PERUSAHAAN DENGAN NILAI TAMBAH EKUITAS PASAR (KAJIAN EMPIRIS KETERKAITAN ANTARA PASAR PRODUK, PASAR VALAS, KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KINERJA SAHAM LQ 45 DI BEI PERIODE 2002-2006)

KETERKAITAN INFLASI, KURS DAN KINERJA FUNDAMENTAL

PERUSAHAAN DENGAN NILAI TAMBAH EKUITAS PASAR (KAJIAN EMPIRIS KETERKAITAN ANTARA PASAR PRODUK, PASAR VALAS, KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KINERJA SAHAM LQ 45 DI BEI PERIODE 2002-2006)

Sugiyanto, Sapto Jumono FE – Universitas INDONUSA Esa Unggul Jakarta FE – Universitas INDONUSA Esa Unggul Jakarta

Jl. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Yakarta 11510 sugiyanto@indonusa.ac.id

Abstract

The purpose of the researches is to know interdependency betwen financial market (money market an caiptal market ) and real sector from 2000 to 2006.Tthe data are monthly data from 14 firms wich are consistant at LQ 45 and analysis with multiple regression. The result are, from empirical data increasing of inflation rate and decreasing of rupiah kurs give a positive impact for the fundamental performance of emittens. It caused increasing of the emitten sales are bigger than inflation rate and rupiah kurs impact.

Keywords: Inflation, Exchange Rate, Price to Book Value, Net Profit Margin,Total Asset Turn Over, Financial Leverage Multiplier dan Current Ratio

Pendahuluan

operasi bank-bank negara dan memperkenalkan Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan

instrumen pengendalian moneter baru yang ber- sangat ditentukan oleh perkembangan dalam sektor

orientasi pasar, seperti paket Oktober 1987, paket keuangannya. Hal ini disebabkan karena sektor

Desember 1988 dan paket Maret 1989 yang kese- keuangan memegang peranan penting dalam men-

muanya diarahkan pada perbaikan kebijakan jalankan fungsi intermediasinya guna menjembatani

efisiensi sektor keuangan dan pengembangan pasar antara pihak yang kelebihan dana ( surplus unit)

modal. Di antaranya adalah melalui pembukaan dengan pihak yang membutuhkannya deficit unit).

hambatan arus modal masuk. Kemudian disusul Pembangunan dalam sektor keuangan melibatkan

dengan adanya regulasi baru yang diumumkan pada rencana dan implementasi dari kebijakan untuk

tanggal 14 Maret 1991, ditujukan untuk mem- mengintensifkan tingkat monetisasi perekonomian

perkuat basis permodalan bank-bank dan memper- melalui peningkatan akses terhadap institusi

ketat pengawasan terhadap lembaga-lembaga keuangan, transparansi dan efisiensi, serta men-

keuangan.

dorong peningkatan rate of return yang rasional. Selanjutnya sejak tahun 1999, sebagai Indonesia sebagai negara sedang berkem-

respon terhadap krisis keuangan yang terjadi pada bang memiliki karakter perekonomian yang tidak

tahun 1997-1998 maupun untuk memfasilitasi berbeda jauh dengan negara sedang berkembang

transisi sektor keuangan Indonesia untuk lebih lainnya. Tujuan pencapaian tingkat pertumbuhan

berkembang, maju, dan lebih terintegrasi dengan ekonomi yang tinggi dalam proses pemba-

lingkungan keuangan internasional, Indonesia telah ngunannya dihadapkan pada permasalahan dalam

mengimplementasikan reformasi sektor keuangan. keterbatasan modal untuk membiayai investasi

Reformasi sektor keuangan Indonesia dilaksanakan pembangunan. Berbagai upaya telah dilakukan

secara berkesinambungan untuk menciptakan sek- guna meningkatkan peran sektor keuangan dalam

tor keuangan yang kuat, terdiversifikasi, dalam, pembiayaan pembangunan secara mandiri dan

likuid serta mampu melakukan fungsi intermediasi tidak bergantung pada bantuan luar negeri.

secara efisien dan efektif yaitu mampu memobilisasi Di masa lalu upaya yang telah diambil oleh

tabungan yang diperoleh dimanapun dan dengan Indonesia adalah berkenaan dengan kebijaksanaan

besaran apapun serta menyalurkannya untuk men- di sektor keuangan dan moneter pada tahun 1980-

dukung investasi dan aktivitas produksi untuk men- an seperti; kebijaksanaan paket Juni 1983 yang

ciptakan pertumbuhan. Pasar keuangan yang makin mencakup pembebasan kredit dan pagu kredit bagi

berkembang akan memfasilitasi alokasi sumber daya

60

dan manajemen resiko secara lebih efisien dan lebih baik.

Hingga kini dapat diamati dan dirasakan bahwa sektor keuangan Indonesia pada tahun 2008 ini telah berkembang jauh lebih maju, lebih kompleks dan lebih terintegrasi. Perkembangan ini didorong oleh perkembangan teknologi informasi serta perubahan di sisi permintaan pelanggan. Teknologi informasi yang semakin maju tentunya juga makin memudahkan transaksi keuangan antar pihak. Sementara itu, didukung dengan teknologi informasi yang makin canggih, dan meningkatnya kecerdasan pelanggan dalam menggunakan jasa keuangan, telah mendorong pengguna jasa keua- ngan untuk lebih mengarah kepada ”one stop shopping” dimana pengguna jasa keuangan menginginkan suatu jasa keuangan yang memiliki fitur-fitur produk yang beragam dan mengako- modasi semaksimal mungkin segala kebutuhannya. Oleh karena itu, dalam memenuhi kebutuhan konsumen jasa keuangan serta meningkatkan akses jasa keuangan ke semua level masyarakat, lem- baga-lembaga kuangan baik perbankan maupun bukan perbankan (Lembaga Pembiayaan, Asuransi, Dana Pensiun maupun Sekuritas) terus melakukan inovasi terhadap proses bisnis jasa keuangan mau- pun produk keuangan melalui aktivitas cross-selling, cross holding dan universal banking. Aktivitas- aktivitas inovasi produk dan jasa keuangan yang merupakan suatu sinergi antara perbankan, lem- baga keuangan bukan bank dan pasar modal, telah membuat semakin dekat antara sub-sektor-sub- sektor keuangan ini dan bahkan menipiskan bata- san-batasan antar sub-sektor keuangan. Fenomena ini disebut juga sebagai integrasi jasa keuangan.

