SIMULASI PENGENDALIAN TEMPERATUR dan KELEMBABAN PADA RUANG BUDIDAYA JAMUR TIRAM BERBASIS MIKROKONTROLER.

SIMULASI PENGENDALIAN TEMPERATUR dan
KELEMBABAN PADA RUANG BUDIDAYA J AMUR
TIRAM BERBASIS MIKROKONTROLER

SKRIPSI

Disusun Oleh:
YULIANA
NPM : 0834010050

TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J ATIM
SURABAYA
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

LEMBAR PENGESAHAN


SIMULASI PENGENDALIAN TEMPERATUR dan
KELEMBABAN PADA RUANG BUDIDAYA J AMUR TIRAM
BERBASIS MIKROKONTOLER
Disusun Oleh :

YULIANA
NPM. 0834010108

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negara Lisan
Periode Desember Tahun Akademik 2011/2012

Pembimbing Utama

Pembimbing Pendamping

HARIANTO S.Kom, M.Eng
NIDN. 0722087710

Ir. Purnomo Edi Sasongko, MP
NIP. 19640714 198803 1 001


Mengetahui,
Ketua J urusan Teknik Infor matika
Fakultas Teknologi Industri
UPN ”Veteran” J awa Timur

Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT
NIP. 19650731 199203 2 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
SIMULASI PENGENDALIAN TEMPERATUR dan
KELEMBABAN PADA RUANG BUDIDAYA J AMUR TIRAM
BERBASIS MIKROKONTOLER
Disusun Oleh :

YULIANA
NPM. 0834010108

Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Teknik Infor matika Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal 14 Desember 2012
Pembimbing :

Tim Penguji :

1.

1.

HARIANTO S.Kom, M.Eng
NIDN. 0722087710

Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT
NIP. 19650731 199203 2 001

2.


2.

Ir. Purnomo Edi Sasongko, MP
NIP. 19640714 198803 1 001

Intan Yuniar P, S.Kom, M.Sc
NPT. 3 8006 04 0198 1

3.
Ir. Kartini, MT
NIP. 19611110 199103 2 001

Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur

Ir. SUTIYONO, MT.
NIP. 19600713 198703 1002

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
PANITIA UJ IAN SKRIPSI / KOMPREHENSIF

KETERANGAN REVISI
Mahasiswa di bawah ini :
Nama

: YULIANA

NPM

: 0834010108

Jurusan

: Teknik Informatika


Telah mengerjakan revisi/ tidak ada revisi*) pra rencana (design)/ skripsi ujian
lisan periode Desember, TA 2011/2012 dengan judul:

SIMULASI PENGENDALIAN TEMPERATUR dan
KELEMBABAN PADA RUANG BUDIDAYA J AMUR TIRAM
BERBASIS MIKROKONTOLER
Surabaya,14 Desember 2012
Dosen Penguji yang memerintahkan revisi:

1) Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT
NIP. 19650731 199203 2 001

{

}

2) Intan Yuniar P, S.Kom, M.Sc
NPT. 3 8006 04 0198 1


{

}

3) Ir. Kartini, MT
NIP. 19611110 199103 2 001

{

}

Mengetahui,
Pembimbing Utama

HARIANTO S.Kom, M.Eng
NIDN. 0722087710

Pembimbing Pendamping

Ir. Purnomo Edi Sasongko, MP

NIP. 19640714 198803 1 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, atas puji dan kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat serta
Kasih Sayang-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai syarat untuk menempuh tugas akhir di
Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jatim. Peneliti membahas tentang
Pembuatan Simulasi Temperatur dan Kelembaban Pada Ruang Budidaya Jamur Tiram
Berbasis Mikrokontroler.
Pada kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.
2. Ibu Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim.
3. Bapak Harianto S.Kom. M.Eng. Sebagai Dosen Pembimbing I yang telah
meluangkan waktu memberikan kontribusi berupa masukan dan koreksi yang

berguna dalam membimbing menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Bapak Ir. Purnomo Edi Sasongko. MP Sebagai Dosen Pembimbing II yang
telah meluangkan waktu memberikan kontribusi berupa masukan dan koreksi
yang berguna dalam membimbing menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Ibu Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT, Ibu Intan Yuniar P, S.Kom, M.Sc dan Ibu Ir.
Kartini, MT, selaku Dosen Penguji Lesan Tugas Akhir Jurusan Teknik
Informatika, FTI UPN “VETERAN” Jatim.

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6. Bapak Firza Prima Aditiawan, S.Kom atas bimbingannya selaku PIA Tugas
Akhir.
7. Terima kasih kepada kedua orang tua yang telah memberikan dorongan
motivasi dan do’a untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
8. Kakak, Adik dan keluarga yang memberikan dukungannya dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
9. Sahabat Grup Underware (Sempakers), Bro Joko, Bro Imam, Bro Zen, dan
Sista Dian yang membantu memberikan support dan do’a.

10. Kepada teman – teman yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu atas
segala bantuannya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyelesaikan kerja
praktek ini, namun peneliti berharap semoga pelaksanaan kerja praktek ini dapat ikut
menunjang perkembangan ilmu pengtahuan, khususnya Teknik Informatika, kritik dan
saran yang membangun kami harapkan nntuk kesempurnaan penukisan laporan ini,
semoga dapat bermanfaat.

Surabaya, Desember 2012
Peneliti

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................i
KATA PENGANTAR ......................................................................................ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ..ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................xii

BAB I

: PENDAHULUAN .........................................................................1
1.1. Latar Belakang .....................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................3
1.3. Batasan Masalah....................................................................3
1.4. Tujuan .................................................................................4
1.5. Manfaat ................................................................................4
1.6. Metodologi Penelitian ...........................................................4
1.7. Sistematika Penulisan ............................................................6

BAB II

: TINJ AUAN PUSTAKA................................................................8
2.1.

Budidaya Jamur Tiram ........................................................8
2.1.1. Syarat Tumbuh Jamur Tiram.....................................11
2.1.2. Pembuatan Kubung...................................................12
2.1.3. Pembuatan Media Tanam..........................................13

2.2.

Kebutuhan Hardware ................................................... ....23

2.3.

Teknologi Mikrokontroler Atmega8535...............................24
2.3.1.

