73. Pada penelitian - PERUBAHAN KANDUNGAN PROTEIN DAN KOMPOSISI ASAM AMINO KEDELAI PADA WAKTU PEMBUATAN TEMPE DAN TAHU

PERURAHAN KANDUNGAN PROTEIN DAN KOMPOSlSl ASAM AMINO KEDELAI
PADA WAKTU PEMRUATAN TEMPE DAN TAHU
Oleh: Suryana Purawisastra; Dewi S. Slamet ;dan Uken S. S. Soetrisno
ARSTRAK
mlah dllakukan pengamatan terhadap perubahan kandungan serta
komposisi asam amino protein kedelai pada waktu pembuatant e m p
dan tahu. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa protein kedelai
berkuraug 18.0% pada waktu pembuatan tempe, dan berkurang
46.5% pada waktu pembuatan tahu. Akan tetapi komposisi asam
amino protein tempe hanyak yang menurun, secara total penurunan
asam amino protein tempe mencapai 22.690 dari total komposisi
asam amino protein kedelai, sedangkan pada protein tahu malah
terjadi kenaikan sebesar 9,970. Ampas dari pembuatan tahu
digunakan untuk membuat tempe gembus, dan protein kedelai yang
tertinggal sebesar 18,25% dalam ampas ini bisa dimanfaatkan dengan total penurunan asam aminonya hanya 73%. Pada penelitian
i n i juga dilakukan pengamatan pengaruh proses pemasakan
@o;eni) terhadap perubahan knmposisiasam amino protein tempe,
tahu, dan tempe pmbus. Hasilnya menunjukkan bahwa komposisi
asam amino protein tempe gembus mengalami penurunan terbanyak.(Peneiit.Gizi Makan 1993,16 :117-124).
kndahulnan
empe dan tahu merupakan makanan populer yang telah membudaya disemua lapisan

Tmasyarakat perkotaan maupun pedesaan. Pengrajin tempe dan pabrik tahu tersebar
dimana-mana, schingga industri makanan tradisional ini merupakan salah satu jenis industri
pengolahanhasil pertanian yang mempunyai andil dalam memenuhi kecukupan protein (1,2).
Kacang kedelai sendiri merupakan salah satu sumber protein nabati yang bermutu tinggi,
karena di samping kandunganproteinnya yang dapat mencapai sekitar 40% juga susunan asam
amino essensialnya yang lengkap (3). Dengan demikian mutu protein kedelai setara dengan
mutu protein hewani, tetapi proses pengolahan (foodprocessirtg)dapat mengurangi kandungan protein makanan (4).
Kemungkinan adanya pengurangan protein pada pembuatan tempe adalah seiama proses
perendaman dan perebusan kacang kedelai. Kemudian selama fermentasi, karena ada sejumlah protein yang digunakan oleh kapang Rhizopus sebagai sumber nitrogen untuk pertumbuhannva
. (5).
..
Pada pembuatan tahu, d i samping perendaman juga dilakukan pengendapan (koagulasi)
dari suspensi koloid protein dan karbohidrat kedelai hasil ekstraksi pelarut air (6), sehingga
kehilangan asam amino dapat tcrjadi pada proses ekstraksi dan pengendapan.Protein
merupakan zat gi7i yang sering digunakan sebagai parameter kerusakan pada proses pengolahan makanan uood proccssirt~),demikian juga pada proses pemasakan (cookery). Ini

