4.1. Merencana Survei Gravitasi - BAB4

  4.1 BAB 4 GRAVITASI

  Dalam bab ini diuraikan mengenai merencana dan mengontrol kualitas survei gravitasi secara berurutan. Selain itu, diuraikan juga beberapa contoh kasus merencana dan mengontrol kualitas survei gravitasi di daerah khusus.

4.1. Merencana Survei Gravitasi

  Merencana survei merupakan bagian pekerjaan sangat vital. Efisien tidaknya seluruh pekerjaan gravitasi benar-benar tergantung dari bagian pekerjaan ini. Meskipun sangat vital tetapi tidak sedikit para perencana merencana survei ini dengan sekedar meniru rencana-rencana pendahulunya yang mungkin tidak sesuai sama sekali dengan masalah yang sekarang dihadapinya. Dari beberapa penjelasan dalam tulisan ini, diharapkan akan dapat menambah cakrawala para manager dan para perencana survei sehingga dapat merencakan survei dengan pertimbangan-pertimbangan yang lebih komplet.

4.1.1. Merencana survei gravitasi

  Banyak cara untuk menentukan dimensi dan magnitude anomali target, antara lain: a. Melihat hasil anomali-anomali yang pernah diperoleh dari survei-survei yang berhasil.

  b. Membuat model geologi dan menghitung perkiraan anomali dari model gravitasinya.

  c. Memadukan hasil-hasil anomali yang pernah diperoleh dari survei-survei yang berhasil dan hasil anomali dari perkiraan model geologi dan gravitasinya. Sebagai ilustrasi mengenai dimensi dan magnitude anomali, diperlihatkan beberapa contoh hasil model gravitasi dan beberapa peta gravitasi (lihat Gambar 4.1, 4.2 dan 4.3). Bila target dimensi dan magnitude anomali telah diketahui, dapat memilih rencana jenis survei gravitasi disesuaikan dengan ketelitian, kerapatan data dan keterbatasan biaya. Tahapan pemilihan global dari survei gravitasi ditunjukkan pada Gambar 4.4. Ketelitian tiap-tiap jenis survei gravitasi ditunjukkan pada Tabel 4.1. Pilihan pada jenis survei gravitasi di udara dan laut harus menggunaan cara mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dan tidak memerlukan pemikiran lebih lanjut mengenai jenis pengukuran posisi stasionnya saat ini. Penentuan posisi dengan differential GPS adalah cara yang paling optimal saat ini. Khusus pada pilihan survei gravitasi di darat, elevasi dan posisi menjadi masalah utama, sedang pada pengukuran di zona transisi hanya posisi saja yang masih harus dipertimbangkan. Untuk mempermudah pemahaman pengukuran gravitasi di darat, diperlihatkan alur konsep perencanaan surveinya pada Gambar 4.5.

Gambar 4.1 GAMBARAN MENGENAI DIMENSI ANOMALI

  4.2

Gambar 4.2 GAMBARAN MENGENAI MAGNITUDE ANOMALI

  4.3

Gambar 4.3 GAMBARAN MENGENAI MAGNITUDE, DIMENSI ANOMALI DAN MODEL GRAVITASI

  4.4

  4.5 Gambar 4.4

ALUR KONSEP PERENCANAAN SURVEI GRAVITASI

  

Target

Pra model

Perkiraan Dimensi & magnitude Gravitasi Gravitasi

  

Gravitasi Gravitasi

Gravitasi Gravitasi mikro darat laut zona transisi udara satelit

  

Biaya

Rencana & spesifikasi

Survei gravitasi

  4.6 Tabel 4.1

KISARAN KESALAHAN BERBAGAI

JENIS SURVEI GRAVITASI

  Kisaran kesalahan No. Jenis survei gravitasi Anomali Bouguer (mgal)

  1 Gravitasi mikro 0.03 – 0,05

  2 Gravitasi darat 0.1– 3.00

  3 Gravitasi zona transisi antara darat laut 0.1– 0.50

  4 Gravitasi laut 0.2– 1.0

  5 Gravitasi udara  2

  6 Gravitasi satelit  5

  Spesifikasi survei gravitasi di udara dan di laut sangat tergantung pada alat yang digunakan. Pada saat ini, alat-alat yang digunakan sudah cukup canggih dan perbedaan kualitasnya tidak terlalu menyolok. Hal tersebut sangat memudahkan untuk mengambil keputusan pada rencana survei gravitasi di udara dan di laut. Dilema yang mungkin timbul biasanya adalah kerapatan lintasan, cuaca dan biaya.

  Menentukan spesifikasi survei gravitasi di darat mempunyai masalah lebih banyak dibandingkan di udara, laut dan zona transisi, karena penyebab kesalahan harga anomali Bouguer di darat lebih banyak macamnya. Maka pada tulisan ini selanjutnya akan dititik beratkan pada bahasan survei gravitasi di darat. Untuk memahami hal tersebut perlu disegarkan kembali mengenai harga anomali bouguer. Penjelasan ini ditunjukkan pada Apendiks Gravitasi.