Fitur-fitur Mikrokontroler ATmega8535 ...............26

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.2.

Arsitektur Mikrokontroler Atmega8535 ................26

2.3.3.

Konfigurasi pin Atmega8535 ...............................28

2.3.4.

Organisasi Memori ................................................33
a. Memori Data....................................................33
b. Memori program..............................................34

2.4.

2.3.5.

Status Register ..................................................... 35

2.3.6.

Interupt ................................................................36

2.3.7.

Interupt Internal ....... ........................................... 37

Sensor ..................................................................................38
2.4.1. Suhu dan Kelembaban ...........................................38

2.5.

Relay..................................................................................42

2.6.

Heater ................................................................................43

2.7.

Kipas ................................................................................43

2.8.

LCD 16x2 Character ............................................................44

2.9.

Kebutuhan Software ...........................................................45

2.10. Pemrograman C....................................................................46
a.

Tipe Data.......................................................................46

b.

Konstan dan Variabel....................................................47

c.

Komentar.......................................................................48

d.

Pengarahan preprosessor...............................................48

e.

Pernyataan.....................................................................49

f.

Operator aritmatika.......................................................49

g.

Operator logika.............................................................49

h.

Operator Penambahan dan Pengurangan..................... 50

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

i.

Pernyataan If.................................................................51

2.11. CodeVisionAVR ................................................................52
2.11.1. Bagian-bagian CodeVisionAVR C Compiler ..........53
2.11.2. Pemilihan Chip dan Frekwensi Xtall .......................55
2.11.3. Inisialisasi LCD Port I/O ........................................56
2.10. DT-HiQ AVR-51 USB ISP ................................................57
2.11. ISIS Proteus .......................................................................59
2.11.1. Fitur-fitur Proteus .................................................61

BAB III

: ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM .............................64
3.1.

Perancangan ......................................................................64
3.1.1. Miniatur Ruangan.................................................... 64
3.1.2. Pengukuran Suhu......................................................65
3.1.3. Pengukuran Kelembaban..........................................66

3.2.

Deskripsi Sistem ................................................................66

3.3

Perancangan sistem...............................................................67
3.3.1. Alur Umum Sistem...................................................68
3.3.2. Rangkaian Sistem Minimum ATmega8535..............69
3.3.3. Rangkaian Sensor Temperatur dan Kelembaban SHT
11.............................................................................. 71
3.3.4. Rangkaian Push Button ........................................... 72

3.4.

Cara Merancang Alat .........................................................73
3.4.1. Analisis Perancangan Perangkat Keras ..................74
a.

Sensor SHT 11...................................................74

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

b.

Kipas .................................................................75

c.

Heater ...............................................................75

d.

Mikrokontroler Atmega8535 ........................... 76

e.

LCD 16x2 .........................................................77

f.

Relay .................................................................77

g.

Push button .......................................................78

h.

Catu daya/adaptor .............................................78

i.

Maket Kumbung Jamur .....................................78

3.4.2. Analisa Perancangan Perangkat Lunak ...................78

BAB IV

: IMPLEMENTASI SISTEM ........................................................84
4.1.

4.2

Alat-alat yang Digunakan ...................................................84
a.

Perangkat Keras.............................................................84

b.

Perangkat Lunak............................................................85

Implementasi Hardware ......................................................85
4.2.1. Rangkaian Minimum Mikrokontroler Atmega8535.85
4.2.2. Implementasi Miniatur Kumbung Jamur .................86
4.2.3. Kipas ......................................................................87
4.2.4. Heater ....................................................................88
4.2.5. LCD 16x2...............................................................89
4.2.6. Push Button ............................................................89

4.3.

Implementasi Sensor SHT 11................................................90

4.4

Implementasi Software di Mikrokontroler ...........................90

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V

: UJ ICOBA DAN ANALISA........................................................99
5.1.

Pengujian Alat .............................................................. ....99
5.1.1. Uji Coba USB ISP MkII dan Mikrokontroler pada
AVR Studio version 4.19 .......................................99
5.1.2. Pengujian Mikrokontroler Atmega8535..................100
5.1.3. Pengujian Alat Secara Keseluruhan.........................101

5.2.

Pengujian Pengendalian Temperatur dan Kelembaban Pada
Ruang Budidaya Jamur Tiram Berbasis Mikrokontroler ..101
5.2.1. Inisialisasi Temperatur dan Kelembaban ............ ..101
5.2.2. Pengujian Temperatur dan Kelembaban ............. ..102
5.2.3. Uji Coba Miniatur.............................................. ..104

5.3.

Tabel Hasil Pengujian Simulasi Pengendalian Temperatur
dan Kelembaban Pada Ruang Budidaya Jamur Tiram
Berbasis Mikrokontroler.....................................................106

BAB VI

:PENUTUP..................................................................................... 109
6.1.

Kesimpulan.........................................................................109

6.2.

Saran...................................................................................109

DAFTAR PUSTAKA

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Judul

: Simulasi Pengendalian Temperatur dan Kelembaban Pada Ruang
Budidaya Jamur Tiram Berbasis Mikrokontroler.

Pembimbing 1

: Harianto, S.kom. M,Eng.

Pembimbing 2

: Ir. Purnomo Edi Sasongko, MP.

Penyusun

: Yuliana.

ABSTRAK
Pembudidayaan jamur tiram saat ini mengalami perkembangan yang pesat. Jamur
tiram yang memiliki habitat alami di hutan, sekarang dapat dibudidayakan pada kumbung –
kumbung jamur daerah dataran rendah. Agar pertumbuhan jamur dapat optimal maka suhu
dan kelembaban daripada kumbung harus dijaga sesuai dengan kondisi idealnya.
Saat ini pengaturan suhu dan kelembaban kumbung jamur masih dilakukan secara
manual, yaitu dengan cara menyemprotkan butiran – butiran air. Hal ini tidak efisien karena
selain dilakukan secara manual, suhu dan kelembaban pada kumbung jamur tidak dapat
terjaga dengan baik. Sehingga diperlukan kontrol otomatis untuk menggantikan tugas
manusia dalam mengatur suhu dan kelembaban kumbung jamur. Untuk menjaga kondisi
kumbung yang ideal secara otomatis yaitu ruang budidaya memiliki suhu dan kelembaban
22°C-28⁰ C dan 60 – 70% RH untuk perkembangan tubuh jamur tiram, diperlukan alat berupa
kipas dan heater kelembaban serta sensor SHT 11 untuk men-sensing daripada suhu dan
kelembaban ruang, mikrokontroler Atmega8535 serta exhaust fan untuk menjaga kelembaban
dibawah 70% RH.
Pengaturan suhu dan kelembaban dengan menggunakan kipas, heater udara, heater
kelembaban dan sensor SHT11 dapat dilakukan dengan baik.