118

Protein dan Asam Amino Tcmpe dan Tahu


disebabkan karena pemanasan terhadap bahan makanan yang mengandung karbohidrat dan
protein dapat menimhulkan suatu reaksi yang mengakibatkan perubahan pada ketersediaan
protein dalam makanan itu (7.8.9). Seperti hasil penelitian yang dilaporkan oleh Meyer (7),
bahwa pemanasan terhadap kacang tanah dan jagung mengakibatkan penurunan nilai biologis,
semcntara pada daging sapi (tidak ada karbnhidrat) pemanasan malah meningkatkan nilai
biologisnya.
Pada tulisan ini akan disajikan hasil pengamatan lerhadap perubahan kandungan protein
kedelai serta perubahan komposisi 18 macam asam aminonya pada waktu pembuatan tempe,
dan tahu. Pengamatan yang sama dilakukan juga terhadap tempe, tahu, dan tempe gembus
yang telah digoreng.
Rahan dan Cam
Tempe dan tahu dihuat dari kacangkedelai yangsama, yang diperoleh dari Pusat Penelitian
dan Pengembangan Tanaman Cimanggu Bogor. Tempe gembus dibuat dari ampas sisa pembuatan tahu.
Selama pembuatan tempe, tahu, dan t e m p gembus dilakukan penimbangan untuk mengetahui perubahan berat, mulai dari kacang kedelai yang digunakan hingga tempe, tahu,
tempe gembus yang dihasilkan. Sebagian tempe, tahu, dan tempe gembus yang dihasilkan
digoreng dengan cara yang lazimnya dilakukan di rumah tangga.
Pembuatan t e m p
Cara yang digunakan adalah cara tradisional(10). yaitu kacang kedelai direbus selama 30
menit, kemudian direndam semalam. Keesokan harinya kulit kedelai dibuang, setelah itu
direbus kembali selama 30 menit. Ditiriskan dan didinginkan pada suhu ruang. Substrat

kedelai diinokulasi dengan biakan murni kapang Rhimpus oligosporus yang tersedia sebagai
koleksi kultur di laboratorium Mikrobiologi Puslitbang Gizi. Fermentasi dilakukan dalam
cawan petri pada suhu 30°C.
Rmbuatan tahu
Kacang kedelai direndam 4 jam, selanjutnya digiling dengan blender. Bubur kedelai
mentah yang diperdeh kemudian disaring dengan kain kasa. Filtrat mentah dididihkan sambil
diaduk sampai suhu M°C, ditambah larutan kalsiumsulfat (sioko) I%, lalu dibiarkan dingin
tanpa ada pengadukan. Ciumpalan tahu yang mengendap kemudian disaring untuk dicetak.
bmbuatan t e m p gembus
Ampas tahu yang diperoleh dari pembuatan tahu diperas didalam kantong kain untuk
menghilangkan schagian besar airnya, kemudian dikukus. Sesudah dingin substrat ampas tahu
diinokulasi dengan hiakan murni dari kapang tempe dan difermentasikan seperti pada pembuatan t e m p (1 1).

Suryana P; dkk.

Analisls
Penentuan kadar air dilakukan dengan menggunakan metoda pengeringan pada oven
10S°C sampai diperoleh bohot tctap. Protein ditetapkan dengan mengalikan faktor 6.25
terhadap total nitrogen yang dianalisis dengan metoda Kyeldahl (12).
'hjuh helas macam asam amino dianalisis menurut metoda Spackman et a1.(13) dengan

menggunakan alat Amino Acid Analy7.er Modcl Yanagimoto LCS-5. Penetapan asam amino
triptofan dilakukan secara spektrofotometri menurut metoda Spies dan Chamber (14).
Hasil dan Rahasan
Tbjuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati kehilangan protein serta perubahan
komposisi asam amino protein kedelai pada waktu pembuatan tempe dan tahu. Disamping itu
juga mengamati perubahan komposisi asam amino prolcin tempe, tahu, dan tempe gembus
oleh pengaruh penggorengan.
Kehilangan Protein
Gambar 1 menyajikan rata-rata perubahan berat protein kedelai, setelah mcnjadi tempe
atau tahu. Dari 40,O gram protein kedelai kemudian menjadi 32,X gram dalam tempe, atau
menjadi 21,4gram dalam tahu. Berarti kehilangan protein yang terjadi pada pembuatan tempe
sekitar 18,O %, dan pada pembuatan tahu sekitar 46.5 70.
r T i i ' i G i 1 a 7. - 1.
40.0 g protcin
6.2 g air -

I

.