Tidak hanya di Indonesia, integrasi keua- ngan ini memang marak terjadi akhir-akhir ini di negara-negara berkembang seperti negara-negara ASEAN, Afrika maupun Amerika Latin. Integrasi keuangan yang terjadi bahkan tidak hanya antar subsektor dalam sektor keuangan, namun juga telah terjadi integrasi secara internasional. Integrasi keuangan akan semakin meningkatkan diversifikasi, kecanggihan, kedalaman sistem keuangan, mem- perbaiki kemampuan sistem keuangan untuk menyerap goncangan diversifikasi serta membe- rikan keuntungan para pengguna jasa keuangan baik berupa peningkatan kemudahan untuk meng- akses jasa keuangan maupun penerimaan imbal hasil yang lebih baik. Namun di sisi lain, juga meningkatkan potensi resiko maupun penyeba- rannya baik resiko secara produk dan jasa keua- ngan individual maupun resiko sistemik yang besar.

Sistem keuangan Indonesia merupakan bagian dari suatu sistem keuangan global terdiri dari unit-unit lembaga keuangan baik institusi

perbankan maupun lembaga keuangan bukan bank serta pasar yang saling berinteraksi secara kom- pleks dengan tujuan memobilisasi dana untuk inves- tasi dan menyediakan fasilitas sistem pembayaran dan settlement untuk pembiayaan aktivitas komer- sial bagi sektor riil ( output market). Dalam ekonomi pasar (termasuk di Indonesia), alokasi sumber daya ekonomi merupakan hasil dari berbagai keputusan swasta. Pasar dalam perekonomian dapat dibagi dalam berbagai jenis, seperti pasar barang dan jasa ( product market) dengan inflasi sebagai indika- tornya, dan pasar faktor-faktor produksi (tenaga kerja dan modal), yang dinamakan factor market.

Pasar keuangan ( financial market) yang merupakan satu bagian dari pasar faktor produksi dengan fokus kegiatan untuk mempertemukan sur- plus unit dan defisit unit, dapat digolongkan ke dalam pasar uang domestik( money market) dengan suku bunga ( rate of interest) sebagai indikatornya, pasar valas ( Forex money market) dengan kurs ( exchange rate) sebagai indikatornya dan pasar modal ( capital market) dengan harga sekuritas dan tingkat pengembalian ( rate of return) sebagai indikatornya.

Pasar keuangan yang berkembang dengan baik dianggap sebagai prasyarat penting dalam upa- ya mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa ter- dapat hubungan kausal dua arah antara sistem keuangan yang berfungsi secara baik dan berkem- bang secara positif dengan pertumbuhan ekonomi suatu Negara.

Secara normal keterkaitan antara pasar produk dan pasar keuangan (pasar modal dan pasar uang) mempunyai hubungan positip, artinya jika pasar output meningkat maka pasar modal dan pasar uang juga ikut meningkat, hal ini ditunjukan dengan inflasi yang rendah, suku bunga relatip stabil (menurun), indikator kinerja perusahaan juga membaik. Sebagai reaksi positip pasar modal menunjukkan peningkatan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang disebabkan peningkatan harga-harga sekuritas sebagai instrumen yang diperjual belikan. Sebaliknya jika inflasi yang meningkat, suku bunga tidak stabil (naik), indikator kinerja perusahaan juga menurun maka sebagai reaksi positip pasar modal menunjukan penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang dise- babkan penurunan harga-harga sekuritas karena aksi jual lebih besar dari aksi beli.sebagai bentuk menurunnya kepercayaan atas pada kinerja eko- nomi secara makro. Bagaimana konsisi di Indonesia selama periode 2002-2006?

Tinjauan Teori

Secara ekonomi ada keterkaitan antara dan W.J.Fabrycky (2001) mengatakan bahwa inflasi pasar produk dengan pasar input dimana di

dan deflasi adalah keadaan yang menggambarkan dalamnya terdapat pasar keuangan (pasar uang,

harga dalam sebuah pasar valas dan pasar modal). Pasar keuangan yang

merupakan turunan ( derivatif) dari pasar produk, terdapat hubungan yang searah, artinya jika pasar

Kinerja Fundamental Emiten

produk melemah (inflasi naik), pasar uang ikut

Current Ratio/Rasio Lancar

melemah dengan indikasi peningkatan suku bunga, Rasio lancar adalah rasio yang mengukur dan nilai tukar mata uang domestik melemah,

kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka imbasnya kinerja perusahaan domestik memburuk

pendekya (jatuh tempo kurang dari satu tahu) yang ditunjukan oleh penurunan harga sahamnya di

dengan menggunakan aktiva lancar. Rasio lancar bursa efek dan sebaliknya.

adalah angka rasio atau nisbah yang diperoleh dengan jalan membagi aktiva lancar dengan kewa-

Price Book Value (PBV)

jiban lancar. (J. Fred Wetson & Eugene F. Brigham, Price to book value ratio adalah indikator

2005) Karena rasio lancar merupakan satu – dari sebera besar pasar saham menghargai nilai

satunya indikator terbaik yang menunjukkan sejauh buku saham emiten, indikator yang digunakan rasio

mana kewajiban lancar dapat dipenuhi dengan perbandingan antara harga pasar saham (stock

aktiva lancar, maka rasio ini paling digunakan seba- price) dan nilai buku per saham atau book value per

gai ukuran dari solvensi jangka pendek. Alasanya share. Andy Porman Tambunan (2007) Rasio ini

adalah karena rasio tersebut menunjukkan seberapa untuk mengetahui seberapa besar harga pasar

besar aktiva yang dapat dikonversi menjadi kas saham per lembar dibandingkan dengan nilai buku

pada saat kewajiban lancar jatuh tempo. sahamnya, semakin besar rasio ini menunjukkan

Rumus yang digunakan adalah : perusahaan semakin dipercaya dan pasar juga yakin

Aktiva lancar akan prospek perusahaan di masa depan, artinya

Rasio lancar =

nilai perusahaan menjadi lebih tinggi. Sutrisno Hutang lancar (2007). Rasio ini dapat melihat apakah harga suatu saham overvalue atau undervalue, karena rasio ini

