BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Rumah Tangga Di Kabupaten Serdang Bedagai Dengan Pendekatan Regresi Logistik

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera, keamanan, keselamatan, ketentraman. Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi manusia dimana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai (id.wikipedia.org). Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah telah diatur bahwa salah satu hakekat dari otonomi daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan pembangunan dengan adanya otonomi daerah dapat tercermin dari banyaknya masyarakat yang ikut berpartisipasi dan menerima dampak positif dari proses pembangunan yang dilaksanakan di suatu daerah. Adanya regulasi yang mengatur tentang otonomi daerah, memberikan kesempatan yang lebih luas bagi pemerintah daerah untuk dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.

  Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), kesejahteraan merupakan representasi yang bersifat kompleks karena mempunyai keterkaitan multidimensi. Secara umum kesejahteraan dapat diukur dari sisi demografi, kecukupan pangan, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, dan kondisi lingkungan. Kemiskinan merupakan bentuk ketidakmampuan untuk meraih kesejahteraan di pandang dari sisi ekonomi dalam memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.

  Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin Indonesia pada bulan September 2014 mencapai 27,73 juta orang atau 10,96 persen dari jumlah penduduk. Jumlah penduduk miskin terbanyak berada di daerah pedesaan miskin di daerah perkotaan tercatat sebanyak 10,36 juta orang atau 8,16 persen. Pulau Jawa menjadi penyumbang jumlah penduduk miskin terbanyak yaitu 15,1 juta orang, diikuti Sumatera sebesar 6,07 juta orang, Sulawesi sebesar 2,05 juta orang, Bali dan Nusa Tenggara sebanyak 2 juta orang dan Maluku dan Papua sebesar 1,4 juta orang. BPS juga mencatat selama periode tersebut, garis kemiskinan naik 3,17 persen, dari sebelumnya Rp302.735 per kapita per bulan pada Maret 2014 menjadi Rp312.328 per kapita per bulan pada September 2014, dengan peranan komoditi makanan jauh lebih besar dari komoditi bukan makanan.

  Jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara pada September 2014 sebanyak 1.360.600 orang (9,85%), angka ini bertambah sebanyak 73.900 orang bila dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin Maret 2014 yang berjumlah 1.286.700 orang (9,38%).Selama periode Maret 2014

  • – September 2014, penduduk miskin di daerah pedesaan bertambah 38.600 orang (dari 654.500 orang pada Maret 2014 menjadi 693.100 orang pada September 2014), sedangkan di daerah perkotaan bertambah 35.300 orang (dari 632.200 orang pada Maret 2014 menjadi 667.500 orang pada September 2014). Penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2014 sebesar 9,81 persen, naik dibanding Maret 2014 yang sebesar 9,35 persen. Begitu juga dengan penduduk miskin di daerah pedesaan, yaitu dari 9,40 persen pada Maret 2014 naik menjadi 9,89 persen pada September 2014.

  Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu kabupaten yang

  2 terdapat di Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah sebesar 1.900,22 Km .

  Letak geografis Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 3 1’2 ,5’’

  Lintang Utara

  • – 3 46’33’’ Lintang Utara dan 98 44’22’’ Bujur Timur –

  99 19’01’’ Bujur Timur dengan ketinggian berkisar 0-500 meter di atas permukaan laut.

  Suryadarma (2005) mengungkapkan variabel-variabel yang menjadi ciri binatang ternak, status perkawinan kepala rumah tangga. Jenis kelamin kepala rumah tangga, tingkat pendidikan kepala rumah tangga dan pasangannya, anggota rumah tangga yang bekerja, sektor pekerjaan, akses terhadap rumah tangga, konsumsi makanan dan indikator kesehatan, indikator kesejahteraan yang lainnya, serta partisipasi politik dan akses kepada informasi. Dengan banyak variabel yang mempengaruhi kesejahteraan rumah tangga maka kita dapat mengklasifikasikan kesejahteraan rumah tangga di Kabupaten Serdang Bedagai dalam kategori penduduk miskin dan tidak miskin. Pengklasifikasian data tersebut dapat menggunakan analisis regresi logistik.

  Regresi logistik merupakan salah satu analisis multivariate yang berguna untuk memprediksi variabel dependen berdasarkan variabel independen. Regresi logistik ini tidak seperti pada regresi linier biasa. Regresi logistik merupakan regresi non linier dimana model yang ditentukan akan mengikuti pola data yang berupa data kategorik. Regresi logistik memiliki beberapa kelebihan yaitu tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel dependen yang digunakan dalam model, variabel-variabel dependen dalam regresi logistik bisa merupakan campuran dari variabel kontinu, diskrit dan dikotomis.