1
i
-

180 g Tempe
-

.

32.8 g protcin

1

-~

~~.

-

~.

~- .

--

lW Kedelai
4.0
g protcin
6.2 g air
: I : _ [

~-

208 g Tahu

1
i ~ .~~~
- ~..

1 1~-


~

I

163g Ampas
tahu

.~
--~.

~-

21.4 gprotein
1627111r-

8.0 g protein
130.2 g air

..


162 g R m p e
gembus
~

~

-

7.3 g protein
133.7 g air

Gambarl. Rata-rata perubahan berat protein kedelai pada waktu pembr~atantempe,
tahu, serta tempe gembus.
Kehilangan protcin pada pembuatan tahu lebih bcsar daripada pembuatan tempe, karena
untuk mcnghasilkan tahu terlebih dahulu kedelai mengalami ekstraksi dengan air, setelah itu
diendapkan dengan larutan kalsium sulfat (sioko). Bila diamati penurunan berat kedelai, pada
pembuatan tahu terjadi kehilangan berat sekitar 51.7 % bobot kering, yang lebih besar
dibandingkan dengan kehilangan herat pada pembuatan tempe yang hanya sekitar 24.0 %
bobot kering. Hal ini menunjukkan bahwa pada pembuatan tahu lebih banyak kedelai yang
terbuang, schingga hanyak protcin kcdelai tidak tcrendapkan menjadi tahu. Pada pembuatan


Protein dan Asam Amino Tempe dan Tahu

120

tempe, bagian yang terbuang adalah kulit, dan kulit ini bukan merupakan bagian kedelai
tempat tersimpannya protein tetapi hanyalah polimersakarida yang tidak larut dalam air.
Kehilangan protein sebesar 18% terulama disehabkan adanya proses perebusan, disamping
kapang tempe (Rltizopas sp) yang melakukan lermentasi menggunakan unsur nitrogen dari
protein kedelai bagi kepentingan hidupnya.
Ampas tahu masih mengandung protein, dan setclah dihuat menjadi tempe gemhus
ternyata kchilangan protein tidak banyak. Berarti protein kedelai yang hilang ketika pembuatan tahu (18.25%) bisa dimanfaatkan dalam tempe gemhus.
Rrubahan komposisi asam amino prntein tempe, tahu, dan tempe gembus
Hasil analisis asam amino kedelai, tempe, dan tempe gembus disajikan pada Tabel 1, yang
dihitung bcrdasarkan 100 gram protein.

I

I


..

~

~

~

.

.. ......

~

~

1

~~~


'Isbet 1. Komposisi asam amino kedelai, tempe, tahu, dan tempe gembus
(millieram wr 100 gram protein)
isoleusin
Leusin
Lisin
Metionin
Sistin
Fenilalanin
Tirosin
Treonin
Triptoran
Valin
Arginin
Histidin
Alanin
Asam aspartat
Asam glutamat
Glisin
Prolin
Serin

5138
8145
4558
1270
873
5-35
30%
4085
1048
4363
5485
.W8
4753
11663
23353
4358
4955
4210

Total asam amino essensial
Total asam amino
Air (%)
Protein (%,)

37948
99820
6.2
40.0

~

~~~

~

~~

3013
5891
4452
867
759
4424
2652
3222
1065

MM
5298
.XI96

4057
9743
163PI)
3463
3100
4265
2936
78779
60.4
18.2

4782
8243
5867
1290
1000
6002
3947
4258
970
5345
7l29
2414
4801
12704
22772
4336
2275
5180
41704
103916
78.2
10.3

. .. .