Equity Multiplier (financial laverage)

membandingkan harga pasar dengan nilai bukunya Equity multiplier ini adalah salah satu dari yang dapat dijadikan salah satu acuan oleh investor

rasio financial leverage yang mengukur seberapa dalam melakukan keputusan untuk membeli sebuah

besar modal yang berasal dari hutang atau pinja- saham. Untuk menghitung rasio ini digunakan

man, rasio ini biasa disebut pengungkit/ penggan- rumus, sebagai berikut:

daan ( multiplier) ekuitas dimana akan meningkatkan profitabilitas sebuah perusahaan dengan mening-

Harga pasar saham per saham katnya jumlah pinjaman atau hutang tentunya P/BV =

hanya pada batas kewajarannya. Nilai buku per saham

Total assets divided by common stock- holder's equity. This is a measure of leverage.The

Kurs ( Exchange Rate)

higher the ratio is, the more the company is relying Aktivitas pasar valas dapat dicermati

on debt to finance its asset base. Irham Rahmi dengan nilai kursnya. Kurs adalah nilai tukar mata

(2004). Rumus yang digunakan, adalah: uang antar negara yang biasa juga disebut valuta asing yang dapat didefinisikan sebagai mata uang

Total Asset yang dikeluarkan dan digunakan sebagai alat

Debt to Equity Ratio =

pembayaran yang sah di negara lain. Secara luas Equity Valuta Asing dapat juga diartikan sebagai seluruh

Atau,

kewajiban terhadap mata uang asing yang bisa

dibayar diluar negeri, baik berupa simpanan pada bank luar negeri maupun kewajiban dalam mata

1 – ( Total hutang / Total Aktiva ) uang asing. (Sutrisno, 2007)

Total Asset Turn Over (TATO) Inflasi

Merupakan rasio pengelolaan aktiva yang Menurut Yuswar Zainul Basri dan Mulyadi

terakhir, mengukur perputaran atau pemanfaatan, Subri (2003) mengatakan inflasi adalah suatu kea-

dari semua aktiva perusahaan. Rasio ini dihitung daan nilai uang menurun secara terbuka, akibat

dengan jalan membagi penjualan dengan total kenaikan harga – harga barang. Gerald J. Thuesen

aktiva. Perputaran aktiva atau asset turnover

capital Market Directory, Statistik Pasar Modal Semakin besar perputaran aktiva semakin efektif

menghasilkan

revenue (pendapatan).

Ekonimi Keuangan perusahaan mengelola aktivanya. The asset

Indonesia,

Statistik

Indonesia, bank Indonesia,dan laporan-laporan turnover ratio is a measure of how effectively a

ekonomi keuangan dari seluruh instansi terkait. company converts its assets into revenue (sales).

2. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan april 2007 sampai dengan oktober 2007.

Rumus yang digunakan, yaitu : Penjualan

Jenis dan Sumber Data

TATO =

1. Jenis Data, yang digunakan adalah data Total aktiva

kuantitatif, yaitu financial highlight/laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari faktor –

faktor fundamentalnya (rasio keuangan), juga

Profit Margin

faktor makro ekonomi.

2. Sumber Data, yang digunakan adalah data mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba

Merupakan rasio yang menghitung sejauh

sekunder yang diperoleh dalam bentuk sudah bersih pada tingkat penjualan tertentu.Profit margin

jadi dan diolah oleh pihak lain. Diambil melalui: adalah rasio yang mengukur laba dari setiap rupiah

Prospektus, JSX Statistik, Situs BI www.bi.go.id atau dolar penjualan; rasio ini dihitung dengan

www.e-bursa.com . Periode laporan membagi laba bersih setelah pajak dengan pen-

dan

keuangannya dari tahun 2002 sampai 2006 dan jualan. (J. Fred Wetson & Eugene F. Brigham,

perusahaan yang tergabung di kategori LQ – 2005)

Rasio ini bisa di interpretasikan sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya – biaya

Populasi dan Sampel

(ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode Dalam penelitian ini, populasi yang diambil tertentu. Untuk menghitungnya mengunakan rumus

adalah perusahaan perusahaan yang masih tercatat berikut :

di Bursa Efek Jakarta pada saham LQ – 45 dari Laba bersih

tahun 2002 sampai 2006 yang berjumlah 65 emiten, Profit Margin =

sampel yang diambil adalah 14 perusahaan sedang- Penjualan

kan pemilihan sampel dengan metode adjugment purposive sampling. Pertimbangan pemilihan sampel

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang

tersebut antara lain :

dilakukan oleh Johny Barista Simanjuntak, tesis S2

1. Karena saham-saham perusahaan dalam LQ – Universitas Indonusa Esa Unggul dengan judul

45 Non Bank yang merupakan saham dengan Analisis Faktor Yang Mempengaruhi PBV saham

nilai pasar tinggi, sehingga memberikan pada Perusahaan Asuransi Di BEJ tahun 1994-2003,

gambaran kinerja yang baik di perusahaan. Temuan penelitian menyatakan bahwa dengan

2. konsisten terdaftar di indeks LQ – 45 selama

variabel X 1 (ROE), X 2 (DPR), X 3 (EGR) dan PBV

periode 2002 – 2006.

sebagai variabel dependen, ternyata hanya DPR

3. Memiliki data keuangan yang lengkap / financial yang paling dominan mempengaruhi PBV, dan

highlight.

adjusted R 2 41.60% menjelaskan PBV. Periset

berikutnya adalah INGE SUSAN FATIMAH LUBIS, S1 Daftar emiten yang terpilh sebagai sampel yaitu: Universitas Indonusa Esa Unggul, dengan judul

1. Astra Argo Lestari Tbk (AALI) Analisis kinerja perusahaan terhadap PBV peru-

2. Aneka Tambang Tbk (ANTM) sahaan yang mengeluarkan warrant di BEJ periode

3. Asrta Internasional Tbk (ASII)

2002 – 2006, dengan variabel X 1 (DER), X 2 (ROA),

4. Gudang Garam Tbk (GGRM)

X 3 (ROE), X 4 (EPS), X 5 (PER) sebagai variabel bebas

5. Gajah Tungal Tbk (GJTL)

yang mempengaruhi PBV, ternyata hanya PER

6. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) (0.745) yang signifikan mempengaruhi PBV,

7. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) adjusted R 2 sebesar 56.20%

8. Indonesia Satellite Corp Tbk (ISAT)

9. Kalbe Farma Tbk (KLBF)

Metode Penelitian

10. Telekomuinikasi Indonesia Tbk (TLKM)

Waktu Penelitian

11. Ramayana Lestari sentosa Tbk (RALS)

1. Penelitian ini merupakan studi pustaka dengan

12. Tambang Timah Tbk (TINS) cara mengkaji data sekunder dari berbagai

13. United Tractor Tbk (UNTR) tempat seperti Pusat Referensi Pasar Modal

14. Unilever Indonesia Tbk (UNVR)

Definisi Operasional Variabel Metode Pengumpulan Data

Definisi, Operasional dan Pengukuran Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,

Variabel Penelitian adalah sebagai berikut:

diperoleh dengan cara mengumpulkannya melalui No

Variabel

Konsep variabel

Indikator Pengukuran

studi pustaka yang didapat melalui membaca buku- 1. Rasio Pasar Untuk mengukur kewajaran Price to

Harga pasar

buku, Koran-koran, majalah-majalah yang berhubu-

harga saham

Book saham per

ngan dengan penelitian ini, serta informasi tertulis

overvalue/undervalue

Value saham dibagi nilai buku per

yang diperoleh melalui PPRM BEJ, JSX Statistic,

saham

SEKI, ICMD dan juga situs internet diantaranya 2. Likuiditas

mengukur kemampuan

Current Aktiva lancar di

www.jsx.co.id, bagi hutang www.bi.go.id, dan www.e-

perusahaan memenuhi

ratio

utang jangka pendeknya

lancar

bursa.com.

(jatuh tempo kurang dari

satu tahu) dengan

menggunakan aktiva

Metode Analisis Data

lancar. 3. Profitabilitas Untuk menghitung sejauh

Uji Kelayakan data, meliputi Net income

Profit

mana kemampuan

Margin dibagi

a. Uji Kualitas Data (Normalitas data)

perusahaan menghasilkan

penjualan

b. Uji Asumsi Klasik

laba bersih pada tingkat penjualan tertentu

1) Uji Asumsi Multikolinieritas

2) Uji Asumsi Heteroskedastisitas Sales dibagi

4. Efisiensi

ukuran efektivitas

Turn Over

penggunaan

pemanfaatan aktiva dalam

Asset total aktiva

3). Uji Asumsi Autokorelasi

Asset

menghasilkan penjualan

Model persamaan Regresi:

5. Leverage

Mengukur tingkat pinjaman

Financial Total aktiva

Y=a+b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 +b 4 X 4 +b 5 X 5 +b 6 X 6 +

atau hutang

Leverage dibagi Total

b 7 X 7 +μ

Multiplierl Equity

6. Pasar Valas

Nilai tukar valuta asing

Apresiasi/ (Kurs t+1 –Kurs

Exchange Rate (Kurs)

Depresiasi t )/ Kurs t

Dimana: Rupiah Y

: Price to Book Value 7. Pasar

keadaan yang

Producer (IHK t+1-IHK

Barang

menggambarkan

Price t)/IHKt

a : Nilai konstanta

perubahan tingkat harga

Indeks IHK= Indeks

b 1 –b 7 : Nilai beta variabel independent

dalam sebuah

dan Harga

X Konsumen

1 : Current Ratio

perekonomian

Consumer

price antara

X 2 : Profit Margin

indeks permintaan

X 3 : Total Asset Turn Over

X 4 : Equity multiplier

Pembahasan

X 5 : Kurs Perkembangan Inflasi, Kurs dan Kinerja

Inflasi Keuangan Preusan 2002-2005

μ : Faktor pengganggu

external makro perusahaan dalam pada penelitian hanya disajikan

Sebagai

Variabel

Uji Hipotesis

inflasi dan

kurs. Inflasi

dihitung dengan

a. Uji – t ( t – test ) menggunakan Indeks harga konsumen ( Costumer Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk

Price Indeks), sedangkan nilai tukar mata uang mengetahui apakah terdapat pengaruh antara

(kurs) dihitung berdasarkan nilai tukar Rupiah variabel bebas secara parsial terhadap variabel

terhadap Dollar. Kinerja keuangan perusahaan terikat. Uji – t dilakukan dengan memban-

ditinjau dari Variabel Return On Equity yang dingkan nilai signifikan ( P – value ) dengan

bedasarkan metode Du Pont yang dipecah menjadi taraf signifikan 5 %. Apabila P – value lebih

Net Profit Margin (NPM), Total assets Turn Over besar dari 5 %, maka Ha ditolak dan apabila P

(TATO), Financial Leverage Multiplier (FLM) dan – value lebih kecil dari 5 %, maka Ha diterima.

Current Ratio sebagiai variabel likuditas

b. Uji – F ( F – test )

Pengujian hipotesis ini, dilakukan untuk menge-

Variabel Makro (Eksternal Perusahaan)

tahui apakah terdapat pengaruh antara variabel

a. Inflasi

bebas secara bersama-sama terhadap variabel Kinerja kondisi ekonomi di pasar produk dapat terikat. Uji – F dilakukan dengan mem-

ditinjau dari perkembangan inflasinya. Dalam bandingkan nilai signifikan ( P – value ) dengan

hal ini Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan taraf signifikan 5 %. Apabila P – value lebih

harga-harga secara umum atau penurunan nilai besar dari 5 %, maka Ha ditolak dan apabila P

mata uang, yakni kenaikan harga-harga barang – value lebih kecil dari 5 %, maka Ha diterima.

dan jasa di Indonesia atau penurunan daya beli rupiah terhadap barang dan jasa. Data inflasi

dari SEKI (Statistik Ekonomi Keuangan Indonesi,

BI) dapat terlihat pada gambar grafik dibawah ini.