4.1.2. Kajian penyebab kesalahan survei gravitasi di darat

  Meskipun banyak faktor penyebab kesalahan, tetapi kesalahan-kesalahan utama survei gravitasi

  

Gambar 4.5

ALUR KONSEP

PERENCANAAN SURVEI GRAVITASI DARAT

  4.7 Data kualitas sedang

  berjumlah banyak sekali Data kualitas baik berjumlah pas-pasan

  Pemilihan peralatan dan metoda pengukuran

  Pemilihan peralatan dan metoda pengukuran

  Perkiraan dimensi dan magnitude anomali Evaluasi perbandingan biaya

  • Posisi - Elevasi - Koreksi medan
  • Gravitasi - Jenis filter
  • Posisi - Elevasi - Koreksi medan
  • Gravitasi - Jenis filter

  Rencana & spesifikasi akhir Survei gravitasi

  4.8 Dengan adanya dua kekuatan yang saling berlawanan, yaitu penyebab dan penghilang kesalahan

  tersebut, maka setiap rencana survei gravitasi harus digabungkan secara seksama kekuatan- kekuatan tersebut untuk memperoleh suatu hasil yang optimal. Untuk mengoptimalkan penghilangan kesalahan-kesalahan tersebut, terlebih dahulu perlu diketahui magnitude, kisaran harganya dan sifat-sifat kesalahannya. Gambar 4.6 menunjukkan perkiraan kisaran harga kesalahan masing-masing penyebab, sedang Tabel 4.2 memberikan keterangan lebih rinci mengenai perkiraan kesalahan dan jenis-jenis pengukuran yang digunakan. Pengetahuan-pengetahuan tersebut sangat penting diketahui oleh perencana-perencana survei untuk menentukan jenis pengukuran apa yang cocok pada kasus-kasus yang sedang dihadapinya. Dari Gambar 4.6 dan Tabel 4.2 dapat dibuat urutan penyebab kesalahan besar yang harus diperhatikan. Urutan tersebut sangat penting diketahui dengan kondisi medan dan data pendukung survei yang berbeda-beda, untuk membuat strategi mengurangi kesalahannya. Hal tersebut dijelaskan melalui tabel urutan penyebab kesalahan besar di berbagai kondisi pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 memberi peringatan bahwa elevasi hampir selalu menempati urutan utama biang keladi kesalahan dalam survei gravitasi. Urutan kedua ditempati oleh koreksi medan sedang

  gravitasi hanya pada urutan ketiga.

4.1.3. Usaha mengurangi kesalahan survei gravitasi

  Kajian mengenai teknik mengurangi kesalahan diuraikan secara berurutan dimulai dari penyebab urutan pertama (elevasi), kedua (koreksi medan) dan paduan dari semua penyebab kesalahan.

  4.1.3.1. Elevasi

  Untuk mengurangi kesalahan elevasi yang dapat mencapai 2 mgal (1 m equivalen 0,2 mgal), harus dapat memilih jenis pengukuran, alat-alat dan teknik pelaksanaannya. Agar dapat memilih hal tersebut terlebih dahulu harus mengetahui kesalahan-kesalahannya. Bagian dari Tabel 4.2 telah menjelaskan secara global mengenai kesalahan berbagai jenis pengukuran elevasi, sedang

Tabel 4.4 menjelaskan mengenai peralatannya. Pemakaian peralatan pengukuran elevasi di berbagai kondisi medan darat ditunjukkan pada Tabel 4.5. Dalam tulisan ini belum menjelaskan

  teknik pelaksanaannya karena masih banyak variabel-variabel yang harus dikaji.

  4.1.3.2. Koreksi medan Nilai kesalahan koreksi medan dapat mencapai 2 mgal pada medan bergelombang besar.

  Kesalahan tersebut dapat dibagi 3 bagian, yaitu medan inner-zone (0-60 m atau 0-160 m), medan middle zone (60-2000 m atau 160-2000 m), medan outer zone (2000-20000 m). Bermacam- macam metoda koreksi medan dapat digunakan; misalnya metode Robin dan Oliver (1919), Krohn (1976), Hammer (1939), Granser (1987) dll. Masing-masing metode punya teknik-teknik khusus yang perlu dilakukan untuk menekan kesalahan baik yang bersifat random sistematis atau

  4.9 Gambar 4.6

PERKIRAAN KISARAN MAGNITUDE KESALAHAN DALAM

SURVEI GRAVITASI DARAT

  Kisaran kesalahan (mgal) Penyebab Magnitude No.

