nama baik. SIS jika dikelola dengan baik dapat menjadi elemen dari strategi bisnis yang mengandalkan sumber daya (resourse-

  Banyak pihak merasakan manfaat Tekonologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Sebagian yang lain bahkan menyatakan TIK mendukung dicapainya efisiensi, keunggulan daya saing (competitive advantage) organisasi. Dalam kajian strategi bisnis, komputer yang tersusun dalam suatu sistem informasi strategis (SIS), merupakan sumberdaya perusahaan yang dapat meningkatkan kapabilitas dan kompetensi perusahaan.

  Konteks Teknologi Informasi Dalam Perekonomian

  Hal ini pada umumnya melibatkan kegiatan penelitian yang dilakukan di perguruan-perguruan tinggi ataupun lembaga-lembaga penelitian [8].

  Maka globalisasi dalam konteks ini menjadi bermakna: kompetisi ekonomi berbasis ilmu pengetahuan. Implikasinya adalah munculnya istilah “ekonomi pengetahuan”, yaitu ekonomi yang dasarnya dan atau produknya adalah pengetahuan.

  Pada mulanya globalisasi disulut oleh niat negara-negara industri maju mengkonsentrasikan upaya pada “Research & Development” untuk menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai tambah tinggi dengan muatan ilmu pengetahuan mutakhir sehingga dengan demikian negara-negara industri maju mendapatkan peluang untuk memenangkan pasar dengan keunggulan kompetitifnya. Kemudian negara-negara industri maju alihkan teknologi industri yang kokoh yang dikembangkan dengan infra-strukturnya yang padat investasi itu ke negara- negara ‘berkembang’ melalui apa yang disebut “transfer/alih teknologi”.

  Globalisasi dan Pendidikan

  disepakati bahwa paling lambat tahun 2015, seluruh sekolah-sekolah hingga kampus -kampus di seluruh dunia telah terhubung ke internet. Hal ini dimaksudkan agar terjadi proses tukar menukar pengetahuan dan kolaborasi antar siswa-siswa dan guru-guru di seluruh dunia untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia [8].

  Penggunaan perangkat teknologi informasi oleh individu dalm organisasi harus didasari oleh keinginan individu itu sendiri dan karakteristik tugas dalam masingmasing unit kerja. Pemanfaatan teknologi informasi yang tepat dan didukung oleh kemampuan personel yang mengoperasikannya

  (O) ISSN 2503-3832 dapat meningkatkan kinerja perusahaan maupun kinerja individu yang bersangkutan. Diterimany a suatu teknologi komputer tergantung pada teknologi itu sendiri, tingkat keterampilan, dan keahlian dari individu yang bersangkutan [7].

  Pengumpulan Data

  3. Sedangkan pencatatan dan perekaman data hasil kuesioner dapat dilihat pada Gambar 4.

  Proses pencatatan dan perekaman data dilakukan dengan melihat data dari responden kemudian untuk dapat dilihat persentase dari masing-masing skala. Proses pencatatan dan perekaman data dapat dilihat pada Gambar

  Proses analisis dengan Noticing

  Metode analisis yang digunakan yaitu bivariate dengan menggunakan tabel persentase. Proses analisis dengan Noticing (pencatatan dan perekaman data), data reducing (coding dan categorization), dan kesimpulan (hubungan dalam satu kategori dan antar kategori).

  Analisis Data

  Microsoft Excel untuk pengolahan data sampel dari responden yang sudah mengisi kuesioner. Sehingga dapat diketahui hasil pengukuran tingkat kematangan masyarakat terhadap penggunaan teknologi informasi dan dapat diambil kesimpulan apakah masyarakat di Desa Jatibarang mempunya i minat terhadap penggunaan teknologi informasi.

  Proses pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner dan mendokumentasikannya. Kemudian dilakukan analisis data hasil survey dengan menggunakan

  Gambar 2. Bagan Alur Tahapan Penelitian

  IT Maturity Model terdiri dari lima tingkat kematangan pengelolaan IT, meliputi : tingkat 0 (Ignore), tingkat 1 (Aware), tingkat 2 (plan), tingkat 3 (execute), tingkat 4 (measure) dan tingkat 5 (excel). Semakin tinggi maturity level maka semakin baik tingkat kematangan penggunaan teknologi informasi, yang secara tidak langsung bermakna semakin meningkatkan kualitas implementas i teknologi informasi [4].