PERKEMBANGAN INFLASI INDONESIA

Sumber : Data Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, BI, yang diolah

Ditinjau dari arah tren perkembangannya, infla- run. Sebagai akibatnya gudang-gudang peru- si di Indonesia kurun waktu 2002-2006, lihat

sahaan penuh, produksi menurun, dan pada dari arah kanan ke kiri, cenderung naik, hal ini

akhirnya dimungkinkan pengangguran faktor mengindikasikan bahwa terdapat kenaikan

produksi naik, terutama penganggguran tenaga harga-harga-harga barang dan jasa dari 8,08%

kerja langsung.

meningkat menjadi 13,3%, meskipun terjadi

b. Kurs ( Exchange Rate)

penurunan pada tahun 2004 sebesar 6.06%, Kurs dengan apresiasi dan depresiasinya yang tetapi secara keseluruhan inflasi mempunyai

terjadi di pasar valas dapat berpengaruh ter- tren yang naik. Artinya perkembangan ekonomi

hadap pasar lainnya. Dalam hal ini pasar valas makro di pasar output tengah mengalami gang-

diproksikan dengan kenaikan/penurunan harga guan dengan pertumbuhan produksi di satu

Dollar ($) terhadap nilai Rupiah (Rp). Data kurs pihak dan menurunnya pendapatan riil masya-

diperoleh dari SEKI (Statistik Ekonomi Keuangan rakat dilain pihak. Dengan perkataan lain daya

Indonesi, BI) dapat jelas terlihat pada gambar serap pasar terhadap barang jasa melemah

grafik di bawah ini.

karena faktor daya beli masyarakat yang menu-

PERKEMBANGAN KURS Rp/$ INDONESIA

rs 9141.25

ku 8800.00

Sumber : Data Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, BI, yang diolah.

Ditinjau dari arah tren perkembangannya, kurs dilakukan selama periode tersebut. Ditinjau dari di Indonesia kurun waktu 2002-2006, lihat dari

investor pasar valas lebih dapat memberikan arah kanan ke kiri, cenderung fluktuatip ber-

keuntungan yang lumayan bagi investor valas kisar antara Rp9500- Rp8700, per 1$. Sebuah

(forex) karena volatilitas cukup tajam, sehingga fluktuasi yang cukup tajam, meski upaya

return yang diperoleh cukup menarik. Dilain stabilisasi Rupiah oleh bank Indonesia telah

pihak dapat membahayakan perekonomian jika

fundamental meliputi aspek Likuditas Perusahaan ( Current Ratio), Profitabilitas (Net Profit Magin),

Kinerja Fundamental Emiten

Aktivitas Perputaran Assets ( Total Assets Turn Kinerja emiten yang tergabung pada LQ 45

Over), Leverage (Financial Leveage Multiplier) dan di BEI selama kurun waktu 2002-2006 yang terpilih

Rasio Pasar ( Price to Book Value). sebagai sampel berdasarkan kelengkapan data da-

lam penelitian terdapat 14 emiten sebagai sampel.

Perkembangan Likuditas ( Current Ratio)

Adapun nama emiten sampel adalah 1. Astra Argo Likuditas ( Current Ratio) emiten yang dihi- Lestari Tbk (AALI); 2. Aneka Tambang Tbk (ANTM);

tung dengan cara membagi Aktiva lancar dengan

3. Astra Internasional Tbk (ASII); 4. Gudang Garam Utang lancar yang digunakan sebagai proksi dalam Tbk (GGRM); 5. Gajah Tungal Tbk (GJTL)

hal ini merupakan pencerminan kemampuan peru-

6. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF); sahaan untuk membayar seluruh kewajiban jangka

7. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP); pendeknya. Jika rasio menunjukan angka lebih be-

8. Indonesia Satellite Corp Tbk (ISAT) ; 9. Kalbe sar satu berarti likuid, kondisi keuangan perusahaan Farma Tbk (KLBF) ; 10. Telekomuinikasi Indonesia

cukup mampu membayar seluruh utang yang akan Tbk (TLKM) ; 11. Ramayana Lestari sentosa Tbk

jatuh tempo kurang dari satu tahun. Implisit, (RALS) ; 12.Tambang Timah Tbk (TINS); 13. United

kegiatan pembiayaan produksi dan penjualan akan Tractor Tbk (UNTR) dan 14. Unilever Indonesia Tbk

berjalan dengan lancar selama satu tahun ke depan.

Current ratio rata2 (14 emiten)

Sumber: Data Indonesian Capital Market Directory yang diolah

Dari garfik di atas, jelas terlihat selama kurun waktu

Profitabilitas ( Net Profit Magin)

2002-2006 rata-rata emiten terlihat likuid. Angka likuditas berfluktuasi berkisar 1.7- 2.0 .Kondisi ini

Profitabilitas ( Net Profit Magin) emiten yang dihi- menunjukan bahwa secara umum kesehatan keua-

tung dengan cara membagi laba bersih dengan pen- ngan dalam jangka pendek bagus, kegiatan pem-

jualan per tahun adalah pencerminan seberapa be- biayaan produksi dan penjualan berjalan baik.

sar persentase kandungan laba bersih yang terdapat dalam setiap satu rupiah penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik, karena terjadi persentage kenaikan penjualan yang lebih besar dari kenaikan persentase beban biaya yang ditanggung peru- sahaan dalam satu tahun.

PM rata2 (14emiten)

Sumber: Data Indonesian Capital Market Directory yang diolah

Dari grafik terlihat profitabilitas emiten secara Aktivitas Perputaran Assets ( Total Assets Turn rata-rata positip berkisar 16% - 11%., arah tren

Over) emiten yang dihitung dengan cara mem- cenderung turun, artinya pencapaian profita-

bagi Penjualan bersih dengan Total asset, bilitas menurun, karena secara umum persen-

digunakan untuk mencerminkan efisiensi peng- tase kenaikan beban lebih besar dari persen-

gunaan dana. Semakin besar rasio ini semakin tase kenaikan penjualan.

cepat putaran dana yang tertanam, karena terjadi kenaikan percentasem penjualan yang

Aktivitas Perputaran Assets ( lebih besar dari kenaikan persentase asset yang Total Assets

tertanam dalam perusahaan.