  Kesalahan (mgal) 0.25 0.50 0.75 1.00 1.25 1.50 1.75

  1 Koreksi 0.00 – 2.00 medan

  2 Elevasi 0.01 – 2.00

  3 Posisi 0.00 – 0.50

  4 Gravitasi 0.01 – 0.10

  5 Lain-lain Tidak tentu Elevasi daerah survei gravitasi berkisar 0 – 2000 m.

4.1.3.4. Paduan cara mengurangi kesalahan

  Untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pengukuran elevasi, koreksi medan, posisi, gravitasi dan lain-lain perlu pengetahuan mengenai sifat-sifatnya. Sifat-sifat kesalahan tersebut ditunjukkan pada Gambar 4.7, sedang alur teknik menguranginya disajikan pada

Gambar 4.8. Kesalahan bersifat random dapat dikurangi dengan menggunakan filter yang cocok, kesalahan bersifat sistematis dikurangi dengan teknik-teknik tertentu, sedang yang disebabkan

  oleh blunder atau gangguan lokal dapat dibuang atau diedit datanya.

4.1.4. Pemilihan waktu dan pelaksana survei gravitasi

  Faktor penting yang harus diperhatikan dalam merencana survei adalah waktu dilaksanakan pengukuran di lapangan dan memilih personel pelaksana pengukurannya.

4.1.4.1. Waktu pelaksanaan survei gravitasi

  Pelaksanaan survei harus diusahakan pada musim kemarau, kecuali pada tempat-tempat susah air

  

Tabel 4.2

RINCIAN KESALAHAN BERBAGAI PARAMETER DALAM

SURVEI GRAVITASI

  Penyebab Kesalahan Jenis pengukuran Perkiraan Kisaran Kesalahan Keterangan Meter Mgal

  Inner zone ditempat berbukit

  Sederhana (kompas, klinometer, meteran, dll.) 10% - 40% 0,10 – 1,00 Sangat tergantung pada operator atau surveyor

  Elevasi Barometric/altimetry 2 – 10 0,40 – 2,00 Hydrostatic level 1 – 5 0,20 – 1,00 Tacheometry (teodolit) 0,1 – 1,0 0,02 – 0,20 Sipat datar 0,05 –0,10 0,01 – 0,20 Diff. GPS (dikoreksi dengan undulasi geoid)

  0,1 – 1,0 0,02 – 0,20 Posisi

  Sederhana (kompas, dan peta) 25 – 100 ?

  Kesalahan dalam fraksi mgal tergantung dari gradien gravitasi di tempat survei

  Single Fix GPS 10 – 200 ? Photogrametry 25 –50 ? Tachiometry (teodolit) 10 – 50 ? Diff. GPS 0,01 – 0,10 ?

  Gravitasi Type geodetic 0,01 – 0,10 Type micro 0,005 – 0,01

  4.10

  4.11

  1. Koreksi medan

  1. Elevasi

  2. Koreksi medan

  3. Gravitasi

  4. Posisi*

  5. Lain-lain Medan bergelombang besar

  1. Koreksi medan

  2. Elevasi

  3. Gravitasi

  4. Posisi*

  5. Lain-lain

  2. Elevasi

  4. Posisi*

  3. Gravitasi

  4. Posisi*

  5. Lain-lain

  1. Koreksi medan

  2. Elevasi

  3. Gravitasi

  4. Posisi*

  5. Lain-lain Kondisi khusus Perlu pengkajian

  Khusus Perlu pengkajian khusus

  Perlu pengkajian secara cermat.

  5. Lain-lain

  3. Gravitasi

  

Tabel 4.3

URUTAN PENYEBAB KESALAHAN DALAM SURVEI GRAVITASI

DI BERBAGAI KONDISI DI DARAT

  4. Lain-lain

  Hanya tersedia peta topografi skala sangat kecil Hanya tersedia peta topografi skala kecil Tersedia peta topografi skala besar

  Medan datar atau berawa

  1. Elevasi

  2. Gravitasi

  3. Posisi*

  4. Lain-lain

  5. Koreksi medan

  1. Elevasi

  2. Gravitasi

  3. Posisi*

  5. Koreksi medan

  2. Koreksi medan

  1. Elevasi

  2. Gravitasi

  3. Posisi*

  4. Lain-lain

  5. Koreksi medan Medan bergelombang sedang

  1. Elevasi

  2. Koreksi medan

  3. Gravitasi

  4. Posisi*

  5. Lain-lain

  1. Elevasi

  • Bila stasion pengukuran terletak di daerah dengan gradien harga anomali bouguer tinggi urutannya bisa berubah di atas gravitasi.

  4.12 Tabel 4.4

PERKIRAAN KESALAHAN BERBAGAI JENIS PERALATAN

PENGUKUR ELEVASI

  Perkiraan Kesalahan Jenis Keterangan pengukuran Meter Mgal

  • Altimeter mikro Tergantung teknik

   2 - 10  0,40 – 2,00 Barometric/ pengukuran altimetry

  • Barometer Tergantung teknik

   2 - 10  0,40 – 2,00 pengukuran Hydrostatic level - Chane level Tergantung teknik

   1 - 5  0,2 – 1,0 pengukuran

  • Teodolit T0 Tergantung desain

   1  0,2 lintasan Tacheometry

  • Teodolit T1 Tergantung desain

   0,1 - 0,5  0,02 – 0,1 lintasan

  • Teodolit T2 Tergantung desain

   0,1 – 0,5  0,02 – 0,1 lintasan

  • Surveyor sistem Orde 1, secara cepat dan

  0,1 – 1,0 0,02 – 0,20 Diff GPS dengan teknik koreksi geoidnya 3 set dikoreksi undulasi geoid

  • Surveyor sistem Tergantung teknik diff.