  5 Excel Meningkatkan kualitas (Sumber data: COBIT ISACA) Tahapan penelitian ini dibagi dalam beberapa tahap seperti yang terlihat pada Gambar 2.

  4 Measure Mengukur kinerja

  3 Execute Menerapkan aplikasi

  2 Plan Ada rencana, tanpa aksi

  1 Aware Peduli, tanpa aktivitas

  Tingkat/ Level Istilah Keterangan Ignore Tidak perduli

  Berikut ini adalah tabel kriteria untuk menila i hasil evaluasi dari Maturity Model: Tabel 1. Tingkat Maturity Model

  Gambar 3. Data Responden

  (O) ISSN 2503-3832

  Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terbagi dalam beberapa skala. Dalam ISAC Foundation (2007), untuk memetakan status kematangan proses -proses teknologi informas i dalam skala 0 sampai dengan skala 5 (Darwas, 2010). Dengan mengadopsi IT Maturity Model maka dalam penelitian ini dibuat tingkatan MLM (Measuring Maturity Model), seperti terlihat dalam tabel 1.

  2 Repeatable but Intuitive

  Perusahaan sudah mula i mengenali proses teknologi informasi di perusahaannya, belum ada standarisasi, dilakukan secara individual, dan tidak terorganisasi. Terdapat bukti yang memperlihatkan perusahaan telah menyadari adanya isu yang perlu dibahas. Tidak ada proses yang baku; sebagai gantinya ada pendekatan khusus (adhoc) yang cenderung diterapkan per kasus. Pendekatan manajeme n secara keseluruhan masih belum terorganisasi.

  1 Initial

  Sama sekali tidak ada proses IT yang diidentifikasi. Perusahaan belum menyadari adanya isu yang harus dibahas.

  MLM Penjelasan Non- Existent

  Dan masing-masing skala memiliki beberapa indikator yang mempunyai opsi jawaban berupa huruf dari a, b, c, d dan e yang mempunyai arti jawaban yakni a untuk Selalu/Sangat Setuju, b untuk Sering/Setuju, c untuk Kadang-kadang/Ragu-ragu, d untuk Pernah/Tidak Setuju dan e untuk Tidak pernah/Sangat Tidak Setuju. Tabel 1. Tingkatan MLM

  Variabel Penelitian

  Proses analisis dengan reducing

  Pendidikan dan 14 responden bidang usaha kecil menengah. Pada lembar kuesioner tersebut disediakan variabel penelitian yang harus diisi oleh responden. Dengan melihat hasil dari variabel penelitian maka dapat diketahui persentase dari minat masyarakat Desa Jatibarang dalam penggunaan teknologi informasi.

  Gambar 4. Data Hasil Kuesioner Data responden terdiri dari 25 responden bidang

  Data kuesioner yang sudah tersebar ke 15 lokasi di Desa Jatibarang diantaranya adalah Kecamatan Jatibarang, SMAN 1 Jatibarang, SMK Pelita Jatibarang, SMK PGRI Jatibarang, Salon Annie, Prima Jaya Motor, Basic Part dan 5 toko accesories & spare part handphone, SMK PUI Jatbiaran g, SMPN 1 Jatibarang, dan SMPN 3 Jatibarang.

  Data kuesioner yang sudah diisi oleh responden kemudian dicatat dan direkam menggunakan Microsoft Excel. Dari data hasil kuesioner seperti pada Gambar 3 tersebut dapat diketahui bahwa sample data diambil dari 39 responden yang terdiri dari dua bidang yakni bidang pendidikan dan usaha kecil menengah (UKM).

  HASIL PENELITIAN

  Proses analisis berikutnya adalah dengan data reducing (coding dan categorization) melalu i Program aplikasi Microsoft Excel untuk menginputkan data kuesioner lalu mencocokkannya dengan tabel persentase yang sudah dibuat sehingga dapat ditarik kesimpulan.

