REGULATED LEARNING) TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR

  

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN SRL (SELF-

REGULATED LEARNING) TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR

  

Meylina

  Sistem Informasi, STMIK Jayanusa Padang, Jl. Olo Ladang No. 1 Padang Email

  Abstract

This is a regression research that used a quantitative approach. Subjects in this study were the 4th

semester students in academic year 2016/2017 in STMIK Jayanusa Padang who took English 4. The

total number of students involved were 35 students. Data were obtained by using observation method

and questionnaire. IBM SPSS version 23 was used as a tool in processing the data. The result of data

processing shown that there were a significant influence between learning approach of self regulated

learning (SRL) with the independence of students of STMIK Jayanusa Padang.

  Keywords: SCL approach, learning independence, initiative, self-control. Abstrak

Jenis penelitian ini adalah penelitian regresi yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Subjek dalam

penelitian ini adalah mahasiswa kelas karyawan di STMIK Jayanusa Padang semester 4 yang

mengambil matakuliah Bahasa Inggris 4 pada tahun akademik 2016/2017. Total jumlah mahasiswa

kelas karyawan yang terlibat sebanyak 35 mahasiswa. Data diperoleh dengan menggunakan metode

observasi dan angket. IBM SPSS versi 23 dipakai sebagai alat dalam mengolah data. Hasil pengolahan

data menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pendekatan pembelajaran self

regulated learning (SRL) dengan kemandirian mahasiswa kelas karyawan STMIK Jayanusa Padang.

  Kata kunci: Pendekatan SCL, kemandirian belajar, inisiatif, pengendalian diri.

  

PENDAHULUAN terarah dan intensif sehingga

  Kemandirian sangat penting untuk memungkinkan mahasiswa menjadi lebih dikembangkan pada kegiatan pembelajaran produktif, kreatif, dan inovatif. Dalam bahasa inggris. Karena pada dasarnya pengembangan hal tersebut, terdapat dua tuntutan belajar ditingkat sekolah maupun sspek penting yaitu membelajarkan tingkat universitas, mengharuskan bagaimana mahasiswa belajar dan mahasiswa untuk belajar lebih mandiri, bagaimana mahasiswa berfikir. disiplin dalam mengatur waktu, dan Ada beberapa bekal utama yang melaksanakan kegiatan belajar yang lebih dibutuhkan mahasiswa untuk

  Vol. 4 No. 2 Desember 2017

  Vol. 4 No. 2 Desember 2017

  menyesuaikan diri dengan tuntutan tersebut, Santrock (2007) yakni memiliki kemampuan dan keterampilan untuk mengatur kegiatan belajar, mengontrol prilaku belajar, dan mengetahui tujuan , arah, serta sumber-sumber yang mendukung untuk belajar. Mahasiswa yang memiliki kemandirian belajar akan mampu menganalisi permasalah yang kompleks, mampu bekerja secara individual maupun bekerjasama dalam kelompok, dan mempunyai keberanian untuk mengemukakan gagasan pribadi.

  Kemandirian sangatlah diperlukan oleh mahasiswa, namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak mahasiswa yang tidak mandiri. Penelitian yang dilakukan oleh Musdalifah (2007) menunjukkan bahwa hambatan perkembangan kemandirian pada individu disebabkan karena ketergantungan pada orangtua, pola asuh permisif, kurangnya perhatian atau bimbingan dari orangtua untuk menguasai tugas perkembangan yang berkaitan dengan kemandirian, serta kurangnya motivasi untuk mandiri. Padatnya materi perkuliahan yang harus diselesaikan membuat mahasiswa kelas karyawan diharapkan memiliki tingkat kemandirian belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa program lainnya. Menurut Steinberg (2002), kemandirian adalah kemampuan individu untuk berperilaku secara bebas, sesuai dengan emosi dan kognisi individu tersebut.

  Sikap kemandirian belajar seseorang berkembang seiring dengan perkembangan dirinya dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat. Kemandirian diartikan sebagai keadaan pengaturan diri, atau kebebasan individu manusia untuk memilih, menguasai dan menentukan dirinnya sendiri (Chaplin, 1982). Kemandirian dipandang sebagai salah satu ciri kematangan yang memungkinkan individu berfungsi otonom dan berusaha kearah prestasi pribadi demi terwujudnya target yang diinginkan. Setiap mahasiswa diharapkan mampu mengintegrasikan pengalaman mereka dimasa yang lalu dengan tantangan yang ada dimasa sekarang dan masa yang akan datang melalui perencanaan yang matang untuk masa depan mereka. Perencanaan ini meliputi strategi belajar dan target indeks prestasi yang ingin dicapai.

