BAB II PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) RENUN 2.1 Sejarah Singkat PLTA Renun - Perancangan Instalasi Aliran Air Plta Renun Guna Peningkatan Daya Keluaran Generator Sinkron

BAB II PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) RENUN

2.1 Sejarah Singkat PLTA Renun

  Perusahaan listrik Negara (PLN) adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang kelistrikan untuk menyediakan listrik di Indonesia.Penyediaan listrik di Indonesia sangatlah kurang, terutama untuk daerah-daerah terpencil yang belum ada penyaluran listrik ke daerah tersebut. Oleh karena itu PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara (SUMBAGUT) yang mempunyai tujuh sektor pembangkitan salah satunya adalah Sektor Pembangkitan Pandan yang terletak di Sibolga Sumatera Utara yang membangun sebuah pembangit listrik yang memanfaatkan tenaga air.

  Sektor Pembangkitan Pandan mempunyai dua unit pembangkit yang memanfaatkan air sebagai bahan baku utama, yaitu PLTA Renun dan PLTA Sipan Sihaporas dengan masing-masing pembangkit berkapasitas 2 x 41 MW dan 50 MW.

  Penyediaan listrik dengan daya besar dapat dilakukan dengan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), dengan gas (PLTG), tenaga diesel (PLTD) dan tenaga air (PLTA). Energi listrik disalurkan melalui jaringan transmisi (biasanya bertegangan tinggi) menuju para pemakai listrik. Sebelum mencapai konsumen, tegangan listrik akan diturunkan ke level tegangan yang digunakan konsumen.

  PLTA Renun dibangun oleh PLN yang bekerjasama dengan Overseas Economic Cooperation Fund (OECF)diatas lahan seluas 3ha.PLTA. Renun yang memanfaatkan air sebagai bahan baku utama, mulai dibangun pada tahun 1993 dan mulai beroperasi pada tahun 2005 dengan kapasitas pembangkit 2 x 41 MW. PLTA ini berlokasi di Propinsi Sumatra Utara, Kabupaten Dairi, Desa Silalahi. Sumber air yang diperoleh adalah dari 11 aliran sungai, 8 aliran sungai di tampung dalam satu waduk, dan 3 aliran sungai yang lain langsung di alirkan ke penstock. Power House di isi oleh 2 unit turbin francis, berporos vertikal dengan total daya yang terpasang 82 MW. Daya yang dibangkitkan dari pusat daya yaitu 150 KV. Dikirim ke transmisi tegangan tinggi dan disambung pada subtation Berastagi dan subtation Sidikalang.

  PLTA Renun terletak di Propinsi Sumatera Utara, sekitar 100 km di sebelah selatan Medan dan meliputi bagian hulu Renun dan Danau Toba. PLTA ini membangkitkan tenaga listrik secara ekonomis dengan mengalihkan sekitar 22

  3 m /detik dari Sungai Renun dan 11 anak sungai (tributary intake) ke Danau Toba.

3 Dengan debit air rata-rata 11 m /det untuk masing-masing turbin dan tinggi jatuh

  efektif air 434.6 m diharapkan akan menghasilkan energi sebesar 313.5 GWh/tahun.

2.2 Komponen PLTA Renun

  Secara garis besar komponen – kompnen PLTA berupa bangunan pembawa air (water way), turbin air, generator, transformator dan alat bantu. Adapun penjelasan beberapa macam komponen PLTA tersebut disajikan dalam penjelasan berikut ini :

2.2.1 Bangunan Pembawa Air (Water Way)

  Water Way merupakan bagian konstruksi dari suatu PLTA yang terdiri

  dari bangunan pengambilan (intake tructure) sampai ke saluran pembuangan akhir (Tail Race), yang merupakan suatu bagian utama dari PLTA.Water Way berfungsi sebagai jalan air dari sumber air.

Gambar 2.1 General layout Water Way PLTA Renun

  PLTA Renun memiliki Water Way sepanjang ± 21 km yang terdiri dari terowongan Upstream Headrace Tunnel (Penghantar Bagian Hulu) yang berfungsi untuk mengalirkan air dari Main Intake, beserta Tributary Intake sebanyak 8 unit ke Regulating Pond (Kolam Tando) sepanjang ± 8,8 km.Lalu terowongan Downstream Headrace Tunnel (Penghantar Bagian Hilir) yang berfungsi untuk mengalirkan air dari Regulating Pond, beserta Tributary Intake sebanyak 3 unit dengan Penstock (Pipa Pesat) sepanjang ± 11,3 km, dan

  

Penstock yang berfungsi untuk mengalirkan air dari DHT ke turbin. Simulasi

Unit PLTARenun dilihat pada gambar 2.1 dan 2.2. Water Way

Gambar 2.2 Water Way PLTA Renun

  Sumber air di unit PLTA Renun ini bersumber dari Sungai Renun dan 11 anak sungainya. Air mengalir dari sumber-sumber air melalui UHT, DHT, dan disebabkan oleh gaya dorong berupa gaya grafitasi dimana gaya

  Penstock

  tersebut terjadi karena perbedaan elevasi antara UHT dengan DHT, dan DHT dengan penstock.

Gambar 2.3 Elevasi Water Way

2.2.1.1 Main Intake

  Main Intake adalah bangunan pada PLTA yang berfungsi sebagai pintu utama yang mengalirkan airmenuju Regulating Pond. Sumber utama di Unit PLTA Renun didapat dari Sungai Renun yang dialirkan melalui Main Intake yang terletak 28 km dari Base Camp PLTA Renun yaitu di desa Pangaringan. Luas daerah tangkapan air pada Main Intake yang berasal dari Sungai Renun seluas 139

  2

  3

  km dengan debit rata-rata air sebesar 5.63 m /detik. Gambar Main Intake dapat dilihat pada gambar 2.4.