  Penaksiran parameter pada model ini menggunakan metode maksimum likelihood dengan pengujian hipotesisnya menggunakan tes likelihood rasio. Pendugaan koefisien model regresi logistik tidak dapat dilakukan dengan metode kuadrat terkecil (ordinary least squares) karena pelanggaran asumsi kehomogenan ragam.

  Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti ingin mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kesejahteraan rumah tangga sehingga peneliti melakukan penelitian dalam suatu karya ilmiah berupa skripsi yang berjudul “ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Rumah Tangga Di Kabupaten Serdang Bedagai Dengan Pendekatan Regresi Logistik”.

  1.2 Rumusan Masalah

  3. Faktorkesehatanditinjaudarikesehatankepalarumahtangga selama satu bulan terakhir (X

  11 ), sumber air minum (X 12 ), cara memperoleh air minum (X 13 ),

  6. Faktor perumahan yang terdiri dari status penguasaan bangunan tempat tinggal (X

  10 ).

  5. Faktor sosial ekonomi yang dapat diketahui dari pengalaman membeli beras raskin selama tiga bulan terakhir (X

  9 ).

  ), status pekerjaan utama kepala rumah tangga (X

  8

  lapanganusahautamakepalarumahtangga (X

  7 ),

  4. Faktor ketenagakerjaan yang terdiri dari kegiatanutamakepalarumahtangga (X

  6 ).

  5 ).

  Permasalahan yang ingin diketahui oleh peneliti adalah menentukan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan rumah tangga, peneliti menentukan tujuh faktor dari banyak faktor yang ada. Ketujuh faktor yang akan dibahas yaitu kependudukan, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial ekonomi rumah tangga, perumahan, teknologi informasi dan komunikasi.

  2. Faktor pendidikan yang dapat diketahui dari ijazah tertinggi yang dimiliki kepala rumah tangga (X

  tangga (X 4 ).

  3 ) dan jumlah anggota rumah

  ), status perkawinankepalarumahtangga (X

  2

  ), usiakepalarumahtangga (X

  1

  1. Faktor kependudukan yang dapat diketahui darijeniskelaminkepalarumahtangga (X

  1. Variabel-variabel kesejahteraan rumah tangga yang dibahas adalah sebagai berikut :

  Agar permasalahan yang dikaji lebih fokus dan menjadi lebih jelas maka permasalahan dibatasi oleh :

  1.3 Batasan Masalah

  dan bahan bakar/energi utama untuk memasak (X 14 ).

  7. Faktor teknologi informasi dan komunikasi yang diketahui dari anggota rumah tangga yang memiliki telepon selular (X ), penguasaankomputer

  15

  (X

  16 ), danpenguasaan laptop (X

17 ).

  2. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder hasil survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013.

  3. Penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS guna mempermudah pengolahan data.

  1.4 Tujuan Penelitian

  Berdasarkan permasalahan, maka penulis ini memiliki tujuan sebagai berikut : 1)

  Mendapatkan karakteristik rumah tangga di Kabupaten Serdang Bedagai. 2)

  Menganalisis pengaruh kependudukan, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan,sosial ekonomi rumah tangga, perumahan,dan teknologi informasi komunikasi terhadap kesejahteraan rumah tangga. 3)

  Mendapatkan model persamaan regresi logistik untuk klasifikasi kesejahteraan rumah tangga di Kabupaten Serdang Bedagai.

  1.5 Tinjauan Pustaka 1.

  Statistik deskriptif Statistik deskriptif adalah analisis yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian data sehingga dapat memberikan informasi yang berguna. Analisis ini bertujuan menguraikan tentang sifat-sifat atau karakteristik dari suatu keadaan dan untuk membuat deskripsi atau gambaran yang sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat dari fenomena yang diselidiki. Beberapa bentuk penyajian statistik deskriptif adalah tabel, diagram, grafik, histogram dan lainnya.

2. Regresi logistik

  Regresi logistik adalah bentuk khusus analisis regresi dengan variabel respon bersifat kategorik dan variabel prediktor bersifat kategorik, kontinu atau gabungan antara keduanya. Regresi logistik ini digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Sartono dalam syafrizal dkk (2010) menerangkan bahwa regresi logistik telah banyak digunakan secara luas sebagai salah satu alat analisis pemodelan ketika variabel responnya (Y) bersifat biner. Istilah biner merujuk pada penggunaan dua buah bilangan 0 dan 1 untuk menggantikan dua kategori pada variabel respon. Pendugaan koefisien model regresi logistik tidak dapat dilakukan dengan metode kuadrat terkecil (ordinary least square) seperti halnya regresi linier karena pelanggaran asumsi kehomogenan ragam. Metode kemungkinan maksimum (maksimum likelihood) menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan. Menurut Yasril (2008) fungsibasis logistik adalah :