  2 - 10 0,4 – 2,0 GPS yang digunakan dan diff. Dengan teknik koreksi geoidnya tipe hand held

  Sifat datar - Automatic level Tergantung desain 0,05– 0,1 0,01 – 0,02 lintasan level

  

Tabel 4.5

PEMILIHAN ALAT PENGUKUR POSISI & ELEVASI

DI BERBAGAI MEDAN DARAT SECARA EFISIEN

  Tacheometry (teodolit) dan sipat datar

  Diff. GPS dan Sipat datar

  Diff. GPS dan Sipat datar

  Terbuka Diff. GPS dan Sipat datar

  Tacheometry atau Diff. GPS dan sipat datar

  Tacheometry atau Diff. GPS dan Sipat datar

  Pepohonan sedang Tacheometry atau Diff. GPS dan sipat datar

  Tacheometry (teodolit) dan sipat datar

  Tertutup pepohonan Tacheometry (teodolit) dan sipat datar

  Medan Bergelombang besar Medan bergelombang sedang Medan landai

  Terbuka Diff. GPS Diff. GPS Diff. GPS Untuk monitoring gravitasi dengan kesalahan harga gravitasi  0,007 mgal

  Diff. GPS (6 – 8 channel)

  Tacheometry (teodolit) atau diff. GPS (6 – 8 channel)

  Pepohonan sedang Tacheometry (teodolit)

  Tacheometry (teodolit)

  Tacheometry (teodolit)

  Tacheometry (teodolit)

  Untuk survei gravitasi dengan kesalahan Anomali Bouguer 0,1 – 0,4 mgal Tertutup pepohonan

  4.13

  4.14

4.1.4.2. Pemilihan pelaksana survei gravitasi

  Agar survei dapat terlaksana baik, sesuai dengan rencananya, diperlukan pelaksana-pelaksana yang handal. Pengalaman real di lapangan dari para pelaksana sangat berperan besar dalam kesuksesan survei, sedang latar belakang pendidikan para pelaksana hanya merupakan penunjang.

  Menurut pengalaman beberapa pelaksana survei, masalah lapangan berupa non teknis sangat mendominasi dibanding masalah teknis. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pemilihan pelaksana survei dilakukan dengan syarat seperti ditunjukkan pada Gambar 4.9. Khusus pada jenis survei gravitasi dengan cara mengumpulkan data berketelitian baik tetapi dengan jumlah yang pas-pasan atau melakukan survei gravitasi di daerah dengan topografi bergelombang besar, harus menggunakan pelaksana koordinator dan pengontrol kualitas yang benar-benar handal. Koordinator dan pengontrol kualitas data adalah kunci keberhasilan survei gravitasi dengan jenis atau lokasi-lokasi tersebut di atas.

  

Gambar 4.7

PERKIRAAN SIFAT KESALAHAN DALAM

SURVEI GRAVITASI DARAT

  Sifat kesalahan (mgal) No. Penyebab Random Sistematis Kesalahan 25% 50% 75% 25% 50% 75%

  1 Koreksi medan

  2 Elevasi

  3 Posisi

  4 Gravitasi

  5 Lain-lain

  Gambar 4.8

  4.15 Data tereduksi dan terkontrol

ALUR TEKNIK MENGURANGI KESALAHAN

  Pengejaran anomali Data tereduksi

  Kesalahan random Kesalahan sistematis

  Kesalahan blunder Anomali

  Lokal/pengganggu Ditekan

  Dengan filter dikoreksi teknik tertentu

  Data dibuang Diedit dari catatan lokal

  Perapatan data Data siap pakai

  4.16 Gambar 4.9

ALUR KONSEP

PEMILIHAN PELAKSANA SURVEI GRAVITASI

  Rencana & spesifikasi survei Komposisi pelaksana

  Ahli olah data Operator

  Ahli koordinator survei Ahli interpretasi

  Surveyor Pengontrol kualitas

  Navigator (QC)

  Syarat Syarat

  Syarat

  • berpengal
  • - berpendidikan cukup - berpendidikan cukup

  kerja pekerjaan

  • berpengalaman kerja - mengerti dan menghayati sejenis sebenarnya sejenis pengukuran topografi
  • berpengal>mengerti dan meng-hayati kerja sebenarnya pengukuran GPS
  • kondisi fisik >mengerti dan menghayati
  • berketerampilan pengukuran gravitasi penun>berpengalaman kerja pekerjaan
  • jujur sejenis sebena>berketerampilan penunjang
  • jujur

  4.17 Pengukuran data di lapangan merupakan pekerjaan vital kedua setelah perencanaan survei

  gravitasi, sedang pengolahan data lanjut dan interpretasi adalah bagian pekerjaan dengan urutan ketiga. Urutan kevitalan tersebut terjadi karena bila ada kesalahan pengukuran data di lapangan, sulit untuk diulang lagi setelah demobilisasi. Pengolahan data lanjut dan interpretasi dapat diulang beberapa kali oleh beberapa ahli yang berlainan dengan data lapangan yang sama.

