ANALISIS EVALUASI PEMBELAJARAN DISEKOLAH_DK..pdf

KATA PENGANTAR

Semoga Alloh Subhanahuwata’ala senantiasa melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua untuk senantiasa dapat melaksanakan kewajiban beribadah kepada-Nya dan untuk mendapatkan Ridho-Nya. Amin

sehingga penulis dapat menyelesaikan Intisari “Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah”. Buku panduan ini penulis sajikan sebagai bahan referensi pada pengajar dalam melakukan Analisis Evaluasi Pembelejaran disekolah.

Dan atas

kuasa-Nya,

Mengingat keterbatasan penulis, baik secara moril maupun materil serta pengetahuan dalam penulisan ini, sudah barang tentu banyak sekali kekurangan-kekurangan. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Mudah-mudahan segala Amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang lebih dari Alloh SWT. Akhir kata penulis berharap semoga panduan ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pihak yang memerlukannya.

Baleendah, 25 Desember 2010

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 2

Curiculum Vitae Penulis

TERTANGGAL

29 Mei 1980 telah lahir seorang anak Dindin Kamaludin, S.Pd yang merupakan anak ke-3 dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Kosim Al Ma’ruf dan Ibu E.Sopiah.

Riwayat pendidikan yang telah dilaksankan penulis, diawali dari SDN Manggahang II sejak tahun 1987-1993, sejak tahun 1993-1996 belajar di MTs PPI No. 3 Pameungpeuk Bandung, tahun

1996-1997 menimba ilmu di MAN Ciparay hanya sampai kelas 1 dan dilanjutkan pada tahun 1997-1999 di PPI No. 70 Pameungpeuk Bandung. Dan pada tahun 1999 diterima sebagai mahasiswa IAIN SGD bandung di Fakultas Syariah Jurusan Ilmu Hukum, pada tahun 2000 – 2006 penulis memilih pindah jurusan dan masih di IAIN SGD Bandung yaitu difakultas Tarbiyyah Jurusan Pendidikan Matematika. Namun, karena beberapa hal penulis membereskan studi S1 di UNINUS Bandung .

Riwayat organisasi yang pernah penulis alami, sejak tahun 1999 penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam, pada 2000 penulis menduduki jabatan Sekretaris HIMA Persis Kom. IAIN SGD Bandung, dan pada tahun 2001-2003 penulis diberi amanah sebagai Ketua PJM/PD Hima Persis Kota Bandung, bersamaan itu penulis pada tahun 2002 diberi amanah sebagai Ketua Bidang Keorganisasian PP. Hima Persis.

Riwayat mengajar, penulis diawali sejak tahun 2002-2008 di SMP-SMA- SMK Harapan Bangsa Baleendah, jabatan kependidikan yang pernah penulis emban sebagai Wakasek Sarana Prasana dan Wakasek Kurikulum SMP-SMA-SMK Harapan Bangsa Baleendah. Pada tahun 2005 hingga sekarang penulis mengabdikan diri sebagai pengajar Matematika di SMP Plus Al Istiqomah Baleendah.

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………..

2 Curiculum Vitae Penulis

3 Daftar Isi

4 Bab I Validitas

A. Pengertian ………………………………………..

B. Koefisien Validtas ………………………...

C. Interprestasi Indeks Validitas ……………….

D. Contoh Analisis Item Validitas ……………...

E. Faktor Yang Mempengaruhi Validitas ……. 17 Bab II Reliabilitas

A. Pengertian ……………………………………. 18

B. Rumus Analisis Reliabilitas …………………. 19

C. Interprestasi Indeks Reliabilitas …………….. 24

D. Contoh Analisis Reliabilitas …………………. 24 Bab III Daya Pembeda

A. Pendahuluan ………………………………….. 39

B. Contoh Perhitungan Daya Pembeda ………... 41 Bab IV Tingkat Kesukaran

A. Pendahuluan ………………………..…………. 46

B. Contoh Perhitungan Daya Pembeda ………… 47 Bab V Efektivitas Option

……………………………… 48 Daftar Pustaka

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 4

KENAPA HARUS MENGADAKAN EVALUASI PENDIDIKAN ??????

Secara umum, tujuan diadakannya evaluasi pendidikan atau pembelajaran siswa disekolah adalah :

1) Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebai bukti mengenai taraf perkembangan yang dialami oleh para peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.

2) Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode dan model pembelajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran dalam waktu tertentu.

3) Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidika, tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan pada diri peserta didik untuk memperbaiki, mempertahankan, atau bahkan meningkatkan.

4) Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.