Turn Over)

Tato rata2 (14 emiten)

Sumber: Data Indonesian Capital Market Directory yang diolah

Dari grafik terlihat putaran asset emiten secara dihitung dengan cara membagi Total asset dengan rata-rata berkisar 97% - 113%., arah tren cende-

Total Ekuitas, untuk mencerminkan efisiensi rung naik, artinya pencapaian efisiensi pengguna-an

penggunaan utang. Semakin besar rasio ini semakin dana naik,karena secara umum persentase kenai-

baik penggunaan utang yang tertanam, karena kan penjualan lebih besar dari persentase kenaikan

terjadi kenaikan percentage assets yang lebih besar asset.

dari kenaikan persentase ekuitas yang tertanam dalam perusahaan, artinya efisiensi penggunaan

Leverage ( Financial Leverage Multiplier)

utang lebih mendominasi dalam pendanaan Leverage ( Financial Leveage Multiplier) emiten yang

( financing)

FLM rata2 (14 emiten)

Sumber : Data Indonesian Capital Market Directory yang diolah.

Dari grafik terlihat FLM emiten secara rata-rata yang dihitung dengan cara membagi Harga pasar berkisar 210% - 449%, arah tren cenderung

Penutupan ( Close Price) per saham dengan nilai turun, artinya persentase penggunaan utang

saham adalah untuk naik, asset perusahaan lebih di dominasi oleh

mencerminkan berapa kali pasar menghargai saham utang dari pada saham (modal sendiri). Hal ini

dari nilai bukunya. Semakin besar rasio ini semakin merupakan sinyal negatip jika biaya bunga

tinggi nilai tambah ekuitas saham. Yang berarti yanmg ditanggung tidak dapat ditutup oleh laba

kredibiltas emiten meningkat. Jika rasio menunjukan yang diperoleh. Penurunan juga mengindika-

angka lebih besar satu berarti terdapat nilai tambah sikan ada persentase kenaikan asset yang lebih

yang positip, karena pasar mengahargai lebih besar besar dari persentase kenaikan total ekuitas

dari nilai buku atas ekuitas sahamnya. Sebaliknya saham.

jika angka kurang dari satu berarti tidak terdapat nilai tambah, nilai tambah negatip, karena pasar

Rasio Pasar ( Price to Book Value)

mengahrgai lebih kecil dari nilai buku atas ekuitas Rasio Pasar ( Price to Book Value) emiten

sahamnya.

PBV Average (14 emiten)

Sumber: Data Indonesian Capital Market Directory yang diolah

Dari grafik terlihat nilai tambah ekuitas saham atas menguat sementara kinerja emiten ditinjau dari nilai bukunya positip, berarti penghargaan pada

profitabiltas cenderung turun, perputaran assets nilai saham diatas nilai bukunya. Arah tren

naik, leverage turun dan likuditas stabil naik kecil cederung naik, artinya terjadi persentase kenaikan

tetapi investor di pasar modal menilai saham harga pasar saham yang lebih besar dari persentase

cenderung meningkat diatas nilai buku sahamnya ini kenaikan nilai buku saham. Sesuatu hal yang

berarti ada penilaian positip terhadap pasar modal menarik untuk dicermati dari analisis deskriptif

terutama terhadap saham-saham yang tergabung diatas adalah inflasi naik, rupiah melemah/dollar

dalam LQ 45 di BEI.

Kerterkaitan antara inflasi, kurs kinerja

Current ratio (CR), Net Profit Margin (NPM), Total

fundamental emiten dengan nilai tambah

Asset Turn Over (TATO) dan Financial Leverage

ekuitas pasar saham

Multiplier sedangkan pasar modal diproksikan oleh Pasar valuta asing ( Forex Market), Pasar

harga saham yang diperbandingkan dengan nilai Produk ( Output Market) dan Pasar Modal (Capital

bukunya ( Price to Book Value) yang merupakan ada Market) mempunyai keterkaitan (Interdepedensi)

tidaknya nilai tambah ekuitas pasar). antara satu dengan yang lainnya. Untuk meng-

Untuk megetahui pengaruh pasar produk, interpretasikan keterkaitan hubungan antar pasar

pasar valas dan kinerja perusahaan emiten terhadap tersebut dalam penelitian ini digunakan data inflasi

pasar modal digunakan alat analisis regresi liner sebagai proksi dari pasar produk. Apresisiasi dan

berganda, dengan alat bantu olah data program depresiasi kurs Rp/$ sebagai proksi dari pasar

SPSS. Jika diringkas dan dibuat persamaan nampak valuta asing. Kinerja emiten diproksikan dengan

sebagai berikut:

PBV=

a0 +b1 CR +b2 PM

+b3TATO

+b3 FLM

+b4 inf +b5 KURS

PBV=

12.877 - 0.482CR + 7.759NPM +4.019 TATO - 0.359 FLM +0.349in - 0.002KURS f Sig

TS RSquare =

Sumber Data : data sekunder yang diolah

Dari persamaan di atas secara rinci kerkaitan dalam terhadap veariabel terikat. Interpretasi secara verbal arti pengaruh dari masing-masing vaeiabel bebas

sebagai berikut:

Koefisien

Intepretasi

Constanta = 12.877 Apabila Current ratio = 0, Profit margin = 0, TATO = 0, Equity multiplier = 0, Kurs = 0 dan Inflasi = 0, maka nilai Price to Book Value akan sebesar 12.877 dengan asumsi Ceteris Paribus, tetapi tidak signifikan (TS). Current ratio (CR)= - 0.482

Apabila current ratio dinaikan sebesar satu satuan, maka nilai PBV akan turun sebesar 0.482 dengan asumsi Ceteris Paribus dan tanpa melihat signifikannya atau tidak, tetapi tidak signifikan (TS)

Net Profit Margin (NPM) = Apabila Profit Margin dinaikkan sebesar satu satuan, maka nilai PBV akan 17.759

naik sebesar 17.759 dengan asumsi Ceteris Paribus, signifikan (S). Total aset Turn Over (TATO) = : Apabila TATO dinaikkan sebesar satu satuan, maka nilai PBV akan naik 4.019

sebesar 4.019 dengan asumsi Ceteris Paribus, signifikan Financial Leverage multiplier

: Apabila Equity multiplier dinaikkan sebesar satu satuan, maka nilai PBV (FLM) = - 0.359

akan turun sebesar 0.359 dengan asumsi Ceteris Paribus, signifikan (S). Kurs = - 0.002

: Apabila Kurs dinaikkan sebesar satu satuan, maka nilai PBV akan turun sebesar 0.002 dengan asumsi Ceteris Paribus, signifikan (S) Inflasi = 0.349

