Kemiripan dan Evaluasi Produksi Aksesi Kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) dari Jawa Barat Similarity and Yield Evaluation of Kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) Accessions from West Java
J. Agron. Indonesia 44 (1) : 55 - 61 (2016)
Kemiripan dan Evaluasi Produksi Aksesi Kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) dari Jawa Barat Similarity and Yield Evaluation of Kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) Accessions from West Java Venti Jatsiyah 1 , Anas Dinurrohman Susila 2 *, dan Muhamad Syukur 2
1 ProgramStudiAgronomidanHortikultura,SekolahPascasarjana,InstitutPertanianBogor
2 DepartemenAgronomidanHortikultura,FakultasPertanian,InstitutPertanianBogor (BogorAgriculturalUniversity),Jl.Meranti,KampusIPBDarmaga,Bogor16680,Indonesia
Diterima9September2015/Disetujui20Januari2016
ABSTRACT
Kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) is an Indonesian indigenous vegetable which is potential to be developed. Exploration conducted in Bogor, Sukabumi, Bandung, Bandung Barat, Subang, Garut, Majalengka, Kuningan, and Tasikmalaya had succesfully collected 20 accessions of Cosmos sp. The objectives of this study were to observe similarity and estimate the yield of Cosmos accessions from West Java. Clusters analysis grouped 20 Cosmos accessions into three clusters. Cluster I consisted of Pendeuy, Saribakti, Karang agung, Sindangbarang, Langensari, Perbawati, Sudajaya girang, Karang tengah, Argalingga, Warnasari, Sukaresmi, Ciwidey, Jalan cagak, Lebaksiuh, Tugu selatan, Ciwarak, Linggarjati and Babakan accessions. Cluster II and III consisted only one accession each which were Ciaruteun and Dramaga, respectively. Seven accessions from different sub cluster were evaluated to estimate the yield. A significant variability was found among the accessions. Results showed that those accessions were significantly different on plant height, stem girth, numbers of primary branches, number of leaf, leaves width, leaves length, days to flowering and yield. The results showed that Dramaga and Ciaruteun acessions were recomended to be developed because of its high yield.
Keywords: characterization, cluster analysis, exploration
ABSTRAK
Kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) merupakan sayuran indigenous Indonesia yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Eksplorasi kenikir yang dilakukan di Kabupaten Bogor, Sukabumi, Bandung, Bandung Barat, Subang, Garut, Majalengka, Kuningan, dan Tasikmalaya memperoleh 20 aksesi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemiripan antar aksesi dan memperkirakan hasil beberapa aksesi kenikir tersebut. Hasil analisis kluster mengelompokkan 20 aksesi kenikir ke dalam
3 gerombol. Gerombol I terdiri atas aksesi Pendeuy, Saribakti, Karang agung, Sindangbarang, Langensari, Perbawati, Sudajaya girang, Karang tengah, Argalingga, Warnasari, Sukaresmi, Ciwidey, Jalan cagak, Lebaksiuh, Tugu selatan, Ciwarak, Linggarjati dan Babakan. Gerombol II terdiri atas aksesi Ciaruteun dan gerombol III terdiri atas aksesi Dramaga. Tujuh aksesi yang berada pada sub gerombol yang berbeda dievaluasi untuk mendapatkan perkiraan hasil. Hasil analisis menunjukkan antar aksesi ada perbedaan karakter tinggi tanaman, diameter batang, jumlah cabang primer, jumlah daun, panjang, lebar daun, hari mulai berbunga dan hasil panen per petak. Aksesi Dramaga dan Ciaruteun direkomendasikan untuk dikembangkan karena menunjukkan hasil panen tertinggi.
Kata kunci: analisis gerombol, eksplorasi, karakterisasi
PENDAHULUAN
pedesaandanperkotaan(Habweet al.,2009).Sebagianbesar sayuranindigenousdidaerahtropis,telahlamadikenaldan
Tanaman kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) dilaporkan berperan penting dalam ketahanan pangan dan merupakan sayuran indigenous yang biasa dikonsumsi
menyumbanghingga100%daripendapatanrumahtangga masyarakatsecaraturuntemurundiIndonesiakhususnyadi
di pedesaan(Dioufet al., 2007). Bagiantanaman kenikir JawaBarat.Sayuranindigenousmerupakanspesiessayuran
yangbiasadikonsumsiadalahdaunmudanya.Daunsayuran asli yang berasal dari daerah atau lingkungan tertentu dan
kenikirdapatjugadimanfaatkansebagaiantioksidan(Rafat biasa dimanfaatkan sebagai makanan bagi masyarakat
et al.,2011).