4.2. Pengontrolan Kualitas Data Gravitasi

  Untuk melakukan pengontrolan data, terlebih dahulu harus dimengerti alur pelaksanaan survei gravitasi mulai dari rencana hingga interpretasi. Untuk mengingatkan kembali tentang alur global pelaksanaan survei gravitasi, pada bagian ini dijelaskan secara singkat melalui diagram alur pada Gambar 4.10. Pada Gambar tersebut dapat dipahami bahwa posisi pengontrolan data terdapat di lapangan pada saat dilakukan pengukuran gravitasi dan parameter pendukung survei gravitasi. Tugas pengontrol data telah berakhir pada saat ahli-ahli olah data melakukan usaha memperjelas anomali dan pada saat ahli-ahli interpretasi melakukan interpretasi kualitatif dan membuat model kuantitatif.

  Penjelasan rinci mengenai alur pengontrolan kualitas data di lapangan ditunjukkan pada Gambar

  4.11. Tugas pengontrol kualitas data terbatas pada saat pengumpulan data di lapangan dan bertanggung jawab penuh atas kualitas data sesuai spesifikasi yang direncanakan dan dapat mengejar perolehan anomali target hingga tuntas. Sesuai dengan konsep pengontrolan data, pengukuran di lapangan harus dilakukan dengan skala prioritas. Pekerjaan-pekerjaan yang mempunyai kemungkinan kesalahan besar harus dikontrol lebih ketat dibanding dengan pekerjaan-pekerjaan yang kecil kemungkinan salahnya. Dari Tabel 4.3 dapat memberikan gambaran bahwa urutan penyebab kesalahan besar dan sekaligus menjadi urutan prioritas pengontrolan kualitas data.

  Meskipun pada tiap kondisi medan memerlukan pengkajian khusus tetapi secara umum dapat diketahui urutan prioritasnya sebagai berikut: a. Pengukuran elevasi

  b. Koreksi medan

  c. Pengukuran gravitasi atau posisi d. Penyebab-penyebab lain. Prioritas, jenis data beserta obyek pengontrolan dijelaskan pada Tabel 4.6. Selain prioritas- prioritas tersebut di atas, perlu dikontrol pula hal-hal yang telah dijelaskan pada bagian 3.2.

4.2.1. Pengontrolan data penyusun Anomali Bouguer

  Data lapangan penyusun Anomali Bouguer terdiri dari data posisi, elevasi, koreksi medan inner zone dan data gravitasi. Data topografi berupa peta atau digital merupakan data penyusun Anomali Bouguer yang diperoleh dari hasil pemetaan yang telah lalu.

  4.18 Gambar 4.10

ALUR KONSEP UMUM

PELAKSANAAN SURVEI, OLAH DATA DAN INTERPRETASI

  Rencana dan spesifikasi survei Pengukuran dan managemen kontrol kualitas

  Data di lapangan Pengejaran anomali

  Perapatan data Temuan anomali

  Usaha memperjelas anomali dengan cara mengolah data

  Interpretasi Interpretasi kualitatif kualitatif

  Hasil pengukuran GPS dapat dikontrol dengan melihat ketelitian base line, ketelitian hasil perhitungan network dan koreksi geoidnya. Pengukuran elevasi dengan GPS ini dapat juga diulang beberapa kali pada titik yang sama dan dihitung simpangan kesalahan hasil

  4.19 Gambar 4.11 ALUR PENGONTROL KUALITAS DATA DI LAPANGAN (QC)

  Data posisi Data elevasi Data koreksi Data gravitasi lapangan lapangan Inner-zone lapangan Pengontrol kualitas data

  Perapatan data Koreksi inner-

  Data elevasi Data posisi

  Data gravitasi Zone terkontrol terkontrol terkontrol terkontrol

  Anomali Bouguer (simple Bouguer) siap pakai

  Reduksi data Untuk pengukuran sipat datar dan tachiometry dapat gravitasi dikontrol dari hasil tutupan loopnya. Perbedaan hasil penutupan ini dapat dicocokan dengan toleransi kesalahannya terhadap panjang pengukurannya. Misalnya untuk metoda sipat datar toleransi kesalahannya Data gravitasi tereduksi 4mm √ D, 8mm √ D, 12mm √ D, dan Bouguer anomali sebagainya; D dalam

  (sample bouguer) kilometer. Misalnya untuk metoda tachiometry kesalahannya 4cm √ k, 8cm √ k, 12cm √ k, dan sebagainya; k dalam kilometer.