Kata kunci : Sensor SHT-11, Mikrokontroler AVR Atmega8535, Pengatur Suhu &
Kelembaban

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
i
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Jamur merupakan tumbuhan yang hidup memanfaatkan makanan dari

tumbuhan yang telah mati. Beberapa jamur sudah dibudidayakan dan menjadi
industri yang menggiurkan. Contoh jamur yang sedang tren dibudidayakan adalah
Jamur Tiram. Jamur Tiram atau Oyster Mushroom merupakan jamur perombak
kayu. Ada beberapa spesies yaitu Pleurotus ostreatus (Tiram putih), Pleutorus
flabelatus (Tiram merah), Pleurotus sajor-caju, P. sapidus, P. cornucopiae, dan
P. eryngii. Jamur ini dapat tumbuh pada serbuk gergaji, jerami padi, sekam,
limbah kapas, limbah daun teh, klobot jagung, ampas tebu, limbah kertas, dan
bahan lignoselulosa lain. ( Sumber: Susilawati dan Budi Raharjo, 2010 ).
Jamur Tiram (Pleurotus sp) termasuk Basidiomycetes kelompok white
rot fungi. Jamur ini banyak ditanam karena menghasilkan badan buah yang dapat
dimakan. Setelah pertumbuhan miselium kurang lebih 40-60 hari, dengan induksi
cahaya dan diberi aerasi serta kelembapan yang cukup maka akan muncul badan
buah. Bentuk badan buah sangat tergantung pada tempat tumbuhnya. Apabila
tumbuh di sisi samping substrat, badan buah sering tidak bertangkai, atau
bertangkai pendek yang letaknya asimetri (seperti kerang). Jamur Tiram dapat
ditanam pada bahan yang mengandung lignoselulosa tanpa dipersiapkan lebih
dahulu seperti difermentasi atau tanpa dikomposkan terlebih dahulu. Pertumbuhan
miselium pada bagas lebih cepat dibandingkan jerami dan sekam padi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

2

Jamur tiram merupakan makanan berprotein tinggi yang hanya dapat
hidup di daerah dataran tinggi dengan temperatur dan kelembaban tertentu. Selain
itu, nilai jual dari jamur tiram ini tinggi. Hal ini memberikan inspirasi aplikatif
pembudidayaan jamur tiram di daerah dataran rendah. Tugas akhir ini sebagai
pengatur temperatur dan kelembaban untuk ruang budidaya jamur tiram berbasis
mikrokontroler. (sumber : Happy Putera dan Gani Priandana ).
Alat ini menggunakan sensor temperatur yang kemudian data dari sensor
tersebut di kirim ke mikrokontroler untuk diolah. Setelah itu, keluarannya masuk
ke dalam driver. Keluaran dari driver tersebut menggerakkan kompresor dan
temperatur ruangan akan otomatis sesuai dengan yang diinginkan serta
ditampilkan di display. (sumber : ITS-NonDegree-7737-2206039004-bab1,
http://ebookbrowse.com/its-nondegree-7737-2206039004-pengaturan-temperaturdan-kelembaban-untuk-ruang-budidaya-jamur-tiram-menggunakanmikrokontroler-pdf-d165623578 )
Pengerjaan proyek tugas akhir yang menghasilkan alat pengatur
temperatur dan kelembaban udara ini dapat mengatur temperatur antara 22°C
sampai 28°C dan kelembaban udara antara 60% sampai 70% untuk
pembudidayaan jamur tiram. Pada referensi sebelumnya sensor yang digunakan
ada 2 sensor yaitu sensor suhu LM35 dan sensor kelembaban 808H5V5.
Penelitian yang sedang saya kerjakan ini saya bukan menggunakan sensor LM35
dan 808H5V5 tetapi saya menggunakan sensor suhu dan kelembaban SHT 11.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

1.2

Rumusan Masalah
Pada penjelasan yang telah disampaikan pada Latar Belakang di atas,

dapat di rumuskan permasalahan Simulasi Pengendalian Temperatur dan
Kelembaban pada ruang budidaya jamur tiram berbasis Mikrokontroler untuk
saat ini adalah. Bagaimana cara mengatur temperatur dan kelembaban pada ruang
budidaya?
1.3

Batasan Masalah
Untuk menfokuskan penelitian dan memperjelas penyelesaian sehingga

mudah dipahami dan penyusunannya lebih terarah, maka dilakukan pembatasan
masalah sebagai berikut :
1) Sistem pengendalian yang akan digunakan sebagai pengolah data
berbasis Mikrokontroler Atmega8535.
2) Miniatur ruang budidaya jamur tiram yang digunakan merupakan
ruang perkembangbiakan miselium jamur tiram dengan panjang
30cm, lebar 45cm dan tinggi 75cm dan dari bahan akrilik.
3) Suhu yang dijadikan referensi untuk perhitungan adalah suhu hasil
pembacaan dari sensor suhu SHT-11.
4) Penggunaan LCD untuk menampilkan informasi temperatur dan
kelembaban.
5) Penggunaan software AVR code vision versi evaluasi untuk
pembuatan program pada mikrokontroller dengan bahasa C.
6) Alat ini dapat digunakan pada suhu lingkungan dibawah 28⁰ C.
7) Pada perubahan fase budidaya jamur tiram alat bisa di setting ulang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

1.4

Tujuan
Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah :
1) Merancang suatu sistem yang berfungsi untuk mengendalikan
temperatur dan kelembaban pada ruangan budidaya jamur tiram
secara otomatis dengan menggunakan mikrokontroler Atmega8535.
2) Diharapkan hasil dan perancangan dan realisasi yang dapat
dikembangkan lebih jauh sehingga dapat digunakan para petani
jamur tiram.