429
7626
5669
778
623
5292
2712
3646
1424
5W3
6004
2268
4471
11249
20412
4X91
929
5G93
37156
92474
82.5
4.5

~~~~

~

~

- -

~~

~

~

p

~

-

Terlihat pada Tabel bahwa komposisi asam amino protein tempe, tahu, dan tempe gembus
mengalamiperubahan dibandingkan dengan komposisiasam amino protein kedelai. Besarnya
persentase perubahan disajikan dalam (;ambar 2. Berbeda dengan kehilangan protein, maka
komposisi asam amino protein tempe lehih banyak mengalami penurunan dari pada protein

Suryana P: dkk,

tahu, malah dalam protein tahu hanyak yang mcngalami kenaikkan. Komposisi asam amino
protein tempe gemhus juga tcrjadi pcnurunan, tetapi tidak sehanyak yang tcrjadi dalam
protein tempe.Dari 18 macam asam amino, hanya ada dua jenis asam amino protein tempe
yang yang sedikit mengalami kcnaikkan, yaitu asam amino triptofan dan asam amino serin
(Gambar ZA). Walaupun asam amino triplofan dalam protein tahu mengalami pcnurunan,
tetapi asam amino serin mcngalami kcnaikan yang lehih hesar dari pada protein tempe
(Gamhar ZB). Kedua asam amino tcrsehut dalnm protein gcmhus mengalami kenaikkan, dan
kenaikkann);a juga hesar ((iamhar 2C).

(;ambar 2. Penentase perohahan knmp~bsisiasam amin11protein tempe (A),tahu (R),
dan tempe gemhus (C), terhadap komposisi asam amino protein kedelai

Protein dan Asam Amino Tempe dan Tahu

Asam amino lainnya dalam protein tempc mengalami penurunan, dengan persentase
penurunan yang tampaknya paling besar dari pada penurunan yang terjadi pada protein tahu
dan tempe gemhus. Sehagai contoh asam amino isoleusin, pada protein tempe penurunan
hingga diatas 40%. scdangkan dalam tahu dan gembus di hawah 20%. Hanya asam amino
prolin dan metionin, persentase pcnurunan yang terbesar tidak terjadi pada protein tempe.
Persentase penurunan asam amino prolin dalam tempe hampir 40%, tetapi dalam tahu d i
atas 40%, bahkan dalam tempc gemhus mencapai 80%. Persentase penurunan asam amino
metionin dalam protein tempe adalah sekitar 33%, tetapi dalam tempe gemhus mencapai
40 9%. Sedangkan mctionin dalam protein tahu menaik.
Secara keseluruhan (total) asam amino protein kedelai pada pemhuatan tempe herkurang
22,6%, pada pembuatan tahu menaik 9,9%, sedangkan dalam protein tempe gemhus menurun
2,l%. Peruhahan total asam amino essensial juga tidak hanyak herbeda dengan total asam
amino, yaitu menurun sebesar 21,l'% hagi protein lcmpe, menaik 4.1% hagi protein tahu, dan
menurun 7.4% hagi protein tempe gemhus.
Komposisi asam amlno protein temp, tahu, dan t e m p gembus gweng
Tabel 2 menyajikan komposisi asam amino protein tempe, tahu, dan tempe gemhus yang
telah digoreng. Data komposisi ada dua jenis, yaitu hasil analisis (I), dan hasil konversi (11)
dari asam amino tempe, tahu, atau t e m p gcmhus mentah dengan menggunakan faktor
kehilangan air ketika penggorengan.
-

~-

--

~-

~ . . ~ .~

~

p

-

p

~

~

79bei 2. Knmposisi asam amino tempe, tahu dan tempegembus goreng (milligram
per 100 gram protein)

Is~~leusin
Leusin
Lisin
Metionin
Sistin
Fcnilalanin
Tirosin
Treonin
Tri tofan
d n
Arginin
Histidin
Alanin