  Kemampuan mahasiswa untuk membuat rencana strategi belajar serta target yang ingin dicapai dalam belajar merupakan salah satu karakteristik yang dimiliki oleh mahasiswa yang memiliki

  Self-regulated learning ( SRL). Menurut

  Santrock (2007), mahasiswa yang mempunyai self-regulated learning menunjukkan karakteristik sebagai berikut, mengatur tujuan belajar untuk mengembangkan pengetahuan dan meningkatkan motivasi, menyadari hal-hal yang mempengaruhi kondisi emosional dan mempunyai strategi untuk mengatur emosi agar tidak mengganggu kegiatan belajar, memantau kemajuan yang mendekati target belajar secara periodik, memeriksa strategi belajar yang didasarkan pada kemajuan yang dicapai, mengevaluasi rintangan yang mungkin timbul, dan membuat adaptasi yang diperlukan. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Firdaus (IAIN Sunan Ampel, 2001) menunjukkan adanya pengaruh strategi self management terhadap kemandirian belajar. Self management adalah kemampuan pengelolaan diri dan

  Vol. 4 No. 2 Desember 2017

  dalam belajar self management ini terwujud dalam SRL.

  Berdasarkan observasi awal di kelas STMIK Jayanusa Padang, diperoleh data dan informasi dari bidang kurikulum serta dosen kelas yang bersangkutan bahwa hasil belajar mahasiswa kelas karyawan tergolong rendah. Rata-rata nilai adalah 52, angka ini berada dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Hal ini disebabkan mahasiswa kelas karyawan kurang mampu mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata atau dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, juga dikarenakan penyajian materi yang masih monoton dan membosankan sehingga mahasiswa kelas karyawan kurang tertarik belajar . Dalam situasi demikian, mahasiswa kelas karyawan menjadi bosan karena tidak adanya dinamika, inovasi, dan kreativitas. mahasiswa kelas karyawan belum dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran kurang berkualitas.

  Dari hasil observasi dikelas peneliti, juga ditemukan fakta bahwa pada saat pembelajaran bahasa inggris berlangsung sebagian mahasiswa kelas karyawan tidak memperhatikan penjelasan dosen. Mahasiswa kelas karyawan juga tidak membaca buku-buku pelajaran dan tidak mengerjakan latihan-latihan soal jika tidak diminta atau diperintahkan oleh dosen. Ketika dosen memberikan pekerjaan rumah, mahasiswa kelas karyawan tidak mengerjakannya di rumah. Mereka cenderung mengerjakan pekerjaan rumah di kampus dan mengandalkan jawaban teman. Mahasiswa kelas karyawan tidak berani mengemukakan pendapatnya dan malas bertanya. Saat dosen memberikan penugasan pada mahasiswa kelas karyawan untuk mempelajari materi selanjutnya, mahasiswa kelas karyawan tampak sekali tidak mempelajari materi yang ditugaskan. Ini menunjukkan mahasiswa kelas karyawan belum dapat merancang belajar mereka sendiri. Hasilnya mahasiswa kelas karyawan menjadi cepat bosan, kurang berkonsentrasi, dan kurang aktif dalam pembelajaran bahasa inggris. Kondisi yang demikian menunjukkan kurangnya kemandirian belajar mahasiswa kelas karyawan dalam pembelajaran bahasa inggris.

  Terkait belum optimalnya kemandirian belajar mahasiswa kelas karyawan, maka perlu adanya pemilihan strategi pembelajaran bahasa inggris dengan pendekatan yang dapat menumbuhkan kemandirian belajar mahasiswa kelas karyawan. Salah satunya adalah strategi self-regulated learning. Menurut K. Hidayati (2010) Self-regulated

  learning

  adalah: “Proses belajar yang terjadi karena pengaruh dari pemikiran, perasaan, strategi, dan perilaku sendiri yang berorientasi pada pencapaian tujuan. Pada strategi Self-regulated learning, perserta didik dikembangkan menjadi seseorang yang memiliki pengetahuan tentang strategi belajar yang efektif, yang sesuai dengan gaya belajarnya, dan tahu bagaimana serta kapan menggunakan pengetahuan itu dalam situasi pembelajaran bahasa inggris yang berbeda”.

  Self-Regulated Learning (SRL)

  menempatkan pentingnya kemampuan seseorang untuk belajar disiplin mengatur dan mengendalikan diri sendiri serta menekankan pentingnya inisiatif. Intinya, SRL menunjukan motivasi dan orientasi

  Vol. 4 No. 2 Desember 2017

  oleh mahasiswa sebagai partisipan yang aktif yang mengontrol secara efisien pengalaman belajar mereka sendiri dengan cara-cara yang berbeda, mencakup menentukan lingkungan yang produktif dan menggunakan sumber-sumber belajar secara efektif, mengorganisir dan melatih informasi untuk dipelajari, memelihara emosi yang positif selama tugas-tugas akademik, dan mempertahankan kepercayaan motivasi yang positif tentang kemampuan mereka, nilai belajar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.