1.5

Manfaat
Manfaat yang diharapkan pada penulisan tugas akhir ini antara lain :
1) Dengan dibuatnya alat ini maka simulasi pengendalian temperatur
dan kelembaban tidak lagi secara manual yang membutuhkan tenaga
manusia untuk mengecek temperatur dan kelembaban ruang
budidaya jamur tiram.
2) Dengan adanya LCD para petani jamur tiram dapat mempermudah
pemantauan temperatur suhu ruangan dan kelembaban karena pada
LCD tersebut akan menampilkan temperatur suhu dan kelembaban
ruangan budidaya.

1.6

Metodologi Penelitian
Tahapan

penelitian

yang

digunakan

dalam

pembuatan

sistem

mikrokontroler ini melalui percobaan langsung jika gagal maka akan terus dicoba
lagi atau trial error Dan untuk melakukan penelitian tersebut, berikut tahap tahapanya :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

a.

Studi Literatur
Mengumpulkan referensi baik dari internet, buku maupun sumbersumber lainnya serta mencari tools yang diperlukan untuk membuat
simulasi tersebut sebagai tambahan referensi Tugas Akhir ini.

b. Perancangan dan Pembuatan Aplikasi
Tahap ini merupakan tahap yang paling banyak memerlukan waktu
karena model dan rancangan simulasi yang telah di buat di
implementasikan dengan menggunakan media mikrokontroler.
c.

Uji Coba Alat dan Evaluasi
Pada tahap ini setelah selesai dibuat maka dilakukan pengujian
simulasi untuk mengetahui apakah sistem tersebut telah bekerja
dengan benar sesuai dengan konsep yang diajukan atau tidak.

d. Kesimpulan
Pada tahap ini dalam bagian akhir pembuatan Tugas Akhir. Dibuat
kesimpulan dan saran dari hasil pembuatan sistem simulasi yang
diperoleh sesuai dengan dasar teori yang mendukung dalam
pembuatan

konsep

tersebut

yang

telah

dikerjakan

secara

keseluruhan.
e.

Penyusunan Buku Laporan
Pada tahap ini merupakan tahap akhir dari pengerjaan Tugas Akhir.
Buku ini disusun sebagai laporan dari seluruh proses pengerjaan
Tugas Akhir, dari penyusunan buku ini diharapkan dapat
memudahkan

pembaca

yang

ingin

menyempurnakan

mengembangkan sistem simulasi lebih lanjut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dan

6

1.7

Sistematika Penulisan
BAB I :

PENDAHULUAN
Bab ini berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan
Masalah, Tujuan, Manfaat, Metodologi Penulisan, dan
Sistematika Penulisan Skripsi.

BAB II :

TINJ AUAN PUSTAKA
Pada bab ini membahas tentang landasan teori pemecahan
masalah yang berhubungan dengan penelitian tersebut yang
menyangkut

inkubator

jamur

tiram,

konsep

dasar

mikrokontroler, konsep dasar komunikasi serial dengan
komputer.
BAB III :

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisi tentang perancangan sistem apa saja yang
perlu dianalisa dan digunakan yang meliputi : kebutuhan
data, kebutuhan hardware dan software, kebutuhan proses,
perancangan sistem yang berbasis mikrokontroler, serta
analisa dan desain sistem yang telah dibuat sebelumnya.

BAB IV

IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang implementasi dari program
yang telah dibuat sebelumnya, dan ini merupakan bagian
yang paling penting untuk menjawab dari permasalahan
yang terjadi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

BAB V :

UJ I COBA DAN EVALUASI
Bab ini menjelaskan tentang uji coba dari program yang
telah dibuat dan melakukan pengevaluasian terhadap
program serta cara kerja apakah sesuai dengan tujuan yang
dimaksud.

BAB VI :

KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini menjelaskan tentang kesimpulan yang
diperoleh setelah dilakukan penelitian terhadap alat yang
dibuat serta saran untuk pengembangan sistem selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Pada halaman ini tercantum beberapa daftar literatur yang
digunakan

untuk

membantu

menyelesaikan

kendala-

kendala yang ditemui dalam pengerjaan penulisan skripsi.
Beberapa literatur yang digunakan tidak hanya berasal dari
sebuah buku, melainkan juga liteatur dari internet yang
diakses melalui beberapa alamat situs.
LAMPIRAN
Pada bagian ini berisi tentang keseluruhan konfigurasi pada
pembuatan aplikasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
Bab ini akan menjelaskan dari bagian – bagian peralatan yang digunakan
yang menyangkut kebutuhan hardware dan kebutuhan software dalam pembuatan
alat untuk Simulasi Pengendalian Temperatur dan Kelembaban pada Ruang
budidaya Jamur Tiram Berbasis Mikrokontroler.
2.1

Budidaya J amur Tiram
Jamur tiram atau dalam bahasa latin disebut Pleurotus sp. Merupakan

