PENGARUH KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG .T.A. 2017/2018 - Raden Intan Repository

PENGARUH KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK ASSERTIVE

  TRAINING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG .T.A. 2017/2018 Skripsi

  Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  Dalam Ilmu Bimbingan dan Konseling Islam

  Oleh YULIDA 1211080127 Jurusan : Bimbingan dan Konseling Islam

  FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1440 H / 2018 M

PENGARUH KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK ASSERTIVE

  TRAINING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG .T.A. 2017/2018 Skripsi

  Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  Dalam Ilmu Bimbingan dan Konseling Islam

  Oleh YULIDA 1211080127 Jurusan : Bimbingan dan Konseling Islam Pembimbing I : Dr. Oki Dermawan,M.Pd Pembimbing II : Nova Erlina, S,IQ.,M.Ed

  FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1440 H / 2018 M

  

ABSTRAK

PENGARUH KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK ASSERTIVE

TRAINING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR

PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP NEGERI 4

BANDAR LAMPUNG .T.A. 2017/2018

Oleh :

  

Yulida

1211080127

  Permasalahan dalam penerapan disiplin belajar sering dialami peserta didik. Hal inilah yang menjadi faktor terbesar dalam menghambat proses belajar mengajar .

  

Disiplin belajar merupakan ketaatan/kepatuhan yang mengharuskan peserta didik mengikuti

aturan yang berlaku di dalam belajar namun Pada penerapannya di SMPN 4 Bandar

  Lampung terdapat perilaku peserta didik yang terlihat tidak disiplin dalam belajar antara lain tidak mengikuti beberapa mata pelajaran dengan alasan-alasan tertentu, malas mencatat, terlambat masuk kelas, tidak memperhatikan penjelasan guru, dan membuat gaduh di kelas dan lain sebagainya. Beranjak dari masalah di atas dirasa perlu adanya teknik khusus dalam mencoba mengurangi disiplin belajar peserta didik, oleh karena itu peneliti mengambil teknik latihan asertif dikarenakan Assertive merupakan salah satu teknik pendekatan behavior, yang dapat dilakukan

  training

  untuk mengubah tingkah laku menjadi tingkah laku baru yang lebih baik, selain itu

  

Assertive training juga dapat digunakan untuk membantu individu yang mengalami

  kesulitan dalam mengekspresikan perasaan, dapat bersikap jujur, jelas dan terbuka tetapi tanpa merugikan, melukai, serta menyinggung perasaan orang lain.

  Jenis penelitian ini adalah Pre-eksperimental designs dengan desain penelitian

  

One-group pretest-posttest design. Sample penelitian ini adalah peserta didik kelas

  VII SMPN 4 Bandar Lampung yang dikategorikan memiliki disiplin belajar yang rendah . Kemudian didapatkan 22 sampel, dengan 22 peserta didik yang memiliki disiplin belajar yang rendah, kemudian pengambilan sampel dilakukan dengan teknik untuk menangani disiplin belajar peserta didik. Kemudian di

  Random Sampling lalukan pengujian menggunakan uji t-Paired Sample T Test.

  Hasil Penelitian menunjukkan bahwa t adalah 13.273 kemudian t hitung dibandingkan dengan t tabel dengan ketentuan t hitung > t tabel (13.273 > 1.717), kmudian didapati nilai sig 0,00 < α= 0.05 yang artinya Ha diterima Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar peserta didik kelas VII SMPN 4 Bandar Lampung mengalami perubahan secara signifikan setelah diberikan konseling kelompok dengan teknik Assertive Training.

  Kata kunci : Latihan Assertive training, Disiplin Belajar

  

PERSEMBAHAN

  Kupersembahkan skripsi ini kepada : 1.

  Kedua orang tua tercinta, ayahandaku Pahruddin dan Ibundaku Roswani yang mencintaiku dengan sempurna, tiada hentinya selalu mendo’akanku, dan membesarkanku serta pengorbanannya yang besar dan penuh keikhlasan untuk keberhasilanku sehingga aku bias seperti ini.

  2. Untuk suamiku tercinta Ihsan dan keluarga kecil ku putra ku, Putra Pramudya Alfariq yang selalu menyemangati ku memberikan motivasi dan dukungan serta do’a mu untuk ku

  3. Untuk abang ku Farizal S,Thi, Jumadi, zarkoni, dan kakak ku Dahlia, juga abang ku Helmiyadi sebagai penyemangatku;

  4. Kepada Almamaterku Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung

RIWAYAT HIDUP

  Yulida lahir di Dusun Puramekar Desa Bungin II Kecamatan Gedung Surian Kab Lampung Barat tanggal 11 oktober 1993.Anak keenam dari Enam bersaudara, buah cinta kasih dari bapak Pahruddin dan Ibu Roswani. Peneliti menempuh pendidikan formal di SD N 1 Puramekar tahun 2000.Sampai dengan tahun 2006, kemudian melanjutkan ke SMP N 1 Gedung Surian tahun 2006 dan lulus tahun 2009, kemudian peneliti melanjutkan jenjang pendidikan di SMA N 1 Kebun Tebu dari tahun 2009 dan lulus pada tahun 2012, Selama menempuh pendidikan di SMA N 1 peneliti mengikuti ekstrakulikuler Pramuka.