: Apabila Inflasi dinaikkan sebesar satu satuan, maka nilai PBV akan naik sebesar 0.349 dengan asumsi Ceteris Paribus, signifikan(S) R square = 0.568

: Variabel bebas secara simultan berperan sebesar 56.8 % dalam

menerangkan PBV

F test (sig) = 0.000

: Model linier

Sumber: Hasil Olahan Data

Dari uraian diatas jelas terlihat bahwa inflasi, kurs Fenomena yang menarik disini yang per- dan kinerja fundamental (CR,NPM,TATO) secara

tama adalah inflasi berpengaruh positip dan simultan berhungan linier terhadap PBV. Seluruh

signifikan terhadap PBV, ini berarti kenaikan harga- variable bebas dalam pengamatan berpengaruh

harga di pasar produk ternyata dapat mendongkrak 56.8% sedangkan sisanya dipengruhi variable

kenaikan harga saham yang lebih besar dari nilai diluar variable penelitian yang diamati. Hanya kons-

buku saham itu sendiri, sehingga nilai tambah tanta dan CR saja yang tidak signikan berperan

ekuitas saham menjadi naik. Mengapa terjadi dalam mempengaruhi PBV. Sementara variable

demikian, hal ini disebabkan perusahaan perusa- lainnya seperti inflasi,kurs NPM, TATO dan FLM ber-

haan emiten yang dijadikan sampel pada pasar peran secara signifikan dalam mempengaruhi PBV.

saham LQ 45 sebagian besar mempunyai kekuatan

meningkat, mempunyai efek negatip terhadap pro- untuk tetap meyakinkan konsumen. Alhasil meski

duktivitas modal saham, Terdapat reaksi negatip harga-harga naik konsumen tetap h mengkonsumsi

terhadap harga saham di pasar modal. Para penge- produk emiten, Ditambah lagi hampir seluruh

lola perusahaan perlu menempuh langkah-langkah emiten sampel terpilih mempunyai produk-produk

strategis dalam pengelolaan struktur finansial/ strategis. Contoh : ASII dengan produk-produk

modalnya. Tujuannya agar terjadi perimbangan otomotipnya, INDF dengan mie yang sudah Sangat

yang optimal antara utang dan saham dalam disukai masyarakat, ANTM dengan produk-produk

perusahaan,sehingga beban bunga utang tidak tambangnya dengan kenaikan harga dipasar

terlalu menggerus laba perusahaan. Pengurangan Kedua, kurs Dollar terhadap rupiah (Rp/$)

porsi utang dalam aktiva perlu dilakukan untuk yang masih relatip tinggi dan berfluktuatif sekitar

memperkecil resiko finansial.

Rp 8700-Rp9400 berpengaruh negatip signifikan terhadap PBV, ada pengaruh negatip antara pasar valas terhadap pasar saham, sehingga jika pasar

Kesimpulan

valas dibenahi dengan lebih baik dengan harapan

2002-2006, terdapat Rupiah lebih menguat terhadap valas, maka kondisi

Selama

periode

keterkaitan antara pasar modal dengan dengan pasar saham akan menjadi lebih baik, karena

pasar produk, pasar valas dan kinerja fundamental investor dapat beralih dari menginvestasikan valas

emiten.Hal ini dapat terlihat dari nilai R square menuju pasar saham yang akan memberikan lebih.

sebesar 56.8%. Bila ditinjau secara parsial PBV Tapi yang perlu diingat bahwa kisaran kurs Rp/$

dipengaruhi secara signifikan oleh inflasi, (positip); adalah cukup tinggi, mengapa mampu menggoyang

kurs (negatip); NPM (positip), TATO (positip) FLM pasar saham, hal ini berarti diperlukan perhatian

(negatip). AspekLikuditas (CR) tidak berpengaruh khusus bagi para investor terutama dalam mencer-

secara signifikan terhadap PBV. mati gejolak kurs di pasar valas secara umum. Ketiga, kinerja perusahaan emiten sebagai aspek fundamental bagi para investor juga meru-

Daftar Pustaka

pakan bahan pertimbangan yang signifikan untuk ..............., Anual Rerport, “Statistik Pasar Modal menjual, menyimpan atau membeli saham emiten

Indonesia ”, BAPEPAM, tahun 2002-2007. di pasar modal. Kinerja yang bagus dan meningkat

akan besar kecilnya kenaikan harga saham. Hal ini ..............., Anual Rerport “Statisitik Ekonomi ditunjukan oleh gejolak kenaikan harga sahamnya.

Keuangan Indonesia (SEKI) ”, BI, 2002- Dari analisis regresi menunujukan bahwa, pada

2007.

aspek likuiditas, CR berpengaruh negatip meski- pun secara statistik tidak berpengaruh secara

..............., Anual Rerport Indonesian Capital market signifikan terhadap PBV. Tetapi hal ini bukan berarti

Directory (ICMD), 2002-2007 likuditas tidak berarti terhadap jalannya operasi

perusahaan seharí-hari, aspek likuditas tetap harus Andy Porman Tambunan, “Menilai Harga Wajar mendapat perhatian karena overlikuid maupun

Saham (Stock Valuation) ”, cetakan kedua, under likuid dapat mempengaruhi produktivitas

PT Elex Media Komputindo Kelompok asset/modal secara keseluruhan.

Gramedia, Jakarta, 2007. Pada aspek profitabilitas dan aspek

aktivitas yang diproksikan oleh NPM dan TATO Antyo Pracoyo dan Tri Kunawangsih Pracoyo, mempunyai pengaruh positip sigifikan terhadap

“Aspek Dasar Ekonomi Makro di I ndonesia”, PBV, ini berarti investor di pasar modal mempunyai

PT. Gramedia perhatian yang cukup serius terhadap perolehan

cetakan

pertama,

Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2005. laba dan efisiensi perputaran penggunaan dana

perusahaan emiten. Jika penjualan ditingkatkan, Heli Charisma Berlianta, “Mengenal Valuta A sing”, biaya-biaya produksi dan operasi, peningkatan

cetakan ketiga, Gadjah Mada University pemakaian aktiva lebih efisien, maka pasar saham

Press, Yogyakarta, 2006. akan merespon positip dengan meningkatnya harga

saham diatas peningkatan nilai nlai buku sahamnya. J. Fred Wetson and Eugene F. Brigham, “Dasar – Aspek leverage,yang diproksikan oleh FLM,

Dasar Manajemen K euangan”, Jilid 1, ternyata FLM berpengaruh negatip dan signifikan

penerbit Earlangga, Jakarta, 2005 terhadap PBV, ini berarti penurunan FLM dibarengi

oleh kenaikan PBV. Jadi adanya penurunan FLM Mamduh M. Hanafi, “Manajemen Keuangan”, BPFE-

67

Yogyakarta, 2004. Mohamad Samsul, “Pasar Modal & Manajemen

Portofolio ”, penerbit Earlangga, Surabaya, 2006.