  Sungai Renun

Gambar 2.4 Main Intake

  2.2.1.2 Upperstream Headrace Tunnel (UHT)

  Upperstream Headrace Tunnel (UHT) merupakan terowongan yang menyalurkan air dari Main Intake menuju Regulating Pond.Terdapat 1-8 Tributary Intake disepanjang UHT. Tributary Intake adalah saluran anak sungai yang berfungsi untuk menambah debit air. Gambar UHT dapat dilihat pada gambar 2.5.

  Data spesifikasi alat: Tipe : Bentuk lingkaran dengan kekuatan permukaan beton dan garis lengkung beton dan bagian terbalik kondisi aliran bebas.

  Diameter/panjang : 3,4 m / 8,718 km

Gambar 2.5 Upperstream Headrace Tunnel (UHT)

  2.2.1.3 Tributary Intake

  Selain dari sungai Renun, sumber air yang digunakan Unit PLTA Renun diperoleh dari 11 anak sungai yang disalurkan melalui Tributary Intake. Tributary Intake no. 1-8 terdapat di sepanjang UHT dan Tributary Intake no. 9-11 di sepanjang Downstream Headrace Tunnel (DHT).Data Catchment Area (Jangkauan Air) pada setiap Tributary Intake dapat dilihat pada table 2.2.Data debit aliran sungai, rata-rata tiap bulan baik Main Intake maupun Tributary Intake selama 2 tahun dari tahun 2008 sampai dengan 2010 dapat dilihat pada tabel 2.1.

  No Keterangan Hasil Analisa Satuan Acuan Metode

  1. Main Intake 8,2378 m

  3 Perhitungan /det

  2 )

  Tributary Intake Catchment Area (km

Tabel 2.2 Catchment Area

  

Laporan implementasi pengelolaan lingkungan dan pemantauan lingkungan PLTA Renun 2008-2010

  (TI)

Tabel 2.1 Debit rata-rata Main Intake & Tributary Intake

  3 Perhitungan /det

  13 Tributary Intake 11 2,2078 m

  3 Perhitungan /det

  12 Tributary Intake 10 2,7122 m

  3 Perhitungan /det

  11 Tributary Intake 9 0,3706 m

  3 Perhitungan /det

  10 Tributary Intake 8 0,3187 m

  9 Tributary Intake 7 2,6712 m

  3 Perhitungan /det

  3 Perhitungan /det

  8 Tributary Intake 6 2,2936 m

  3 Perhitungan /det

  7 Tributary Intake 5 2,7762 m

  3 Perhitungan /det

  6 Tributary Intake 4 2,3893 m

  3 Perhitungan /det

  5 Tributary Intake 3 2,0482 m

  3 Perhitungan /det

  4 Tributary Intake 2 1,5722 m

  3 Perhitungan /det

  3 Tributary Intake 1 1,3997 m

  3 Perhitungan /det

  2. Regulatng Pond 14,5360 m

  TI-1 Lae Mbara 4,3 TI-2 Lae Mbontar 6,4 TI-3 Lae Simbara 7,9 TI-4 Lae Simartaban 5,7 TI-5 Lae Lembam 9,8 TI-6 Lae Sipatonga 7,1 TI-7 Lae Singilang 11,1 TI-8 Lae Patuak 19,7

2.2.1.4 Regulating Pond

  Regulating Pond merupakan suatu kolam yang mengatur aliran air

  sungai guna keperluan harian atau mingguan.Regulating Pond juga berfungsi sebagai kolam pengendap lumpur dan pasir yang terbawa oleh aliran air. Pada saat beban puncak aliran air perlu dapat diatur selama kira-kira lima sampai enam jam lamanya.

Gambar 2.6 Regulating Pond

  Regulating Pond terletak di Desa Sileuleu dengan luas area 100.000

  2

  m , dengan bentuk lonjong yang memiliki kedalaman ± 5 m dengan kapasitas air

  3 sebanyak 500.000 m dengan elevasi maksimum 1.370 m.

  Data spesifikasi Regulating Pond : Type : Galian berbentuk lonjong dengan perlindungan galian yang diserong.

  3

  2 Kapasitas : Volume efektif 500.000 m dengan luas area 100.000 m

  Level Air : Level Air Max 1.370 m dan Min 1.365 m Pada Regulating Pond terdapat:

  1. Control Room (Ruang Kontrol) Ruang control berfungsi untuk mengatur operasional dari Intake Gate

Regulating Pond , dan memonitoring ketinggian atau level air di Regulating Pond.

  2. Intake Gate Regulating Pond Pada Regulating Pond, terdapat satu buah Intake Gate Regulating Pond

  (Pintu Pengatur Kolam ), adapun sepesifikasinya adalah sbb : Type : Fixel Wheel Gate Clear Span : 3,3 m Clear Height : 3,3 m Quantity : 3 set Hoisting Speed : 0,5 m/menit ± 10 % Gate Weight : 6,9 ton Tahun Pembuatan : 2000 Manufacturer : PT. Boma Bisma Indra

2.2.1.5 Spillway

  Spillway atau bangunan pelimpah yang terletak disudut bagian utara dari Regulating Pond berfungsi untuk mengalirkan atau membuang air dari Regulating Pond pada saat ketinggian air pada Regulating Pond diatas 1.370 m diatas permukaan laut. Tipe bangunan pelimpah pada Spillway adalah type aliran

  3

  tanpa pintu dengan lebar 40 m dan Discharge Spillway adalah 24,6 m /s

  Intake UHT DHT Spillwa y Gambar 2.7

  Spillway

2.2.1.6 Downstream Headrace Tunnel (DHT)

  Downstream Headrace Tunnel (DHT) merupakan terowongan saluran air yang menghubungkan Regulating Pond dengan Penstock Tunnel (Pipa Pesat). Gambar DHT dapat dilihat pada gambar 1. Tipe : Berbentuk garis lingkaran dengan kekuatan permukaan beton pada kondisi aliran tekanan.