  Pada tahun 2012, peneliti terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan program Bimbingan dan Konseling melalui jalur seleksi penerimaan mahasiswa baru perguruan islam negeri (SPMB-PTAIN) Raden Intan Lampung tahun ajaran 2012/2013. Selama menjadi mahasiswa UIN Raden Intan Lampung.

  

KATA PENGANTAR

Bismillahhirrohmanirrohim.

  Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat, dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana, (S.Pd) dalam bidang ilmu Bimbingan Konseling

  , yang berjudul “Pengaruh Konseling Kelompok Dengan Teknik Assertive Training

  SMP N 1 Bandar Lampung” Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi besar

  Muhammad SAW. Kepada parasahabat, keluarga, dan pengikutnya yang taat pada ajaran agamanya hingga akhir zaman.

  Peneliti menyadari, dalam penyelesaian skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan baik dalam ilmu pengetahuan, kata-kata mau pun dalam penulisannya, namun atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga kesulitan dapat terselesaikan. Melalui skripsi ini penulis akan menyampaikan ucapan terimakasih kepada: 1.

  Bapak Prof Dr. Chairul Anwar, M.Pd, Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung ;

  2. Bapak Andi Thahir, MA.Ed.D, selaku ketua jurusan Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam UIN Raden Intan Lampung yang telah memberikan kemudahan dalam menyusun skripsi ini;

  3. Bapak Dr. Oki Dermawan, M.Pd selaku sekretaris jurusan Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam UIN Raden Intan Lampung yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, dan selaku pembimbing 1 yang telah senantiasa memberikan masukan dan membimbing serta memberikan arahan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini dengan baik;

  4. Ibu Nova Erlina, S,IQ.,M.Ed, selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai yang diharapkan; 5. Bapak dan Ibu dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden

  Intan Lampung, terimakasih banyak telah memberikan ilmunya selama perkuliahan;

  6. Bapak Sarijan S.Pd selaku kepala sekolah SMP N 4 Bandar Lampung yang telah membantu dan memberikan izin kepada peneliti di sekolah yang beliau pimpin;

  7. Ibu Dra Magdalena, selaku Guru Bimbingan dan Konseling yang telah mendampingi serta memberikan informasi sehingga kebutuhan data yang diperlukan dapat terpenuhi; 8. Sahabat sahabat terbaik dalam mengejar impian, Indah Purwati, Fitri,Novi, Puti, ayu, Devi. Terimakasih untuk kebersamaan yang penuh dengan berjuta cerita

9. Semua pihak yang telah turut serta membantu menyelesaikan skripsi ini.

  Peneliti menyadari penelitian ini masih banyak kekurangan dalam penulisan.Oleh sebab itu kepada para pembaca kiranya dapat memberikan masukan dan saran yang sifatnya membangun. Akhirnya dengan iringan ucapan terimakasih peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT. Semoga jerih payah semua pihak bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi pembaca umumnya.Amiin

  Bandar Lampung 2018

YULIDA NPM.1211080127

  DAFTAR ISI

  Halaman

  

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... I

ABSTRAK .................................................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iv

MOTTO ...................................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ....................................................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xv

  BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 9 C. Batasan Makalah ..................................................................................... 10 D. Rumusan Masalah ................................................................................... 10 E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 10 F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 10 G. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 11 BAB II . LANDASAN TEORI A. Teknik Assertive Training ..................................................................... 14 1. Pengertian Assertive Training ........................................................ 14 2. Dasar-dasar Teori Assertive Training ............................................ 14 3. Perilaku Assertive Training ........................................................... 15 4. Tujuan Latihan Assertive Training ................................................ 19 5. Prosedur Atau Tahapan Latihan Assertive Training ..................... 20 B. Disiplin Belajar ..................................................................................... 24 1. Pengertian Disiplin Belajar ............................................................ 24 2. Dasar Dan Tujuan Kedisiplinan Belajar ....................................... 26 3. Kriteria Peserta Didik Disiplin Belajar .......................................... 29 4. Indikator Disiplin Belajar .............................................................. 32 C. Kerangka Berfikir .................................................................................. 33 D. ...................................................................... 34 Penelitian Yang Relevan, E. .............................................................................................. 36 Hipotesis, BAB III. METODE PENELITIAN

  A.

  Jenis Penelitian ...................................................................................... 38 B. Desain Penelitian ................................................................................... 39 C. Variabel Penelitian ................................................................................. 40 D.

  Difinisi Operasional ............................................................................... 41 E. Populasi Dan Sampel ............................................................................. 43 F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 44 G.