Kenikir merupakan tanaman asli dari daerah tropis di Amerika yang kemudian dibawa oleh orang Spanyol
*Penulisuntukkorespondensi.e-mail:[email protected] ke Filipina. Tanaman ini diperbanyak dengan biji, dapat
KemiripandanEvaluasiProduksi......
J. Agron. Indonesia 44 (1) : 55 - 61 (2016)
tumbuh pada ketinggian 0-1,600 m dpl, tumbuh dengan
BAHAN DAN METODE
baik pada daerah dengan sinar matahari penuh (van den Bergh,1994).
Kemiripan Aksesi Kenikir
Kenikirtelahmenyebardibeberapanegara.Melchert (2010)mengkoleksi32spesieskenikirdarigenusCosmos
Identifikasi kemiripan aksesi kenikir dimulai dan2aksesiCosmos caudatus Kunth.,yaituaksesiVeracrus
dengan kegiatan eksplorasi. Eksplorasi tanaman kenikir dan Panama di Mexico.Amado et al. (2013) menemukan
dilaksanakan mulai bulan Desember 2013 sampai dengan 259 tanaman kenikir di wilayah Amerika. Ekplorasi
Februari 2014 di beberapa tempat di Jawa Barat yaitu kenikir oleh Putrasamedja (2005) memperoleh 1 aksesi
Bogor,Sukabumi,Subang,Bandung,BandungBarat,Garut, di Kabupaten Karawang. Eksplorasi yang dilakukan oleh
Majalengka, Kuningan dan Tasikmalaya. Hasil eksplorasi Hermanto (2008) memperoleh 8 aksesi dari Kabupaten
(Tabel 1) ditanam di kebun Percobaan IPB Tajur yang PandeglangdanBogor.
memilikiketinggian250mdpl,berlangsungmulaibulan Informasipotensiproduksiberbagaiaksesikenikirini
Desember 2013 sampai denganApril 2014. Bahan tanam diperlukanuntukmembuatperkiraanproduksidanmembuat
yangdigunakanadalah20aksesiyangterdiriatas5aksesi deskripsinya. Keuntungan secara ekonomi mendorong
Bogor, 1 aksesi Subang, 1 aksesi Tasikmalaya, 5 aksesi terbentuknya usaha produksi yang nantinya memerlukan
Sukabumi, 1 aksesi Majalengka, 4 aksesi Garut, 2 aksesi varietas yang berdaya hasil tinggi. Karakterisasi plasma
Bandung dan 1 aksesi Kuningan. Penyemaian dilakukan nutfah merupakan langkah awal yang diperlukan dalam
dengan tray semai 72 sel menggunakan media tanam memilih tetua yang tepat untuk memfasilitasi upaya
komersial yang komposisinya terdiri atas fine compost/ pemuliaan(Sarutayophatet al.,2007).Pengetahuantentang
pakis, tepung tempurung kelapa, arang sekam, dan humus keterkaitan antar karakteristik tanaman dalam pemilihan
(1:1:1:1). Persemaian disiram dengan frekuensi 2 hari genotipeyangungguljugapentingdalamperencanaandan
sekali.Bibitkenikiryangsudahberumur4minggusetelah evaluasiprogrampemuliaan(SheeladanGopalan,2006).
semai (MSS) ditanam pada bedengan dengan ukuran 1 m Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemiripan
x3m.Tiapaksesiditanampada1bedeng.Masing-masing antaraksesikenikirdaribeberapatempatdiJawaBaratdan
aksesiterdiriatas10tanamanyangkemudiandikarakterisasi mendapatkan informasi potensi produksi beberapa aksesi
untuk melihat karakteristiknya. Bedengan tersebut diberi kenikir.