Untuk mendapatkan hasil evaluasi baik tentunya diperlukan alat evaluasi yang kualitasnya baik pula. Ada beberapa tinjauan alat evaluasi memilki kriteria baik, yaitu :

1. Validitas

2. Reliabilitas

3. Daya Pembeda

4. Tingat Kesukaran

5. Efektivitas Option

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 5

BAB I VALIDITAS

A. Pengertian

Suatu alat evaluasi disebut Valid (absah atau shohih) apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasikan dengan TEPAT, Validitas soal disebut juga KETEPATAN suatu soal. Validitas sebuah tes dapat diketahui dari hasil pemikiran (validitas logis) dan juga hasil pengalaman (validitas Empiris). Dalam beberapa referensi pembelajaran, validitas terbagi pada 4 macam

1) Validitas Isi Adalah validitas yang diperoleh setelah dilakukan penganalisisan, validitas isi ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat ukur hasil belajar. Dalam praktek KBM, validitas isi dari hasil belajar dapat diketahui dengan cara membandingkan antara isi yang terkandung dalam tes hasil belajar ( kisi-kisi soal) dengan SK/KD/Indikator yang telah ditentukan sebelumnya dalam Pemetaan.

2) Validitas Konstruksi Sebuah soal memilili Validitas Konstruksi apabila soal tersebut dapat mengukur setiap aspek berpikir siswa. Seperti halnya dalam validitas isi, validitas konstruksi dapat dilakukan dengan cara pencocokan antara aspek- aspek berpikir yang tergantung dalam soal (lihat kisi-kisi soal) dengan aspek berpikir yang terkandung dalam

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 6

SK/KD/Indikator yang telah ditentukan sebelumnya dalam Pemetaan.

3) Validitas “Ada Sekarang” Sebagai kriterium alat pembanding dalam Validitas ini terdapat pada waktu yang bersamaan dengan alat evaluasi, biasanya dilakukan terhadap subyek yang sama. Misalnya, pada suatu hari guru melakukan tes terhadap

30 siswa dengan jumlah soal 20 soal dan diperoleh nilai- nilanya. Dan pada 2 minggu kedepan dilakukan tes tanpa ada pemberitahuan kepada 30 siswa tersebut dengan 20 soal yang sama.

4) Validitas Prediksi Validitas Prediksi atau ramalan adalah suatu kondisi yang menunjukkan seberapa jauh sebuah tes dapat dengan secara tepat menunjukkan kemampuannya untuk meramalkan apa yang bakal terjadi pada masa mendatang. Misalnya, tes seleksi PSB SMP Plus Al Istiqomah, maka yang menjadi alat pembanding adalah nilai-nilai setelah dilaksanakan Tes, peserta yang mendapatkan nilai diatas rata-rata dinyatakan LULUS, dan nilai dibawah rata-rata dinyatakan TIDAK LULUS.

B. Koefisien Validitas

Cara menentukan tingkat (indeks) validitas adalah dengan menghitung Koefisien korelasi antara alat evaluasi yang diketahui validitasnya dengan alat ukur lain ukur lain yang telah dilaksanakan dan diasumsikan telah memiliki validitasnya. Berdasarkan jenis data yang diperoleh, ada 3 (tiga) cara mencari koefisien validitas, yaitu :

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 7

1) Korelasi Produk Moment Memakai Simpangan Rumus Korelasi Produk Moment Simpangan

xy r xy =

Ket :

r xy : Koefisien korelasi Variabel X dan Y

x :X −X y

:Y −Y

2) Korelasi Produk Moment Memakai Angka Kasar Rumus yang digunakan :

N XY − X Y r XY =

Ket : N

: banyak siswa/peserta test

3) Korelasi Metode Rank Rumus yang digunakan :

r XY =1 −

2 N N −1 Ket :

d : selisih rank antara X dan Y untuk lebih memahami dalam perhitungannya, penulis

sajikan beberapa contoh perhitungannya. Dalam sajian contoh ini penulis akan memberikan contoh mencari koefisien antara Test dengan test (bisa digunakan satu MP atau Beda MP) dan Item soal (PG dan Uraian).

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 8

C. Interprestasi Indeks Validitas

Interprestasi koefisein yang diperoleh:  0,80 < r xy ≤ 1,00 Validitas sangat Tinggi/sangat baik  0,60 < r xy ≤ 0,80 Validitas Tinggi /baik  0,40 < r xy ≤ 0,60 Validitas Sedang /Cukup  0,20 < r xy ≤ 0,40 Validitas Rendah /Kurang  0,00 < r xy ≤ 0,20 Validitas sangat Rendang  r xy ≤ 0,00 Tidak Valid

D. Contoh Analisis Item Validitas Contoh Validitas Antar dua Test

Misal : diketahui hasil test yang akan dicari validitasnya (X) dengan hasil test ulangan harian (Y).

Tabel 1. Persiapan Untuk mencari Validitas

No Nama

x 2 y 2 xy

1 A 6.5 6.3 0.0 -0.1 0.00 0.01 0.0

5 E 6.0 7.0 -0.5 0.6 0.25 0.36 -0.3

6 F 6.0 6.2 -0.5 -0.2 0.25 0.04 0.1

7 G 5.5 5.1 -1.0 -1.3 1.00 1.69 1.3

8 H 6.5 6.0 0.0 -0.4 0.00 0.16 0.0

9 I 7.0 6.5 0.5 0.1 0.25 0.01 0.0

10 J

6.0 5.9 -0.5 -0.5 0.25 0.25 0.3

X 65.0 X=

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 9

Y 63.8 Y=

Berdasarkan Tabel diatas, kita masukan dalam Rumus Korelasi Produk Moment Simpangan:

xy r xy =

xy

2.65 r xy =

2.65 r xy =

Berdasarkan nilai r xy =0,75, maka test tersebut memiliki Validitas TINGGI Bandingkan, dengan menggunakan Rumus Korelasi Produk Moment Angka Kasar !!!