  Diameter : 3,3 m Panjang : 11.205 m

Gambar 2.8 Downstream Headrace Tunnel (DHT)

2.2.1.7 Penstock Tunnel

  Penstock Tunnel merupakan terowongan saluran air yang menghubungkan DHT dengan Power House serta berfungsi untuk mengalirkan air dari Regulating Pond atau langsung dari Intake Structur ke turbin. Tipe : Pipa steel mengelilingi di dalam beton Diameter pipa : 3,3 m dan 3,0 m di atas sisi horizontal,

  2,8 m di atas sisi kemiringan, 2,5 m di tengah sisi horizontal 2,3 m di bawah sisi kemiringan 2,2 m dibawah sisi horizontal

  Panjang :Total panjang 821,3 m dia. 3.0m dia. 2,8 m

dia. 2,5 m

dia. 2,3 dia. 2,2 m

Gambar 2.9 Penstock Tunnel

2.2.1.8 Surge Tank (Tangki Pendatar)

  Surge Tank merupakan suatu bangunan yang berfungsi sebagai peredam tekanan berlebih yang diakibatkan oleh penutupan Main Inlet valve pada Penstock Tunnel sehingga tidak terjadi pecahnya Penstock Tunnel akibat tekanan yang berlebih dan juga berfungsi agar Main Inlet Valve tidak rusak akibat water hammer. Tipe : Tipe lubang pembatas Diameter : 8,0 m Tinggi : 57,55 m

Gambar 2.10 Surge Tank

2.2.2 Turbin Air

  Dalam suatu sistem PLTA, turbin air merupakan salah satu peralatan utama selain generator. Turbin air adalah alat untuk mengkonversikan energi air menjadi energi gerak dalam bentuk putaran.

2.2.2.1 Klasifikasi Turbin Air

  Ditinjau dari kedudukan porosnya Turbin air dibagi menjadi dua jenis:

  1. Turbin Horizontal

  2. Turbin Vertical Ditinjau dari fluida kerjanya dibagi menjadi dua jenis

  1. Turbin Reaksi Turbin reaksi ialah Turbin dimana air yang melewati runner mengalami penurunan tekanan baikpada sudu pengatur maupun pada runner.

  Beberapa jenis Turbin Reaksi adalah Turbin Francis,Turbin Propeller,dan Turbin Kaplan.

  2. Turbin Impuls Turbin implus ialah Turbin dimana proses penurunan tekananairnya terutama terjadi didalamdiatributor / nozelnya dan tidak terjadi pada sudu-sudu jalannya. Salah satu jenis Turbin Implus adalah Turbin Pelton.

  Vertikal

  Horizontal (a)

  (b) (c)

Gambar 2.11 KlasifikasikedudukanPorosTurbin (a) Turbin Kaplan, (b)

  Turbin Pelton, (c) Turbin Francis Ditinjau dari arah aliran air :

  1. Turbin Radial Turbin radial ialah turbin dimana aliran air yang melewati runner dalam arah radial.Salah satu jenis turbin radial adalah Turbin Pelton.

  2. TurbinAksial Turbin aksial ialah turbin dimana aliran air yang melewati runner dalam arah aksial. Salah satu jenis turbin Aksial adalah Turbin proppeler,dan

  Turbin kaplan.

  3. Turbin Radial Aksial Turbin radial aksial ialah Turbin dimana air yang masuk ke runner dalam arahradial dan setelah keluar dari runner dalam arah aksial.Salah satu jenis

  Turbin radial aksial adalahTurbin Francis.

  Pada pembangkit listrik tenaga air, turbin air diklasifikasikan menjadi High Head, Medium Head,dan Low Head. Tidak ada batasan pasti yang dapat ditetapkan untuk masing-masingkelas namun umumnya adalah sebagai berikut: Low Head umumnya untuk tinggi jatuh lebih kecil dari 100 feet.

  Medium Head untuk tinggi jatuh antara 100 - 800 feet. High Head untuk tinggi jatuh diatas 800 atau 1000 feet. Jenis Turbin yang digunakan untuk pembangkitan tergantung pada jumlah air headyang ada dan faktor ekonomi.

Gambar 2.12 Runner Turbin KaplanGambar 2.13 Runner Turbin Francis Jenis turbin reaksi merupakan jenis yang paling sering digunakan.

  Tipe turbin reaksi Kaplan dan Francis yang paling banyak digunakan.

2.2.2.2 Bagian-Bagian Utama Pada Turbin Air

1. Main Inlate Valve (MIV)

  Main Inlate Valve (MIV) sering juga disebut katup induk. MIV ialah katup yang dipasang antara ujung bawah penstock dan sisi masuk turbin yang berfungsi untuk menutup aliran air masuk ke turbin disaat turbin tidak beroperasi dan pada PLTA tertentu katup ini juga berfungsi sebagai pengaman dalam menghentikan turbin bila tekanan minyak hilang. MIV dilengkapi dengan katup bypass yang fungsinya untuk menyamakan tekanan air pada kedua sisi katup sebelum katup utama dioperasikan. Biasanya jenis katup yang digunakan adalah :

  1. Katup kupu-kupu (Buterfly valve)

  2. Katup sorong (Slince gate)

  3. Katup putar (rotary valve)

Gambar 2.14 Main Inlate Valve

  2. Spiral case Spiral Case berfungsi untuk mengumpulkan, mendistribusikan dan mengarahkan aliran air kearah guide vane dan selanjutnya ke arah sudu-sudu pada runner untuk menghasilkan daya keluaran turbin yang optimal. Bentuk dari spiral case ini seperti rumah keong yang dimaksudkan agar distribusi tekanan dan kecepatan air akan selalu sama di seluruh guide vane.

  Spiral case mempunyai satu manhole dengan diameter 500mm dan tutupnya dirancang agar membuka kearah luar. Gantungan luar tutup manhole dan kaki-kaki gantungan terbuat dari baja. Disekeliling tutup manhole dilapisi karet dengan diamater ketebalan 6mm dan menyatu dengan bolts dan nuts untuk keperluan sealing.

  Saat tutup manhole dibuka untuk pemeliharaan, karet pelapis tutup harus diganti dengan yang baru waktu tutup dipasang kembali untuk menjaga kekuatan seal yang baik.Bentuk spiral case dapat dilihat pada gambar 2.15.