pupuk kandang sapi dengan dosis 15 ton ha -1 . Penanaman
Tabel1.AksesikenikirhasileksplorasidaribeberapatempatdiJawaBarat
Elevasi
Kodeaksesi Asal
(mdpl)
Benih AK2
AK1 JalanCagak
Subang
T:107 o 39’34”S:06 o 43’29”
Benihdanbibit AK3
Ciwarak
Tasikmalaya
T:108 o 21’26”S:07 o 53’19”
Benih AK4
Karangtengah
Sukabumi
T:106 o 48’28”S:06 o 53’49”
Benih AK5
Wanasari
Sukabumi
T:106 o 56’16”S:06 o 54’11”
Benih AK6
Perbawati
Sukabumi
T:106 o 56’43”S:06 o 52’39”
Benih AK7
SudajayaGirang Sukabumi
T:106 o 57’19”S:06 o 52’21”
Benih AK8
Sindangbarang
Bogor
T:106 o 46’09”S:06 o 34’56”
Benih AK9
Langensari
BandungBarat
T:107 o 38’14”S:06 o 49’36”
Benih AK10
Pendeuy
Garut
T:107 o 55’08”S:07 o 31’29”
Benih AK11
Karangagung
Garut
T:107 o 55’02”S:07 o 30’55”
Benih AK12
Saribakti
Garut
T:107 o 55’09”S:07 o 31’29”
Bibit AK13
Linggarjati
Kuningan
T:108 o 28’04”S:06 o 52’53”
Benihdanbibit AK14
Sukaresmi
Garut
T:107 o 48’50”S:07 o 15’51”
Benih AK15
Dramaga
Bogor
T:106 o 42’52”S:06 o 32’40”
Benihdanbibit AK16
TuguSelatan
Bogor
T:106 o 57’00”S:06 o 41’17”
Benihdanbibit AK17
Ciaruteun
Bogor
T:106 o 40’33”S:06 o 32’05”
Bibit AK18
Babakan
Bogor
T:106 o 43’54”S:06 o 33’43”
Bibit AK19
Lebaksiuh
Sukabumi
T:106 o 55’03”S:06 o 51’59”
Benih AK20
Argalingga
Majalengka
T:108 o 21’28”S:06 o 53’48”
T:107 o 28’12”S:07 o 05’59”
VentiJatsiyah,AnasDinurrohmanSusila,danMuhamadSyukur
J. Agron. Indonesia 44 (1) : 55 - 61 (2016)
dilakukan dengan sistem double row, jarak antar baris 25 Peubahyangdiamatiadalahtinggitanaman,diameter
cm,danjarakantartanamandalambaris27cm.Tanaman batang,jumlahdaun,jumlahcabangprimer,panjangdaun, diberipupukN,P,danK(45-36-90)dengandosismasing-
lebar daun, umur berbunga, dan hasil panen per bedeng. masing47,311,dan56kgha -1 permusimtanampadasaat
Jumlahdaun,panjangdaundanlebardaunkenikirdiamati tanam (Manurung et al., 2008). Kegiatan pemeliharaan
padadaunyangtelahmembukasempurna.Panjangdanlebar yangdilakukanmeliputipenyulaman,pemupukansusulan
daundiamatipadaposisidaunketiga.Pengamatanterhadap berupa pemberian pupuk N dan K pada umur 4 minggu
tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, jumlah setelahtanam(MST)dengandosismasing-masing47dan
cabangprimer,panjangdaun,danlebardaundilakukanpada 56 kg ha -1 per musim tanam, penyiangan terhadap gulma
umur6MSTsedangkanpanenkenikirdilakukanumur6,8, yang tumbuh di sekitar tanaman, dan pengendalian hama
dan 10 MST. Umur mulai berbunga dihitung ketika 50% sertapenyakityangdilakukansecaramekanis.