salah satu jamur konsumsi yang bernilai tingi. Beberapa jenis jamur tiram yang
biasa dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia yaitu jamur tiram putih
(P.ostreatus), jamur tiram merah muda P.flabellatus), jamur tiram abu-abu (P.
sajor caju), dan jamur tiram abalone (P.cystidiosus). Pada dasarnya semua jenis
jamur ini memiliki karateristik yang hampir sama terutama dari segi morfologi,
tetapi secara kasar, warna tubuh buah dapat dibedakan antara jenis yang satu
dengan dengan yang lain terutama dalam keadaan segar.
Di alam liar, jamur tiram merupakan tumbuhan saprofit yang hidup
dikayu-kayu lunak dan memperoleh bahan makanan dengan memanfaatkan sisasisa bahan organik. Jamur tiram termasuk termasuk tumbuhan yang tidak
berklorofil (tidak memliliki zat hijau daun) sehingga tidak bisa mengolah
makanan sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, jamur tiram sangat
tergantung pada bahan organik yang diserap untuk keperluan pertumbuhan dan
perkembangan. Nutrisi utama yang dibutuhkan jamur tiram adalah sumber karbon
yang dapat disediakan melalui berbagai sumber seperti sebuk kayu gergajian dan
berbagai limbah organik lain.
8
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Pertumbuhan jamur tiram sangat tergantung pada faktor fisik seperti
suhu, kelembaban, cahaya, pH media tanam, dan aerasi, udara jamur tiram dapat
menghasilkan tubuh buah secara optimum pada rentang suhu 16-22 °C, sedangkan
pertumbuhan miselium pada suhu 22-28° C, kelembaban udara 60-70% dan pH
media tanam yang agak masam antara 5-6. Aerasi merupakan hal penting bagi
pertukaran udara lingkungan tumbuh jamur yaitu untuk mempertahankan
persediaan Oksigen (O2) dan membuang karbon dioksida (CO2), cahaya matahari
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur sangat sedikit berkisar antara 50-300
lux atau masih terbacanya huruf dikoran dalam jarak sedepa.
Beberapa jenis jamur yang telah dikenal petani Indonesia seperti Jamur
merang, jamur kuping, jamur shitake, jamur tiram, jamur merang dan jamur
lingzhi mempunyai nilai ekonomi yang tinggi untuk dikembangkan karena cara
budidaya relatif mudah, tidak memerlukan lahan yang luas, prospeknya
menjanjikan. Sebagai bahan pangan jamur menjadi salah satu sumber protein
seperti thiamine (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), niasin, biotin dan vitmin C
serta mineral. Sebagai bahan fungsional jamur mengandung bahan aktif yang
terdiri dari senyawa polisakarida (glikan), triterpen, nukleotida, monitol, alkoloid
dan lain-lain yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Menurut Crisan dan Sands
(1978) rata-rata kandungan protein (% berat kering) dari jamur kuping adalah 49%, jamur kancing 24-44%, jamur shitake 10-17%, jamur tiram 10-30%, jamur
merang 21-30%. Daya cerna tubuh terhadap protein yang dikandung jamur pun
sangat tinggi berkisar antara 71-90%.
Selain mengandung kandungan senyawa yang penting bagi tubuh jamur
juga telah memerankan peranan penting dalam upaya pengobatan masyarakat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

sejak berabad-abad yang lampau. Seorang ahli fisika dari dinasti Ming, Wu Shui,
dalam abad ke-15 telah melaporkan manfaat obat dari jamur shitake. Dilaporkan
bahwa jamur ini dapat meningkatkan vitalitas dan energi, meningkatkan
seksualitas dan mencegah penuaan. Akhir-akhir ini produk kesehatan dari ekstrak
jamur lingzhi murni dalam bentu tablet maupun kapsul dengan nama Reishi di
Amerika dan Daxen di Malaysia dan Indonesia telah menjadi primadona yang
dapat menyembuhkan banyak penyakit terutama kanker dan penyakit gula. Secara
umum manfaat jamur Bagi pengobatan dan penyembuhan.
Berdasarkan media tumbuhnya jamur dapat dapat dikatagorikan menjadi
jamur dengan media kayu (tubuh kayu) dan jamur dengan media campuran. Untuk
jamur merang banyak berkembang didaerah dataran rendah teruatama di daerah
persawahan. Pada saat ini Kabupate Kerawang, Jawa Barat dikenal sebagai sentra
jamur merang. Sedangkan jamur dengan media yang berasal dari serbuk kayu
antara lain jamur kuping, jamur tiram putih, jaur tiram abu-abu, jamur shitake.
Jamur jenis ini banyak dikembangkan didaerah dataran tinggi seperti propinsi
Jawa Barat (Kabuapten Bandung, Garut, dan Bogor), Propinsi Jawa Tengah
(Kabupaten Wonosobo, Kab.Magelang, Kab. Solo), Propinsi DIY (Kabupaten
Sleman), Propinsi Bali (Kab. Badung) dan Propinsi Jawa Timur (Kota Batu).
Kondisi disetiap lokasi sangat berbeda tergantng kebiasaan petani
setempat. Namun demikian yang paling penting adalah diperlukannya penguasaan
teknik dan metode produksi terutama dalam pengaturan iklim mikro di dalam
rumah jamur (kumbung). ( Sumber : Susilawati dan Budi Raharjo, 2010 ).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

2.1.1

Syarat Tumbuh J amur Tiram
Syarat lingkungan yang dibutuhkan pertumbuhandan perkembangan

jamur tiram antara lain:
1) Air
a)

Kandungan air dalam substrak berkisar 60-65%.

b) Apabila kondisi kering maka pertumbuhan akan terganggu atau
berhenti begitu pula sebaliknya apabila kadar air terlalu tinggi maka
miselium akan membusuk dan mati.
c)

Penyemprotan air dalam ruangan dapat dilakukan untuk mengatur
suhu dan kelembaban.

2) Suhu
a)

Suhu inkubasi atau saat jamur tiram membentuk miselium
dipertahankan antara 22⁰C - 28⁰C..

b) Suhu pada pembentukan tubuh buah berkisar antara 16 – 22 º C
3) Kelembaban
a)

Kelembaban

udara

selama

masa

pertumbuhan

miselium

dipertahankan antara 60-70%.
b) Kelembaban udara pada pertumbuhan tubuh buah dipertahankan
antara 80-90%.
4) Cahaya
Pertumbuhan jamur sangat peka terhadap cahaya matahari secara
langsung Cahaya tidak langsung (cahaya pantul biasa ± 50-15000 lux)
bermanfaat dalam perangsangan awal terbentuknya tubuh buah. Pada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

pertumbuhan miselium tidak diperlukan cahaya Intensitas cahaya yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan Namur sekitar 200 lux (10%).
5) Aerasi
Dua komponen penting dala udara yang berpengaruh pada
pertumbuhan jamur yaitu oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2).
Oksigen merupakan unsur penting dalam respirasi sel. Sumber energi
dalam sel dioksida menjadi karbondioksida. Konsentrasi karbondioksida
(CO2) yang terlalu banyak dalam kumbung menyebabkan pertumbuhan
jamur tidak normal. Di dalam kumbung jamur konsentrasi CO2 tidak
boleh lebih dari 0,02%.
6) Tingkat keasaman
Tingkat keasaman media tanam mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan jamur tiram putih. Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu
rendah akan

mempengaruhi penyerapan air

kemungkinan akan tumbuh jamur

dan hara,

bahkan

lain yang akan menganggu

pertumbuhan jamur tiram itu sendiri, pH optimum pada media tanam
berkisar 6-7.
2.1.2