Tabel 2. Persiapan Untuk mencari Validitas Dgn Angka Kasar

No Nama

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 10

Dimasukan dalam rumus : N XY − X Y

4173 − 4147 r XY =

35 34,76 Berdasarkan hasil tersebut, ternyata penggunaan Korelasi

Moment dengan Simpangan dan Angka Kasar hasilnya sama yaitu 0,75 dan dikategorikan Validitas TINGGI.

Berbeda dengan penggunaan Korelasi diatas, dalam penggunaan Matode Rank, terlebih dahulu kita membuat Rank (peringkat) dari skor setiap subyek untuk daya X dan data Y, data yang ada diurutkan dari yang tertinggi hingga terendah, untuk rank-nya sama maka penulisannya harus sama, misal urutan 5 dan 6 sama maka keduanya diberi rank (5+6)/2=5,5. Dan urutan 7, 8, 9 sama maka ketiganya diberi rank (7+8+9)/3=8, berikut contohnya :

Tabel 3. Pengolahan Bahan Validitas Metode Rank

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 11

5 E 6.0 7.0 8 2 -6.0

6 F 6.0 6.2 8 7 -1.0

Dimasukan dalam rumus :

Berdasarkan nilai r xy =0,703, maka test tersebut memiliki Validitas TINGGI

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 12

Contoh Validitas Item Soal Metode Simpangan

Tabel 4. Persiapan Validitas Metode Simpangan

Butir Soal/Item

Skor No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total

Pada kesempatan ini penulis hanya sajikan mengitung Validitas Item soal no. 6, sebagai berikut :

Dari data diatas, kita gunakan Korelasi Produk moment dengan Simpangan diperoleh :

Tabel 5. Pengolahan Metode Simpangan

3 C 1 4 0.25 0.06 3.52 -0.47

4 D 1 5 0.25 0.06 0.77 -0.22

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 13

8 Berdasarkan Tabel diatas, kita masukan dalam Rumus

Korelasi Produk Moment Simpangan: xy

r xy =

xy

2.75 r xy =

2.75 r xy =

Berdasarkan nilai r xy =0,52, maka test tersebut memiliki Validitas CUKUP Bandingkan, dengan menggunakan Rumus Korelasi Produk

Moment Angka Kasar !!!

Contoh Validitas Item Soal Metode Angka Kasar

Tabel 6. Persiapan Validitas metode angka kasar

No Nama

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 14

8 H 1 8 1 64 8 Jumlah

Dimasukan dalam rumus : N XY − X Y

Berdasarkan hasil tersebut, ternyata penggunaan Korelasi Moment dengan Simpangan dan Angka Kasar hasilnya terjadi perbedaan tetapi soal tersebut sama dikategorikan Validitas CUKUP.

Dan seterusnya apabila akan mencari validitas item soal no. 1,2, 3, 4 dst….

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 15

Contoh Validitas Item Soal Metode Rank

Tabel 7. Pengolahan Validitas Item Soal Metode Rank

1 A 1 8 3.5 1.5 -2.0

2 B 0 5 7.5 5.5 -2.0

7 G 1 7 3.5 3.0 -0.5

8 H 1 8 3.5 1.5 -2.0

Jumlah

Dimasukan dalam rumus :

6 d 2 r XY =1 −

2 N N −1

6 × 32,9 r XY =1 −

r XY =1 − 504

504 197,4 r XY = 504 −

r XY = = 0,60 504

Berdasarkan nilai r xy =0,60, maka test tersebut memiliki Validitas CUKUP

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 16

E. Faktor Yang Mempengaruhi Validitas

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil suatu evaluasi sehinga menjadi bias, menyimpang dari keadaan yang sebenarnya, beberapa diantaranya adalah berasal dari dalam alat evaluasi itu sendiri. Dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran, faktor-faktor berikut biasanya menjadi validitas bias, sbb :

a) Petunjuk Soal yang tidak jelas

b) Perbendaharaan kata dan struktur kalimat yang sukar

c) Penyusunan Soal yang kurang baik

d) Kekaburan

e) Tingkat kesukaran soal yang tidak cocok

f) Materi test tidak refresentatif

g) Pengaturan soal yang kurang tepat

h) Pola jawaban yang dapat diidentifikasi

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 17

BAB II RELIABILITAS

A. Pengertian

Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relative sama. Indeks reliabilitas dapat dicari dengan mengorelasikan skor-skor yang diperoleh. Ada beberapa teknik pencarian indeks reliabiltas, yaitu :

1) Reliabilitas Tes Ulang Adalah penggunaan alat penialaian terhadap subyek yang sama, dilakukan dua kali dalam waktu yang berlainan, jarak atau selang waktu antara tes pertama dan kedua sebaiknya tidak terlalu dekat atau lama. Jika terlalu dekat, hasilnya banyak dipengaruhi oleh ingatan jawaban siswa, juga jangan terlalu lama, sebab kemungkinan akan terjadi berubahan pengetahuan dan pengalaman siswa. Hasil penilaian pertama kemudian dikorelasikan dengan hasil penialian yang kedua untuk memperoleh koefisien korelasinya. Asumsi yang digunakan dalam tes ulang ialah karakteristik yang diukur oleh alat penialaian tersebut stabil sepanjang waktu, sehingga jika ada perubahan skor, hal itu lebih disebabkan oleh kesalahan alat penialainnya.