tanamantelahberbunga.Datadiolahdengananalisisvarian Pengamatankemiripanmorfologiantaraksesikenikir
danjikaterdapatpengaruhyangnyatamakadilakukanuji dilakukan berdasarkan tabel karakteristik tanaman kenikir
lanjutDuncan Multiple Range Test(DMRT)padataraf5%. (UPOV, 2013). Karakter kemiripan yang diamati secara umum yaitu tipe tanaman, total tinggi tanaman, jumlah
HASIL DAN PEMBAHASAN
cabangprimer,pewarnaanantosianinbatang,jumlahmata tunas, panjang daun, intensitas warna hijau daun, jumlah
Kemiripan Antar Aksesi Kenikir
anak daun, lebar daun terminal, posisi kuntum bunga, jumlah ray floret, tipe disk floret, segmen kerah, diameter
Berdasarkan hasil karakterisasi, 20 aksesi kenikir kuntum bunga, diameter disk floret, diameter relatif disk
memiliki kemiripan beberapa karakter yaitu jumlah mata floretsampaikuntumbunga,panjangkuntumbunga,tiperay
tunas, posisi kuntum bunga, jumlah anak daun, posisi floret,sumbumendatarray floret,tingkatkelengkunganray
mahkotabunga,jumlahray floret, tipedisk floret, segmen floret,bagianmelengkungray floret,panjangray floret,lebar
kerah,sumbumendatarray floret,derajatkelengkunganray ray floret,rasiopanjangdanlebarray floret,warnaprimer
floret, bagian melengkung pada ray floret, warna primer bagiandalamray floret,warnasekunderbagiandalamray
bagian dalam ray floret, warna sekunder di bagian dalam floret,distribusiwarnasekunderdibagiandalamray floret,
ray floret, polawarnasekunderdibagiandalamray floret, polawarnasekunderbagiandalamray floret,warnatersier
warna tersier di bagian dalam ray floret, distribusi warna dibagiandalamray floret,distribusiwarnatersierdibagian
tersier di bagian dalam ray floret, pola warna tersier di dalam ray floret, pola warna tersier di bagian dalam ray
bagian dalam ray floret, warna primer di bagian luar ray floret,warnautamabagianluarray floret,gerigiray floret,
floret,gerigiray floretdanwarnadisk floret. dan warna disk floret.Analisis gerombol dilakukan untuk
Karakter utama yang menunjukkan ketidak- mengevaluasi tingkat kemiripan antar aksesi berdasarkan
miripan di antaranya adalah adanya perbedaan pada tipe karakteryangdiamati.Analisisinimenggunakanperangkat
pertumbuhan dan pewarnaan antosianin batang. Aksesi lunakIBMSPSSStatistic20.
AK 14 menunjukkan tipe pertumbuhan yang menyebar dan 19 aksesi lainnya semi tegak (Gambar 1). Pewarnaan
Evaluasi Potensi Produksi 7 Aksesi Kenikir antosianin batang aksesi AK 14 adalah kuat, sementara 19 aksesi lainnya sedang (Gambar 2). Aksesi dengan
Bahanyangdigunakanadalahbenihkenikir7aksesi pewarnaan antosianin batang yang sedang berwarna yangdiambildari20aksesiyangdikumpulkandarisembilan
kehijauan,sementaraaksesidenganantosianinbatangyang kabupatendiJawaBarat.Pemilihan7aksesiiniberdasarkan
kuatberwarnakeungu-unguan.Halinisejalandenganyang pada hasil analisis gerombol yaitu tiap-tiap aksesi yang
pernah dilaporkan Bunawan et al. (2014) bahwa tanaman dipakaimerupakansubgerombolutamadimanaAK20,AK
kenikirmemilikibatangyangberwarnahijaudanterkadang 1,AK 15,AK 12 danAK 17 merupakan sub gerombol I,
berwarnaungu.
AK16merupakansubgerombolII,danAK14merupakan subgerombolIII.PenelitiandilakukanmulaidaribulanMei 2014sampaidenganAgustus2014dikebunpercobaanIPB diTajur yang memiliki ketinggian 250 m dpl. Percobaan
A A A
B B B
disusun menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) faktor tunggal, yaitu 7 aksesi sebagai perlakuan (hasil seleksi percobaan 1), dengan 3 ulangan sebagaikelompok,sehinggadiperoleh21satuanpercobaan. Masing-masing satuan percobaan terdiri atas 20 tanaman. Pelaksanaanpercobaan2samadenganpercobaan1.
Pemanenankenikirdilakukanpadaumur6MST,dan selanjutnya dilakukan secara berkala yaitu pada 8 dan 10 MST. Panen dilakukan dengan pemotongan tunas muda 15cm.Pemetikanakanmerangsangpertumbuhancabang- cabangbaruyangmemungkinkanlebihbanyaktunasbaru tumbuh.
Gambar1.Tipepertumbuhan,A(menyebar)danB(semitegak)
57
KemiripandanEvaluasiProduksi......
J. Agron. Indonesia 44 (1) : 55 - 61 (2016)
A Ciri utama gerombol I adalah memiliki tipe B
pertumbuhan semi tegak, jumlah cabang primer sedang, daun yang lebar, daun terminal sempit, diameter kuntum
bungabesar,diameterdisk floretbesardanwarnasekunder yangterdistribusiseperempatbagian.Ciriutamagerombol IIadalahmemilikitiperay floretligulate, warnasekunder pada ray floret terdistribusi di daerah bawah. Ciri utama gerombolIIIadalahmemilikitipepertumbuhanmenyebar, pewarnaan antosianin batang kuat dan memiliki diameter disk floretsangatkecil.
Perbedaangerombolaksesitersebutdapatdigunakan untukmengetahuikemiripanantaraksesi.Aksesi-aksesiyang beradapadagerombolyangsamamemilikikemiripanyang tinggi.Perbedaangerombolaksesiberdasarkandendrogram
Gambar2.Pewarnaanantosianinbatang,A(sedang)danB(kuat)
tidakmencerminkanasaldaerahdarimanaaksesidiperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa aksesi-aksesi yang berada dalam satu gerombol terlepas dari pengaruh daerah atau
Karakter utama lainnya yang menunjukkan ketidak-
ekologidarimanaaksesitersebutberasal.Tanamankenikir
miripan adalah adanya perbedaan karakter tipe ray floret
mempunyaisifatadaptasiyangtinggiterhadaplingkungan
dan distribusi warna sekunder di bagian dalam ray floret
sehingga penyebarannya lebih mudah dan memungkinkan
dimanasebagianbesaraksesikenikiryangdiamatihampir
jikadalamsatukabupatenmemilikiaksesiyangmempunyai
keseluruhanbertiperay floret tubularkecualiaksesiAK16
keunikankaraktermasing-masing.
yangmemilikitiperay floretligulate (Gambar3).Distribusi
Selanjutnyapengelompokanberdasarkan35karakter
warna sekunder dibagian dalam ray floret yang diamati
kualitatif terhadap dua puluh aksesi kenikir asal Jawa
seluruhnya hampir sama yaitu seperempat kecuali aksesi Barat terjadi secara acak tanpa melihat asal aksesi dari
AK 16 yang memiliki distribusi warna sekunder daerah
keduapuluhaksesikenikirtersebut.AksesiCiaruteundan
bawah(Gambar4).
aksesi Dramaga yang merupakan aksesi yang sama-sama
Hasil analisis gerombol berupa pengelompokan 20
berasal dari Kabupaten Bogor terdapat dalam gerombol
aksesi kenikir berdasarkan pemotongan dendrogram pada
yangberbedawalaupunaksesi-aksesitersebutberasaldari
koefisien ketidak-miripan 15 menghasilkan 3 gerombol
ekosistemyangsama.Perbedaangerombolpadaasalaksesi
yaitugerombolIterdiriatas18aksesi(Pendeuy,Saribakti,
biji.Perbanyakanmelaluibijibiasanyamenghasilkanbiji- Sudajaya girang, Karang tengah, Argalingga, Warnasari, biji pada generasi berikutnya yang memiliki keragaman
yangsamadidugadarisistemperbanyakannyayaitumelalui
Karang agung, Sindangbarang, Langensari, Perbawati,
Sukaresmi,Ciwidey,Jalancagak,Lebaksiuh,Tuguselatan,
fenotipyangcukupbesar.
Ciwarak,LinggarjatidanBabakan),gerombolIIterdiriatas 1aksesi(Ciaruteun)dangerombolIIIterdiriatas1aksesi
Evaluasi Produksi 7 Aksesi Kenikir
(Dramaga) (Gambar 5). Pengelompokan ini diharapkan dapatdijadikandasarpertimbanganuntukpenelitiankenikir
Tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah cabang
selanjutnya dalam rangka pemilihan tetua dalam program
primer secara umum berbeda antar oleh aksesi (Tabel 2).
pemuliaan tanaman. Karakterisasi plasma nutfah dapat
Tinggi tanaman dari 7 aksesi kenikir bervariasi, demikian
membantudalammengidentifikasikeunikansuatugenotipe
pula dengan diameter batang dan jumlah cabang primer.
ataukeragamangenetikuntukperbaikantanaman(Ramet
Aksesi Dramaga (AK 14) menunjukkan tinggi tanaman
al.,2008).
tertinggi yaitu 33.12 cm yang berbeda dari aksesi-aksesi
A
B
A
B
Gambar3.Tiperay floret,A(ligulate)danB(tubular)
Gambar4.Distribusiwarnasekunderdibagiandalamray floret,A (seperempat)danB(bagianbawah)
VentiJatsiyah,AnasDinurrohmanSusila,danMuhamadSyukur
J. Agron. Indonesia 44 (1) : 55 - 61 (2016)
Koefisienketidakmiripan
Aksesi
Gambar5.Dendrogram20aksesikenikir
lainnya. Menurut Law-Ogbomo dan Ajayi (2009) tinggi Hasil analisis menunjukkan bahwa aksesi berbeda tanaman merupakan karakter pertumbuhan yang paling
nyata pada jumlah daun (Tabel 2). Karakter jumlah daun penting pada sayuran bayam, dan berhubungan langsung
yang tertinggi ditunjukkan oleh aksesi AK 14. Menurut denganpotensihasiltanaman.Halsenadajugadiungkapkan
Muthaura et al. (2010) bahwa peningkatan jumlah daun olehHerawatiet al.(2009)bahwatinggitanamanmerupakan
dapat meningkatkan rata-rata fotosintesis pada tanaman karakter agronomi penting dan dapat dijadikan identitas
bayam yang pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan. pentingsuatugenotipe.
Aktivitas fotosintesis yang meningkat pada akhirnya juga Diameter batang terbesar ditunjukkan oleh aksesi
meningkatkanakumulasibiomassa. Ciaruten(AK16).Diameterbatangterkecilditunjukkanoleh
Aksesi berbeda sangat nyata pada panjang daun. aksesiLinggarjati(AK12).MenurutHabibet al.(2006),
Panjang daun bervariasi; aksesi yang memiliki daun semakin besar diameter batang tanaman bunga matahari
terpanjang adalah aksesi Ciaruteun (AK 16). Aksesi berpotensi menghasilkan produksi biji yang banyak pula.
Linggarjati(AK12)mempunyaidaunterpendekyaitu18.74 Karakter pengamatan jumlah cabang primer terbanyak
cm. Karakter lebar daun terbesar ditunjukkan oleh aksesi ditunjukkanolehaksesiDramaga(AK14).
Ciaruteun(AK16)yangberdasarkanujilanjutDMRTtidak
Tabel2.Tinggitanaman,diameterbatang,jumlahdaun,jumlahcabang,panjangdaun,lebardaundanumurmulaiberbunga 7aksesikenikir
Karakterproduksi
Aksesi Tinggitanaman Diameterbatang
Panjangdaun Lebardaun Umurberbunga (cm)
Jumlah
Jumlah
(cm) (HST) AK1
18.23ab 48a AK12
14.52c 48a AK14
16.29bc 38b AK15
17.24ab 48a AK16
19.32a 48a AK17
19.18a 48a AK20
16.25bc 48a Keterangan:AngkayangdiikutihurufyangsamapadakolomyangsamamenunjukkantidakberbedanyatapadaujiDMRT5%;*=nyata
padataraf5%;**=berbedasangatnyatapadataraf1%,AK1=JalanCagak,AK12=Linggarjati,AK14=Dramaga;AK 15=TuguSelatan;AK16=Ciaruten;AK17=Babakan;AK20=Ciwidey
KemiripandanEvaluasiProduksi......
J. Agron. Indonesia 44 (1) : 55 - 61 (2016)
berbeda nyata dengan aksesi Babakan (AK 17). Aksesi sehinggaberpengaruhkepadahasilpanenperbedeng.Hal Linggarjati (AK 12) mempunyai daun tersempit diantara
iniberbedadenganperiodepanenberikutnyadimanahasil aksesiyangdiamatiyaitu14.52cm.Daunyangpanjangserta
panen cenderung meningkat seiring dengan pemotongan lebar mengindikasikan pertumbuhan yang baik. Menurut
tunas pada panen pertama merangsang tanaman untuk Adeotiet al.(2012),panjangdanlebardaunpadatanaman
memproduksi tunas-tunas baru yang pada akhirnya juga wijenberkorelasipositifterhadaptotalbiomassatanaman.
berpengaruhterhadapbobotpanenperbedeng. Umur mulai berbunga dihitung ketika 50% tanaman
Adaperbedaanyangnyataantaraksesiterhadaphasil telahberbunga.Hasilanalisismenunjukkanaksesiberbeda
pada panen I, panen II, dan panen III. Panen I terbanyak sangat nyata pada umur mulai berbunga. Umur mulai
yaituAK17(195.67g)sedangkanuntukpanenyangpaling berbunga berkisar antara 38-48 hari setelah tanam (HST)
sedikityaituAK2(99g).PanenIIterbanyakyaituAK14 (Tabel2).
(779.67g)danyangsedikityaituAK16(477g).Pemanenan Tanaman kenikir dikonsumsi bagian pucuk tanaman
kenikiryangkeIIIterbanyakditunjukkanolehaksesiAK14 atau daun tanaman yang masih muda dan segar. Tanaman
(1,006.7g)danpalingsedikitditunjukkanolehaksesiAK1 kenikirdipanendenganmemotongpucuktanamansepanjang
(515.3 g).Total panen juga dipengaruhi oleh aksesi.Total 15 cm. Panen daun kenikir dilkukan pada umur 6, 8 dan
panenterbanyakditunjukkanolehaksesiAK14(1,962.0g) 10 MST. Hasil panen kenikir selama satu periode musim
dantotalpanenpalingsedikitditunjukkanolehaksesiAK tanam (tiga kali panen) berkisar antara 1,160.0-1,962.0 g
12(1,160.0g).
perbedeng(20tanaman)tergantungaksesitanaman(Tabel Sayuran daun yang diinginkan oleh para konsumen 3).Secaraumumterlihathasilpanenyangcenderungrendah
dan produsen menurut Mih et al. (2008) yaitu memiliki pada panen pertama dan meningkat pada periode panen
produksi yang tinggi dengan total biomassa tinggi dan berikutnya. Hasil pada periode panen ketiga mengalami
lambat berbunga. Secara umum karakter tanaman kenikir peningkatan meskipun tidak terlalu besar. Kecilnya hasil
yang diinginkan adalah mempunyai karakter yang tinggi, padapanenpertamadisebabkankarenapadapanenpertama
jumlah daun yang banyak, daun yang lebar dan panjang, jumlah pucuk yang siap dipanen masih terlalu sedikit
lambatberbungadanmempunyaihasilyangtinggi.
Tabel3.Hasilpanenperbedengbeberapaaksesikenikir
Periodepanen
Aksesi Totalpanen(g)
PanenI(g)
PanenII(g)
PanenIII(g)
JalanCagak(AK1)
1,327.7b Linggarjati(AK12)
1,160.0b Dramaga(AK14)
1,962.0a TuguSelatan(AK15)
1,484.3b Ciaruteun(AK16)
1,567.3ab Babakan(AK17)
1,448.3b Ciwidey(AK20)
1,545.3ab Keterangan:Angka-angkayangdiikutidenganhurufyangsamapadasatukolomtidakberbedanyatapadaDMRTtaraf5%;
**=berpengaruhsangatnyatapadataraf1%;*=berpengaruhnyatapadataraf1%
KESIMPULAN UCAPAN TERIMA KASIH
Hasilanalisisgeromboltanamandaripeubahkualitatif TerimakasihdisampaikankepadaKemenristekyang menunjukkanbahwa20aksesikenikirdapatdikelompokkan
telah mendanai penelitian ini melalui Hibah Insentif Riset menjadi 3 gerombol. Gerombol I yaitu aksesi Pendeuy,
Sinas Tahun 2014 No Kontrak 25/SEK/INSINAS/PPK/ Saribakti, Karang agung, Sindangbarang, Langensari,
I/2014.PusatKajianHortikulturaTropika(PKHT). Perbawati, Sudajaya girang, Karang tengah, Argalingga, Warnasari, Sukaresmi, Ciwidey, Jalan cagak, Lebaksiuh,
DAFTAR PUSTAKA
Tuguselatan,Ciwarak,LinggarjatidanBabakan,gerombol IIterdiriatas1aksesi(Ciaruteun)dangerombolIIIterdiri
Adeoti,K.,A.Dansi,L.Ahoton,R.Vodouhe,B.Ahohuendo, atas 1 aksesi (Dramaga). Aksesi Dramaga dan Ciaruteun
A. Rival, A. Sanni. 2012. Agromorphological potensialuntukdikembangkankarenamemilikihasilpanen
characterization of Sesamum radiatum, a neglected tertinggidibandingkandenganaksesilainnya.
and underutilized species of traditional leafy vegetableofgreatimportanceinBenin.Afr.J.Agric. 7:3569-3578.