Pembuatan Kubung
Kubung adalah bangunan tempat menyimpan bag log sebagai media

tumbuhnya jamur tiram yang terbuat dari bilik bambu atau tembok permanen.
Didalamnya tersusun rak-rak tempat media tumbuh/log jamur tiram. Ukuran
kubung bervariasi tergantung dari luas lahan yang dimiliki. Tujuannya untuk
menyimpan baglog sesuai dengan persyaratan tumbuh yang dikehendaki jamur
tersebut. Baglog adalah kantong plastik transparan berisi campuran mediajamur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Rak dalam kubung disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam
pemeliharan dan sirkulasi udara terjaga. Umumnya jarak antara rak ± 75 cm. Jarak
didalam rak 60 cm (4 – 5 baglog), lebar rak 50 cm, tingi rak maksimal 3 m,
panjang disesuaikan dengan kondisi ruangan. Bag log dapat disusun secara
vertikal cocok untuk daerah lebih kering. Sedangkan penyusunan secara
horizontal untuk daerah dengan kelembaban tinggi. Antara rak pertama berjarak
20 cm.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat kubung berupa tiang
kaso/bambu, rak-rak, bilik untuk dinding dan atap berupa genteng, asbes atau
rumbia. Juamlah dan tinggi rak tergantung pada tinggi ruang pemeliharaan dan
jumlah baglog yang akan dipelihara.
a.

Peralatan Dalam Pembuatan Baglog

1) Alat Sterilisasi, bisa berupa drum, autoclave maupun boiler (steril
bak) lengkap dengan kompor.
2) Alat Pengadukan, ayakan, cangkul, sekop, ember, selang.
3) Alat inokulasi, lampu bunsen, masker, jas lab, spatula/pinset,
alkohol/spritus, hand Sprayer.
4) Alat angkot, keranjang
5) Alat penyiraman
6) Alat Panen
2.1.3

Pembuatan Media Tanam
Sebelum membuat media tanam perlu tahu dahulu contoh komposisi

bahan media sebagai berikut:
1) Kayu gergajian 100 kg.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

2) Bekatul 10 kg.
3) Kapur gamping 1,5 kg.
4) Gips 0,5 kg.
5) TSP 0,5 kg.
Pada komposisi ini kayu gergajian dapat diganti dengan ampas tebu
(bagas), jerami, sekam atau bahan lain yang mengandung lignoselulosa. Cara
membuat media tanam adalah dengan mencampur semua bahan, kemudian
ditambah air hingga kandungan airnya 60% dan dimasukkan ke dalam polibag.
Saat memasukkan campuran media ke dalam polibag sambil dilakukan pemadatan
media. Selanjutnya disterilkan pada suhu 121°C. (Sumber Dyanwidyastanto,
2011). Perlu dilakukan persiapan-persiapan dalam menyiapkan pembuatan media
taman sebagai berikut :
a.

Pengayakan
Pengayakan adalah kegiatan memisahkan atau menyaring serbuk

kayu gergaji yang bersar dan kecil/halus sehingga didapatkan serbuk
kayu gergaji yang halus dan seragam. Tujuannya untuk mendapatkan
media tanam yang memiliki kepadatan tertentu tanpa merusak kantong
plastik ( bag log) dan mendapatkan tingkat pertumbuhan miselia yang
merata.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Gambar 2.1 Pengayakan serbuk gergaji.
( Sumber : Susilawati dan Budi Raharjo, 2010 ).
b. Pencampuran
Pencampuran serbuk kayu gergaji dengan dedak, kapur dan gips
sesuai takaran untuk mendapatkan komposisi media yang merata.
Tujuannya

menyediakan

sumber

hara/nutrisi

yang

cukup

bagi

pertumbuhan dan perkemangan jamur tiram sampai siap dipanen. Media
untuk pertumbuhan jamur tiram sebaiknya dibuat menyerupai kondisi
tempat tumbuhn jamur tiram di alam. Prosedur pelaksanaanya antara
lain;
1) Serbuk gergaji 100 kg sebagai media tanam.
2) Dedak 15 kg sebagai sumber makanan tambahan bagi
pertumbuhan jamur.
3) Kapur 2kg dan gips 1 kg untuk mendapatkan pH 6-7 media
tanam sehingga memperlancar proses pertumbuhan jamur.
4) Serbuk gergaji yg sudah diayak dicampur dengan bekatul, kapur
dan gips. Campuran bahan diaduk merata dan ditambahkan air
bersih hingga mencapai kadar air 60-65%, dapat ditandai bila
dikepal hanya mengeluarkan satu tetes air dan bila dibuka
gumpalan serbuk kayu tidak serta merta pecah. Bahan yang telah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

dicampur bisa dikomposkan 1 hari, 3 hari, 7 hari atau langsung
dikantongi.

Gambar 2.2 Pencampuran bahan untuk media jamur.
( Sumber : Susilawati dan Budi Raharjo, 2010 ).
c.

Pemeraman
Kegiatan menimbun campuran serbuk gergaji kemudia menutupnya

secara rapat dengan menggunakan plastik selama 1 malam. Tujuannya
menguraikan senyawa-senayawa kompleks dengan bantuan mikroba agar
diperoleh senyawa-senyawa kompleks dengan bantuan mikroba agar
diperoleh senyawa-senyawa yang lebih sederhana, sehingga lebih mudah
dicerna oleh jamur dan memungkinkan pertumbuhan jamur yang lebih
baik.
d.

Pengisian Media ke Kantung Palstik (Baglog)
Kegiatan memasukan campuran media ke dalam plastik polipropile

(PP) dengan kepadatan tertentu agar miselia jamur dapat tumbuh
maksimal

dan

menghasilkan

panen

menyediakan media tanam bagi bibit jamur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

yang

optimal.

Tujuannya

17

Gambar 2.3 Pengisian media kedalam kantong plastik ( bag log)
( Sumber : Susilawati dan Budi Raharjo, 2010 ).
Prosedur pelaksanaan pengisian media kekantong plastik (bag log)
antara lain :
1) Campuran serbuk gergaji yang sudah dikompos dimasukan
kedalam kantong plastik ukuran 18x30, 20x30, 23 x 35
tergantung selera.
2) Padatkan campuran dengan menggunakan botol atau alat lain
3) Ujung plastik disatukan dan dipasang cincin dari potongan
paralon/bambu pada bagian leher plastik sehingga bungkusan
akan menyerupai botol.
e.

Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses yang dilakukan untuk menonaktifkan

mikroba, baik bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat menganggu
pertumbuhan jamur yang ditanam. Tujuannya mendapatkan serbuk kayu
yang steril bebas dari mikroba dan jamur lain yang tidak dikendaki.
Sterilisasi dilakukan pada suhu 70° C selama 5 – 8 jam, sedangkan
sterilisasi autoclave membutuhkan waktu selama 4 jam, pada suhu
121°C, dengan tekanan 1 atm.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Gambar 2.4 Sterilisasi media jamur.
( Sumber : Susilawati dan Budi Raharjo, 2010 ).
f.

Pendinginan
Proses pendinginan merupakan suatu upaya menurunan suhu media

tanam setelah disterilkan agar bibit yang akan dimasukkan ke dalam bag
log tidak mati. Pendinginan dilakukan 8 – 12 jam sebelum dinokulasi.
Temperatur yang diinginkan adalah 30 - 35°C. Prosedur pelaksanaannya
antara lain :
1) Keluarkan bag log dari drum yang sudah disterilisasikan.
2) Diamkan didalam ruangan sebelum dilakukan inokulasi
(pemberian bibit).
3) Pendinginan dilakukan hingga temperatur mencapai 30 -35°C.

Gambar 2.5 Pendinginan media
( Sumber : Susilawati dan Budi Raharjo, 2010 ).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

g.

Inokulasi Bibit (Penanaman Bibit)
Inokulasi adalah proses pemindahan sejumlah kecil miselia jamur

dari biakan induk kedalam media tanaman yang telah disediakan.
Tujuannya adalah menumbuhkan miselia jamur pada media tanam
hingga menghasilkan jamur yang siap panen. Prosedur pelaksanaan
inokulasi bibit antara lain :
1) Petugas yang akan menginokulasi bibit harus bersih, mencuci
tangan dengan alkohol, dan menggunakan pakaian bersih.
2) Sterilkan saptula menggunakan alkohol 70% dan dibakar.
3) Buka sumbatan kapas bag log, buat sedikit lubang pada media
tanam

dengan

menggunakan

kayu

yang

steril

yang

diruncingkan.
4) Ambil sedikit bibit jamur tiram (miselia) ± 1 (satu) sendok teh
dan letakkan kedalam bag log setelah itu sedikit ditekan.
5) Selanjutnya media yang telah diisi bibit ditutup dengan kapas
kembali.
6) Media baglog yang telah dinokulasi dibuat hingga 22 - 28º C
untk mempercepat pertumbuhan miselium.
h.

Inkubasi
Inkubasi adalah menyimpan atau menempatkan media tanam yang

telah diinokulasi pada kondisi ruang tertentu agar miselia jamur tumbuh.
Tujuanya adalah untuk mendapatkan pertumbuhan miselia.
1) Suhu ruang pertumbuhan miselia jamur antara 22–28 ºC untuk
mempercepat pertumbuhan miselium.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

2) Media baglog yang telah dinokulasi dipindahkan dalam ruang
inkubasi.
3) Inkubasi dilakukan hingga seluruh permukaan media tumbuh
dalam baglog berwarna putih merata setelah 40-60 hari.
4) Tutup kubung serapat mungkin sehingga cahaya matahari
minimal, kendalikan suhu ruang kubung mencapai 22 – 29°C.
( Sumber : http://forclime.org/merang/50-STE-FINAL.pdf ).
i.

Pemindahan ke Tempat Budidaya
1)

Baglog yang telah putih ditumbuhi miselium dipindahkan ke
kumbung budidaya.

2)

Baglog yang miseliumnya sudah putih dan ada penebalan dibuka
cincin bambunya agar jamur bisa tumbuh.

Gambar 2.6 Pemindahan ke Tempat Budidaya
( Sumber : Susilawati dan Budi Raharjo, 2010 ).
j.

Perawatan
1)

Baglog yang telah dibuka cincin dirawat dengan melakukan
penyiraman secara kabut untuk mempercepat pertumbuhan
pinhead jamur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

2)

Hal yang terpenting harus diperhatikan dalam kumbung adalah
menjaga suhu dan kelembaban yang dibutuhkan jamur.

3)

Apabila kelembaban kurang, pinhead mati dan jika terlalu
lembab jamur menjadi basah.

k.

Pemanenan
Ciri-ciri jamur tiram yang sudah siap dipanen adalah ;
1) Tudung belum keriting.
2) Warna belum pudar.
3) Spora belum dilepaskan.
4) Tekstur masih kokoh dan lentur
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan adalah:
1) Panen dilakukan dengan mencabut.
2) Tanpa menyisakan bagian jamur.
3) Bersih dan tidak berceceran.
4) Jamur dipanen setelah 3 hari muncul pinhead, ukuran jamur
cukup dan jamur tidak terlalu basah, hal ini akan mempengaruhi
harga dipasar.

Gambar. 2.7 Jamur tiram yang siap dipanen
( Sumber : Susilawati dan Budi Raharjo, 2010 ).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

5) Baglog yang telah dipanen dibersihkan dari sisa-sisa jamur yang
masih menempel pada baglog supaya tidak mengundang hama
dan penyakit.
6) Jamur yang telah dipanen dibersihkan kemudian diwadahi dalam
kantong plastik ukuran 3 kg, 5 kg, 10 kg dan siap dipasarkan.
l.

Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan cara penyemprotan atau pengkabutan

dengan menggunakan air bersih yang ditujukan pada ruang kubung dan
media tumbuh jamur, tujuan untuk menjaga kelembaban kubung.
m. Pengendalian hama dan penyakit
Umumnya hama dan penyakit utama pada jamur tiram adalah tikus,
dapat dikendalikan dengan menggunakan seng sebagai pembatas
bangunan kubung agar tidak naik keatas atau lem tikus. Pada malam hari
sering dilakukan pengecekan kubung untuk mengusir tikus.
n.