  Seperti halnya pada pengukuran

  Profil elevasi Profil gravitasi

  Peta gravitasi GPS, bila terjadi kesulitan dalam pengukuran ini, ahli

  Kontrol kualitas profil Kontrol kualitas peta pengontrol kualitas harus dapat mencari jalan pemecahannya.

  4.20

  4.2.1.2. Data koreksi medan inner-zone

  Telah dijelaskan di bagian 4.1.3.2 bahwa koreksi medan dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu inner zone, middle zone dan outer zone. Harga koreksi inner zone harus dikontrol mulai dari

  

diperolehnya data sket lapangan hingga teknik perhitungannya. Untuk memperkecil kesalahan

  inner zone, dalam tulisan ini dijelaskan dengan cara mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut: a. Untuk memperkecil koreksi ini, harus menempatkan stasion gravitasi di daerah relatif datar.

  b. Sket lapangan diusahakan mulai dari 0 m hingga 160 m, bila hal tersebut tidak mungkin dibuat mulai dari 0 m hingga 60 m.

  c. Menghitung koreksi terrain dengan metoda yang cocok dengan bentuk-bentuk hasil sketnya.

  d. Melakukan pengulangan beberapa stasion untuk mengetahui harga penyimpangannya.

  Standar deviasi harga penyimpangan tersebut dijadikan sebagai evaluasi kesalahan data. Harga koreksi middle zone dapat dihitung mulai 60 m atau 160 m hingga 2000 m. Metoda perhitungannya harus lebih teliti dibanding dengan perhitungan pada outer zone. Perhitungannya sebaiknya dibantu dengan komputer, dengan menggunakan data elevasi dari grid sebesar 500 x 500 m atau lebih kecil. Harga koreksi outer zone dilakukan dengan bantuan komputer dengan data elevasi grid tiap 50 x 50 m, 100 x 100 m, atau 250 x 250 m. Pembuatan grid untuk keperluan koreksi medan harus menggunakan peta terbaik yang ada dan disesuaikan semua sistemnya. Dalam tulisan ini belum dibahas mengenai kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan peta dasar dan cara menanggulanginya

  4.2.1.3. Data posisi dan gravitasi

  Pengontrolan pengukuran posisi menggunakan teknik yang sama seperti pada pengontrolan pengukuran elevasi. Pada pengukuran gravitasi sebenarnya banyak cara untuk melakukan pengontrolan kesalahan harganya, tetapi dalam tulisan ini akan menunjukkan suatu teknik pengontrolan yang praktis dan mudah dilakukan. Kesalahan harga gravitasi yang telah dikoreksi dengan pasang surut dan drift alat dilakukan dengan cara mengulang pembacaan pada stasion- stasion sama. Pengulangan tersebut dilakukan sebanyak 10% - 20% dari semua stasion gravitasi yang diukur. Perbedaan dua atau beberapa harga gravitasi dalam satu stasion pengukuran, dapat dihitung deviasinya. Statistik harga deviasi tersebut dimonitor terus menerus seperti ditunjukkan pada Gambar 4.12. Moda histogram pada kisaran kesalahan  0.001 mgal hingga  0.02 mgal mencerminkan hasil pengukuran gravitasi yang baik. Selain memonitor harga kesalahan tersebut, dimonitor pula harga drift tiap hari dan kalibrasi alat secara periodik (1 bulan sekali).

4.2.2. Pengontrolan data tereduksi

  Pengontrolan data tereduksi berupa Anomali Bouguer atau Sample Bouguer dapat dilakukan dengan memonitor kesinambungan profil atau peta kontur. Penjelasan pengontrolan data dari masing-masing cara tersebut dijelaskan pada uraian berikut.

  4.21 Prioritas Jenis data Objek pengontrolan Teknik pengontrolan

  • sket inner-zone Cross check Ke-dua Koreksi medan
  • peta Menyeragamkan sistem
  • posisi stasion Dicheck langsung
  • harga acuan Pemastian sistem dan ketelitian sama

  Utama Elevasi Dapat memperkecil

  • pemilihan jalur acuan kesalahan jalur biasa Mencocokan dengan harga
  • kesalahan pengukuran toleransi Pemastian sistem dan
  • harga acuan ketelitian sama

  Posisi Dapat memperkecil

  • pemilihan jalur acuan kesalahan jalur biasa

  Ketiga Mencocokan dengan harga

  • kesalahan pengukuran toleransi
  • drift alat Monitoring drift Gravitasi - sensitivity alat Monitoring sensitivity

  Sampling 10% - 20%

  • kesalahan pengukuran bacaan ulang

  Ke-empat Tidak tentu - perbedaan letak pembacaan Disesuaikan dengan elevasi, posisi dan gravitasi keadaan