Gambar 2.15 Spiral Case

  3. Stay vane Stay vane berfungsi sebagai sudu pengarah dan mendistribusikan aliran air secara merata menuju guide vane.

  4. Guide vane Guide vane berfungsi untuk mengatur air yang masuk ke runner turbine dari debit maksimal sampai debit nol.

  5. Regulating ring Regulating Ring berfungsi untuk merubah gerakan translasi dari servomotor menjadi rotasi yang dapat memutar guide vane secara bersamaan.

Gambar 2.16 Guide VaneGambar 2.17 Regulating Ring

  6. Runner Runner berfungsi untuk mengubah energi kinetik air menjadi energi mekanis yang digunakan kemudian untuk memutar generator.

  7. Shaft Turbin Shaft turbin berfungsi untuk mentransfer putaran dari runner ke generator melalui kopling.

  Motor Servo

Gambar 2.18 Regulating RingGambar 2.19 RunnerGambar 2.20 Shaft Turbin

  8. Guide bearing Guide bearing berfungsi sebagai bantalan untuk menahan beban radial akibat putaran poros.

  9. Draft tube Draft Tube berfungsi untuk menghubungkan spiral case ke tail race.

  10. Tail Race Tail race berfungsi sebagai tempat pembuangan air dari yang melalui draft tube.

Gambar 2.21 Bagian-Bagian Turbin

2.2.2.3 Prinsip Kerja Turbin Air

  Bagian-bagian utama yang berperan untuk menghasilkan putaran pada turbin yaitu : Main Inlate Valve (MIV),Spiral case, Stay vane,Governor, Regulating Ring, Servo Motor, Link Regulator, Guide Vane.

  Air masuk dari penstock dengan head 434.6 m, kemudian air tersebut menuju main inlate valve (open), dari main inlate valve air didistribusikan ke komponen turbin yaitu spiral case,di dalam spiral case aliran air akan didistribusikan kembali menuju Guide Vane. Aliran air yang mengalir pada stay vane diarahkan oleh guide vane. Guide vane akan membuka tutup sesuai perintah governor (sudut untuk membuka dan mentutup guide vane adalah 0º-15°) melalui servo motor. Servo motor akan menggerakan regulating ring. Regulating ring berhubungan langsung dengan guide vane melalui link regulating.

  Dengan adanya gerakan servo motor tersebut akan terjadi proses buka tutup pada guide vane. Aliran air yang melalui guide vane akan mendorong runner turbin sehingga terjadi putaran pada shaft turbin dengan kecepatan 750 rpm (standar). Air yang melalui runner akan dibuang ke danau toba melalui Tail race dan Draft Tube.

  Pada saat turbin berputar terjadi gaya mekanik pada turbin yang diteruskan ke shaft generator melalui kopling, sehingga merubah energi mekanik menjadi energi listrik (terjadi dalam komponen generator). Pada setiap generator renun mampu membangkitkan daya listrik sebesar 41 MW. Energi listrik tersebut didistribusikan kepada pelanggan.Unit PLTA Renun menggunakan turbin air dengan turbin Francis dengan kapasitas daya terpasang sebesar 41 MW baik pada Unit 1 maupun Unit 2. Berikut ini adalah data spesiifikas dari turbin yang dipakai di Unit PLTA Renun: Type : Francis Turbin Runner Nominal Diameter : 1000 mm Inlet Diameter : 1696 mm Number of Blades : 30 Weight ( runner Only ) : 2.5 Kgs Shaft Orientation : Vertical Syncronous Speed : 750 rpm Runaway Speed : 1275 rpm Rated Head : 434.6 m Rated Output : 42 mW

  3 Rated Flow : 10.42 m /s

  Min. Head for rated P max. : 430.3 m Max. Output : 41 MW

  Thrust Toward Suction Cone Normal : 25 Tonnes Runaway : 43.6 Tonnes Max : 43.6 Tonnes Min : -4.4 Tonnes Load Rejection Max Spiral Pressure : 582 m Max Speed : 1087.5 m Max Speed Rise : 45 % Guide Closing Rate : 6.0 Initial 14.0 Second Opening Rate : 25.0

2.2.2.4 Karateristik Turbin

  Untuk dua turbin atau lebih yang mempunyai dimensi yang berlainan disebut homologius jika kedua turbin atau lebih tersebut sebangun geometri dan mempunyai karakteristik yang sama. Karakteristik suatu turbin dinyatakan secara umum oleh enam buah konstanta yaitu :

  1. Rasio Kecepatan ( ɸ)

  u

  2. Kecepatan Satuan (N )

  u

  3. Debit Satuan (Q )

  u

  4. Daya Satuan (P )

  s

  5. Kecepatan Spesifik (N )

  s

  6. Diameter Spesifik (D )

1. Rasio Kecepatan

  Rasio Kecepatan( ɸ) adalah perbandingan antara kecepatan keliling linier turbin pada ujung diameter nominalnya dibagi dengan kecepatan teoritis air

  netto

  melalui curat dengan tinggi terjun sama dengan tinggi terjun (H ) yang bekerja pada turbin.

  ............................(2.1) ɸ = ɸ =

  84,6 �2

  √H linier =

  V

60 Dengan N adalah putaran turbin rpm (rotasi per menit), D adalah diameter

  karakteristik turbin (m), umumnya digunakan diameter nominal, H adalah tinggi terjun netto/efektif (m).

  u

  2. Kecepatan Satuan (N ) u

  Kecepatan Satuan (N ) adalah kecepatan putar turbin yang mempunyai

  netto

  diameter (D) satu satuan panjang dan bekerja pada tinggi terjun (H ) satu satuan panjang.