  Pengembangan Instrumen Penelitian ..................................................... 48 H. Teknik Pengelolaan Data Dan Analisis Data ......................................... 51

  BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 53 1. Gambaran Umum Disiplin Belajar Peserta Didik .......................... 53 2. Pelaksanaan Konseling Kelompok dengan Teknik Assertive Training Dalam Meningkatkan Disiplin Belajar ........................... 56 3. Persyaratan Melakukan Uji-t Paired Sample T-Test ...................... 64 4. Hasil Uji Pengaruh Konselng kelompok Dengan Teknik Assertive Training Dalam Meningkatkan Disiplin Belajar Peserta Didik Kelas VII SMPN 4 Bandar lampung ....................................................... 68 B. Pembahasan ........................................................................................... 70 C. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 71 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ................................................................................................ 75 B.

  saran ....................................................................................................... 76 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Tabel Halaman 1.

  Data Peserta Didik Yang Memiliki Disiplin Belajar Rendah T.P 2017/2018 ...... 8 2. Langkah-Lagkah Strategi Asertif ........................................................................ 22 3. Difinisi Operasional ........................................................................................... 41 4. Jumlah Populasi Penelitian ................................................................................... 43 5. Alternative Jawaban ............................................................................................. 45 6. Kriteria Disiplin Belajar ......................................................................................... 47 7. Kisi-Kisi Angket Disiplin Belajar ............................................................................ 49 8. Hasil Pretest Disiplin Belajar Peserta Didik ........................................................ 55 9. Hasil Posttest Disiplin Belajar Peserta Didik....................................................... 62 10.

  Deskripsi Data Pretest, Posttest, Score Peningkatan ........................................... 62 11. Hasil Uji Normalitas ............................................................................................ 67 12. Hasil Uji T Paired Samples T-Test ...................................................................... 69

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar Halaman 1.

  Kerangka Pemikiran ........................................................................................... 35 2. Pola One Group Pretest-Posttest Design ........................................................... 40 3. Grafik Hasil Pretest, Posttest ................................................................................. 67 4. Grafik Normalitas ................................................................................................. 67

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah bagian integral dari pembangunan dan kehidupan bangsa

  dan negara. Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 tentang Sisdiknas menyatakan: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta perasadan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan utuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertawa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (pasal 3 UU RI No

  1

  20/2003) Dalam mencapai tujuan pendidikan tersebut, setiap peserta didik harus mempunyai sikap dan perilaku yang dapat menunjang keberhasilan masa depan.

  Salah satu sikap yang harus dikembangkan pada diri peserta didik yaitu sikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di rumah.

  Disiplin adalah suatu perilaku yang harus dilakukan oleh semua orang dalam mentaati peraturan atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, sekolah

  2 maupun negara. 1 Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 Pasal 3 (Jakarta, 2003) H.7 2 Slameto. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. 2010

  H.42

  Istilah disiplin sudah sering terdengar di telinga semua individu dan banyak sekali macam-macam disiplin antara lain disiplin lalu lintas, disiplin mentaati tata tertib sekolah, disiplin bekerja, dan disiplin belajar. Dalam penelitian yang akan peneliti tulis hanya berfokus pada disiplin belajar.

  Sikap disiplin berkaitan dengan belajar seseorang, seseorang yang memiliki disiplin yang tinggi, maka hasil belajarnya akan mencapai nilai ketuntasan minimal.

  Selain itu, dengan disiplin yang tinggi, seseorang akan teratur dan terjadwal, dan dengan disiplin yang tinggi seseorang akan mencapai keberhasilannya dalam menggapai cita-cita.

  Namun dilain sisi kedisiplinan adalah persoalan penting dalam proses belajar- mengajar di sekolah. Tanpa kedisiplinan, peserta didik tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik sehingga ditemukan pelanggaran-pelanggaran yang mengganggu aktivitas belajar mengajar.

  Permasalahan dalam penerapan disiplin belajar sering dialami peserta didik. Hal inilah yang menghambat peserta didik untuk menerapkan disiplin belajar. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di SMPN 4 Bandar Lampung terdapat perilaku peserta didik yang terlihat mengenai disiplin belajar antara lain tidak mengikuti beberapa mata pelajaran dengan alasan-alasan tertentu, malas mencatat, terlambat masuk kelas, tidak memperhatikan penjelasan guru, dan membuat gaduh di kelas

  Selain beberapa hal diatas, beberapa faktor penyebab peserta didik tidak disiplin belajar dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu dorongan dari dalam diri peserta didik seperti pengetahuan, kesadaran, ketaatan, keinginan berprestasi, dan latihan berdisiplin. Adapun dorongan dari luar peserta didik (ekstern) mencakup lingkungan, alat pendidikan, teman, saudara, kebiasaan dan pembinaan dari rumah,

  3 sarana yang menunjang, pengawasan, hukuman, nasihat, dan sebagainya.