  Perusahaan sudah mula i memilliki prosedur dalam proses teknologi informas i tetapi tidak ada pelatihan dan komunikasi formal tentang prosedur standar tersebut. Tanggung jawab terhadap proses tersebut masih dibebankan pada individu dan tingkat ketergantungan pada kemampuan individu sangat

  (O) ISSN 2503-3832 besar sehingga terjadi kesalahan.

  A 1 100% B 0,75 75% C 0,5 50% D 0,25 25%

  Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa skala 5 mempunyai total nilai sebesar 0,77 dengan persentasenya sebesar 77,4 % dan statusnya terpenuhi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa minat masyarakat yang menyatakan tidak perduli akan penggunaan teknologi informas i sebesar 67%. Minat masyarakat yang peduli namun tanpa aktivitas (tanpa dukungan teknologi informas i dalam proses kerja) sebesar 68,9%. Dan masyarakat yang sudah mempunyai rencana namun belum mengimplementasikan penggunaan teknologi informasi adalah sebesar 56,3%. Sedangkan masyarakat yang sudah menerapkan aplikasi dalam proses kerjanya adalah sebanyak 63,1% dan masyarakat yang menggunakan teknologi informas i untuk mengukur kinerja dari karyawannya adalah sebesar 54,9%. Sedangkan sebesar 77% masyarakat mempunyai minat dalam penggunaan teknologi informasi (pada prosesnya yang ada) sudah mencapai best practice melalui proses perbaikan yang terus menerus dan teknologi informasi sudah terintegrasi untuk otomatisasi proses kerja.

  Dari konversi nilai kemudian dihitung nilai total dari data seluruh responden sehingga dapat diketahui persentase dari masing-masing skala. Setelah itu diberikan nilai default untuk mengukur tingkat kematangan penggunaan teknologi informas i sebesar 75 % dan nilai indikator terpenuhi sebesar 100%. Untuk mengetahui indikator terpenuhi atau tidak terpenuhi dengan cara mengkondisikan bahwa jika nilai persentase dari total nilai indikator dari masing-masing skala lebih besar dari nilai default yakni 75% maka statusnya adalah terpenuhi dan jika tidak maka statusnya adalah tidak terpenuhi.

  Dari 39 responden yang telah mengisi kuesioner, kemudian dilakukan proses pencatatan dan perekaman untuk menghitung nilai persentase dari masing-masing skala. Dalam proses perhitungannya dilakukan konversi nilai dari data hasil kuesioner tiap indikator dari masing-masing skala. Konversi nilai tiap indikator seperti yang terlihat pada tabel 2.

  0,67 67 % Tidak Terpenuhi 1 0,69 68,9 % Tidak Terpenuhi 2 0,56 56,3 % Tidak Terpenuhi 3 0,63 63,1 % Tidak Terpenuhi 4 0,55 54,9 % Tidak Terpenuhi 5 0,77 77,4 Terpenuhi

  Skala Total nilai Persentase Status

  E 0% Tabel 3. Persentase Data Kuesioner Skala 0 s.d. 5

  Pilihan Jawaban Nilai Persentase

  3 Defined Process

  (Sumber data: www.gunadarma.ac.id) Dari masing-masing skala dihitung total nilainya dengan memberikan persentase pada masing-masing opsi jawaban seperti terlihat pada Tabel 2. Setelah proses pencatatan dan perekaman selesai maka akan dihitung nilai persentase dari masing-masing skala. Berikut adalah Tabel persentase dari data yang sudah dikumpulkan melalui kuesioner dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 2. Nilai pada pilihan jawaban kuesioner

  Proses yang ada sudah mencapai best practice melalu i proses perbaikan yang terus menerus. Teknologi informas i sudah digunakan terintegrasi untuk otomatisasi proses kerja dalam perusahaan, meningkatkan kualitas, efektivitas, kemampua n beradaptasi terhadap perusahaan

  5 Optimized

  Perusahaan dapat mengukur dan memonitor prosedur yang ada sehingga mudah ditanggulangi jika terjadi penyimpangan. Proses yang ada sudah berjalan dengan baik dan konstan. Otomasi dan perangkat teknologi informas i yang digunakan terbatas.