  Self Regulated Learning

  self-regulated learning yang mereka miliki.

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam pengembangan psikologi pendidikan mengenai sejauh mana hubungan antara kemandirian belajar dengan self-regulated learning. Penelitian ini juga dimaksudkan agar ke depannya mahasiswa kelas karyawan menjadi lebih mandiri dan dapat memaksimalkan potensi

  Keutamaan penelitian

  terhadap kemandirian belajar pada mahasiswa kelas karyawan STMIK Jayanusa Padang.

  regulated learning (SRL) berpengaruh

  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah self-

  Perumusan Masalah Penelitian

  learning adalah bahwa strategi ini dicirikan

  mahasiswa sebagai ukuran perilaku partisipasi aktif pada proses pembelajaran bahasa inggris. Masalah belajar adalah masalah pengaturan diri, untuk itu, mahasiswa membutuhkan pengaturan diri atau self-regulated learning (SRL). Pengaturan diri (SRL) dibutuhkan mahasiswa agar mereka mampu mengatur dan mengarahkan dirinya sendiri, mampu menyesuaikan dan mengendalikan diri, terutama bila menghadapi tugas-tugas yang sulit. Mahasiswa dikatakan melakukan self-

  Jadi bisa ditarik kesimpulan bahwa keunggulan dari strategi self-regulated

  meningkatkan self-efficacy dan menumbuhkan kemandirian belajar mahasiswa yang secara langsung berhubungan dengan pencapaian tujuan dan prestasi akademik.

  regulated learning mengurangi kecemasan,

  terhadap fungsi formatif belajar. Fungsi ini merupakan suatu budaya belajar yang mendorong mahasiswa melatih strategi belajar pengaturan diri ketika ikut ambil bagian dalam suatu kegiatan atau ketika belajar atau mengerjakan pekerjaan rumah. Strategi self-regulated learning adalah himpunan rencana yang dapat digunakan pebelajar agar mencapai tujuan. Rencana- rencana aksi ini berdasar pada fase-fase, proses-proses, dan sub proses pebelajar pengaturan diri. Penggunaan strategi self-

  learning menjadi komponen integral

  Lebih jauh lagi, Self-regulated

  sistematis mengatur perilaku dan kognisinya dengan memperhatikan aturan yang dibuat sendiri, mengontrol jalannya proses belajar dan mengintegrasikan pengetahuan, melatih untuk mengingat informasi yang diperoleh, serta mengembangkan dan mempertahankan nilai-nilai positif belajarnya.

  regulation dalam belajar bila mereka secara

  Belajar adalah proses yang aktif untuk memahami hal-hal baru berdasarkan pada pengetahuan yang kita miliki. Dalam hal ini terjadi penyesuaian dari pengetahuan

  Vol. 4 No. 2 Desember 2017

  Lebih jauh lagi, Self-regulated

  didefinisikan sebagai perilaku yang aktivitasnya diarahkan pada diri sendiri, tidak mengharapkan pengarahan orang lain, dan bahkan mencoba serta menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa minta bantuan orang lain, (2) Autonomi (menetapkan hak mendosens sendiri) atau disebut juga kecenderungan berperilaku bebas dan original, dan (3) Self Reliance merupakan perilaku yang didasarkan pada kepercayaan diri sendiri. Anak yang mandiri adalah anak yang diberi kesempatan untuk menerima dan menjadi dirinya sendiri. Orang tua yang memberlakukan anak-anak menurut kekhasan mereka masing-masing adalah orang tua yang belajar bersikap positif menghadapi berbagai perbedaan karakter, kepandaian, ataupun penampilan anak.

  Independent (ketidak tergantungan) yang

  Menurut Hidayati & Listyani (2010), seseorang dikatakan mandiri jika: (1) Dapat bekerja sendiri secara fisik, (2) Dapat berfikir sendiri, (3) Dapat menyusun ekspresi atau gagasan yang dimengerti orang lain, dan (4) Kegiatan yang dilakukan disahkan sendiri secara emosional. Sedangkan menurut Goodman and Smart menyatakan bahwa kemandirian belajar mencakup tiga aspek yaitu: (1)

  Kemandirian belajar

  motivasi para mahasiswa, sehingga dengan motivasi tersebut prestasi akademik mahasiswa dapat meningkat.