  1    z   f ( z ) 

   z 1  e

  Dimana : p

  Z =

     x j ij

   j 1 e = bilangan natural (2,71828182)

   ,  ,  ,...,  = koefisien regresi 1 2 j

  X , 11 X , 12 X ,...., 13 X = variabel independen 1 p

  Secara umum fungsi hubung yang digunakan adalah fungsi hubung logit, maka distribusi peluang menurut Hosmer Lemeshow (1989) yang digunakan adalah fungsi logistik: g ( x )

  e

   ( x )  i g ( x )

  

  1 e

        

  Dengan g ( x ) x ... x 1 1 p p

  p

  = jumlah variabel bebas,  ( x ) = peluang tingkat suatu kejadian i sehingga

     x   x  ...   x   1 1 2 2 p p e

  ( x )   i   xx ...  x

       1 1 2 2 p p

   1 e

  Menurut Yasril (2008) Statistik uji Wald untuk uji signifikansi parameter regresi logistik :  i

  wi SE i

  Wilayah kritis :

  2 w   i k ,

  

  Keterangan :  = nilai koefisien regresi logistik untuk variabel ke-i i

  SE = nilai standard error untuk variabel ke-i i k = jumlah variabel bebas yang digunakan

   = taraf nyata Menurut Hosmer Lemeshow (1989) rumus untuk menyatakan odds ratio adalah :

     1 /  1     1  

   /

  1         

  Keterangan :  = peluang kejadian kelompok pertama

  1

   

   = peluang kejadian kelompok kedua

   

  Tingkat kesejahteraan masyarakat antara lain dapat diukur melalui dapat mencerminkan tingkat kemampuan ekonomi masyarakat, dan kemampan daya beli masyarakat dapat memberikan gambaran tentang tingkat kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi daya beli masyarakat, menunjukkan meningkatnya kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan selanjutnya akan berdampak meningkatnya kesejahteraan masyarakat (BPS, 2009).

1.6 Kontribusi Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan berkontribusi bagi : 1.

  Penulis Penulis mampu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan rumah tangga di Kabupaten serdang Bedagai dengan menggunakan analisis regresi logistik.

  2. Kabupaten Serdang Bedagai Mampu menjadi rekomendasi sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan perencanaan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan rumah tangga di Kabupaten Serdang Bedagai.

  3. Departemen/Universitas Agar dapat dijadikan bahan studi kasus bagi pembaca, acuan bagi mahasiswa serta bahan referensi bagi pihak perpustakaan dan dapat berfungsi sebagai bahan bacaan yang dapat menambah pengetahuan bagi pembaca.

1.7 Metodologi Penelitian

  Penyususnan tugas akhir ini menggunakan data sekunder dari Badan Pusat

1. Identifikasi data dan Pendefinisian Variabel

  Pada tahap ini dilakukan identifikasi dan penentuan data apa sajakah yang akan dianalisis menggunakan metode analisis regresi logistik. Adapun data yang diamati adalah data-data yang mempengaruhi kesejahteraan rumah tangga sebagai berikut : (1) kependudukan, (2) pendidikan, (3) kesehatan, (4) ketenagakerjaan, (5) soial ekonomi, (6) perumahan, (7) teknologi informasi dan komunikasi. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari variabel respon (Y) dan variabel prediktor (X). Variabel respon dalam penelitian ini adalah kesejahteraan rumah tangga, dimana rumah tangga dibagi menjadi 2 kategori, yaitu :

  1. Miskin (0)

  2. Tidak miskin (1) Pengelompokan tersebut didasarkan pada besarnya pengeluaran perkapita rumah tangga per bulan pada tahun 2013. BPS telah menetapkan angka Rp. 640.202 sebagai garis kemiskinan. Apabila suatu rumah tangga memiliki pengeluaran perkapita per bulan di bawah nilai garis kemiskinan tersebut, maka rumah tangga tersebut tergolong sebagai rumah tangga miskin, dan sebaliknya.

  Variabel prediktor dari penelitian ini adalah sebagai berikut : (X

  1 ) : Jeniskelaminkepalarumahtangga (X ) : Usia kepala rumah tangga.

  2

  (X

  3 ) : Status perkawinankepalarumahtangga

  (X 4 ) : Jumlahanggota rumah tangga. (X ) : Ijazahtertinggi yang dimilikikepalarumahtangga.

  5 (X ) : Kesehatankepalarumahtanggaselamasatubulanterakhir.

  6

  (X 7 ) : Kegiatanutamakepalarumahtangga. (X 8 ) : Lapanganusahakepalarumahtangga. (X ) : Status pekerjaanutamakepalarumahtangga.