  4 Managed and Measurable

  Prosedur di perusahaan sudah distandarisasi, terdokumentasi, dan dikomunikasikan melalu i pelatihan tetapi implementa s i masih tergantung pada individu apakah mau mengikut i prosedur tersebut atau tidak. Prosedur yang dibuat tersebut tidak rumit, hanya merupakan formalisasi kegiatan yang sudah ada

  Dengan mengetahui persentase dari masing - masing skala tersebut dapat diketahui bahwa hasil pengukuran tingkat kematangan dari responden yang diproses menggunakan IT Maturity Model adalah berada pada tingkat atau skala 5 (Optimized) dengan

  (O) ISSN 2503-3832 persentase hasilnya adalah 77%. Dengan semakin tinggi maturity level-nya yakni berada pada Skala atau level 5 maka semakin baik tingkat kematangan penggunaan teknologi informasi pada bidang pendidikan dan usaha kecil menengah di Desa Jatibarang Indramayu.

  Informasi Manajemen Koperasi Swadharma Dengan Menggunakan Model Maturity Level Pada Kerangka Kerja Cobit Pada Domain Plan and Organise [online].

  . “Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI, versi 1.0”. Badan Standar Pendidikan. 2010.

  6 No. 1, April 2006:1-16. Availbale: http://journal.wima.ac.id. 2016. [8] Tim Paradigma Pendidikan

  Informasi dan Kinerja Individual (Studi Pada Rumah Sakit di Yogyakarta) [online]. Jurnal Widya Manajemen & Akuntansi, Vol.

  Available: http://eprints.ums.ac.id. 2013 [7] Sabihaini. Analisis Pemanfaatan Teknologi

  [6] Retriana, Bela. Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Individual Pada Kantor Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Wonogiri [online]. Artikel Publikasi Ilmiah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhamadiyah Surakarta.

  Mendayagunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam UpayaMembangun Daya Saing Nasional [online]. Available: http://www.insteps.or.id. 2013

  [5] Mas Wigantoro Roes Setiyadi.

  Sistem Informasi Perpustakaan Di STIKES Surya Global Yogyakarta. Program S2 Magister Teknik Informatika Program Pascasarjana, STMIK AMIKOM Yogyakarta.

  Management Guidelines Maturity Model. USA: ITGI, 2007. [4] Jamroni. Analisis Tingkat Kematangan

  Available: http://www.gunadarma.ac.id . 2010. [3]

  2013. [2] Darwas, Rahmadini. Evaluasi Peran Sistem

  KESIMPULAN

  [1] Anonim. Profil Jatibarang, Indramayu [online]. Available: http://id.wikipedia.org .

  DAFTAR PUSTAKA

  7. Dengan semakin tinggi maturity level-nya yakni berada pada skala atau level 5 yakni sebesar 77% dan statusnya terpenuhi hal ini menunjukkan minat penggunaan teknologi informasi pada bidang pendidikan dan usaha kecil menengah di Desa Jatibarang Indramayu semakin baik.

  6. Minat masyarakat sebesar 77% mempunya i minat dalam penggunaan teknologi informas i (pada prosesnya yang ada) sudah mencapai best practice melalui proses perbaikan yang terus menerus dan teknologi informasi sudah terintegrasi untuk otomatisasi proses kerja.

  5. Minat masyarakat yang menggunakan teknologi informasi untuk mengukur kinerja dari karyawannya adalah sebesar 54,9%.

  4. Minat masyarakat yang sudah menerapkan aplikasi dalam proses kerjanya adalah sebanyak 63,1% .

  3. Minat masyarakat yang sudah mempunyai rencana namun belum mengimplementasika n penggunaan teknologi informasi adalah sebesar 56,3%.

  2. Minat masyarakat yang peduli namun tanpa aktivitas (tanpa dukungan teknologi informas i dalam proses kerja) sebesar 68,9%.

  1. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa minat masyarakat yang menyatakan tidak perduli akan penggunaan teknologi informasi sebesar 67%.

  Berdasarkan hasil yang dicapai yang telah diuraikan dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu: