View of Analisis Persentase Fraksi Massa Lolos Ayakan Batu Granit Hasil Peremukan Jaw Crusher dan Double Roll Crusher

  OLITEKNOSAINS

  P , Vol. XVII, No 1, Maret 2018

  77 Analisis Persentase Fraksi Massa Lolos Ayakan Batu Granit

  

Hasil Peremukan Jaw Crusher dan Double Roll Crusher

  

1

  2 Sy. Indra Septiansyah , Idris Herkan Afandi

1&2 Program Studi Teknik Pertambangan Politeknik Negeri Ketapang

  [email protected]

  

A B S T R A C T

Granite is one type of acid rock widely used in the construction sector. Granite mining results

are sometimes still large, to reduce the size of granite is need comminution process. Comminution

is one of the stages in the processing of minerals that aims to minimize the size of minerals. This

study purpose to analysis percentage of mass fraction passing sieve from granite that has been

crushed through a jaw crusher and double roll crusher followed by fraction analysis using sizing

process. The result of analysis showed that the percentage of mass fraction passing sieve from

granite sieve resulted from crushing and sizing of jaw crusher was 15.8 mm = 93,7%, 12,7 mm =

67,2%, 7,9 mm = 34% 4.75 mm = 23.9% and 1.18 mm = 9.7%. In the analysis of percentage mass

fraction escaped sieve granite result from crushing and sizing from tool double roll crusher is size

6,3 mm = 97,8%, 2,36 mm = 49,9%, 1,18 mm = 29,2 %, 0.425 mm = 13.6% and 60 mesh = 8.8%.

  Key Words : granite, crushing, sizing, percentage mass fraction ENDAHULUAN dengan cara kominusi. Kominusi merupakan salah

I. P

  satu tahapan dalam proses pengolahan bahan Batu granit merupakan salah satu jenis batuan galian yang bertujuan untuk memperkecil ukuran beku asam yang banyak digunakan di sektor bahan galian. Kominusi terdiri dari 2 (dua) konstruksi. Granit ditemukan dalam beberapa macam, yaitu peremukan/ pemecahan (crushing) warna yang bergantung pada komposisi mineral dan penggerusan/ penghalusan (grinding). pembentuknya. Secara umum mineral pembentuk

  Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan granit terdiri dari kuarsa yang biasanya bahan galian/ bijih yang langsung dari tambang. berwarna putih atau keabu-abuan, kemudian

  Sedangkan grinding adalah proses ortoklas yang berwarna abu-abu, merah muda pengurangan ukuran partikel bahan olahan dari ataupun putih kekuning-kuningan dan plagioklas bentuk besar/ kasar diubah menjadi ukuran yang dalam jumlah yang sangat kecil. lebih kecil. Proses peremukan dilakukan melalui Batu granit memiliki banyak sekali manfaat. beberapa tahapan yaitu primer (primary crushing),

  Batu granit yang sudah diolah dapat dimanfaatkan sekunder (secondary crushing) dan tersier (tertiary sebagai bahan baku kegiatan konstruksi, baik crushing). untuk jalan maupun bangunan.

  Setelah bahan galian atau bijih diremuk atau Batu granit hasil penambangan biasanya masih digerus, maka diperoleh bermacam-macam berukuran besar untuk memperkecil ukuran batu ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan granit tersebut maka perlu dilakukan proses pemisahan berdasarkan ukuran partikel agar sesuai pengolahan batu granit. Pengolahan batu granit dengan ukuran yang dibutuhkan pada proses merupakan proses dimana batu granit diolah pengolahan berikutnya. Pengayakan adalah proses Sy. Indra Septiansyah : Analisis Persentase Fraksi Massa ...

  ISSN 1829-6181

  78 P

  OLITEKNOSAINS

  mengurangi ukuran batu-batu besar ke batu-batu kecil, kerikil, atau debu batu. Crusher dapat digunakan untuk mengurangi ukuran atau merubah bentuk bahan limbah sehingga mereka dapat lebih mudah dibuang atau di daur ulang, untuk mengurangi ukuran yag solid campuran bahan baku (seperti di batu bijih), sehingga potongan-potongan komposisi yang berbeda dapat

  Crusher adalah mesin yang dirancang untuk

  Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang langsung dari tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar (diameter sekitar 100 cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm (Iqbal, 2015).

  c. Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat lain, misalnya reagen flotasi.

  b. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada proses berikutnya.

  merupakan tahap awal dalam proses PBG (pengolahan bahan galian) yang bertujuan untuk (Iqbal, 2015):

  gangue mineral. Kominusi atau pengecilan ukuran

  Kominusi adalah proses mereduksi ukuran butir sehingga menjadi kecil dari ukuran semula. Selain untuk mereduksi ukuran butir, kominusi juga untuk meliberasi bijih, yaitu proses melepas mineral bijih dari ikatannya yang merupakan

  B. Proses Kominusi

  Menurut Keyser dan Rustandi (1989) granit sukadana berasal dari sumber magma dalam, sedangkan Maniar dan Piccoli (1989) berdasarkan indikasi yang ada, granit tersebut diinterpretasikan sebagai granit anorogenik. Soeprapto (1992) menyatakan bahwa granit tukul (nama lain dari granit sukadana) berfungsi sebagai pembawa dari sumber uranium (Tjokrokardono, 2002).

  46,78-76,86% dan Na 2 O 2,2-3,2% (kaya soda), dominan terdiri dari jenis “metalumenous”.

  Komposisi mineral granit terdiri dari dominan kuarsa 10-30%, oligoklas-andesin 10-60%, dan K- feldspar 20-80% mineral mafik terdiri dari homblende dan biotit. Mineral ribekit ditemukan pada beberapa contoh granit (granit alkali) mengandung albit/oligoklas. Homblende dan ribekit umumnya teralterasi menjadi klorit, spene, opak, dan epidot. Mineral penyertanya terdiri dari spene, opak, apatit, epidot, alanit, zirkon dan turmalin. Komposisi kimia granit adalah SiO 2

  Granit Sukadana adalah granit kapur yang berumur sekitar 91-80 juta tahun tersebar memanjang dari daerah Ketapang, Nangataman, Nanga Pinoh sampai Tumbang Manjul, berbentuk sebagai batolit. Batolit granit sukadana sebagian besar terdiri dari granit berwarna coklat pucat sampai pink dan sedikit batuan berkomposisi granodiorit, tonalit, diorit kuarsa (Tjokrokardono, 2002).

  A. Granit Sukadana

  INJAUAN P USTAKA

  crusher yang dilanjutkan dengan analisis fraksi menggunakan proses sizing.

  Pada penelitian ini penulis melakukan kajian/ analisis mengenai persentase fraksi massa lolos ayakan dari batu granit sukadana yang telah diremuk melalui alat jaw crusher dan double roll

  , Vol. XVII, No 1, Maret 2018 ISSN 1829-6181 Sy. Indra Septiansyah : Analisis Persentase Fraksi Massa ... pemisahan berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pada proses pengayakan (screening) digunakan dalam skala industri, sedangkan pengayakan (sizing) digunakan dalam skala laboratorium. Maka dari itu ukuran partikel produk hasil peremukan dan penggerusan di perusahaan/ industri dan di laboratorium memiliki perbedaaan, yaitu ukuran partikel produk di industri memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan di laboratorium, karena proses pengayakan (screening) menggunakan ayakan memiliki ukuran lubang bukaan dengan satuan centimeter ataupun milimeter, sedangkan proses pengayakan (sizing) menggunakan saringan memiliki ukuran lubang bukaan dengan satuan milimeter atau bahkan mess (jumlah banyaknya lubang bukaan per 1 inch).

a. Membebaskan/ meliberasi mineral berharga dari material pengotornya.

II. T

C. Peremukan / Pemecahan (Crushing)

  P

  Gambar 1 Jaw Crusher (Wills, 2001) 2) Double Roll Crusher

  1. Screening, dipakai dalam skala industri 2. Sizing, dipakai untuk skala laboratorium.

  Pengayakan adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan terbagi menjadi 2 (dua) yaitu:

  D. Metode Pengayakan (sieving)

  Gambar 2.Double Roll Crusher (Wills, 2001)

  menghancurkan mineral bijih yang tidak terlalu kasar (Iqbal, 2015).

  crusher secara efektif digunakan dalam

  Sebuah double roll crusher meremukkan menggunakan kompresi, dengan dua roll berputar mengenai suatu poros, terhadap kesenjangan antara roll. Kesenjangan antara gulungan diatur ke ukuran produk yang diinginkan, dengan kesadaran bahwa partikel pakan terbesar hanya dapat 4 kali kesenjangan dimensi. Partikel ditarik kedalam celah antara gulungan oleh gerakan berputar dan membentuk sudut gesekan antara gulung dan partikel, yang disebut sudut nip. Double roll

  teoritis pengurangan rasio 4:1, jika 2 inci partikel ditumpahkan ke double roll crusher mutlak ukuran terkecil yang bisa diharapkan dari crusher adalah ½ inci. Double roll crusher akan menghancurkan material ke ukuran partikel minimum sekitar 10 mesh (2 mm) (Iqbal, 2015).

  Double roll crusher memiliki maksimum

  kereta api dan industri kimia. Merupakan primary crusher (Sanwani, 1994).

  OLITEKNOSAINS

  crusher banyak digunakan di pertambangan, metalurgical industri, bahan bangunan, jalan raya,

  Ciri khas dari peremuk ini adalah dua plat yang membuka dan menutup seperti rahang. Salah satu dari rahan ini diam dan lainnya bergerak, mundur maju. Jaw crusher digunakan untuk menghancurkan berbagai material, terutama batuan jenis pertambangan seperti batu granit, batu bara, batu kapur, bijih besi dan lain-lain. Jaw

  1) Jaw Crusher

  yang telah diremuk oleh primary crusher (Iqbal, 2015).

  hammer mill atau impact crusher. Sedangkan secondary crusher mereduksi ukuran dari 8-6 inch

  untuk mereduksi ukuran dari yang berukuran kasar sekitar 1 m menjadi ukuran yang kira-kira ½ - 3/8 inch. Alatnya jaw crusher, gyratory crusher,

  crushing dan secondary crushing yang bertujuan

  Ada dua macam crushing, yaitu primary

  , Vol. XVII, No 1, Maret 2018 79 dibedakan. Crushing/peremukan dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan material yang akan digiling/dihancurkan (Iqbal, 2015).

  Produk dari proses pengayakan ada 2 (dua), yaitu (Bidangan 2014):  Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang- lubang ayakan (oversize).  Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize). Dalam proses industri, biasanya digunakan material yang berukuran tertentu dan seragam. Untuk memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu dilakukan pengayakan. Pada proses pengayakan zat padat itu dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan pengayak. Partikel yang di bawah ukuran atau yang kecil (undersize),

  80 P

  a. Sebelum mesin mulai bekerja, periksalah terlebih dahulu instalasi sumber listrik ke instalasi sumber mesin.

  3. Pemecahan batu granit sukadana menggunakan palu geologi batuan beku.

  4. Pilih beberapa pecahan batu granit hasil pemecahan menggunakan palu geologi batuan beku sebanyak yang di inginkan dan penulis kali ini mengambil sebanyak 3 kg.

  5. Setelah di pilih dan di timbang, kemudian hancurkan batu granit menggunakan jaw

  crusher. Adapun cara kerja dalam proses

  penghancuran batu granit menggunakan jaw

  crusher, yaitu :

  b. Periksa apakah alat masih layak untuk digunakan.

  1. Pengambilan batu granit sukadana di Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara.

  c. Apabila ada gangguan atau ada yang tidak beres maka perbaikilah terlebih dahulu.

  d. Apabila alat sudah layak untuk digunakan maka lanjut ke kegiatan selanjutnya, yaitu masukkan batu granit tersebut ke dalam

  jaw crusher melalui lubang bukaan jaw crusher.

  e. Amati hasil peremukan.

  6. Ayak batu granit hasil penghancuran oleh jaw

  crusher. Adapun cara kerja dalam proses

  pengayakan batu granit hasil penghancuran oleh jaw crusher, yaitu : a. Pilih ayakan-ayakan yang akan digunakan.

  2. Penimbangan batu granit sukadana yang akan diteliti

  Adapun prosedur penelitian yang penulis gunakan dalam melakukan penelitian ini, yaitu:

  OLITEKNOSAINS

  4. Kandungan air Kandungan air yang banyak akan sangat membantu tapi bila hanya sedikit akan menyumbat ayakan.

  , Vol. XVII, No 1, Maret 2018 ISSN 1829-6181 Sy. Indra Septiansyah : Analisis Persentase Fraksi Massa ... atau halusan (fines), lolos melewati bukaan ayak, sedang yang di atas ukuran atau yang besar (oversize), atau buntut (tails) tidak lolos. Pengayakan lebih lazim dalam keadaan kering (Bidangan, 2014).

  Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengayakan, yaitu (Bidangan, 2014):  Jenis ayakan  Cara pengayakan  Kecepatan pengayakan  Ukuran ayakan  Waktu pengayakan  Sifat bahan yang akan diayak

  Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos ukuran ayakan adalah (Bidangan, 2014):

  1. Ukuran bahan ayakan Semakin besar diameter lubang bukaan akan semakin banyak material yang lolos.

  2. Ukuran relatif partikel Material yang mempunyai diameter yang sama dengan panjangnya akan memiliki kecepatan dan kesempatan masuk yang berbeda bila posisinya berbeda, yaitu yang satu melintang dan lainnya membujur.

  3. Pantulan dari material Pada waktu material jatuh ke ayakan maka material akan membentur kisi-kisi screen sehingga akan terpental ke atas dan jatuh pada posisi yang tidak teratur.

  Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan screen (Bidangan, 2014): a. kapasitas, kecepatan hasil yang diinginkan.

  B. Prosedur Penelitian

  b. Kisaran ukuran ( size range),

  c. Sifat bahan : densitas, kemudahan mengalir (flowability),

  d. Unsur bahaya bahan : mudah terbakar, berbahaya, debu yang ditimbulkan.

  e. Ayakan kering atau basah.

  III. M ETODOLOGI

  A. Bahan

  Adapun bahan yang penulis gunakan adalah Batu Granit Sukadana

  b. Persiapkan batu granit hasil peremukan oleh jaw crusher. OLITEKNOSAINS

  P , Vol. XVII, No 1, Maret 2018

  81 ASIL DAN EMBAHASAN

  c. Tumpahkan batu granit tersebut sedikit P

  IV. H

  demi sedikit demi hasil ayakan yang lebih

  A. Preparasi dan Karakterisasi Secara Fisik

  maksimal

  Batu Granit

  d. Ayak batu granit tersebut

  Pengambilan Batu Granit Sukadana e. Amati proses pengayakan 1).

  Batu yang diteliti adalah jenis batu granit

  f. Setelah selesai mengayak, kemudian timbang berat batu granit hasil ayakan sukadana. Batu granit sukadana saya ambil langsung dari lokasi asal batu tersebut, yaitu di g. Lalu lakukan perhitungan dan dibikin tabel serta kurva.

  Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara.

7. Kemudian batu granit hasil peremukan oleh

  jaw crusher tersebut diremuk kembali dengan

  menggunakan double roll crusher. Adapun cara kerja dalam proses penghancuran batu granit menggunakan double roll crusher, yaitu:

  a. Sebelum mesin mulai bekerja, periksalah terlebih dahulu instalasi sumber listrik ke instalasi sumber mesin.

b. Periksa apakah alat masih layak untuk digunakan.

  Gambar 3. Batu Granit Sukadana

  c. Apabila ada gangguan atau ada yang tidak beres maka perbaikilah terlebih dahulu. Peremukan Batu Granit Menggunakan

  2).

  Jaw Crusher dan Double Roll Crusher

  d. Apabila alat sudah layak untuk digunakan maka lanjut ke kegiatan selanjutnya, yaitu

  a. Peremukan Batu Granit Menggunakan

  masukkan batu granit tersebut ke dalam

  Jaw Crusher double roll crusher melalui lubang bukaan

  Setelah batu granit dihancurkan menggunakan double roll crusher. palu geologi, selanjutnya batu granit tersebut akan e. Amati hasil peremukan. diremukkan kembali menggunakan jaw crusher.

8. Ayak batu granit hasil penghancuran oleh

  Dalam proses peremukan batu granit dengan

  double roll crusher. Adapun cara kerja dalam

  menggunakan jaw crusher kali ini, terlebih dahulu proses pengayakan batu granit hasil batu granit hasil pemecahan menggunakan palu penghancuran oleh double roll crusher, yaitu : geologi batuan beku kemudian diambil sebagian a. Pilih ayakan-ayakan yang akan digunakan. (3 kg) untuk diremukkan di jaw crusher.

  b. Persiapkan batu granitr hasil peremukan oleh double roll crusher.

  c. Tumpahkan batu granit tersebut sedikit demi sedikit demi hasil ayakan yang lebih maksimal

  d. Ayak batu granit tersebut

  e. Amati proses pengayakan

  f. Setelah selesai mengayak, kemudian timbang berat batu granit hasil ayakan g. Lalu lakukan perhitungan dan dibikin tabel serta kurva.

  Gambar 4. Penimbangan Batu Granit (3 kg) OLITEKNOSAINS

  82 P , Vol. XVII, No 1, Maret 2018 Setelah mendapatkan sampel batu granit yang akan diremukkan di jaw crusher, selanjutnya sampel tersebut dibawa ke jaw crusher dan diremukkan menggunakan jaw crusher.

  Gambar 8 Batu Granit Hasil Kominusi Double Roll Crusher Paling Besar (24 mm) Pengayakan Batu Granit Hasil Dari Jaw 3). Crusher dan Double Roll Crusher

  Gambar 5 Batu Granit Hasil Kominusi Menggunakan Jaw

  Pengayakan batu granit dilakukan guna untuk

  Crusher

  mendapatkan data distribusi ukuran dari batu granit hasil peremukan menggunakan jaw crusher dan double roll crusher. Adapun proses sizing paada batu granit hasil kominusi alat jaw crusher dan double roll crusher adalah sebagai berikut:

a. Pengayakan Batu Granit Hasil Dari Jaw

  Crusher

  Pada proses pengayakan batu granit hasil kominusi oleh jaw crusher kali ini, proses

  Gambar 6 Batu Granit Hasil Kominusi Jaw Crusher

  pengayakan yang digunakan adalah proses

  Paling Besar (53mm)

  pengayakan secara manual, dikarenakan alat

  shaker di laboratorium sedang dalam keadaaan

b. Peremukan Batu Granit Menggunakan tidak seimbang apabila digunakan. Double Roll Crusher

  Pada kegiatan pengayakan pertama-tama yang Setelah batu granit melalui proses kominusi di dilakukan adalah memilih ayakan fraksi yang akan

  jaw crusher, selanjutnya batu granit tersebut akan

  digunakan. Dalam menentukan Ayakan fraksi diremukkan kembali menggunakan double roll mana saja yang akan digunakan, saya

  crusher. Setelah batu granit hasil kominusi di jaw

  menentukannya dengan cara melihat secara kasat

  crusher diremukkan kembali di double roll

  mata ukuran rata-rata batu hasil kominusi dan batu

  crusher, maka batu granit tersebut akan memiliki

  hasil kominusi tersebut rata-rata berukuran fraksi ukuran yang lebih kecil lagi. cm.

  ± 1

  Setelah mengetahui ukuran rata-rata batu granit hasil kominusi menggunakan jaw crusher, selanjutnya adalah memilih fraksi ayakan yang akan digunakan dan ayakan yang digunaka kali ini adalah ayakan fraksi 15,8 mm, 12,7 mm, 7,9 mm, 4,75 mm dan 1,18 mm.

  Setelah menentukan ayakan-ayakan yang akan digunakan, selanjutnya adalah melakukan

  Gambar 7 Batu Granit Hasil Kominusi Double Roll Crusher

  pengayakan. Proses pengayakan kali ini dilakukan ISSN 1829-6181 Sy. Indra Septiansyah : Analisis Persentase Fraksi Massa ... OLITEKNOSAINS

  P , Vol. XVII, No 1, Maret 2018 83 secara manual dengan cara menyusun setiap adalah 3000 gram (3 kg) dan setelah di remukkan ayakan menjadi satu susunan, dimana ayakan yang di jaw crusher dan diayak, ternyata massa total memiliki fraksi yang paling besar berada diposisi dari batu granit tersebut adalah 2,984 kg. Berarti paling atas dan seterusnya yang kecil berada di massa batu granit yang hilang adalah 0,016 kg (16 bawah hingga penampung dasar dari ayakan gram). berada dipaling bawah.

  b. Pengayakan Batu Granit Hasil Dari Double

  Pengayakan kali ini batu granit hasil

  Roll Crusher

  peremukan oleh jaw crusher akan di tumpahkan sedikit demi sedikit demi hasil ayakan yang lebih Pengayakan batu granit dilakukan guna untuk mendapatkan data distribusi ukuran dari batu baik. Proses pengayakan juga dilakukan dengan granit hasil peremukan menggunakan double roll cara mengguncangkan ayakan kesamping kiri kanan dan seterusnya. crusher. Pada proses pengayakan batu granit hasil kominusi oleh double roll crusher kali ini, proses pengayakan yang digunakan adalah proses pegayakan secara manual, dikarenakan alat shaker di laboratorium sedang dalam keadaaan rusak.

  Pada kegiatan pengayakan kali ini pertama- tama yang dilakukan adalah memilih ayakan fraksi mana saja yang akan digunakan. Dalam menentukan Ayakan fraksi mana saja yang aka digunakan kali ini, saya menentukannya dengan cara melihat secara kasat mata ukuran rata-rata batu hasil kominusi tersebut dan batu hasil kominusi tersebut berukuran rata-rata <10 mm.

  Gambar 9 Hasil Ayakan Batu Granit Hasil Kominusi Jaw

  Setelah mengetahui ukuran rata-rata batu granit

  Crusher

  hasil kominusi menggunakan double roll crusher, Keterangan : selanjutnya adalah memilih fraksi ayakan yang akan digunakan dan ayakan yang digunaka kali ini

  : +15,8 mm adalah ayakan fraksi 6,3 mm, 2,36 mm, 1,18 mm, 0,425 mm dan 60 mesh (mesh= jumlah lubang

  : -15,8+12,7 mm dalam 1 inch).

  Setelah menentukan ayakan-ayakan yang akan ` : -12,7+7,9 mm digunakan, selanjutnya adalah melakukan pengayakan. Proses pengayakan kali ini dilakukan

  : -7,9+4,75 mm secara manual dengan cara menyusun setiap ayakan menjadi satu susunan, dimana ayakan yang

  : -4,75+1,18 mm memiliki fraksi yang paling besar berada diposisi paling atas dan seterusnya yang kecil berada di

  : - 1,18 mm bawah hingga penampung dasar dari ayakan berada dipaling bawah. Dilihat dari hasil ayakan di atas jumlah total dari massa batu granit hasil ayakan di atas adalah

  Pengayakan kali ini batu granit hasil 188+790+992+302+422+290= 2.984 gram = peremukan oleh double roll crusher akan di 2,984 kg. Diketahui massa batu granit yang diteliti tumpahkan sedikit demi sedikit demi hasil ayakan sebelum di remukkan menggunakan jaw crusher yang lebih baik. Proses pengayakan juga OLITEKNOSAINS

  84 P , Vol. XVII, No 1, Maret 2018 dilakukan dengan cara mengguncangkan ayakan

B. Analisis Persentase Fraksi Massa lolos

  kesamping kiri kanan dan seterusnya. Ayakan Batu Granit Setelah diketahui hasil dari ayakan batu granit hasil kominusi Jaw Crusher dan Double Roll

  Crusher, maka selanjutnya dilakukan analisis

  ayakan untuk mengetahui persentase distribusi ukuran batu granit berdasarkan hasil ayakan.

  Analisis Ayakan Batu Granit Hasil 1) Kominusi dari Jaw Crusher Tabel 1 Data Hasil Ayakan Jaw Crusher

  Persentase Persentase Diameter Persentase Fraksi Ukuran Massa Fraksi Rata-Rata Fraksi Massa (mm) (gram) Massa (mm) Massa (%) Kumulatif Lolos (%) (%)

  • 15,8 34,4 188 6,3 6,3 93,7
    • 15,8+12,7 14,25 790 26,5 32,8 67,2
    • 12,7+7,9 10,3 992 33,2

  66

  34

  • 7,9+4,75 6,325 302 10,1 76,1 23,9
  • 4,75+1,18 2,965 422 14,2 90,3 9,7

  Gambar 10 Ilustrasi Hasil Ayakan Batu Granit Hasil -1,18 0,59 290 9,7 100 Kominusi Double Roll Crusher

  Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat diketahui Keterangan : bahwa persentase fraksi massa lolos ayakan pada

  12,7 mm mencapai 67,2 %. Berbeda dengan hasil : +6,3 mm penelitian pada Tabel 2.2 dengan nilai persentase massa lolos ayakan 12,7 hanya senilai 25,82 %,

  : -6,3+2,36 mm maka dapat diketahui bahwa hasil peremukan Jaw

  Crusher yang digunakan kali ini dapat

  ` : -2,36+1,18 mm menghasilkan hasil peremukan dengan distribusi ukuran dominan lebih kecil. Dapat diketahui juga

  : -1,18+0,425 mm bahwa persentase fraksi massa lolos ayakan ukuran 15,8 mm = 93,7 %, 12,7 mm = 67,2 %, 7,9

  : -0,425 mm +60 mesh mm = 34 %, 4,75 mm = 23,9 % dan 1,18 mm = 9,7 %. : -60 mesh (-0,250 mm)

  100 os

  Dilihat dari hasil ayakan di atas jumlah total

  Lol

  80 a

  dari massa batu granit hasil ayakan di atas adalah

  ass

  60 M

  64+1426+616+464+144+262= 2.976 gram =

  si

  2,976 kg. Diketahui massa batu granit yang diteliti

  (%) rak

  40 F

  sebelum di remukkan menggunakan double roll

  ase crusher adalah 2.984 gram (2,984 kg) dan setelah

  20 nt e rs

  di remukkan di double roll crusher dan diayak,

  e P

  ternyata massa total dari batu granit tersebut

  5

  10

  15

  20

  adalah 2,976 kg. Berarti massa batu granit yang

  Ukuran Ayakan (mm) hilang adalah 0,008 kg (8 gram).

  Gambar 11 Kurva Persentase Fraksi Massa Lolos Ayakan Jaw Crusher

  ISSN 1829-6181 Sy. Indra Septiansyah : Analisis Persentase Fraksi Massa ...

  P

  OLITEKNOSAINS

  , Vol. XVII, No 1, Maret 2018

  85 Berdasarkan kurva pada Gambar 4.9 di atas dapat diketahui bahwa semakin besar ukuran ayakan atau semakin kasar ukuran batu granit maka semakin besar nilai persentase fraksi massa lolosnya. Begitu juga sebaliknya semakin kecil ukuran ayakan atau semakin halus ukuran batu granit maka semakin kecil pula persentase fraksi massa lolosnya.

  Gambar 12 Kurva Massa Diameter Rata-Rata Granit Hasil Ayakan Jaw Crusher

  Berdasarkan kurva pada Gambar 4.10 di atas dapat diketahui bahwa batu granit yang berdiameter rata-rata 10,3 mm memiliki massa paling besar yaitu 992 gram. Sedangkan batu granit berdiameter 34,4 mm memiliki massa paling sedikit atau paling ringan yaitu dengan massa hanya 188 gram. Ini dikarenakan pada batu granit hasil peremukan dari alat jaw crusher banyak yang lolos pada ayakan 12,7 mm namun tertahan pada ayakan 7,9 mm (-12,7+7,9 mm) dan sedangkan batu granit yang paling kasar atau tertahan pada ayakan 15,8 mm (+15,8 mm) memiliki jumlah yang lebih sedikit serta tingkat kelolosan fraksi massa lolos ayakannya adalah yang paling besar.

  Tabel 2 Data Hasil Ayakan Double Roll Crusher Ukuran (mm) Diameter Rata-Rata (mm) Massa (gram) Persentase Fraksi Massa (%) Persentase Fraksi Massa Kumulatif (%) Persentase Fraksi Massa Lolos (%) +6,3 15,2 64 2,2 2,2 97,8 -6,3+2,36 4,3 1426 47,9 50,1 49,9

  Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa persentase fraksi massa lolos ayakan pada 2,36 mm mencapai 49,9 %. Berbeda dengan hasil penelitian pada Tabel 2.3 dengan nilai persentase massa lolos pada ayakan 2,38 mm hanya senilai 12,93 %, maka dapat diketahui bahwa hasil peremukan double roll crusher yang digunakan kali ini dapat menghasilkan hasil peremukan dengan distribusi ukuran dominan lebih kecil. Dapat diketahui juga bahwa persentase fraksi massa lolos ayakan ukuran 6,3 mm = 97,8 %, 2,36 mm = 49,9 %, 1,18 mm = 29,2 %, 0,425 mm = 13,6 % dan 60 mesh = 8,8 %.

  Gambar 13 Kurva Persentase Fraksi Massa Lolos Ayakan Double Roll Crusher

  Berdasarkan kurva pada Gambar 4.11 di atas dapat diketahui bahwa semakin besar ukuran ayakan atau semakin kasar ukuran batu granit maka semakin besar nilai persentase fraksi massa lolosnya. Begitu juga sebaliknya semakin kecil ukuran ayakan atau semakin halus ukuran batu granit maka semakin kecil pula persentase fraksi massa lolosnya.

2) Analisis Ayakan Batu Granit Hasil Kominusi dari Double Roll Crusher

  • 2,36+1,18 1,77 616 20,7 70,8 29,2 -1,18+0,425 0,8 464 15,6 86,4 13,6 -0,425+0,250 0,3 144 4,8 91,2 8,8 -0,250 0,125 262 8,8 100

  Gambar 14 Kurva Massa Diameter Rata-Rata Granit Hasil Ayakan Double Roll Crusher 1200 1000 800 600 200 400 10 20 30 ( 40 M a ss a g ra m) Diameter Rata-Rata (mm) 20 40 60 120 80 100 2 4 6 F 8 Per se nt a se ra ksi M a ss a L o lo s (% ) Ukuran Ayakan (mm) 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 5 10 15 ( 20 M a ss a g ra m) Diameter Rata-Rata (mm) OLITEKNOSAINS

  86 P , Vol. XVII, No 1, Maret 2018 Berdasarkan kurva pada Gambar 4.12 di atas Fakultas Teknologi Mineral, UPN dapat diketahui bahwa batu granit yang

  “Veteran”. Yogyakarta. berdiameter rata-rata 4,3 mm memiliki massa

  Iqbal, T.M. (2015). Kominusi (Crushing dan paling besar yaitu 992 gram, karena jarak besar

  Grinding). Laboratorium Pengolahan

  ukuran lubang ayakan antara 6,3 mm dan 2,36 mm lumayan jauh berbeda, sehingga tidak menutup Bahan Galian, Program Studi Teknik Melaturgi, Fakultas Teknik Pertambangn dan kemungkinan batu granit hasil peremukan oleh Perminyakan, Universitas Gajah Mada.

  double roll crusher akan banyak yang lolos dari ayakan 6,3 mm namun tertahan di ayakan 2,36 Yogyakarta, Jawa Tengah.

  mm. Sedangkan batu granit berdiameter 15,2 mm Kurnat, T.S. (1997). Granit. Direktorat Jendral memiliki massa paling sedikit atau paling ringan

  Pertambangan Umum, Pusat Penelitian dan yaitu dengan massa hanya 64 gram, ini Pengembangan Teknologi Mineral. Jakarta. dikarenakan pada batu granit hasil peremukan dari

  Rustandi, E., dan Keyser, F.De. (1993). Peta alat jaw crusher yang paling kasar atau tertahan

  Geologi Lembar Ketapang,

  pada ayakan 6,3 mm (+6,3 mm) memiliki jumlah yang lebih sedikit serta tingkat kelolosan fraksi

  Kalimantan. Pusat Penelitian dan Pengembangan massa lolos ayakannya adalah yang paling besar.

  Geologi, Departemen Pertambangan dan Energi. Jakarta.

  ESIMPULAN

V. K

  Sanwani, E., dkk. (1994). Penggunaan dan Berdasarkan hasil penelitian, perhitungan dan

  Pengawasan Crushing Plant. Jurusan

  pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa Teknik Pertambangan dan LPM – ITB. analisis persentase fraksi massa lolos ayakan batu Bandung, Jawa Barat. granit sukadana hasil dari crushing dan sizing dari

  Subiantoro., dkk. (2012). Kajian Awal Prospek alat jaw crusher adalah ukuran 15,8 mm = 93,7 %,

  Bahan Galian Monasit Kendawangan

  12,7 mm = 67,2 %, 7,9 mm = 34 %, 4,75 mm =

  Kalimantan Barat. Pusat Pengambangan

  23,9 % dan 1,18 mm = 9,7 %. Pada analisis Geologi Nuklir-Badan Tenaga Nuklir persentase fraksi massa lolos ayakan batu granit Nasional. Jakarta. sukadana hasil dari crushing dan sizing dari alat

  double roll crusher adalah ukuran 6,3 mm = 97,8

  %, 2,36 mm = 49,9 %, 1,18 mm = 29,2 %, 0,425 mm = 13,6 % dan 60 mesh = 8,8 %.

  EFERENSI R

  Bidangan., dkk. (2014). Screening. Laboratorium Pilot Plant, Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Samarinda. Samarinda.

  Kalimantan Selatan. Chris., dan Pellant, H. (2006). Batu dan Mineral.

  PT. Bhuana Ilmu Populer.Jakarta. Fathur, R. (2016). Analisis Hasil Kominusi

  Crushing. Jurusan Teknik Pertambangan, ISSN 1829-6181 Sy. Indra Septiansyah : Analisis Persentase Fraksi Massa ...