  learning juga terbukti dapat meningkatkan

  jawab personal dan mengontrol pengetahuan dan keterampilan- keterampilan yang di peroleh Zimmerman (1989). Self-regulated learning merupakan kombinasi keterampilan belajar akademik dan pengendalian diri yang membuat pembelajaran bahasa inggris terasa lebih mudah, sehingga para mahasiswa lebih termotivasi (Latipah, 2010). Self-regulated

  learning menekankan pentingnya tanggung

  senang belajar tanpa harus diiming-imingi hadiah (Ismawati & Sirodj, 2010).

  yang sudah kita miliki dengan pengetahuan yang baru. Dengan kata lain, ada tahap

  regulated learning juga membuat anak

  belajar akan serba rapi teratur. Self-

  self-regulated learning maka kegiatan

  adalah mahasiswa yang aktif dalam proses belajarnya, baik secara metakognitif, motivasi, maupun perilaku. Mereka menghasilkan gagasan, perasaan, dan tindakan untuk mencapai tujuan belajarnya. Secara metakognitif mereka bisa memiliki strategi tertentu yang efektif dalam memproses informasi. Sedangkan motivasi berbicara tentang semangat belajar yang sifatnya internal. Adapun perilaku yang ditampilkan adalah dalam bentuk tindakan nyata dalam belajar. Dengan belajar model

  learning . Termasuk kategori self-regulated

  Seperti diketahui bersama, proses belajar yang harus dilalui seorang anak dalam belajar adalah self-regulated

  tersebut, dari cara ini kita dapat mengetahui pengetahuan yang kita miliki masih relevan atau kita harus memperbaruhi pengetahuan kita.

  check and re-check terhadap informasi

  Oleh sebab itulah kemandirian belajar secara khusus merupakan tingkah laku yang ditandai oleh beberapa ciri-ciri yakni : mampu mengerjakan tugas rutin, mampu mengatasi masalah, memiliki inisiatif, memiliki rasa percaya diri, mengarahkan tingkah lakunya menuju kesempurnaan, memperoleh kepuasan dari usahanya,

  Vol. 4 No. 2 Desember 2017

  memiliki kontrol diri (mampu mengendalikan tindakan), dan memiliki sifat eksploratif (Antono, 2012).

  Kemandirian belajar yang dimiliki oleh mahasiswa diwujudkan melalui kemampuannya dalam mengambil keputusan sendiri tanpa pengaruh dari orang lain. Kemandirian belajar juga terlihat dari berkurangnya ketergantungan mahasiswa terhadap dosen di kampus seperti pada jam pelajaran kosong karena ketidakhadiran dosen di kelas, mahasiswa dapat belajar secara mandiri dengan membaca buku atau mengerjakan latihan soal yang dimiliki. Mahasiswa yang mandiri, tidak lagi membutuhkan perintah dari dosen atau orang tua untuk belajar ketika berada di kampus maupun di rumah. Kebutuhan untuk memiliki kemandirian belajar dipercaya sebagai hal penting dalam memperkuat motivasi individu dan dapat diketahui bahwa mahasiswa yang mandiri mampu memotivasi diri untuk bertahan dengan kesulitan yang dihadapi dan dapat menerima kegagalan dengan pikiran yang rasional (Adawiyah, 2012).

  Beberapa ahli mempunyai pendapat yang berbeda tentang batasan usia untuk golongan anak yang sudah bisa disebut sebagai remaja. Menurut Harlock (Artha dan Supriyadi, 2013) masa remaja awal berada pada rentang usia 13 hingga 16 atau 17 tahun, sedangkan Monks (2002) menyatakan bahwa masa remaja awal berusia 12-15 tahun. Pada masa ini kontrol terhadap dirinya bertambah sulit dan mereka cepat marah dengan cara-cara yang kurang wajar untuk meyakinkan dunia sekitarnya (Ali dan Asrori : 2010).

  Selanjutnya, A.A.A Dewi (2013) mengungkapkan bahwa kemandirian belajar merupakan salah satu dari tugas perkembangan yang harus dihadapi remaja dalam masa transisinya menuju dewasa.

  Kemajuan zaman yang membawa peradaban serta teknologi yang lebih canggih sering kali membuat remaja menjadi lebih manja. Kecanggihan yang ditawarkan dunia saat ini memang membuat segala sesuatu menjadi lebih mudah namun terkadang membuat orang menjadi manja. Anak yang tumbuh dalam kemewahan dirumahnya dapat menjadi kurang mandiri.

  Sedangkan menurut Musdalifah (2007) kemandirian belajar merupakan kemampuan individu untuk bertingkah laku secara seorang diri dan merupakan bagian dari pencapaian otonomi diri pada remaja.

  Ada tiga aspek untuk mencapai kemandirian belajar, yaitu aspek kemandirian emosi, aspek kemandirian perilaku dan aspek kemandirian nilai. Dalam pembentukan kemandirian individu tidak terlepas dari faktor-fator yang mempengaruhi kemandirian tersebut. A.A.A Dewi (2013) juga yang mengatakan faktor lain pembentuk kemandirian adalah urutan kelahiran serta jenis kelamin.

  Hipotesis

  Berdasarkan Wikipedia (2015), Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya hipotesis, dapat saja dengan

  R Gambar 1. Model korelasi variabel self

  Self-regulated learning (X) Kemandirian Belajar (Y)

METODE PENELITIAN

  b. Angket (Kuesioner) Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia

  a. Observasi Secara umum pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.

  Teknik Pengumpulan Data

  Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa kelas karyawan STMIK Jayanusa Padang semester 4 yang mengambil matakuliah Bahasa Inggris 4 pada tahun akademik 2016/2017. Total jumlah mahasiswa kelas karyawan yang terlibat sebanyak 35 mahasiswa yang terdiri dari 15 mahasiswa perempuan dan 20 mahasiswa laki-laki.

  Subjek Penelitian

  regulated learning (X) dan kemandirian belajar (Y) Keterangan dari gambar di atas adalah: R : Koefisien korelasi X terhadap Y X : Variabel self-regulated learning Y: Variabel kemandirian belajar

  Vol. 4 No. 2 Desember 2017

  sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen.

  Rancangan Penelitian

  b. Variabel terikat (dependent) dalam penelitian ini adalah : kemandirian belajar mahasiswa kelas karyawan.

  learning

  a. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah : self-regulated

  Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian regresi. Yaitu penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiono (2005) Pendekatan penelitian ini bekerja dengan angka, datanya berwujud bilangan yang dianalisis untuk menjawab hipotesis penelitian. Adapun identifikasi variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:

  Ha: Pendekatan self-generated learning (SRL) mempunyai pengaruh terhadap kemandirian belajar mahasiswa kelas karyawan STMIK Jayanusa Padang

  Ho: Pendekatan self-generated learning (SRL) tidak mempunyai pengaruh terhadap kemandirian belajar mahasiswa kelas karyawan STMIK Jayanusa Padang

  Dalam penelitian ini, diterima atau ditolaknya hipotesis dinyatakan dalam bentuk hipotesis nol (Ho) dan Hipotesis (Ha).

  Rancangan penelitian ini dibuat untuk memperjelas pokok permasalahan dan alur permasalahan (Sugiyono, 2005). Rancangan ini menunjukkan adanya pengaruh antara self-regulated learning (X) dan kemandirian belajar (Y) yang dinyatakan dengan paradigma sebagai berikut:

  Vol. 4 No. 2 Desember 2017

  6. Monitor diri

  Teknik Analisis Data

  Setiap kejadian yang digambarkan pada pernyatan sama sekali tidak terjadi.Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, maka semakin tinggi nilai kemandirian belajarnya. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh subjek, maka makin rendah pula tingkat kemandiriannya. Selanjutnya akan dibuat kategorisasi untuk mengklasifikasikan tingkatan self-regulated learning siswa menjadi sangat baik, baik, tidak baik dan sangat tidak baik.

  (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Skor jawaban berkisar antara 1 sampai 4. Kriteria pemberian nilai meliputi: untuk jawaban sangat setuju (SS) mendapat nilai 4, jawaban setuju (S) mendapat nilai 3, jawaban tidak setuju (TS) mendapat nilai 2, jawaban sangat tidak setuju (STS) mendapat nilai 1. Adapun pilihan yang disediakan terdiri dari lima opsi jawaban yang dapat dilihat dalam tabel berikut:

  5. Kemantapan diri Penelitian ini menggunakan lima alternative jawaban, yaitu: sangat setuju

  4. Pengendalian diri

  3. Inisiatif

  2. Progresif dan aktif

  1. Bebas

  Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert, skala ini digunakan untuk mengukur pendapat, sikap dan persepsi seseorang tentang suatu kejadian. Aspek-aspek yang dijadikan indikator untuk mengetahui kemandirian belajar adalah sebagaimana tertera dalam tabel berikut:

  8. Evaluasi diri 2) Skala Kemandirian Belajar

  7. Pencarian bantuan yang tepat

  5. Strategi

  ketahui yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai self-

  4. Kontrol atensi

  3. Motivasi diri

  2. Perencanaan

  1. Penetapan tujuan

  Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert, skala ini digunakan untuk mengukur pendapat, sikap dan persepsi seseorang tentang suatu kejadian. Aspek-aspek yang dijadikan indikator untuk mengetahui SRL adalah sebagaimana tertera dalam table berikut:

  2. Kisi-kisi khusus: 1) Skala Self-regulated Learning (SRL)

  2 Kemandir ian belajar mahasiswa angket angket

  1 Self- regulated learning mahasiswa angket angket

  Tabel 1 : Kisi – Kisi Umum No Variabel penilaian Sumber data Metode Instrumen

  1. Kisi-kisi umum:

  Lebih jauh tentang instrumen penelitian, berikut dijelaskan kisi-kisi penyusunan instrument yang menunjukkan kaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data darimana data akan diambil, metode yang digunakan dan instrumen yang disusun.

  regulated learning mahasiswa dan kemandirian belajar mahasiswa.

  Analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan analisis statistik korelasi dengan menggunakan program statistik IBM SPSS versi 23.

  Vol. 4 No. 2 Desember 2017

  Adapun jenis analisis data penelitian, peneliti melakukan uji korelasi sederhana dan pengujian hipotesis.

  1. Uji Korelasi Sederhana Analisis korelasi digunakan untuk melihat seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independent (X) yaitu Self-generated learning sedangkan variabel independent (Y) adalah kemandirian belajar, yang diberi symbol r.

  Untuk menganalisanya, digunakan persamaan dalam regresi linier sederhana. Regresi linier mempunyai persamaan yang disebut sebagai persamaan regresi. Persamaan regresi mengekspresikan hubungan linear antara variabel tergantung atau variabel kriteria yang diberi simbol Y dan salah satu atau lebih variabel bebas atau prediktor yang diberi simbol X (Duncan Cramer, 2006) Uji regrasi sederhana dugunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependent (Y), bila nilai variabel independent (X) dimanipulasi (dirubah). Secara umum persamaan regresi sederhana adalah :

  Y = a + b X Dimana : Y = Variabel Kemandirian mahasiswa kelas karyawan a = Constant b = Koefisien regresi X = Variabel Self Regulated Learning (SRL)

  2. Uji- t Koefisien regresi harus signifikan. Untuk menguji apakah hubungan antara kedua variabel tersebut signifikan (berarti) atau tidak maka digunakan uji-t. Koefisien regresi akan signifikan jika t hitung > t tabel

  ( nilai kritis). Dalam IBM SPSS 23 dapat dihitung dengan menggunakan nilai signifikansi (sig) dengan ketentuan sebagai berikut: Jika sig < 0,05; koefisien regresi signifikan Jika sig > 0,05; koefisien regresi tidak signifikan

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Setelah semua data dari kuesioner diolah dengan menggunakan IBM SPSS versi 23 maka diperoleh output sebagai berikut:

  1. Uji korelasi sederhana Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata kemandirian mahasiswa kelas karyawan ialah sebesar 26,1714 dan rata- rata self-regulated learning (SRL) sebesar 38,5429. Sedangkan variabel standar deviasi kemandirian mahasiswa kelas karyawan ialah sebesar 2,74918, sementara itu pada variabel self-regulated learning

  (SRL) sebesar 3,75220.

  Nilai standar deviasi merupakan nilai simpangan baku yang menunjukkan disperse data. Output data diatas menunjukkan bahwa nilai standar deviasi yang diperoleh lebih kecil ( mendekati 0) jika dibandingkan dengan nilai rata-rata (mean), maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini bersifat homogen.

  Tabel 2 : Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N Kemandirian

  Mahasiswa Kelas Karyawan 26,1714 2,74918

  35 Self Regulated Learning 38,5429 3,75220

  35

b. All requested variables entered.

  Tabel 4 : Model Summary b Model R R Square Adjusted

  1 (Constant) 9,444 3,979 2,374 ,024 Self Regulated Learning ,434 ,103 ,592 4,223 ,000 a. Dependent Variable: Kemandirian Mahasiswa Kelas Karyawan

  Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta

  Tabel 6 : Coefficients a Model Unstandardized

  835 ,000 b Residual 166,814 33 5,055 Total 256,971 34 a. Dependent Variable: Kemandirian Mahasiswa Kelas Karyawan b. Predictors: (Constant), Self Regulated Learning

  

1

Regression 90,157 1 90,157 17,

  Squares df Mean Square F Sig.

  Tabel 5 : ANOVA a Model Sum of

  a. Predictors: (Constant), Self Regulated Learning b. Dependent Variable: Kemandirian Mahasiswa Kelas Karyawan

  1 ,592 a ,351 ,331 2,24833

  Error of the Estimate

  R Square Std.

  Vol. 4 No. 2 Desember 2017 Tabel 3 : Variables Entered/Removed a Model Variables

  Entered Variables Removed Method

  Y = a + bX Y = 9,444 + 0,434 X

  Kemudian, dari output diatas dihasilkan nilai konsisten variabel constant kemandirian mahasiswa kelas karyawan (a} adalah sebesar 9,444. Sedangkan nilai koefisien regresi (b) adalah 0,434. Sehingga persamaan regresinya dapat ditulis:

  regulated learning (SRL) terhadap variabel kemandirian mahasiswa kelas karyawan.

  Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai F hitung adalah sebesar 17,835 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Nilai ini menunjukkan bahwa 0,000 > 0,05. Maka, model regresi dapat dipakai untuk memprediksi variabel kemandirian mahasiswa kelas karyawan. Atau dengan kata lain, ada pengaruh variabel self-

  variabel kemandirian mahasiswa kelas karyawan adalah sebesar 35,1%.

  self-regulated learning (SRL) terhadap

  Tabel model summary diatas menunjukkan bahwa besarnya nilai korelasi atau hubungan R yaitu sebesar 0.592. Dari nilai tersebut diperoleh koefisien determinasi ( R square) sebesar 0,351. Hasil ini menjelaskan bahwa pengaruh variabel

  (independent) sementara itu variabel kemandirian mahasiswa kelas karyawan adalah variabel terikat (dependent).

  enter . Variabel self-regulated learning (SRL) merupakan variabel bebas

  Selanjutnya, dari tabel diatas dapat maknai bahwa metode yang digunakan dalam pengolahan data ini adalah metode

  1 Self Regulated Learning b . Enter a. Dependent Variable: Kemandirian Mahasiswa Kelas Karyawan

  Dari persamaan tersebut dapat ditafsirkan bahwa setiap penambahan 1% nilai variabel self-regulated learning (SRL), maka nilai variabel kemandirian mahasiswa

DAFTAR PUSTAKA

  , 181-189. Adawiyah, R. (2012). Pengembangan

  a. Dependent Variable: Kemandirian Mahasiswa Kelas Karyawan

  ,434 ,103 ,592 4,223 ,000

  9,444 3,979 2,374 ,024 Self Regulated Learning

  Std. Error Beta 1(Constant)

  Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B

  Tabel 7 : Coefficients a Model Unstandardized

  Bimbingan Konseling Vol.1, No. 1 , 9-13.

  Antono. (2012). kontribusi Layanan Informasi Bimbingan Belajar dan Kecerdasan Emosional terhadap Kemandirian Belajar. Jurnal

  Bimbingan Konseling Vol.1, No.1 , 21-26.

  Model Konseling Behavior dengan Teknik Modeling Untuk Meningkatkan Kemandirian Siswa SMPN 4 Wanasari Brebes. . Jurnal

  Vol. 4 No. 2 Desember 2017

  kelas karyawan akan bertambah sebesar 0,434. Koefisien regresi tersebut bernilai positif. Sehingga dapat dikatakan bahwa arah pengaruh variabel X dengan variabel Y adalah positif.

  A.A.A. Dewi, T. V. (2013). Hubungan Kelekatan Orangtua-Remaja dengan Kemandirian pada Remaja di SMK N 1 Denpasar. Jurnal

  Hasil dari analisis data menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara pendekatan SRL dengan kemandirian mahasiswa kelas karyawan STMIK Jayanusa Padang. Besar korelasi atau hubungan antara pendekatan SRL dengan kemandirian belajar. Temuan ini menunjukkan bahwa teori-teori psikologi sangat bermanfaat pada bidang pendidikan terutama terhadap kemampuan belajar mandiri baik dari aspek regulasi diri, otonomi diri, dan kontrol pembelajar.

  SIMPULAN

  terhadap variabel kemandirian mahasiswa kelas karyawan.

  regulated learning (SRL) berpengaruh

  Hasil dari persamaan diatas menunjukkan bahwa t hitung sebesar 4,223 > t tabel sebesar 2,034. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua variabel mempunyai hubungan yang signifikan. Sehingga dapat disimpulkan variabel self-

  Berdasarkan tabel distribusi nilai t tabel didapat nilai sebesar 2.034. T tabel = 2.034

  = 0,05/2 : 35-1-1 = 0,025 : 33

  4,223. Sementara itu, t tabel dapat dihitung melalui persamaan berikut: T tabel = a/2 : n-k-1

  Jika sig < 0,05; koefisien regresi signifikan Jika sig > 0,05; koefisien regresi tidak signifikan Dari tabel Coefficient diatas dapat dilihat bahwa nilai t hitung adalah sebesar

  2. Uji-t Untuk menguji apakah hubungan antara kedua variabel tersebut signifikan (berarti) atau tidak maka digunakan uji-t. Koefisien regresi akan signifikan jika t hitung > t tabel ( nilai kritis). Dalam IBM SPSS versi 23 dapat dihitung dengan menggunakan nilai signifikansi (sig) dengan ketentuan sebagai berikut:

  Psikologi Udayana Vol.1, No.1

  Vol. 4 No. 2 Desember 2017

  2 M. Ali, M. A. (2010). Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik.

  Februari 01, 2017, dari Hipotesis: http://id.wikipedia.org/wiki/hipotes is

  Bandung: Alfabet. Wikipedia. (2015). Wikipedia. Dipetik

  Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

  York: McGraw Hill Companies, Inc. Sugiyono. (2005). Metode Penelitian

  Canada: McGraw Hill Ryerson Limited. Steinberg, L. (2002). Adolescence. New

  Santrock, J. (2007). Educational psychology. 2nd canadian ed.

  N.M.W.I Artha, S. (2013). Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Self Efficacy dalam Pemecahan Masalah Penyesuaian Diri Remaja Awal. Jurnal Psikologi Udayana Vol.1, No.1 , 190-202.

  IQRA website: http://www.pdf- search-engine.com/faktor-faktor- yang-mempengaruhi-kemandirian- remaja-pdf.html

  Dipetik Februari 21, 2017, dari

  sosial remaja dalam kemandirian (Studi kasus hambatan psikologis dependensi terhadap orangtua .

  Jakarta: Bumi Aksara. Musdalifah. (2007). IQRA Perkembangan

  Dipetik Februari 20, 2017, dari Jurnal Psikologi UGM website: http://www.jurnal.psikologi.ugm.ac .id/index.php/fpsi/article/view/43/3

  Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. .

  Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Latipah, E. (2010). Jurnal Psikologi UGM.

  Instrumen Kemandirian Belajar Mahasiswa kelas karyawan.

  K. Hidayati, E. L. (2010). Pengembangan

  management terhadap sikap ketidakmandirian dalam mengambil keputusan siswa kelas III MTS Terpadu Al-Roudloh Mojosari- Mojokerto. Surabaya: IAIN Sunan Ampel.

  Gadjah Mada University Press. Firdaus, I. (2001). Pengaruh strategi self

  perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta:

  IMERSI dan Siswa Reguler. Jurnal Psikologi Vol.1, No.1 , 75-86. F.J. Monks, A. K. (2002). Psikologi

  F. Ismawati, S. S. (2010). Perbedaan Self Confidence dan Self Regulated Learning antara Siswa Kelas

  Dictionary of Statistics. London: SAGE publication Ltd.

  Duncan Cramer, D. H. (2006). The Sage

  Jakarta: Rhineka Cipta. Chaplin. (1982). Dipetik Februari 06, 2017, dari Tatang Website: http://tatangjm. wordpress.com/belajar-dan- permasalahannya/

  Zimmerman, B. (1989). A Social Cognitive View of Self-Regulated Academic Learning. Journal of Educational Psychology Vol.81, No.3 , 329-339.

Dokumen yang terkait

PENGARUH AFTER SALES SERVICE BERBASIS TEKNIS BUDIDAYA AYAM DAN PROGRAM LOYALTY REWARD TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DALAM MEMBENTUK LOYALITAS PELANGGAN (Studi Pada Pelanggan Pakan Ternak di Kalimantan)

0 0 15

SADAR WISATA, KEMENARIKAN FASILITAS, JARAK, PENGARUHNYA TERHADAP MINAT BERKUNJUNG KEMBALI PADA OBJEK WISATA MASJID AGUNG JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG

0 1 14

PENGARUH MANAJEMEN HUBUNGAN PELANGGAN DAN KEWAJARAN HARGA TERHADAP LOYALITAS MEREK DIMEDIASI OLEH KEPUASAN KONSUMEN

0 0 13

PENGARUH KOMPONEN RGEC (RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNING, CAPITAL ) TERHADAP RETURN SAHAM SEKTOR PERBANKAN Studi Pada Bursa Efek Indonesia

0 0 14

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) (Studi Pada Dosen STIE Indonesia Banjarmasin)

0 1 12

PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL, INTERNAL DAN GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR DI BANJARMASIN

0 10 14

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN, PSIKOLOGIS DAN INDIVIDU TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PERHIASAN EMAS DI KOTA BANJARMASIN

0 0 18

145 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) CABANG BANJARMASIN Achmad Zakaria

1 7 12

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP MOTIVASI DAN LOYALITAS MAHASISWA DENGAN KEPUASAN MAHASISWA SEBAGAI VARIABEL MEDIASI (Studi Pada Poltekkes Kemenkes Banjarmasin)

0 0 20

PENGARUH PENGGUNAAN CD TUTORIAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS XI SMA N 1 KAMANG MAGEK

0 0 14