Nachrowi D Nachrowi dan Harsius Usman, “Pendekatan

EKONOMETRIKA Untuk Analisis Ekonomi dan

Universitas Indonesia, Jakarta, 2006. Sutrisno, “Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan

Aplikasi ”, cetakan kelima, Ekonisia kampus fakultas ekonomi UII, Yogyakarta, 2007.

Tri Kunawangsih Pracoyo dan Antyo Pracoyo, “Aspek Dasar Ekonomi Makro di Indonesia”,

cetakan pertama, penerbit PT.Gramedia Widiasarana indonesia, Jakarta, 2005.

Lampiran 1 : Data Pergerakan Inflasi 2002 - 2006

Bulan

Inflasi %

Sumber : Bank Indonesia

Lampiran 2: Data Pergerakan Kurs Rp/$ 2002 - 2006

Kurs Rp/$

Sumber : Bank Indonesia

Lampiran 3 :Nilai Current Ratio pada saham - saham LQ 45 pada tahun 2006, 2005, 2004, 2003 dan 2002

current ratio (X)

NO Emiten

1 AALI

2 ANTM

3 ASII

4 GGRM

5 GJTL

6 INDF

7 INTP

8 ISAT

9 KLBF

10 RALS

11 TLKM

12 TINS

13 UNTR

Sumber : Indonesia Capital Market Directory

Lampiran 4: Nilai (Total Aktiva/Equity) pada saham - saham LQ 45 pada tahun 2006, 2005, 2004, 2003 dan 2002

Total Aktiva/equity (X)

NO Emiten

Lampiran 5 : Nilai PM pada saham - saham LQ 45 pada tahun 2006, 2005, 2004, 2003 dan 2002

Net Profit Margin ( X )

NO Emiten

Sumber : Indonesia Capital Market Directory

Lampiran 6 : Nilai TATO (Total Asset turn Over) pada saham - saham LQ 4pada tahun 2006, 2005, 2004, 2003 dan 2002 NO

Emiten

TATO (Total Asset turn Over) (X)

Lampiran 7: Nilai PBV pada saham - saham LQ 45 yang kontinous pada tahun 2006, 2005, 2004, 2003 dan 2002

PBV (X)

NO Emiten

Lampiran 8: Ouput data SPSS.

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: PBV

Observed Cum Prob

Hasil Uji Normalitas

Hasil Uji Multikolinieritas

Coeffi ci ents a

Unstandardized

Coef f icients

Collinearity Statistics

Model

B St d. Error

Lev erage

Inf lasi

a. Dependent Variable: PBV

Sumber : Data skunder yang diolah

Scatterplot

Dependent Variable: PBV

tan Valu S 0

on

Re gr essi

Regression Studentized Residual

Gambar 5.2 Hasil Uji Heterokedastisitas

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summary b

Durbin- Model

Adjusted

St d. Error of

R Square

R Square

the Estimate

Wat son

1.789 a. Predictors: (Constant), I nf lasi, TATO, CR, NPM, Kurs, Lev erage

b. Dependent Variable: PBV

Sumber : Data skunder yang diolah

Hasil Uji linier berganda (Uji – t)

Coeffi ci ents a

St at ist ics

Unstandardized

St andardized

Coef f icients

Coef f icients

Model

B St d. Error

Lev erage

Inf lasi

a. Dependent Variable: PBV

Sumber : Data yang diolah

Hasil Uji – F (anova)

ANOVA b

df Mean Square

F Sig.

a. Predictors: (Const ant), Inf lasi, TATO, CR, NPM, Kurs, Lev erage b. Dependent Variable: PBV

Sumber : Data yang diolah

62

Dokumen yang terkait

LAMPIRAN A SKALA ADVERSIY INTELLIGENCE DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL

0 0 42

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI ETHEPON TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN VARIETAS LOKAL DAN ANTARA (Cucumis sativus L.)

0 1 6

EMISI CO2 PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaesis guineensis Jacq.) YANG DITUMPANGSARIKAN DENGAN TANAMAN PANGAN FASE BERBEDA DI TANAH MINERAL (CO2 Emissions in Oil Palm (Elaesis Guineensis Jacq.) that Intercropped with Food Crops of Different Phases In the

0 0 6

APLIKASI KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN DOLOMIT PADA MEDIUM SUB SOIL INCEPTISOL TERHADAP BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN UTAMA (Application of Empty Palm Fruit Bunch Compost and Dolomite in Medium Sub Soil Inceptisol to S

0 0 8

PERBEDAAN HUKUM PERBURUHAN DI NEGARA DENGAN SISTEM HUKUM CIVIL LAW DAN COMMON LAW STUDI KASUS SINGAPURA DAN INDONESIA

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN - PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MEREK TERKENAL DI INDONESIA (ANALISA PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 557 K/PDT.SUS/HKI/2015)

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (STUDI KASUS: WAROENG SPESIAL SAMBAL PASAR LAMA TANGERANG)

0 2 9

PERMUDAH KAMU MENDAPATKAN KERJA DENGAN SKPI

0 1 22

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE DEMOSTRASI DAN LATIHAN PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN SAINS Helfimastuti Kepala SDN 011 Bukit Pedusunan Kecamatan Kuantan Mudik helfimastuti318gmail.com ABSTRA

0 0 8

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR DAN PERUBAHAN WILAYAH DI INDONESIA MELALUI METODE DISKUSI Lasmini Guru SD Negeri 014 Sei Keranji Kec. Singingi lasmini502gmail.com ABSTRAK - PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR DAN PE

0 0 6