Pengaturan Suhu Ruangan
Membuka dan menutup pintu dan jendela (ventilasi) kubung dan

untuk mengatur suhu dan kelembaban agar sesuai dengan kebutuhan
yang ditentukan. Tujuanya untuk mendapatkan pertumbuhan jamur yang
optimal. Agar pertumbuhan jamur optimal diperlukan suhu ruangan
dalam kubung 22 - 28°C dan kelembaban sebesar 60 - 70% pada saat
inkubasi. Sedangkan suhu pada pembentukan tubuh buah sampai panen
berkisar antara 16 - 22 °C dengan kelembaban 80 – 90%. Apabila
kelembaban kurang, maka substrat tanaman akan mengering.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

o.

Penanganan Pasca Panen
1) Jamur tiram kebanyakan dijual secara curah dalam bentuk segar
sehingga mempunyai kelemahan tidak tahan lama disimpan.
2) Dijual dengan cara dipak ke supermarket, hotel dan restauran.
3) Diolah menjadi makanan yang mempunyai nilai tambah lebih
seperti dalam bentuk pepes jamur, sate jamur, sop jamur, tumis
jamur, dendeng jamur, jamur lapis tepung, kripik jamur, abon
jamur, pangsit jamur, dll. ( Sumber : Susilawati dan Budi
Raharjo, 2010 ).

2.2

Kebutuhan Hardwar e
Pada pembuatan sistem pengendalian temperatur dan kelembaban pada

ruang budidaya jamur tiram dibutuhkan suatu kebutuhan. Kebutuhan ini
menyangkut kebutuhan hardware dan kebutuhan software untuk mendukungnya.
Pada kebutuhan tersebut sangat mempengaruhi dalam pembuatan sistem
pengendalian temperatur dan kelembaban.
Pada

hardware

yang

digunakan

dalam

perancangan

simulasi

pengendalian temperatur dan kelembaban pada ruang budidaya jamur tiram yaitu
mikrokontroler tipe Atmega8535, pemanas/heater, kipas, Relay, Sensor
temperatur dan kelembaban. Kebutuhan ini nantinya akan berpengaruh dalam
sistemnya.dan kebutuhan perangkat keras tersebut mudah di temui di pasaran.
Tanpa adanya kebutuhan ini maka sistem tidak akan berjalan dan tidak
dapat difungsikan. Beberapa penjelasan tentang kebutuhan perangkat keras yang
mendukung pembuatan sistem keamanan ini akan di jelaskan dibawah ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

2.3

Teknologi Mikrokontroler Atmega8535
Pada saat ini penggunaan mikrokontroler dapat ditemui pada berbagai

peralatan, misalnya peralatan yang terdapat di rumah, seperti telepon digital,
microwave oven, televisi, mesin cuci, sistem keamanan rumah, PDA, dll.
Mikrokontroler dapat digunakan untuk berbagai aplikasi misalnya untuk
pengendalian, otomasi industri, telekomunikasi, dan lain-lain. Keuntungan
menggunakan mikrokontroler yaitu harganya murah, dapat diprogram berulang
kali, dan dapat diprogram sesuai dengan keinginan peneliti. Saat ini keluarga
mikrokontroler yang ada dipasaran yaitu Intel 8048 dan 8051(MCS 51), Motorola
68HC11, Microchip PIC, Hitachi H8, dan Atmel AVR.
Salah satu mikrokontroler yang banyak digunakan saat ini yaitu
mikrokontroler AVR, AVR adalah mikrokontroler RISC (Reduce Instruction Set
Compute) 8 bit berdasarkan arsitektur Harvard, yang dibuat oleh Atmel pada
tahun 1996. AVR mempunyai kepanjangan Advanced Versatile RISC atau Alf and
Vegard’s Risc proessor yang berasal dari nama dua mahasiswa Norwegia Institute
of Technology (NTH), yaitu alf-Egil Bogen dan Vegard Wollan.
AVR memiliki keunggulan dibandingkan dengan mikrokontroler lain,
keunggulan mikrokontroler AVR yaitu AVR memiliki kecepatan eksekusi
program yang lebih cepat karena sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1
siklus clock, lebih cepat dibandingkan dengan mikrokontroler MCS51 yang
memiliki

arsitektur

CISC

(Complex

Intruction

Set

Compute)

dimana

mikrokontroler MCS51 membutuhkan 12 siklus clock untuk mengeksekusi 1
intruksi. Selain itu, mikrokontroler AVR memiliki fitur yang lemgkap (ADC
Internal, EEPROM Internal, Timer/Counter, Watchdog Timer, PWM, Port I/O,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Komunikasi Serial, Komparator, I2C, dll), sehingga dengan fasilitas yang lengkap
ini, programmer dan desainer dapat menggunakannya untuk berbagai aplikasi
sistem elektronika seperti robot, otomasi industri, peralatan telekomunikasi, dan
berbagai keperluan lain. Secara umum mikrokontroler AVR dapat dikelompokkan
menjadi 3 kelompok, yaitu TinyAVR, AVR, dan MegaAVR.
Tabel 2.1 Perbedaan Seri AVR Berdasarkan Jumlah Memori
Microcontroller AVR
Memori (byte)
Jenis
Paket IC
Flash
EEPROM
SRAM
TinyAVR
8-32 Pin
1-2K
64-128
0-128
AVR (classic AVR)
20-44 Pin
1-8K
128-512
0-1K
MegaAVR
32-64 Pin
8-128K
512-4K
512-4K
( Sumber : http://green-elektronik.blogspot.com/2010/07/mikrokontroler-danmikroprosesor.html )
Pemrograman mikrokontroler AVR dapat menggunakan low level
language (assembly) dan high level language (C, Basic, Pascal, Java, dll)
tergantung compiler yang digunakan. Bahasa Assembler mikrokontroler AVR
memiliki kesamaan intruksi, sehingga jika pemrograman satu jenis mikrokontroler
AVR sudah dikuasai, maka akan dengan mudah menguasai pemrograman
keseluruhan mikrokontroler jenis AVR, namun bahasa assembler relative lebih
sulit dipelajari daripada bahasa C, untuk pembuatan suatu proyek yang besar akan
memakan waktu yang lama, serta penulisan programnya akan panjang. Sedangkan
Bahasa C memiliki keunggulan dibanding bahasa assemble