  9

  (X 10 ) : Pengalamanmembeliberasraskinselamatigabulanterakhir. (X 11 ) : Status bangunantempattinggalrumahtangga.

  (X 13 ) : Cara memperoleh air minumrumahtangga. (X ) :Bahanbakar yang digunakanuntukmemasak.

  14

  (X 15 ) :Anggota rumah tangga yang memiliki telepon selular. (X 16 ) :Penguasaankomputer. (X 17 ) :Penguasaan laptop.

  2. Pengumpulan Data Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data sekunder dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang Bedagai. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data SUSENAS (survei sosial ekonomi nasional) tahun 2013.

  Susenas adalah survei yang dilaksanakan oleh BPS untuk mengumpulkan data sosial ekonomi kependudukan dengan cakupan yang luas, mulai dari aspekpendidikan, kesehatan, perumahan dan variabel sosial ekonomi lainnya yang umumnya berkaitan dengan kesejahteraan rumah tangga.

  3. Metode Analisis Data 1)

  Statistik Deskriptif Pada tahap ini akan dideskripsikan variabel-variabel yang mempengaruhi kesejahteraan rumah tangga di Kabupaten Serdang Bedagai.

  2) Analisis Regresi Logistik

  Metode regresi logistik digunakan untuk mengetahui pola hubungan antara variabel respon yang bersifat ketegorik dengan satu atau lebih variabel prediktor baik yang bersifat kontinu maupun kategorik. Pada penelitian ini regresi logistik digunakan untuk mengetahui pola hubungan kesejahteraan rumah tangga di Kabupaten Serdang Bedagai. 3)

  Regresi Logistik Biner Secara Individu Analisis regresi logistik biner ini dilakukan dengan pengujian secara individu terhadap masing-masing variabel prediktor. Pengujian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel prediktor terhadap variabel respon secara individu.

  4) Persamaan regresi logistik

  Pada tahap ini akan didapatkan model persamaan regresi logistik. Tujuan analisis regresi logistik adalah untuk memperoleh model yang paling baik dan sederhana yang dapat menggambarkan hubungan antara variabel prediktor dan variabel respon.

  5) Odds Ratio

  Odds ratio didefinisikan sebagai perbandingan dari nilai variabel sukses terhadap variabel bernilai gagal. Dengan kata lain odds ratio menjelaskan seberapa besar pengaruh variabel sukses dibanding variabel gagal terhadap suatu eksperimen atau observasi. Pada kasus penelitian dengan regresi logistik, nilai ini dapat dilihat dari nilai Exp(B) pada hasil analisis data. Hasil tersebut akan menunjukkan pengaruh setiap variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya. 6)

  Analisis dan Kesimpulan

  Bagian ini akan membahas tahapan analisis dari hasil perhitungan dari prosedur analisis regresi logistik yang dilakukan, sehingga dapat diinterpretasikan variabel-variabel apakah yang mempengaruhi kesejahteraan rumah tangga di Kabupaten Serdang Bedagai.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Inventory Turnover Ratio, Account Payable to Cost of Goods Sold Ratio, Net Working Capital to Total Asset Ratio, dan Debt Ratio Terhadap Gross Profit Margin

0 1 8

Analisis Pengaruh Komposisi Pendapatan Asli Daerah (Pad) Dan Konsentrasi Belanja Daerah Terhadap Penggunaan Anggaran Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Komposisi Pendapatan Asli Daerah - Analisis Pengaruh Komposisi Pendapatan Asli Daerah (Pad) Dan Konsentrasi Belanja Daerah Terhadap Penggunaan Anggaran Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

0 1 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Komposisi Pendapatan Asli Daerah (Pad) Dan Konsentrasi Belanja Daerah Terhadap Penggunaan Anggaran Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

0 0 7

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep - Analisis Feminisme Tokoh Utama Dalam Novel Pengakuan Eks Parasit Lajang Karya Ayu Utami

0 0 11

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Regresi Linier - Perbandingan Metode Least Trimmed Squares Dan Penduga-S Dalam Mengatasi Data Pencilan Dengan Simulasi Data

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Struktur Modal - Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Struktur Aset, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri D

0 0 27

CHAPTER I INTRODUCTION 1.1 Background of the Study

0 1 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tumbuhan Jeruk Besar dan Jenis – Jenisnya - Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Dari Daun Jeruk Bali Merah (Citrus Maxima (Burm.) Merr) Secara Kromatografi Gas – Spektroskopi Massa (Gc-Ms)

0 0 15

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Rumah Tangga Di Kabupaten Serdang Bedagai Dengan Pendekatan Regresi Logistik

0 0 17