  Dari pers (2.1) diperoleh Korelasi :

  √

  N = 84,6 ..............................................................(2.2)

  ɸ

  Dengan memasukkan nilai D = 1 m dan H = 1 m, maka pers (2.2) menjadi :

  u

  N = 84,6 ɸ....................................................................(2.3)

  Akhirnya pers (2.2) dapat ditulis sebagai :

  u

  N = ........................................................................(2.4)

  √ u

  3. Debit Satuan (Q )

  Debit yang masuk turbin secara teoritis dapat diandaikan sebagai debit yang melalui suatu curat dengan tinggi terjun sama dengan tinggi terjun (Hnetto)

  yang bekerja pada turbin. Oleh karena itu debit yang melalui turbin dapat dinyatakan sebagai :

  1

  2 d

  Q = C ............................................................. (2.5)

  2

  �

  4

  2

  = C √H

  d Dengan C adalah koefisien debit. u

  Debit Satuan (Q ) adalah debit turbin yang mempunyai diameter (D) satu satuan panjang dan bekerja pada tinggi terjun (Hnetto) satu satuan panjang.

  1 u d

  Q = C .................................................................. (2.6)

  2

  �

  4 Akhirnya pers (2.5) dapat ditulis sebagai : u

  Q = ..................................................................(2.7)

  2 √ u

  4. Daya Satuan (P )

  Daya (P) yang dihasilkan turbin dapat dinyatakan sebagai :

  2

u

  P = ɳ Q H ɣ = ɳ Q ɣ

  √ H 2 3/2 u

  P = .................................................(2.8) ɳ ɣ Q

  Dengan ɳ adalah efisiensi turbin, ɣ adalah berat jenis air.

  u

  Daya Satuan (P ) adalah daya turbin yang mempunyai diameter (D) satu

  netto satuan panjang dan bekerja pada tinggi terjun (H ) satu satuan panjang.

  Akhirnya pers (2.8) dapat ditulis sebagai :

  u

  P .....................................................(2.9)

  = 2 3/2

  s

5. Kecepatan Spesifik (N )

  s

  Kecepatan spesifik (n ), menunjukkan bentuk dari turbin itu dan tidak berhubungan dengan ukurannya.Hal ini menyebabkan desain turbin baru yang diubah skalanya dari desain yang sudah ada, dengan performa yang sudah diketahui.Kecepatan spesifik merupakan kriteria utama yang menunjukkan pemilihan jenis turbin yang tepat berdasarkan karakteristik sumber air.

  Kecepatan spesifik dari sebuah turbin juga dapat diartikan sebagai kecepatan ideal, persamaan geometris turbin, yang menghasilkan satu satuan daya tiap satu satuan head.Kecepatan spesifik turbin dapat diartikan sebagai titik efisiensi maksimum. Perhitungan tepat ini menghasilkan performa turbin dalam jangkauan head dan debit tertentu.

  Kecepatan spesifik juga merupakan titik awal dari analisis desain dari sebuah turbin baru.Setelah kecepatan spesifik yang diinginkan diketahui, dimensi dasar dari bagian - bagian turbin dapat dihitung dengan mudah.

  Keluaran turbin dapat diperkirakan berdasarkan dari test permodelan. Replika miniatur dari desain yang diusulkan, diameter sekitar satu kaki (0,3 m), dapat diuji dan hasil pengukuran laboratorium dapat digunakan sebagai kesimpulan dengan tingkat keakuratan yang tinggi.

  Debit yang melalui turbin dikendalikan dengan katub yang besar atau pintu gerbang yang disusun diluar sekeliling pengarah turbin. Perubahan head dan debit dapat dilakukan dengan variasi bukaan pintu, akan menujukkan efisiensi turbin dengan kondisi yang berubah-ubah.

  Eliminasi diameter (D) dari pers (2.4) dan pers (2.9) menghasilkan korelasi :

  5/4

  N =

  √ √

  Atau :

  √ s N = ..........................................................................(2.10)

  5/4 Atau : ...............................................................(2.11)

  s

  Kecepatan spesifik (N ) adalah kecepatan putar turbin yang menghasilkan daya sebesar satu satuan daya pada tinggi terjun (Hnetto) satu satuan panjang.

  s

  Kecepatan spesifik (N ) dapat dinyatakan dalam sistem metrik maupun sistem Inggris, korelasi dari kedua sistem tersebut dinyatakan dalam ;

  s s N (metrik) = N (Inggris) x 4,42.......................................................(2.12)

  Catatan : Satuan daya yang digunakan dalam rumus diatas adalah daya kuda (HP)

  s

6. Diameter Spesifik (D )

  Dari pers (2.9) diperoleh korelasi :

  1 √

  D = .............................................................(2.13)

  3/4 √ s

  Diameter Spesifik (D ) adalah diameter turbin yang menghasilkan daya

  netto sebesar satu satuan daya pada tinggi terjun (H ) satu satuan panjang.

  Akhirnya pers (2.12) dapat ditulis sebagai :

  3/4 s

  D = .................................................................(2.14) √

2.2.3 Generator

  Generator pada unit Pembangkitan adalah suatu alat yang berfungsi merubah energi mekanik menjadi energi listrik. Pada dasarnya, listrik dapat dibangkitkan apabila terpenuhinya 3 syarat yaitu:

  1. Kumparan,

  2. Medan magnet 3. Putaran.

  Proses konversi energi mekanik menjadi energi listrik pada generator adalah dengan memutar medan magnet di dalam kumparan sehingga terjadi perpotongan garis-garis medan magnet (fluksi) oleh kumparan dan terjadi GGL (Gaya Gerak Listrik) dan mengalirkan elektron pada kumparan.

Gambar 2.22 Bagian-Bagian Generator

2.2.3.1 PrinsipKerja Suatu Generator

  Suatu generator pada dasarnya terdiri dari kumparan yang berputar di sekitar medan magnet. Akibat putaran tersebut maka terjadi perpotongan garis- garis medan magnet oleh kumparan sehingga terjadi induksi pada kumparan yang menimbulkan GGL (Gaya Gerak Listrik).Jadi saat rotor diputar dan kumparan pada rotor diberi tegangan DC (Direct Current) maka rotor akan menimbulkan medan magnet sehingga terjadi GGL pada kumparan stator, karena kumparan pada stator memotong garis-garis medan magnet stator sehingga diperoleh medan magnet putar dan medan magnet inilah yang menginduksi tegangan AC 3 Fasa ke belitan stator.