VentiJatsiyah,AnasDinurrohmanSusila,danMuhamadSyukur
J. Agron. Indonesia 44 (1) : 55 - 61 (2016)
Amado, G.V., A.C. Castro, M. Harker, J.L. Villasenor, Melchert, T.E. 2010. Chromosome counts of Bidens, E. Rodrigues, Y. Rodriguez. 2013. Geographic
Cosmos, and Thelesperma species (Asteraceae, distribution and richness of the genus Cosmos
Coreopsidinae).Phytologia92:312-333. (Asteraceae : Coreopsideae). Rev. Mex. Biodivers. 84:536-555.
Mih,M.A.,K.R.Tonjock,L.M.Ndam.2008.Morphological characterization four selections of Vernonia Bunawan,H.,B.Nataqain,S.N.Bunawan,N.M.Amin,N.M.
hymenolepsis A.Rich.(Asteraceae).WorldJ.Agric. Noor.2014.Cosmos caudatusKunth.:atraditional
Sci.9:501-507.
medicinalherb.Global.J.Pharmacol.8:420-426. Muthaura,C.,D.M.Musyimi,J.A.Ogur,S.V.Okello.2010. Diouf, M., L. Cheikh, M. Gueye, N.B. Mbengue. 2007.
Effective microorganism and their influence on Selection participative de nouveaux cultivars de
growthandyieldofpigweed(Amaranthus dubians). quatre 4 especes de legumes-feuilles (Hibiscus
ARPN.J.Agric.Biol.Sci.5:16-22. sabdariffa L.,Amaranthus L.spp,Vigna unguiculata (L.),Moringa oleifera Lam)auSenegal.Afr.J.Food.
Putrasamedja, S. 2005. Eksplorasi dan koleksi sayuran Agric.Nutr.Dev.7:1-17.
indigenousdiKabupatenKarawang,Purwakarta,dan Subang.BuletinPlasmaNutfah11:16-20.
Habib, H., S.S. Mehdi, A. Rashid, M.A. Anjum. 2006. Geneticassociationandpathanalysisforseedyield
Rafat, A., K. Philip, S. Muniandy. 2011. Antioxidant insunflower(Heliantus annusL.).Pak.J.Agri.Sci.
properties of indigenous raw and fermented salad 43:3-4.
plants.Int.J.FoodProp.14:599-608. Habwe, F.O., M.K. Walingo, M.O. Abukutsa-Onyango,
Ram,S.G.,K.T.Parthiban,R.S.Kumar,V.Thiruvengadam, M.O. Oluoch. 2009. Iron content of the formulated
M. Paramathma. 2008. Genetic diversity among East African indigenous vegetables recipes. Afr. J.
Jatropha species as revealed by RAPD markers. FoodSci. 3:393-397.
Genet.Resour.Crop.Evol.55:803-809. Herawati, R., B.S. Purwoko, I.S. Dewi. 2009. Keragaman
Sarutayophat,T.,C.Nualsri,Q.Santipracha,V.Saereeprasert. genetik dan karakter agronomi galur haploid ganda
2007.Characterizationandgeneticrelatednessamong padi gogo dengan sifat-sifat tipe baru hasil kultur
37 yardlong bean and cowpea accessions based on antera.J.Agron.Indonesia.37:87-94.
morphologicalcharactersandRAPDanalysis.J.Sci. Technol.29:591-600.
Hermanto,D.2008.Koleksidankarakterisasiplasmanutfah sayuran indigenous. Skripsi. Fakultas Pertanian.
Sheela, M.S., A. Gopalan. 2006. Association studies for InstitutPertanianBogor.Bogor.
yield and its related traits of fodder cowpea in F4 generation.J.Appl.Sci.Res.2:584-586.
Law-Ogbomo, K.E., S.E. Ajayi. 2009. Growth and yield performanceofAmaranthus cruentusinfluencedby
[UPOV] Union for the protection of new varieties. 2013. plantingdensityandpoultrymanureaplication.Not.
Cosmos.Geneva(CH):UPOV. Bot.Hort.Agrobot. Cluj.37:195-199. Van den Bergh, M.H. 1994. Cosmos caudatus Kunth. p. Manurung, G., A.D. Susila, J. Roshetko, M.C. Palada.
152-153. In J.S. Siemonsma Piluek, (Eds.). Plant 2008. Findings and challenges: can vegetables be
Resources of South-East Asia Vegetables. Prosea productive under tree shade management in West
Foundation.
Java?.SANREM-TMPEGSPublication8:2-17.
61
KemiripandanEvaluasiProduksi......