2) Reliabilitas Pecahan Setara Mengukur reliabilitas bentuk pecahan setara tidak dilakukan dengan mengulang kepada subyek yang

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 18 Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 18

perangkat

tes

yang benar-benar

mengandung derajat kesetaraan yang tinggi.

3) Reliabilitas Belah Dua Reliabilitas Belah dua mirip dengan reliabilita pecahan setara. Dalam prosedur ini tes diberikan kepada subyek cukup satu kali. Selanjutnya, butir-butir soal dibagi menjadi dua bagian yang sama. Dalam membagi butir soal menjadi dua bagian yang sama, dapat dilakukan dengan cara membagi soal menjadi butir ganjil-genap atau Awal-Akhir.

4) Kesamaan Rasional Prosedur ini dilakukan dengan menghubungkan setiap butir dengan butir-butir lainnya dalam tes itu sendiri secara keseluruhan.

B. Rumus Analisis Reliabilitas

Sebagaimana telah diungkap pada macam-macam reliabilitas diatas, maka dalam pengihitungan realiabilitas dapat dikukan dengan beberapa penghitungan statistik. Ada beberapa pendekatan penghitungan yang dapat dilakukan, yaitu :

1) Formula Spearman-Brown Prosedur yang dilakukan yaitu membagi butir soal atau subjek menjadi dua bagian yang sama (Ganjil-Genap atau

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 19

Awal-Akhir) selanjutnya mencari indeks korelasi dengan menggunakan Korelasi produk Moment dengan angka kasar (lihat bab 1 ), kemudian dimasukan pada rumus Formula Spearman-Brown, yaitu :

2×r 1 1

r 11 = 1+r 1 1

r 11 : Reliabilitas Tes r 1 1 : Korelasi produk Moment dengan angka kasar

2) Rumus Flanagan Rumus yang digunakan:

s 2 +s 1 2 2

r 11 =2 1−

Ket : r 11 : Reliabilitas Tes s 2 1 : Varian belahan pertama (Ganjil atau Atas) s 2 2 : Varian belahan kedua (Genap atau Bawah) s 2 t : Varian Total/Skor Total

Dalam perhitungan varian digunakan rumus :

3) Rumus Rulon Rumus yang digunakan : S 2

11 =1 − S 2

Ket : S 2 d : Varian Beda

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 20

S 2 t : Varian Total

Untuk mencari Varian beda, digunakan rumus :

Untuk mencari Varian Total, digunakan rumus :

4) Rumus K-R.20

Rumus Yang digunakan :

r 11 : Reliabilitas Tes p

: Proporsi subyek yang menjawab benar

: Proporsi subyek yang menjawab salah pq : Jumlah hasil perkalian p dan q n

: Banyak item S

: Standar deviasi

Untuk mencari Standar Deviasai, digunakan rumus : x S= 2

N , dengan x = X −X

5) Rumus K-R.21

Rumus yang digunakan :

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 21

: Mean skor Total n

: Jumlah Item Soal S 2 t : Varian Total

6) Rumus Hoyt

Rumus yang digunakan :

r 11 =1 − V =

V r −V s

atau r 11 V s

Ket : r 11 : Reliabilitas Tes

V s : Varian Responden

V r : Varian Sisa

Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam penngunaan rumus HOYT, sebagai berikut :

Langkah 1 : Mencari jumlah kuadrat responden

Jk r = −

k×N

Keterangan Jk r : Jumlah kuadrat Responden

X t : Skor Total Responden k

: Banyak item N

: Banyak responden

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 22

Langkah 2 : Mencari jumlah kuadrat item

Jk i = − k

k×N

Keterangan Jk i : Jumlah kuadrat Item

B 2 : Jumlah Kuadrat Jawab benar seluruh item

X t : Kuadrat dari jumlah Skor Total Langkah 3 : Mencari jumlah kuadrat total

Jk t =

Keterangan : Jk t : Jumlah Kuadrat Total

B : Jumlah kuadrat benar seluruh item S : Jumlah kuadrat salah seluruh item Langkah 4 : Jumlah kuadrat sisa Jk t = Jk t − Jk r − Jk i