  Disiplin yang berasal dari dalam atau diri sendiri timbul disebabkan oleh kemauan sendiri dalam mematuhi ketentuan yang berlaku. Peserta didik diharapkan mampu melaksanakan ketentuan dan peraturan yang berlaku tanpa harus menunggu perintah dan teguran. Disiplin yang terwujud berdasarkan kesadaran peserta didik dapat menumbuhkan suasana yang harmonis, karena didasari rasa saling percaya, sehingga terciptalah iklim yang sehat, rasa persaudaraan yang erat dan rasa tentram dalam melaksanakan tugas. Disiplin belajar dalam pribadi peserta didik akan memberikan dampak pada proses pembelajaran yang efektif, meningkatnya prestasi belajar, dan menunjukkan tugas perkembangan yang baik

  Menurut Erikson dalam berpendapat bahwa masa remaja adalah masa berkembangnya identity / identitas. Identitas adalah vocal point dari pengalaman remaja. Apabila remaja gagal dalam mengembangkan rasa identitasnya, maka remaja

3 Slameto.. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.,2010

  H.122 akan kehilangan arah dan akan menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu

  4 proses belajar.

  Dengan adanya hal tersebut, maka akan mempengaruhi disiplin belajar siswa antara lain siswa malas masuk sekolah, sering membolos, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.

  Bimbingan dan konseling adalah salah satu aspek dalam bidang pendidikan. Bimbingan konseling mempunyai beberapa layanan yang diimplementasikan dalam sekolah. Salah satu layanan dalam bimbingan dan konseling adalah konseling kelompok. konseling kelompok adalah salah satu layanan dalam bimbingan dan konseling yang mana dilakukan secara kelompok dengan proses diskusi, guna membahas masalah-masalah yang bersifat umum.

  Menurut Menurut Corey konseling kelompok adalah bantuan yang diberikan

  5 untuk membahas fokus khususnya masalah pendidikan, karir, pribadi dan sosial.

  Pelaksanaan layanan konseling kelompok dilaksanakan di luar jam pembelajaran supaya tidak mengganggu proses kegiatan belajar mengajar. Tujuan dari layanan konseling kelompok adalah untuk melatih siswa saling bertukar pendapat, dan melatih kerja sama.

  Untuk meningkatkan Kedisiplinan Peserta didik guru bimbingan konseling dapat menggunakan beberapa layanan konseling, salah satu layanan konseling yang 4 Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja

  Rosdakarya, 2006 H.71 5 Corey, Gerald. Theory and Practice of Group Counseling Eighth Edition. Canada.

  dapat digunakan yaitu layanan konseling kelompok. Penggunaan layanan konseling kelompok dapat membantu peserta didik yang kesulitan dalam mengungkapkan perasaannya, maka dengan berdiskusi peserta didik diharapkan dapat berlatih menggunakan pengetahuan dan gagasannya untuk menyampaikan pendapat, mempertahankan pandangannya, menyatakan setuju atau menolak pendapat orang lain dengan cara yang baik. Konseling kelompok di SMPN 4 Bandar Lampung yang sudah berjalan dilaksanakan oleh guru BK sesuai dengan struktural/tahap yang selama ini digunakan dalam Konseling kelompok yaitu tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan, dan tahap pengakhiran. Namun dalam tahap kegiatan tersebut cenderung masih berdiskusi biasa dan tidak menggunakan teknik ataupun strategi yang ada dalam pelaksanaan konseling kelompok. Sehingga pelaksanaan konseling kelompok tidak menghasilkan hasil yang maksimal dan khususnya untuk disiplin belajar masih belum efektif. Oleh karena itu peneliti menggunakan teknik

  

Assertive Training dalam penyelesaian masalah disiplin belajar peserta didik di

SMPN 4 Bandar Lampung.

  Assertive training adalah salah satu teknik pendekatan behavior, yang dapat dilakukan untuk mengubah tingkah laku menjadi tingkah laku baru yang lebih baik.

  Menurut Hartono dalam bukunya “bahwa Assertive training merupakan teknik yang sering kali digunakan oleh pengikut aliran behavioristik. Teknik ini sangat efektif jika dipakai untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan percaya diri, pengakuan diri, atau ketegasan 6 diri”. Sedangkan menurut Bromo, “Assertive training pada dasarnya merupakan suatu program belajar yang dirancang untuk mengembangkan 6 potensi manusia dalam hubungannya dengan orang lain. Assertive

  training merupakan salah satu teknik modifikasi perilaku yang telah 7 diklasifikasikan sebagai varian dari psikologi perilaku”.

  Menurut Corey, “penggunaan assertive training didasarkan pada asumsi bahwa banyak orang yang menderita atas perasaan cemas dalam berbagai situasi interpersonal. Assertive training merupakan sasaran dalam membantu individu mengembangkan cara-cara berhubungan yang lebih langsung dalam situasi-situasi 8 interpersonal”.

  Assertive training dapat digunakan untuk membantu individu yang mengalami

  kesulitan dalam mengekspresikan perasaan, dapat bersikap jujur, jelas dan terbuka tetapi tanpa merugikan, melukai, serta menyinggung perasaan orang lain. Dalam

  

assertive training peserta didik dapat menjelaskan dan menceritakan keinginannya

  secara jujur, jelas, dan terbuka namun tetap sesuai dengan norma-norma yang berlaku sehingga tidak merugikan orang lain/lingkungan disekitarnya.

