METODE PERENCANAAN PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN ENAM LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SALATIGA DENGAN PRINSIP DAKTILITAS PENUH.

BAB IV
METODE PERENCANAAN

A. Data Perencanaan
1. Data daerah gempa
Gedung perpustakaan enam lantai dengan basement dibangun di wilayah
gempa dua direncanakan dengan daktail penuh dan berdiri di atas tanah sedang.

2. Data struktur
Gedung terdiri dari enam lantai dan atap terbuat dari kerangka baja,
ditambah adanya basement dan berfungsi sebagai perpustakaan.
a). Gedung perpustakaan bertingkat enam dengan satu lantai basement.
b). Bangunan dirancang simetris, denah bangunan dan portal dapat dilihat pada
lampiran.
c). Dimensi awal balok dan kolom terdiri dari :
1). Dimensi balok sloof 40/60 cm.
2). Dimensi balok (lantai 1, 2, 3, 4, 5 dan 3) 40/60 cm.
3). Dimensi balok anak 30/40 cm.
4). Dimensi kolom struktur 60/60 dan 70/70 cm.
5). Dimensi kolom non struktur 15/15 cm.
Dimensi balok dan kolom di atas sebagai data awal untuk perencanaan dan

dapat berubah sesuai dengan perhitungan dimensi yang paling optimal.
d). Data tanah tanah wilayah Salatisa yang tanahnya termasuk tanah keras.
e). Menggunakan lift dan tangga darurat bertipe U dengan bordes terletak di
tengah tinggi tangga.
f). Berat volume beton 24 kN/m3.
g). Struktur beton direncanakan dengan daktilitas penuh atau daktilitas tingkat III.
h). Mutu beton fc’= 30 MPa dan mutu baja tulangan fy = 390 MPa, tulangan
begel fy = 240 MPa.

48

49

i).

Luas bangunan total ± 2310 m2 dari yang terdiri dari :
1). Luas basement 330 m2.
2). Luas lantai satu 330 m2.
3). Luas lantai dua 330 m2.
4). Luas lantai tiga 330 m2.

5). Luas lantai empat 330 m2
6). Luas lantai lima 330 m2
7). Luas lantai enam 330 m2

j).

Lokasi bangunan di kota Salatiga (wilayah gempa 2).

3. Peraturan-peraturan
Peraturan-peraturan yang digunakan untuk perhitungan struktur yaitu
peraturan-peraturan yang secara umum digunakan di Indonesia, antara lain :
a) Kode Baru Perhitungan Beban Gempa Untuk Gedung (2002)
b) Tatacara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung,
c) SK SNI T-15-1991-03.
d) Peraturan Pembebanan Indonesia (1987).
e) Peraturan Beton Bertulang Indonesia (1971).
f) Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (1987).
B. Alat Perencanaan
Pada perencanaan ini digunakan alat bantu komputer dengan beberapa
paket program, untuk mempercepat proses hitungan. Paket program yang

digunakan meliputi hitungan untuk menganalisa gaya dalam yang dihasilkan dan
beberapa program untuk penulangan balok dan kolom. Berikut ini dijelaskan
tentang macam alat bantu yang dipakai pada perencanaan ini.
1). Program “SAP 2000” versi 7 non linier
Program SAP 2000 pada perhitungan portal digunakan untuk menghitung
besarnya momen-momen, gaya aksial dan gaya geser yang terjadi pada masingmasing batang portal yang ditinjau.
2). Hitungan beton
Program perhitungan beton ini menggunakan program EXCEL, yang
terdiri dari :

50

a). Program “BALOK” digunakan untuk menghitung tulangan memanjang balok,
momen tersedia balok dan gaya geser/begel balok.
b). Program “KOLOM” digunakan untuk menghitung tulangan memanjang
kolom, momen dan gaya normal tersedia kolom dan gaya geser/begel kolom.
3). Program “VISIO 2002”
Program VISIO 2002 tersebut digunakan untuk penggambaran denah dan
penggambaran portal.
4). Diagram interaksi kolom (Suprayogi, 1991).