Langkah

5 : Mencari varians responden dan varian siswa dengan menggunakan Tabel F

Dalam langkah ke-5 diperlukan d.b (derajat kebebasan), rumus yang dapat digunakan :

d. b = N −1

d.b : derajat kebebasan

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 23

N : Banyak subyek Langkah 6. Penggunaan Rumus Hoyt

C. Interprestasi Indeks Reliabilitas

Interprestasi koefisein yang diperoleh:  r 11 ≤ 0,20 Derajat Reliabilitas Sangat Rendah  0,20 < r 11 ≤ 0,40 Derajat Reliabilitas Rendah  0,40 < r 11 ≤ 0,60 Derajat Reliabilitas Sedang  0,50 < r 11 ≤ 0,80 Derajat Reliabilitas Tinggi  0,80 < r 11 ≤ 1,00 Derajat Reliabilitas Sangat Tinggi

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 24

D. Contoh Analisis Reliabilitas

Jenis Soal Pilihan Ganda

Tabel 8. Persiapan Perhitungan untuk memperoleh Reliabilitas

Ssw

Skor Untuk Item Nomor

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 25

Tabel 9. Belahan Ganjil-Genap

Skor Item ssw

Bernomor

XY

Ganjil(X) Genap(Y)

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 26

Perhitungan Menggunakan Formula Spearman-Brown

N XY − X Y r XY =

25 × 1689 − 186 215 r XY =

r XY = 11.068.200

2235 r XY =

Dimasukan pada rumus Formula Spearman-Brown : 2×r 1 1

Maka Koefisien reliabilitas nya adalah 0,802 dinyatakan tes tersebut memiliki reliabilitas TINGGI.

Perhitungan Menggunakan Rumus Flanagan S 2 1 +S 2 2

r 11 =2 1− S 2 t

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 27

25 Dimasukan pada Rumus Flanagan:

17,784 r 11 = 0,802 Sama halnya dengan penggunaan rumus Formula Spearman-

Brown, penggunaan Rumus Flanagan diperoleh Koefisien

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 28 Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 28

Perhitungan Menggunakan Rumus Rulon

Tabel 10. Persiapan Perhitungan Menggunakan Rumus Rulon

Nama Ganjil

A 10 12 22 484 -2 4

B 7 8 15 225 -1 1

C 5 4 9 81 1 1

D 12 12 24 576 0 0

E 7 8 15 225 -1 1

F 5 7 12 144 -2 4

G 6 8 14 196 -2 4

H 8 5 13 169 3 9

I 7 8 15 225 -1 1 J 10 9 19 361 1 1 K 5 8 13 169 -3 9

L 5 10 15 225 -5 25 M 4 7 11 121 -3 9 N 7 11 18 324 -4 16 O 7 12 19 361 -5 25

P 9 9 18 324 0 0 Q 7 8 15 225 -1 1 R 6 6 12 144 0 0 S 5 5 10 100 0 0 T 10 10 20 400 0 0 U 12 12 24 576 0 0

V 6 9 15 225 -3 9 W 7 8 15 225 -1 1

X 12 12 24 576 0 0 Y 7 7 14 196 0 0

25 186 215 401 6877 -29 121

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 29

Langkah pertama : mencari Varian beda, digunakan rumus :

25 Untuk mencari Varian Total, digunakan rumus :

2 6877 S − 6432,04 t =

25 Dimasukan dalam rumus Rulon : S 2

11 =1 − S 2 t

3,49 r 11 =1 − 17,784

r 11 =1 − 0,196 = 0,804 Sama halnya dengan penggunaan rumus Formula Spearman-

Brown dan Rumus Flanagan, penggunaan Rumus Rulon diperoleh Koefisien reliabilitasnya adalah 0,804 dinyatakan tes tersebut memiliki reliabilitas TINGGI.

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 30

Perhitungan Menggunakan Rumus K-R.20

Tabel 11. Persiapan Perhitungan Menggunakan Rumus K-R.20

Ssw

Skor Untuk Item Nomor

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 31

Terlebih dahulu mencari S 2 t dengan menggunakan rumus :

2 6877 S − 6432,04 t =

2 6877 S − 6432,04 t =

25 Dimasukan pada rumus K-R.20 n

diperoleh Koefisien reliabilitasnya adalah 0,75 dinyatakan tes tersebut memiliki reliabilitas TINGGI.

Perhitungan Menggunakan Rumus K-R.21 Terlebih dahulu kita mencari Mean (M t )

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 32

Selanjutny dimasukan pada rumus K-R.21 n

diperoleh Koefisien reliabilitasnya adalah 0,731 dinyatakan tes tersebut memiliki reliabilitas TINGGI.

Perhitungan Menggunakan Rumus Hoyt Langkah 1 : Mencari jumlah kuadrat responden

Jk = X t 2 X t r k − k×N

6877 401 2 Jk r =

24 600 Langkah 2 : Mencari jumlah kuadrat item

2 B 2 X t Jk i =

k×N

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 33

6787 401 2 Jk i =

Langkah 3 : Mencari jumlah kuadrat total

Langkah 4 : Jumlah kuadrat sisa Jk S = Jk t − Jk r − Jk i Jk S = 132,99 − 18,54 − 14,79 = 99,66

Langkah

5 : Mencari varians responden dan varian siswa dengan menggunakan Tabel F

Tabel 12. Tabel F

Sumber Jumlah

Varians Varians

d.b total =k × N − 1 = 24 × 25 − 1 = 599

d.b responden = N – 1 = 25 – 1 = 24

d.b item

=k – 1 = 24 – 1 = 23

d.b sisa = d.b total - d.b responden - d.b item = 599 – 24 – 23 = 552

Langkah 6. Penggunaan Rumus Hoyt

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 34

V s r 11 =1 −

0,180 r 11 =1 − 0,77

r 11 =1 − 0,23 = 0,8 diperoleh Koefisien reliabilitasnya adalah 0,8 dinyatakan tes

tersebut memiliki reliabilitas TINGGI. Sebagai Latihan dapat dicoba mencari koefisien reliabilitas pada

belahan Awal-Akhir seperti table dibawah ini.