  Perilaku asertif adalah ekspresi langsung, jujur dan pada tempatnya dari pikiran, perasaan, kebutuhan, atau hak-hak seseurang tanpa kecemasan yang beralasan. Perilaku asertif menurut Albert dan Emmons merupakan perilaku menegaskan diri (self-affirmative) yang positif yang mengusulkan kepuasan hidup pribadi dan meningkatkan kualitas hubungan dengan orang lain. Albert dan Emmons juga mengemukakan suatu definisi kerja perilaku asertif dengan menyatakan bahwa perilaku asertif memperkembangkan persamaan hak dalam hubungan manusia, 7 Mochamad Nursalim, Strategi dan Intervensi Konseling, Jakarta Barat, Akademi Permata,

  2013, H.141 8 Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi, Bandung, PT. Refika Aditama,

  memungkinkan kita untuk bertindak sesuai dengan kepentingan sendiri, untuk bertindak bebas tanpa cemas, untuk mengekspresikan perasaan dengan senang dan jujur, untuk menggunakan hak pribadi tanpa mengabaikan hak atau kepentingan 9 orang lain.

  Kemudian dari hasil Pra-Penelitian dan penyebaran angket di SMPN 4 Bandar Lampung. Terdapat beberapa peserta didik yang teindikasi memiliki disiplin dalam belajar yang rendah. Berikut ini peneliti paparkan hasil pra-penelitian yang peneliti lakukan di SMPN 4 Bandar Lampung.

  

Tabel 1

Data Peserta Didik yang Memiliki Disiplin Belajar Rendah TP.2018/2019

Di SMPN 4 Bandar Lampung

No. Rentang Jumlah Frekuensi Keterangan

  Skor

  1. 129 34 31,5 Sangat Tinggi

  • – 160 2.

  97

  52 48,2 Tinggi

  • – 128 3.

  65

  22 20,3 Rendah

  • – 96 4.

32 Sangat Rendah

  • – 64

  Jumlah 108 100 % Dari tabel di atas terdapat 22 peserta didik atau 20,3 % yang memiliki disiplin belajar yang rendah, rendahnya disiplin belajar yang dilakukan peserta didik tersebut juga telah membawa dampak terhadap prestasi belajarnya. Rendahnya prestasi belajar peserta didik tersebut menurut beberapa guru mata pelajaran terjadi 9 Nursalim, Mochamad, Strategi dan Intervensi Konseling,Jakarta, Indeks Akademia karena peserta didik tersebut tidak menguasai materi pelajaran yang disampaikan dan juga tidak memiliki catatan lengkap terkait mata pelajaran yang dipelajarinya. Selain itu, sering kali karena membolos peserta didik tersebut juga tidak mengumpulkan tugas dan tidak mengikuti ulangan harian.

  Melihat banyaknya dampak negatif yang muncul dari tidak disiplinnya peserta didik tentunya hal tersebut tidak boleh dibiarkan. Perilaku tersebut juga tergolong perilaku yang tidak adaptif sehingga harus ditangani secara serius.

  Melihat permasalahan tersebut, maka perlu adanya langkah guna mengentaskan masalah ini. Melalui konseling kelompok dengan teknik Assertive yang akan peneliti lakukan di SMPN 4 Bandar Lampung , diharapkan

  Training peserta didik mampu meningkatkan disiplin dalam belajar untuk kedepannya.

  Berdasarkan latar belakang tersebut diatas yang sangat menarik untuk diteliti, maka peneliti akan melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Konseling Kelompok Dengan Teknik Assertive Training Dalam Meningkatkan Disiplin Belajar Peserta Didik Kelas VII SMPN 4 Bandar Lampung.T.A. 2018/2019 ”.

B. Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, beberapa masalah terkait disiplin belajar peserta didik yang dapat di identifikasi adalah sebagai berikut: 1.

  11 peserta didik Tidak mematuhi perintah guru

  2.

  6 peserta didik yang Membuat onar di kelas (Mengganggu temannya belajar) 3. 20 peserta didik yang tidak tepat waktu dalam belajar (mencakup datang dan pulang)

  4.

22 Peserta didik yang sering mencontek ketika ujian berlangsung 5.

  9 peserta didik yang sering kedapatan meninggalkan kelas sewaktu proses pembelajaran berlangsung

  C. Pembatasan Masalah

  Agar penelitian ini tidak terlalu luas cakupannya, berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka dalam penelitian ini akan dibatasi masalahnya yaitu Assertive Training untuk meningkatkan disiplin belajar peserta didik.

  D. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut “Apakah Teknik Assertive Training Berpengaruh Dalam Meningkatkan Disiplin Belajar Peserta didik Kelas VII SMPN 4 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2018/2019 ?

  E. Tujuan Penelitian

  Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetaui apakah teknik Assertive Training Berpengaruh Dalam Meningkatkan Disiplin Belajar Peserta didik Kelas VII SMPN 4 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2018/2019.

  F. Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat Teoritis Manfaat teoritis penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pembuktian tentang berpengaruh atau tidaknya konseling kelompok dengan menggunakan teknik Assertive Training untuk Meningkatkan Disiplin Belajar Peserta didik Kelas VII SMPN 4 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2017/2018.