Diagram interaksi kolom digunakan untuk menentukan jumlah tulangan
yang harus dipasang pada kolom, agar kolom mampu menahan beban-beban yang
bekerja padanya. Selain itu, diagram interaksi ini dapat pula dipakai untuk
menentukan dimensi kolom. Kolom yang dihitung dengan menggunakan diagram
diagram interaksi dari suprayogi ini berupa kolom segiempat dengan luas tulangan
tarik sama dengan luas tulangan tekan.

C. Tahap Pelaksanaan
Perencanaan ini dilaksanakan dengan merencanakan dimensi balok dan
kolom sekaligus menghitung tulangan struktur balok dan kolom utama pada portal
akibat beban pada gedung bertingkat.
Agar diperoleh perencanaan tulangan struktur yang baik, maka setiap
perhitungan dilaksanakan secara berurutan sebagai berikut :
a). Merencanakan denah dan bentuk portal.
b). Menentukan besar beban perlu yang bekerja pada struktur pada portal.
c). Menghitung jumlah tulangan yang digunakan.
Pada perencanaan ini agar lebih jelas, maka harus dilaksanakan dengan urutan
pada Gambar IV.1.

51


Mulai

Denah
Perencanaan Plat
Asumsi dimensi awal :
Balok
Kolom
Pondasi
Pembebanan

Beban Mati

Beban Hidup

Beban Gempa

Analisis Struktur

Tidak


Tidak

Penentuan Beban Kombinasi

Kontrol
Kecukupan
Dimensi Kolom ?

Kontrol
Kecukupan
Dimensi Balok ?

Hitung Tulangan Kolom

Hitung Tulangan Balok

Cek Pondasi

Hitungan Tulangan

Pondasi

Selesai
Gambar IV.1. Bagan alir pelaksanaan perhitungan

Tidak

Dokumen yang terkait

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI (1 BASEMENT) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PENUH DI Perencanaan Gedung Sekolah 4 Lantai (1 Basement) Dengan Prinsip Daktail Penuh Di Daerah Sukoharjo.

0 1 32

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI(1 BASEMENT) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PENUH Perencanaan Gedung Sekolah 4 Lantai (1 Basement) Dengan Prinsip Daktail Penuh Di Daerah Sukoharjo.

2 5 32

PERENCANAAN GEDUNG PERKULIAHAN EMPAT LANTAI SATU BASEMENT DI SURAKARTA Perencanaan Gedung Perkuliahan Empat Lantai Satu Basement Di Surakarta Dengan Prinsip Daktail Parsial.

0 0 25

PERENCANAAN GEDUNG PERKULIAHAN 4 LANTAI (+ 1 BASEMENT) DENGAN PRINSIP ELASTIK PENUH.

0 3 4

PERENCANAAN GEDUNG SWALAYAN EMPAT LANTAI DENGAN BASEMENT DI SUKOHARJO DENGAN PRINSIP DAKTAIL PENUH.

0 0 3

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI (+1 BASEMENT) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PENUH PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI (+1 BASEMENT) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PENUH DI SURAKARTA.

0 1 24

PERENCANAAN GEDUNG SWALAYAN 4 LANTAI 1 BASEMENT DI YOGYAKARTA PERENCANAAN GEDUNG SWALAYAN 4 LANTAI 1 BASEMENT DI YOGYAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PENUH.

0 2 4

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN ENAM LANTAIDAN SATU BASEMENT DI SALATIGA DENGAN PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN ENAM LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SALATIGA DENGAN PRINSIP DAKTILITAS PENUH.

0 1 21

PERENCANAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN EMPAT LANTAI DENGAN SATU BASEMENT PERENCANAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN EMPAT LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI YOGYAKARTA (Menggunakan Prinsip Daktilitas Tingkat 3).

0 0 20

PENDAHULUAN PERENCANAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN EMPAT LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI YOGYAKARTA (Menggunakan Prinsip Daktilitas Tingkat 3).

0 0 4