SKILL (SOFT COMPETENCY) MAHASISWA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN SOFT

  MAHASISWA

JURUSAN AKUNTANSI POLINES

Ulfah Hidayati, Susena, Mardinawati, M. Noor Ardiansah

  Akuntansi, Polines, Jl. Prof Sudharto, SH. Tembalang Semarang 50275 One important factor in strengthening the industry is soft skill competencies of its human

Ulfah_polines@yahoo.co.id

Abstract resources. strategy, organizational experience and informal education. Respondents in this study were students skills or soft competency of human resources. The independent variable in this study is a learning competency of human resources as well as create a model or design strategy of development of soft This study aims to examine the factors that influence the creation of soft skills or soft research resulted in the conclusion that learning strategies, experiences and informal education represented proportionally. The sampling technique used is stratifide random sampling. This of students for each course of study which is expected sample members each program of study POLINES Accounting Department. Samples were taken by considering the proportion of the number

  organizations influence the formation of soft skills of students Keywords

  : soft skills, student, learning strategies, organizational experience, informal education Abstrak Salah satu faktor penting dalam memperkuat industri adalah kompetensi soft skill dari sumberdaya soft skill manusianya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi penciptaan

atau soft competency sumberdaya manusia serta membuat model atau desain strategi

pengembangan soft skill atau soft competency sumberdaya manusia. Variabel independen dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran, pengalaman berorganisasi dan pendidikan informal. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Akuntansi Polines. Sampel diambil dengan mempertimbangkan proporsi jumlah mahasiswa tiap program studi sehingga diharapkan anggota sampel tiap program studi direpresentasikan secara proporsional. Teknik sampling yang digunakan adalah stratifide random sampling. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa strategi pembelajaran, pengalaman organisasi dan pendidikan informal berpengaruh terhadap pembentukan soft skill mahasiswa Kata kunci : soft skill, mahasiswa, strategi pembelajaran, pengalaman berorganisasi, pendidikan informal

  PENDAHULUAN

  Faktor penting dalam memperkuat industri pada persaingan bisnis adalah : kualitas produk, efisiensi biaya, pelayanan dan penguasaan kompetensi tenaga kerja. Sebagai pelaksana kegiatan operasional maupun manajerial industri, peranan tenaga perusahaan sangat penting dalam mendorong keberlangsungan industri pada kapasitas produk yang diinginkan. Dengan penguasaan tingkat kompetensi yang memadai, industri dapat melakukan kegiatan usahanya secara lebih efektif, efisien, berdaya saing dan berkinerja tinggi (Thomas, 2009). Bila suatu perusahaan telah mempunyai strategi dan tujuan, maka langkah selanjutnya adalah merencanakan sumber daya manusia apa saja yang di perlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Industri umumnya sangat mengharapkan peran dunia pendidikan sebagai penyedia sumber daya manusia (selanjutnya disingkat SDM). Oleh karena itu seharusnya tidak ada kesenjangan kompetensi antara lulusan pendidikan dengan yang dibutuhkan industri. Upaya untuk meningkatkan peran dunia pendidikan sebagai sumber utama dalam penyediaan tenaga kerja yang kompeten di pasar kerja atau industri terus dilakukan. Namun masih ada gap antara kebutuhan SDM di industri dengan SDM yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan. Ancaman lain adalah akan ada serbuan tenaga kerja asing ke negara ini jika semua pintu globalisasi telah dibuka. Bangsa yang besar ini hanya mampu menyuplai tenaga kerja level bawah ke negara lain (TKI) sementara itu negara lain menyupali para ahli untuk bangsa ini. Implikasinya dalam pengembangan SDM adalah walaupun hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal namun kualitas tetap dituntut untuk memenuhi standar global agar tetap mampu bersaing dan tidak tersisih di negeri sendiri (Noor Fitrihana,2011). Peran perguruan tinggi dalam membekali lulusannya agar sesuai dengan tuntutan skill di pasar sangat tergantung dari proses pembelajarannya. Output dari proses pembelajaran yang ada tersebut pada akhirnya dapat membentuk suatu kompetensi yang unik dan spesial, sehingga dapat menjadi nilai tambah yang dapat meningkatkan bargaining

  power dalam memasuki pasar kerja.

  Proses pembekalan pendidikan yang semakin baik di perguruan tinggi, akan dapat mendorong peningkatan kemampuan yang terkait dengan kompetensi baik soft skill maupun hard skill. Hasil penelitian menunjukkan variabel kompetensi skill teknis, kompetensi skill non teknis, knowledge dan ability mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja karyawan. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Kartikawangi (2002) karakteristik SDM yang dibutuhkan dunia industri/irganisasi, menunjukkan karakteristik dasar yang dibutuhkan oleh perusahaan mencakup karakteristik umum (demografi) dan karakteristik khusus yang mencakup Knowledge, Skill, Ability dan Others (Wardah, 2007).

  Permasalahannya adalah bagaimana menciptakan SDM yang kompeten khususnya penguasaan soft kompetensi atau soft skill. Perlunya disusun strategi yang tepat untuk menciptakan soft skill tersebut, dengan terlebih dahulu mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi penciptaan soft skill. Oleh karena itu penelitian ini sangat penting untuk merumuskan strategi penciptaan soft skill tenaga kerja atau sumberdaya manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi penciptaan soft

  

skill atau soft competency sumberdaya manusia serta membuat model atau desain strategi

  pengembangan soft skill atau soft competency sumberdaya manusia. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah dapat meningkatkan efektifitas pengembangan

  

soft competency bagi mahasiswa jurusan akuntansi Politeknik Negeri Semarang.

  Sedangkan keluaran yang yang diharapkan dari penelitian ini adalah model pengembangan soft kompetensi atau soft skill mahasiswa Penelitian ini sangat urgent mengingat pembekalan soft skill bagi sumberdaya manusia sangat mendesak. Persaingan di pasar kerja akan semakin ketat karena globalisasi. Terutama dengan disepakatinya berbagai perjanjian multilateral. Salah satunya ACFTA

  (Asean-China Free Trade Agreement

  ) yang resmi dimulai 1 Januari 2010. Perjanjian ini berisi pembebasan bea masuk produk pertanian 0 persen dan untuk produk manufaktur maksimal 5 persen. Ini merupakan perjanjian perdagangan bebas kedua yang dijalankan oleh Indonesia setelah ASEAN Free Trade Zone (AFTA) di awal tahun 2000 an. Pada tanggal 28 Februari 2009 lalu pemerintah melalui Menteri Perdagangan pada bersama sejumlah menteri Perdagangan ASEAN, Australia dan New Zaeland juga telah menandatangani persetujuan perdagangan bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru, atau AANZ-FTA (Asean, Australia, New Zealand Free Trade Area), yakni perjanjian kerjasama untuk melakukan perdagangan bebas di antara negara-negara tersebut

  TEORI DAN HIPOTESIS Strategi Pembelajaran

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat Departemen Pendidikan Nasional (2008), “strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai; rencana yang cermat mengenai kegiatan untu mencapai sasaran khusus”. Menurut Aswan Zain (1997: 5), “secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan”. Kata strategi menurut Made Wena (2010), “berarti cara dan seni menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu”. Dari berbagai pendapat di atas tentang strategi dapat disimpulkan bahwa strategi diartikan sebagai rencana dalam bertindak. Atau cara yang digunakan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Strategai pembelajaran merupakan rencana dan cara atau metode yang diaplikasikan dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran yang tepatmempunyai pengaruh positif terhadap pengembangan soft skill. Hipotesis : Terdapat pengaruh yang positif strategi pembelajaran terhadap soft skill

  Pengalaman Organisasi Berorganisasi berarti ikut serta dalam kelompok kerja untuk mencapai tujuan bersama.

  Tujuan organisasi dapat bersifat profit motif maupun non profit. Dengan berorganisasi berarti membiasakan diri untuk bekerjasama dengan orang lain, berkomunikasi, saling mengontrol dan saling menghormati. Berorganisasi sangat bermanfaat dalam mengembangkan kepribadian maupun sikap hidup. Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dalam keorganisasian diantaranya dapat memperluas wawasan ilmu pengetahuan, mempererat hubungan silaturrahmi antar sesama, berkembangnya nilai-nilai softskill, dan pada saat kita mengikuti/bergabung dalam suatu forum organisasi tanpa disadari saat itu pula kita sedang melakukan proses pembentukan karakter pendewasaan dalam menetralkan emosional yang masih labil menjadi stabil.Dalam sebuah organisasi kita dituntut untuk tidak egoisme dengan hanya mementingkan atau memprioritaskan pendapat masing-masing, namun sebaliknya kita harus sharing dan bermusyawarah bersama serta memberi kesempatan kepada orang lain dalam berpendapat guna mencapai tujuan tertentu, berjiwa besar dan berlapang dada dalam menerima kritikan dari orang lain untuk menjadi pribadi yang lebih baik, abertanggung jawab atas semua tindakan yang kita lakukan, dan yang terpenting menjadikan pemikiran seseorang lebih dewasa dari sebelumnya. Secara tidak langsung hal tersebut dapat mengubah kita menjadi pribadi yang dewasa dan mampu mengendalikan diri dari keegoisan. Oleh karen itu pengalaman berorganisasi berpengaruh terhadap soft skill. Semakin banyak pengalaman berorganisasi semakin tinggi penguasaan soft skill. Hipotesis : Terdapat pengaruh pengalaman berorganisasi terhadap soft skill

  Pendidikan informal dalam keluarga

  Pendidikan informal adalah proses yang berlagsung sepanjang usia sehingga setiap orang memperoleh nilai, sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari, pengaruh lingkungan termasuk didalamnya adalah pengaruh kehidupan keluarga, hubungan dengan tetangga, lingkungan pekerjaan, dan permainan, pasar, perpustakaan, dan media masa ( http://id.answers.yahoo.com , tgl 6 Pebruari 2014 jam 08.30) Dalam pendidikan informal peran orang tua sangat besar. Orang tua ialah pendidik utama dan pertama di lingkungan keluarga, dalam penanaman sikap hidup bagi anaknya. Disebut pendidik utama, karena di lingkungan keluarga orang tua berpengaruh sangat besar sekali terhadap anak-anaknya. Sedangkan sebagai pendidik pertama, karena orang tua adalah pendidik yang pertama sebelum

   mengenal pendidikan yang disampaikan di

  lembaga pendidikan formal (sekolah) atau pun di lembaga-lembaga pendidikan lain seperti pondok pesantren. Hipotesis : terdapat pengaruh pndidikan informal terhadap soft skill

METODE PENELITIAN

  

Soft skills adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain

  Indikator soft skills meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter dan sikap, integritas, kerjasama dan kedisiplinan Strategi pembelajaran adalah rencana, metode dan tindakan menggunakan semua sumber daya dalam proses pembelajaran secara formal. Indikator dari strategi pembelajaran adalah materi pembelajaran, rencana pembelajaran, metode pembelajaran dan tidakan yang dilakukan dalam pembelajaran.

  Keikut sertaan atau keterlibatan seseorang dalam organisasi baik secara formal maupun informal yang berorietnasi pada profit maupun non profit. Indikator pengalama organisasi adalah keikut sertaan, kedudukan dalam organisasi, lama berorganisasi, kontribusi dalam berorganisasi dan jenis organisasi Pendidikan informal adalah proses yang berlagsung sepanjang usia sehingga setiap orang memperoleh nilai, sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari dan pengaruh lingkungan. Indikator pendidikan informal adalah kehidupan dalam keluarga, status sosial keluarga, kehidupan keluarga dan hubungan dengan tetangga. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Semarang, yang berjumlah 1080 orang mahasiswa berasal dari 5 program studi. Sampel diambil 10 % dari total mahasiswa atau 108 orang mahasiswa. Pengambilan sampel mempertimbangkan proporsi jumlah mahasiswa tiap program studi sehingga diharapkan anggota sampel tiap program studi merepresentasikan secara proporsional. Adapun teknik sampling pada tiap program studi adalah stratifide random sampling. Dengan demikian sampling frame dapat dibuat sebagai berikut : Tabel 1.

  

Sampling Frame

  NO PROGRAM STUDI JUMLAH JUMLAH MAHASISWA SAMPEL

  1 Akuntasi 360

  36

  2 Keuangan dan Perbankan 288

  28

  3 Komputerisasi Akuntansi 192

  19

  4 Perbankan Syariah 192

  19

  5 Analis Keuangan

  48

  6 Total 1080 108 Sumber: Data primer yang diolah. Tahun 2015 Pengumpulan data primer dilakukan dengan menyebarkan angket pada para responden dengan berpedoman pada kuisioner. Sedangkan data sekunder untuk mendukung penelitian dilakukan dengan studi pustaka. Kuisioner disusun sesuai dengan dimensi dan variabelnya dalam bentuk pernyataan. Masing-masing pernyataan dilengkapi dengan jawaban yang menunjukkan persepsi responden atas variabel yang diteliti yang diberi skor dengan skala Likert sebagai berikut : Skor 1: Sangat tidak setuju skor 5 : sangat setuju Skor : 1

  2

  3

  4

  5 Untuk menjelaskan keterkaitan antar variabel digunakan model regresi linear berganda dengan persamaam sebagai berikut : Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3

  Keterangan : Y : variabel soft skill X1 : variabel strategi pembelajaran X2 : variabel pengalaman berorganisasi X3 : variabel pendidikan informal Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji kemampuan konstruk pertanyaan kuisioner guna menggambarkan kondisi responden. Uji validitas untuk mengetahui ketepatan pertanyaan dalam kuisioner untuk mengukur konstruk. Uji validitas dilakukan dengan confirmatory

  factory analysis,

  untuk mengetahui loading faktor pertanyaan yang signifikan (Imam Gozhali, 2001). Disamping uji kualitas data juga dilakukan uji asumsi klasik untuk mengetahui persyaratan yang harus dipenuhi pada analisis regressi linear berganda. Selanjutnya untuk analisis data dan uji hipotesis menggunakan alat batu aplikasi SPSS versi 20.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Pengolahan data menggunakan SPSS Versi 20 memberikan hasil sebagai berikut: Tabel 2.

  Koefisien Diterminasi

  b

  Model Summary Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Estimate

  Square

  a

  1 ,695 ,483 ,468 2,682 Sumber : Data primer yang diolah, Tahun 2014

  Tabel 3. Pengaruh Variabel Bebas Secara Bersama Sama

  a ANOVA Model Sum of Df Mean F Sig. Squares Square b

  Regression 686,280 3 228,760 31,806 ,000

  1 Residual 733,616 102 7,192 Total 1419,896 105

  Sumber : Data primer yang diolah, Tahun 2014 Tabel 2 memperlihatkan bahwa r Square sebesar 0,483 atau 48,3 %. Angka ini menunjukkan bahwa variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel bebas sebesar 48,3%. Variabel Strategi pembelajaran, Pengalaman Organisasi, dan Pendidikan Informal menentukan pembentukan soft Skill sebesar 48,3%. Sisanya yaitu 49,7 % ditentukan variabel lain diluar model. Meskipun hanya menentukan pembentukan soft skill sebesar 48,3 % namun hal ini perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar.

  Tabel 4. Persamaan Regresi

  a

  Coefficients

  

Model Unstandardized Standardized t Sig. 95,0% Confidence

Coefficients Coefficients Interval for B B Std. Error Beta Lower Upper Bound Bound

  (Constant) 14,640 3,328 4,399 ,000 8,039 21,240

PEM ,174 ,036 ,377 4,786 ,000 ,102 ,246

  1 Organisasi ,149 ,038 ,286 3,895 ,000 ,073 ,225 Pen ,251 ,066 ,298 3,811 ,000 ,120 ,381 Informal

  Sumber : Data primer yang diolah, Tahun 2014 Hasil pengolahan data yang tertera dalam tabel 3, dengan tingkat signifikansi sebesar 5 % atau 0,05 dapat diketahui bahwa siginfikansi hasil perhitungan sebesar 0,00. Ini berarti terbukti terdapat pengaruh yang signifikan strategi pembelajaran, pengalaman organisasi dan pendidikan informal secara bersama-sama terhadap pembentukan soft skill. Jadi meskipun pengaruh ketiga variabel tersebut terhadap pembentukan soft skill hanya sebesar 48,3 % namun terbukti signifikan. Perpaduan tiga variabel tersebut dalam membentuk soft skill sangat penting. Hasil analisis data pada tabel 4 memperlihatkan bahwa signifikasi hasil perhitungan sebesar 0.00 lebih kecil dari pada 0,05 berarti terdapat pengaruh secara signifikan strategi pembelajaran terhadap pembentukan soft skill. Strategi pembelajaran disini dimulai dari perencanaan bahan ajar, strategi penyampaian materi pembelajaran dan teknik-teknik penugasan sehingga membangkitkan kedisiplinan dan kerjasama pada diri mahasiswa. Teknik pembelajaran termasuk tugas-tugas kelompok serta menekankan ketepatan waktu perkuliahan dapat membangkitkan kebiasaan pada mahasiswa kemampuan bekerjasama, motivasi diri dan kedisiplinan diri. Oleh karena itu strategi pembelajaran ini secara positif berpengaruh pada pembentukan soft skill pada mahasiswa. Jika berkaca pada realita di atas, pendidikan soft skill tentu menjadi kebutuhan urgen dalam dunia pendidikan. Namun untuk mengisi muatan kurikulum dengan soft skill juga bukan hal yang mudah. Pengajar atau dosen seharusnya memberikan muatan- muatan pendidikan soft skill pada proses pembelajarannya. Sayangnya, tidak semua pengajar mampu memahami dan menerapkannya. Pentingnya penerapan pendidikan soft skill idealnya bukan saja hanya untuk mahasiswa saja, tetapi juga bagi pengajar. Usaha untuk menyeimbangkan ketiga ranah yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan memang selalu diupayakan, namun pada kenyataannya yang dominan adalah ranah pengetahuan dan keterampilan. Akibatnya adalah mahasiswa kaya akan kemampuan yang sifatnya hard skills namun miskin soft skills. Hal ini tampak pada hasil pembelajaran yang memiliki kemampuan intelektual tinggi, pinter, juara, namun miskin kemampuan membangun relasi, kekurangmampuan bekerja sama dan cenderung egois, serta cenderung menjadi pribadi yang tertutup. Hasil analisis data pada tabel 4 memperlihatkan bahwa signifikasi hasil perhitungan sebesar 0.00 lebih kecil dari pada 0,05 berarti terdapat pengaruh secara signifikan pengalaman berorganisasi terhadap pembentukan soft skill. Pengalaman berorganisasi khususnya menjadi pengurus organisasi baik diluar kampus maupun organisasi kemahasiswaan dalam program ekstra kurikuler, secara langsung maupun tidak dapat membangun soft skill. Dengan berorganisasi, komunikasi dan kerjasama formal maupun tidak formal selalu terjadi antar penguru organisasi maupun pihak luar organisasi. Kebiasaan berkomunikasi dan kerjasama ini dapat membangun soft skill. Mahasiwa bergabung dalam organisasi adalah karena alasan kegiatan atau usaha bersama yang memungkinkan orang-orang mencapai tujuan yang tidak mungkin didapat melalui usaha individu secara terpisah. Mengingat bahwa dalam organisasi adalah terdiri dari berbagai individu dengan berbagai tujuannya, maka peluang

terjadinya perbedaan sangat besar. Oleh karenanya sangat diperlukan strategi untuk bisa memahami perbedaan tersebut dan memanfaatkannya menjadi asset yang bisa dikembangkannya. Pengembangan sumber daya manusia (human resources

  development

  ) hal-hal yang paling penting diperhatikan yaitu pendidikan, pengetahuan dan keterampilan. Oleh karena itu mahasiswa yang berorganisasi terbiasa berkomunikasi untuk memahami perbedaan antar anggota untuk membangunkerjasama mencapai tujuan. Kemampuan mengelola organisasi, berinisiatif, dan sikap toleransi yang merupakan unsur soft skill terbangun saat berorganisasi.Berbagai bentuk kegiatan yang dapat dilakukan untuk pengembangan diri mahasiswa dalam organisasi tersebut. Hasil analisis data pada tabel 4 memperlihatkan bahwa signifikasi hasil perhitungan sebesar 0.00 lebih kecil dari pada 0,05 berarti terdapat pengaruh secara signifikan pendidikan terhadap pembentukan soft skill. Setiap orang termasuk mahasiswa sudah memiliki soft kills sejak mendapatkan pendidikan secara informal dalam keluarga dan lingkungannya, walaupun berbeda-beda. Soft skills ini dapat dikembangkan menjadi lebih baik atau bernilai (diterapkan dalam kehidupan sehari-hari) melalui proses pembelajaran. Pendidikan soft skills tidak harus melalui pembelajaran formal, melainkan dintegrasikan melalui pendidikan formal dan informal. Pengaruh strategi pembelajaran, pengalaman berorganisasi dan pendidikan informal terhadap pembentukan soft skill dapat dirumuskan dalam persamaan regresi linear sederhana. Dari tabel 4 dapat diturunkan persmaan regresi linear berganda sebagai berikut Y = 14,640 + 0,377 X1 + 0,286 X2 + 0,298 X3 Persamaan regresi linear berganda tersebut diatas memperlihatkan bahwa ketiga variabel memiliki koefisien regresi positif. Hal ini dapat diartikan semakin tinggi atau semakin meningkat strategi pembelajaran, pengalaman organisasi dan pendidikan informal yang didapat mahasiswa akan semakin tinggi pula soft skill mahasiswa. Oleh karena itu peranan perguruan tinggi dalam mebentuk soft skill menjadi sangat menentukan. Peran perguruan tinggi dalam membekali lulusannya agar sesuai dengan tuntutan skill di pasar kerja sangat tergantung dari proses pembelajarannya, meskipun juga diakui bahwa kegiatan ekstrakurikuler dan soft skill yang dibentuk melalui pendidikan informal juga ikut menentukan. Hasil dari proses pembelajaran pada akhirnya dapat membentuk suatu soft skill yang unik dan spesial, sehingga dapat, menjadi nilai tambah yang dapat meningkatkan

  bargaining power dalam memasuki pasar kerja.

  SIMPULAN

  Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa strategi pembelajaran, pengalaman organisasi dan pendidikan informal berpengaruh terhadap pembentukan soft skill mahasiswa. Oleh karena itu peranan perguruan tinggi dalam mebentuk soft skill menjadi sangat menentukan.

  Peran perguruan tinggi dalam membekali lulusannya agar sesuai dengan tuntutan skill di pasar kerja sangat tergantung dari proses pembelajarannya, meskipun juga diakui bahwa kegiatan ekstrakurikuler dan soft skill yang dibentuk melalui pendidikan informal juga ikut menentukan.

  Hasil dari proses pembelajaran pada akhirnya dapat membentuk suatu soft skill yang unik dan spesial, sehingga dapat, menjadi nilai tambah yang dapat meningkatkan

  bargaining power dalam memasuki pasar kerja.

DAFTAR PUSTAKA

  Marliana Budhiningtias Winanti. 2012. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan (Survei Pada Pt. Frisian Flag Indonesia Wilayah Jawa Barat) : Majalah Ilmiah Unikom, Vol 7 No 2

  Noor Fitrihana. 2012. Urgensi Sharing Sumberdaya Antara Dunia Industri Dan

  Pendidikan Dalam Pengembangan Sdm Berdaya Saing Global

  Pfeffer .J, Soetjipto Budi W, Handoko T. Hani, dkk, 2003, Paradigma Baru Manajemen

  Sumber Daya Manusia

  , Editor A. Usmara, Cetakan Keempat, Edisi Kedua, Penerbit Amara Books Yogyakarta. Soeharto. 2004). “Partnership & School Laboratory”. Makalah. Yogyakarta: Jurusan

  Pendidikan Teknik Elektro Program Hibah A2. Yogyakarta Sandra Fikawati, MPH. Ahmad Syafiq, PhD. 2007. Kompetensi Yang Dibutuhkan Dalam

  Dunia Kerja

  . Makalah Seminar Terbuka “Kompetensi Yang Dibutuhkan Dalam Dunia Kerja” (Hasil Tracer Study FKM UI Tahun 2006), Ruang Sidang Doktor Gedung G FKMUI, 22 Feb 2007. Teichler U. 1997. Graduate employment: challenges for the higher education in the twenty-first century. Higher Education in Europe Vol XXII No 1. York M and PT Knight. 2006. Curricula For Economic And Social Gain. Higher

  Education 2006 Vol 51: 565-568