2. Manfaat Praktis a.

  Bagi guru bimbingan dan konseling, dapat memberikan informasi dan menambah keterampilan guru pembimbing dalam melaksankan kegiatan bimbingan kelompok serta dapat membantu meningkatkan disiplin belajar peserta didik.

  b.

  Bagi peserta didik, dapat meningkatkan disiplin belajar serta dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan pada dirinya melalui konseling kelompok, sehingga dapat mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya secara Optimal. c.

  Bagi peneliti, dapat menerapkan ilmu yang telah diterapkan selama kuliah, dan menambah pengalaman dalam mengajar khususnya dalam bidang bimbingan konseling.

G. Ruang Lingkup Penelitian

  Dalam hal ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian ini agar penelitian ini lebih jelas dan tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan, diantaranya adalah: 1.

  Ruang lingkup ilmu Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu bimbingan dan konseling bidang belajar.

  2. Ruang lingkup objek Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan disiplin belajar penggunaan layanan konseling kelompok dengan teknik Assertive

  Training yang dilaksanakan di sekolah.

  3. Ruang lingkup subjek Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII SMPN 4 Bandar Lampung.

  4. Ruang lingkup wilayah dan waktu Ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini adalah SMPN 4 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2018/2019.

BAB II LANDASAN TEORI A. Teknik Assertive Training 1. Pengertian Assertive Training Assertive training adalah salah satu teknik pendekatan behavior, yang

  dapat dilakukan untuk mengubah tingkah laku menjadi tingkah laku baru yang lebih baik.

  Huston mengungkapkan bahwa “assertive training adalah suatu progran belajar untuk mengajar manusia mengekspresikan perasaan dan pikirannya secara jujur dan tidak membuat orang lain menjadi terancam”. Zastrow “ menyatakan bahwa, assertive training dirancang untuk membimbing manusia menyatakan, merasa, dan bertindak pada asumsi bahwa mereka memiliki hak untuk menjadi dirinya sendiri dan untuk mengekspresikan perasaan secara

  10 bebas”.

  Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa assertive

  training adalah melatih individu untuk dapat bertindak sesuai dengan keinginan mereka sendiri tetapi tanpa merugikan orang-orang/lingkungan disekitarnya.

2. Dasar Teori Assertive Training

  Assertive training didasarkan pada pendapat bahwa terdapat individu

  yang tidak dapat mengemukakan pendapat, bersikap jujur dan terbuka. Namun, tanpa merugikan orang lain. 10

  Menurut Bruno “teori assertive training didasarkan pada suatu asumsi bahwa banyak manusia menderita karena perasaan cemas, depresi, dan reaksi- reaksi ketidakbahagiaan yang lain karena tidak mampu untuk mempertahankan, 11 membela hak atau kepentingan pribadinya”.

  Kemudian menurut Alberti dan Emmons “penekanan assertive training adalah pada “keterampilan” dan penggunaan keterampilan tersebut dalam tindakan. Sedangkan menurut Redd dkk, latihan asertif direkomendasikan untuk individu yang mengalami kecemasan interpersonal, tidak mampu menolak 12 tindakan orang lain, dan memiliki kesulitan berkomunikasi dengan orang lain”.

  Sedangkan Joyce dan Weil mengemukakan bahwa Assertive training menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut:”(1) latihan asertif menerapkan asumsi pendekatan perilaku yang dipelajari dan disubsitusikan kedalam pola perilaku tertentu; (2) bahwa tindakan individu berfungsi sebagai basis konsep dirinya; dan (3) latihan asertif menyatakan tidak langsung prinsip umum, suatu 13 filosofi hubungan antar manusia”.

  Berdasarkan pendapat perilaku asertif tersebut disarankan kepada individu yang memiliki perasaan cemas karena tidak dapat mengungkapkan perasaan secara jujur dan terbuka. Dengan Assertive training dapat membantu peserta didik yang sulit berperilaku asertif. Individu yang tidak memiliki perilaku asertif cenderung memiliki perilaku agresif dan pasif, sehingga diperlukan pemahaman kepada peserta didik mengenai perilaku asertif, agresif, dan pasif.

  Matheson menemukan “beberapa laporan penelitian yang membuktikan bahwa latihan asertif dapat meningkatkan perilaku asertif, meningkatkan pemahaman individu tentang pe rilaku asertif, dan pasir”. Sedangkan menurut Rimm dan Masters menyatakan bahwa “meskipun latar belakang

  11 12 Ibid, h.141. 13 Ibid, h.141-142. budaya dapat menentukan tingkat perilaku asertif yang diperlukan, namun 14 asertif training dapat diberikan dan efektif untuk semua jenis populasi”.

  Dengan assertive training peserta didik atau individu dapat membedakan perilaku pasif, agresif, dan asertif. Sehingga diharapkan peserta didik dapat berperilaku asertif setelah dapat membedakan perilaku-perilaku tersebut.

  

Assertive training dapat dilakukan kepada semua individu tanpa melihat latar

belakang budaya.