0944
Asam aspartat
Asam glutamal
17Of5
Glisin
3489
Prolin
4867
4455
Scrin
Tntal asam amino essensiai33803
Tntal asam amino
A i r (90)

Yrnleln (8)

R5053
362
22.6

Suryana P; dkk.

11: Faktor x kadar asam amino tempe, tahu, atau tcmpc gcmbus mcntah
Faklor =

(1IH.l - % air rernpe, talttr, alatr lenlpe gen~husr~tertrah)
(100 - %
' air rcrill?e. rahrr, alarr terttpe ger~thtrsgorertg)

Berbeda dengan proses pemhuatan t e m p dan tahu dimana terdapat bagian kedelai yang
hilang, maka pada proses penggorengan ha1 dcmikian tidak teriadi. Adapun kemungkinan
terjadinya kerusakan adalah schagaimana yang diungkapkan oleh Meycr (7),ketika protein
dipanaskan bersama-samadengan karhohidrat, tcrutama yang termasuk mono dan disakarida
akan mengalami suatu reaksi yang mengakibatkan kerusakan fungsional asam amino karena
terjadi peruhahan struktur molekul kedua senyawa tersehut (Browning reaction).
Gambar 3 menyajikan persentasc penurunan komposisi asam amino protein tempe, tahu,
dan tempe gembus sebagai pengaruh dari penggorengan. Tampak pada gamhar bahwa tempe
gembus mengalami penurunan komposisi asam amino yang terbanyak, dengan total 64.3%.
Barangkali karena tempe gemhus memiliki pori yang lebih banyak dan besar, sehingga lebih
banyak hagiantempc gembus yang kontak dengan minyak goreng. Penurunan total asam amino
protein tcmpe gorcng adalah W,h%,dan 34,8'>h hagi protcin tahu gorcag.

Gamhar 3. Persentase penurunan komposisi asam aminn tempe, tahu, dan tempe
gembus goreng

Simpulan

1. Kehilangan protein kedclai lehih hanyak pada waktu pemhuatan tahu (46,5%,) dari pada
waktu pemhuatan tempe (18.0%,). Akan tctapi pcruhahan komposisi asaminonya lebih
hanyak menurun dalam protein tcmpc (22,hf:+, total acam amino), 5cdangkan dalam protein
tahu tcrjadi kenaikkan (9.9'%,total asam amino).

Protein dan Asam AminoTempe dan Tahu

2. Protein kedelai yang terbuang dalam ampas tahu dapat dimanfaatkan sehcsar 18,25%
dalam bentuk t e m p gemhus, dengan penurunan komp~sisiasam aminonya hauya 7,5%.3.
3. Pemasakan dengan menggorcng mcngakibatkan penurunan total asam amino sebesar

(43% bagi protein tempegemhus, 34.8% hagi protein tahu, dan 28.6%bagi protein tempe.

1. Alamsyah R; A.S. Herman; S.W. Handono. Rancangan dan uji teknis alat ekstraksi susu

kedelai pada pengolahan tahu. Warla IHP l987,4(2):20.2.
2. Wnarno, F.G. Tempe: peningkalan mulu dan stalusnya di masyarakal. Dalam: Prosiding
Simposium Pemanfaatan Tempe dalam PeningkalanUpaya Kesehatandan Ciizi. Hermana
dan Karyadi (ed). Bogor: Puslithang Gizi, Departemen Kesehatan RI, 1985:72,74,76.3.

3. W~narno
F.Ci; Rahman A. Protein: sumber dan pcranannya. Bogor: Departemen Teknologi
Hasil Pertanian Fatemcla-IPB, 1974.
4. Brennan J.G; J.R. Butters; N.D. Cowcll; A.E.V. Lilly. Heat processing I.Dalam: Food
Engineering Operation. 2nd ed. London: Applied Science Publisher, 1979: 28.5.
5. Steinkraus KH. Handhcmk of indigenousfcrmentedfoods. Microbiology, Vol.9. NewYork:
Marcel Dekker, 1983: 576.

6. Wilarso D. Kelarulan prolcin dan karhohidrat pada hidrolisa ampas tahu. Bulletin Penelitian dan Pengemhangan lndustri 1')91,13: 7.