Tabel 13. Belahan Awal-Akhir

Skor Item ssw

Bernomor

XY

Awal(X)

Akhir(Y)

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 35

Mencari Reliabilitas Tes Bentuk Uraian

Dapat digunakan rumus sebagai berikut :

n −1

Keterangan r 11 : Reliabilitas yang dicari n

: jumlah item σ 2

: Jumlah varians skor tiap-tiap item σ 2

t : Varian Total

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 36

Contoh perhitungan mencari reliabilitas bentuk Uraian/Essay

Tabel 14. Persiapan perhitungan mencari reliabilitas bentuk Uraian/Essay

Kuadrat No

Nomor Item

Skor skor

50 43 48 62 66 65 334 11,836 Jml Kuadrat

Dengan data yang tertera dalam table, dicari varians tiap aitem baru dijumlahkan :

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 37

Jumlah Varian semua item = 7,8 + 1,61 + 3,36 + 3,36 + 2,24 + 2,85 = 21,22

11836 − 10 Varian Total =

10 Dimasukan pada Rumus Alpha :

n −1

6 r 21,22

diperoleh Koefisien reliabilitasnya adalah 0,826 dinyatakan tes tersebut memiliki reliabilitas SANGAT TINGGI.

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 38

BAB III DAYA PEMBEDA

A. Pendahuluan

Analisis Daya Pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang. Artinya, bila soal tersebut diberikan kepada anak mampu, hasilnya menunjukan prestasi tinggi, dan bila diberikan pada siswa yang lemah, hasilnya rendah.

Tes dikatakan tidak memiliki daya pembeda, apabila tes tersebut diujikan kepada siswa berprestasi, hasilnya rendah; tetapi apabila diberikan pada siswa lemah, hasilnya tinggi. Atau apabila diberikan kepada siswa berprestasi dan siswa lemah, hasilnya sama.

Mengetahui daya pembeda item itu sangat penting, sebab salah satu dasar yang dipegang untuk menyusun butir-butir item tes hasil belajar adalah adanya anggapan, bahawa kemampuan antara siswa yang dengan yang lainnya itu berbeda-beda. Dan butir soal tes hasil belajar haruslah mampu memberikan hasil yang mencerminkan perbedaan kemampuan siswa.

Daya Pembeda item dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya angka indeks diskriminasi item. Angka indeks diskriminasi item adalah sebuah angka yang menunjukan besar kecilnya daya pembeda yang dimiliki oleh sebutir item. Diskriminasi pada dasarnya dihitung atas dasar pembagian testee kedalam dua kelompok, yaitu kelompok atas (pintar) dan kelompok bawah (lemah).

Indeks Diskriminasi item itu umumnya diberi lambing dengan huruf D , dan besar angka berkisar antara 0 (nol) s.d 1,00. Jika

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 39 Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 39

Jika indeks Diskrimanasinya 0 (nol), maka hal ini menunjukan item tidak memiliki daya pembeda, dalam arti kelompok atas dan bawah menjawab item tersebut dengan jumlah yang sama. Adapun apabila anga indeks Diskriminasi negative, maka pengertian yang terkandung didalamnya adalah bahwa butir item yang bersangkutan lebih banyak dijawab betul oleh kelompok bawah.

Dari uraian diatas, maka klasifikasi daya pembeda adalah :

D : 0,00 – 0,20 : Jelek

D : 0,20 – 0,40 : Cukup

D : 0,40 – 0,70 : Baik

D : 0,70 – 1,00 : Sangat Baik

Untuk mengetahui besar kecilnya angka indeks diskrimanasi item dapat diergunakan dua rumus, sebagi berikut :

Pertama ;

B A B D=P B

A −P B atau D=

Keterangan : P A : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

B A : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar

B B : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar J A : Banyak peserta kelompok Atas J B : Banyak peserta kelompok bawah

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 40

B. Contoh Perhitungan Daya Pembeda

Tabel 15. Perolehan Hasil Belajar Siswa

Ssw

Skor Untuk Item Nomor

skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 X t A 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 22

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 41

Tabel 16. Hasil Belajar Siswa Atas-Bawah

skor Ssw

Skor Untuk Item Kelompok Atas

Skor Untuk Item Kelompok Bawah

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 42

Tabel 17. Perhitungan dan Interprestrasi Daya Pembeda Menggunakan angka Diskriminasi

No

B A B B J A J B P A P B D Interprestasi Soal

1 7 6 12 12 0.58 0.50 0.08 Jelek

2 9 7 12 12 0.75 0.58 0.17 Jelek

3 12 4 12 12 1.00 0.33 0.67 Baik

4 10 7 12 12 0.83 0.58 0.25 Cukup

5 8 7 12 12 0.67 0.58 0.08 Jelek

6 10 7 12 12 0.83 0.58 0.25 Cukup

7 8 6 12 12 0.67 0.50 0.17 Jelek

8 11 6 12 12 0.92 0.50 0.42 Baik

9 9 2 12 12 0.75 0.17 0.58 Baik

10 10 5 12 12 0.83 0.42 0.42 Baik

11 10 8 12 12 0.83 0.67 0.17 Jelek

12 11 7 12 12 0.92 0.58 0.33 Cukup

13 10 5 12 12 0.83 0.42 0.42 Baik

14 9 9 12 12 0.75 0.75 0.00 Tdk DP

15 8 5 12 12 0.67 0.42 0.25 Cukup

16 12 7 12 12 1.00 0.58 0.42 Baik

17 9 8 12 12 0.75 0.67 0.08 Jelek

18 10 7 12 12 0.83 0.58 0.25 Cukup

19 9 6 12 12 0.75 0.50 0.25 Cukup

20 9 9 12 12 0.75 0.75 0.00 Tdk DP

21 9 7 12 12 0.75 0.58 0.17 Jelek

22 11 7 12 12 0.92 0.58 0.33 Cukup

23 11 5 12 12 0.92 0.42 0.50 Baik

24 11 7 12 12 0.92 0.58 0.33 Cukup

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 43

Kedua : Dengan rumus kedua ini maka angka indeks diskriminasi item diperoleh dengan menggunakan teknik korelasi Phi ( ∅) dengan menggunakan rumus :

: Angka Indeks Korelasi Phi P A : Proporsi Benar kelompok atas P B : Proporsi Benar kelompok Bawah

p : Proporsi seluruh testeee yang menjawab benar q

: Proporsi seluruh testeee yang menjawab salah

berikut contoh perhitungan dengan menggunakan Korelasi Phi

Tabel 18. Perhitungan dan Interprestrasi Daya Pembeda Menggunakan Korelasi Phi

No

Soal B A B B J A J B P A P B p

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 44

Angka indeks diskriminasi dengan menggunakan pendekatan korelasi Phi berbeda dengan dengan cara pertama, menurut para pakar evaluasi hal ini karena dengan menggunakan korelasi Phi, angka yang diperoleh lebih teliti dan detail.

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 45

BAB IV TINGKAT KESUKARAN

A. Pendahuluan

Bermutu atau tidaknya butir-butir item tes hasil belajar dapat diketahui dari tibgkat kesukaran yang dimiliki oleh masing- masing butir item. Butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir yang baik, apabila butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah dengan kata lain butir item tersebut berkategori sedang atau cukup.

Menurut Witherington dalam bukunya berjudul Psychological Education mengatakan, bahwa sudah atau belum memadainya tingkat kesukaran item tes hasil belajar dapat diketaui dari besar kecilnya angka yang melambangkan tingkat kesukaran dari item tersebut, yang dalam dunia evaluasi hasil belajar umumnya dilambangkan dengan huruf P . yaitu singkatan dari proporsi.

Adapun indeks tingkat kesukaran diklasidikasikan sebagai berikut P

: 0,00 – 0,30 dikategorikan soal Sukar P

: 0,30 – 0,70 dikategorikan soal Sedang/Cukup P

: 0,70 – 1,00 dikategorikan soal Mudah

Rumus yang dapat digunakan dalam mencari indeks tingkat kesukaran adalah :

B P= JS

Keterangan : P

: Proporsi / Tingkat kesukaran

B : Banyak siswa yang menjawab benar JS

: Jumlah seluruh siswa

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 46

B. Contoh perhitungan Tingkat Kesukaran

Berdasarkan perhitungan data pada tabel 15 , maka diperoleh perhitungan Tingkat kesukarannya sebagai berikut :