  Sinusoidal

  Stator

Slip-ring

Brush

  

Rotor

Medan Magnet

Gambar 2.23 Simulasi Prinsip kerja generator

  Proses pembangkitan tegangan tegangan induksi dapat dilihat pada

Gambar 2.22. Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan terjadi perpotongan medan magnet oleh kumparan pada rotor. Hal ini akan menimbulkan

  tegangan induksi. Tegangan induksi terbesar terjadi saat rotor menempati posisi seperti Gambar 2.23. (a) dan (c). Pada posisi ini terjadi perpotongan medan magnet secara maksimum oleh penghantar. Sedangkan posisi jangkar pada Gambar 2.23.(b),akan menghasilkan tegangan induksi nol. Hal ini karena tidakadanya perpotongan medan magnet dengan penghantar pada rotor. Daerah medan ini disebut daerah netral.

Gambar 2.24 Pembangkitan Tegangan Induksi.

  Jika sebuah kumparan diputar pada kecepatan konstan pada medan magnethomogen, maka akan terinduksi tegangan sinusoidal pada kumparan tersebut. Medan magnet bisa dihasilkan oleh kumparan yang dialiri arus DC atau oleh magnet tetap. Pada mesin tipe ini medan magnet diletakkan pada stator (disebut generator kutub eksternal / external pole generator) yang mana energi listrik dibangkitkan pada kumparan rotor. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan pada slip ring dan karbon sikat, sehingga menimbulkan permasalahan pada pembangkitan daya tinggi. Untuk mengatasi permasalahan ini, digunakan tipe generator dengan kutub internal (internal pole generator), yang mana medan magnet dibangkitkan oleh kutub rotor dan tegangan AC dibangkitkan pada rangkaian stator. Tegangan yang dihasilkan akan sinusoidal jika rapat fluks magnet pada celah udara terdistribusi sinusoidal dan rotor diputar pada kecepatan konstan. Tegangan AC tiga fasa dibangkitan pada mesin sinkron kutub internal pada tiga kumparan stator yang diset sedemikian rupa sehingga membentuk beda fasa dengan sudut 120.

  Pada rotor kutub sepatu, fluks terdistribusi sinusoidal didapatkan dengan mendesain bentuk sepatu kutub.Sedangkan pada rotor silinder, kumparan rotor disusun secara khusus untuk mendapatkan fluks terdistribusi secara sinusoidal. Untuk tipe generator dengan kutub internal (internal pole generator), suplai DC yang dihubungkan ke kumparan rotor melalui slip ring dan sikat untuk menghasilkan medan magnet merupakan eksitasi daya rendah. Jika rotor menggunakan magnet permanen, maka tidak slip ring dan sikat karbon tidak begitu diperlukan.

  2.2.3.2 Kecepatan Putar Generator Sinkron

  Frekuensi elektris yang dihasilkan generator sinkron adalah sinkron dengan kecepatan putar generator.Rotor generator sinkron terdiri atas rangkaian elektromagnet dengan suplai arus DC.Medan magnet rotor bergerak pada arah putaran rotor. Hubungan antara kecepatan putar medan magnet pada mesin dengan frekuensi elektrik pada stator adalah:

  ……………………………………………………………..…(2.15)

  f = np/120

  yang mana: f = frekuensi listrik (Hz) n = kecepatan putar rotor = kecepatan medan magnet (rpm) p = jumlah kutub magnet

  Oleh karena rotor berputar pada kecepatan yang sama dengan medan magnet, persamaan diatas juga menunjukkan hubungan antara kecepatan putar rotor dengan frekuensi listrik yang dihasilkan. Agar daya listrik dibangkitkan tetap pada frekuensi 50Hz atau 60 Hz, maka generator harus berputar pada kecepatan tetapdengan jumlah kutub mesin yang telah ditentukan. Sebagai contoh untuk membangkitkan 60 Hz pada mesin dua kutub, rotor arus berputar dengan kecepatan 3600 rpm.Untuk membangkitkan daya 50 Hz pada mesin empat kutub, rotor harus berputar pada 1500 rpm.

  2.2.3.3 Alternator Tanpa Beban

  Dengan memutar alternator pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan (IF), maka tegangan (Ea ) akan terinduksi pada kumparan jangkar stator. Bentuk hubungannya diperlihatkan pada persamaan berikut.

  φ

  .............................................................................................................(2.16) Ea = c.n.

  yang mana: c = konstanta mesin n = putaran sinkron φ = fluks yang dihasilkan oleh IF

  Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, karenanya tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (IF). Apabila arus medan (IF) diubah-ubah harganya, akan diperoleh harga Ea seperti yang terlihat pada kurva sebagai berikut.

Gambar 2.25 Karakteristik Tanpa Beban Generator Sinkron

2.2.3.4 Alternator Berbeban

  Dalam keadaan berbeban arus jangkar akan mengalir dan mengakibatkan terjadinya reaksi jangkar. Reaksi jangkar besifat reaktif karena itu dinyatakan sebagai reaktansi, dan disebut reaktansi magnetisasi (Xm ). Reaktansi pemagnet (Xm ) ini bersama-sama dengan reaktansi fluks bocor (Xa ) dikenal sebagai reaktansi sinkron (Xs) . Persamaan tegangan pada generator adalah:

  Ea = V + I.Ra + j I.Xs ………………………………………………………(2.17) Xs = Xm + Xa ……………………………………………………………….(2.18)

  yang mana:

  Ea = tegangan induksi pada jangkar V = tegangan terminal output Ra = resistansi jangkar Xs = reaktansi sinkron Karakteristik pembebanan dan diagram vektor dari alternator berbeban induktif (faktor kerja terbelakang) dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.26 Karakteristik Alternator berbeban Induktif

  

2.2.3.5 Pengaruh perubahan Daya Input Mekanis terhadap Generator

Sinkron

  Anggap bahwa Generator Sinkron membagikan daya input ke infinite busbar pada kondisi stabil, maka sebuah sudut daya (power angle) tetap diantara

  δ

  V dan E dan E mendahului (leading) V. Phasor diagram situasi ini adalah sebagai berikut : E

  • jIaXs

  V

  

δ

φ

  Ia Sekarang anggap bahwa excitasi dari generator dijaga konstan dan daya input ke prime movernya ditambah. Penambahan pada daya input akan cenderung untuk mempercepat putaran rotor dan E akan bergerak lebih keatas terhadap V (yaitu besar sudut daya akan semakin besar).