  Senada dengan pendapat tersebut “Zane, Sue, dan Kwon dalam penelitiannya mengatakan bahwa asertif orang-orang Asia-Amerika (atas dasar perbedaaan budaya), dengan suatu analisis belajar sosial terdapat perbedaan perilaku asertif antara warga keturunan Asia dan warga kulit putih. Dijelaskan bahwa perbedaan tersebut lebih bersifat spesifik situasional, dengan derajat perbedaan yang paling tinggi ditemukan hubungannya dengan orang asing. Dibanding dengan warga kulit putih, keturunan Asia lebih cenderung mengalami kecemasan dan perasaan bersalah lebih besar, tanpa memperhatikan apakah mereka asertif atau 15 tidak”.

  Berdasarkan pendapat tersebut, setiap individu yang memiliki latar belakang budaya atau bangsa yang berbeda memiliki perbedaan perilaku asertif, namun perilaku asertif dapat dibentuk dan cocok untuk semua latar belakang dan jenis individu.

  14 15 Ibid, h.142.

3. Perilaku Asertif Assertive training dapat menghasilkan perilaku asertif pada diri individu.

  Dalam perilaku asertif individu dapat meningkatkan kualitas hubungan dengan orang lain dengan cara berkomunikasi, individu dapat mengekspresikan perasaan dengan senang tanpa merasa cemas dan tetap menghormati peraturan dan norma- norma yang berlaku.

  Perilaku asertif menuru t Alberti dan Emmons, “adalah perilaku menegaskan diri (self-affairmative) yang positif yang mengusulkan kepuasan hidup pribadi dan meningkatkan kualitas hubungan dengan orang lain. Alberti dan Emmons menyatakan suatu makna kerja perilaku asertif memperkembangkan perasamaan hak dalam relasi manusia, memungkinkan kita untuk bertindak sesuai dengan kepentingan sendiri, untuk bertindak bebas tanpa merasa cemas, untuk mengekspresikan perasaan dengan senang dan jujur, untuk menggunakan hak pribadi tanpa 16 mengabaikan hak atau kepentingan orang lain”.

  Dengan memiliki perilaku asertif individu akan menghargai hak dirinya maupun hak orang lain. Dengan perilaku asertif hubungan antara individu satu dengan yang lain akan lebih baik, karena individu akan melakukan apa yang diinginkannya namun tetap memperhatikan kebutuhan/kepentingan orang lain, sehingga orang lain tersebut akan merasa dihargai.

  Perilaku asertif adalah latihan untuk menegaskan diri supaya dapat bertindak sesuai dengan keinginannya tanpa merugikan hak orang lain. Hal ini selaras dengan pendapat Alberti dan Emmons yang mengemukakan sepuluh kunci perilaku asertif yaitu:”(1) dapat mengekspresikan diri secara penuh; (2) sangat memberikan respek pada kepentingan orang lain; (3) langsung dan tegas; (4) jujur; (5) menempatkan orang lain secara setara dalam suatu hubungan; (6) verbal, mengandung isi pesan (perasaan, fakta, pendapat, permintaan 16 keterbatasan); (7) nonverbal, mengandung bentuk pesan (kontak mata, suara, postur, ekspresi wajah, gerak isyarat tubuh, jarak fisik, waktu, kelancaran bicara, mendengarkan); (8) layak bagi orang lain dan situasi, tidak universal; (9) dapay diterima secara sosial; dan (10) dipelajari, 17 bukan bakat yang diturunkan”.

  Dengan memiliki sepuluh kunci perilaku asertif peserta didik dapat mengemukakan pendapat secara jujur, jelas, terbuka namun tanpa merugikan perasaan orang lain. Hal ini dapat dilihat melalui kontak mata, ekspresi wajah, kelancaran bicara.

  Menurut Khan “perilaku asertif merupakan perasaan tentang kompetensi interpersonal dan kemampuan untuk mengekspresikan hak/kepentingan pribadi. Menurutnya orang yang tidak asertif dapat menjadi pasif atau agresif jika menghadapi tantangan. Kongruensi dari perasaan dan ekspresi dari kekuatan pribadi dianggap menggambarkan perilaku interpersonal 18 yang efektif”.

  Berasarkan pendapat Khan tersebut individu/peserta didik yang memilki perilaku asertif bukan merupakan individu yang menahan diri terhadap pendapat/keinginannya dan pemalu, tetapi orang yang dapat mengungkapkan perasaan tanpa bertindak agresif (melecehkan orang lain), dan tidak bertindak pasif (menghindari konflik dan cenderung mengalah).

  Perilaku asertif sangat berbeda dengan perilaku yang lain seperti agresif dan pasif. “Zastrow mengemukakan perbedaan bentuk dan ciri-ciri interaksi individu yang pasif, agresif dan asertif, sebagai berikut: 1. dalam perilaku pasif (non asertif), individu tampak ragu-ragu, berbicara dengan pelan, melihat kearah lain, menghindari isu, memberi persetujuan tanpa memperhatikan perasaan sendiri, tidak mengekspresikan pendapat, menilai dirinya lebih rendah dari pada orang lain, menyakiti diri sendiri untuk tidak menyakiti orang lain; 2. dalam perilaku agresif individu memberikan respon sebelum orang 17 lain berhenti berbicara, berbicara dengan keras, menghina dan kasar, 18 Ibid H 138.

  melotot/membelalak, bicara cepat, menyatakan pendapat dan perasaan dengan bernafsu, menilai dirinya lebih tinggi dari orang lain, dan menyakiti orang lain untuk tidak menyakiti diri sendiri; dan 3. dalam gaya perilaku asertif, individu menjawab dengan spontan, berbicara dengan nada dan volume yang layak, melihat kearah lawan bicara, berbicara pada isu, mengekspresikan pendapat dengan terbuka, melihat dirinya sama dengan orang lain, tidak menyakiti diri sendiri 19 maupun orang lain”.