7. Meycr LH. Proteins in foods. Dalam: Fond Chemistry. Modern Asia Edition. New York:
Rcinhold Puhlishing Corporation, lW3l:136138R.

8. Bcnder A.E. Processing damage to prolcin food. PAG 1971,2(1):.1017.
0

Birch G.G; A.G Cameron; M. Spencer. Food science 2nd ed..Oxford: Pergamon Press,
1078: 115-130.

10. Hcrmana dan Sutedia. Tjara haru pemhuaran tempc. Penelitian Gizi dan Makanan 1971,
1:(8-71.

11. Cianjar I.dan Dewi S. Slamel. Tempe gemhus hasil fermentasi ampas tahu. Penelitian Gizi
dan Makanan 1972, 270-79.12.
12. Horwilz W; A. Senscl; H. Reynold; D.L. Pard. Official method of analysis of the Association
of Official Analytical Chemists. 12nd ed. Washington D.C: AOAC, 1975: 13.
13. Spackman D.M; W.H. Stein; S. Moore. Autonialic recording lor use in the chromatography
amino acid. Anal C'hcm 1958.30: 1100.
14. Spies .l.R; D.C:. Chamhcr. Chemical determination oftryptophan. Anal Chcm 1949,2030.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEBERADAAN BIDAN DESA DAN DUKUN BAYI DI JAWA TIMUR (Analysis the Presence of Village Midwives and Traditional Birth Attendance in East Java)

0 0 9

GAMBARAN PENGGUNAAN TEMBAKAUROKOK PADA TUMORKANKER PARU DI INDONESIA, RISET KESEHATAN DASAR 20072008 (Tobacco use and Smoking Pattern on Lung TumorCancer in Indonesia Basic Health Research 20072008)

0 0 7

NILAI KARIES GIGI USIA 15 TAHUN DENGAN PEMERIKSA DOKTER GIGI DAN NON DOKTER GIGI DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2010 (Caries Index Among Persons Aged is Years Old by Dentists and non- Dentists in West Kalimantan Province, 2010)

0 0 10

ANALISIS SITUASI DAN UPAYA PERBAIKAN GIZI BALITA DI TINGKAT KABUPATEN: STUDI KASUS KABUPATEN GARUT TAHUN 2008 (Situational Analysis and Improvement Efforts on Nutrition Status Among Children Under Five in District Level a Case Study in Garut District Year

0 0 8

KETERSEDIAAN DAN KELAYAKAN RUANGAN PELAYANAN PUSKESMAS BERDASARKAN TOPOGRAFI, DEMOGRAFI DAN GEOGRAFI DI INDONESIA (Availability and Eligibility of Primary Health Center Room for Services Based on Topography Demography and Geography in Indonesia)

0 0 10

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU BAYI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF (Knowledge, Attitude and Behavior of the Mother of the Baby to the Breast Feeding Exclusively)

0 0 8

FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) PADA PEREMPUAN (Baseline Studi Kohor Faktor Risiko PTM) (Risk Factors for Coronary Heart Disease (CHD) in Women [Baseline Cohort Study of Risk Factors for Non Communicable Disease])

0 0 9

STUDI HARGA DAN KETERSEDIAAN OBAT PADA RUMAH SAKIT, PUSKESMAS DAN APOTEK DI DKI JAKARTA (Medicines Prices and Availability in Primary Health Cares, Hospitals and Retail Pharmacies in DKI Jakarta)

0 0 7

CIRI-CIRI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN: KAITANNYA DENGAN KIE GIZI, PANGAN DAN KESEHATAN

0 0 11

PENGARUH PEMBERIAN SUPLEMENTASI ASAM AMINOBERCABANG TERHADAP PRESTASI PEJUDO DI PUSLATNAS JUDO CILOTO, JAWA BARAT

0 0 12