  4.22 Gambar 4.12 100% 90% 80% 70% N 61.6%

  IA D 60% JA E 50% K

  I S N E 40% U K E R 30% F 14.8% 20% 14.8% 9.6% 10%

  6.1% 3.5% 2.6% 1.8% 0% 0.005 0.015 0.025 0.035 0.045 0.045 0.055 0.065 0.075 0.085 mgal

  4.23

  4.2.2.1. Pengontrolan kualitas melalui profil

  Profil lintasan gravitasi dapat digunakan sebagai sarana pengontrol kualitas data. Profil dibuat dari harga Anomali Bouguer atau Sample Bouguer, harga elevasi dan koreksi medan pada posisi yang sama dengan skala yang sesuai, akan sangat membantu mengontrol kualitas data. Pola kesinambungan profil Anomali Bouguer atau Sample Bouguer berpola normal dan smot, mencerminkan kualitas data baik, sedang adanya lonjakan-lonjakan atau ketidak teraturan profil menunjukkan adanya kesalahan. Kesalahan tersebut dapat diusut dari pola profil elevasi atau profil koreksi medan.

  Pola profil bergerigi menunjukkan adanya kesalahan random pada tiap-tiap stasion gravitasi. Kesalahan yang mengakibatkan lonjakan profil dan gerigi profil ini biasanya sulit diketahui dari hanya mengontrol pada tiap-tiap data pendukung Anomali Bouguer.

  Selain untuk mengontrol kualitas data, profil dapat digunakan sebagai alat untuk melihat ada tidaknya anomali efek geologi. Dengan teknik melihat yang benar, anomali efek geologi dapat diketahui dimensi dan magnitutnya. Dengan diketahuinya kesalahan-kesalahan pada stasion gravitasi atau diketahuinya anomali efek geologi maka akan dapat mempermudah memper-baiki kesalahannya dan dapat mengejar anomali efek geologi yang menarik.

  4.2.2.2. Pengontrolan kualitas melalui kontur

  Meskipun pengontrolan dengan cara membuat peta kontur sementara tidak sebaik teknik profil, tetapi cukup membantu dalam mengejar adanya anomali efek geologi yang dianggap menarik. Dengan mengetahui gejala lateral anomali efek geologi secara dini, maka akan membantu pula penempatan stasion-stasion perapatan yang berguna untuk memastikan dan mengejar anomalinya hingga tuntas. Dengan pengalaman dan teknik yang baik, memadukan pengontrolan melalui profil dan peta kontur akan dapat menghasilkan optimasi survei gravitasi yang baik.

  Allis, R.G. dan T.M. Hunt,1984, Modelling the Gravity Changes at Wairakei Geothermal Field: Proc. 6th NZ Geothermal Workshop, p.117-121. Allis, R.G., 1984, Precise Gravity Changes Over Exploited Geothermal Fields. Defense Mapping Agency Aerospace Center (1987), WGS84 Ellipsoidal Gravity Formula and Gravity Anomaly Correction Equation: Memorandum, April 4, 1989, 10 p. Federal geodetic Control Committee (1989), Geometric Accuracy Standards and Specifications for Using GPS Relative Positioning Techniques: Report, version 5.0/1988, corrected

  1989 reprint. Geoservices, P.T., Laporan-Laporan Survei Gravitasi, GPS, Topografi dan Elevasi Teliti dari Tahun 1980 - 1995 (bersifat tertutup).

  Grannell, R.B., J.H. Whitcomb, P.S. Aronstam, dan R.C. Clover, 1981, An Assessment of Precise Surface Gravity Measurements for Monitoring the Response of a Geothermal Reservoir to Exploitation: Geothermal Subsidence Research Management Program, University of California, Lawrence Berkeley laboratory, Earth Sciences Division.

  Granser, H., 1987, Topographic Reduction of Gravity Measurements by Numerical Integration of Boundary Integrals: Geophys. Prosp., 35, p.71-82. Hammer, S., 1939, Terrain Corrections for Gravitymeter Stations: Geophysics 4, p.184-194. Hunt, T.M., 1977, Recharge of Water in Wairakei Geothermal Field Determinded from Repeat Gravity Measurements: N.Z. Journal of Geology and Geophysics, vol. 20, no. 2, p.

  303-317.

  • , 1983, Recharge in Wairakei Geothermal Field for 1974-1983 : Proc. 5th N.Z.

  Geothermal Workshop 1983, p. 49-54.

  • , 1984, Recharge at Broadlands (Ohaaki) Geothermal Field 1967-1983 : Proc. 6th N.Z. Geothermal Workshop 1984, p. 195-200.

  Krohn, D.H., 1976, Gravity Terrain Corrections using Multi-quadric Equations: Geophysics 41, p.266-275. Longman, I.N., 1959, Formulas for Computing the Tidal Acceleration Due to the Moon and the Sun: Journ of Geophys. Research, 64, p.2354-2355. Mark Parker, 1994, Training Manual for Integrated Interpretation of Gravity and Magnetic Data, Planning and QC of Potential Field Surveys, ARK-Geoservices (Ltd.), Jakarta. Nettleton, L.L., 1976, Gravity and Magnetics in Oil Prospecting: McGraw-Hill Book Co., U.S.A.