Tabel 19. Perhitungan dan Interprestrasi Tingkat Kesukaran

No Soal

B JS

Interprestasi

1 13 24 0.54 Sedang

2 16 24 0.67 Sedang

3 16 24 0.67 Sedang

4 17 24 0.71 Sukar

5 15 24 0.63 Sedang

6 17 24 0.71 Sukar

7 14 24 0.58 Sedang

8 17 24 0.71 Sukar

9 11 24 0.46 Sedang

10 15 24 0.63 Sedang

11 18 24 0.75 Sukar

12 18 24 0.75 Sukar

13 15 24 0.63 Sedang

14 18 24 0.75 Sukar

15 13 24 0.54 Sedang

16 19 24 0.79 Sukar

17 17 24 0.71 Sukar

18 17 24 0.71 Sukar

19 15 24 0.63 Sedang

20 18 24 0.75 Sukar

21 16 24 0.67 Sedang

22 18 24 0.75 Sukar

23 16 24 0.67 Sedang

24 18 24 0.75 Sukar

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 47

BAB V EFEKTIVITAS OPTION

Berbicara tentang tes objektif bentuk multiple choice item yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar telah dilengkapi dengan beberapa kemungkinan jawaban, atau yang sering dikenal dengan istilah option atau alternative. Option yang merupakan jawaban benar disebut option kunci (key option), sedangkan optionnya disebut option pengecoh ( Distraktor). Agar suatu option yang disajikan efektif harus diusahakn homogin (serupa), baik dari segi isi, notasi, atau panjang-pendek kalimat yang digunakan. Menganalisis fungsi distraktor sering dikenal dengan istilah menganalisa penyebaran jawaban item. Menganalisa penyebaran jawaban item adalah suatu pola yang dapat menggambarkan bagaimana testee menentukan pilihan jawabnya terhadap kemungkinan-kemungkinan jawab yang telah dipasangkan pada setiap butir soal. Berdasarkan penyebaran pilihan pada setiap option dapat ditentukan option yang berfungsi efektif dan tidak. Criteria option yang berfungsi secara efektif adalah :

1) Untuk Option Kunci (key Option)  Jumlah pemilih kelompok atas harus lebih banyak dari

pada jumlah pemilih kelompok bawah, artinya siswa yang pandai lebih banyak yang menjawab benar dari pada siswa yang bodoh

 Jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok bawah lebih dari 0,25% tetapi tidak lebih dari 0,75%. Jika

jumlah terseut kurang dari 0,25% berarti sebagian besar testee kelompok atas dan kelompok bawah menjawab salah

soal tersebut (soal dikategorikan sukar atau terlalu sukar). Sebaliknya,

untuk

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 48 Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 48

2) Untuk Option Pengecon (Distraktor)  Jumlah pemilih kelompok atas lebih sedikit daripada

julah pemilih kelompok bawah. Hal ini berarti untuk jawaban yang salah siswa yang lemah lebih banyak memilih dari pada siswa yang pandai.

 Jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok bawah minimal sebanyak 0,25% dari ½ jumlah option

pengecoh kali jumlah kelompok atas dan kelompok bawah. Secara matematis dapat dirumuskan sbb:

JP 1

A + JP B ≥ 0,25 × 2 N−1 × JS A + JS B Keterangan :

JP A : Jumlah Pemilih Kelompok Atas JP B : Jumlah Pemilih Kelompok Bawah

n : Banyak Option pengecoh JS A : Jumlah testee pada kelompok atas JS B : Jumlah testee pada kelompok bawah

 Jika testee mengabaikan semua option disebut omit ( tidak memilih. Option disebut efektif jika omit ini jumlahnya tidak lebih dari 10% dari jumlah siswa pada kelompok atas dan kelompok bawah.

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 49

DAFTAR PUSTAKA

Erman Suherman, M.Pd ; Evaluasi Pendidikan Matematika, Wijayakusumah, Bandung;1990

Suharsini Arikunto, DR : Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Yogyakarta;1997

Anas Sudijono, Drs,Prof : Pengantar Evaluasi Pendidikan, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta;1998

Nana Sudjana, DR : Penilaian Hasil Prosen Belajar Mengajar, Rosda, Bandung;1990

Panduan Analisis Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Oleh : Dindin Kamaludin, S.Pd 50

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUHCAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING LOAN (NPL), RETURN ON ASSETS (ROA), DAN NET INTEREST MARGIN (NIM) TERHADAP PRICE EARNING RATIO PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI 2013 - 2016 Jevi Saladin Nusantara1 , Ade Banani2

0 1 15

ANALISIS PENDAPATAN ACCRUAL BASIS DAN CASH BASIS DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI JAWA TENGAH Olvien Titania Aisha Aji Wibowo

0 0 19

ANALISIS FAKTOR DINAMIS YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PENENTUAN BESARAN ALOKASI DANA DESA

0 1 14

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PENENTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN TENGKLENG DI SURAKARTA Marjam Desma Rahadhini 1, Edi Wibowo2

0 0 9

ANALISIS SELF EFFICACY, EMPLOYEE ENGAGEMENT, SERVANT LEADERSHIP, ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DAN KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI PURWOKERTO Amin Budiastuti1 , Susanti Budiastuti

0 3 6

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT DISIPLIN KERJA PNS SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI PERATURAN BUPATI NOMOR 43 TAHUN 2015 (Studi Kasus pada Pegawai Negeri Sipil Dinas Pendidikan, Bangkalan) Fitriyah1 , Iriani Ismail2

0 0 17

PENDEKATAN I-TESA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SIKAP POSITIF TERHADAP MATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR TEOREMA PYTHAGORAS Suatu Peneltian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 25 Tahun Pelajaran 20092010

0 0 13

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENJUALAN RUMAH DI AITAMI RESIDENCE JATIRANGGON

0 1 10

ALTERNATIF METODE KREATIF UNTUK PEMBELAJARAN DISAIN ARSITEKTUR MENGHADAPI ERA 4.0

1 2 5

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MENJADI NASABAH PADA BANK NAGARI CABANG JAKARTA

0 0 10