  δ

  Penambahan besar sudut daya menghasilkan Ia yang lebih besar dimana :

  −

  Ia = dan memperkecil < sehingga phasor diagramnya menjadi:

  φ

  E

  • jIaXs

  δ

  V

  φ

  Ia Sehingga Generator sinkron akan membagikan lebih besar daya aktif ke infinite busbar. Keseimbangan akan menjadi re-established pada kecepatan putaran yang sesuai kepada frekuensi dari infinite busbar dengan sudut daya yang lebih besar. Gambar phasor diagram diatas digambarkan pada besar excitasi yang sama, maka berarti pada besar E yang sama seperti pada gambar diagram phasor sebelumnya tetapi daya aktif keluarannya atau active power output = V Ia cosФ adalah lebih besar daripada kondisi pada gambar diagram phasor yang pertama. Dengan penambahan besar sudut daya telah menyebabkan generator sinkron membagikan tambhan daya aktif ke infinite busbar. Perhatikan bahwa daya input mekanis ke prime mover tidak dapat merubah kecepatan putaran dari alternator sebab telah ditetapkan dengan frekuensi sistem. Penambahan daya input mekanis menambah kecepatan putaran dari alternator sesaat sampai waktu yang dibutuhkan < bertambah kesebuah harga yang dikehendaki untuk operasi yang

  δ

  stabil. Sekali kondisi ini dicapai, maka alternator akan terus berputar pada putaran

2.2.3.3 Bagian-Bagian Utama Generator

  1. Rotor Rotor adalah bagian generator yang berputar yang berfungsi untuk membangkitkan medan magnet pada rotor. Bagian-bagian utama rotor dapat dilihat pada gambar 2.24. Bagian-bagian utama rotor terdiri dari : (a) Collector Fan

  Collector fan merupakan bagian generator yang berfungsi untuk mensirkulasi media pendingin pada stator generator.

  (b) Collector Ring Collector ring merupakan penghubung rotor dengan tegangan DC melalui sikat arang (Brush).

  (c) Balance Plug Balance plug merupakan bagian yang berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan moment weight.

  (d) Coil Slot Coil slot berfungsi sebagai ruang untuk menempatkan coil rotor generator.

  (e) Retaining Ring Retaining ring berfungsi sebagai penahan coil rotor disisi ujung, saat rotor berputar akibat adanya gaya sentrifugal.

  (F) Fan Fan berfungsi untuk mensirkulasi udara pada rotor generator.

  (g) Coupling

  Coupling berfungsi sebagai penghubung shaft generator dengan shaft turbin.

Gambar 2.27 Rotor PLTA Renun

  2. Stator Stator adalah bagian generator yang tidak bergerak, berisi coil-coil tempat terjadinya fluksi pada saat rotor berputar. Setelah mendapatkan Induksi medan magnet dari rotor, stator menghasilkan tegangan AC 3 Fasa sebagai energi listrik. Bagian-bagian utama stator dapat dilihat pada gambar 2.25.

  Bagian-bagian utama stator terdiri dari: (a) Stator Housing

  Stator housing adalah kerangka atau dinding yang tersusun atas plat – plat baja melingkar yang dihubungkan dengan batang besi Longitudinal.

  (b) Inti Stator Inti stator terbuat dari bahan ferromagnetic yang berfungsi untuk mengurangi rugi- rugi inti.

  (c) Belitan Stator Belitan stator berfungsi untuk menghasilkan tegangan AC 3 fasa akibat adanya induksi dari rotor.

  (d) Bantalan (Bearing) Bearing berfungsi sebagai penahan atau penumpu pada rotor dan generator saat berputar dan untuk mengurangi getaran. Ada 3 bearing utama pada generator,yaitu:

  1 Thrust bearing Thrust bearing berfungsi untuk meredam gaya axial pada shaft generator saat operasi.

  2 Upper guide bearing Upper guide bearing berfungsi untuk meredam gaya radial pada shaft generator saat operasi.

  3 Lower guide bearing Lower guide bearing berfungsi untuk meredam gaya radial pada shaft generator saat operasi.

  (e) Braking and Jacking Generator kapasitas besar dilengkapi dengan braking yang berfungsi untuk membantu pengereman saat generator akan berhenti operasi serta jacking berfungsi untuk mengangkat poros rotor sesaat sebelum berputar.

Gambar 2.28 Bagian-Bagian Stator Berikut ini adalah data spesiifikasi dari Generator yang dipakai di Unit PLTA Renun: Manufacture : ELIN Type : SSV 290/8-176 Year of Manufacture : 1999 Rated Out : 46.000 KVA Rated Voltage : 11.000 V ± 10 % Rated Current : 2414 A Frekuensi :

  50 Hz Rated Factor : 0,89 Serial Number : I.659260

Gambar 2.29 Stator PLTA Renun Insulating Class : F Rated Speed Rpm : 750 rpm Admissib over speed : 1275 Direction of rotation : Clockwise Viewed fom above Circuit Connection : Series Total Weight : 14.000 kg

2.2.3.3 Sistem Excitasi

  Sistem eksitasi adalah sistem pasokan listrik DC sebagai penguatan pada generator listrik atau sebagai pembangkit medan magnet, sehingga suatu generator dapat menghasilkan energi listrik dengan besar tegangan keluaran generator bergantung pada besarnya arus eksitasinya.