  4.24

DAFTAR PUSTAKA GRAVITASI

  Robertson A., 1984, Analysis of Subsurface Compaction and Subsidence at Wairakei Geothermal Field : Proc., 6th N.Z. Geothermal Workshop 1984, p. 217-224. Sazhina, N., Grushinsky N., 1971, Gravity Prospecting, Mir Publisher, Moscow. Suprijadi, 1982, Penentuan Pengisian Kembali (recharge) Lapangan Panasbumi dengan

  Pengukuran Gaya Berat Berulang dan Kemungkinan Aplikasi di Indonesia: Makalah Pertemuan Ilmiah Tahunan VII, Himpunan Ahli Geofisika Indonesia, Bandung, 1982.

  4.25

  • 0,04193. Z . d mgal, dimana d = berat jenis permukaan dihitung dengan cara Parasnis, Nettleton atau dari hasil pengukuran contoh batuan di laboratorium (gr/cc).

  2 

  g. Reduksi-reduksi lain; dihitung berdasarkan pendekatan matematis dan fisis dari tiap-tiap kasus yang dijumpai.

  f. Reduksi medan; dihitung dari efek medan sekitar titik pengukuran. Medan tersebut dapat diukur berdasarkan sket lapangan dan peta topografi yang telah ada.

  = lintang dari stasion pengukuran

  

  ) mgal, dimana

  4 

  e. Reduksi lintang, misalnya dengan mengikuti rumusan tahun 1967, sebesar : 97803.185(1 + 0.005278895sin

  Z = elevasi titik pengukuran (m).

  c. Reduksi udara bebas, sebesar: 0,3086 . Z mgal, dimana Z = elevasi titik pengukuran (m) d. Reduksi Bouguer, sebesar:

  dimana t = waktu pengukuran pada stasion yang direduksi t0 = waktu pengukuran pertama di base stasion t1 = waktu pengukuran pada saat menutup kembali di base stasion gt1 = harga pengukuran gravitasi pada saat menutup kembali di base stasion sesudah direduksi dengan efek pasang surut (mgal) gt0 = harga pengukuran gravitasi pada saat pertama mengukur di base stasion sesudah direduksi dengan efek pasang surut (mgal)

  1 - gt ) mgal,

  b. Reduksi drift peralatan gravitymeter, sebesar : ((t - t )/(t1 - t ))(gt

  Anomali Bouguer diperoleh dari pengukuran harga gravitasi direduksi dari pengaruh-pengaruh yang bukan dari efek geologi. Macam reduksi tersebut adalah sebagai berikut: a. Reduksi pasang surut gravitasi; magnitude reduksi ini biasanya berkisar antara -0,15 mgal hingga 0,15 mgal.

  

APENDIKS GRAVITASI

Reduksi Gravitasi

  4.26

  • 0.000023462sin

Dokumen yang terkait

Idioms Used In Real Steel Movie - Digital Library IAIN Palangka Raya

2 4 9

BAB IV HASIL PENELITIAN - Pengaruh Dosis Ragi Terhadap Kualitas Fisik Tempe Berbahan Dasar Biji Cempedak (Arthocarpus champeden) Melalui Uji Organoleptik - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 2 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Uji Kualitas Mikrobiologi Minuman Olahan Berdasarkan Metode Nilai MPN Coliform di Lingkungan Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kelurahan Pahandut Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 2 12

The effect of personal vocabulary notes on vocabulary knowledge at the seventh grade students of SMP Muhammadiyah Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pengaruh variasi berat glukosa pada filtrat tomat (solanum lycopersicum (L) Commune) dan lama fermentasi acetobacter xylinum terhadap tingkat ketebalannata de tomato - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 2 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Penerapan metode eksperimen terhadap pokok bahasan bunyi untuk meningkatkan hasil belajar siswa mtsn 2 palangka raya kelas VIII semester II tahun ajaran 2013/2014 (studi eksperimen) - Digital Library IAIN Pala

0 0 10

BAB IV HASIL PENELITIAN - Penerapan model pembelajaran inquiry training untuk meningkatkan berpikir kritis dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan gerak lurus - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 1 23

CHAPTER I INTRODUCTION - The effectiveness of anagram on students’ vocabulary size at the eight grade of MTs islamiyah Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 10

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Penelitian Sebelumnya - Perbedaan penerapan metode iqro’ di TKQ/TPQ Al-Hakam dan TKQ/TPQ Nurul Hikmah Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 26

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penerapan model Problem Based Instruction (PBI) terhadap pemahaman konsep dan hasil belajar siswa pokok bahasan tekanan Kelas VIII Semester II di SMPN Palangka Raya Tahun Ajaran 2015/2016 - Digital Library IAIN Pala

0 3 80