  Berdasarkan pendapat tersebut perilaku asertif, agresif, dan pasif, sangat berbeda. Perilaku agresif cenderung akan merugikan orang lain karena perilaku agresif hanya mengutamakan kepentingan dirinya sendiri tanpa memikirkan perasaan orang lain, namun tanpa memikirkan kebutuhan/perasaan dirinya, sedangkan pada perilaku asertif individu dapat bersikap jujur, terbuka terhadap apa yang dirasakan dan diinginkannya namun tetap menghargai perasaan orang lain.

  Rich dan Schroeder merekomendasikan suatu definisi fungsional perilaku asertif dengan menyatakan bahwa “perilaku asertif adalah keterampilan untuk menemukan, mempertahankan dan meningkatkan penguat (reinforcement) dalam suatu interpersonal melalui suatu ekspresi tersebut mengandung resiko kehilangan penguat bahkan memberikan konsekuensi hukuman”. Senada dengan pendapat tersebut Lawrence mengembangkan definisi fungsional yang diajukan oleh Rich dan Schroeder tersebut dengan mengajukan suatu definisi operasional, yaitu “perilaku asertif merupakan keterampilan yang dipelajari untuk menyesuaikan perilaku seseorang dengan tuntutan situasi interpersonal guna menemukan, mempertahankan, dan meningkatkan penguat atau mengurangi resiko 20 memperoleh hukuman atau kehilangan penguat”.

  Berdasarkan pendapat tersebut perilaku asertif adalah kemampuan untuk mempertahankan, mengekspresikan perasaannya meskipun pernyataan/keputusan 19 20 Ibid H.139-140.

  tersebut akan mengancam dirinya, seperti menjadi tidak disukai orang lain karena menolak ajakan orang tersebut.

  Hal tersebut senada dengan pendapat Lazarus, mengajukan definisi operasional tentang perilaku asertif yang ia samakan dengan empat kemampuan interpersonal yaitu: “(1) kemampuan menyatakan tidak; (2) kemampuan membuat pernyataan/permintaan; (3) kemampuan mengekspresikan perasaan baik positif maupun negatif; dan (4) 21 kemampuan membuka dan mengakhiri percakapan”.

  Dengan memilki kemampuan-kemampuan tersebut, peserta didik dapat mengekspresikan yang diinginkannya, mengatakan tidak pada perilaku/ajakan yang tidak sesuai dengan keinginannya, mampu dalam berkomunikasi, namun tetap menghargai/menghormati pendapat orang lain.

4. Tujuan Assertive Training

  Dalam pelaksanaan assertive training terdapat tujuan yang dicapai oleh konselor dan klien. Adapun tujuan assertive training menurut Joyce dan Weil “assertive training adalah mengembangkan perasaan ekspresi yang baik yang positif maupun yang negatif, mengekspresikan perasaan- perasaan yang kontradiktif, dan mengembangkan perilaku atas dasar 22 prakarsa sendiri”.

  Berdasarkan pendapat tersebut assertive training membantu individu mengekspresikan perasaannya dan melakukan perilaku atas dasar keinginannya sendiri namun tetap berdasarkan ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan dan tetap menghormati perasaan orang lain disekitarnya.

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MENGGUNAKAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING PADA SISWA KELAS VII MTS NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

2 23 58

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK KONSELING REALITA UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PADA PESERTA DIDIK KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2018/2019 - Raden Intan Repository

0 0 140

PENGARUH METODE HYPNOTEACHING TERHADAP SIKAP BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 24 BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 1 204

PENGARUH PERFORMANCEASSESSMENT TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG PADA PRAKTIKUM MENGAMATI PREPARAT JADI DENGAN MENGGUNAKAN MIKROSKOP - Raden Intan Repository

0 0 116

PENGARUH MEDIA KOMIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI EKOSISTEM KELAS VII SMP DWI WARNA PANJANG BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 15

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM BERBASIS LINGKUNGAN TEMA FOTOSINTESIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 1 167

PERANAN GURU KELAS DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IV MI AL-MUHAJIRIN PANJANG BANDAR LAMPUNG T.A 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 0 106

EFEKTIVITAS LAYANAN INFORMASI DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA KOMIK DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK PADA PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMPN 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 2 138

PENGARUH KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 12 BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 1 131

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK SELF MANAGEMENT UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN BANDARA DI SMK PENERBANGAN RADEN INTAN BANDAR LAMPUNG.T.A. 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 0 126