  Berikut ini adalah dataspesifikasisistemexcitasidi Unit PLTA Renun: Potensial Source : Static Excitation Rated Current : 1030 A Rated Voltage : 105 V Type of Construction :

  IM 8425 (W41)

  1. Prinsip kerja excitasi Excitasi bekerja setelah putaran generator mencapai putaran nominal 750 rpm. Supply tegangan awal untuk excitasi berasal dari station battery yang disearahkan dengan menggunakan dioda sebab tegangan battery masih belum murni tegangan DC. Pada saat arus medan yang berasaldari battery mengalir pada rotor, rotor telah menghasilkan medan magnet.

  Pada saat rotor berputar dan memotong medan magnet antara rotor dengan stator maka terjadi GGL pada belitan stator. GGL yang timbul di stator merupakan tegangan output generator.Pada saat generator menghasilkan tegangan, secara automatis sumber tegangan excitasi diambil alih oleh trafo excitasi dengan menggunakanalat AVR. AVR ( Automatic Voltage Regulator ) adalah alat yang berfungsi untuk mengatur arus holding ke tyristor agar dapat mengatur tegangan output dan arus dari generator. Diagram excitasi dapat dilihat pada gambar 34. VT

  TrafoEksitasi MCB AVR Trystor Gen TahananGeser MCB Battery

Gambar 2.30 Diagram Blok Excitasi

2.2.4 Main Transformator

  2.2.4.1 Transformator

Gambar 2.31 Main Transformer PLTA Renun

  Transformator adalah peralatan listrik yang berfungsi untuk memidahkan energi listrik dari rangkaian primer ke rangkaian yang lain (Skunder) berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

  2.2.4.2 Bagian Utama Transformator

  Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: 1. Kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input.

  2. Kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output dan

  3. Inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.

Gambar 2.32 Bagian-Bagian Transformator

  1. Inti besi Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluks magnetik yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan.Dibuat dari lempengan- lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh pusaran arus.

  2. Kumparan transformator Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu kumparan atau gulungan.Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton dan lain- lain.Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus.

  3. Minyak transformator Minyak transformator merupakan salah satu bahan isolasi cair yang dipergunakan sebagai isolasi dan pendingin pada transformator.Fungsi dari

  Minyak Trafo adalah: Insulator yaitu menginsolasikan kumparan di dalam trafo supaya tidak terjadi loncatan bunga api listrik (hubungan pendek) akibat tegangan tinggi. Pendingin yaitu mengambil panas yang ditimbulkan sewaktu trafo berbeban lalu melepaskannya. Melindungi komponen-komponen di dalam trafo terhadap korosi dan oksidasi.

  4. Bushing Hubungan antara kumparan transformator dengan jaringan luar melalui sebuah bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator.Bushing sekaligus berfungsi sebagai penyekat atau isolator antara konduktor tersebut dengan tangki transformator.Pada bushing dilengkapi fasilitas untuk pengujian kondisi bushing yang sering disebut center tap.

  5. Tangki konservator

Gambar 2.33 Tangki konservator PLTA Renun Tangki konservator berfungsi untuk menampung minyak cadangan dan uap atau udara akibat pemanasan trafo karena arus beban. Diantara tangki dan trafo dipasangkan relai bucholzt yang akan meyerap gas produksi akibat kerusakan minyak . Untuk menjaga agar minyak tidak terkontaminasi dengan air, ujung masuk saluran udara melalui saluran pelepasan atau venting dilengkapi media penyerap uap air pada udara, sering disebut dengan silica gel dan dia tidak keluar mencemari udara disekitarnya.

2.2.4.3 Prinsip Kerja

  Ketika kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak- balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul GGL induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).

  Spesifikasi Transformator PLTA Renun Berikut ini adalah data spesifikas dari Transformator yang dipakai di Unit PLTA Renun: PAUWELS Serial Number :

  98P00L Year Manufacture : 1998 Rated Power :

  46 MVA Rated Voltage : 150/11 kV Rated Current : 177/2414 A Frequency : 50 hz Phase :

  3 Connection Symbol : TNd1 Standar :

  IEC76 High Volt Terminal : T – R – S – N Top oil indicator :

  46 C Winding temp oil :

  46 C Top oil :

  60 C Average wind :

  65 C

2.2.4.4 Rumus perhitungan

  Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan: Vp = Tegangan primer (volt) Vs = Tegangan sekunder (volt) Np = Jumlah lilitan primer Ns = Jumlah lilitan sekunder Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan sekunder adalah: Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns). Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP) . Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer, Sehingga dapat dituliskan:

2.3 Data Teknis PLTA Renun

  Data pembanding yang terdapat dilapangan diperoleh dengan data dbagai berikut : Debit maksimum pengambilan Tinggi jatuh Tinggi jatuh efektif Elevasi air ( Fully supply ) Elevasi air minimum untuk operasi Elevasi air tertinggi di tail race Elevasi air terendah di tail race Kapasitas terpasang Energi yang dihasilkan pertahun Pengambilan Utama (Main Intake) Pengambilan anak sungai 22 m

  3

  /s 467,6 m 434,6 m EL. 1370 m EL. 1365 m EL. 905 m EL. 902,4 m

  82 MW ( 41 x 2 unit ) 313,5 Gwh Tipe aliran langsung Debit maskimum 5,63 m

  3

  /s Tipe aliran langsung

  (Tributary Intake) Terowongan aliran bebas Terowongan penghantar bagian Diameter 3,4 m hulu

  Length 8.781,237 m Berbentuk segi enam dilapisi aspal

  3 Daya tampung 500.000 m

  Kolam pengatur Terowongan tekan Diameter 3,4 m

  Terowongan pengantar bagian hilir Panjang 11.205,19 m Terowongan tekan Diameter 2,5 m

  Terowongan cabang Panjang 3.381,5 m Tipe lubang terbatas Diameter 8,0 m

  Surge tank Pipa baja tertanam dalam beton Diameter 3,3 – 2,2 m

  Pipa penstock Panjang 821.3 m Turbin tipe francis dengan poros Vertikal 41.000 Kw x 2 unit

  Peralatan pembangkit Generator tipe convetional dengan Poros vertical 46.000 KVA x 2 unit